manipulasi laba: analisis faktor tekanan dan peluang jurusan

advertisement
MANIPULASI LABA: ANALISIS FAKTOR TEKANAN DAN
PELUANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Hani Selviani
NIM: 1113082000055
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Hani Selviani
NIM
: 1113082000055
Jurusan
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1.
2.
3.
4.
5.
Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juli 2017
(Hani Selviani)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
1.
Nama
: Hani Selviani
2.
Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 21 Oktober 1995
3.
Jenis Kelamin
: Perempuan
4.
Alamat
: Jl. Raya Curug RT 02 RW 04 No. 66
Kel. Curug, Kec. Bojongsari, Kota
Depok, Provinsi Jawa Barat
5.
Telepon seluler
: 085214106439
6.
Email
: [email protected]
B. Pendidikan
1.
TK Al-Marhamah
Tahun 2000-2001
2.
SDN Curug 03
Tahun 2001-2007
3.
SMPN 10 Depok
Tahun 2007-2010
4.
SMK Ekonomika Depok
Tahun 2010-2013
5.
S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2013-2017
C. Latar Belakang Keluarga
1. Ayah
: Abdul Kodir
2. Tempat dan Tanggal Lahir
: Majalengka, 19 Mei 1971
3. Ibu
: Maryanih
4. Tempat dan Tanggal Lahir
: Bogor, 10 November 1973
5. Alamat Orang Tua
: Jl. Raya Curug RT 02 RW 04 No. 66
Kel. Curug, Kec. Bojongsari, Kota
Depok, Provinsi Jawa Barat
6. Anak Ke
: Satu (Tunggal)
vi
EARNINGS MANIPULATION: ANALYSIS OF PRESSURES AND
OPPORTUNITY FACTORS
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence about the pressures and
opportunity factors in detecting earnings manipulation. Based on the theory of
fraud triangle Cressey, the researchers developed a variable that can be used to
proxy the size of the components of the pressure and opportunity. The independent
variables of the fraud triangle used is pressure consisting of financial stability are
proxied by assets growth (AGROW), financial targets are proxied by the return on
assets (ROA), and external pressure are proxied by dividend (DIV), and opportunity
proxied by the free cash flow (FCF). The dependent variable used is earnings
manipulation/earnings management proxied by discretionary accruals (Model
Friedlan).
The population in this study are all manufacturing companies listing in
Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2013 to 2015. The sample was
selected using purposive sampling method. Total samples used in this study were
51 companies with 3-year study period. The analytical method used in this study is
multiple regression were processed using SPSS version 22.
The results of this study indicate that financial stability are proxied by assets
growth and opportunity are proxied by the free cash flow significantly related to
earnings management. While financial targets are proxied by the return on assets
and external pressure are proxied by dividend has not been able to prove the
influence on earnings management.
Keywords: financial statements fraud, earnings management, pressure, opportunity
vii
MANIPULASI LABA: ANALISIS FAKTOR TEKANAN DAN PELUANG
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang faktor
tekanan dan peluang dalam mendeteksi manipulasi laba. Berdasarkan teori fraud
triangle Cressey, para peneliti mengembangkan sebuah variabel yang bisa
digunakan untuk mengukur komponen tekanan dan peluang. Variabel independen
dari fraud triangle yang digunakan adalah tekanan yang terdiri dari stabilitas
keuangan yang diproksikan dengan assets growth (AGROW), target keuangan
diproksikan dengan return on asset (ROA), dan tekanan eksternal diproksikan
dengan dividen (DIV), dan peluang yang diproksikan dengan free cash flow (FCF).
Variabel dependen yang digunakan adalah manipulasi laba/manajemen laba yang
diproksikan dengan akrual diskresioner (Model Friedlan).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2013 sampai 2015. Sampel
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Total sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 51 perusahaan dengan periode penelitian 3
tahun. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda
yang diolah dengan menggunakan SPSS versi 22.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stabilitas keuangan diproksikan
dengan assets growth dan peluang yang diproksikan dengan free cash flow memiliki
pengaruh secara signifikan terkait dengan manajemen laba. Sementara target
keuangan diproksikan dengan return on assets dan tekanan eksternal yang
diproksikan dengan dividen belum mampu membuktikan adanya pengaruh
terhadap manajemen laba.
Kata kunci: kecurangan laporan keuangan, manajemen laba, tekanan, peluang
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Segala puji bagi Allah Swt, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang telah menjadi suri tauladan bagi
umat manusia di dunia.
Skripsi yang berjudul “Manipulasi Laba: Analisis Faktor Tekanan dan
Peluang” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana
Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas
bantuan, bimbingan, dukungan, semangat serta doa, baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ni, kepada:
1.
Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Abdul Kodir dan Ibunda yang telah
memberikan kasih sayang, perhatian, bimbingan, nasihat, doa serta dukungan
moril maupun materil yang tiada henti kepada penulis.
2.
Bapak Dr. M. Arief Mufraeni, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Yessi Fitri SE., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak., CA., selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
selaku Dosen Penasihat Akademik.
5.
Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA., selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan memberikan waktu, bimbingan, arahan serta saran selama proses
penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
ix
6.
Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama
menempuh masa studi.
7.
Sahabat-sahabat tercinta, Bripda Fitri Puji Astuti dan Peliana Scania serta
sepupu tersayang Ika Erdia yang selalu setia menemani, berbagi suka duka,
berbagi cerita, berbagi ilmu, memberikan semangat, nasihat dan doanya kepada
penulis.
8.
Sahabat-sahabat tersayang, Fatimah, Anis, Dewi, Tatil, Nurul, Weni, Tuti,
Wiwid, Nurakmalia dan Nabila yang selalu memberikan semangat, berbagi
ilmu, bantuan, nasihat serta doanya kepada penulis.
9.
Rekan-rekan seperjuangan Akuntansi 2013, terimakasih atas segala informasi,
bantuan dan doanya selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
10. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam proses penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Jakarta, Juli 2017
Hani Selviani
x
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................ i
COVER DALAM ......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 10
1. Tujuan Penelitian.............................................................. 10
2. Manfaat Penelitian ............................................................ 10
xi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur .................................................................. 12
1. Teori Agensi (Agency Theory)......................................... 12
2. Kecurangan (Fraud) ........................................................ 13
a. Definisi Kecurangan (Fraud) ..................................... 13
b. Jenis-jenis Kecurangan (Fraud) ................................. 15
c. Financial Statement Fraud ........................................ 16
d. Fraud Triangle Theory .............................................. 18
3. Manajemen Laba (Earnings Management) ...................... 22
4. Assets Growth (AGROW) ............................................... 25
5. Return on Assets (ROA) .................................................. 26
6. Dividend (DIV) ............................................................... 26
7. Free Cash Flow (FCF) .................................................... 27
B. Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................... 28
C. Kerangka Pemikiran ............................................................... 34
D. Perumusan Hipotesis .............................................................. 35
1. Pengaruh Stabilias Keuangan terhadap Earnings
Management ................................................................... 35
2. Pengaruh Target Keuangan terhadap Earnings
Management ................................................................... 36
3. Pengaruh Tekanan Eksternal terhadap Earnings
Management ................................................................... 38
4. Pengaruh Peluang terhadap Earnings Management ......... 39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 41
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................... 42
C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 43
D. Metode Analisis Data ............................................................. 43
1. Statistik Deskriptif ............................................................. 43
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 44
xii
a. Uji Normalitas ............................................................. 44
b. Uji Multikolonieritas .................................................... 45
c. Uji Autokorelasi .......................................................... 45
d. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 46
3. Uji Hipotesis...................................................................... 47
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda ............... 47
b. Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................... 48
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................. 48
d. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ..... 49
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................. 50
1. Independent Variable (Variabel Bebas) ............................. 50
2. Dependent Variable (Variabel Terikat) .............................. 54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 56
B. Analisis Data Penelitian ......................................................... 59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................. 59
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................... 61
a. Uji Normalitas ............................................................. 61
b. Uji Multikolonieritas .................................................... 63
c. Uji Autokorelasi .......................................................... 64
d. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 65
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 66
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................... 66
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................. 67
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ..... 68
C. Pembahasan ........................................................................... 70
1. Pengaruh Stabilitas Keuangan terhadap Earnings
Management ...................................................................... 70
2. Pengaruh Target Keuangan terhadap Earnings
Management ...................................................................... 72
xiii
3. Pengaruh Tekanan Eksternal terhadap Earnings
Management ...................................................................... 73
4. Pengaruh Peluang terhadap Earnings Management ............ 76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 78
B. Saran ...................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 80
LAMPIRAN ................................................................................................. 85
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Contoh Kasus Fraud .............................................................. 6
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................... 29
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian ........................................ 56
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan ........................................................ 57
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 59
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov ................................. 63
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................... 64
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi (Uji Runs Test) ................................... 65
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) ................................. 66
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)...................................... 67
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................... 68
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ...... 69
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 34
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram ...................... 62
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot ........................ 62
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Perhitungan Variabel .............................................................. 86
Lampiran 2
Output SPSS .......................................................................... 109
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Survei yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiners
(ACFE) menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun rata-rata organisasi selalu
kehilangan 5% dari pendapatannya karena tindak kecurangan (ACFE, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh lembaga fraud terkemuka internasional ini,
melibatkan seluruh jaringan CFE (Certified Fraud Examiner) yang tersebar di
seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
dibutuhkan rata-rata 18 bulan untuk mendeteksi adanya fraud. Dari tiga jenis
fraud yaitu penyalahgunaan aset, korupsi, dan kecurangan laporan keuangan,
terlihat bahwa dari segi kuantitas, fraud terbesar ada di sektor penyalahgunaan
aset seperti penggelapan kas. Namun, dari sisi kerugian keuangan, jelas fraud
ini merupakan yang terkecil. Hal ini berbanding terbalik dengan fraud laporan
keuangan, seperti pengakuan pendapatan fiktif. Fraud jenis ini justru dari segi
kuantitas merupakan terkecil namun dari sisi kerugian justru yang paling besar
(Tjahjono, et al., 2013).
Tujuan utama dari pelaporan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi keuangan tahunan perusahaan untuk pemangku
kepentingan baik eksternal dan internal dengan cara yang handal dan tepat
waktu (Ghazali, et al., 2015). Di sisi lain, perusahaan selalu memiliki banyak
1
cara untuk menutupi tindakan fraud yang dilakukan. Perusahaan memiliki
suatu tujuan khusus dalam melakukan tindakan kecurangan tersebut, seperti
ingin mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya dan mendapatkan
kepercayaan dari para pihak eksternal perusahaan, seperti kreditor dan investor.
Untuk mendapat kepercayaan tersebut, biasanya perusahaan akan melakukan
tindakan fraud yang mengarah pada laporan keuangan yang dimilikinya.
Laporan keuangan tersebut akan dibuat sedemikian bagus atau layak di mata
investor dalam membuat keputusan dengan melakukan perataan laba atau
manajemen laba. Dari hal inilah, informasi dalam laporan keuangan yang akan
diungkapkan oleh perusahaan tersebut biasanya akan memuat hal-hal yang
tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (Aprillia, et al., 2017).
Manipulasi laba sering dianggap sebagai teknik yang digunakan oleh
manajemen perusahaan untuk tujuan mempengaruhi laba untuk mencocokkan
akhir yang diinginkan. Dalam pelaporan keuangan perusahaan, laba adalah
informasi yang paling penting yang menunjukkan sejauh mana perusahaan
telah terlibat dalam kegiatan nilai tambah. Informasi tentang laba digunakan
oleh berbagai pihak dalam keputusan mereka tentang apakah mereka harus
menyediakan sumber daya untuk perusahaan atau tidak. Dengan demikian, laba
merupakan elemen kunci yang menentukan nilai ekonomi dari perusahaan dan
alokasi sumber daya di pasar modal (Noor, et al., 2015).
2
Setelah menyadari dampak signifikan dari laba pada perusahaan
melaporkan kinerja, manajemen perusahaan akan selalu berusaha untuk
memanipulasi laba yang dilaporkan dengan mengambil keuntungan dari efek
dari pilihan akuntansi yang menyediakan dasar untuk keputusan yang terbaik
bagi perusahaan. Manajemen termotivasi untuk terlibat dalam manipulasi laba,
yaitu manajemen laba, untuk melaporkan pendapatan yang tinggi dan nilainilai ekonomi yang lebih besar dari perusahaan. Dengan demikian, penipuan
dan kesalahan manajemen pada pelaporan keuangan dapat terjadi sebagai
akibat dari kepentingan pribadi manajer atau pihak terkait lainnya. Manajemen
laba terjadi dengan kehadiran masalah keagenan yang timbul dari konflik
kepentingan antara pemegang saham dan manajer (Noor, et al., 2015).
Banyak faktor penyebab manajemen melakukan tindak kecurangan
(manipulasi laba). Beberapa teori dikemukakan untuk memahami mengapa
orang melakukan kecurangan. Teori Cressey yang dikenal dengan Fraud
Triangle yang menunjukkan salah satu kaki segitiga menggambarkan adanya
kebutuhan keuangan yang tidak dapat dibagi kepada orang lain sebagai faktor
penekan (pressure). Faktor tekanan ini terjadi karena adanya masalah
keuangan serius yang tidak dapat dipecahkan, misalnya kegagalan memenuhi
harapan yang diwajibkan, kebiasaan pribadi yang tidak baik, kegagalan bisnis,
diisolasi (terpisah) secara fisik, gaya hidup di luar kebiasaan, dan hubungan
pegawai-bos yang tidak baik. Faktor kedua menggambarkan adanya
kesempatan (opportunity), pelaku kecurangan biasanya memiliki informasi
umum dan kemampuan teknis untuk melakukannya. Faktor ketiga
3
menggambarkan rasionalisasi (rasionalization), kecurangan terjadi karena
sebagian besar pelaku merasa dirinya tidak melakukan tindakan kriminal,
tetapi melakukan sesuatu yang sudah sewajarnya mereka lakukan (Tjahjono, et
al., 2013).
Faktor tekanan yang biasanya dialami perusahaan yaitu tuntutan untuk
kondisi keuangan agar tetap stabil, target keuangan yang harus dicapai, dan
tekanan dari pihak ketiga atau pihak luar perusahaan. Stabilitas keuangan
merupakan tekanan yang dapat menyebabkan kecurangan, salah satu jenis
tekanannya adalah kondisi keuangan yang terancam oleh kondisi ekonomi,
industri, atau operasi entitas (Reskino & Anshori, 2016). Tekanan lain yang
didapat manajemen yaitu target untuk mencapai laba yang telah ditentukan.
Stabilitas keuangan dapat diproksikan dengan Assets Growth (AGROW) dan
target keuangan yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA).
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Aprillia et al. (2017) dan Oktaviani
et al. (2014) menggunakan kedua proksi tersebut untuk mengukur stabilitas
dan target keuangan. Aprillia et al. (2017) menemukan bahwa AGROW dan
ROA keduanya tidak memiliki hubungan yang signifikan untuk mendeteksi
kecurangan laporan keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Oktaviani
et al. (2014) membuktikan bahwa AGROW dan ROA memiliki hubungan yang
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.
Tekanan juga didapat dari pihak ketiga atau luar perusahaan. Tekanan
ini biasanya dalam bentuk kewajiban untuk membayar dividen kepada para
pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Noor et al. (2015) yang
4
membuktikan bahwa dividen tidak memiliki pengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan yang diproksikan dengan manajemen laba. Namun, peneltian
yang dilakukan oleh Dahyani et al. (2017) menunjukkan hasil adanya pengaruh
antara dividen dan manajemen laba.
Faktor kedua yang memicu manajemen melakukan tindak kecurangan
yaitu adanya kesempatan atau peluang untuk melakukannya. Peluang bisa
didapat dari adanya arus kas yang berlebih yang dimiliki perusahaan. Penelitian
yang dilakukan oleh Agustia (2013) membuktikan adanya pengaruh yang
signifikan antara free cash flow dengan manajemen laba. Sedangkan penelitian
Herlambang (2017) menunjukkan hubungan ang tidak signifikan antara free
cash flow dengan manajemen laba.
Manipulasi dalam insiden laba yang mengejutkan dunia bisnis, seperti
kasus Enron dan Worldcom, telah menyebabkan kerugian besar untuk bisnis
dan profesi akuntansi. Profesi akuntan publik memiliki juga mendapat
perhatian publik dan menimbulkan kepercayaan masyarakat, sehubungan
dengan kegagalan akuntansi Arthur Andersen perusahaan dalam melaksanakan
fungsi atestasi independen. Tidak hanya di luar negeri, kasus manajemen laba
juga terjadi di Indonesia seperti kasus PT Ades Alfindo, kasus PT Indofarma,
Tbk, kasus PT Perusahaan Gas Negara, kasus PT Bank Lippo dan Kasus PT
Kimia Farma Tbk (Bukit & Nasution, 2015). Pada tabel 1.1 merupakan contoh
kasus fraud dari berbagai negara.
5
Tabel 1.1
Contoh Kasus Fraud
Nama Perusahaan,
Tahun & Nama KAP
Lehman Brothers
Holdings Inc (Amerika
Serikat )
2011
Ernst & Young
Sino-forest Corp
(China)
2011
Ernst & Young
Modus Fraud
Tanggal 11 Maret 2010, Anton R. Valukas,
pemeriksa
yang
ditunjuk
pengadilan
mengumumkan hasil investigasi panjang atas
keuangan
Lehman
Brothers.
Laporan
menyebutkan Lehman Brothers menggunakan
prosedur akuntansi yang disebut repo 105 untuk
pertukaran sementara aset senilai USD 50 miliar
ke kas sebelum pelaporan keuangan. Aksi ini
dapat berimplikasi ke Ernst & Young, dan
Richard S. Fuld, Jr, mantan CEO Ernst & Young
berpotensi bersalah atas malpraktik keuangan.
Tahun 2011 dituduh melakukan fraud. 30 Maret
2012 Sino-forest ajukan bangkrut di Kanada
karena Sino go public di Kanada dan
mengumumkan akan dijual atau direstrukturisasi
dengan hasilnya untuk membayar kreditur.
Pemicunya adalah kejatuhan harga saham Sino
Juni 2011 akibat terbitnya laporan keuangan
yang negatif oleh Carson Block of Muddy Waters
Research, yang menuduh Sino-forest fraud
dengan meninggikan aset dan laba. 26 Agustus
Ontario Securities Commision suspend saham
Sino-forest dan menyatakan bahwa perusahaan
terlibat dalam praktik yang mereka tahu atau
seharusnya tahu fraud.
Satyam Computer
Service (India)
Satyam jatuh bebas ke dalam krisis pada bulan
Januari 2009 setelah pendirinya B. Ramalinga
Raju, mengakui bahwa laba Satyam telah lebih
2009
saji selama beberapa tahun, bahwa sekitar USD
PricewaterhouseCoopers 1,04 miliar saldo kas dan bank Satyam adalah
palsu. Ramalinga Raju juga mengakui bahwa dia
memalsukan nilai pendapatan bunga diterima di
muka, mencatat kewajiban lebih rendah dari yang
seharusnya dan menggelembungkan nilai
piutang.
6
Tabel 1.1 (Lanjutan)
Nama Perusahaan,
Tahun & Nama KAP
Nortel Networks Corp
(Canada)
2003
Deloitte & Touche
Peregrine System Inc
(Amerika Serikat)
2002
KPMG
Modus Fraud
Tahun 2003, Nortel memberi kontribusi besar di
skandal akuntansi dengan salah melaporkan satu
sen Earning Per Share setelah periode
pemutusan hubungan kerja massal. Nortel
menggunakan uang ini untuk membayar 43
manajer topnya. SEC dan Komisi Pasar Modal
Ontario menggugat perdata Nortel. Gugatan
perdat terpisah diajukan kepada eksekutif puncak
Nortel termasuk mantan CEO. Menurut Jaksa,
akibat rekayasa keuangan adalah rugi tahun 2002
dan laba di tahun 2003 memicu bonus atas laba
sebesar USD 70 juta untuk eksekutif topnya.
Tahun 2002 suatu skandal akuntansi memaksa
Peregrine bangkrut dan tuduhan kepada 11
manajer senior. Tahun 2003, Peregrine didakwa
melakukan “massive fraud” dengan sengaja
menyajikan secara salah penjualan USD 100 juta
dari third-party resellers dan melebih-lebihkan
penghasilan, kemudian menutupinya dengan
menyembunyikan kerugian sebagai “goodwill”
dari akuisisi.
Sumber: Priantara (2013)
Tabel 1.1 di atas merupakan contoh skandal mega fraud akuntansi yang
terjadi di negara-negara maju untuk menunjukkan fraud terjadi bukan hanya di
negara berkembang dan bukan hanya di lembaga pemerintah, serta dapat
menimpa KAP Big Four.
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian-penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Noor et al. (2015), Ghazali et al. (2015), dan
Martantya dan Daljono (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan Noor et al. (2015) ialah pada variabel independen yang
digunakan, di mana Noor et al. (2015) menguji pengaruh leverage dan dividend
7
sebagai proksi dari kategori tekanan, sedangkan dalam penelitian ini variabel
independen diproksikan dengan assets growth, return on assets, dan dividend.
Selanjutnya perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ghazali et al. (2015) juga terletak pada variabel independennya, di mana
kategori tekanan dalam penelitian Ghazali et al. (2015) diproksikan dengan
leverage dan financial distress, sedangkan dalam penelitian ini variabel
independen diproksikan dengan assets growth, return on assets, dan dividend.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Martantya dan
Daljono (2013) terletak pada populasi yang digunakan, di mana Martantya dan
Daljono (2013) melakukan pendeteksian kecurangan laporan keuangan melalui
faktor risiko tekanan dan peluang pada perusahaan yang mendapat sanksi dari
Bapepam periode 2002-2006, sedangkan dalam penelitian ini populasi yang
digunakan yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode
2013-2015. Perbedaan lainnya terdapat pada variabel dependen yang
digunakan, penelitian Martantya dan Daljono (2013) mengukur kecurangan
laporan keuangan dengan menggunakan variabel dummy untuk dikategorikan
menjadi perusahaan yang terbukti telah melakukan fraud dan tidak melakukan
fraud, sedangkan dalam penelitian ini untuk mengukur kecurangan laporan
keuangan digunakan proksi manajemen laba. Variabel independen kategori
peluang pada penelitian Martantya dan Daljono (2013) diproksikan dengan
proportion of independent commissioners, sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan free cash flow sebagai alat ukur.
8
Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian terkait Financial Statement Fraud yang telah menjadi fokus
perhatian bagi regulator dan juga komunitas investor. Financial Statement
Fraud ini diproksikan dengan manipulasi laba atau manajemen laba, dan faktor
yang digunakan sebagai indikator penyebabnya yaitu berdasarkan faktor
tekanan serta peluang untuk melakukannya. Perusahaan manufaktur dipilih
karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang proses produksinya
menggunakan berbagai metode penentuan harga, seperti penentuan harga
pokok produksi dan harga pokok penjualan. Dengan banyaknya metode yang
dapat digunakan dimana masing-masing metode tersebut memiliki kelemahan
yang dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk mendukung niatnya melakukan
manajemen laba (Putriasih, et al., 2016).
Disisi lain juga, perusahaan manufaktur sangat rentan akan terjadinya
financial statement fraud. Selain itu, karakter dari perusahaan ini yang begitu
kompleks yaitu adanya proses produksi mulai dari bahan baku hingga barang
jadi yang tentunya banyak pos-pos perlakuan akuntansi yang terjadi, seperti
timbulnya beberapa akun-akun yang mudah untuk dilakukan fraud,
diantaranya mengakui pendapatan yang tidak semestinya, melebih sajikan
(overstated) aset, beban yang kurang saji, penyalahgunaan aset, pengungkapan
yang tidak semestinya dan teknik lain yang mungkin dilakukan. Maka dari itu,
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perlu dideteksi
sedini mungkin mengenai berbagai fraud yang terjadi (Putriasih, et al., 2016).
9
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Manipulasi Laba: Analisis Faktor Tekanan dan Peluang”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah kategori stabilitas keuangan, target keuangan, tekanan eksternal, dan
peluang berpengaruh secara parsial terhadap earnings management?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
ntuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh stabilitas keuangan,
target keuangan, tekanan eksternal, dan peluang secara parsial terhadap
earnings management.
2.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a.
Bagi kalangan mahasiswa dan akademis
Penelitian ini bermanfaat sebagai penambah pengetahuan mengenai
kategori kecurangan yang dapat berpengaruh terhadap praktik
manajemen laba, serta dapat menjadi bahan referensi penelitian
selanjutnya.
10
b.
Bagi perusahaan
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi untuk perusahaan
dalam menyajikan laporan keuangan yang bebas dari kecurangan
yang dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bisnis.
c.
Bagi investor
Penelitian ini bermanfaat sebagai penambah informasi untuk dasar
pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Salah satunya
dengan mengamati faktor-faktor yang dapat menilai kewajaran dalam
laporan keuangan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1.
Teori Agensi (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) dalam Annisya et al. (2016)
menyatakan hubungan keagenan timbul karena adanya kontrak antara
prinsipal dan agen dengan mendelegasikan beberapa wewenang
pengambilan keputusan kepada agen. Sesuai dengan perjanjian tersebut
dapat diasumsikan bahwa beberapa keputusan akan memberikan
kewenangan untuk agen.
Teori keagenan (agency theory) mendasarkan hubungan antara
pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen (manajemen). Teori
keagenan menganggap bahwa setiap individu berperilaku sesuai dengan
kepentingannya masing-masing. Para pemegang saham menginginkan
laba yang tinggi dari perusahaan agar investasi yang telah ditanamkannya
cepat kembali (Martantya & Daljono, 2013).
Besarnya laba berhubungan dengan dividen yang dibayarkan
kepada investor. Semakin tinggi laba yang dihasilkan, maka harga saham
akan semakin tinggi dan semakin besar pula dividen yang akan
diterimanya. Namun di sisi lain, para manajemen pun memiliki
kepentingan sendiri yaitu bonus yang diterima. Pemegang saham
12
menginginkan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, sedangkan
manajemen memiliki kepentingan untuk mendapatkan kompensasi yang
besar atas hasil kerjanya. Perbedaan tujuan itulah yang menyebabkan
terjadinya conflict of interest diantara pihak prinsipal dan agen. Hal ini
pula yang menjadi penyebab terjadinya asimetri informasi diantara kedua
belah pihak. Karena adanya dorongan untuk mendapatkan kompensasi
yang tinggi itulah, maka kemungkinan manajemen akan melakukan moral
hazard tinggi. Manajemen juga memiliki informasi yang lebih banyak
dibandingkan dengan para prinsipal. Hal ini menimbulkan kesempatan
(opportunistic) manajemen untuk melakukan kecurangan (Martantya &
Daljono, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori agensi
merupakan kontrak yang timbul antara prinsipal dan agen. Dimana agen
(manajemen) bekerja demi kepentingan para prinsipal (pemegang saham).
Namun dalam praktiknya, tidak jarang terjadi konflik kepentingan yang
merupakan penyebab adanya asimetri informasi.
2.
Kecurangan (Fraud)
a.
Definisi Kecurangan (Fraud)
Menurut Statement of uditing Standards No. 99 kecurangan
(fraud) merupakan tindakan dengan sengaja dalam menghasilkan
salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subjek
audit. Menurut BPK RI, fraud adalah sebagai salah satu tindakan
melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau
13
luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan
pribadi dan atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak
lain. Ada pula yang mendefinisikan fraud sebagai suatu tindakan
kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara
tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh
keuntungan pribadi (Priantara, 2013).
American
Institute
of
Public
Accountant
(AICPA)
mendefinisikan fraud sebagai tindakan yang melanggar hukum dan
dilakukan dengan sengaja, bukan secara tidak sengaja (error).
Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) mendefinisikan
fraud sebagai setap tindakan tidak sah yang ditandai dengan tindakan
tidak jujur untuk penggelapan atau pelanggaran akan kepercayaan.
Institute of Internal Auditors mendefinisikan fraud sebagai segala
tindakan ilegal dan disengaja yang ditandai dengan penipuan di mana
individu tersebut tahu akan kesalahan itu atau meyakini kesalahan
yang disajikan (Tjahjono, et al., 2013).
AICPA, ACFE dan IIA mendefinisikan fraud secara umum
sebagai setiap tindakan ilegal atau melakukan kegiatan tidak
semestinya yang disengaja dengan tujuan untuk mengelabui yang lain
di mana korban menderita kerugian dan pelaku fraud memperoleh
keuntungan (Tjahjono, et al., 2013).
Fraud adalah setiap perbuatan tidak jujur (penyalahgunaan
kedudukan/jabatan atau penyimpangan) yang bertujuan mengambil
14
uang (atau harta atau sumber daya orang lain/organisasi) melalui akal
bulus, tipu muslihat, penipuan, kelicikan, penghilangan, kecurangan,
saran yang salah, penyembunyian atau cara-cara lainnya yang
dilakukan secara sengaja oleh seseorang, yang mengakibatkan
kerugian organisasi atau orang lain dan/atau menguntungkan pelaku
(Purba, 2015).
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan, fraud
merupakan tindakan ilegal yang dilakukan guna kepentingan pribadi.
Biasanya dilakukan dalam bentuk penggelapan atau menyajikan tidak
sesuai dengan fakta.
b. Jenis-jenis Kecurangan (Fraud)
Untuk pembahasan jenis dan modus fraud dipercaya bahwa
taksonomi terbaik adalah yang dibuat oleh ACFE atau dikenal sebagai
fraud tree (Uniform Occupational Fraud Classification System) yang
membagi fraud menjadi 3 jenis atau tipologi besar berdasarkan
perbuatan. Pertama, penyimpangan atas aset (Asset Misappropriation)
meliputi penyalahgunaan, penggelapan, atau pencurian aset atau harta
perusahaan oleh pihak di dalam dan/atau pihak di luar perusahaan.
Kedua, penyalahgunaan atau pelaporan yang menipu atau dibuat salah
(Fraudulent Statement), merupakan tindakan yang dilakukan oleh
pejabat atau eksekutif dan manajer senior suatu perusahaan atau
instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang
sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial
15
engineering) atau mempercantik penyajian laporan keuangan guna
memperoleh keuntungan atau manfaat pribadi mereka terkait dengan
kedudukan dan tanggung jawabnya. Ketiga, korupsi (Corruption),
termasuk di dalam jenis korupsi adalah penyalahgunaan wewenang
atau konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery),
penerimaan yang tidak sah (illegal gratuities) dan pemerasan secara
ekonomi (economic extortion) atau dikenal sebagai pungutan liar
(Priantara, 2013).
Fraud berdasarkan klasifikasi lainnya, yaitu kedudukan atau
jenis pelaku dibedakan menjadi lima, yaitu employee fraud,
management fraud, investment scams, vendor fraud, dan customer
fraud (Priantara, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, kecurangan dapat beragam
jenisnya. Tipologi besar yang biasa digunakan untuk menjelaskan
jenis kecurangan yaitu terdiri dari penyimpangan aset, korupsi, dan
kecurangan laporan keuangan.
c.
Financial Statement Fraud
Financial Statement Fraud didefinisikan sebagai kesalahan
yang disengaja, pengabuan fakta-fakta material, atau data akuntansi
yang menyesatkan dan dapat mempengaruhi atau mengubah
keputusan dan penilaian pembaca setelah mempertimbangkan faktafakta salah yang disajikannya (Tjahjono, et al., 2013).
16
Sementara Sihombing dan Rahardjo (2014), kecurangan
laporan keuangan merupakan kesengajaan ataupun kelalaian dalam
laporan keuangan yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Kelalaian atau kesengajaan ini sifatnya
material sehingga dapat memengaruhi keputusan yang akan diambil
oleh pihak yang berkepentingan.
Fraud pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena tekanan
yang dapat berupa ekspektasi yang tinggi terhadap prestasi kerja
manajemen. Pelaporan keuangan yang secara sengaja dibuat salah dan
mengelabui (menyesatkan) para penggunanya dikenal juga dengan
istilah irregularities (ketidakberesan) (Priantara, 2013).
Menurut Karyono (2013) kecurangan laporan keuangan
(fraudelent financial statement) dilakukan dengan menyajikan
laporan keuangan lebih baik dari sebenarnya (over statement) dan
lebih buruk dari sebenarnya (under statement). Laporan keuangan
over stated dilakukan dengan melaporkan aset dan pendapatan lebih
besar dari yang sebenarnya.
Cara-cara untuk mewujudkan jenis kecurangan tersebut di
atas, antara lain dengan memasukkan dalam laporan keuangan:
1) Penghasilan/pendapatan fiktif (fictious revenue)
2) Penilaian akhir atas aset tidak tepat
3) Menyembunyikan kewajiban (concealed liabilities)
17
4) Mencatat aset, liabilitas, pendapatan, dan biaya pada periode
akuntansi yang tidak tepat (timing deference)
5) Menyembunyikan biaya antara lain dengan mengkapitalisasi
biaya
6) Pengungkapan laporan keuangan yang tidak tepat (improve
disclosure).
Pada sisi lain, kecurangan laporan keuangan dilakukan untuk
menekan laba (revenue understatement) dalam rangka menghindari
atau memperkecil pengenaan pajak penghasilan badan. Cara yang
dilakukan antara lain:
1) Pembukuan tidak sesuai fakta, dan transaksi salah/fiktif
2) Merekayasa faktur pajak
3) Menyembunyikan pendapatan
4) Meninggikan pengeluaran biaya
5) Menghancurkan pembukuan dan pencatatan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa financial
statement fraud merupakan tindakan kecurangan yang biasa dilakukan
oleh manajemen untuk memanipulasi, memalsukan atau mengubah
data akuntansi dengan cara overstatement atau understatement yang
merupakan sumber penyajian laporan keuangan.
d. Fraud Triangle Theory
Konsep dari fraud triangle diperkenalkan dalam literatur
profesional pada SAS no. 99, Consideration of Fraud in a Financial
18
Statement Audit. Fraud triangle terdiri dari tiga kondisi yang
umumnya hadir pada saat fraud terjadi yaitu pressure, opportunity,
dan rationalization.
1) Tekanan (Pressure)
Shelton (2014) menyatakan bahwa tekanan adalah
motivasi seseorang untuk melakukan penipuan, biasanya karena
beban keuangan. Menurut Karyono (2013) dorongan untuk
melakukan fraud terjadi pada karyawan (employee fraud) dan
oleh manajer (management fraud) dan dorongan itu terjadi antara
lain karena:
a) Tekanan keuangan; antara lain berupa banyak hutang, gaya
hidup melebihi kemampuan keuangan (besar pasak daripada
tiang), keserakahan, dan kebutuhan yang tidak terduga.
b) Kebiasaan buruk; antara lain kecanduan narkoba, judi, dan
peminum minuman keras.
c) Tekanan lingkungan kerja; seperti kurang dihargainya
prestasi/kinerja, gaji rendah, dan tidak puas dengan pekerjaan.
d) Tekanan lain; seperti tekanan dari istri/suami untuk memiliki
barang-barang mewah.
Menurut SAS No. 99 dalam Skousen et al. (2008), terdapat
empat jenis kondisi yang umumnya terjadi pada tekanan yang
dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah
19
stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan keuangan
individu, dan target keuangan.
2) Peluang (Opportunity)
Peluang
adalah
kesempatan
yang
memungkinkan
terjadinya tindakan fraud. Kesempatan adalah metode kejahatan
yang bisa dilakukan, seperti beban keuangan (Shelton, 2014).
Para pelaku fraud meyakini bahwa aktivitas mereka tidak akan
terdeteksi. Peluang dapat terjadi karena pengendalian internal
yang lemah, manajemen pengawasan yang kurang baik, dan atau
melalui penggunaan posisi. Kegagalan untuk menetapkan
prosedur yang memadai untuk mendeteksi aktivitas fraud juga
meningkatkan kesempatan terjadinya kecurangan.
Menurut Albrecht dalam Karyono (2013), ada beberapa
faktor yang meningkatkan kesempatan untuk melakukan fraud
yaitu:
a)
Kegagalan untuk menertibkan pelaku kecurangan
b) Terbatasnya akses terhadap informasi
c)
Ketidaktahuan, malas, dan tidak sesuai kemampuan pegawai
d) Kurangnya jejak audit.
SAS No. 99 dalam Skousen et al. (2008), menyebutkan
bahwa peluang pada financial statement fraud dapat terjadi pada
tiga kategori. Kondisi tersebut
adalah kondisi industri,
ketidakefektifan pengawasan, dan struktur organisasional.
20
3) Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi merupakan elemen ketiga dari fraud triange
dan paling sulit diukur (Skousen, et al., 2008). Rasionalisasi
adalah sikap yang memperbolehkan seseorang melakukan
kecurangan, dan menganggap tindakannya tersebut tidaklah
salah. Mereka yang terlibat dalam penipuan laporan keuangan
mampu merasionalisasi tindakan penipuan secara konsisten
dengan mereka kode etik mereka (Suyanto, 2009). Bagi mereka
dengan standar moral yang lebih tinggi, itu mungkin tidak begitu
mudah. Pelaku fraud selalu mencari pembenaran secara rasional
untuk membenarkan perbuatannya.
Menurut Karyono (2013), pelaku kecurangan mencari
pembenaran antara lain:
a)
Pelaku
menganggap
bahwa
yang
dilakukan
sudah
merupakan hal biasa/wajar dilakukan oleh orang lain pula.
b) Pelaku merasa berjasa besar terhadap organisasi dan
seharusnya ia menerima lebih banyak dari yang telah
diterimanya.
c)
Pelaku menganggap tujuannya baik yaitu untuk mengatasi
masalah, nanti akan dikembalikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori fraud
triangle
terdiri
dari
tiga
kondisi,
yaitu
tekanan
(pressure),
peluang/kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization).
21
3.
Manajemen Laba (Earnings Management)
Standar Akuntansi Keuangan memberikan fleksibilitas kepada
manajer dalam pemilihan kebijakan akuntansi. Earnings management
diyakini muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer
atau penyusun laporan keuangan untuk mengatur besaran angka laba demi
kepentingan pribadi dan/atau kepentingan perusahaan.
Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba
(earnings) atau kinerja usaha suatu organisasi karena tingkat keuntungan
atau laba yang diperoleh sering dikaitkan dengan prestasi manajemen
disamping memang adalah suatu yang lazim bila besar kecilnya bonus
yang akan diterima oleh manajer atau tanciem untuk direksi tergantung
dari besar kecilnya laba yang diperoleh. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan bila manajer sering berusaha menonjolkan prestasinya
melalui tingkat keuntungan atau laba yang dicapai (Priantara, 2013).
Mengingat kecenderungan praktik manajemen laba adalah untuk
short-term earnings maka Akers dalam Priantara (2013) mendefiniskan
earnings management sebagai upaya manajemen mempengaruhi atau
memanipulasi laba yang dilaporkan dengan metode akuntansi atau
perubahan metode, pengakuan transaksi sesaat yang tidak berulang,
menangguhkan atau mempercepat
beban atau pendapatan, atau
penggunaan metode lain untuk mempengaruhi laba jangka pendek.
Dalam praktiknya, manajer sering termotivasi untuk mendapatkan
keuntungan pribadi melalui penghargaan langsung seperti gaji dan bonus
22
atau penghargaan tidak langsung seperti promosi masa depan, prestise, dan
keamanan kerja. Imbalan ini diberikan kepada manajer berdasarkan
kinerja laba perusahaan. Jika insentif didasarkan pada kinerja keuangan
perusahaan, manajer dapat tergoda untuk bertindak sesuai kepentingan
mereka sendiri dan untuk mengesankan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya mengenai kinerja perusahaan yang baik melalui
manajemen laba. Keleluasaan manajemen atas laba yang dilaporkan dan
pengaruhnya terhadap kompensasi manajemen menyebabkan masalah
agensi potensial (Bukit & Iskandar, 2009).
Earnings management juga tidak dapat secara langsung dapat
diamati. Sehingga dibutuhkan suatu proksi untuk dapat mengidikasi
terjadinya manjemen laba. Dalam beberapa penelitian, discretionary
accruals digunakan sebagai proksi untuk manajemen laba. Penggunaan
discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba dihitung
menggunakan Model Friedlan.
Scott (2012) menyatakan
bahwa terdapat beberapa pola dalam
manajemen laba, yaitu:
1.
Taking a bath
Pola ini dapat terjadi saat ada tekanan organisasioanal pada saat
pergantian manajemen baru. Teknik ini dilakukan dengan mengakui
adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan kerugian periode
berjalan. Konsekuensinya manajemen melakukan write off asset
23
dengan
membebankan
perkiraan-perkiraan
biaya
mendatang.
Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.
2.
Income minimization
Pola manajemen ini hampir sama dengan taking a bath namun tidak
terlalu ekstrim. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan
sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Kebijakan yang diambil dapat
berupa write-off atas barang modal dan aktiva tak berwujud,
pembebanan
menggunakan
biaya
iklan,
metode
biaya
persediaan
riset
yang
dan
pengembangan,
dapat
mengecilkan
pendapatan, tujuannya yaitu untuk kepentingan pajak.
3.
Income maximization
Pola manajemen laba income maximization dilakukan dengan cara
menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih tinggi
dari pada laba sesungguhnya. Pola ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh bonus yang lebih besar, meningkatkan keuntungan,
menghindari pelanggaran atas kontrak hutang jangka panjang,
ataupun untuk menarik investor.
4.
Income smoothing
Perataan laba (income smoothing) merupakan cara yang paling
populer dan sering dilakukan. Perataan laba merupakan salah satu
bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan cara membuat laba
akuntansi relatif konsisten (smooth) dari periode ke periode. Dalam
24
hal ini pihak manajemen dengan sengaja menurunkan atau
meningkatkan laba untuk mengurangi gejolak dalam pelaporan laba,
sehingga perusahaan terlihat stabil atau tidak berisiko tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa earnings
management merupakan tindakan yang dilakukan manajemen untuk
memanipulasi laba yang tujuannya untuk kepentingan pribadi manajemen.
4.
Assets Growth (AGROW)
Aset merupakan sumber daya atau kekayaan yang dimiliki oleh
suatu perusahaan atau usaha yang diperoleh dari peristiwa masa lalu dan
diharapkan memberikan manfaat dimasa yang akan datang. Transaksi
yang dimaksud dapat berupa hasil produksi sendiri atau dibangun sendiri,
dibeli, pertukaran aset yang sejenis atau tidak sejenis maupun sumbangan
dari pihak lain. Aset dapat dibedakan menjadi aset lancar (current assets)
dan aset tetap (fixed assets).
Aset merupakan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan. Semakin besar aset yang digunakan diharapkan
semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pertumbuhan aset didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari total aset.
Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin
menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan (Zuhro &
Suwitho, 2016).
Pertumbuhan aset adalah perubahan (peningkatan atau penurunan)
total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung
25
sebagai persentase perubahan total aset pada tahun tertentu terhadap tahun
sebelumnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa total aset adalah
jumlah keseluruhan aset baik aset lancar maupun aset tetap yang
digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan, dimana perubahan baik
peningkatan ataupun penurunan aset merupakan cerminan perusahaan
mengalami tingkat pertumbuhan.
5.
Return on total assets (ROA)
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan yang
menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan. Return on Asset (ROA) merupakan bagian dari
rasio profitabilitas dalam analisis laporan keuangan atau pengukuran
kinerja perusahaan (Skousen, et al., 2008)
Return on Asset (ROA) juga merupakan salah satu bentuk dari rasio
prifitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aset yang digunakan
untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan laba.
6.
Dividend (DIV)
Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock)
untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan
26
memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang
saham biasa mendapatkan pengembalian atas investasinya.
Menurut Warren et al. (2006) dividen adalah pembagian laba suatu
perseroan kepada para pemegang sahamnya. Sedangkan menurut Reeve et
al. (2009) dividen adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para
pemegang saham. Terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan
kepada para pemegang saham, tergantung pada posisi dan kemampuan
perusahaan bersangkutan, antara lain cash dividend, stock dividend,
property dividend, dan liquidating dividend.
7.
Free Cash Flow (FCF)
Menurut Weygandt et al. (2011) free cash flow adalah jumlah dari
sisa arus kas yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi,
melunasi hutang, membeli treasury stock atau penambahan sederhana atas
likuiditas perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2009) free cash
flow adalah kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh
investor setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada
aktiva tetap, produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk
mempertahankan operasi yang berjalan.
Definisi aliran kas bebas menurut Gitman dan Zutter (2015) arus
kas bebas merupakan jumlah arus kas yang tersedia bagi investor (kreditur
dan pemilik) setelah perusahaan telah memenuhi semua kebutuhan operasi
dan dibayar untuk investasi pada aktiva tetap bersih dan aktiva lancar.
27
Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara
manajer dan pemegang saham. Manajer lebih menginginkan dana tersebut
diinvestasikan kembali pada proyek-proyek yang dapat menghasilkan
keuntungan karena akan meningkatkan insentif yang mereka terima,
sedangkan pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan
sehingga akan menambahkan kesejahteraan mereka.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkitan dengan penelitian ini terdapat dalam tabel 2.2
28
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Terdahulu
NO
1
PENULIS
(TAHUN)
JUDUL
(Rahman, et al.,
2016) Earnings
Management and
Fraudulent
Financial
Reporting: The
Malaysian Story
METODE PENELITIAN
PERSAMAAN
1. Menguji
accruals
earnings management
dengan
proksi
discretionary accruals
sebagai
variabel
dependen.
2. Menggunakan
ROA
sebagai proksi dari
variabel
financial
target.
Bersambung pada halaman selanjutnya
29
HASIL
PERBEDAAN
Proksi variabel independen
pada penelitian terdahulu
menggunakan real earnings
management,
persentase
inside directors, tipe auditor
independen,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
dividen,
AGROW, dan free cash
flow.
1. Terdapat
hubungan
negatif signifikan antara
accrual
earnings
management dan real
earnings
management
terhadap fraud.
2. Perusahaan
yang
melakukan praktik fraud
mengatur labanya secara
berurutan antara accrual
earnings management dan
real earnings management
sebelum tahun terjadinya
fraud.
Tabel 2.2 (Lanjutan)
METODE PENELITIAN
PERSAMAAN
PERBEDAAN
1. Menggunakan
dividen Variabel
independen
pada
sebagai proksi dari variabel penelitian
terdahulu
(Noor, et al., 2015)
kecurangan.
menggunakan leverage dan
Fraud Motives and
2. Menggunakan free cash kualitas audit,
sedangkan
Opportunities
flow
sebagai
variabel penelitian
sekarang
2
Factors on
independen.
menggunakan
ROA sebagai
Earnings
3. Menguji accruals earnings proksi dari variabel financial
Manipulations
management dengan proksi target dan AGROW sebagai
discretionary
accruals proksi
tekanan
stabilitas
sebagai variabel dependen.
keuangan.
Variabel
independen
pada
penelitian
terdahulu
(Bukit & Nasution,
1. Menggunakan free cash
menggunakan employee diff dan
2015) Employee
flow
sebagai
variabel
corporate
governance,
Diff, Free Cash
independen.
sedangkan penelitian sekarang
3
Flow, Corporate
2. Menguji accruals earnings
menggunakan
dividen, ROA
Governance and
management dengan proksi
sebagai proksi dari variabel
Earning
discretionary
accruals
financial target dan AGROW
Management
sebagai variabel dependen.
sebagai proksi tekanan stabilitas
keuangan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
NO.
30
PENULIS
(TAHUN) JUDUL
HASIL
Kualitas audit dan free cash
flow memberikan kendala
yang signifikan terhadap
accruals
earnings
management.
Ketika
kurangnya
pengawasan yang intensif,
manajer cenderung untuk
memanipulasi laba ketika
perusahaan
memiliki
kelebihan kas dan adanya
employee diff.
Tabel 2.2 (Lanjutan)
NO.
4
PENULIS
(TAHUN) JUDUL
(Ghazali, et al.,
2015) Earnings
Management: An
Analysis of
Opportunistic
Behavior,
Monitoring
Mechanism and
Financial Distress
METODE PENELITIAN
PERSAMAAN
PERBEDAAN
1. Menggunakan free cash
flow sebagai variabel
independen.
2. Menguji
accruals
earnings
management
sebagai
variabel
dependen.
(Mohd Sufian, et
al., 2015)
Manipulation of
Earnings: The
Pressure of
Menguji accruals earnings
Opportunistic
5
management sebagai variabel
Behavior and
dependen.
Monitoring
Mechanism in
Malaysian ShariahCompliant
Companies
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
HASIL
Variabel
independen
pada
penelitian terdahulu menggunakan
profitability, leverage dan financial
distress,
sedangkan penelitian
sekarang menggunakan dividen,
ROA sebagai proksi dari variabel
financial target dan
AGROW
sebagai proksi tekanan stabilitas
keuangan.
1. Leverage dan financial
distress
memiliki
hubungan
yang
signifikan
terhadap
earnings management.
2. Profitability dan free
cash flow
memiliki
hubungan yang tidak
signifikan
terhadap
earnings management.
Variabel
independen
pada
penelitian terdahulu menggunakan
COGS, CFO dan DISEXP,
sedangkan penelitian sekarang
menggunakan
dividen, ROA
sebagai proksi dari variabel
financial target dan
AGROW
sebagai proksi tekanan stabilitas
keuangan dan free cash flow.
COGS, CFO dan DISEXP
memiliki
hubungan
signifikan dengan earning
management.
Tabel 2.2 (Lanjutan)
NO.
6
PENULIS
(TAHUN) JUDUL
(Aghghaleh, et al.,
2014) Fraud Risk
Factors of Fraud
Triangle and the
Likelihood of
Fraud Occurrence:
Evidence from
Malaysia
PERSAMAAN
METODE PENELITIAN
PERBEDAAN
Menggunakan variabel
fraud dengan proksi
tekanan dan peluang.
(Cohen, et al.,
2010) Corporate
Menggunakan variabel
Fraud and
7
fraud dengan proksi
Managers’
tekanan dan peluang.
Behavior: Evidence
from the Press
Bersambung pada halaman selanjutnya
32
HASIL
1. Variabel independen pada penelitian
terdahulu menggunakan sales to
accounts receivables, leverage, jumlah
anggota komite audit dan dewan
direktur sedangkan penelitian sekarang
menggunakan dividen, ROA sebagai
proksi dari variabel financial target,
AGROW sebagai proksi tekanan
stabilitas keuangan dan free cash flow.
2. Pada penelitian terdahulu fraud
sebagai variabel dependen, sedangkan
penelitian sekarang fraud sebagai
variabel independen dan earnings
management
sebagai
variabel
dependen.
1. Sales
to
accounts
receivables dan leverage
memiliki hubungan positif
terhadap
kemungkinan
fraud.
2. Ukuran komite audit dan
dewan direktur memiliki
hubungan
untuk
meningkatkan
tingkat
kecurangan
laporan
keuangan.
Pada penelitian terdahulu managers’
behavior sebagai variabel dependen,
sedangkan penelitian sekarang earnings
management sebagai variabel dependen.
Auditor
seharusnya
mengevaluasi etika dari
manajemen melaui komponen
TPB.
Tabel 2.2 (Lanjutan)
NO.
8
33
PENULIS
(TAHUN) JUDUL
(Martantya &
Daljono, 2013)
Pendeteksian
Kecurangan
Laporan Keuangan
Melalui Faktor
Risiko Tekanan dan
Peluang
METODE PENELITIAN
PERSAMAAN
PERBEDAAN
Menggunakan variabel fraud
dengan
proksi
tekanan
(AGROW) dan ROA sebagai
proksi dari variabel financial
target.
HASIL
1. AGROW dan ROA terbukti
berpengaruh secara signifikan
terhadap
kemungkinan
1. Variabel
independen
terjadinya kecurangan laporan
pada penelitian terdahulu
keuangan.
menggunakan leverage,
2. Leverage, OSHIP, proporsi
OSHIP
dan
IND,
komisaris independen terbukti
sedangkan
penelitian
tidak
berpengaruh
secara
sekarang menggunakan
signifikan
terhadap
dividen dan free cash
kemungkinan
terjadinya
flow.
kecurangan laporan keuangan.
2. Earnings management
3. Ukuran perusahaan tidak dapat
sebagai
variabel
dijadikan
kontrol
dalam
dependen.
mendeteksi
kemungkinan
adanya kecurangan laporan
keuangan.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir pemikiran dari pola hubungan antar variabel dapat
digambarkan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Cukup banyaknya kasus-kasus manipulasi laporan
keuangan pada perusahaan-perusahaan besar
TEKANAN
Stabilitas Keuangan
Assets Growth (AGROW)
Target Keuangan
Return on total assets (ROA)
Earnings
Management:
Discretionary
Accruals (DA)
Tekanan Eksternal
Dividend (DIV)
PELUANG
Free Cash Flow (FCF)
Statistik Deskriptif
Uji
Uji
Uji
Uji
Normalitas
Multikolonieritas
Autokorelasi
Heteroskedastisitas
34
Lanjutan...
Koefisien
Uji F Secara
Uji t Secara
Determinasi
Simultan
Parsial
Analisis Regresi Berganda
Interpretasi, Kesimpulan dan
Saran
D. Perumusan Hipotesis
1.
Pengaruh Stabilitas Keuangan terhadap Earnings Management
Stabilitas keuangan perusahaan merupakan keadaan yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dari kondisi yang stabil.
Stabilitas keuangan perusahaan sering kali mengalami tekanan baik dari
pihak luar ataupun pihak dalam perusahaan, seperti menuntut pengelolaan
aset dengan baik sehingga laba yang dihasilkan perusahaan akan banyak
yang akan berdampak pada peningkatan bonus dan return yang tinggi pula
untuk para investor. Hal ini menjadikan salah satu alasan manajemen
memanfaatkan laporan keuangan sebagai alat untuk menutupi kondisi
stabilitas keuangan yang buruk dengan melakukan tindakan kecurangan
(Martantya dan Daljono 2013).
35
Ketika stabilitas keuangan perusahaan berada pada titik yang mulai
terancam, perusahaan akan berusaha menutupi keadaan itu dengan
melakukan berbagai cara demi menampilkan stabilitas keuangan
perusahaan yang baik. Pada kasus perusahaan yang mengalami
pertumbuhan industri di bawah rata-rata, manajemen sangat mungkin
melakukan manipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan tampilan
perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian Manurung dan Hadian (2013),
Martantya dan Daljono (2013) dan Oktaviani et al. (2014) menunjukkan
bahwa stabilitas keuangan berpengaruh terhadap earnings management.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraha dan Henny
(2015) dan Aprilia (2017) yang menunjukkan hasil bahwa stabilitas
keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap earnings management.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disusun hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H1:
Stabilitas
keuangan
berpengaruh
terhadap
earnings
management.
2.
Pengaruh Target Keuangan terhadap Earnings Management
Agency Theory pada dasarnya menjelaskan hubungan antara
pemegang saham (principal) dengan manajemen (agent). Karena
manajemen adalah pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk
menjalankan kewajiban-kewajibannya, maka tentunya manajemen ingin
menampilkan performa perusahaan sebaik mungkin. Oleh karena itu,
36
manajemen akan berupaya dengan segala cara untuk mencapai target
keuangan yang telah ditetapkan sebelumnya, meskipun dengan cara
memanipulasi laporan keuangan salah satunya dengan manajamen laba
(Martantya dan Daljono 2013).
Return on total assets (ROA) merupakan proksi yang digunakan
untuk mengukur variabel target keuangan. Guna menunjukkan seberapa
efesien aset yang digunakan, dipilih ukuran perbandingan laba terhadap
jumlah aktiva atau return on total assets sebagai ukuran kinerja
operasional yang banyak digunakan.
ROA secara signifikan berbeda
antara fraud firm dan non-fraud firm (Skousen, et al., 2008). Oleh karena
itu, ROA dijadikan proksi untuk variabel financial target.
Penelitian yang dilakukan oleh Martantya dan Daljono (2013),
Amara et al. (2013), Nugraha dan Henny (2015) menunjukkan bahwa
target keuangan berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan
keuangan. Sedangkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Manurung
dan Hardika (2015) dan Prasmaulida (2016) yang menunjukkan hasil
bahwa tidak mendapatkan bukti target keuangan memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disusun hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H2: Target keuangan berpengaruh terhadap earnings management
37
3.
Pengaruh Tekanan Eksternal terhadap Earnings Management
Adanya tekanan yang didapat oleh pihak manajemen baik dari
internal maupun eksternal memicu manajemen untuk melakukan tindakan
kecurangan. Menurut SAS No. 99, saat tekanan berlebihan dari pihak
eksternal terjadi, maka terdapat risiko kecurangan terhadap laporan
keuangan dalam bentuk manajemen laba.
Manajemen laba dapat dilakukan dalam bentuk perataan laba,
peningkatan atau penurunan laba. Manajemen laba tentu saja tidak terlepas
dari faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya yaitu dividen. Laba juga
sering dikatakan sebagai ukuran kemampuan perusahaan dalam membayar
dividen. Dividen dapat mengurangi kelebihan kas yang meberikan peluang
bagi manajer untuk melakukan pemakaian sendiri atau untuk proyek yang
tidak berkeuntungan (Noor, et al., 2015).
Purwanto (2004) menyimpulkan bahwa kebijakan dividen
memiliki pengaruh terhadap perilaku manajemen laba dalam bentuk
perataan laba, karena kebijakan dividen akan mempunyai implikasi yang
signifikan pada pengambilan keputusan investor maupun investasi
potensial dalam pembelian saham perusahaan. Pihak eksternal (investor)
menyukai tingkat dividen yang tinggi dan investor juga merupakan pihak
yang menolak risiko. Padahal perusahaan yang menerapkan tingkat
dividen yang tinggi juga akan memiliki risiko yang tinggi apabila terjadi
fluktuasi laba yang besar. Tuntutan untuk dapat membagikan dividen yang
38
besar dengan risiko yang kecil membuat pihak manajemen cenderung
untuk melakukan manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Wibiksono dan Rudiawarni (2015)
dan Dahyani et al. (2017) menunjukan hasil adanya pengaruh antara
kebijakan dividen dengan manajemen laba. Penelitian oleh Daniel et al.
(2008) juga menunjukkan bahwa manajemen laba dilakukan guna
mencapai dividen yang diharapkan. Sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Noor et al. (2015) dan Sulistiyawati (2013) menyatakan
dividen tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan
uraian tersebut masih adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian. Maka
dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
H3: Tekanan eksternal berpengaruh terhadap earnings management
4.
Pengaruh Peluang terhadap Earnings Management
Manajer yang memiliki kesempatan mengelola angka-angka dalam
akuntansi untuk mengkamuflase kinerja yang negatif dan melaporkannya
sebagai perusaan yang berkinerja baik. Dalam penelitian ini, opportunity
behavior dari manajer dideskripsikan dengan free cash flow. Arus kas
bebas yang tinggi mungkin dapat membuat sebuah peluang bagi manajer
untuk mengelola laba dan berdampak dengan munculnya agency problem
(Ghazali, et al., 2015).
Pada umumnya, earnings management yang terjadi di perusahaan
dengan tingkat arus kas bebas yang tinggi dapat dihubungkan dengan
discretionary accruals (Ghazali, et al., 2015). Hal ini didukung dengan
39
penelitian Bukit dan Iskandar (2009) yang berargumen bahwa surplus arus
kas bebas dapat menciptakan insentif bagi manajer untuk terlibat dalam
manajemen peningkatan pendapatan, sinyal fleksibilitas keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Noor et al. (2015), Bukit dan
Nasution (2015), dan Agustia (2013) juga menunjukan hasil adanya
pengaruh antara free cash flow terhadap manajemen laba. Sedangkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Herlambang (2017) dan Ghazali et al.
(2015) yang memberikan bukti lain bahwa FCF tidak memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disusun hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H4: Peluang berpengaruh terhadap earnings management
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua
variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel independen
stabilitas keuangan (Assets Growth/AGROW), target keuangan (Return on
Total Assets/ROA), tekanan eksternal/dividen (DIV), dan peluang (free cash
flow/FCF) terhadap variabel dependen yaitu earnings management yang
diproksikan dengan discretionary accruals. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2013-2015.
Pemilihan perusahaan manufaktur dalam penelitian ini dikarenakan
perusahaan manufaktur terus memiliki jumlah kasus fraud terbanyak ketiga
setelah industri perbankan dan pemerintahan yang dilaporkan dalam penelitian
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE, 2014). Tahun 2013-2015 ini
digunakan sebagai tahun penelitian karena berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 80 Tahun 2008, pada tahun 2013 Indonesia telah memperbarui
kerangka kerja tersebut dengan memasukkan prinsip assesses fraud
risk sebagai salah satu prinsip yang terpisah dengan pengelolaan risiko secara
umum dalam komponen risk assesment (Cyndi, 2016). Namun berdasarkan
41
hasil survei yang dilakukan oleh ACFE pada tahun 2014, disebutkan bahwa
perusahaan di dunia mengalami kerugian rata-rata 5% setiap tahunnya karena
perbuatan fraud (ACFE, 2014). Berdasarkan penelitian ACFE 2016,
kecurangan laporan keuangan berada di ujung spektrum, terjadi kurang dari
10% kasus namun menyebabkan kerugian rata-rata $975.000 (ACFE, 2016).
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang
dilakukan terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian
dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan
bagian atau subset dari populasi.
Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh
dengan menggunakan pertimbangan tertentu, umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian. Sampel untuk penelitian ini adalah semua
perusahaan dalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2013-2015, dengan pertimbangan sebagai berikut:
1.
Perusahaan pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2013-2015.
2.
Perusahaan yang memiliki tahun buku yang berakhir pada 31 Desember.
3.
Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah.
4.
Perusahaan yang tidak mengalami rugi selama tahun penelitian.
5.
Perusahaan yang membayarkan dividen selama tahun penelitian.
42
6.
Laporan tahunan perusahaan memiliki data-data yang berkaitan dengan
variabel penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam
memperoleh
data-data
pada
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1.
Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, internet, berita, skripsi, dan perangkat lain
yang berkaitan dengan judul penelitian.
2.
Penelitian Lapangan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Seluruh data bersumber dari laporan keuangan pada perusahaanperusahaan manufaktur tahun 2013 sampai dengan 2015 yang telah
dipublikasikan lengkap di Bursa Efek Indonesia (BEI).
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis.
1.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihatdari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan
minimum. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut (Ghozali, 2013).
43
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif
yang bersifat deskriptif yang menjelaskan data yang didapat dengan
menggunakan analisis regresi berganda untuk menggambarkan fenomena
atau isu atau karakteristik data, yaitu dengan memberikan gambaran
tentang
pengaruh
tekanan
dan
peluang
terhadap
earnings
management/manipulations. Metode analisis data dilakukan dengan
bantuan aplikasi komputer program SPSS versi 22.
2.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan untuk menguji data penelitian
yang bersifat sekunder ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji
autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel-variabelnya memiliki distribusi normal atau
tidak. Data yang terdistribusi normal akan memperkecil kemungkinan
terjadinya bias. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil (Ghozali, 2013). Pengujian normalitas dilakukan dengan uji
statistik non parametrik One Sample Kolmogorov smirnov. Dasar
pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah:
44
1) Jika hasil One Sample Kolmogorov smirnov di atas tingkat
kepercayaan 0,05 menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika hasil One Sample Kolmogorov smirnov di dibawah tingkat
signifikansi 0,05 tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,
2013).
b. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditentukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antara variabel independen. Multikolinearitas dilihat
dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) yaitu sebagai
berikut:
1) Nilai tolerance> 0.10 dan nilai VIF < 10 maka disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi.
2)
Nilai tolerance< 0.10 dan nilai VIF > 10 maka disimpulkan
bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam
model regresi.
c.
Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013) uji autokorelasi digunakan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara
45
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Regresi yang
baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Pada penelitian ini uji
autokorelasi menggunakan run test.
Run test sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang
tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi
maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random (Ghozali,
2013).
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas digunakan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam
penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan metode Uji Glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara
meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen
(Gujarati & Porter, 2013). Jika variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas (probabilitas signifikansi tingkat kepercayaan
5%).
46
3.
Uji Hipotesis
a.
Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda
(multiple regression) untuk menguji pengaruh antara variabel
dependen dengan ke empat variabel independen. Tujuan analisis
regresi berganda ialah menggunakan nilai-nilai variabel independen
yang diketahui, untuk meramalkan nilai variabel dependen.
Variabel
independen
terdiri
dari
stabilitas
keuangan
(AGROW), target keuangan (ROA), tekanan eksternal (DIV) dan
peluang
(FCF)
terhadap variabel dependen
yaitu
Earnings
Management (EM) yang diproksikan dengan Discretionary Accruals.
Untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka rumus
persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝐸𝑀 = 𝛼 + 𝛽1 𝐴𝐺𝑅𝑂𝑊 + 𝛽2 𝑅𝑂𝐴 + 𝐵3 𝐷𝐼𝑉 + 𝐵4 𝐹𝐶𝐹 + ℇ
Dimana:
EM
= Earnings Management dengan Discretionary Accruals
α
= Konstanta
β1,2,3,4 = Koefisien variabel
AGROW= Tingkat pertumbuhan aset perusahaan/Assets Growth
ROA
= Return on Assets
DIV
= Dividend
FCF
= Free cash flow
ℇ
= Error
47
b. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui tingkat
ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, hal ini ditunjukkan
oleh besarnya koefisien determinasi (R²). Nilai koefisien determinasi
adalah 0 sampai 1. Semakin R² mendekati 0 maka semakin kecil
kemampuan semua
variabel
independen dalam
menjelaskan
perubahan nilai variabel dependen. Semakin R² mendekati 1 maka
semakin besar pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi
adalah bias terhadap jumlah independen yang dimasukkan kedalam
model. Dalam penelitian ini menggunakan banyak variable
independen, sehingga nilai Adjusted R2 lebih tepat digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variable dependen (Ghozali, 2013).
c.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk melakukan pegujian terhadap pengaruh
variabel independen bersama-sama secara simultan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatif yang ingin diuji adalah sebagai berikut:
Ha: Stabilitas Keuangan (AGROW), Target Keuangan (ROA),
Tekanan Eksternal (DIV), dan Peluang (FCF) berpengaruh secara
simultan terhadap Earnings Management.
48
Kriteria pengujian atau dasar pengambilan keputusan dalam
penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5% adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2013):
1) Jika probabilitas (sig F) > α (0,05) maka Hο akan diterima atau
Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Jika probabilitas (sig F) < α (0,05) maka Hο akan ditolak atau Ha
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
d. Uji Statistik t
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Tingkat signifikan dalam penelitian ini adalah 5%, artinya
risiko kesalahan mengambil keputusan adalah 5%. Dengan tingkat
signifikansi tersebut maka kriteria pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2013):
1) Jika probabilitas (sig t) > α (0,05), artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan secara parsial dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
2) Jika profitabilitas (sig t) < α (0,05), artinya ada pengaruh yang
signifikan secara parsial dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
49
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai definisi dari masing-masing
variabel yang digunakan beserta dengan operasional dan cara pengukurannya.
1.
Independent Variable (Variabel Bebas)
a.
Stabilitas Keuangan (Assets Growth/AGROW)
Stabilitas keuangan merupakan suatu kondisi keuangan
perusahaan dari kondisi stabil (Putriasih, et al., 2016). Stabilitas
keuangan dilihat dari seberapa besar tingkat pertumbuhan aset yang
dimiliki perusahaan. Tingkat pertumbuhan aset yang bagus dapat
menaikkan nilai perusahaan yang akan berdampak pada tingkat
pengembalian yang akan diterima investor maupun bonus yang
diterima oleh manajemen. Alasan tersebut seringkali membuat
manajemen termotivasi untuk menjadikan laporan keuangan sebagai
sarana menutupi kondisi stabilitas keuangan yang tidak sesuai harapan
dengan melakukan tindakan fraud (Aprillia, et al., 2017).
Proksi yang dapat digunakan dalam pengukuran stabilitas
keuangan yaitu dengan menghitung tingkat pertumbuhan aset
perusahaan
(Assets
Growth/AGROW).
AGROW
merupakan
persentase perubahan total aset pada tahun tertentu terhadap tahun
sebelumnya. AGROW dipilih karena mencerminkan aset yang
merupakan bukti kekayaan perusahaan yang dapat menunjukkan
gambaran dari suatu perusahaan. Semakin banyak aset yang dimiliki,
maka perusahaan dapat disebut sebagai perusahaan yang besar dan
50
memiliki image yang baik. Sebaliknya, apabila tingkat pertumbuhan
aset perusahaan kecil, maka perusahaan tersebut sedang dalam kondisi
keuangan yang tidak stabil dan dianggap belum mampu menjalankan
operasinya dengan baik (Martantya dan Daljono 2013).
Penelitian yang menggunakan AGROW sebagai alat ukur
stabilitas keuangan yaitu dilakukan oleh Martantya dan Daljono
(2013), Manurung & Hadian (2013), Oktaviani et al. (2014), Nugraha
& Henny (2015), dan Aprillia et al. (2017). Adapun AGROW dihitung
sebagai berikut:
𝐴𝐺𝑅𝑂𝑊 =
b.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡−1
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡
𝑋 100%
Target Keuangan (Return on total assets/ROA)
Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan seringkali
mematok besaran tingkat laba yang harus diperoleh atas usaha yang
dikeluarkan untuk mendapatkan laba tersebut, kondisi inilah yang
dinamakan target keuangan (financial targets). Salah satu pengukuran
untuk menilai tingkat laba yang diperoleh perusahaan atas usaha yang
dikeluarkan adalah ROA (Putriasih, et al., 2016).
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak dengan
menggunakan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA
digunakan untuk mengukur kemampuan rata-rata aset perusahaan
yang digunakan dalam mencapai keuntungan. Perbandingan laba
tehadap jumlah aset (ROA) adalah ukuran kinerja operasional yang
51
banyak digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aset telah
bekerja (Skousen, et al., 2008). ROA sering digunakan dalam menilai
kinerja manajer dan dalam menentukan bonus, kenaikan upah, dan
lain-lain (Putriasih, et al., 2016). Oleh karena itu, ROA dijadikan
sebagai proksi untuk variabel financial target dalam penelitian ini.
Return on asset (ROA) merupakan bagian dari rasio
profitabilitas dalam analisis laporan keuangan atau pengukuran
kinerja perusahaan. Penelitian yang menggunakan ROA sebagai alat
ukur target keuangan yaitu dilakukan oleh Martantya dan Daljono
(2013), Manurung & Hadian (2013), Oktaviani et al. (2014), Nugraha
& Henny (2015), dan Aprillia et al. (2017). ROA dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =
c.
Laba setelah pajak t − 1
Total aset t − 1
Tekanan Eksternal (Dividen/DIV)
External Pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi
manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak
ketiga (Sihombing & Rahardjo, 2014). Tekanan dari pihak luar yang
sering kali dialami manajemen perusahaan adalah kewajiban untuk
membayarkan dividen kepada para pemegang saham. Dividen
merupakan pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan
banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba
ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi
keuntungan kepada pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.
52
Pemegang saham minoritas biasanya melakukan tekanan
terhadap pihak dalam perusahaan untuk mencurahkan kas dalam
bentuk dividen yang dibayarkan (Noor, et al., 2015). Dividend payout
merupakan rasio persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada
pemegang saham biasa perusahaannya yang berupa dividen kas/tunai.
Apabila dividen yang dibagikan perusahaan lebih kecil dari dividen
yang diharapkan investor maka akan mengakibatkan terjadinya
pelepasan saham perusahaan yang akan mengakibatkan penurunan
harga saham dari perusahaan tersebut. Untuk mencegahnya
perusahaan cenderung melakukan manajemen laba.
Variabel Tekanan Eksternal (dividen) pada penelitian ini
diukur dengan besarnya dividend payout seperti penelitian yang
dilakukan oleh Shah et al. (2010). Dividend payout dihitung dengan
rumus:
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 =
d.
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑖𝑑
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
Peluang (Free Cash Flow/FCF)
Adanya peluang memungkinkan terjadinya kecurangan.
Peluang tercipta karena adanya kelemahan pengendalian internal,
ketidakefektifan pengawasan manajemen, atau penyalahgunaan posisi
atau otoritas. Kegagalan untuk menetapkan prosedur yang memadai
untuk mendeteksi aktivitas kecurangan juga meningkatkan peluang
terjadinya kecurangan (Maghfiroh, et al., 2015). Salah satu peluang
53
untuk manajer melakukan kecurangan yaitu tersedianya arus kas
bebas yang besar.
Arus kas bebas (Free Cash Flow) merupakan salah satu
pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan
aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Free Cash Flow
dipilih sebagai proksi peluang karena perusahaan dengan arus kas
bebas yang tinggi akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
melakukan manajemen laba, karena perusahaan tersebut terindikasi
menghadapi masalah keagenan yang lebih besar (Chung, 2005) dalam
(Agustia, 2013).
Penelitian yang menggunakan FCF sebagai alat ukur peluang
yaitu dilakukan oleh Maghfiroh et al. (2015) dan Skousen et al.
(2008). Arus kas bebas dihitung dengan rumus:
𝐹𝐶𝐹 = Total Arus Kas dari Aktivitas Operasi − Belanja Modal
− Dividen Kas
2.
Dependent Variable (Variabel Terikat)
Manajer
bertanggung
jawab
untuk
mempersiapkan
dan
menerbitkan informasi akuntansi bagi pihak eksternal. Sebagai orang
dalam, manajer menerapkan pengetahuan dalam mereka mengenai
keadaan perusahaan dan bisnisnya untuk menyiapkan informasi, sehingga
memberikan pandangan yang benar dan adil mengenai keuangan
perusahaan dan kinerjanya. Namun, mengingat adanya asimetri informasi
antara manajer dan pengguna eksternal informasi akuntansi, memberikan
54
kesempatan bagi manajer untuk menggunakan kebijaksanaan mereka
dalam mempersiapkan dan pelaporan informasi akuntansi untuk
keuntungan
mereka
sendiri.
Penggunaan
kebijaksanaan
dalam
mempersiapkan dan melaporkan informasi akuntansi yang biasa disebut
manajemen laba (Noor, et al., 2015).
Manajemen laba dapat diukur dengan menggunakan proksi
discretionary accrual berdasarkan Model Friedlan yang merupakan
pengembangan Model Healy (1985) dan Model De Angelo (1986). Model
Friedlan
(1994)
menyatakan
restriksi
bahwa
akrual nondiskresi stasioner antara kondisi bisnis yang berbeda. Friedlan
mengasumsikan akrual nondiskresioner adalah proporsional pada aktivitas
operasi yang diukur dengan sales (S). Manfaat utama dari model ini adalah
tidak membutuhkan persyaratan akan ketersediaan data yang tinggi.
Penelitian yang menggunakan Model Friedlan dilakukan oleh Gumanti
(2001). Perhitungan discretionary accrual menurut Model Friedlan adalah
sebagai berikut:
𝐷𝐴𝐶𝑝𝑡 = (
TACpt
TACpd
)−(
)
SALEpt
SALEpd
Keterangan:
DACpt
: Discretionary accrual pada periode tes
TACpt
: Total accrual pada periode tes
TACpd
: Total accrual pada periode dasar
SALEpt
: Penjualan pada periode tes
SALEpd
: Penjualan pada periode dasar
55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada periode 2013 hingga 2015 merupakan populasi dalam penelitian ini.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Perusahaanperusahaan yang dijadikan sampel telah sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan pada bab sebelumnya. Proses seleksi disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian
Keterangan
Jumlah perusahaan di industri manufaktur yang
terdaftar selama tiga tahun berturut-turut di BEI
selama tahun 2013-2015
Perusahaan yang tidak memiliki tahun buku yang
berakhir pada 31 Desember
Jumlah
133
(3)
Perusahaan yang mengalami rugi
(38)
Perusahaan yang tidak menggunakan rupiah
(27)
Perusahaan yang tidak membayar dividen selama tiga
tahun dalam periode penelitian tahun 2013-2015
(14)
Jumlah sampel penelitian terpilih
51
Tahun pengamatan
3
Jumlah sampel total dalam periode penelitian
Sumber: Data sekunder diolah
56
153
Namun, setelah data mengalami pengolahan pada program SPSS versi
22, data mengalami outlier, sehingga ada beberapa data yang dikeluarkan dari
sampel.
Tabel 4.1 (Lanjutan)
Keterangan
Jumlah
Jumlah sampel penelitian terpilih
153
Data outlier
4
Jumlah data yang dapat diolah
149
Sumber: Data sekunder diolah
Dari hasil seleksi sampel penelitian di atas, terdapat 51 perusahaan
dengan total 153 data observasi yang sesuai
merupakan daftar perusahaan
dengan kriteria. Berikut
manufaktur yang menjadi sampel dalam
penelitian disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama Perusahaan
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Argha Karya Prima Industry Tbk
Alkindo Naratama Tbk
Asahimas Flat Glass Tbk
Arwana Citra Mulia Tbk
Astra International Tbk
Astra Auto Part Tbk
Sepatu Bata Tbk
Wilmar Cahaya Tbk
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
Delta Djakarta Tbk
Duta Pertiwi Nusantara
Kode
AISA
AKPI
ALDO
AMFG
ARNA
ASII
AUTO
BATA
CEKA
CPIN
DLTA
DPNS
57
Tabel 4.2 (Lanjutan)
No
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Nama Perusahaan
Darya Varia Laboratoria Tbk
Ekadharma International Tbk
Gudang Garam Tbk
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Champion Pasific Indonesia Tbk
Indal Aluminium Industry Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Indospring Tbk
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
Jembo Cable Company Tbk
Japfa Comfeed Indonesia Tbk
Kimia Farma Tbk
KMI Wire and Cable Tbk
Kalbe Farma Tbk
Lion Metal Works Tbk
Lionmesh Prima Tbk
Merck Tbk
Mayora Indah Tbk
Ricky Putra Globalindo Tbk
Nippon Indosari Corporindo Tbk
Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Sekar Bumi Tbk
Sekar Laut Tbk
Semen Baturaja Persero Tbk
Holcim Indonesia Tbk
Semen Gresik Tbk
Selamat Sempurna Tbk
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
Mandom Indonesia Tbk
Surya Toto Indonesia Tbk
Trisula International Tbk
Trias Sentosa Tbk
Kode
DVLA
EKAD
GGRM
HMSP
ICBP
IGAR
INAI
INDF
INDS
INTP
ISSP
JECC
JPFA
KAEF
KBLI
KLBF
LION
LMSH
MERK
MYOR
RICY
ROTI
SCCO
SIDO
SKBM
SKLT
SMBR
SMCB
SMGR
SMSM
SQBB
TCID
TOTO
TRIS
TRST
58
Tabel 4.2 (Lanjutan)
No
Nama Perusahaan
48
Tempo Scan Pasific Tbk
49
Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
50
Unilever Indonesia Tbk
51
Wismilak Inti Makmur Tbk
Sumber: Data sekunder diolah
Kode
TSPC
ULTJ
UNVR
WIIM
B. Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum,
minimum (Ghozali, 2013). Tabel statistik menjelaskan distribusi variabelvariabel yang diteliti, meliputi variabel dependen (Y) yaitu Manajemen
Laba (EM) dan distribusi variabel independen (X) yaitu Stabilitas
Keuangan (AGROW), Target Keuangan (ROA), Tekanan Eksternal (DIV),
dan Peluang (FCF). Hasil uji statistik deskriptif untuk variabel dependen
dan independen tersebut disajikan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
AGROW
149
-,16533
,55795
,1220357
,10187295
ROA
149
,00012
,42677
,1244800
,09287505
DIV
149
,00000
18,37749
,5590292
1,52917963
FCF
149 -12272306000000
EM
149
-,24879
8875000000000 -152415083769,51 1696552027459,330
,21736
-,0105677
,07496090
Sumber: Data sekunder diolah
59
Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan hasil analisis
dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis terhadap variabel
Stabilitas Keuangan (AGROW) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,16533, nilai maksimum sebesar 0,55795 dengan rata-rata 0,1220357 dan
standar deviasi 0,10187295. Hal ini menunjukkan bahwa pada data sampel
yang berjumlah 149 nilai rasio pertumbuhan aset perusahaan memiliki
nilai paling rendah -0,16533 atau -16,533% dan nilai paling tinggi 0,55795
atau 55,795%.
Variabel Target Keuangan (ROA) setelah dilakukan pengujian
statistik deskriptif memperoleh nilai minimum sebesar 0,00012 dan nilai
maksimum sebesar 0,42677 dengan rata-rata 0,1244800 dan standar
deviasi 0,09287505. Hal ini menunjukkan bahwa pada data sampel yang
berjumlah 149 nilai rasio total aset memiliki nilai paling rendah 0,00012
atau 0,012% dan nilai paling tinggi 0,42677 atau 42,677%.
Variabel Tekanan Eksternal (DIV) memiliki nilai minimum
sebesar 0,00000 dan nilai maksimum sebesar 18,37749 dengan rata-rata
0,5590292 dan standar deviasi 1,52917963. Selanjutnya, hasil analisis
statistik deskriptif variabel Peluang (FCF) menunjukkan nilai minimum
Rp.-12.272.306.000.000
dan
nilai
maksimum
sebesar
Rp.8.875.000.000.000 dengan rata-rata Rp.-152.415.083.769,51 dan
standar deviasi Rp. 1.696.552.027.459,330.
60
Dan terakhir, hasil analisis statistik deskriptif variabel manipulasi
Laba/Earnings Management (EM) menunjukan nilai minimum sebesar 0,24879 dan nilai maksimum sebesar 0,21736 dengan rata-rata -0,0105677
dan standar deviasi 0,07496090. Hal ini menunjukkan bahwa pada data
sampel yang berjumlah 149 nilai rasio manajemen laba yang diproksikan
dengan Discretionary Accrual memiliki nilai paling rendah -0,24879 atau
-24,879% dan nilai paling tinggi 0,21736 atau 21,736%. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan manufaktur melakukan
manajemen laba cenderung dengan teknik income minimization.
2. Hasil Uji Asumsi klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai
distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini
pengujian uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode uji
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan
keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas
signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05
maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila
angka probabilitas di atas 0,05 maka HA ditolak yang berarti variabel
terdistribusi secara normal (Ghozali, 2013).
61
Adapun hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat pada
gambar 4.1, 4.2 dan tabel 4.4.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan grafik histogram padagambar 4.1 terlihat bahwa
data terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris tidak menceng
(skewness) ke kanan atau ke kiri, maka dapat dikatakan bahwa model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan P Plot
Sumber: Data sekunder diolah
62
Berdasarkan grafik normal P-Plot pada gambar 4.2 terlihat titiktitik menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini menunjukkan pola
distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b
149
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000
,07082757
Absolute
,067
Positive
,067
Negative
-,059
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
,067
,098c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov pada tabel
4.4 besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,067 dengan
probabilitas signifikansi 0,098 yang berada di atas 0,05, hasil tersebut
menunjukkan bahwa data residual terdistribusi secara normal. Hal ini
konsisten dengan hasil uji grafik histogram dan grafik normal P-Plot.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)
63
(Ghozali, 2013). Hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini
disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
AGROW
0,975
1,026
ROA
0,976
1,024
DIV
0,996
1,004
FCF
0,963
1,039
Sumber: Data sekunder diolah
Variabel
Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.5 kolom
Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki
nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama
yakni tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas
antar variabel independen dalam model regresi pada peneltian ini.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi
korelasi
maka
dinamakan
ada
masalah
autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
64
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya (Ghozali, 2013). Berikut merupakan hasil uji autokorelasi
dengan menggunakan run test:
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Uji Run Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea
,00174
Cases < Test Value
74
Cases >= Test Value
75
Total Cases
149
Number of Runs
76
Z
,083
Asymp. Sig. (2-tailed)
,934
a. Median
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan menggunakan run
test, nilai test adalah 0,00174 dengan probabilitas 0,934. Hal ini
menunjukkan bahwa residual acak/random atau indikasi tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi linier yang digunakan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.7 di bawah merupakan hasil Uji Heteroskedastisitas
dengan menggunakan Uji Glejser. Jika variabel independen signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi
heteroskedastisitas
(probabilitas
signifikansi
tingkat
kepercayaan 5%) (Ghozali, 2013).
65
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Glejser
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant)
,057
,008
AGROW
-,025
,039
ROA
,009
DIV
-,003
a.
FCF
1,957E-15
Dependent Variable: ABS_Res3
Beta
t
Sig.
6,784
,000
-,055
-,654
,514
,042
,018
,212
,832
,003
-,110
-1,334
,184
,000
,070
,838
,403
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa
tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikansi yang menunjukkan nilai di atas 0,05, maka dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya
(Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan variabel
independen yaitu Stabilitas Keuangan (AGROW), Target Keuangan
(ROA), Tekanan Eksternal (DIV), dan Peluang (FCF), serta variabel
dependen yaitu manipulasi laba/Earnings Management (EM) yang
diproksikan dengan Discretionary Accruals.
66
Adapun hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan pada
tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
R
,327a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,107
,082
,07180455
a. Independent Variabel: FCF, DIV, ROA, AGROW
b. Dependent Variable: EM
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan hasil uji R2 pada tabel 4.8 besarnya Adjusted R
Square adalah 0,082 hal ini berarti sebesar 8,2% variasi variabel
dependen
manipulasi laba/Earnings Management
(EM)
dapat
dijelaskan oleh variasi dari ke empat variabel independen Stabilitas
Keuangan (AGROW), Target Keuangan (ROA), Tekanan Eksternal
(DIV), dan Peluang (FCF), sedangkan sisanya (100% - 8,2% = 91,8%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model, seperti leverage dan
financial distress (Ghazali, et al., 2015), assets change (ACHANGE)
(Prasmaulida, 2016), rasio komisaris (BDOUT) (Manurung & Hadian,
2013), sales growth, ukuran komite audit, dan persentase dari komite
audit independen (Oktaviani, et al., 2014), pergantian direktur
(Manurung & Hardika, 2015).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F dilakukan untuk melihat apakah variabel
independen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap
67
variabel dependen atau tidak. Hasil uji statistik F disajikan dalam tabel
4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Model
1
Sum of
Squares
Mean
df
Square
Regression
,089
4
,022
Residual
,742
144
,005
Total
,832
148
F
4,324
Sig.
,002b
a. Dependent Variable: EM
b. Independent Variable: FCF, DIV, ROA, AGROW
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.9 didapat nilai F hitung
sebesar 4,324 dengan Sig 0,002, karena nilai probabilitas signifikansi
jauh lebih kecil 0,05 menunjukkan bahwa variabel independen
Stabilitas Keuangan (AGROW), Target Keuangan (ROA), Tekanan
Eksternal (DIV), dan Peluang (FCF) berpengaruh terhadap variabel
dependen manipulasi laba/ Earnings Management (EM).
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk melihat seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil uji statistik t disajikan dalam
tabel 4.10.
68
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Variabel
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant)
-,018
,013
AGROW
,149
,059
ROA
-,070
DIV
a.
t
Sig.
Beta
-1,436
,153
,202
2,532
,012
,064
-,087
-1,093
,276
-,005
,004
-,109
-1,377
,171
FCF
-8,599E-15
Dependent Variable: EM
,000
-,195
-2,425
,017
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.10, dari ke empat
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi variabel
Target Keuangan (ROA) dan Tekanan Eksternal (DIV) tidak signifikan,
hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk Target
Keuangan (ROA) sebesar 0,276 dan untuk Tekanan Eksternal (DIV)
sebesar 0,171 yang keduanya memiliki nilai di atas 0,05. Sedangkan
variabel Stabilitas Keuangan (AGROW) dan Peluang (FCF) keduanya
signifikan karena berada di bawah 0,05. Variabel Stabilitas Keuangan
(AGROW) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,012 dan Peluang
(FCF) sebesar 0,017. Jadi dapat disimpulkan dari ke empat variabel
independen dalam model regresi pada penelitian ini terdapat dua
variabel independen yaitu Stabilitas Keuangan (AGROW) dan Peluang
(FCF) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
yaitu manipulasi laba/Earnings Management (EM).
69
C. Pembahasan
1. Pengaruh Stabilitas Keuangan terhadap Earnings Management
Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa stabilitas
keuangan (AGROW) berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil
analisis regresi menunjukkan variabel stabilitas keuangan (AGROW)
memiliki koefisien regresi sebesar 0,149 dengan tingkat signifikansi
yang kurang dari 0,05 yaitu 0,012. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel stabilitas keuangan yang diproksikan
dengan tingkat pertumbuhan aset perusahaan/Assets Growth (AGROW)
berpengaruh positif terhadap Earnings Management (EM) atau dengan
kata lain H1 diterima.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Martantya dan Daljono (2013), Manurung dan Hadian
(2013), dan Oktaviani et al. (2014), yang menunjukkan bahwa stabilitas
keuangan (AGROW) memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
Namun penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Nugraha dan Henny (2015) dan Aprilia (2017) yang menunjukkan
hasil bahwa stabilitas keuangan AGROW tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada penelitian
ini memperoleh hasil bahwa stabilitas keuangan yang diproksikan
dengan AGROW berpengaruh positif terhadap manajemen laba, dapat
diartikan bahwa perusahaan yang melakukan kecurangan cenderung
70
memiliki AGROW lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang
tidak melakukan kecurangan berupa manajemen laba (Martantya &
Daljono, 2013). Bentuk kecurangan pada laporan keuangan yang
dilakukan
oleh
manajemen
salah
satunya
berkaitan
dengan
pertumbuhan aset perusahaan (Skousen, et al., 2008). Tingginya aset
yang dimiliki perusahaan menjadi daya tarik bagi investor. Untuk
menarik para investor, manajemen perusahaan tentunya berupaya untuk
sebaik mungkin menyajikan gambaran perusahaan melalui laporan
keuangan yang meyakinkan bagi investor salah satunya yaitu dengan
tingginya aset yang dimiliki.
Manajemen seringkali dituntut untuk menunjukkan bahwa
perusahaan telah mampu mengelola aset dengan baik sehingga
keuntungan yang dihasilkannya pun juga banyak yang nantinya akan
meningkatkan bonus yang diterimanya dan akan menghasilkan return
yang tinggi pula untuk para investor (Nugraha & Henny, 2015). Karena
alasan itulah, manajemen memanfaatkan laporan keuangan sebagai alat
untuk menutupi kondisi stabilitas keuangan yang kurang baik dengan
melakukan tindakan kecurangan melalui manajemen laba. Dengan
demikian, apabila stabilitas perekonomian perusahaan kurang baik,
maka tingkat kecurangan laporan keuangan akan meningkat (Reskino &
Anshori, 2016).
71
2. Pengaruh Target Keuangan terhadap Earnings Management
Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa Target
Keuangan (ROA) berpengaruh terhadap Earnings Management (EM).
Hasil analisis regresi menunjukkan variabel Target Keuangan dengan
proksi Return on total assets (ROA) memiliki koefisien regresi sebesar
-0,070 dengan tingkat signifikansi yang lebih dari 0,05 yaitu 0,276.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel target
keuangan yang diproksikan dengan Return on total assets (ROA) belum
mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap variabel Earnings
Management (EM) atau dengan kata lain H2 tidak terdukung.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Aprillia et al. (2017), Annisya et al. (2016), Manurung
dan Hardika (2015) dan Prasmaulida (2016) yang menunjukkan hasil
bahwa tidak mendapatkan bukti ROA memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba. Namun penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Martantya dan Daljono (2013) dan Nugraha dan
Henny (2015) yang menunjukan hasil adanya pengaruh antara ROA
terhadap manajemen laba.
Menurut Amara et al. (2013) kinerja perusahaan yang rendah
tidak mempengaruhi terjadinya kecurangan pelaporan keuangan.
Apabila ROA menunjukkan hasil yang negatif dapat diartikan bahwa
laba perusahaan tersebut juga dalam kondisi negatif, yang berarti
kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan aset
72
belum mampu menghasilkan laba (Martantya & Daljono, 2013).
Penelitian Carlson dan Bathala (1997) dalam Widyastuti (2009)
membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki laba yang besar (yang
diukur dengan profitabilitas atau ROA) lebih mungkin melakukan
manajemen laba daripada perusahaan yang memiliki laba yang kecil.
Penurunan profitabilitas perusahaan dapat terjadi akibat krisis
yang melanda industri atau perusahaan yang tidak dapat diprediksi
sehingga terjadi penurunan profitabilitas ataupun kenaikan profitabilitas
yang semu. Kenaikan profitabilitas perusahaan juga dapat diakibatkan
karena adanya peningkatan mutu operasional perusahaan seperti
pembaharuan sistem informasi, perekrutan tenaga kerja yang potensial
serta kebijakan direksi yang tepat dalam menyelesaikan masalah
(Sihombing & Rahardjo, 2014).
Kemungkinan lain dalam ketidakmampuan ROA dalam
mendeteksi kecurangan laporan keuangan disebabkan karena manajer
menganggap bahwa besarnya target ROA perusahaan masih dinilai
wajar dan dapat dicapai. Manajer tidak menganggap bahwa target ROA
tersebut sebagai tekanan (target keuangan) yang sulit untuk dicapai
sehingga besarnya target ROA tidak memicu terjadinya kecurangan
laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen.
3. Pengaruh Tekanan Eksternal terhadap Earnings Management
Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa Dividend
(DIV) berpengaruh terhadap manipulasi laba/Earnings Management
73
(EM). Hasil analisis regresi menunjukkan variabel Dividend (DIV)
memiliki koefisien regresi sebesar -0,005 dengan tingkat signifikansi
yang lebih dari 0,05 yaitu 0,171. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel tekanan eksternal yang diproksikan dengan
Dividend (DIV) belum mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap
variabel Earnings Management (EM) atau dengan kata lain H3 tidak
terdukung.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Noor et al. (2015) yang menunjukkan hasil bahwa tidak
mendapatkan bukti dividend memiliki pengaruh terhadap manajemen
laba. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Sulistiyawati
(2013) yang menunjukkan hasil bahwa kebijakan dividen tidak memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba dalam bentuk perataan laba. Namun
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dahyani et al. (2017) yang menunjukan hasil adanya pengaruh antara
dividend terhadap manajemen laba.
Menurut Kustono (2009) devidend payout terbukti tidak
mempengaruhi praktik manajemen laba dalam bentuk perataan laba. Hal
ini mungkin dikarenakan kebijakan deviden payout merupakan
keputusan rapat umum pemegang saham (principal) yang belum tentu
dapat dideteksi oleh manajemen. Dividend payout merefleksikan
kebijakan manajemen dalam menentukan pembagian pendapatan antara
penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham
74
dalam bentuk dividen atau digunakan di dalam perusahan sebagai laba
yang ditahan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sehingga
besar kecilnya dividend payout sangat ditentukan oleh kecenderungan
manajemen dalam mengelola pendapatan perusahaan. Jika manajemen
lebih memprioritaskan tingkat dividen, maka rasio dividend payout
lebih tinggi dibandingkan jika manjemen lebih memprioritaskan
menginvestasikannya kembali untuk pertumbuhan perusahaan.
Kaitannya dengan penelitian ini, menunjukkan dividen bukan
menjadi motivasi bagi perusahaan untuk melakukan manajemen laba.
Pengambilan keputusan kebijakan dividen payout diperlukan adanya
campur tangan dari pihak pemegang saham perusahaan sehingga pihak
manajemen enggan untuk melakukan manipulasi laba. Sama halnya
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibiksono dan Rudiawarni
(2015) yang menyatakan bahwa perusahaan yang membayar dividen
dan perusahaan yang tidak membayar dividen memiliki kecenderungan
yang sama dalam melakukan praktik manajemen laba. Dengan
demikian,
tidak
terbukti bahwa
perusahaan
yang
melakukan
pembayaran dividen pada tahun sebelumnya akan lebih cenderung
melakukan manajemen laba untuk dapat memenuhi dividen yang
diharapkan oleh para pemegang saham dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak melakukan pembayaran dividen pada tahun
sebelumnya.
75
4. Pengaruh Peluang terhadap Earnings Management
Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa Free Cash
Flow
(FCF)
berpengaruh
terhadap
manipulasi
laba/Earnings
Management (EM). Hasil analisis regresi menunjukkan variabel Free
Cash
Flow
(FCF)
memiliki
koefisien
regresi
sebesar
-
0,000000000000008599 dengan tingkat signifikansi yang kurang dari
0,05 yaitu 0,017. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
faktor peluang yang diproksikan dengan variabel Free Cash Flow (FCF)
berpengaruh negatif terhadap Earnings Management (EM) atau dengan
kata lain H4 diterima.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Noor et al. (2015) dengan tingkat signifikansi 0,1 dan
Agustia (2013) yang menunjukkan hasil bahwa Free Cash Flow (FCF)
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Namun penelitian ini
tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ghazali et al.
(2015) yang memberikan bukti lain bahwa FCF tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Hasil ini menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki arus kas
bebas tidak akan membuat manajer melakukan tindakan oportunistic
yaitu melakukan tindakan manajemen laba (Herlambang, et al., 2017).
Hal ini dikarenakan free cash flow merupakan determinan penting dalam
penentuan nilai perusahaan, sehingga manajer perusahaan lebih terfokus
pada usaha untuk meningkatkan free cash flow. Perusahaan dengan arus
76
kas bebas yang tinggi cenderung tidak akan melakukan manajemen laba,
karena meskipun tanpa adanya manajemen laba, perusahaan sudah bisa
meningkatkan harga sahamnya karena investor melihat bahwa
perusahaan tersebut mempunyai kelebihan kas untuk pembagian
dividen (Agustia, 2013).
Hubungan negatif antara arus kas bebas dan manajemen laba
memberi sinyal bahwa manajer akan menerapkan manajemen laba
ketika arus kas rendah demi kelangsungan hidup dan kelangsungan
usaha perusahaan (Bukit & Iskandar, 2009). Adanya arus kas yang
tinggi memungkinkan manajemen untuk melakukan proyek yang dapat
menguntungkan sehingga perusahaan mencapai kinerja yang lebih baik
dan menghindari kecenderungan para manajer untuk berperilaku curang
dan terlibat dalam manajemen laba.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor tekanan
dan peluang terhadap manajemen laba. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi berganda yang diolah menggunakan SPSS versi
22. Sampel yang digunakan merupakan 51 perusahaan manufaktur yang telah
memenuhi kriteria pemilihan sampel dengan periode penelitian dari tahun 2013
sampai dengan 2015.
Berdasarkan hasil analisis, pengujian hipotesis, pembahasan serta
penelitian yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan
penelitian sebagai berikut:
1.
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang telah dilakukan pada
penelitian ini, variabel stabilitas keuangan yang diproksikan dengan Assets
Growth (AGROW) secara statistik berpengaruh positif terhadap Earnings
Management (EM).
2.
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang telah dilakukan, variabel
target keuangan yang diproksikan dengan Return on total assets (ROA)
secara statistik belum mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap
variabel Earnings Management (EM).
78
3.
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang telah dilakukan, variabel
tekanan eksternal yang diproksikan dengan Dividend Payout (DIV) secara
statistik belum mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap variabel
Earnings Management (EM).
4.
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang telah dilakukan, variabel
peluang yang diproksikan dengan Free Cash Flow (FCF) secara statistik
berpengaruh negatif terhadap Earnings Management (EM).
B. Saran
Adapun saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya
adalah sebagai berikut:
1.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
kategori perusahaan agar dapat memprediksi praktik manajemen laba pada
kategori perusahan lain atau menggunakan seluruh kategori perusahaan
yang ada untuk meneliti praktik manajemen laba secara menyeluruh.
2.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pengukuran lain
dalam menentukan nilai discretionary accruals seperti The Modified Jones
Model (1995).
3.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel dependen
yang lain sebagai pengukur dari financial statement fraud selain dengan
manajemen laba.
4.
Penelitian
selanjutnya
diharapkan
dapat
menambahkan
variabel
independen yang lain seperti dari faktor rasionalization dan capability.
79
DAFTAR PUSTAKA
Aghghaleh, S. F., Iskandar, T. M. & Mohamed, Z. M., 2014. Fraud Risk Factors of
Fraud Triangle and the Likelihood of Fraud Occurrence: Evidence from
Malaysia. Information Management and Business Review, 6(1), pp. 1-7.
Agustia, D., 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow,
dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
15(1), pp. 27-42.
Aprilia, 2017. The Analysis of The Effect of Fraud Pentagon on Financial
Statement Fraud Using Beneish Model in Companies Applying The
ASEAN Corporate Governance Scorecard. Jurnal Akuntansi Riset, 6(1), pp.
96-126.
Aprillia, Cicilia, O. & Sergius, R. P., 2017. The Effectiveness of Fraud Triangle on
Detecting Fraudelent Financial Statement: Using Beneish Model and The
Case of Special Companies. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 3(3), pp.
836-850.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), 2014. Report of the Nations on
Occupational Fraud and Abuse: 2014 Global Fraud Study, New York:
ACFE.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), 2016. Report to the Nation on
Occupational Fraud and Abuse: 2016 Global Fraud Study, New York:
ACFE.
Brigham, E. F. & Houston, J. F., 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Bukit, R. B. & Iskandar, T. M., 2009. Surplus Free Cash Flow, Earnings
Management and Audit Committee. International Journal of Economics
amd Management, 3(1), pp. 204-223.
Bukit, R. B. & Nasution, F. N., 2015. Employee Diff, Free Cash Flow, Corporate
Governance and Earnings Management. Procedia-Social and Behavioral
Sciences 211, pp. 585-594.
Cohen, J., Ding, Y., Lesage, C. & Stolowy, H., 2010. Corporate Fraud and
Managers' Behavior: Evidence from the Press. Journal of Business Ethics,
pp. 271-315.
80
Cyndi, 2016. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan.
[Online]
Available at: http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/168artikel-pengembangan-sdm/23174-penguatan-sistem-pengendalianinternal-melalui-penerapan-penilaian-risiko-fraud
[Diakses 21 Juli 2017].
Dahayani, N. K. S., Budiartha, I. K. & Suardikha, I. M. S., 2017. Pengaruh
Kebijakan Dividen pada Manajemen Laba dengan Good Corporate
Governance sebagai Moderasi. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana, 6(4), pp. 1395-1424.
Ghazali, A. W., Shafie, N. A. & Sanusi, Z. M., 2015. Earnings Management: An
Analysis of Opportunistic Behaviour, Monitoring Mechanism and Financial
Distress. Procedia Economics and Finance 28, pp. 190-201.
Ghozali, I., 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, L. J. & Zutter, C. J., 2015. Principle of Managerial Finance. 14 penyunt.
England: Pearson.
Gujarati, D. N. & Porter, D. C., 2013. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba
Empat.
Gumanti, T. A., 2001. Earnings Management dalam Penawaran Saham Perdana di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 4(2), pp. 165-183.
Herlambang, A. R., Halim, E. H. & Haryetti, 2017. Analisis Pengaruh Free Cash
Flow dan Financial Leverage terhadap Manajemen Laba dengan Good
Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi. JOM Fekon, 4(1), pp.
15-29.
Karyono, 2013. Forensic Fraud. Yogyakarta: ANDI.
Kustono, A. S., 2009. Pengaruh Ukuran, Devidend Payout, Risiko Spesifik, dan
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan
Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002–2006. Jurnal Ekonomi
Bisnis, 14(3), pp. 200-205.
Maghfiroh, N., Ardiyani, K. & Syafnita, 2015. Analisis Pengaruh Financial
Stability, Personal Financial Need, External Pressure, Ineffective
Monitoring pada Financial Statement Fraud dalam Perspektif Fraud. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, 16(1), pp. 51-66.
81
Manurung, D. T. H. & Hadian, N., 2013. Detection Fraud of Financial Statement
with Fraud Triangle. Proceedings of 23rd International Business Research
Conference.
Manurung, D. T. H. & Hardika, A. L., 2015. Analysis of Factors that Influence
Financial Statement Fraud in The Perspective Fraud Diamond: Empirical
Study on Banking Companies Listed on The Indonesia Stock Exchange year
2012 to 2014. International Conference on Accounting Studies, pp. 279286.
Martantya & Daljono, 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui
Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan yang
Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002-2006). Diponegoro Journal
of Accounting, 2(2), pp. 1-12.
Mohd Sufian, M. T., Sanusi, Z. M., Osman, A. H. & Azhari, M. I. M., 2015.
Manipulation of Earnings: The Pressure of Opportunistic Behavior and
Monitoring Mechanisms in Malaysian Shariah-Compliant Companies.
Procedia Economics and Finance 31, pp. 213-227.
Noor, N. F. M. et al., 2015. Fraud Motives and Opportunities Factors on Earnings
Manipulations. Procedia Economics and Finance 28, pp. 126-135.
Nugraha, N. D. A. & Henny, D., 2015. Pendeteksian Laporan Keuangan Melalui
Faktor Resiko, Tekanan, dan Peluang (Berdasarkan Press Release OJK
2008-2012). e-Journal Akuntansi Trisakti, 2(1), pp. 29-48.
Oktaviani, E., Karyawati, G. & Arsyad, N., 2014. Factors Effecting Financial
Statement Fraud: Fraud Triangle Approach. 3rd Economic & Business
Research Festival, pp. 1939-1955.
Prasmaulida, S., 2016. Financial Statement Fraud Detection Using Perspective of
Fraud Triangle Adopted by SAS No. 99. Asia Pasific Fraud Journal, 1(2),
pp. 317-335.
Priantara, D., 2013. Fraud Auditing & Investigation. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Purba, B. P., 2015. Fraud dan Korupsi: Pencegahan, Pendeteksian, dan
Pemberantasannya. Jakarta: Lestari Kiranatama.
Purwanto, A., 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba
pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi, Volume 13,
pp. 157-170.
82
Putriasih, K., Herawati, N. N. T. & Wahyuni, M. A., 2016. Analisis Fraud Diamond
dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2013-2015. e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1, 6(3), pp. 1-12.
Rahman, R. A., Sulaiman, S., Fadel, E. S. & Kazemian, S., 2016. Earnings
Management and Fraudulent Financial Reporting: The Malaysian Story.
Journal of Modern Accounting and Auditing, 12(2), pp. 91-101.
Reeve, J. M., Warren, C. S. & Duchac, J. E., 2009. Principles of Accounting. UK:
South-Western.
Reskino & Anshori, M. F., 2016. Model Pendeteksian Kecurangan Laporan
Keuangan dengan Analisis Fraud Triangle. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma JAMAL, 7(2), pp. 256-269.
Scott, W. R., 2012. Financial Accounting Theory. USA: PEARSON.
Shah, S. Z. A., Yuan, H. & Zafar, N., 2010. Earnings Management and Dividend
Policy An Empirical comparison between Pakistani Listed Companies and
Chinese listed Companies. International Research Journal of Finance and
Economics, Issue 35, pp. 51-60.
Shelton, A., 2014. Analysis of Capabilities Attributed to the Fraud Diamond.
Undergraduate
Honors
These.Paper
21.
availabel
at
http://dc.etsu.edu/honors/213.
Sihombing, K. S. & Rahardjo, S. N., 2014. Analisis Fraud Diamond dalam
Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 20102012. Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), pp. 1-12.
Skousen, C. J., Smith, K. R. & Wright, C. J., 2008. Detecting and Predicting
Financial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and
SAS No. 99. Corporate Governance and Firm Performance Advances in
Financial Economis, Volume 13, pp. 53-81.
Sulistiyawati, 2013. Pengaruh Nilai Perusahaan, Kebijakan Dividen, dan Reputasi
Auditor terhadap Perataan Laba. Accounting Analysis Journal, 2(2), pp.
148-153.
83
Suyanto, 2009. Fraudulent Financial Statement Evidence from Statement on
Auditing Standard No. 99. Gajah Mada International Journal of Business,
11(1), pp. 117-144.
Tjahjono, S. et al., 2013. Business Crime and Ethics: Konsep dan Studi Kasus
Fraud di Indonesia dan Global. Yogyakarta: ANDI.
Warren, C. S., Reeve, J. M. & Fess, P. E., 2006. Pengantar Akuntansi. Edisi Dua
Puluh Satu penyunt. Jakarta: Salemba Empat.
Weygandt, J. J., Kimmel, P. D. & Kieso, D. E., 2011. Financial Accounting. USA:
John Willey & Sons, Inc..
Wibiksono, R. A. & Rudiawarni, F. A., 2015. Pengaruh Premanaged Earnings dan
Dividen yang Diharapkan terhadap Praktik Manajemen Laba. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 12(1), pp. 1-18.
Widyastuti, T., 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan
Terhadap Manajemen Laba: Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
Jurnal Magister Akuntansi, 9(1), pp. 30-41.
Zuhro, F. & Suwitho, 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan Pertumbuhan Aset dan
Profabilitas terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen,
5(5), pp. 1-16.
84
LAMPIRAN-LAMPIRAN
85
LAMPIRAN 1
Perhitungan Manajemen Laba
DA = (TA/SALESt) – (TA/SALESt-1)
Ket: TA (Total Accrual) = Net Operating Income (NOI) – Cash Flow from Operations (CFO)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
86
Kode
Emiten
AISA
AKPI
ALDO
AMFG
ARNA
ASII
AUTO
BATA
CEKA
CPIN
DLTA
DPNS
DVLA
EKAD
GGRM
HMSP
ICBP
IGAR
2012
NOI
459.778.000.000
86.594.569.000
23.575.862.439
448.620.000.000
224.434.097.735
28.228.000.000.000
1.333.548.000.000
100.163.879.000
91.289.120.358
3.458.680.000.000
277.616.552.000
23.006.862.464
196.165.866.000
51.909.591.793
6.025.681.000.000
13.297.916.000.000
2.849.250.000.000
59.881.353.589
CFO
128.335.000.000
12.203.424.000
20.669.774.946
411.135.000.000
237.695.889.064
8.930.000.000.000
537.785.000.000
46.373.022.000
178.453.350.790
1.689.376.000.000
248.441.252.000
6.530.804.861
119.207.439.000
28.582.923.169
3.953.574.000.000
4.087.495.000.000
3.053.526.000.000
32.191.725.185
TA
SALES
TA/SALES
331.443.000.000
2.747.623.000.000
0,12063
74.391.145.000
1.509.185.293.000
0,04929
2.906.087.493
318.332.488.772
0,00913
37.485.000.000
2.857.310.000.000
0,01312
(13.261.791.329)
1.113.663.603.211
-0,01191
19.298.000.000.000 188.053.000.000.000
0,10262
795.763.000.000
8.277.485.000.000
0,09614
53.790.857.000
751.449.338.000
0,07158
(87.164.230.432)
1.123.519.657.631
-0,07758
1.769.304.000.000
21.310.925.000.000
0,08302
29.175.300.000
1.719.814.548.000
0,01696
16.476.057.603
146.690.966.909
0,11232
76.958.427.000
1.087.379.869.000
0,07077
23.326.668.624
385.037.050.333
0,06058
2.072.107.000.000
49.028.696.000.000
0,04226
9.210.421.000.000
66.626.123.000.000
0,13824
(204.276.000.000) 21.716.913.000.000
-0,00941
27.689.628.404
556.445.856.927
0,04976
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No.
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
87
Kode
Emiten
INAI
INDF
INDS
INTP
ISSP
JECC
JPFA
KAEF
KBLI
KLBF
LION
LMSH
MERK
MYOR
RICY
ROTI
SCCO
SIDO
SKBM
SKLT
SMBR
SMCB
2012
NOI
43.890.882.012
6.877.782.000.000
213.681.715.810
5.876.742.000.000
296.232.000.000
66.525.861.000
1.758.223.000.000
285.156.855.442
176.639.260.799
2.251.061.699.120
96.532.395.163
45.212.510.135
141.247.744.000
1.156.559.816.440
48.814.225.075
199.403.319.484
226.772.678.462
505.839.000.000
75.968.373.082
12.951.397.729
367.132.868.000
2.038.457.000.000
CFO
(99.406.551.083)
7.419.046.000.000
110.147.042.438
5.674.822.000.000
(774.453.000.000)
(803.205.000)
296.845.000.000
230.612.654.491
9.504.674.795
1.376.343.990.025
66.606.219.113
10.588.729.023
138.968.067.000
830.244.056.569
43.323.124.958
189.548.542.813
137.153.872.387
(16.446.000.000)
(22.965.556.724)
15.259.831.786
325.118.225.000
1.692.112.000.000
TA
143.297.433.095
(541.264.000.000)
103.534.673.372
201.920.000.000
1.070.685.000.000
67.329.066.000
1.461.378.000.000
54.544.200.951
167.134.586.004
874.717.709.095
29.926.176.050
34.623.781.112
2.279.677.000
326.315.759.871
5.491.100.117
9.854.776.671
89.618.806.075
522.285.000.000
98.933.929.806
(2.308.434.057)
42.014.643.000
346.345.000.000
SALES
TA/SALES
582.654.361.422
0,24594
50.201.548.000.000
-0,01078
1.476.987.701.603
0,07010
17.290.337.000.000
0,01168
3.092.658.000.000
0,34620
1.234.827.852.000
0,05453
17.832.702.000.000
0,08195
3.734.241.101.309
0,01461
2.273.197.243.380
0,07352
13.636.405.178.957
0,06415
333.921.950.207
0,08962
223.079.062.667
0,15521
929.876.824.000
0,00245
10.510.625.669.832
0,03105
749.972.702.550
0,00732
1.190.825.893.340
0,00828
3.542.885.004.273
0,02530
2.391.667.000.000
0,21838
753.709.821.608
0,13126
401.724.215.506
-0,00575
1.097.679.986.000
0,03828
9.011.076.000.000
0,03844
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
88
Kode
Emiten
SMGR
SMSM
SQBB
TCID
TOTO
TRIS
TRST
TSPC
ULTJ
UNVR
WIIM
2012
NOI
6.209.478.409.000
399.571.445.202
176.634.998.000
210.086.171.912
344.431.810.140
62.625.798.846
97.665.290.799
742.206.885.101
429.341.499.878
6.498.107.000.000
115.347.131.520
CFO
5.591.864.816.000
411.044.895.169
138.285.657.000
250.453.743.262
188.137.480.794
3.685.573.499
76.503.968.063
635.028.604.390
500.334.201.664
5.191.646.000.000
13.126.949.759
TA
617.613.593.000
(11.473.449.967)
38.349.341.000
(40.367.571.350)
156.294.329.346
58.940.225.347
21.161.322.736
107.178.280.711
(70.992.701.786)
1.306.461.000.000
102.220.181.761
SALES
TA/SALES
19.598.247.884.000
0,03151
2.269.289.777.481
-0,00506
387.535.486.000
0,09896
1.851.152.825.559
-0,02181
1.576.763.006.759
0,09912
558.886.515.975
0,10546
1.949.153.201.410
0,01086
6.630.809.553.343
0,01616
2.809.851.307.439
-0,02527
27.303.248.000.000
0,04785
1.119.062.225.729
0,09134
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
89
Kode
Emiten
AISA
AKPI
ALDO
AMFG
ARNA
ASII
AUTO
BATA
CEKA
CPIN
DLTA
DPNS
DVLA
EKAD
GGRM
HMSP
ICBP
IGAR
INAI
INDF
INDS
INTP
NOI
613.233.000.000
90.836.309.000
37.855.123.171
429.375.000.000
321.296.916.741
27.498.000.000.000
1.200.751.000.000
65.391.843.000
90.910.496.665
3.578.297.000.000
342.655.692.000
42.636.885.085
167.079.175.000
55.482.362.222
6.691.722.000.000
14.529.919.000.000
2.771.924.000.000
49.636.260.971
34.559.748.890
6.111.866.000.000
204.426.295.797
6.064.100.000.000
CFO
78.729.000.000
(24.262.141.000)
39.652.190.973
551.871.000.000
278.878.036.499
21.250.000.000.000
551.756.000.000
48.106.848.000
19.608.725.490
2.061.273.000.000
348.712.041.000
(660.730.802)
106.931.180.000
23.212.236.950
2.472.971.000.000
10.802.179.000.000
1.993.496.000.000
31.571.765.591
77.754.740.234
6.928.790.000.000
255.755.973.870
5.419.268.000.000
2013
TA
SALES
TA/SALES
534.504.000.000
4.056.735.000.000
0,13176
115.098.450.000
1.663.385.190.000
0,06920
(1.797.067.802)
399.345.658.763
-0,00450
(122.496.000.000)
3.216.480.000.000
-0,03808
42.418.880.242
1.417.640.229.330
0,02992
6.248.000.000.000 193.880.000.000.000
0,03223
648.995.000.000
10.701.988.000.000
0,06064
17.284.995.000
902.459.209.000
0,01915
71.301.771.175
2.531.881.182.546
0,02816
1.517.024.000.000
25.662.992.000.000
0,05911
(6.056.349.000)
2.001.358.536.000
-0,00303
43.297.615.887
131.333.196.189
0,32968
60.147.995.000
1.101.684.170.000
0,05460
32.270.125.272
418.668.758.096
0,07708
4.218.751.000.000
55.436.954.000.000
0,07610
3.727.740.000.000
75.025.207.000.000
0,04969
778.428.000.000
25.094.681.000.000
0,03102
18.064.495.380
643.403.327.263
0,02808
(43.194.991.344)
640.702.671.875
-0,06742
(816.924.000.000) 55.623.657.000.000
-0,01469
(51.329.678.073)
1.702.447.098.851
-0,03015
644.832.000.000
18.691.286.000.000
0,03450
DA
0,01113
0,01990
-0,01363
-0,05120
0,04183
-0,07039
-0,03549
-0,05243
0,10574
-0,02391
-0,01999
0,21736
-0,01618
0,01650
0,03384
-0,08855
0,04043
-0,02169
-0,31336
-0,00390
-0,10025
0,02282
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
90
ISSP
JECC
JPFA
KAEF
KBLI
KLBF
LION
LMSH
MERK
MYOR
RICY
ROTI
SCCO
SIDO
SKBM
SKLT
SMBR
SMCB
SMGR
SMSM
SQBB
TCID
737.458.000.000
80.288.160.000
1.390.204.000.000
293.765.073.883
114.539.956.023
2.550.739.699.214
74.474.759.836
18.045.128.623
193.612.301.000
1.304.809.297.689
116.228.330.066
232.391.343.341
150.229.334.310
587.583.000.000
86.969.634.466
19.691.180.004
329.178.007.000
1.848.668.000.000
7.097.534.809.000
492.300.000.000
196.170.554.000
225.888.984.284
304.874.000.000
(119.083.783.000)
173.609.000.000
253.783.664.733
(27.123.241.057)
927.163.654.212
52.556.704.619
13.814.790.256
133.099.062.000
987.023.231.523
(84.879.758.265)
314.587.624.896
20.804.645.848
(64.246.000.000)
19.468.048.071
26.893.558.457
309.039.867.000
2.262.247.000.000
6.047.147.495.000
448.032.000.000
153.706.638.000
253.851.906.566
432.584.000.000
199.371.943.000
1.216.595.000.000
39.981.409.150
141.663.197.080
1.623.576.045.002
21.918.055.217
4.230.338.367
60.513.239.000
317.786.066.166
201.108.088.331
(82.196.281.555)
129.424.688.462
651.829.000.000
67.501.586.395
(7.202.378.453)
20.138.140.000
(413.579.000.000)
1.050.387.314.000
44.268.000.000
42.463.916.000
(27.962.922.282)
3.534.018.000.000
1.490.073.098.000
21.412.085.000.000
4.348.073.988.385
2.572.350.076.614
16.002.131.057.048
333.674.349.966
256.210.760.822
805.746.000.000
12.017.837.133.337
984.185.102.135
1.505.519.937.691
3.751.042.310.613
2.372.364.000.000
1.296.618.257.503
567.048.547.543
1.168.607.832.000
9.686.262.000.000
24.501.240.780.000
2.381.889.000.000
426.436.344.000
2.027.899.402.527
0,12241
0,13380
0,05682
0,00920
0,05507
0,10146
0,06569
0,01651
0,07510
0,02644
0,20434
-0,05460
0,03450
0,27476
0,05206
-0,01270
0,01723
-0,04270
0,04287
0,01859
0,09958
-0,01379
-0,22380
0,07928
-0,02513
-0,00541
-0,01845
0,03731
-0,02393
-0,13870
0,07265
-0,00460
0,19702
-0,06287
0,00921
0,05638
-0,07920
-0,00696
-0,02104
-0,08113
0,01136
0,02364
0,00062
0,00802
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No.
45
46
47
48
49
50
51
91
Kode
Emiten
TOTO
TRIS
TRST
TSPC
ULTJ
UNVR
WIIM
NOI
332.815.933.721
63.537.646.219
97.052.146.319
757.545.657.830
423.195.023.125
7.164.445.000.000
180.201.164.378
CFO
320.627.072.830
22.118.879.879
111.913.265.220
448.669.480.614
195.989.263.645
6.236.304.000.000
(33.786.467.879)
2013
TA
12.188.860.891
41.418.766.340
(14.861.118.901)
308.876.177.216
227.205.759.480
928.141.000.000
213.987.632.257
SALES
TA/SALES
1.711.306.783.682
0,00712
709.945.585.382
0,05834
2.033.149.367.039
-0,00731
6.854.889.233.121
0,04506
3.460.231.249.075
0,06566
30.757.435.000.000
0,03018
1.588.022.200.150
0,13475
DA
-0,09200
-0,04712
-0,01817
0,02890
0,09093
-0,01767
0,04341
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
92
Kode
Emiten
AISA
AKPI
ALDO
AMFG
ARNA
ASII
AUTO
BATA
CEKA
CPIN
DLTA
DPNS
DVLA
EKAD
GGRM
HMSP
ICBP
IGAR
INAI
INDF
INDS
INTP
NOI
679.440.000.000
103.614.082.000
35.846.511.804
562.994.000.000
352.131.191.348
26.907.000.000.000
1.079.198.000.000
103.833.210.000
97.261.457.420
2.638.201.000.000
356.127.370.000
17.194.970.495
95.361.573.000
63.444.883.294
8.626.524.000.000
13.708.250.000.000
3.185.348.000.000
77.612.794.091
30.956.185.792
7.319.620.000.000
183.511.738.808
6.000.869.000.000
CFO
353.530.000.000
374.353.068.000
470.702.303
564.250.000.000
238.937.995.916
26.290.000.000.000
264.565.000.000
62.179.864.000
(147.806.952.847)
462.975.000.000
164.246.813.000
6.455.175.786
104.436.317.000
4.641.305.865
1.657.776.000.000
11.103.195.000.000
3.860.843.000.000
25.762.820.842
42.164.840.053
9.269.318.000.000
65.911.208.643
5.346.841.000.000
2014
TA
SALES
TA/SALES
325.910.000.000
5.139.974.000.000
0,06341
(270.738.986.000)
1.945.383.031.000
-0,13917
35.375.809.501
493.881.857.454
0,07163
(1.256.000.000)
3.672.186.000.000
-0,00034
113.193.195.432
1.609.758.677.687
0,07032
617.000.000.000 201.701.000.000.000
0,00306
814.633.000.000
12.255.427.000.000
0,06647
41.653.346.000
1.008.727.515.000
0,04129
245.068.410.267
3.701.868.790.192
0,06620
2.175.226.000.000
29.150.275.000.000
0,07462
191.880.557.000
2.111.639.244.000
0,09087
10.739.794.709
132.775.925.237
0,08089
(9.074.744.000)
1.103.821.775.000
-0,00822
58.803.577.429
526.573.620.057
0,11167
6.968.748.000.000
65.185.850.000.000
0,10691
2.605.055.000.000
80.690.139.000.000
0,03228
(675.495.000.000) 30.022.463.000.000
-0,02250
51.849.973.249
737.863.227.409
0,07027
(11.208.654.261)
933.462.438.255
-0,01201
(1.949.698.000.000) 63.594.452.000.000
-0,03066
117.600.530.165
1.866.977.260.105
0,06299
654.028.000.000
19.996.264.000.000
0,03271
DA
-0,06835
-0,20837
0,07613
0,03774
0,04039
-0,02917
0,00583
0,02214
0,03804
0,01551
0,09389
-0,24879
-0,06282
0,03459
0,03081
-0,01740
-0,05352
0,04219
0,05541
-0,01597
0,09314
-0,00179
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No.
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
93
Kode
Emiten
ISSP
JECC
JPFA
KAEF
KBLI
KLBF
LION
LMSH
MERK
MYOR
RICY
ROTI
SCCO
SIDO
SKBM
SKLT
SMBR
SMCB
NOI
723.091.000.000
80.266.255.000
1.284.625.000.000
370.887.337.628
105.663.934.755
2.738.788.306.029
51.999.292.436
8.900.055.408
201.335.579.000
890.864.034.001
62.617.083.162
298.723.125.627
219.019.674.199
444.446.000.000
120.801.567.015
27.070.788.218
253.293.742.000
1.204.775.000.000
2014
CFO
TA
(191.012.000.000)
914.103.000.000
42.230.169.000
38.036.086.000
15.705.340.000.000 (14.420.715.000.000)
286.309.255.381
84.578.082.247
170.079.674.604
(64.415.739.849)
2.316.125.821.045
422.662.484.984
60.865.531.678
(8.866.239.242)
9.999.770.412
(1.099.715.004)
289.725.783.000
(88.390.204.000)
(862.339.383.145)
1.753.203.417.146
47.145.296.495
15.471.786.667
364.975.619.113
(66.252.493.486)
62.171.128.817
156.848.545.382
369.322.000.000
75.124.000.000
43.837.497.229
76.964.069.786
23.398.218.902
3.672.569.316
305.716.048.000
(52.422.306.000)
1.709.438.000.000
(504.663.000.000)
SALES
TA/SALES
3.367.873.000.000
0,27142
1.493.012.114.000
0,02548
24.458.880.000.000
-0,58959
4.521.024.379.760
0,01871
2.384.078.038.239
-0,02702
17.368.532.547.558
0,02433
377.622.622.150
-0,02348
249.072.012.369
-0,00442
863.207.535.000
-0,10240
14.169.088.278.238
0,12373
1.185.443.580.242
0,01305
1.880.262.901.697
-0,03524
3.703.267.949.291
0,04235
2.197.907.000.000
0,03418
1.480.764.903.724
0,05198
681.419.524.161
0,00539
1.214.914.932.000
-0,04315
9.483.612.000.000
-0,05321
DA
0,14901
-0,10832
-0,64641
0,00951
-0,08209
-0,07713
-0,08917
-0,02093
-0,17750
0,09729
-0,19129
0,01936
0,00785
-0,24058
-0,00008
0,01809
-0,06038
-0,01052
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
94
Kode
Emiten
SMGR
SMSM
SQBB
TCID
TOTO
TRIS
TRST
TSPC
ULTJ
UNVR
WIIM
NOI
7.174.124.990.000
567.043.000.000
214.630.335.000
256.515.458.677
393.676.050.477
53.521.363.622
106.168.729.626
673.824.677.238
373.727.225.155
8.013.258.000.000
162.779.528.379
CFO
6.245.841.812.000
449.864.000.000
139.913.445.000
123.551.162.065
307.708.638.190
51.371.394
236.909.957.713
512.956.089.428
128.022.639.236
6.462.722.000.000
44.609.246.858
2014
TA
928.283.178.000
117.179.000.000
74.716.890.000
132.964.296.612
85.967.412.287
53.469.992.228
(130.741.228.087)
160.868.587.810
245.704.585.919
1.550.536.000.000
118.170.281.521
SALES
TA/SALES
26.987.035.135.000
0,03440
2.632.860.000.000
0,04451
497.501.571.000
0,15018
2.308.203.551.971
0,05761
2.053.630.374.083
0,04186
746.828.922.732
0,07160
2.507.884.797.367
-0,05213
7.512.115.037.587
0,02141
3.916.789.366.423
0,06273
34.511.534.000.000
0,04493
1.661.533.200.316
0,07112
DA
-0,00847
0,02592
0,05061
0,07139
0,03474
0,01326
-0,04482
-0,02364
-0,00293
0,01475
-0,06363
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
95
Kode
Emiten
AISA
AKPI
ALDO
AMFG
ARNA
ASII
AUTO
BATA
CEKA
CPIN
DLTA
DPNS
DVLA
EKAD
GGRM
HMSP
ICBP
IGAR
INAI
INDF
INDS
INTP
NOI
739.434.000.000
89.809.475.000
42.225.063.206
428.692.000.000
102.382.257.094
19.485.000.000.000
527.359.000.000
154.895.182.000
167.545.451.595
3.391.653.000.000
226.879.654.000
11.832.026.060
126.738.358.000
71.038.260.219
10.064.867.000.000
13.971.956.000.000
3.992.132.000.000
62.821.734.113
73.476.054.228
7.362.895.000.000
42.060.367.453
5.056.930.000.000
CFO
399.185.000.000
(50.796.252.000)
2.204.123.679
366.837.000.000
111.918.147.182
25.899.000.000.000
866.768.000.000
(19.631.483.000)
168.614.370.234
1.782.400.000.000
246.625.414.000
5.105.993.427
214.166.823.000
100.935.448.358
3.200.820.000.000
811.163.000.000
3.485.533.000.000
80.061.208.533
47.011.856.454
3.485.533.000.000
110.641.662.962
5.049.117.000.000
2015
TA
SALES
TA/SALES
DA
340.249.000.000
6.010.895.000.000
0,05661 -0,00680
140.605.727.000
2.017.466.511.000
0,06969 0,20886
40.020.939.527
538.363.112.800
0,07434 0,00271
61.855.000.000
3.665.989.000.000
0,01687 0,01721
(9.535.890.088)
1.291.926.384.471
-0,00738 -0,07770
(6.414.000.000.000) 184.196.000.000.000
-0,03482 -0,03788
(339.409.000.000) 11.723.787.000.000
-0,02895 -0,09542
174.526.665.000
1.028.850.578.000
0,16963 0,12834
(1.068.918.639)
3.485.733.830.354
-0,00031 -0,06651
1.609.253.000.000
29.920.628.000.000
0,05378 -0,02084
(19.745.760.000)
1.573.137.749.000
-0,01255 -0,10342
6.726.032.633
118.475.319.120
0,05677 -0,02412
(87.428.465.000)
1.306.098.136.000
-0,06694 -0,05872
(29.897.188.139)
531.537.606.573
-0,05625 -0,16792
6.864.047.000.000
70.365.573.000.000
0,09755 -0,00936
13.160.793.000.000
89.069.306.000.000
0,14776 0,11547
506.599.000.000
31.741.094.000.000
0,01596 0,03846
(17.239.474.420)
677.331.846.043
-0,02545 -0,09572
26.464.197.774
1.384.675.922.166
0,01911 0,03112
3.877.362.000.000
64.061.947.000.000
0,06053 0,09118
(68.581.295.509)
1.659.505.639.261
-0,04133 -0,10432
7.813.000.000
17.798.055.000.000
0,00044 -0,03227
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No.
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
96
Kode
Emiten
ISSP
JECC
JPFA
KAEF
KBLI
KLBF
LION
LMSH
MERK
MYOR
RICY
ROTI
SCCO
SIDO
SKBM
SKLT
SMBR
SMCB
NOI
1.012.094.000.000
56.060.248.000
1.727.943.000.000
391.046.821.297
168.688.485.812
2.734.665.735.736
49.998.708.338
1.732.694.473
186.513.979.000
1.862.620.832.987
100.075.117.538
453.658.490.001
235.865.275.510
489.629.000.000
64.528.619.399
33.586.321.507
323.263.355.000
909.489.000.000
CFO
176.316.000.000
21.550.154.000
1.452.924.000.000
175.966.862.349
46.127.980.815
2.427.641.532.150
49.505.778.072
10.910.801.951
203.711.206.000
2.336.785.497.955
133.252.610.462
555.511.840.614
197.980.124.011
432.896.000.000
62.469.996.482
29.666.923.359
522.628.119.000
533.786.000.000
2015
TA
835.778.000.000
34.510.094.000
275.019.000.000
215.079.958.948
122.560.504.997
307.024.203.586
492.930.266
(9.178.107.478)
(17.197.227.000)
(474.164.664.968)
(33.177.492.924)
(101.853.350.613)
37.885.151.499
56.733.000.000
2.058.622.917
3.919.398.148
(199.364.764.000)
375.703.000.000
SALES
TA/SALES
DA
3.583.541.000.000
0,23323 -0,03819
1.663.335.876.000
0,02075 -0,00473
25.022.913.000.000
0,01099 0,60058
4.860.371.483.524
0,04425 0,02554
2.662.038.531.021
0,04604 0,07306
17.887.464.223.321
0,01716 -0,00717
389.251.192.409
0,00127 0,02475
174.598.965.938
-0,05257 -0,04815
983.446.471.000
-0,01749 0,08491
14.818.730.635.847
-0,03200 -0,15573
1.111.051.293.008
-0,02986 -0,04291
2.174.501.712.899
-0,04684 -0,01160
3.533.081.041.052
0,01072 -0,03163
2.218.536.000.000
0,02557 -0,00861
1.362.245.580.664
0,00151 -0,05046
745.107.731.208
0,00526 -0,00013
1.461.248.284.000
-0,13643 -0,09329
9.239.022.000.000
0,04066 0,09388
Perhitungan Manajemen Laba (Lanjutan)
No.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
97
Kode
Emiten
SMGR
SMSM
SQBB
TCID
TOTO
TRIS
TRST
TSPC
ULTJ
UNVR
WIIM
NOI
5.979.852.457.000
602.997.000.000
190.946.493.000
218.680.216.268
395.719.050.145
60.428.931.664
88.746.155.513
692.244.770.026
692.865.656.136
7.939.401.000.000
200.720.211.666
CFO
7.288.586.537.000
531.987.000.000
179.485.976.000
120.781.612.127
239.811.138.479
63.376.934.300
135.020.261.491
778.361.981.647
669.463.282.890
6.299.051.000.000
62.869.126.110
2015
TA
(1.308.734.080.000)
71.010.000.000
11.460.517.000
97.898.604.141
155.907.911.666
(2.948.002.636)
(46.274.105.978)
(86.117.211.621)
23.402.373.246
1.640.350.000.000
137.851.085.556
SALES
TA/SALES
DA
26.948.004.471.000
-0,04857 -0,08296
2.802.924.000.000
0,02533 -0,01917
514.708.068.000
0,02227 -0,12792
2.314.889.854.074
0,04229 -0,01531
2.278.673.871.193
0,06842 0,02656
859.743.472.895
-0,00343 -0,07502
2.457.349.444.991
-0,01883 0,03330
8.181.481.867.179
-0,01053 -0,03194
4.393.932.684.171
0,00533 -0,05741
36.484.030.000.000
0,04496 0,00003
1.597.736.461.981
0,08628 0,01516
Perhitungan Assets Growth (AGROW)
AGROW = Total Assetst - Total Assetst-1 / Total Assetst
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
98
Kode
Emiten
AISA
AKPI
ALDO
AMFG
ARNA
ASII
AUTO
BATA
CEKA
CPIN
DLTA
DPNS
DVLA
EKAD
GGRM
HMSP
ICBP
IGAR
INAI
INDF
2012
3.867.576.000.000
1.714.834.430.000
216.293.168.908
3.115.421.000.000
937.359.770.277
182.274.000.000.000
8.807.056.000.000
574.107.994.000
1.027.692.718.504
12.348.627.000.000
745.306.835.000
184.533.123.832
1.074.691.476.000
273.893.467.429
41.509.325.000.000
26.247.527.000.000
17.819.884.000.000
312.342.760.278
612.224.219.835
59.389.405.000.000
TOTAL ASSETS
2013
2014
5.025.778.000.000
7.373.868.000.000
2.084.567.189.000
2.227.042.590.000
290.641.923.909
346.674.687.826
3.539.393.000.000
3.946.125.000.000
1.137.496.408.849
1.259.938.133.543
213.994.000.000.000 236.027.000.000.000
12.484.843.000.000
14.387.568.000.000
680.685.060.000
774.891.087.000
1.069.627.299.747
1.284.150.037.341
15.704.502.000.000
21.083.004.000.000
872.682.405.000
997.443.167.000
256.396.781.317
268.891.042.610
1.195.106.672.000
1.241.239.780.000
345.382.428.491
411.726.182.748
50.771.650.000.000
58.234.278.000.000
27.404.594.000.000
28.380.630.000.000
21.410.331.000.000
25.029.488.000.000
314.988.024.203
350.619.526.939
761.190.859.180
893.663.745.450
77.777.940.000.000
86.077.251.000.000
2015
9.060.980.000.000
2.883.143.132.000
366.010.819.198
4.270.275.000.000
1.430.779.475.454
245.435.000.000.000
14.339.110.000.000
795.257.974.000
1.485.826.210.015
24.916.656.000.000
1.038.321.916.000
274.483.110.371
1.376.278.237.000
389.691.595.500
63.505.413.000.000
38.010.724.000.000
26.560.624.000.000
383.936.040.590
1.330.259.296.537
91.831.526.000.000
2013
0,23045
0,17737
0,25581
0,11979
0,17594
0,14823
0,29458
0,15657
0,03920
0,21369
0,14596
0,28028
0,10076
0,20698
0,18243
0,04222
0,16770
0,00840
0,19570
0,23642
AGROW
2014
0,31843
0,06398
0,16163
0,10307
0,09718
0,09335
0,13225
0,12157
0,16705
0,25511
0,12508
0,04647
0,03717
0,16114
0,12815
0,03439
0,14460
0,10162
0,14824
0,09642
2015
0,18620
0,22756
0,05283
0,07591
0,11940
0,03833
-0,00338
0,02561
0,13573
0,15386
0,03937
0,02037
0,09812
-0,05654
0,08300
0,25335
0,05765
0,08678
0,32820
0,06266
Perhitungan Assets Growth (AGROW) (Lanjutan)
No.
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
99
Kode
Emiten
INDS
INTP
ISSP
JECC
JPFA
KAEF
KBLI
KLBF
LION
LMSH
MERK
MYOR
RICY
ROTI
SCCO
SIDO
SKBM
SKLT
SMBR
SMCB
2012
1.664.779.358.215
22.755.160.000.000
3.282.806.000.000
708.955.186.000
10.961.464.000.000
2.076.347.580.785
1.161.698.219.225
9.417.957.180.958
433.497.042.140
128.547.715.366
569.430.951.000
8.302.506.241.903
842.498.674.322
1.204.944.681.223
1.486.921.371.360
2.150.999.000.000
288.961.557.631
249.746.467.756
1.198.586.407.000
12.168.517.000.000
TOTAL ASSETS
2013
2014
2.196.518.364.473
2.282.666.078.493
26.610.663.000.000
28.884.635.000.000
4.393.577.000.000
5.443.158.000.000
1.240.064.675.000
1.064.129.232.000
14.935.696.000.000
15.758.959.000.000
2.514.724.243.714
3.194.664.199.612
1.345.309.104.201
1.340.881.252.563
11.319.399.302.160
12.439.267.396.015
503.407.647.198
605.165.911.239
142.734.484.596
141.034.984.628
699.477.946.000
711.055.830.000
9.712.968.922.685
10.297.997.020.540
1.109.903.410.262
1.172.012.468.004
1.822.689.047.108
2.142.894.276.216
1.762.032.300.123
1.656.007.190.010
2.955.458.000.000
2.820.273.000.000
499.997.370.130
652.976.510.619
304.009.369.369
336.932.338.819
2.711.416.335.000
2.928.480.366.000
14.897.220.000.000
17.199.304.000.000
2015
2.553.928.346.219
27.638.360.000.000
5.447.784.000.000
1.358.464.081.000
17.159.466.000.000
3.434.879.313.034
1.551.799.840.976
13.696.417.381.439
639.330.150.373
133.782.751.041
641.646.818.000
11.342.715.686.221
1.198.193.867.892
2.706.323.637.034
1.773.144.328.632
2.796.111.000.000
764.484.248.710
377.110.748.359
3.268.667.933.000
17.370.875.000.000
2013
0,24208
0,14489
0,25282
0,42829
0,26609
0,17432
0,13648
0,16798
0,13887
0,09939
0,18592
0,14521
0,24093
0,33892
0,15613
0,27219
0,42207
0,17849
0,55795
0,18317
AGROW
2014
0,03774
0,07873
0,19283
-0,16533
0,05224
0,21284
-0,00330
0,09003
0,16815
-0,01205
0,01628
0,05681
0,05299
0,14943
-0,06402
-0,04793
0,23428
0,09771
0,07412
0,13385
2015
0,10621
-0,04509
0,00085
0,21667
0,08162
0,06993
0,13592
0,09179
0,05344
-0,05421
-0,10817
0,09210
0,02185
0,20819
0,06606
-0,00864
0,14586
0,10654
0,10408
0,00988
Perhitungan Assets Growth (AGROW) (Lanjutan)
No.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
100
Kode
Emiten
SMGR
SMSM
SQBB
TCID
TOTO
TRIS
TRST
TSPC
ULTJ
UNVR
WIIM
2012
26.579.083.786.000
1.565.184.000.000
397.144.458.000
1.261.572.952.461
1.522.663.914.388
385.193.553.451
2.188.129.039.119
4.632.984.970.719
2.420.793.382.029
11.339.111.000.000
1.207.251.153.900
TOTAL ASSETS
2013
2014
30.833.102.777.000
34.331.674.737.000
1.717.857.000.000
1.757.634.000.000
421.187.982.000
459.352.720.000
1.473.919.541.356
1.863.679.837.324
1.763.702.205.521
2.062.386.924.390
475.381.602.732
521.920.090.728
3.260.919.505.192
3.261.285.495.052
5.417.059.772.651
5.609.556.653.195
2.812.056.096.621
2.918.133.278.435
12.703.468.000.000
14.280.670.000.000
1.232.930.133.158
1.334.544.790.387
2015
38.153.118.932.000
2.220.108.000.000
464.027.522.000
2.082.096.848.703
2.439.540.859.205
574.346.433.075
3.357.359.499.954
6.284.729.099.203
3.539.995.910.248
15.729.945.000.000
1.342.700.045.391
2013
0,13797
0,08887
0,05709
0,14407
0,13667
0,18972
0,32898
0,14474
0,13914
0,10740
0,02083
AGROW
2014
0,10191
0,02263
0,08308
0,20913
0,14482
0,08917
0,00011
0,03432
0,03635
0,11044
0,07614
2015
0,10016
0,20831
0,01007
0,10490
0,15460
0,09128
0,02862
0,10743
0,17567
0,09213
0,00607
Perhitungan Return on Assets (ROA)
ROA = EARNINGS AFTER TAXt-1 / TOTAL ASSETSt-1
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
101
Kode
Emiten
AISA
AKPI
ALDO
AMFG
ARNA
ASII
AUTO
BATA
CEKA
CPIN
DLTA
DPNS
DVLA
EKAD
GGRM
HMSP
ICBP
IGAR
INAI
INDF
2012
253.664.000.000
58.038.100.000
13.327.139.458
346.609.000.000
158.684.349.130
22.742.000.000
1.135.914.000.000
69.343.398.000
58.344.237.476
2.680.872.000.000
213.421.077.000
20.608.530.035
148.909.089.000
38.197.747.370
406.871.000.000
9.945.296.000.000
2.282.371.000.000
44.607.701.387
23.155.488.541
4.779.446.000.000
EAT
2013
2014
346.728.000.000
377.911.000.000
34.620.336.000
34.659.623.000
22.589.101.552
21.070.935.796
338.258.000.000
464.152.000.000
237.697.913.883
261.879.784.046
22.297.000.000.000
22.131.000.000.000
999.766.000.000
954.086.000.000
44.373.679.000
71.246.429.000
65.068.958.558
41.001.414.954
2.528.690.000.000
1.745.724.000.000
270.498.062.000
288.499.375.000
66.813.230.321
14.528.830.097
125.796.473.000
81.597.761.000
39.450.652.821
40.985.863.205
4.383.932.000.000
5.432.667.000.000
10.818.486.000.000
10.181.083.000.000
2.235.040.000.000
2.574.172.000.000
35.030.416.158
55.155.278.768
5.019.540.731
22.415.476.342
3.416.635.000.000
5.229.489.000.000
2012
3.867.576.000.000
1.714.834.430.000
216.293.168.908
3.115.421.000.000
937.359.770.277
182.274.000.000.000
8.807.056.000.000
574.107.994.000
1.027.692.718.504
12.348.627.000.000
745.306.835.000
184.533.123.832
1.074.691.476.000
273.893.467.429
41.509.325.000.000
26.247.527.000.000
17.819.884.000.000
312.342.760.278
612.224.219.835
59.389.405.000.000
TOTAL ASSETS
2013
5.025.778.000.000
2.084.567.189.000
290.641.923.909
3.561.684.000.000
1.137.496.408.849
213.994.000.000.000
12.484.843.000.000
680.685.060.000
1.069.627.299.747
15.704.502.000.000
872.682.405.000
256.396.781.317
1.195.106.672.000
345.382.428.491
50.771.650.000.000
27.404.594.000.000
21.410.331.000.000
314.988.024.203
761.190.859.180
77.777.940.000.000
2014
7.373.868.000.000
2.227.042.590.000
346.674.687.826
3.946.125.000.000
1.259.938.133.543
236.027.000.000.000
14.387.568.000.000
774.891.087.000
1.284.150.037.341
21.083.004.000.000
997.443.167.000
268.891.042.610
1.241.239.780.000
411.726.182.748
58.234.278.000.000
28.380.630.000.000
25.029.488.000.000
350.619.526.939
893.663.745.450
86.077.251.000.000
2013
0,06559
0,03384
0,06162
0,11126
0,16929
0,00012
0,12898
0,12078
0,05677
0,21710
0,28635
0,11168
0,13856
0,13946
0,00980
0,37890
0,12808
0,14282
0,03782
0,08048
ROA
2014
0,06899
0,01661
0,07772
0,09497
0,20897
0,10419
0,08008
0,06519
0,06083
0,16102
0,30996
0,26059
0,10526
0,11422
0,08635
0,39477
0,10439
0,11121
0,00659
0,04393
2015
0,05125
0,01556
0,06078
0,11762
0,20785
0,09376
0,06631
0,09194
0,03193
0,08280
0,28924
0,05403
0,06574
0,09955
0,09329
0,35873
0,10285
0,15731
0,02508
0,06075
Perhitungan Return on Assets (ROA) (Lanjutan)
No.
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
102
Kode
Emiten
INDS
INTP
ISSP
JECC
JPFA
KAEF
KBLI
KLBF
LION
LMSH
MERK
MYOR
RICY
ROTI
SCCO
SIDO
SKBM
SKLT
SMBR
SMCB
2012
134.068.283.255
4.763.388.000.000
111.186.000.000
31.770.770.000
1.074.577.000.000
205.763.997.378
125.181.635.828
1.775.098.847.932
85.373.721.654
41.282.515.026
107.808.155.000
744.428.404.309
16.978.453.068
149.149.548.025
169.741.648.691
387.538.000.000
12.703.059.881
7.962.693.771
298.512.523.000
1.350.791.000.000
EAT
2013
2014
147.608.449.013
127.819.512.585
5.012.294.000.000
5.293.416.000.000
203.561.000.000
214.895.000.000
22.553.551.000
23.904.334.000
640.637.000.000
391.866.000.000
215.642.329.977
257.836.015.297
73.530.280.777
72.026.856.790
1.970.452.449.686
2.122.677.647.816
64.761.350.816
48.712.977.670
14.382.899.194
7.605.091.176
175.444.757.000
182.147.224.000
1.013.558.238.779
409.618.689.484
8.720.546.989
15.124.699.961
158.015.270.921
188.648.345.876
104.962.314.423
137.618.900.727
405.943.000.000
417.511.000.000
58.266.986.267
90.094.363.594
11.440.014.188
16.855.973.113
312.183.836.000
335.954.862.000
952.305.000.000
659.867.000.000
2012
1.664.779.358.215
22.755.160.000.000
3.282.806.000.000
708.955.186.000
10.961.464.000.000
2.076.347.580.785
1.161.698.219.225
9.417.957.180.958
433.497.042.140
128.547.715.366
569.430.951.000
8.302.506.241.903
842.498.674.322
1.204.944.681.223
1.486.921.371.360
2.150.999.000.000
288.961.557.631
249.746.467.756
1.198.586.407.000
12.168.517.000.000
TOTAL ASSETS
2013
2.196.518.364.473
26.610.663.000.000
4.393.577.000.000
1.240.064.675.000
14.935.696.000.000
2.514.724.243.714
1.345.309.104.201
11.319.399.302.160
503.407.647.198
142.734.484.596
699.477.946.000
9.712.968.922.685
1.109.903.410.262
1.822.689.047.108
1.762.032.300.123
2.955.458.000.000
499.997.370.130
304.009.369.369
2.711.416.335.000
14.897.220.000.000
2014
2.282.666.078.493
28.884.635.000.000
5.443.158.000.000
1.064.129.232.000
15.758.959.000.000
3.012.778.637.568
1.340.881.252.563
12.439.267.396.015
605.165.911.239
141.034.984.628
711.055.830.000
10.297.997.020.540
1.172.012.468.004
2.142.894.276.216
1.656.007.190.010
2.820.273.000.000
652.976.510.619
336.932.338.819
2.928.480.366.000
17.199.304.000.000
2013
0,08053
0,20933
0,03387
0,04481
0,09803
0,09910
0,10776
0,18848
0,19694
0,32115
0,18933
0,08966
0,02015
0,12378
0,11416
0,18017
0,04396
0,03188
0,24905
0,11101
ROA
2014
0,06720
0,18836
0,04633
0,01819
0,04289
0,08575
0,05466
0,17408
0,12865
0,10077
0,25082
0,10435
0,00786
0,08669
0,05957
0,13735
0,11653
0,03763
0,11514
0,06393
2015
0,05600
0,18326
0,03948
0,02246
0,02487
0,08558
0,05372
0,17064
0,08050
0,05392
0,25616
0,03978
0,01290
0,08803
0,08310
0,14804
0,13797
0,05003
0,11472
0,03837
Perhitungan Return on Assets (ROA) (Lanjutan)
No.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
103
Kode
Emiten
SMGR
SMSM
SQBB
TCID
TOTO
TRIS
TRST
TSPC
ULTJ
UNVR
WIIM
2012
4.847.252.000.000
254.635.403.407
135.248.606.000
150.373.851.969
236.846.843.367
44.393.034.558
61.453.058.755
635.176.093.653
353.431.619.485
4.839.145.000.000
77.301.783.553
EAT
2013
2014
5.354.298.521.000
5.567.659.839.000
338.223.000.000
421.095.000.000
149.521.096.000
164.808.009.000
160.148.465.833
175.828.646.432
236.557.513.162
295.861.032.723
51.984.966.129
36.522.815.125
32.965.552.359
30.256.039.162
638.535.108.795
585.790.816.012
325.127.420.664
283.061.430.451
5.352.625.000.000
5.926.720.000.000
132.322.207.861
112.673.763.260
2012
26.579.083.786.000
1.565.184.000.000
397.144.458.000
1.261.572.952.461
1.522.663.914.388
385.193.553.451
2.188.129.039.119
4.632.984.970.719
2.420.793.382.029
11.339.111.000.000
1.207.251.153.900
TOTAL ASSETS
2013
30.833.102.777.000
1.717.857.000.000
421.187.982.000
1.473.919.541.356
1.763.702.205.521
475.381.602.732
3.260.919.505.192
5.417.059.772.651
2.812.056.096.621
12.703.468.000.000
1.232.930.133.158
2014
34.331.674.737.000
1.757.634.000.000
459.352.720.000
1.863.679.837.324
2.062.386.924.390
521.920.090.728
3.261.285.495.052
5.609.556.653.195
2.918.133.278.435
14.280.670.000.000
1.334.544.790.387
2013
0,18237
0,16269
0,34055
0,11920
0,15555
0,11525
0,02808
0,13710
0,14600
0,42677
0,06403
ROA
2014
0,17365
0,19689
0,35500
0,10865
0,13413
0,10935
0,01011
0,11787
0,11562
0,42135
0,10732
2015
0,16217
0,23958
0,35878
0,09434
0,14346
0,06998
0,00928
0,10443
0,09700
0,41502
0,08443
Perhitungan Dividend
DIV = DIVIDEN PAID/EAT
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
104
Kode
Emiten
AISA
AKPI
ALDO
AMFG
ARNA
ASII
AUTO
BATA
CEKA
CPIN
DLTA
DPNS
DVLA
EKAD
GGRM
HMSP
ICBP
IGAR
INAI
INDF
INDS
INTP
ISSP
JECC
JPFA
CD
2013
2014
2015
23.408.000.000
0
24.871.000.000
0
10.408.218.000
4.897.986.000
0
825.000.000
0
34.720.000.000
34.720.000.000
34.720.000.000
74.043.709.760
117.910.395.616
88.171.671.712
10.017.000.000.000 10.201.000.000.000 10.585.000.000.000
439.534.000.000
544.987.000.000
298.825.000.000
34.319.952.000
38.862.117.000
6.646.555.000
0
29.659.570.000
0
754.362.000.000
754.361.000.000
295.189.000.000
191.869.037.000
144.831.127.000
156.878.293.000
4.550.539.979
6.054.353.979
4.540.310.892
52.640.000.000
24.640.000.000
78.114.771.000
5.386.394.863
6.050.898.969
6.050.347.212
1.571.975.000.000
1.582.869.000.000
1.567.967.000.000
9.945.027.000.000 10.650.690.000.000 12.250.485.000.000
1.116.480.000.000
1.128.410.000.000
1.320.458.000.000
51.185.477.529
17.156.745.383
0
7.920.000.000
2.534.400.000
11.088.000.000
2.176.776.000.000
1.734.632.000.000
2.508.522.000.000
147.120.640.588
51.661.199.915
35.538.750.580
1.658.442.000.000
3.312.009.000.000
4.968.028.000.000
0
14.372.000.000
0
17.121.832.000
0
9.072.000.000
212.804.000.000
106.402.000.000
0
2013
346.728.000.000
34.620.336.000
22.589.101.552
338.258.000.000
237.697.913.883
22.297.000.000.000
999.766.000.000
44.373.679.000
65.068.958.558
2.528.690.000.000
270.498.062.000
66.813.230.321
125.796.473.000
39.450.652.821
4.383.932.000.000
10.818.486.000.000
2.235.040.000.000
35.030.416.158
5.019.540.731
3.416.635.000.000
147.608.449.013
5.012.294.000.000
203.561.000.000
22.553.551.000
640.637.000.000
EAT
2014
377.911.000.000
34.659.623.000
21.070.935.796
464.152.000.000
261.879.784.046
22.131.000.000.000
954.086.000.000
71.246.429.000
41.001.414.954
1.745.724.000.000
288.499.375.000
14.528.830.097
81.597.761.000
40.985.863.205
5.432.667.000.000
10.181.083.000.000
2.574.172.000.000
55.155.278.768
22.415.476.342
5.229.489.000.000
127.819.512.585
5.293.416.000.000
214.895.000.000
23.904.334.000
391.866.000.000
2015
373.750.000.000
27.644.714.000
24.079.122.338
341.346.000.000
71.209.943.348
15.613.000.000.000
322.701.000.000
129.519.446.000
106.549.446.980
1.832.598.000.000
192.045.199.000
9.859.176.172
107.894.430.000
47.040.256.456
6.452.834.000.000
10.363.308.000.000
2.923.148.000.000
51.416.184.307
28.615.673.167
3.709.501.000.000
1.933.819.152
4.356.661.000.000
158.999.000.000
2.464.669.000
524.484.000.000
2013
0,067511
0,00000
0,00000
0,102644
0,311503
0,449253
0,439637
0,77343
0,00000
0,298321
0,709318
0,068108
0,418454
0,136535
0,358577
0,919262
0,499535
1,461172
1,577834
0,637111
0,996695
0,330875
0,00000
0,759163
0,332176
DPO
2014
0,00000
0,300298
0,039153
0,074803
0,450246
0,460937
0,571214
0,545461
0,723379
0,432119
0,502015
0,416713
0,301969
0,147634
0,291361
1,046125
0,438358
0,311063
0,113065
0,331702
0,404173
0,625685
0,066879
0,00000
0,271526
2015
0,066544
0,177176
0,00000
0,101715
1,238193
0,677961
0,926012
0,051317
0,00000
0,161077
0,816882
0,460516
0,723993
0,128621
0,242989
1,182102
0,451725
0,00000
0,38748
0,676242
18,37749
1,140329
0,00000
3,680819
0,00000
Perhitungan Dividend (Lanjutan)
No.
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
105
Kode
Emiten
KAEF
KBLI
KLBF
LION
LMSH
MERK
MYOR
RICY
ROTI
SCCO
SIDO
SKBM
SKLT
SMBR
SMCB
SMGR
SMSM
SQBB
TCID
TOTO
TRIS
TRST
TSPC
ULTJ
UNVR
WIIM
2013
30.769.803.148
32.057.880.856
900.693.451.852
20.557.419.062
1.123.104.535
79.356.638.000
182.714.320.000
0
37.285.218.800
51.280.429.930
150.300.000.000
0
2.072.221.500
59.702.505.000
651.229.000.000
2.211.365.058.000
158.552.000.000
128.260.601.000
74.341.891.784
97.615.308.360
14.265.729.354
27.914.034.588
337.635.272.935
989.991.228
5.058.527.000.000
7.569.988.916
CD
2014
53.855.793.068
15.999.933.700
809.531.264.428
20.525.197.750
2.158.305.750
139.752.919.000
205.700.037.470
2.566.870.040
15.792.816.001
30.630.281.214
405.000.000.000
11.137.080.227
2.762.962.000
78.045.959.000
666.672.000.000
2.426.542.780.000
259.434.000.000
142.810.019.000
74.340.910.433
148.219.335.698
16.025.321.076
14.022.810.098
337.648.528.372
49.408.062.199
5.126.717.000.000
39.741.169.110
2015
46.925.135.841
15.991.394.700
906.708.540.623
20.486.754.000
801.875.450
219.760.581.000
149.095.678.240
2.566.870.040
27.991.754.000
41.065.704.282
360.000.000.000
10.619.674.247
3.453.702.500
82.084.079.000
236.903.000.000
2.236.295.939.000
210.913.000.000
163.036.678.000
78.288.848.449
115.228.630.388
17.526.218.921
13.967.383.751
292.357.537.738
0
5.592.332.000.000
28.387.698.044
2013
215.642.329.977
73.530.280.777
1.970.452.449.686
64.761.350.816
14.382.899.194
175.444.757.000
1.013.558.238.779
8.720.546.989
158.015.270.921
104.962.314.423
405.943.000.000
58.266.986.267
11.440.014.188
312.183.836.000
952.305.000.000
5.354.298.521.000
338.223.000.000
149.521.096.000
160.148.465.833
236.557.513.162
51.984.966.129
32.965.552.359
638.535.108.795
325.127.420.664
5.352.625.000.000
132.322.207.861
EAT
2014
257.836.015.297
72.026.856.790
2.122.677.647.816
48.712.977.670
7.605.091.176
182.147.224.000
409.618.689.484
15.124.699.961
188.648.345.876
137.618.900.727
417.511.000.000
90.094.363.594
16.855.973.113
335.954.862.000
659.867.000.000
5.567.659.839.000
421.095.000.000
164.808.009.000
175.828.646.432
295.861.032.723
36.522.815.125
30.256.039.162
585.790.816.012
283.061.430.451
5.926.720.000.000
112.673.763.260
2015
265.549.762.082
115.371.098.970
2.057.694.281.873
46.018.637.487
1.944.443.395
142.545.462.000
1.250.233.128.560
13.465.713.464
270.538.700.440
159.119.646.125
437.475.000.000
40.150.568.620
20.066.791.849
354.180.062.000
175.127.000.000
4.525.441.038.000
461.307.000.000
150.207.262.000
544.474.278.014
285.236.780.659
37.448.445.764
25.314.103.403
529.218.651.807
523.100.215.029
5.851.805.000.000
131.081.111.587
2013
0,142689
0,435982
0,4571
0,317433
0,078086
0,452317
0,18027
0,0000
0,23596
0,48856
0,370249
0,0000
0,181138
0,191241
0,683845
0,413007
0,468779
0,857809
0,464206
0,412649
0,27442
0,846764
0,528765
0,003045
0,945055
0,057209
DPO
2014
0,208876
0,222138
0,381373
0,42135
0,283797
0,767253
0,502174
0,169714
0,083716
0,222573
0,970034
0,123616
0,163916
0,232311
1,010313
0,435828
0,616094
0,866524
0,422803
0,500976
0,438776
0,463471
0,576398
0,174549
0,865018
0,35271
2015
0,176709
0,138608
0,440643
0,445184
0,412393
1,541688
0,119254
0,190623
0,103467
0,258081
0,822904
0,264496
0,17211
0,231758
1,35275
0,494161
0,457207
1,085411
0,143788
0,403975
0,468009
0,551763
0,552432
0,0000
0,955659
0,216566
Perhitungan Free Cash Flow
FCF = CASH FLOW OPERATING - CAPITAL EXPENDITURE - CASH DIVIDEND
CD
CE
CFO
Kode
No.
Emiten
2014
2013
2015
2014
2013
2015
2014
2013
0
78.729.000.000 353.530.000.000 399.185.000.000 197.728.000.000 384.203.000.000 534.098.000.000 23.408.000.000
1 AISA
0 10.408.218.000
(24.262.141.000) 374.353.068.000 (50.796.252.000) 41.831.085.000 118.590.305.000 480.571.564.000
2 AKPI
825.000.000
0
2.204.123.679 37.457.327.007 15.114.812.974 11.198.621.500
470.702.303
39.652.190.973
3 ALDO
551.871.000.000 564.250.000.000 366.837.000.000 337.027.000.000 312.259.000.000 531.215.000.000 34.720.000.000 34.720.000.000
4 AMFG
278.878.036.499 238.937.995.916 111.918.147.182 159.424.438.089 89.492.703.022 83.393.114.623 74.043.709.760 117.910.395.616
5 ARNA
ASII 21.250.000.000.000 26.290.000.000.000 25.899.000.000.000 8.292.000.000.000 8.487.000.000.000 6.439.000.000.000 10.017.000.000.000 10.201.000.000.000
6
551.756.000.000 264.565.000.000 866.768.000.000 647.731.000.000 969.241.000.000 737.843.000.000 439.534.000.000 544.987.000.000
7 AUTO
48.106.848.000 62.179.864.000 (19.631.483.000) 34.419.621.000 41.706.885.000 25.442.402.000 34.319.952.000 38.862.117.000
8 BATA
0 29.659.570.000
19.608.725.490 (147.806.952.847) 168.614.370.234 30.937.825.810 25.283.044.733 19.863.609.284
9 CEKA
10 CPIN 2.061.273.000.000 462.975.000.000 1.782.400.000.000 2.220.855.000.000 3.750.866.000.000 2.032.673.000.000 754.362.000.000 754.361.000.000
348.712.041.000 164.246.813.000 246.625.414.000 15.065.968.000 38.017.391.000 10.690.161.000 191.869.037.000 144.831.127.000
11 DLTA
6.054.353.979
4.550.539.979
1.723.365.836
3.264.586.166
3.554.588.671
5.105.993.427
(660.730.802) 6.455.175.786
12 DPNS
106.931.180.000 104.436.317.000 214.166.823.000 54.936.209.000 60.592.775.000 32.201.430.000 52.640.000.000 24.640.000.000
13 DVLA
6.050.898.969
5.386.394.863
4.641.305.865 100.935.448.358 29.547.328.757 12.640.443.540 10.471.143.273
23.212.236.950
14 EKAD
15 GGRM 2.472.971.000.000 1.657.776.000.000 3.200.820.000.000 5.678.122.000.000 5.116.093.000.000 2.923.422.000.000 1.571.975.000.000 1.582.869.000.000
16 HMSP 10.802.179.000.000 11.103.195.000.000 811.163.000.000 1.268.930.000.000 1.493.001.000.000 832.984.000.000 9.945.027.000.000 10.650.690.000.000
1.993.496.000.000 3.860.843.000.000 3.485.533.000.000 1.943.709.000.000 1.175.124.000.000 1.399.617.000.000 1.116.480.000.000 1.128.410.000.000
17 ICBP
5.723.395.526 30.906.541.639 51.185.477.529 17.156.745.383
31.571.765.591 25.762.820.842 80.061.208.533 13.207.165.641
18 IGAR
2.534.400.000
7.920.000.000
77.754.740.234 42.164.840.053 47.011.856.454 11.607.840.800 35.733.668.074 43.419.529.382
19 INAI
20 INDF 6.928.790.000.000 9.269.318.000.000 3.485.533.000.000 6.541.114.000.000 5.221.818.000.000 4.618.919.000.000 2.176.776.000.000 1.734.632.000.000
106
2015
24.871.000.000
4.897.986.000
0
34.720.000.000
88.171.671.712
10.585.000.000.000
298.825.000.000
6.646.555.000
0
295.189.000.000
156.878.293.000
4.540.310.892
78.114.771.000
6.050.347.212
1.567.967.000.000
12.250.485.000.000
1.320.458.000.000
0
11.088.000.000
2.508.522.000.000
2013
(142.407.000.000)
(66.093.226.000)
2.194.863.966
180.124.000.000
45.409.888.650
2.941.000.000.000
(535.509.000.000)
(20.632.725.000)
(11.329.100.320)
(913.944.000.000)
141.777.036.000
(8.765.859.452)
(645.029.000)
(11.721.486.670)
(4.777.126.000.000)
(411.778.000.000)
(1.066.693.000.000)
(32.820.877.579)
58.226.899.434
(1.789.100.000.000)
FCF
2014
(30.673.000.000)
245.354.545.000
(15.469.110.671)
217.271.000.000
31.534.897.278
7.602.000.000.000
(1.249.663.000.000)
(18.389.138.000)
(202.749.567.580)
(4.042.252.000.000)
(18.601.705.000)
(2.863.764.359)
19.203.542.000
(14.050.036.644)
(5.041.186.000.000)
(1.040.496.000.000)
1.557.309.000.000
2.882.679.933
3.896.771.979
2.312.868.000.000
2015
(159.784.000.000)
(536.265.802.000)
(8.994.497.821)
(199.098.000.000)
(59.646.639.153)
8.875.000.000.000
(169.900.000.000)
(51.720.440.000)
148.750.760.950
(545.462.000.000)
79.056.960.000
(1.157.683.301)
103.850.622.000
84.413.957.873
(1.290.569.000.000)
(12.272.306.000.000)
765.458.000.000
49.154.666.894
(7.495.672.928)
(3.641.908.000.000)
Perhitungan Free Cash Flow (Lanjutan)
No.
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
107
Kode
Emiten
INDS
INTP
ISSP
JECC
JPFA
KAEF
KBLI
KLBF
LION
LMSH
MERK
MYOR
RICY
ROTI
SCCO
SIDO
SKBM
SKLT
SMBR
SMCB
2013
255.755.973.870
5.419.268.000.000
304.874.000.000
(119.083.783.000)
173.609.000.000
253.783.664.733
(27.123.241.057)
927.163.654.212
52.556.704.619
13.814.790.256
133.099.062.000
987.023.231.523
(84.879.758.265)
314.587.624.896
20.804.645.848
(64.246.000.000)
19.468.048.071
26.893.558.457
309.039.867.000
2.262.247.000.000
CFO
2014
65.911.208.643
5.346.841.000.000
(191.012.000.000)
42.230.169.000
15.705.340.000.000
286.309.255.381
170.079.674.604
2.316.125.821.045
60.865.531.678
9.999.770.412
289.725.783.000
(862.339.383.145)
47.145.296.495
364.975.619.113
62.171.128.817
369.322.000.000
43.837.497.229
23.398.218.902
305.716.048.000
1.709.438.000.000
2015
2013
110.641.662.962 84.534.718.533
5.049.117.000.000 2.018.998.000.000
176.316.000.000 235.427.000.000
21.550.154.000 39.018.648.000
1.452.924.000.000 1.563.917.000.000
175.966.862.349 89.030.076.719
46.127.980.815 32.559.867.815
2.427.641.532.150 993.929.398.633
49.505.778.072 34.518.903.341
10.910.801.951 8.867.105.017
203.711.206.000 15.361.061.000
2.336.785.497.955 638.659.721.420
133.252.610.462 78.743.378.655
555.511.840.614 519.351.210.306
197.980.124.011 48.781.843.109
432.896.000.000 210.558.000.000
62.469.996.482 41.479.485.593
29.666.923.359 32.353.821.256
522.628.119.000 146.939.365.000
533.786.000.000 3.078.769.000.000
CE
2014
2015
2013
255.984.942.523 47.817.650.117 147.120.640.588
3.459.061.000.000 2.670.307.000.000 1.658.442.000.000
346.666.000.000 438.320.000.000
0
4.579.148.000 16.994.866.000 17.121.832.000
1.598.385.000.000 708.488.000.000 212.804.000.000
102.413.131.061 146.204.582.173 30.769.803.148
87.521.252.943 120.714.866.962 32.057.880.856
750.705.865.640 903.742.633.914 900.693.451.852
51.455.137.069 23.917.496.421 20.557.419.062
8.514.515.494 9.397.168.803 1.123.104.535
23.411.916.000 59.151.757.000 79.356.638.000
853.429.600.863 551.306.884.573 182.714.320.000
109.438.789.551 57.428.372.977
0
390.593.651.461 237.660.276.133 37.285.218.800
49.070.748.873 34.228.651.561 51.280.429.930
300.228.000.000 196.701.000.000 150.300.000.000
113.489.768.262 151.521.831.249
0
22.353.638.719 19.759.710.325 2.072.221.500
59.115.394.000 280.146.740.000 59.702.505.000
2.838.343.000.000 1.522.136.000.000 651.229.000.000
CD
2014
51.661.199.915
3.312.009.000.000
14.372.000.000
0
106.402.000.000
53.855.793.068
15.999.933.700
809.531.264.428
20.525.197.750
2.158.305.750
139.752.919.000
205.700.037.470
2.566.870.040
15.792.816.001
30.630.281.214
405.000.000.000
11.137.080.227
2.762.962.000
78.045.959.000
666.672.000.000
2015
35.538.750.580
4.968.028.000.000
0
9.072.000.000
0
46.925.135.841
15.991.394.700
906.708.540.623
20.486.754.000
801.875.450
219.760.581.000
149.095.678.240
2.566.870.040
27.991.754.000
41.065.704.282
360.000.000.000
10.619.674.247
3.453.702.500
82.084.079.000
236.903.000.000
2013
24.100.614.749
1.741.828.000.000
69.447.000.000
(175.224.263.000)
(1.603.112.000.000)
133.983.784.866
(91.740.989.728)
(967.459.196.273)
(2.519.617.784)
3.824.580.704
38.381.363.000
165.649.190.103
(163.623.136.920)
(242.048.804.210)
(79.257.627.191)
(425.104.000.000)
(22.011.437.522)
(7.532.484.299)
102.397.997.000
(1.467.751.000.000)
FCF
2014
(241.734.933.795)
(1.424.229.000.000)
(552.050.000.000)
37.651.021.000
14.000.553.000.000
130.040.331.252
66.558.487.961
755.888.690.977
(11.114.803.141)
(673.050.832)
126.560.948.000
(1.921.469.021.478)
(64.860.363.096)
(41.410.848.349)
(17.529.901.270)
(335.906.000.000)
(80.789.351.260)
(1.718.381.817)
168.554.695.000
(1.795.577.000.000)
2015
27.285.262.265
(2.589.218.000.000)
(262.004.000.000)
(4.516.712.000)
744.436.000.000
(17.162.855.665)
(90.578.280.847)
617.190.357.613
5.101.527.651
711.757.698
(75.201.132.000)
1.636.382.935.142
73.257.367.445
289.859.810.481
122.685.768.168
(123.805.000.000)
(99.671.509.014)
6.453.510.534
160.397.300.000
(1.225.253.000.000)
Perhitungan Free Cash Flow (Lanjutan)
No.
41
42
43
45
46
47
48
49
50
51
52
108
Kode
Emiten
SMGR
SMSM
SQBB
TCID
TOTO
TRIS
TRST
TSPC
ULTJ
UNVR
WIIM
2013
6.047.147.495.000
448.032.000.000
153.706.638.000
253.851.906.566
320.627.072.830
22.118.879.879
111.913.265.220
448.669.480.614
195.989.263.645
6.236.304.000.000
(33.786.467.879)
CFO
CE
CD
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
6.245.841.812.000 7.288.586.537.000 2.548.758.346.000 2.105.732.452.000 5.168.034.789.000 2.211.365.058.000 2.426.542.780.000 2.236.295.939.000
449.864.000.000 531.987.000.000 152.155.000.000 113.324.000.000 96.374.000.000 158.552.000.000 259.434.000.000 210.913.000.000
139.913.445.000 179.485.976.000 15.120.844.000 13.912.511.000 16.392.461.000 128.260.601.000 142.810.019.000 163.036.678.000
123.551.162.065 120.781.612.127 315.010.210.010 306.226.578.591 137.955.857.760 74.341.891.784 74.340.910.433 78.288.848.449
307.708.638.190 239.811.138.479 163.422.838.014 320.504.920.229 159.202.207.353 97.615.308.360 148.219.335.698 115.228.630.388
51.371.394 63.376.934.300 32.825.998.632 35.843.184.924 25.800.376.607 14.265.729.354 16.025.321.076 17.526.218.921
236.909.957.713 135.020.261.491 181.513.531.256 121.297.718.183 60.673.681.336 27.914.034.588 14.022.810.098 13.967.383.751
512.956.089.428 778.361.981.647 421.973.528.288 403.561.634.775 262.332.668.105 337.635.272.935 337.648.528.372 292.357.537.738
128.022.639.236 669.463.282.890 88.857.102.494 110.005.997.024 244.036.641.351
989.991.228 49.408.062.199
0
6.462.722.000.000 6.299.051.000.000 1.149.550.000.000 1.125.906.000.000 1.472.444.000.000 5.058.527.000.000 5.126.717.000.000 5.592.332.000.000
44.609.246.858 62.869.126.110 86.203.784.617 124.239.004.670 66.026.044.962 7.569.988.916 39.741.169.110 28.387.698.044
2013
1.287.024.091.000
137.325.000.000
10.325.193.000
(135.500.195.228)
59.588.926.456
(24.972.848.107)
(97.514.300.624)
(310.939.320.609)
106.142.169.923
28.227.000.000
(127.560.241.412)
FCF
2014
2015
1.713.566.580.000 (115.744.191.000)
77.106.000.000 224.700.000.000
(16.809.085.000)
56.837.000
(257.016.326.959) (95.463.094.082)
(161.015.617.737) (34.619.699.262)
(51.817.134.606) 20.050.338.772
101.589.429.432 60.379.196.404
(228.254.073.719) 223.671.775.804
(31.391.419.987) 425.426.641.539
210.099.000.000 (765.725.000.000)
(119.370.926.922) (31.544.616.896)
LAMPIRAN 2
A. Statistik Deskriptif
DESCRIPTIVES VARIABLES=AGROW ROA DIV FCF EM
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
AGROW
149
-,16533
,55795
,1220357
,10187295
ROA
149
,00012
,42677
,1244800
,09287505
DIV
149
,00000
18,37749
,5590292
1,52917963
FCF
149
-12272306000000
EM
149
-,24879
Valid N (listwise)
149
8875000000000 -152415083769,51 1696552027459,330
,21736
-,0105677
,07496090
B. Uji Asumsi Klasik
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS BCOV R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT EM
/METHOD=ENTER AGROW ROA DIV FCF
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID)
/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(3)
/SAVE RESID.
1. Uji Normalitas
109
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
149
Normal Parameters
a,b
Mean
,0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,07082757
Absolute
,067
Positive
,067
Negative
-,059
Test Statistic
,067
,098c
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
2. Uji Multiokolonieritas
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std.
Model
1
(Constant)
B
Error
-,018
,013
,149
,059
ROA
-,070
DIV
FCF
AGROW
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-1,436
,153
,202
2,532
,012
,975
1,026
,064
-,087
-1,093
,276
,976
1,024
-,005
,004
-,109
-1,377
,171
,996
1,004
-8,599E-15
,000
-,195
-2,425
,017
,963
1,039
a. Dependent Variable: EM
110
3. Uji Autokorelasi
NPAR TESTS
/RUNS(MEDIAN)=RES_3
/MISSING ANALYSIS.
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea
,00174
Cases < Test Value
74
Cases >= Test Value
75
Total Cases
149
Number of Runs
76
Z
,083
Asymp. Sig. (2-tailed)
,934
a. Median
4. Uji Heteroskedastisitas
COMPUTE ABS_Res3=ABS(RES_3).
EXECUTE.
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS BCOV R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT ABS_Res3
/METHOD=ENTER AGROW ROA DIV FCF
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED).
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std.
Model
B
Error
1 (Constant)
,057
,008
AGROW
-,025
,039
ROA
,009
DIV
FCF
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
6,784
,000
-,055
-,654
,514
,975
1,026
,042
,018
,212
,832
,976
1,024
-,003
,003
-,110
-1,334
,184
,996
1,004
1,957E-15
,000
,070
,838
,403
,963
1,039
a. Dependent Variable: ABS_Res3
111
C. Uji Hipotesis
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS BCOV R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT EM
/METHOD=ENTER AGROW ROA DIV FCF
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID)
/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(3)
/SAVE RESID.
Variables Entered/Removeda
Variables
Model
Variables Entered
1
FCF, DIV,
Removed
Method
. Enter
AGROW, ROAb
a. Dependent Variable: EM
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
,327
,107
,082
,07180455
a. Predictors: (Constant), FCF, DIV, ROA, AGROW
b. Dependent Variable: EM
ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,089
4
,022
Residual
,742
144
,005
Total
,832
148
F
4,324
Sig.
,002b
a. Dependent Variable: EM
b. Predictors: (Constant), FCF, DIV, ROA, AGROW
112
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity Statistics
Std.
Model
B
Error
1 (Constant)
-,018
,013
AGROW
,149
,059
ROA
-,070
DIV
FCF
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-1,436
,153
,202
2,532
,012
,975
1,026
,064
-,087
-1,093
,276
,976
1,024
-,005
,004
-,109
-1,377
,171
,996
1,004
-8,599E-15
,000
-,195
-2,425
,017
,963
1,039
a. Dependent Variable: EM
113
Download