BAB II TINJAUAN PUSTAKA Melalui studi kepustakaan, peneliti

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Melalui studi kepustakaan, peneliti mencari teori-teori yang relevan yang
dapat menjadi panduan dalam melakukan penelitian agar tercapai tujuan dari
penelitian ini.
2.1 Komunikasi Massa
Sebagai salah satu acara yang tayang di televisi (media massa), The Voice
Indonesia juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk komunikasi massa. Berikut
ini beberapa pengertian tentang apa yang dimaksud dengan komunikasi massa.
Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright,
dalam Liliweri. 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,
berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen,
dan menimbulkan efek tertentu.
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang (mass comunications is messages
communicated through a mass medium to a large number of people).
10
11
Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli
komunikasi yang lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Massa
communication is the tehnologically and institutionally based production dan
distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial
societies”. Komunukasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat industri (Rahmat, seperti yang dikutip Komala, dalam
Karlinah, dkk. 1999).
Dari
definisi
Gerbner
tergambar
bahwa
komunikasi
massa
itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut
disebarkan terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian,
mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat
dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga dan membutuhkan
suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh
masyarakat industri.4
Penyerapan pesan melalui media massa dilakukan secara berkala, tidak
bersifat temporer. Isi pesan yang disampaikan media massa dapat mencangkup
berbagai aspek kehidupan manusia, baik bersifat informatif, edukatif dan
4
Elvinaro Ardianto Lukiati Komala. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar . Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. 2005 hal 3
12
hiburan. Mayarakat akan membaca dan menikmati media massa jika media
massa memiliki unsur pokok, yaitu 5:
1. Novelty (Sesuatu yang baru)
Sesuatu yang “baru” merupakan unsur terpenting dalam suatu pesan
berita khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program televisi,
mendengarkan radio dan membaca surat kabar/majalah apabila isi pesannya di
pandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru akan belum diketahui.
2. Jarak (dekat atau jauh)
Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan sempat dipublikasikannya
peristiwa itu, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk
mengetahui hal – hal yang berhubungan langsung dengan kepentingan,
kehidupan dan lingkungan.
3. Popularitas
Peliputan tokoh penting, organisasi/kelompok, tempat dan waktu yang
paling penting dan terkenal akan menarik perhatian khalayak. Suatu
perampokan akan menjadi berita besar dan menarik perhatian khalayak bila
terjadi di rumah seorang mentri. Khalayak akan mencari berita perkembangan
mengenai kasus selebriti.
5
Sasa Djuarsa Sendjaja. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. 1999. Hal 169
13
4. Pertentangan
Hal–hal yang mengungkapkan pertentangan baik dalam bentuk kekerasan
ataupun menyangkut perbedaan pendapat dan nilai biasanya disukai khalayak.
Sebagai contoh perbedaan pendapat tentang perlunya pemilihan presiden
secara langsung akan lebih menarik perhatian banyak khalayak.
5. Humor
Manusia pada umumnya tertarik denagn hal–hal yang lucu, yang
menyenangkan oleh karena itu, bentuk-bentuk penyampaian pesan yang
bersifat humor disenangi khalayak.
6. Seks dan Keindahan
Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan,
sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal dan menarik perhatian
khalayak, maka media massa sering kali menonjolkan kedua unsur ini.
7. Emosi
Hal–hal yang berkaitan menyentuh kebutuhan dasar manusia, sering kali
menimbulkan
emosi
simpatik
khalayak,
kebutuhan
dasar
manusia
mencangkup kebutuhan fisik (sandang, pangan dan papan) rasa aman, sosial,
harga diri dan aktualitas diri. Peristiwa–peristiwa yang menyentuh kebutuhan
dasar tersebut akan menimbulkan emosi sekaligus simpati khalayak, seperti
bencana banjir, korban perang dan sebagainya.
14
8. Nostalgia
Pengertian nostalgia disini adalah menunjukan pada hal–hal yang
mengungkapkan pengalaman di masa lalu, misalnya orang orang yang lahir
1940-an akan menyukai lagu – lagu pada tahun 1960-an.
9. Humant interst
Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal
yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambar kehidupan orang ini dapat
dikemas dalam bentuk berita, feature, biografi dan berbagai bentuk secara
deskriptifnya.
Atraktivitas coach The Voice Indonesia memiliki beberapa unsur yang
disebutkan di atas, antara lain: novelty, popularitas, pertentangan, dan humor. Hal ini
berguna untuk menarik perhatian penonton.
2.2 Televisi Sebagai Media Massa
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa
bersifat politis bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan atau bahkan
gabungan dari ketiga unsur tersebut.6.
6
Kusnadi Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka cipta.1996. Hal 6
15
Para ahli sependapat bahwa yang termasuk media massa adalah pers
(media cetak), radio, dan televisi. Dua yang disebut terakhir belakangan dikenal
sebagai media elektronik.7
Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa
karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak.
Televisi memiliki kelebihan dari media massa lainnya karena bersifat audio
visual (didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan secara
langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi kepada setiap pemirsa
dimanapun ia berada.8
2.2.1 Karekteristik Televisi
1. Audiovisual: televisi memiliki kelebihan dapat didengar (audio) dan
dilihat (visual), Karena sifat audiovisual ini, selain kata-kata televisi
juga menampilkan informasi-informasi yang disertai gambar, baik
gambar diam seperti foto, gambar peta,
maupun film berita, yakni
rekaman peristiwa.
2. Berpikir dalam gambar: ada 2 tahap yang dilakukan dalam proses ini.
Pertama; visualisasi, yaitu menterjemahkan kata-kata yang mengandung
gagasan yang menjadi gambar-gambar.
7
8
Riswandi. Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009. hal 2
Riswandi, loc.cit.,
16
Kedua; penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai
gambar-gambar individual sedemikan rupa sehingga kontinuitasnya
mengandung makna tertentu.
3. Pengoprasian/cara kerja yang kompleks: dibandingkan dengan radio,
pengopreasian televisi lebih kompleks karena lebih banyak melibatkan
orang.9
2.3 Format Acara
Televisi sebagai media massa menayangkan berbagai macam program
acara. Bervariasi dari segi jenis, tujuan, serta karakteristiknya. Untuk itu kita
perlu mengetahui format acara televisi.
Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep
acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang
akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan
target pemirsa acara tersebut.10
Format acara televisi:
1. Drama/Fiksi (Timeless & Imajinatif)
Tragedi, aksi, komedi, cinta/romantisme, legenda, horor
2. Non Drama (Timeless & Faktual)
9
Ibid. 5-6
Naratama. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: PT Grasindo. 2004 hal 63
10
17
Musik, magazine show, talkshow, variety show, repackaging, game show,
kuis, talent show, competition show.
3. Berita / News (Aktual & Faktual)
Berita, current affairs program, sport, magazine news features. 11
Format Acara
Timeless &
Imajinatif
Drama/Fiksi
Timeless & Aktual
Nondrama/Non Fiksi
Faktual & Aktual
Berita/News
a. Fiksi (Drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta
melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang
direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi
kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah
adegan. Adegan-adengan tersebut akan menggabungkan antara realitas
kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya.
11
Hidajanto Djamal, Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Penyiaran Sejarah, Organisasi, Operasional,
Dan Regulasi. Jakarta:Kencana Predana Media Group. 2011 hal 168
18
b. Nonfiksi (Nondrama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan
diciptakan melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realtitas
kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus
menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari
setiap pelakunya. Untuk itu, format-format acara non drama merupakan
sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamankan unsur hiburan yang
dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik. Contoh: Talk show, konser musik, dan
variety show.
c. Berita dan olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung
pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai
faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu di
mana dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh: berita ekomomi,
liputan siang dan laporan olahraga. 12
Dengan karakteristik dan konsep yang dimilikinya, sebagai salah satu
program hiburan acara hiburan format acara The Voice Indonesia masuk dalam
kategori acara Non Drama. Sebuah acara hiburan musik yang di dalamnya
merupakan pertunjukan kontes unjuk bakat menyanyi. Yang di dalamya terdapat
nyanyian, musik, tarian, serta penjurian.
12
Naratama, op.cit., 65
19
2.4 Talent Show
Berdasarkan pembahasan sebelumnya acara The Voice Indonesia
merupakan salah satu format acara Non Drama dengan jenis acara talent show.
Untuk pengertian dari talent show berdasarkan teori yang ada akan dipaparkan
dalam penjelasan dibawah ini.
Definisi Talent Show menurut Beverly N Parke, yaitu: A talent show is an
event where participants perform talents of singing, dancing, acrobatics, acting,
drumming, martial arts, playing a unicorn instrument, or other activities to
showcase skills, sometimes for a reward, trophy or prize.13
Talent Show adalah suatu acara di mana peserta menunjukan bakat
menyanyi, menari, akrobat, berakting, bermain drum, seni bela diri, memainkan
alat unicorn, atau kegiatan lainnya untuk menunjukkan keahlian, terkadang untuk
sebuah penghargaan, piala atau hadiah.
Acara The Voice Indonesia sendiri merupakan ajang kontes pencarian
bakat menyanyi untuk memperebutkan hadiah berupa sebuah mobil dan sejumlah
uang serta pengarapan album rekaman.
13
Beverly N Parke. Discovering Programs for Talent Development. California: Thousand Oaks 2003
hal 78
20
2.5 Kreatifitas Program
Dalam membuat program non drama ini sangat dibutuhkan agar program
bisa menarik perhatian penonton dan menjadi gunjingan masyarakat. Adapun
untuk mengembangkan kreatifitas program diperlukan beberapa trik untuk
pengarah acara atau sutradara agar berhasil, yakni:
1. Target Penonton.
Kajilah secara teliti target penonton yang ingin dituju. Apakah sudah
sesuai, karena harus berpatokan pada usia, jenis kelamin dan status sosialnya.
Apabila telah mengetahui karakter penonton, maka dengan mudah
menciptakan program yang akan disukai sesuai targetnya.
2. Bahasa Naskah harus menjadi perhatian khusus pada saat akan mengeksekusi
program. Harus ada komunikasi/diskusi yang matang dengan penulis naskah.
Bahasa naskah harus sesuai dengan target penonton, setelah dibaca dan dikaji.
Apabila menurut bagian program atau pengarah acara tidak tepat maka harus
ada perubahan yang didiskusikan dengan penulis naskah.
3. Format Acara harus detail apakah berita, fiksi atau nonfiksi. Agar tidak ada
kesalahpahaman dengan kru pada saat diproduksi. Ide-ide kreatif yang
dibubuhi pada setiap format program bisa saja digunakan, namun tetap harus
detail formatnya apa?
21
4. Punching Line adalah kejutan-kejutan dalam dialog naskah, yang sengaja
dimainkan oleh pemain agar penonton yang mulai jenuh, terbangun dan mulai
bergairah kembali. Hal itu tentunya disesuaikan dengan flow dan ritme dari
segmen ke segmen. Bentuknya bisa komedi, celetukan, pertanyaan, ungkapan
pribahasa dan lain sebagainya.
5. Gimmick dan funfare adalah untuk menarik selera penonton agar tidak pindah
ke lain channel dengan mengunakan gimmick-gimmick dalam segmen-segmen
tertentu. Bentuknya bisa berupa soundeffect, musik ilustrasi, mimik, ekspresi
dan akting pemain, teknik editing, pergerakan kamera, dan lain sebagainya.
6. Clip hanger adalah sebuah scene atau shot yang ambangkan menjelang
commersial break. Tujuannya agar penonton tidak berpindah channel, karena
adegan selanjutnya yang menegangkan atau menentukan terpotong sehingga
membuat penasaran.
7. Tune, bumper in dan bumper out adalah identitas dari program yang kita buat.
Tune akan memberikan kesan pertama kali penonton menyukai atau tidak
program yang kita buat. Bumper yang hanya sekilas juga harus dibuat
semenarik mungkin agar penonton tidak jenuh dan selalu teringat karena
memiliki ciri khas tersendiri.
8. Penataan Artisitik harus menjadi perhatian utama dalam program selain
berita/jurnalistik. Setiap personil bagian program harus giat melakukan up
date informasi tentang gaya, tren, warna baru dan teknik-teknik penataan
artistik dari berbagai belahan dunia.
22
9. Musik dan fashion dari berbagai bentuk program stasiun televisi terkemuka
patut diperhatikan. Karena kalangan remaja sebagai ukuran barometer untuk
mengikuti potongan rambut favorit, cara berpakaian, ilustrasi musik dan efekefek.
10. Ritme Dan Birama Acara
Ibarat sebuah lagu acara televisi harus mempunyai intro, refrain, coda, dan
improvisasi yang dibungkus dalam sebuah aransement musik. Untuk itu,
ketika membaca naskah drama atau nondrama, anda harus menghitung setiap
ketuk, irama birama, dan ritme acara mulai dari awal hingga akhir acara. Hal
ini untuk mengantisipasi reaksi dan sikap penonton. Kalau dirasakan penonton
akan menjadi jenuh, gunakanlah puching line, sound effect, music score atau
trick on post production (editing) untuk menghindari kejenuhan. Kalau perlu,
buatlah grafik acara agar Anda dapat melihat flow acara Anda secara jelas.
11. Logo dan Musik Track untuk menciptakan kemudahan daya ingat bagi
penonton pada suatu program. Jangan terlalu sulit membuat sebuah logo
sehingga penonton tidak mengerti. Selanjutnya musik sebagai identitas
program agar enak dinikmati, yang sebaiknya jangan terlalu banyak lirik.
Kecuali lagu atau album musik yang sudah populer.
12. Rehearsel (latihan) adalah syarat mutlak untuk mendapatkan program yang
berkualitas mendekati yang ditargetkan. Karena seluruh kru dan pemain yang
mendukung program tersebut akan bertemu untuk bersama-sama melakukan
23
latihan produksi sesuai skenario/perencanaan yang ditetapkan sebelum
produksi yang sebenarnya dilaksanakan. 14
2.6 Merancang Acara TV Skala Besar (Talent Search –Audisi-Kompetisi)
Kita akan melihat bagaimana merancang program televisi skala besar
seperti program kontes (talent search) Indonesian Idol, Akademi Fantasi Indosiar
atau program audisi untuk pemilihan bintang kecantikan seperti Miss Universe.
Skala pertunjukan yang dibuat melibatkan waktu, jumlah penonton, tata
panggung yang besar, lama tayangan dan berbagai macam aspek teknis yang
harus dibuat terperinci. Anda bisa bayangkan begitu rumitnya departemen kreatif
dalam menuliskan setiap ide mereka ke bentuk naskah yang kelak diproduksi.
Diperlukan sebuah kerja tim untuk membentuk naskah program televisi skala
besar.
Sebelumnya
kita
memasuki
proses
kreatif
ada
baiknya
Anda
memperhatikan hal-hal di bawah ini:
a.
Seberapa besar program acara yang anda rancang? Anda akan mudah
menjawab apabila anda mempunyai padanan program televisi yang sejenis
dan telah ditayangkan di televisi lain. Beberapa program seperti kontes
14
Anton Marbuki. Manajemen Produksi Acara Televisi Format Acara Nondrama News & Sport.
Depok: Mind 8 Publishing. 2010 hal 122
24
Indonesian Idol dan Akademi Fantasi Indosiar adalah program franchise
yang diadopsi dari tayangan televisi luar negeri sehingga mempunyai standar
produksi yang bisa dipelajari dari awal hingga akhir. Namun apabila
program ini termasuk baru dalam hal ide. Anda harus memulainya dari nol.
b.
Overview program: Anda harus dapat menyebutkan sekilas isi program
Anda, termasuk perencanaan penayangannya. Kebanyakan program televisi
skala besar mempunyai waktu tayang tiap hari, menampilkan proses latihan
atau babak-babak penyisihan/eliminasi dan diakhiri dengan tayangan final
pada minggu akhir.
c.
Proses pencarian: bahasa umumnya adalah proses audisi pencarian calon
peserta. Apabila diselenggarakan di berbagai kota, tentukanlah lokasi
tepatnya dan bayangkan crowd dan suasana yang terjadi saat audisi.
Tentukan jumlah peserta maksimal yang kelak akan terpilih dan
diberangkatkan menuju studio pusat televisi penyelengara. Dalam proses
pencarian ada babak penjurian awal. Sebagai pekerja kreatif kita bisa
merancang hal-hal yang menarik yang bisa dieksplorasi dari calon peserta
dan jurinya. Jika sudah dirancang untuk menampilkan proses audisi, Anda
wajib membuatkan naskah tayangan proses penjurian/audisi yang biasanya
ditampilkan dalam format reality show.
25
d.
Proses Pelatihan: para calon peserta yang terpilih akan menyusut secara
jumlah. Biasanya pihak stasiun televisi akan mengumpulkan mereka dalam
sebuah hotel/pool untuk menjalani proses karantina. Tugas tim kreatif adalah
mulai membuatkan naskah tentang keberadaan peserta yang terpilih dalam
pool, mengeksplorasi mereka secara drama dan format reality show dan
menyiapkan naskah penampilan panggung. Para peserta akan dilatih oleh tim
yang ditunjuk televisi dalam hal penampilan dan pembawaan diri di depan
televisi. Pada saat ini tim kreatif sangat dianjurkan untuk mendekat kepada
para peserta yang telah dikumpulkan selama beberapa waktu. Hal itu
berguna untuk mendapatkan ide apa saja yang menarik untuk dieksplorasi
dari kepribadian para peserta.
e.
Proses penyaringan dan eliminasi ditampilkan dalam format variety show,
lengkap dengan panggung, musik dan eskplorasi peserta untuk menampilkan
kemampuannya dalam hal seni, musik, fashion ataupun dialog dengan juri.
Setiap minggu akan ada beberapa peserta yang tereliminasi hingga babak
grand final
.
f.
Tayangan Grand Final: di babak final seperti sebuah perlombaan, maka
memerlukan hadiah-hadiah yang menarik dan pemenang utama akan dipilih
26
berdasarkan penilaian juri, penonton maupun pemirsa dengan mengirimkan
SMS. Di episode terakhir seperti ini, tim kreatif harus mampu membuatkan
naskah yang menampilkan banyak kejutan dan dramatisasi tayangan. Saatsaat menegangkan pada saat pemilihan pemenang dieksplorasi lewat
tayangan dokumenter yang direkam pada proses-proses awal sang calon
pemenang mengikuti proses audisi dan pelatihan.
g.
Paska Kontes: setelah melewati episode akhir, tim kratif wajib memberikan
masukan kelanjutan acara hal-hal yang menarik bisa dieksplorasi setelah
acara pemilihan usai. Apabila kita mendapatkan talent yang menarik, kita
bisa mulai membuatkan berbagai macam acara yang menjadikan sang talent
pemenang ikut serta mengisinya. Paska kontes juga menampilkan
kebahagiaan sang talent pemenang menikmati kemenangannya.
2.7 Atraktivitas
Atraktivitas berasal dari kata atraktif yang menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah berdaya tarik; bersifat menarik hati; mampu menjerat perhatian;
bersifat dalam bentuk atraksi.15
15
Tim Phoenix. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: PT Media Pustaka Phoenix. 2010
hal 85
27
Attractiveness or attraction refers to a quality that causes an interest or
desire in something or someone. Atraktivitas atau daya tarik mengacu pada
kualitas yang menyebabkan minat atau keinginan pada sesuatu atau seseorang.16
The attractions emotions are momentary reactions of liking and disliking
and as such they are among the most salient experiences we have. at the same
time, they appear to be more immediate, more spontaneous, and less affected by
accessible cognitive processes than almost all of the other emotions. Atraksi
emosi adalah reaksi sesaat untuk menyukai dan tidak menyukai dan dengan
demikian mereka adalah salah satu pengalaman yang paling menonjol yang kita
miliki. Pada saat yang sama, mereka muncul untuk menjadi lebih cepat, lebih
spontan, dan kurang dipengaruhi oleh proses kognitif diakses dari hampir semua
emosi lainnya.17
Atraktivitas dalam berbagai aspek merupakan titik tolak bagi upaya
melakukan pembaruan, dengan pengertian bahwa “atraktif sekarang sudah tidak
atraktif esok” yang selanjutnya dapat menjadi sarana pendorong bagi kehidupan
yang selalu kreatif dan inovatif.18
Atraktivitas bersifat dinamis dan berubah. Begitu pula halnya dengan yang
dilakukan pada acara The Voice Indonesia, hadir sebagai pembaharuan dari
16
Andrew Ortony, Gerald L. Clore, Allan Collins. The Cognitive Structure of Emotions. Cambridge
University Press. 1990 hal 59
17
Ibid
18
Arya Ronald. Kekayaan dan Kelenturan Arsitektur. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
2008 hal 21
28
talent show yang sudah ada, coach yang beratraksi menampilkan sesuatu yang
menarik hati dan menjerat perhatian penontonnya.
2.8 Atraksi Interpersonal
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya dalam pengertian atraktivitas
terkandung makna “bersifat dalam bentuk atraksi”. Maka perlu diketahui lebih
dalam mengenai atraksi itu sendiri. Dean C. Barlund, ahli komunikasi
interpesonal, menulis , “Mengetahui garis-garis atraksi dan penghindaran dalam
sistem sosial artinya mampu meramalkan dari mana pesan akan muncul, kepada
siapa pesan itu akan mengalir, lebih-lebih lagi bagaimana pesan itu akan
diterima.” (Barlund, 1986:71) Dengan bahasa sederhana, ini berarti, dengan
mengetahui siapa tertarik kepada siapa atau siapa menghindari siapa, kita dapat
meramalkan arus komunikasi interpesonal yang akan terjadi.
Makin tertarik kita terhadap seseorang, makin besar kecenderungan kita
berkomunikasi dengan dia. Kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya
tarik seseorang, kita sebut sebagai atraksi interpersonal (atraksi berasal dari
bahasa latin attrahere –ad: menuju; trahere; menarik).19
19
Jalaluddin Rakmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005 hal 111
29
Ketertarikan yang ditimbulkan dari suatu atraksi interpersonal memiliki
pengaruh terhadap suatu proses komunikasi. Meskipun televisi merupakan suatu
bentuk komunikasi massa satu arah, tetapi bukan tidak mungkin faktor
atraktivitas dapat juga mempengaruhi ketertarikan penonton serta efektifitas
penyampaian pesan dari acara program yang ditayangkan di televisi. Sebagai
contoh bila seseorang suka akan suatu program acara maka dia akan lebih
menaruh perhatian dibandingkan dengan program yang tidak disukainya. Dalam
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah atraktivitas para coach dalam
acara The Voice Indonesia ini dapat menarik perhatian para penonton.
2.9 Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas
secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata. Komunikasi yang
pesannya dikemas secara verbal disebut komunikasi verbal, sedangkan
komunikasi yang pesannya dikemas secara nonverbal disebut komunikasi
nonverbal. Jadi, komunikasi verbal adalah penyampaian makna dengan
menggunakan kata-kata.
Atraktivitas para coach dalam acara The Voice Indonesia dapat dilihat
dalam berbagai bentuk antara lain, kata-kata, ekspresi, dan gerakan tubuh. Untuk
menginterpretasikan kita perlu memahami komunikasi verbal dan non-verbal.
30
2.9.1 Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata,
entah lisan maupun tertulis. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam
hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan
perasaan, emosi, pemikiran, gagasan atau maksud merekam menyampaikan
fakta, data dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan
dan pemikiran, saling berdebat dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal
itu bahasa memegang peranan penting. 20
Kata-kata memiliki peranan yang amat besar. Mereka yang dapat
menggunakannya dengan baik dapat mempengaruhi orang sekitarnya
hanya dengan beberapa kata saja. Kata-kata juga memiliki kekuatan besar
dalam hidup kita.21
2.9.1.1 Kata-Kata Dan Makna
• Kata-kata adalah simbol
Kalimat yang tercetak memicu sebuah gambaran, suara,
konsep atau pengalaman, ambil contoh kata kucing, kata tersebut
memunculkan gambaran dipikiran kita sebagai suatu makluk yang
memiliki taring dan cakar, atau mungkin gambaran binatang
20
21
Agus M hardjana. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius,.2003 hal 22-28
Rosmawaty H.P. Op.Cit. hal 42
31
peliharaan yang lucu, berbulu lebat dan sedang duduk dipangkuan
tuannya.
• Kata tergantung pada suatu situasi
Dalam suatu bahasa, suatu kata sering diartikan mewakili
sesuatu yang lain. Contohnya: “Hotdog” bukan berarti anjing panas,
sedangkan dalam bahasa Indonesia “tahu” dapat dimaknai sebagai
mengerti atau tahu dan dapat juga dimaknai sebagai tahu makanan.
• Kata membatasi konteks
Guru bahasa kita sering mengingatkan kita, bahwa dalam
memilih kata-kata kita harus hati-hati, karena pemakaian kata-kata
yang kurang tepat atau diluar konteks yang sesungguhnya akan
dapat mengubah arti keseluruhan kata. Karenanya, suatu kata
merupakan symbol yang juga dapat membelokan arti dari suatu
pemakaian kata lainnya.
• Kata dibatasi budaya
Budaya memiliki berbagai peraturan, norma, dan sekumpulan
orang yang telah belajar dan terbentuk dari generasi ke generasi
lainnya. Beberapa tahun lalu general motors menjual mobil yang
disebut Nova. Dalam bahasa Inggris Nova berarti “bintang yang
32
terang”, namun dalam bahasa Spanyol kalimat nova terkenal seperti
“ No Va”, yang diterjemahkan, “tidak berjalan”. Seperti yang dapat
anda bayangkan, nama tersebut bukanlah alat jual yang baik bagi
pasar berbahasa Spanyol.
• Kata memiliki arti konotasi dan denotasi
Bahasa adalah kendaraan kita membagi indera kita tentang
dunia kepada orang lain. Lewat bahasa kita menyalurkan
pengalaman kita melalui simbol dan kemudian mengunakan simbol
tersebut untuk membagi pengalaman kita. Proses penyaluran
melalui bahasa bukanlah proses yang sederhana seperti mengucap
kata dan kemudian dimengerti oleh orang lain. Pesan mengalir di
dalamnya berisi konten dan perasaan. Jadi bahasa kita memiliki arti
dalam dua tingkatan; Denotasi dan Konotasi. Sebagai contoh kita
ambil kata “sekolah” dalam arti denotasi, berarti tempat atau
lembaga pendidikan. Sedangkan dalam arti konotasi dapat diartikan
sebagai tempat yang meyenangkan dimana kita dapat bertemu
dengan teman, bersenang-senang, pada waktu juga mendapatkan
tugas dan pekerjaan lain yang menghilangkan kesenangan anda.
• Kata memiliki arti konkret dan abstak
33
Kata dapat diletakkan dalam kesatuan hubungan mulai dari
abstrak hingga konkret. Kita menyebut jika kita mengalaminya
dengan salah satu indera kita, maka itu dapat disebut konkret. Jika
kita tidak dapat melakukannya, maka kata tersebut adalah abstrak.
2.9.2 Komunikasi Non Verbal
Dapatkah orang-orang berkomunikasi tanpa kata-kata atau bahasa?
Apakah isyarat-isyarat bahasa tubuh mampu mejadi kode? Bagaimana kita
mengungkapkan emosi kita tanpa kata-kata? Apa itu bahasa tubuh dan apa
itu “komunikasi nonverbal”? berikut akan kita kita kupas tentang
bagaimana orang-orang berkomunikasi melalui pesan-pesan yang tidak
tertulis atau yang tidak dikatakan, namun tetap dapat diterima, dipahami,
dan diinterpretasikan.
Pada pembahasan ini juga akan dijelaskan bagaimana pesan-pesan
nonverbal dapat dilakukan dengan hal-hal yang berbeda-beda, seperti
isyarat intonasi suara, ruang (spasi, wilayah dan jarak) yang digunakan
seseorang dalam berkomunikasi, dan dengan isyarat-isyarat fisik seperti
bahasa tubuh, isyarat, pergerakan dan sentuhan.
Selain
itu
juga
akan
dijelaskan
bahwa
penampilan
dapat
mempengaruhi komunikasi seseorang dengan orang lain. Akhirnya, sebagai
34
motivasi bagi kita untuk mengenal komunikasi nonverbal, adalah karena
pesan-pesan nonverbal mampu menyatakan apakah orang lain ingin dekat
dengan kita atau tidak, dan dapat mengungkapkan perasaan-perasaan yang
benar, meskipun sedang diusahakan untuk dirahasiakan.

Perasaan Dan Sikap Kita
Albert Mehrabian menyimpulkan bahwa sebanyak 7% dari arti
emosional sebuah pesan dijelaskan lewat komunikasi verbal secara
gamblang. Sedangkan 55% lebih berdasarkan pada pemahaman kita.
Sisanya 38% menjelaskan arti emosional kita lewat komunikasi nonverbal,
seperti isyarat-isyarat vokal, seperti volume, tekanan, dan kecepatan. Hal
ini menjelaskan, bahwa +- 93 % dari arti emosional kita lebih dinilai
berdasarkan pesan-pesan nonverbal kita. Hal ini menjelaskan, bahwa
disadari maupun tidak disadari, saat kita berinteraksi dengan pihak lain,
kita menempatkan penilaian perasaan-perasaan dan tanggapan-tanggapan
emosional kita tidak dikarenakan apa yang lawan bicara kita katakan, tetapi
lebih atas apa yang ia perbuat.

Pesan-Pesan Nonverbal Lebih Terpercaya
Tindakan mempunyai arti lebih dari pada kata-kata. Hal itu
dikarenakan komunikasi non verbal lebih dapat dipercaya dari pada
komunikasi verbal. Komunikasi nonverbal lebih sulit dipalsukan.
35
2.9.2.1 Komunikasi Nonverbal Memainkan Peranan Utama Dalam
Hubungan Interpesonal
Suatu penelitian menyatakan bahwa sebanyak 65% arti
sosial dari pesan-pesan kita adalah berdasarkan atas komunikasi
nonverbal penelitian lainnya menemukan bahwa kita mungkin
dapat
memutuskan
apakah
suatu
kencan
akan
menjadi
menyenangkan atau tidak dalam waktu 30 detik pertama ketika
kita bertemu pasangan kita. Bahkan sebelum pasangan sempat
mengakatan kata yang lain selain “Hallo”. Isyarat-isyarat
nonverbal adalah satu yang mendasari kesan pertama, akurat
maupun tidak.
Jika dapat disimpulkan bahwa:
1.
Komunikasi
non
mengkomunikasikan
verbal
adalah
cara
perasaan-perasaan
utama
dan
untuk
sikap-sikap
terhadap orang lain
2.
Pesan-pesan nonverbal biasanya lebih dapat dipercaya dari
pada pesan-pesan verbal.
3.
Komunikasi nonverbal memainkan peran utama dalam
membangun suatu hubungan, karena hal-hal sebagai berikut:
36
a.
Isyarat-isyarat
nonverbal
menggantikan
pengulangan,
pertentangan atua mengatur pesan-pesan verbal
b.
Isyarat-isyarat nonverbal seperti logat untuk melengkapi
pesan-pesan emosional.22
2.9.2.2 Kode-Kode Komunikasi Nonverbal
Gerakan tubuh, postur dan bahasa tubuh. Menurut Ekman
dan Friesen (1975), ada 2 dari cara orang dapat berkomunikasi
dengan tubuh mereka, yaitu dengan melalui “postur tubuh” dan
“gerakan tubuh”.
Sebuah tim peneliti mencoba mengklasifikasikan gerakan dan
bahasa tubuh berdasarkan fungsinya. Mereka mengidentifikasi 5
kategori:
A. Emblems (lambang-lambang)
Adalah tingkah laku spesifik, yang secara umum sudah
dipahami
maknanya.
Contohnya,
ketika
kita
meminta
seseorang untuk tidak berbicara di dalam sebuah perpustakan,
maka kita akan meletakan jari telunjuk kita pada bibir kita
yang menandakan jangan bicara atau jangan berisik.
22
Ibid. hal 35
37
B. Illustrator (ilustarsi)
Isyarat-isyarat yang medampingi pesan-pesan verbal memberi
arti pada sebuah pesan verbal. Contohnya, seorang pembicara
melakukan ketukan ke podium untuk menekankan sebuah
maksud
C. Affect Display (Peragaan)
Adalah sebuah ekspresi emosi. Contoh, memeluk seseorang
untuk mengekspresikan sayang atau cinta
D. Regulator (Pengatur)
Isyarat-isyarat yang mengontrol dan mengatur jalannya sebuah
komunikasi anatar kita dengan pihak lain. Contohnya, kita
memandang pada seseorang sebagai isyarat ketika kita ingin
berbicara pada orang tersebut,
E. Adaptors (adaptor)
Perilaku nonverbal dapat menolong kita untuk menyesuaikan
kebutuhan personal atau situasi yang ada. Dalam arti kata,
tingkah laku kita dapat mebantu kita untuk beradaptasi dengan
38
lingkungan, contohnya, kita mengenakan jaket sebagai isyarat
bahwa kita sedang kedinginan.23
2.9.2.3 Kontak Mata
Menurut Argyle (1972:229), karena mata adalah alat untuk
kita menerima pesan-pesan visual, sehingga kita lebih cenderung
untuk menggunakan mata sebagai alat untuk mengumpulkan
dibandingkan mengirimkan informasi.
Sebuah Hasil Penelitian Mengidentifikasi 4 Fungsi Dari
Kontak Mata Dalam Interaksi Hubungan Interpersonal, Sebagai
berikut:
a. Fungsi kognitif
Karena dapat memberi informasi tentang pikiran orang lain.
Contoh: jika pasangan kita memutuskan kontak mata setelah
kita menanyakan sesuatu padanya, kita akan tahu bahwa dia
mungkin memikirkan sesuatu untuk dikatakan.
23
Ibid. hal 37
39
b. Untuk memonitor tingkah laku orang lain
ada pepatah mengatakan “ketika kita melihat kedalam mata
seseorang, kita dapat melihat sebuah miniatur refleksi diri kita
sendiri”
c. Alat pengatur isyarat
Kontak mata adalah salah satu pengatur isyarat-isyarat yang
paling ampuh yang kita gunakan ketika kita ingin berbicara
dan ketika kita tidak ingin bicara.
d. Fungsi ekspresi
Mata dikatakan sebagai “cermin diri”, karena mereka
mengungkapkan emosi kita pada orang lain. Kita menangis,
berkedip, memperlebar atau menyipitkan tatapan kita untuk
mengekspresikan perasaan kita. Kontak mata kadang-kadang
kita sebut sebagai tatapan timbal balik. Bila instruksi dua orang
ditandai oleh tatapan timbal balik, maka faktor-faktor tertentu
diasumsikan. Isyarat-isyarat tatapan timbal balik ini merupakan
hal yang penting; selain sebagai tanda adanya perhatian penuh
bagi orang lain, juga sebagai tanda bahwa masing-masing
sedang mendengarkan secara hati-hati, sampai orang lain
mengerti.24
24
Ibid. hal 37-38s
Download