Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 Ratih Pratiwi Sari EVALUASI KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN FARMASI DI APOTEK “X” Ratih Pratiwi Sari Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin E-mail : [email protected] Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam mewujudkan kesehatan bermutu, dimana apoteker sebagai bagian dari tenaga kesehatan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian yang berkualitas. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasaan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek “X” Jl.Kuripan berdasarkan 5 dimensi dan untuk mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian ini bersifat deskriptif dimana penelitian ini akan menggambarkan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek “X” dan faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kepuasan pasien. Populasi adalah semua pasien yang berkunjung di Apotek “X”. Sampel penelitian ini adalah semua pasien yang membeli obat dengan resep di Apotek “X” yang berjumlah sebanyak 112 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan perhitungan persentase tiap jawaban yang diberikan oleh responden. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat dilihat tingkat kepuasan pasien untuk setiap butir pertanyaan pada masing-masing dimensi. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek “X” berkualitas cukup memuaskan dan faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien pada dimensi reliability yaitu kepastian jadwal pelayanan, kecepatan dan ketanggapan petugas dalam pelayanan, dimensi responsiveness yaitu kepastian lama pengerjaan resep, respon petugas apotek terhadap keluhan/pertanyaan pasien, dimensi assurance yaitu kualitas dan mutu obat yang diberikan, pemberian informasi obat yang lengkap dan jelas, pengetahuan petugas apotek tentang obat, dimensi emphaty yaitu keramahan dan kesopanan petugas apotek, kesediaan petugas apotek dalam meminta maaf kepada pasien, dan dimensi tangibles yaitu sarana dan prasana apotek, penampilan petugas apotek. Kata kunci: Kualitas pelayanan, Pelayanan kefarmasian, Apotek “X” Artikel diterima: 15 Februari 2017 Diterima untuk diterbitkan: 23 Maret 2017 Diterbitkan: 30 Maret 2017 122 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 Ratih Pratiwi Sari EVALUATION OF PATIENTS’S SATISFACTION ABOUT PHARMACEUTICHAL SERVICES AT A PHARMACY “X” ABSTRACT Pharmaceutical service is health services that have an important role to bringing the quality of health, whereas the pharmacist as a part of health professional that have a duty and responsibility to create a quality of pharmaceutical service. Based on the sales data of “X” Pharmacy during three months, there is declining in sales of prescription. The purpose of this research is to know the patients satisfaction about pharmaceutical service in “X” Kuripan based on five dimensions and to know about the factors that must be considered to improve patient’s satisfaction. This research uses descriptive analysis to describe the level of patient’s satisfaction about pharmaceutical services and factors that must be considered to improve patient’s satisfaction. The population of this research is all patients This research uses 112 people who came to pharmacy “X” to buy medicines with prescription. The technique of data collection uses questionnaire. Data processing is done by calculating the percentage of each answers that given by the respondents. Based on the calculating result, we can see the level of patient’s satisfaction for each answer in each dimension. Based on the result of this research, we can conclude that patient’s satisfaction in pharmacy “X” is good enough and the factors that influence patient’s satisfaction on reliability dimension is certainty of service schedule, speed and responsiveness of the pharmacist, responsiveness dimension is certainty of prescription processing time, response of pharmacist about patient’s question, assurance dimension is quality of medicine, giving complete and clear information about the medicine, knowledge pharmacist’s about medicine, empathy dimension is well mannered and friendly of pharmacist, willingness of the pharmacist to require the forgiveness to the patient, and tangibles dimension is facilities and infrastructure pharmacy, pharmacist’s appearance. Kew Word: Service Quality, Pharmaceutical Services, Pharmacy “X” PENDAHULUAN Apotek sarana (Depkes, 2009). Perkembangan yang kesehatan yang dibutuhkan oleh pesat telah terjadi di apotek dengan masyarakat untuk mendapatkan obat. bergesernya Menurut Peraturan Pemerintah (PP) apoteker dari product atau drug No. apotek oriented menjadi patient oriented, 51 sebagai Tahun 2009, orientasi seorang merupakan sarana pelayanan yang bertujuan membantu pasien kefarmasian tempat dilakukan memperoleh dan menggunakan obat praktek kefarmasian oleh apoteker yang tepat. 123 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 Ratih Pratiwi Sari Penelitian yang dilakukan oleh pasien secara keseluruhan, dimensi Baroroh (2014), bahwa konsumen kepuasan pasien, konfirmasi harapan, Apotek di Kota Yogyakarta puas minat pembelian ulang, kesediaan terhadap merekomendasi, dan ketidakpuasan pelayanan dalam dimensi Empathy. selama ini kefarmasian Tangible Pelayanan dinilai dan pasien (Priyandani dkk., 2014) kefarmasian oleh banyak METODE pengamat masih berada dibawah Jenis penelitian ini merupakan standar. Sebagaimana dikemukakan penelitian deskriptif. Pada penelitian oleh bahwa ini menggambarkan menggambarkan seharusnya tingkat kepuasan pasien terhadap Kuncahyo (2004) Apoteker yang mempunyai peran sentral dan pelayanan kefarmasian di Apotek “X” bertanggung jawab penuh dalam dan memberikan informasi obat kepada diperhatikan masyarakat ternyata masih belum kepuasan dilaksanakan dengan baik. Seorang pengambilan data dilakukan pada pemerhati masyarakat bulan November – Desember 2016. bahwa apotek telah Penelitian dilaksanakan di Apotek berubah menjadi semacam toko yang “X”. Populasi dalam penelitian ini berisi semua golongan obat baik obat adalah semua pasien yang berkunjung bebas, obat keras, psikotropika dan di Apotek “X”. Sampel penelitian ini narkotika dengan pelayanan yang adalah semua pasien yang berusia ≥ tidak mengacu pada kaidah-kaidah 20 sampai < 60 tahun yang membeli profesi, karena tidak dilakukan oleh obat dengan resep di Apotek “X”. menyatakan kesehatan faktor-faktor untuk pasien. yang harus meningkatkan Penelitian dan apoteker (Wiryanto, 2005) Pengukuran kepuasan ALAT pengguna jasa kesehatan merupakan Alat atau instrument pada salah satu indikator untuk mengetahui penelitian ini menggunakan lembar mutu Ada kuesioner yang berisi persepsi pasien beberapa macam konsep pengukuran terhadap pelayanan kefarmasian di kepuasan pasien seperti kepuasan Apotek “X” pelayanan kesehatan. 124 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 Ratih Pratiwi Sari resep HASIL PENELITIAN dan menerima pelayanan merupakan kefarmasian di apotek “X” sesuai penelitian secara deskriptif yang kriteria inklusi dan ekslusi. Jumlah bertujuan untuk mengetahui kepuasan responden yang masuk dalam kriteria pasien terhadap kualitas pelayanan inklusi Penelitian ini kefarmasian di Apotek “X”. sebanyak 117 orang, sedangkan 3 orang responden tidak Kepuasan pasien diukur berdasarkan dapat 5 dimensi kepuasan, yaitu reliabilitas, karena responden tidak bisa membaca daya tanggap, jaminan, empati, dan sebanyak 1 orang dan tidak bersedia bukti fisik. Tujuan lainnya untuk menjadi responden sebanyak 2 orang. mengetahui faktor yang diikutkan pada penelitian Karakteristik responden menerima pelayanan mempengaruhi kualitas pelayanan yang kefarmasian di Apotek “X”. kefarmasian pada penelitian ini dibagi Tempat penelitian di Apotek atas beberapa kriteria, yaitu “X” Kota Banjarmasin dengan jumlah berdasarkan jenis kelamin, umur, responden sebanyak 120 responden. tingkat pendidikan dan pekerjaan Responden disajikan pada tabel 1.1. dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mendapat Tabel 1 Karakteristik Responden (N=117) Jumlah Karakteristik Responden Jenis Kelamin Umur Tingkat Pendidikan Pekerjaan N=117 % Laki-Laki 50 42,73 Perempuan 20-29 th 30-39 th 40-49 th 50-59 th Tidak Sekolah SD SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Akademi/Perguruan Tinggi PN/TNI/Polri/Pensiunan Pegawai Swasta Wiraswasta/Pedagang Pelajar/Mahasiswa Buruh/Tani/Nelayan Ibu Rumah Tangga Tidak bekerja/Lainnya 67 21 24 38 34 10 8 18 36 45 42 26 8 12 3 20 6 57,26 17,94 20,51 33,92 29,05 8,54 6,83 15,38 30,76 38,46 35,89 22,23 6,83 10,25 2,56 17,90 5,12 125 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 Kuesioner dalam penelitian Ratih Pratiwi Sari responsiveness sebanyak 3 ini ada 20 pernyataan berdasarkan pernyataan, assurance sebanyak 6 lima dimensi kualitas. Banyaknya pernyataan, emphaty sebanyak 4 jumlah pernyataan untuk tiap dimensi pernyataan dan tangible sebanyak 4 berbeda-beda. Dimensi pernyataan seperti disajikan pada sebanyak 3 reliability pernyataan, tabel 2. Tabel 2 Pernyataan Kuesioner Tangible Emphaty Assurance Responsiveness Reliability DIMENSI NO. PERNYATAAN 1. Kepastian jadwal pelayanan 2. Kecepatan dalam pelayanan 3. Prosedur pelayanan sederhana, mudah, jelas, dan tidak berbelit-belit 4. Petugas apotek memberi tahu lamanya proses pemberian obat 5. Petugas apotek bersedia mendengarkan keluhan dari pasien 6. Ketanggapan petugas apotek dalam menjawab pertanyaan dari pasien 7. 8. 9. 10. 11. Petugas apotek melayani dengan sopan Petugas apotek menjelaskan cara pemakaian obat dengan jelas Obat yang diberikan memenuhi jaminan mutu dan keamanan Obat diterima pasien dalam keadaan baik dan rapi sesuai aturan, serta etiket mudah dibaca Obat yang diterima sesuai dengan keluhan penyakit yang diderita 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Petugas apotek menguasai pengetahuan tentang obat Petugas apotek bersikap sabar dan ramah dalam melayani Petugas apotek memberi kesempatan anda menyampaikan keluhannya Petugas apotek bersifat adil dan tidak pilih-pilih terhadap pasien Kesediaan petugas apotek untuk meminta maaf bila terjadi kesalahan Kebersihan dan kenyamanan ruang tunggu apotek Ketersediaan tempat pembuangan sampah Petugas apotek berpakaian rapi dan sopan Tersedia alat untuk memanggil pasien (misal speaker) Pengolahan data dilakukan dengan melakukan perhitungan persentase tiap jawaban yang diberikan oleh responden. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat dilihat tingkat kepuasan pasien untuk setiap butir pertanyaan pada masing-masing dimensi. a. Reliability Dimensi Reliability memiliki tiga butir pertanyaan yang berkaitan dengan pelayanan apotek. Butir pertanyaan pada dimensi reliability yang memiliki persetanse kepuasan tertinggi terdapat pada butir pertanyaan kedua dan yang terendah 126 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 terdapat pada butir Ratih Pratiwi Sari pertanyaan pertanyaan pertama yang berbunyi pertama. Butir pertanyaan kedua yang “Kepastian jadwal pelayanan” berada berbunyi “Kecepatan pada tingkat kepuasan “Puas” dengan pelayanan” berada dalam pada tingkat persentase sebesar 35,89%. Ketidakpuasan pasien pada jadwal persentase 44,44%. pelayanan apotek dapat disebabkan Ketidakpuasan pasien pada kecepatan karena ketidaktepatan jadwal praktek dalam pelayanan dapat disebabkan dokter karena pasien merasa lama menunggu perhitungan dalam pelayanan kefarmasian yang reliability dapat dilihat pada Gambar diberikan oleh petugas apotek. Butir 1. di Apotek Butir 2 “X”. persentase 38,46 40,17 Hasil dimensi Sangat Puas Puas 11,12 Cukup Puas Kurang Puas 1,71 2,56 Butir 1 8,54 17,09 31,25 14,53 12,82 10,26 Persentase 35,89 26,49 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 5,99 sebesar 44,44 kepuasan “Cukup Puas” dengan Butir 3 Gambar 1 Diagram Persentase Dimensi Reliability b. Responsiveness pertanyaan pertama. Butir pertanyaan Responsiveness ketiga yang berbunyi “Ketanggapan memiliki tiga butir pertanyaan yang petugas apotek dalam menjawab berkaitan pertanyaan dari pasien” berada pada Dimensi dengan ketanggapan petugas apotek dalam pelayanan. tingkat Butir dimensi dengan persentase sebesar 59,82%. yang memiliki Ketidakpuasan pada aspek ini dapat kepuasan tertinggi disebabkan karena pasien masih terdapat pada butir pertanyaan ketiga belum merasa puas dengan jawaban dan yang terendah terdapat pada butir yang pertanyaan responsiveness persetanse pada kepuasan diberikan “Cukup petugas Puas” atas 127 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 pertanyaan atau keluhan Ratih Pratiwi Sari pasien 52,13%. Ketidakpuasan pada butir ini karena kurangnya pengetahuan yang disebabkan karena adanya perbedaan dimiliki oleh petugas apotek. Butir waktu lamanya pengerjaan yang pertanyaan pertama yang berbunyi diberitahukan “Petugas kenyataan pada saat pelayanan. Hasil apotek memberitahu petugas dengan lamanya proses pemberian obat” perhitungan berada pada tingkat kepuasan “Cukup responsiveness dapat dilihat pada Puas” dengan persentase sebesar diagram 2. Sangat Puas 24,78 Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas 0 5,98 0,85 9,4 20 19,65 22,23 30 4,27 7,69 17,09 21,37 40 5,12 Persentase 50 10 dimensi 59,82 49,57 52,13 70 60 persentase 0 Butir 1 Butir 2 Butir 3 Gambar 2 Diagram Persentase Dimensi Responsiveness c. keenam yang berbunyi “Petugas Assurance Dimensi Assurance memiliki apotek menguasai pengetahuan enam butir pertanyaan yang berkaitan tentang obat” berada pada tingkat dengan jaminan pelayanan yang kepuasan “Cukup Puas” dengan diberikan apotek kepada pasien, persentase seperti keramahan petugas apotek dan Ketidakpuasan kualitas mutu obat yang diberikan. pegawai baru di apotek yang belum Butir dimensi menguasai pengetahuan obat dengan assurance yang memiliki persetanse baik. Butir pertanyaan pertama yang kepuasan tertinggi terdapat pada butir berbunyi “Petugas apotek melayani pertanyaan pertanyaan terendah pada keenam terdapat sebesar 62,39%. karena masih ada dan yang dengan sopan” berada pada tingkat pada butir kepuasan “Cukup Puas” dengan pertanyaan pertama. Butir pertanyaan persentase sebesar 54,70%. 128 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 Ketidakpuasan ini Ratih Pratiwi Sari dikarenakan dengan tergesa-gesa. Hasil persentase dimensi perhitungan resep terlalu banyak hingga terkadang assurance dapat dilihat pada Gambar petugas apotek mengambil resep 3. 58,11 43,58 29,05 Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas 0 0 8,54 0 0 0 0 15,38 26,49 29,91 26,49 41,02 41,89 29,91 1,7 0 10 17,09 20 0 0 30 18,8 40 17,94 25,64 Persentase 50 0 0 60 51,28 54,7 70 62,39 jumlah pasien yang akan menebus 0 Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Gambar 3 Diagram Persentase Dimensi Assurance d. Emphaty terkadang petugas lupa memberitahu Dimensi Emphaty memiliki empat butir pertanyaan yang kepada pasien kalau ada obat yang diganti pada saat penagihan resep. berkaitan dengan kemudahan petugas Butir apotek dalam menjalin komunikasi berbunyi “Petugas apotek bersikap dengan pasien. Butir pertanyaan pada adil dan tidak pilih-pilih terhadap dimensi emphaty yang memiliki pasien” berada pada tingkat kepuasan persetanse tertinggi “Cukup Puas” dengan persentase pertanyaan sebesar 79,48%. Apotek “X” tidak keempat dan yang terendah terdapat hanya melayani resep umum, tetapi pada butir pertanyaan ketiga. Butir juga resep BPJS. Pada saat pelayanan, pertanyaan keempat yang berbunyi terkadang resep pasien BPJS tidak “Kesediaan petugas apotek untuk dilayani sesuai dengan antrian meminta maaf bila terjadi kesalahan” sehingga pasien merasa petugas berada pada tingkat kepuasan “Cukup apotek bersikap tidak adil dan pilih- Puas” dengan persentase sebesar pilih dalam melayani pasien. Hasil terdapat kepuasan pada butir pertanyaan ketiga yang 74,35%. Ketidakpuasan disebabkan 129 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 perhitungan persentase Ratih Pratiwi Sari dimensi 53,84 14,53 4,27 0 9,4 16,23 0 0 Cukup Puas Kurang Puas 0 0 1,7 0 0 20 22,23 16,23 40 Sangat Puas Puas 37,6 60 8,54 Persentase 80 61,53 100 74,35 79,48 emphaty dapat dilihat pada Gambar 4. Tidak Puas 0 Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Gambar 4 Diagram Persentase Dimensi Emphaty e. Tangibles area sehingga beberapa pasien berdiri Dimensi empat tangibles memiliki butir yang obat ataupun antrian dokter, tetapi dan permasalahan ini telah diatasi Apotek prasarana apotek, serta penampilan “X” dengan menawarkan kepada petugas apotek. Butir pertanyaan pasien pada dimensi tangibles yang memiliki pengambilan obat bila pasien tidak persetanse tertinggi ingin menunggu selama resep masih pertanyaan dikerjakan. Butir pertanyaan keempat pertama dan yang terendah terdapat yang berbunyi “Tersedianya alat pada butir pertanyaan keempat. Butir untuk memanggil pasien misalnya pertanyaan pertama yang berbunyi speaker” “Kebersihan dan kenyamanan ruang kepuasan “Kurang Puas” dengan tunggu apotek” berada pada tingkat persentase sebesar 91,45%. Apotek kepuasan “Cukup Puas” dengan “X” belum memiliki alat pemanggil, persentase seperti berkaitan terdapat pertanyaan saat menunggu antrian pengambilan dengan sarana kepuasan pada butir sebesar Ketidaknyamanan menunggu obat sedikitnya tempat 83,76%. pasien dengan memberikan berada speaker pada sehingga bon tingkat saat dalam dipanggil pasien tidak mendengar dikarenakan terutama saat suasana apotek sedang duduk yang ramai. Hasil perhitungan persentase disediakan apotek dan ruang tunggu dimensi tangibles dapat dilihat pada apotek dan dokter terdapat dalam satu Gambar 5. 130 100 Persentase 80 60 40 20 Ratih Pratiwi Sari 4,27 11,96 83,76 0 0 17,94 35,89 46,15 0 0 10,25 70,94 18,8 0 0 0 0 6,83 91,45 1,7 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas 0 Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Gambar 5 Diagram Persentase Dimensi Tangibles Berdasarkan analisis data dimensi assurance sebanyak satu yang telah dijabarkan di atas dapat item pada butir pertanyaan kedua dilihat bahwa kualitas pelayanan belas, dimensi responsiveness pada kefarmasian di Apotek “X” Jl. butir Kuripan reliability sebanyak satu item pada Banjarmasin dengan persentasi paling besar berkualitas banyak adalah keenam, dan butir pertanyaan kedua. cukup puas. Dimana dimensi yang paling pertanyaan Berdasarkan uraian diatas, dimensi dapat disimpulkan bahawa faktor- emphaty sebanyak tiga item pada faktor yang mempengaruhi kepuasan butir pertanyaan kempat belas, kelima pasien terhadap kualitas pelayanan belas dan keenam belas , dimensi farmasi di Apotek “X” adalah sebagai tangibles sebanyak satu item yaitu berikut. pada butir pertanyaan ketujuh belas, Tabel 3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Dimensi Faktor yang mempengaruhi Kepastian jadwal pelayanan Reliability Kecepatan dan ketanggapan petugas dalam pelayanan Kepastian lama pengerjaan resep Responsiveness Respon petugas apotek terhadap keluhan / pertanyaan pasien Kualitas dan mutu obat yang diberikan Assurance Pemberian informasi obat yang lengkap dan jelas Pengetahuan petugas apotek tentang obat Keramahan dan kesopanan petugas apotek Emphaty Kesediaan petugas apotek dalam meminta maaf kepada pasien Sarana dan prasarana apotek, seperti ruang tunggu yang memadai, speaker, dan tempat sampah yang cukup Tangibles Penampilan petugas apotek 131 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kepuasan pasien terhdap kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek “X” adalah cukup memuaskan. 2. Faktor yang kepuasan mempengaruhi pasien kepastian jadwal kecepatan dan petugas meliputi pelayanan, ketanggapan dalam pelayanan, kepastian lama pengerjaan resep, respon petugas apotek terhadap keluhan/pertanyaan pasien, kualitas dan mutu obat yang diberikan, pemberian informasi obat yang lengkap dan jelas, pengetahuan petugas apotek tentang obat, keramahan dan kesopanan petugas apotek, kesediaan petugas apotek dalam meminta maaf kepada pasien, sarana dan prasana apotek, penampilan petugas apotek. DAFTAR PUSTAKA Angelova, B and Zekiri, J., 2011, Measuring Customer Satisfaction with Service Quality Using American Customer Satisfaction Model (ACSI Model), International Journal of Academic Research in Ratih Pratiwi Sari Business and Social Sciences, 1:3. Baroroh, F., 2014, Evaluasi Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kota Yogyakarta, Pharmaciana, 4: 135-141. Departemen Kesehatan, 2009, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Harijono, H dan Soepangkat, BO., 2011, ‘Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Farmasi RSK. ST VINCENTIUS A PAULO Surabaya Dengan Menggunakan Metode Servqual Dan QFD’, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011. Kuncahyo, I., 2004, Potret Industri Farmasi di Indonesia, diakses pada tanggal 30 September 2015, <http://64/203.71.11/kompa scetak/0404/12/opini/906297 .htm>. Octavia, A., Suswitarosa, dan Anwar, A., 2012, Analisis kepuasan Pasien Rawat Inap Bangsal Jantung di RSUD Raden Mattaher Jambi, Jurnal Manajemen Universitas Jambi. Priyandani, Y., dkk., 2014, Pemberian Informasi Lama Terapi dan Konfirmasi Informasi Obat Perlu 132 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 122-133 Ratih Pratiwi Sari Ditingkatkan di Puskesmas, Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 1:15. Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Gramedia, Jakarta, Indonesia. 133