Gambaran Bakteriologis Lalat ..................... (Dicky Andiarsa, et. al) Gambaran Bakteriologis Lalat dan Culicidae (Ordo: Diptera) di Lingkungan Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu Bacteriological Overview of Flies and Culicidae (Ordo : Diptera) in The Field of Zoonoses Research Office of Tanah Bumbu Dicky Andiarsa*, Ika Setianingsih, Abdullah Fadilly, Syarif Hidayat, Dian Eka Setyaningtyas, Budi Hairani Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Jl. Lokalitbang, Gunung Tinggi, Batulicin, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Indonesia INFO ARTIKEL Article History: Received: 8 Jul. 2015 Revised: 26 Oct. 2015 Accepted: 7 Dec. 2015 Keywords: diptera, foodborne disease, bacteriological Kata kunci: diptera, foodborne disease, bakteriologis ABSTRACT/ABSTRAK Flies (Diptera) are the important vector for food transmitted disease transmitted due to they spread from their body surfaces to the human food mechanically. Their fully body surfaces of hairs-like structure were good carrier for pathogens. Meanwhile, the monitoring and surveillance program were not held completely and periodicaly. This survey aimed to identify the diversity of flies and bacteriological information of their body surface. The information can be discuss for policy program. The survey was conducted in June 2015, in the area of Zoonoses Research Office of Tanah Bumbu precisely in the staff housing area. Flies trapped then identified, dissected and cultured aseptically to determined existence of bacteria on the part of their body. Result showed that most of the flies contained bacteria on almost all of the part of body surface. The sanitation improvement became meant recomendation to control of these flies. Lalat (Diptera) merupakan vektor penting penyakit yang ditularkan melalui makanan karena mereka dapat menyebarkan penyakit secara mekanis ke makanan yang dikonsumsi manusia. Permukaan tubuhnya yang dipenuhi dengan struktur seperti rambut halus menjadi media pembawa yang sesuai bagi organisme patogen. Kegiatan monitoring dan surveilans keberadaan lalat masih kurang, penelitian ini bertujuan untuk melihat keragaman lalat dan gambaran bakteriologis pada bagian tubuh lalat yang ditangkap. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di lingkungan Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu tepatnya di lingkungan perumahan pegawai Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Lalat dan nyamuk ditangkap, diidentifikasi, dibedah, dan dikultur secara aseptis untuk menentukan keberadaan bakteri pada bagian tubuhnya. Hasil menunjukkan bahwa lalat yang ditemukan sebagian besar mengandung bakteri di hampir semua bagian tubuhnya. Perbaikan sanitasi lingkungan menjadi rekomendasi utama dalam pengendalian serangga ini. © 2015 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved *Alamat Korespondensi : email : [email protected] PENDAHULUAN Serangga merupakan vektor penting penyakit, terutama Diptera yang menularkan penyakit melalui makanan karena dapat menyebarkan penyakit secara mekanis ke makanan yang dikonsumsi manusia. Sifat endophillic dan synanthropy dari vektor ini semakin mempermudah terjadinya transmisi 1 penyakit kepada manusia. Patogen yang ditularkan melalui makanan telah banyak dilaporkan dapat ditransmisikan oleh beberapa serangga.2,3 Lalat merupakan serangga pengganggu utama yang dapat membawa patogen pada tubuhnya. Permukaan tubuhnya yang dipenuhi dengan struktur rambut halus menjadi media pembawa yang baik bagi agen patogen. Perilakunya yang seringkali hinggap pada kotoran, sampah, bangkai dan makanan menjadi faktor penting munculnya penyakit tular-makanan (foodborne disease) di masyarakat. Kehadiran serangga ini juga 37 Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 9 No. 2, 2015 : 37–44 dapat dijadikan indikator kebersihan dan sanitasi suatu komunitas.4 Penelitian terbaru menyebutkan lalat telah banyak digunakan sebagai pengobatan a lterna t if, disa mp ing ga ngg ua n da n penyebaran penyakitnya.5 Peneliti menduga perilaku lalat yang suka hinggap dari satu kotoran ke kotoran lain dan tidak mengalami gangguan terhadap suatu patogen menunjukkan bahwa lalat memiliki sistem pertahanan tubuh seperti antimikroba yang terdapat pada tubuhnya.6 Meskipun demikian, penggunaan lalat sebagai pengobatan perlu pertimbangan dan penelitian lebih lanjut, mengingat lalat masih merupakan vektor bagi beberapa penyakit yang dapat membahayakan penderitanya. Nyamuk lebih cenderung menularkan penyakit melalui gigitan dibandingkan secara mekanis melalui tubuhnya. Nyamuk juga tidak memiliki kebiasaan hinggap di tempat kotor dan makanan sehingga nyamuk bukan merupakan vektor penting foodborne disease. Kegiatan monitoring dan surveilans keberadaan lalat di masyarakat masih terbilang kurang, sehingga kebijakan pengendalian lalat dan penyakit yang dibawanya juga kurang mendapatkan perhatian pemerintah. Kurang dari 50% kejadian luar biasa (KLB) foodborne disease dapat diketahui penyebabnya, kurangnya kemampuan diagnosis dan upaya pemantauan penyakit ini menjadi penyebab mudahnya penyakit ini muncul kembali di kemudian hari. Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu memiliki tanggung jawab dalam mengadvokasi sebuah kebijakan dengan suatu kegiatan penelitian yang hasilnya dapat memicu diskusi untuk bahan kebijakan dan program. Kegiatan ini juga sebagai bahan evaluasi internal Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu sebagai institusi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keragaman lalat dan gambaran bakteriologis pada bagian tubuh lalat yang ditangkap di lingkungan Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu BAHAN DAN METODE Survei dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di lingkungan Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu 38 tepatnya di lingkungan perumahan pegawai Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Metode penelitian ini adalah observasi yaitu mengamati keragaman lalat dan keberadaan mikroba pada tubuhnya. Penangkapan difokuskan pada daerah yang padat dengan populasi lalat (kebun samping sebuah rumah dinas dimana terdapat buah yang telah membusuk dan hampir mengering serta limbah sisa makanan seafood seperti cangkang kepiting). Lalat ditangkap dengan plastik klip steril secara terpisah (satu plastik klip steril untuk satu ekor lalat yang ditangkap) sebanyak delapan ekor dengan jenis berbeda. Cara ini agak sulit dilakukan tetapi ini diupayakan supaya penanganan sampel dilaksanakan seaseptis mungkin untuk menghindari kontaminasi dari peralatan. Secara standar menangkap lalat digunakan perangkap berupa Sticky fly Ribbon, atau bottle baited fly trap tetapi tidak menjamin sterilitasnya. Dua ekor nyamuk jenis Aedes aegypti dan Culex s p p . d i d a p a t k a n d a r i h a s i l re a r i n g Laboratorium Entomologi Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Hasil tangkapan diidentifikasi untuk ditentukan spesiesnya sebelum dikultur pada media, identifikasi merujuk pada beberapa referensi kunci identifikasi 7-11 lalat dan nyamuk (Diptera). Preparasi Sampel Lalat dan nyamuk dibedah dengan memisahkan setiap bagian tubuh antara lain kepala, tubuh, sayap kanan dan kiri serta kaki dengan menggunakan pinset dan scalpel steril. Bagian tubuh yang terpisah dimasukkan ke dalam media Buffered Pepton Water (Merck, Germany) (BPW) sebanyak 0,5 ml dalam cryotube steril dan diberi label kode sampel dan bagian tubuh. Sampel yang telah dikultur pada BPW diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37oC. Kultur pada Media Kultur BPW secara aseptis dipindahkan pada media Nutrient Agar (Merck, Germany) (NA) dengan cara streak menggunakan ose loop. Media NA diberi label dengan label yang sama pada BPW kemudian diinkubasi kembali o selama 24 jam dengan suhu 37 C. Hasil dibaca berdasarkan ada tidaknya pertumbuhan koloni bakteri pada bekas streak di permukaan media NA. Preparasi dan kultur Gambaran Bakteriologis Lalat ..................... (Dicky Andiarsa, et. al) merupakan modifikasi dari metode beberapa 5,12 penelitian sebelumnya. HASIL Hasil identifikasi menunjukkan keragaman jenis lalat yang ada di lingkungan Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Pada penelitian ini didapatkan delapan jenis lalat dan dua jenis nyamuk culicidae yang keduanya dari ordo Diptera. Lalat hanya berhasil diidentifikasi tiga ekor sampai pada level spesies, tiga ekor sampai pada level genus, dan dua ekor sampai level 1 2 3 famili.(Gambar 1-8) Nyamuk dari famili culicidae yang berhasil didapatkan adalah Ae. aegypti dan Culex spp. Hasil kultivasi sampel pada media NA menunjukkan pertumbuhan koloni bakteriyang bervariasi bentuk, jenis dan sifatnya (Gambar 10). Pada penelitian ini tidak ditentukan spesies bakteri yang tumbuh. Terdapat beberapa media yang tidak menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri dari hasil kultur sampel yaitu sayap kiri pada Ae. aegypti dan Culex spp. serta kedua sayap pada lalat dengan family Lonchaeidae dan Phiophylidae. (Tabel 1 dan Gambar 9) 4 5 6 7 8 10 9 0 + + - - + Gambar 1-10 1. Musca domestica; 2. Sarcophaga spp.; 3. Phaenicia (Lucilia) sericata; 4. Phaenicia (Lucilia) cuprina; 5. Ophyra spp.; 6. Fannia spp.; 7. Lonchaeidae; 8. Phiophylidae; 9. Sebagian hasil kultivasi media NA; 10. Hasil pewarnaan gram, terdapat semua bentuk (batang , cocci, dll) dan jenis gram baik gram positif maupun gram negatif. Tabel 1. Gambaran bakteriologis lalat yang diperiksa. No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 Genus Musca domestica Linnaeus Sarcophaga sp. Lucilia sericata (Wiedemann) Lucilia cuprina (Wiedemann) Ophyra sp. Fannia sp. Lonchaeidae Phiophylidae Kepala + + Organ tubuh yang diamati Sayap Sayap Kaki Kanan Kiri + + + + + + Tubuh + + + + + + + + + + + + + + + + + + - + + - + + + + + + + + 39 Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 9 No. 2, 2015 : 37–44 Tabel 2. Gambaran bakteriologis nyamuk Culicidae yang diperiksa. No. Sampel 1 2 Genus Ae. aegypti Culex sp. Kepala + + PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bagian tubuh lalat mengandung mikroba yang ditandai dengan tumbuhnya koloni dari hasil kultivasi. Koloni yang tumbuh pada media NA bervariasi dilihat dari hasil pewarnaan gram, terdapat kedua jenis bakteri gram dengan berbagai bentuk dan sifatnya (batang, coccus, tunggal, berbaris, maupun bergerombol). Media NA merupakan media selektif yang biasa digunakan untuk menumbuhkan bakteri seperti E. coli, Coliform, Bacillus cereus, 13 Salmonella spp., dan Staphylococcus aureus. Hal ini jelas menunjukkan bahwa lalat sebagai vektor penting berbagai penyakit foodborne 14 dan penyakit infeksi lain. Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa lalat dapat menularkan organisme patogen melalui rambut , permukaan tubuhnya, rambut granular di kaki, muntahan, dan kotorannya.12,15 Lalat berperan penting pada transmisi 15 campylobacter dari binatang ke manusia. Pada nyamuk juga ditemukan mikroba di semua bagian tubuhnya selain sayap kirinya. Pada penelitian ini ditemukan hal yang menarik, yaitu adanya beberapa bagian tubuh (sayap) lalat dan nyamuk yang tidak ditemukan koloni bakteri. Hal ini sesuai dengan penelitian Rehab Muhammed Atta yang menyatakan bahwa sayap kanan dari lalat rumah (Musca domestica) tidak ada pertumbuhan bakteri pada hasil kulturnya.5 Kondisi ini mungkin diakibatkan oleh adanya suatu zat antimikroba yang ada pada sayap lalat tersebut.16 Pa d a s a a t p e n a n gka p a n l a l a t d i lingkungan rumah pegawai Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, lalat yang berhasil ditangkap sebanyak delapan jenis dari banyak jenis yang berkerumun di daerah itu. Hal ini menunjukkan sifat lalat yang menyukai 40 Organ tubuh yang diamati Sayap Sayap Kaki Kanan Kiri + + + + Tubuh + 4 sampah terutama sisa makanan manusia. Adapun beberapa deskripsi lalat yang berhasil ditangkap ada beberapa spesies. Musca domestica Linnaeus, (Diptera: Muscidae) disebut juga lalat rumah yang paling banyak ditemukan di lingkungan dimana ada aktifitas manusia dan hewan.17 Hewan ini sangat menyukai makanan dan kotoran sekaligus, aktifitas berpindah-pindah dari kedua macam tempat kegemarannya tersebut menyebabkan kontaminasi makanan bagi manusia dan hewan yang mengkonsumsinya. Lalat ini berkembang biak pada kotoran, makanan ternak yang basah, dan bahan organik lainnya yang biasa terdapat pada pemukiman dan peternakan yang kurang saniter.4,17 Lalat ini diketahui mampu membawa beberapa agen penyakit seperti 17-19 Escherichia coli O157:H7 dan 2,15 Campylobacter. Sarcophaga spp. (Diptera: Sarcophagidae) biasa disebut sebagai lalat daging (flesh flies) berukuran lebih besar dibandingkan dengan lalat rumah. Ciri utama lalat ini sebagian besar berukuran sedang hingga besar dengan tubuh berwarna abu-abu kusam dengan tiga garis longitudinal di sepanjang thorak dan abdomen bermotif papan catur.8 Lalat ini berperan penting pada proses dekomposisi bangkai dan mayat sehingga penting dan berguna untuk kepentingan forensik. 2 0 Sebagian spesies dapat mengakibatkan myasis.21 Nyamuk Ae. aegypti dan Culex spp. (Diptera: Culicidae) lebih sering menggangu dengan menghisap darah manusia dan ternak, walaupun demikian telah ditemukan bakteri pada tubuhnya saat dilakukan kultur. Nyamuk ini berperan pada penularan penyakit parasit dan virus melalui darah seperti filaria, DBD, demam kuning, dan chikungunya. Penyakit infeksi yang diakibatkan oleh bakteri sangat Gambaran Bakteriologis Lalat ..................... (Dicky Andiarsa, et. al) jarang terjadi akibat gigitan nyamuk. Lucilia sericata dan Lucilia cuprina (Diptera: Calliphoridae) biasa disebut dengan blow fly. Ukuran lalat ini relative besar dan bulat menggembung berwarna mengkilap (metallic) hijau hingga kecoklatan. Lucillia sericata berwarna hijau kebiruan, terdapat setae pada bagian belakang humeral callus dan notopleuron dan setulae yang cukup banyak sedangkan Lucilia cuprina berwarna coklat tembaga, terdapat setae pada bagian humeral callus dan notopleuron dan setulae jarang (sedikit).7 Banyak ditemukan pada bangkai dan mayat sehingga beberapa spesies da ri Calliph oridae diguna ka n unt uk 8 memperkirakan waktu kematian. Ophyra spp. (Diptera: Muscidae) memiliki tubuh sebagian besar hitam metallic, segitiga ocellar biasanya memanjang hingga hampir 8 mencapai lunule. Lalat bersifat carnivora dengan index synanthropic rendah karena faktor kompetisi dan predatisme dari lalat lain pada saat fase larva.22 Hal ini mengakibatkan Ophyra spp. jarang ditemukan dibandingkan dengan lalat lain. Meskipun demikian, lalat ini juga dianggap penting dalam bidang 23 forensik. Fannia spp. (Diptera: Fanniidae) biasa disebut dengan lesser house fly atau little house 8 fly. Lalat ini memiliki ciri khas pada venasi sayapnya termasuk vena subcostal yang halus dan vena A2 berbentuk sigmoid. Beberapa spesies memiliki sebaran musiman seperti di Selatan Brazil, F. pusio (Wiederman) muncul pada bulan Januari dan F. femoralis (Stein) 8 muncul pada bulan Februari. Lalat Fannia lebih menyukai pupuk kandang yang lebih kering untuk meletakkan telurnya dan larva mampu berkembang pada kelembaban yang lebih rendah.24 Family Lonchaeidae (Diptera), biasa disebut lance flies berukuran kecil (3-6 mm) tubuh ditumbuhi banyak rambut, berwarna hitam mengkilat, ovipositor yang menonjol dan halter berwarna hitam.25 Lalat buah ini berkembang di buah, bunga, biji dari berbagai jenis tanaman, beberapa species merupakan hama bagi tanaman karena berkembang biak 26 di dalam bagian tanaman tersebut. Piophilidae (Diptera) adalah lalat berukuran kecil hingga sedang, berwarna coklat hingga hitam, dewasa biasa berada di karkas/bangkai, tulang belulang, sampah dan kotoran hewani lainnya. 27 Larva sering ditemukan pada karkas bahkan mayat manusia pada perkembangan pembusukan saat mayat mulai mengering, meskipun demikian lalat dewasa mungkin dapat ditemukan pada mayat hanya 3-4 hari setelah kematian.28 Deskripsi karakteristik beberapa lalat yang ditemukan diatas sesuai dengan tempat dan karakteristik lokasi tempat lalat tersebut ditangkap yaitu tumpukan sampah limbah sisa makanan manusia yang mengandung bahan protein (seafood) dan beberapa buah yang telah busuk dan hampir mengering. Kebersihan lingkungan merupakan aspek penting pengendalian serangga lalat dalam mencegah penyebaran foodborne diseases pada masyarakat yang lebih luas. KESIMPULAN Kesimpulan jelas menunjukkan bahwa sanitasi yang kurang baik akan mengundang beberapa jenis lalat yang berpotensi terhadap p e nye b a ra n foodborne diseases di masyarakat. Lalat yang ditemukan sebagian besar mengandung bakteri di hampir semua bagian tubuhnya. SARAN Rekomendasi dari hasil tersebut disarankan untuk memperbaiki sanitasi lingkungan sekitar rumah dengan membuang sampah pada tempat sampah yang dikelola dengan baik, pengendalian lalat secara rutin dapat dilaksanakan oleh semua warga di komplek perumahan dengan melakukan kegiatan kebersihan lingkungan. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang jenis-jenis mikroba dan kaitannya dengan foodborne disease. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada warga perumahan dinas Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu yang telah mengijinkan tim untuk melaksanakan kegiatan penelitian di wilayah perumahan staf Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. 41 Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 9 No. 2, 2015 : 37–44 DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 42 Uribe-M N, Wolff M, deCarvalho CJ. Synantrophy and ecological aspect of Muscidae (Diphtera) in a tropical dry forest ecosystem in Columbia. Revista Brasileira de Entomologia. 2010;54(3):462-70. Hald B, Skovgard H, Pedersen K, Bunkenborg H . I n f l u xe d i n s e c t s a s ve c t o r s f o r campylobacter jejuni and campylobacter coli in Danish broiler houses. Poultry Science. 2008;87(7):1428-34. Pava-Ripoll M, Pearson R, Miller A, Ziobro G. Prevalence and relative risk of Cronobacter spp., Salmonella spp., and Listeria monocytogenes associated with the body surfaces and guts of individual filth flies. Applied and Environmental Microbiology. 2012;78(22):7891-902. Pendergast BF. Filth flies: Significance, surveillance and control in contingency operation. In: USN, editor. Washington: Armed Forces Pest Management Board; 2011. Atta RM. Microbiological studies on fly wings (Musca domestica) where disease and treat. WorldJMedSci. 2014;11(4):486-9. Chew, Peter. Bakteriophage 1927 isolated from the common horse fly (Musca domestica). The Journal of Experimental Medicine. 2009;45:1037-44. Whitworth T. Keys to the genera and speciesof blow flies (Diptera: Calliphoridae) of America North of Mexico. ProcEntomolSocWash. 2006;108(3):689-725. Carvalho CJbd, Mello-Patiu CAd. Key to the adults of the most common forensic species of Diptera in South America. Revista Brasileira de Entomologia. 2008;52(3):390-406. Couri MS. Key to the Australasian and Oceanian genera of Muscidae (Diptera). Re v i s t a B ra s i l e i ra d e E n t o m o l o g i a . 2010;54(4):529-44. Lockwood A. A dichotomous key to select Families of Diptera of public health importance. Purdue University: Department of Entomology, Purdue University, 2009. Harbach RE. The culicidae (Diptera): a review of taxonomy, classification and phylogeny. Zootaxa. 2007;1668:591-638. Pava-Ripoll M, Pearson RE, Miller AK, Ziobro GC. Detection of foodborne bacterial pathogens from individual filth flies. JVisExp. 2015;95(e52372):1-9. Kim M, Kim YS. Detection of foodborne pathogens and analysis of aflatoxin level in 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. home-made Doenjang samples. Prev Nutr Food Sci. 2012;17:172-6. West L, editor. The housefly. Its natural history, medical importance and control. New York: Comstock Publishing Co. Inc.; 1951. Rosef O, Kapperud G. House flies (Musca domestica) as possible vectors of Campylobacter fetus subsp. jejuni. Applied and Environmental Microbiology. 1983;45:381-3. Clarke J, Gillings M, Beatie A. Hypothesisdriven drug discovery. Microbiology Australia. 2002:8-10. Gerry AC, Higginbotham G, Periera L, Lam A, Shelton C. Evaluation of surveilance methods for monitoring house fly abundance and activity on large commercial operations. JEconEntomol. 2011;104(3):1093-102. Sasaki T, Kobayashi M, Agui N. Epidemiological potential of excretion and regurgitation by Musca domestica (Diptera: Muscidae) in the dissemination of Escherichia coli O157:H7 to food. JMedEntomol. 2000;37:945-9. Talley J, Wayadande A, Wasala L, Gerry A, Fletcher J, DeSilva U, et al. Association of Escherichia coli O157;H7 with filth flies (Muscidae and Calliphoridae) captured in leafy greens fields and experimental transmission of E.coli O157:H7 to spinach leaves by house flies (Diptera:Muscidae). JFood Prot. 2009;72:1547-52. Carvalho L, Linhares A. Seasonality of insect succession and pig carcass decomposition in a natural forest area in shoutheastern Brazil. Journal of Forensic Science. 2001;46:604-8. Guimaraes J, Papavero N. Myasis in man and animals in the Neotropical region. Pleiade, editor. Sao Paulo: FAPESP; 1999. Costa P, Franz R, Vianna E, Ribeiro P. Synanthropy of Ophyra Spp (Diptera: Muscidae) in Pelotas, RS, Brazil. RevBrasParasitolVet. 2000;9(2):165-8. Patitucci LD, Mulieri PR, Oliva A, Mariluis JC. Status of forensically important genus Ophyra (Diptera: Muscidae) in Argentina. RevSocEntomolArgent. 2010;69(1-2):91-9. Mullens BA, Szijj CE, Hinkle NC. Oviposition and development of Fannia spp. (Diptera: Muscidae) on Poultry Manure of Low Moisture Levels. EnvironEntomol. 2002;31(4):588-93. MacGowan I, Freidberg A. The Lonchaeidae (Diptera) of Israel, with descriptions of three new species. Israel Journal of Entomology. 2008;38:61-92. McAlpine J. Lonchaeidae. In: McAlpine J, Gambaran Bakteriologis Lalat ..................... (Dicky Andiarsa, et. al) editor. In Manual of Nearctic Diptera. Ontario: Agriculture of Canada; 1987. p. 791-7. 27. Castro CPE, Garcia M. Addition to the piophilidae (Diptera) fauna from Portugal, with new records. Graelisia. 2010;66(1) :1015. 28. Smith K. A Manual of Forensic Entomology.. London: The Trustees of the British Museum (Natural History); 1986. 205 p. 43 Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 9 No. 2, 2015 : 37–44 44