MINGGU, 9 OKTOBER 2016 Manis Pahitnya Si Tahi Lalat Memiliki tahi lalat di bagian tubuh tertentu, misalnya pada wajah, kadang dianggap sebagai pemanis, sehingga keberadaannya dianggap tidak mengganggu. Tak jarang dianggap sebagai masalah estetika, sehingga keberadaannya harus dihilangkan. Sebenarnya, dari mana asal usul tahi lalat tersebut? D r. Lewie Suryaatmadja, SpKK (K) menjelaskan, tahi lalat terbentuk dari ‘kelainan’yang terjadi pada sel pembawa pigmen kulit yang bernama melanocyte. Melanocyte ini bermigrasi sepanjang lapisan kulit dermis menuju epidermis. Nah, dalam perjalanannya tersebut, jika tidak lancar atau terjadi kelainan mutasi, maka terbentuklah tahi lalat. Tahi lalat atau nevomelanocytic nevus termasuk dalam jenis tumor jinak pada kulit karena didapat, bukan karena bawaan. Faktor genetik bisa berpengaruh terhadap ukuran, dan pola penyebaran. Tahi lalat berbeda dengan kutil. Secara klinis bentuknya memiliki ciri khas serupa atau mirip, ukurannya relatif kecil-kecil, terbentuk atau berkembang pada masa akan-anak hingga remaja. Lebih spesifik, tahi lalat memiliki ciri-ciri antara lain memiliki bentuk atau pola bulat atau oval, batasnya tegas, warnanya lebih gelap meski ada yang warnanya lebih terang atau sama dengan warna permukaan kulitnya. Kemudian ada permukaannya rata, ada juga yang permukaannya menonjol seperti kubah, dan ada juga yang permukaannya ditumbuhi rambut halus. Jenis tahi lalat lainnya, adalah jenis halonaevi, yakni tahi lalat yang pada bagian luar sekelilingnya memiliki warna lebih terang. Orang yang memiliki kulit terang atau cenderung putih, lebih sering dijumpai memiliki tahi lalat dibandingkan orang yang berkulit gelap. Fakta lainnya, pada sebagian orang keberadaannya bisa mengalami regresi atau jumlahnya berkurang, sedangkan sebagian lagi ada yang malah bertambah. ”Orang yang sering terkena paparan sinar UV atau matahari secara langsung, lebih mudah terbentuk tahi lalat di tubuhnya. Makanya penggunaan sunblock juga berfungsi untuk menghindari supaya tahi lalat tidak bertambah banyak,” papar pemilik Gracia Skin Clinic tersebut. Tidak Normal Sebagian besar tidak berbahaya atau tidak berpotensi menjadi melanoma (kanker kulit). Ada beberapa ciri dari tahi lalat yang tidak normal, yang berpotensi menjadi melanoma. Lewie mengatakan, Anda wajib curiga jika jumlah tahi lalat menjadi sangat banyak. Misalnya jumlahnya lebih dari 50, yang biasanya terjadi pada usia tua. Ciri lain- Risiko dan Pencetus Penyakit Jantung Koroner erawatan pasca operasi jantung koroner diperlukan agar serangan berulang bisa dicegah. Seseorang yang terkena penyumbatan pembuluh darah jantung koroner bisa terkena kembali. Perawatan mesti diperhatikan dengan mencegah munculnya pemicu dari faktor-faktor risiko. Pencegahan tidak kalah pentingnya dengan operasi yang telah dijalani pengidap penyakit jantung koroner. Menurut dr Sodiqur Rifqi, Sp JP(K), FIHA, FAsCC, dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah SMC RS Telogorejo, pencegahan pertama dan terutama dengan minum obat pengencer darah seumur hidup. Obat ini berfungsi membuat darah kental menjadi encer, sehingga sirkulasi darah di dalam pembuluh darah jantung tidak terganggu. ”Ada obat yang harus diminum rutin selama sebulan setelah operasi. Selanjutnya dianjurkan selama setahun tanpa putus. Setelah itu, obat pengencer dosis rendah seumur hidup,” ujarnya. Pascaoperasi, setiap setahun sekali dianjurkan untuk memeriksa kondisi tubuh secara menyeluruh. Hal ini diperlukan untuk memeriksa dan memastikan kinerja jantung tidak terganggu. Faktor Risiko Perawatan sekunder perlu diperhatikan dengan menghindari faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya serangan jantung, antara lain : diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas dan merokok. Orang yang belum pernah terkena serangan jantung, namun memiliki faktor risiko tersebut juga, berisiko terkena serangan jantung. ”Pola hidup dan pola makan harus diatur agar terhindar dari faktor risiko. Biasanya orang yang pernah terkena serangan jantung akan berubah drastis pola hidupnya. Dari yang sebelumnya merokok, lalu berhenti sama sekali,” katanya. Dalam pola makan, diperlukan pengaturan untuk menghindari garam dengan kadar tinggi dan berlebihan asupan karbohidrat. Pendekatan melalui obat juga diperlukan untuk menurunkan kolesterol, hipertensi dan diabetes. Dijelaskannya, secara teratur olahraga juga diperlukan untuk menjaga kebugaran tubuh dan kelancaran sirkulasi darah. Aerobik, jogging, berenang dan bersepeda merupakan jenis olahraga yang diperlukan seorang pengidap jantung P nya, jika tahi lalat terasa gatal, nyeri, warnanya berubah menjadi kehitaman, atau berdarah. Jenis tahi lalat yang juga berpotensi menjadi melanoma adalah jenis dyplastic nevus, dengan ciri-ciri ukuran diameter yang lebih dari lima milimeter dengan tepian yang kasar atau tidak rata, dan tekstur warnanya terlihat memudar. Jenis yang tidak normal tersebut, harus segera dihilangkan untuk menghindari penyebaran penyakitnya. Jika sudah menjadi melanoma, penanganannya dilakukan lewat pembedahan atau operasi untuk mengangkat sel-sel melanoma, kemoterapi untuk menangani melanoma yang sudah menjalar ke bagian tubuh lainnya, imunoterapi untuk mendorong sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker, atau melalui radioterapi. Umumnya, orang-orang membuang tahi lalat, terutama jika berada pada wajah, untuk alasan kosmetik atau karena terjadi iritasi. Alasan secara kosmetik, tentu saja karena keberadaan tahi lalat dianggap mengganggu penampilan, sehingga harus dihilangkan. Penanganannya, bisa dilakukan melalui bedah eksisi atau memotong atau dengan laser. Tahi lalat yang mengalami iritasi, karena sering terkena benda atau terkena gesekan, juga sebaiknya dihilangkan. Misalnya yang berada pada garis kacamata, atau pergelangan tangan yang bersenggolan dengan jam tangan, keberadaannya bisa menjadi memerah atau gatal, yang membuat tidak nyaman, sehingga lebih baik dihilangkan (Irma Mutiara Manggia- 11). koroner. Asal olahraga tersebut yakni terukur dan teratur. Terukur berarti pemilihan jenis olahraga disesuaikan dengan umur atau denyut jantung. Biasanya dimulai dengan treadmill. Teratur berarti olahraga berkesinambungan. ”Kegiatan jogging kira-kira 20 menit/hari selama tiga kali dalam seminggu. Kalau sibuk dicari cara lain, misalnya bisa jalan kaki. Mungkin memilih parkir kendaraan jauh lokasi kantor,” ungkapnya. Faktor Pencetus Penyakit jantung saat ini menjadi ”pembunuh” nomer satu di Indonesia. Jantung koroner merupakan jenis penyakit jantung paling banyak dan sering terjadi. Penyakit ini memiliki risiko tinggi terhadap kematian. Seseorang yang terkena serangan jantung jenis ini memiliki peluang kematian 50% dan kehidupan 50%. ”Seorang yang terkena penyakit jantung ini diambang kematian maksudnya kalau tidak segera ditangani, mengakibatkan kematian,” katanya. Laki-laki memiliki risiko terserang penyakit jantung lebih besar daripada perempuan. Hal ini karena laki-laki memiliki hormon androgen yang tak dimiliki perempuan. Sedangkan risiko perempuan sama dengan laki-laki saat menopouse. Faktor umur menambah risiko terkena jantung. Semakin tua, semakin berisiko. ”Ada faktor keturunan yang memengaruhi seseorang terkena. Ke depan, deteksi dini penyakit jantung bisa diketahui dari DNA. Jadi apakah anak-anaknya nanti berisiko terkena atau tidaknya, itu bisa diketahui,” ujarnya. Di luar faktor risiko, terdapat pula faktor pencetus yang harus diwaspada, yakni antara lain stres fisik dan psikis. Stres memicu syarafsyaraf di dalam tubuh tegang dan mengakibatkan konstraksi pembuluh darah, hal ini memengaruhi aliran darah, hormon adrenalin yang sering terpacu dan minum kopi dalam dosis banyak juga memicu terjadinya stres. Harus diwaspadai khususnya bagi orang yang pernah terkena atau memiliki riwayat penyakit jantung. Kalau capek, sebaiknya segera istirahat,” imbuhnya. Untuk info lebih lanjut dipersilahkan menghubungi Call Center 24 Jam SMC RS. Telogorejo di nomer telp. (024)86466000.( NN)