JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Analisa Kestabilan dan Penyelesaian Numerik Model Dinamik SIRC pada Penyebaran Virus Influenza Ika Novitasari, M. Setijo Winarko dan Lukman Hanafi Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Email: [email protected] Abstrak— Penyakit Influenza termasuk salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza. Model SIRC merupakan salah satu model matematika untuk influenza. Pada penulisan ini dianalisa kestabilan dari model SIRC. Analisa model dilakukan untuk mengetahui penyebaran virus influenza yaitu dengan menentukan bilangan reproduksi dasar (πΉπ ). Bilangan reproduksi dasar merupakan bilangan yang menyatakan rata-rata terjadinya penularan penyakit yang berlangsung di dalam populasi susceptible. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa masih terjadi penyebaran virus influenza saat πΉπ > π dan tidak terjadi penyebaran virus influenza saat πΉπ < π. Penyelesaian numerik untuk model SIRC dapat diselesaikan menggunakan metode Runge-Kutta Orde 4 (RK4). Metode ini digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial yang bergantung pada nilai awal dengan ukuran langkah waktu (π) yang bervariasi, sehingga dapat memenuhi stabilitas lokal dari titik kesetimbangan. Kata kunci— Bilangan Reproduksi Dasar, Influenza, Metode Runge-Kutta Orde 4 (RK4), Model SIRC. I. PENDAHULUAN B ERBAGAI jenis penyakit saat ini semakin banyak. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang semakin tidak sehat. Secara umum ada dua jenis penyakit yaitu penyakit menular dan tidak menular. Influenza adalah salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza pada saluran pernapasan dari hidung sampai trachea. Ada tiga tipe serologi virus influenza yaitu A, B dan C [1]. Adapun beberapa kasus penyakit influenza yang disebabkan oleh beberapa tipe virus di antaranya pada tahun 1918 “Spanish flu” yang menyebabkan 50-100 juta kematian oleh virus influenza A subtipe H1N1, tahun 1957 “Asian flu” yang menyebabkan 1-1,5 juta kematian oleh virus influeza A subtipe H2N2,tahun 1968 “Hongkong flu” yang menyebabkan 1 juta kematian oleh virus influenza A subtipe H3N2 dan tahun 1997 “Avian Influenza” yang menyebabkan 79-189 juta kematian oleh virus influenza A subtipe H5N1 [9]. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang matematika juga turut memberikan peranan dalam mencegah meluasnya penyebaran penyakit influenza. Peranan tersebut berupa model matematika yang mempelajari penyebaran penyakit influenza yang bersifat endemik dengan memperhatikan faktor kelahiran dan kematian. Model dinamik SIRC adalah salah satu model matematika yang menyatakan pola penyebaran virus influenza dengan empat sub-populasi manusia yang terdiri individu susceptible, infected, recovered dan cross-immune [3]. Pada Tugas Akhir ini, dianalisa stabilitas dari model dinamik SIRC pada penyebaran virus influenza dan penyelesaian secara numerik dengan menggunakan metode Runge-Kutta Orde 4 (RK4). Metode ini digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial yang menyangkut nilai awal dengan ukuran langkah waktu yang bervariasi, sehingga dapat memenuhi stabilitas lokal dari titik kesetimbangan [4]. II. METODE PENELITIAN A. Tahap Studi Literatur Pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan dengan mencari referensi yang menunjang penelitian. Referensi yang dipakai adalah jurnal ilmiah, Tugas Akhir maupun artikel dari internet. B. Tahap Mengkaji Model Dinamik SIRC pada Penyebaran Virus Influenza Pada tahap ini dilakukan kajian model SIRC terlebih dahulu dengan menyusun asumsi-asumsi tertentu sehingga dapat dibuat model kompartemen dengan 4 kelompok individu yaitu individu susceptible (individu yang rentan terhadap penyakit), infected (individu yang terjangkit dan dapat menularkan penyakit), recovered (individu yang telah sembuh dari penyakit) dan cross-immune (individu dengan imunitas silang). C. Tahap Menganalisa Kestabilan Lokal Pada model dinamik SIRC akan ditentukan titik kesetimbangan bebas penyakit dan titik kesetimbangan endemik. Kemudian untuk menentukan kestabilan lokal yaitu dengan membentuk matriks Jacobian pada titik kesetimbangan bebas penyakit dan titik kesetimbangan endemik yang selanjutnya dapat ditentukan nilai eigen matrik Jacobian dari model SIRC. Kestabilan lokal pada titik kesetimbangan bebas penyakit akan didapatkan bilangan reproduksi dasar (π 0 ). D. Tahap Menyusun Simulasi Numerik Runge-Kutta Orde 4 (RK4) Pada tahap ini dilakukan penyusunan simulasi numerik skema Runge-Kutta Orde 4 (RK4) dari model dinamik SIRC pada penyebaran virus influenza. Simulasi menggunakan software pemrograman yaitu MATLAB yang menggambarkan JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 grafik kestabilan dan penyelesaian numerik model dinamik SIRC pada penyebaran virus influenza. E. Tahap Kesimpulan dan Saran Setelah dilakukan analisa dan pembahasan maka akan diambil suatu kesimpulan dan saran sebagai masukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Model Dinamik SIRC pada Penyebaran Virus Influenza Model dinamik SIRC pada penyebaran virus influenza mempunyai asumsi-asumsi sebagai berikut : a. Populasi dibagi menjadi 4 kelompok yaitu : π adalah populasi susceptible yaitu individu-individu yang rentan terhadap penyakit , πΌ adalah populasi infected yaitu individu-individu yang terjangkit dan dapat menularkan penyakit, π adalah populasi individu recovered yaitu individu yang telah sembuh dari penyakit, dan πΆ adalah populasi individu cross-immune yaitu individu yang telah sembuh (recovered) setelah terinfeksi (infected) oleh galur (strain) yang berbeda dari subtipe virus yang sama pada tahun-tahun yang lalu. b. Diasumsikan π adalah laju kelahiran yang sama dengan laju kematian. Berdasarkan asumsi tersebut, maka jumlah populasi yang mati pada setiap kelompok proposional dengan jumlah populasi pada masing-masing kelompok. Oleh karena itu, jumlah kematian pada kelompok π, πΌ, π , πΆ masing-masing sebesar ππ, ππΌ, ππ , ππΆ. c. π½ππΌ adalah laju besarnya populasi yang terinfeksi dimana π½ adalah koefisien transmisi yang merupakan konstanta yang menunjukkan tingkat kontak sehingga terjadi penularan penyakit, individu rentan memperoleh infeksi pada per kapita π½πΌ. d. π½πΆπΌ adalah laju besarnya populasi cross-immune yang terinfeksi dimana π½ adalah koefisien transmisi yang merupakan konstanta yang menunjukkan tingkat kontak sehingga terjadi penularan penyakit, individu crossimmune memperoleh infeksi pada per kapita π½πΌ. ππ½πΆπΌ adalah besarnya populasi cross-immune yang terinfeksi yang di pengaruhi oleh laju π yaitu individu cross-immune menjadi infected. e. πΌ, πΏ, πΎ, π masing-masing adalah laju individu infected menjadi recovered, laju individu recovered menjadi crossimmune, laju individu recovered menjadi susceptible dan laju individu cross-immune menjadi infected. Dari asumsi-asumsi tersebut diperoleh model dinamik SIRC pada penyebaran virus influenza ππ = π − ππ − π½ππΌ + πΎπΆ ππ‘ ππΌ ππ‘ ππ ππ‘ ππΆ ππ‘ = π½ππΌ + ππ½πΆπΌ − (π + πΌ)πΌ = (1 − π)π½πΆπΌ + πΌπΌ − (π + πΏ)π = πΏπ − π½πΆπΌ − (π + πΎ)πΆ (1) 2 Jika π adalah proporsi jumlah seluruh populasi π, πΌ, π dan πΆ, maka π = π + πΌ + π + πΆ, dan diasumsikan total populasi sama dengan 1 yaitu π + πΌ + π + πΆ = 1 ππ ππ ππΌ ππ ππΆ = + + + =0 ππ‘ ππ‘ ππ‘ ππ‘ ππ‘ Berdasarkan persamaan (1) maka daerah penyelesaiannya yaitu, Ω = {(π, πΌ, π , πΆ) ∈ π +4 : (π + πΌ + π + πΆ) ≤ 1 } B. Titik Kesetimbangan Model Titik kesetimbangan model dapat diperoleh dengan ππ ππΌ ππ ππΆ mengambil = 0, = 0, = 0, = 0 sehingga didapat: ππ‘ ππ‘ ππ‘ ππ‘ π − ππ − π½ππΌ + πΎπΆ = 0 (2) π½ππΌ + ππ½πΆπΌ − (π + πΌ)πΌ = 0 (3) (1 − π)π½πΆπΌ + πΌπΌ − (π + πΏ)π = 0 (4) πΏπ − π½πΆπΌ − (π + πΎ)πΆ = 0 (5) Titik kesetimbangan bebas penyakit (disease free equilibrium) adalah suatu keadaan dimana tidak terjadi penyebaran penyakit dalam populasi. Titik tersebut didapatkan saat πΌ = 0. Dari persamaan (2)-(5) dan subtitusi πΌ = 0 maka persamaan (3) terpenuhi, sedangkan persamaan (2),(4) dan (5) menjadi π π= =1,π =0,πΆ =0 π Dari uraian diatas diperoleh titik kesetimbangan bebas penyakit yaitu π0 = οΏ½ππ , πΌπ , π π , πΆπ οΏ½ = (1, 0, 0, 0) Titik kesetimbangan endemik (endemic equilibrium) adalah suatu keadaan dimana terjadi penyebaran penyakit di dalam populasi. Dari persamaan (4) dan (5) dipeoleh πΏπ − π½πΆπΌ − (π + πΎ)πΆ = 0 π ∗ = πΆ∗ (π½πΌ1 πΏ + π + πΎ) (1 − π)π½πΆπΌ + πΌπΌ − (π + πΏ)π = 0 π ∗ = πΌπΌ1 +(1−π)π½πΆ ∗ πΌ1 (π+πΏ) (6) (7) Mengeliminasi persamaan (6) dan (7) diperoleh πΆ ∗ = π½πΌ πΏπΌπΌ1 1 (π+ππΏ)+(π+πΏ)(π+πΎ) (8) Persamaan (8) disubtitusikan ke (6) diperoleh πΌπΌ1 (π½πΌ1 +π+πΎ) (π+ππΏ)+(π+πΏ)(π+πΎ) 1 π ∗ = π½πΌ Dari persamaan (3) diperoleh ⇔ πΌοΏ½π½π + ππ½πΆ − (π + πΌ)οΏ½ = 0 dengan πΌ∗ ≠ 0 sehingga π½π ∗ + ππ½πΆ ∗ − (π + πΌ) = 0 Persamaan (8) disubtitusikan ke (10) diperoleh π∗ = π+πΌ π½ πΏππΌπΌ 1 − οΏ½π½πΌ∗ (π+ππΏ)+(π+πΏ)(π+πΎ) οΏ½ Dari persamaan (4) diperoleh π − ππ ∗ − π½π ∗ πΌ ∗ + πΎπΆ ∗ = 0 π∗ = πΎπΆ ∗ +π (9) (10) (11) (12) π+π½πΌ ∗ Persamaan (11) disubtitusikan ke (12), kemudian dilakukan eliminasi diperoleh JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 π+πΌ πΏππΌπΌ1 −οΏ½ ∗ οΏ½οΏ½ − π½πΌ (π + ππΏ) + (π + πΏ)(π + πΎ) π½ πΌπΏπΎπΌ1 + ππ½πΌ1 (π + ππΏ) + π(π + πΏ)(π + πΎ) οΏ½=0 οΏ½ (π + π½πΌ1 )οΏ½π½πΌ1 (π + ππΏ) + (π + πΏ)(π + πΎ)οΏ½ οΏ½ πΌ1 2 (π½ 2 π + π½ 2 πΌ + π½ 2 ππΏ) + πΌ1 (π½π2 + π½πππΏ + π½ππΌ + π½π 2 + π½ππΎ + π½ππΏ + π½πΏπΎ + π½ππΌ + π½πΌπΎ + π½πΌπΏ − ππ½ 2 − ππΏπ½ 2 ) + (π3 + π 2 πΎ + π 2 πΏ + ππΏπΎ + π 2 πΌ + ππΌπΎ + ππΌπΏ + πΌπΏπΎ − (13) π½π 2 − π½ππΎ − π½ππΏ − π½πΏπΎ) = 0 Dari persamaan (13) dapat dibentuk menjadi persamaan kuadrat (14) ππΌ1 2 + ππΌ1 + π = 0 dengan • π = π½ 2 π + π½ 2 πΌ + π½ 2 ππΏ = π½ 2 (π + πΌ + ππΏ) • π = π½π2 + π½πππΏ + π½ππΌ + π½π 2 + π½ππΎ + π½ππΏ + π½πΏπΎ + π½ππΌ + π½πΌπΎ + π½πΌπΏ − ππ½ 2 − ππΏπ½ 2 = π½οΏ½(π + πΌ)(2π + πΏ + πΎ) + πΏ(ππ + πΎ) − π½(π − πΏπ)οΏ½ • π = π3 + π 2 πΎ + π 2 πΏ + ππΏπΎ + π 2 πΌ + ππΌπΎ + ππΌπΏ + πΌπΏπΎ − π½π2 − π½ππΎ − π½ππΏ − π½πΏπΎ π½ = (π + πΎ)(π + πΏ) οΏ½1 − οΏ½ π+πΌ = (π + πΎ)(π + πΏ)(1 − π 0 ) dengan π 0 = π½ π+πΌ adalah bilangan reproduksi dasar. Bilangan reproduksi dasar adalah bilangan yang menyatakan rata-rata penularan penyakit. Titik kesetimbangan endemik adalah π∗ = (π ∗ , πΌ ∗ , π ∗ , πΆ ∗ ) dengan π+πΌ πΏππΌπΌ1 π∗ = −οΏ½ οΏ½ π½πΌ1 (π + ππΏ) + (π + πΏ)(π + πΎ) π½ πΌπΌ1 (π½πΌ1 + π + πΎ) π ∗ = π½πΌ1 (π + ππΏ) + (π + πΏ)(π + πΎ) πΏπΌπΌ1 πΆ∗ = π½πΌ1 (π + ππΏ) + (π + πΏ)(π + πΎ) dan πΌ ∗ adalah akar dari persamaan ππΌ1 2 + ππΌ1 + π = 0 dengan π = π½ 2 (π + πΌ + ππΏ); π = π½οΏ½(π + πΌ)(2π + πΏ + πΎ) + πΏ(ππ + πΎ) − π½(π + πΏπ)οΏ½; π = (π + πΎ)(π + πΏ)(1 − π 0 ); Dari persamaan kuadrat ππΌ1 2 + ππΌ1 + π = 0 diperoleh akar persamaan kuadrat yaitu πΌ1,1 dan πΌ1,2 . • π < 0 jika dan hanya jika π 0 > 1 • πΌ1,1 + πΌ1,2 < 0 π πΌ1,1 + πΌ1,2 = − π sehingga berlaku π < 0 dan π > 0 • πΌ1,1 β πΌ1,2 < 0 π πΌ1,1 β πΌ1,2 = π sehingga berlaku π < 0 dan π > 0 Berdasarkan uraian tersebut, eksistensi πΌ ∗ pada titik kesetimbangan endemik terpenuhi jika π 0 > 1 (terjadi 3 penyebaran penaykit) maka berlaku koefisien π bernilai positif, π bernilai negatif dan π bernilai negatif. C. Kestabilan Lokal Setelah didapatkan titik kesetimbangan bebas penyakit π0 dan titik kesetimbangan endemik π ∗ selanjutnya akan dianalisa kestabilan lokal dari masing-masing titik kesetimbangan. Karena pada persamaan (1) dapat terlihat bahwa persamaan tersebut adalah tak linear, maka untuk dapat menentukan kestabilan titik kesetimbangan berdasar nilai karakteristik (π), maka persamaan (1) harus dilinearkan. Hasil pendekatan linear diperoleh matriks jacobian, −π − π½πΌ π½πΌ π½=οΏ½ 0 0 −π½π π½π + ππ½πΆ − (π + πΌ) (1 − π)π½πΆ + πΌ −π½πΆ 0 0 −(π + πΏ) πΏ πΎ ππ½πΌ οΏ½ (1 − π)π½πΌ −(π + πΎ) Ksetabilan lokal pada titik kesetimbangan bebas penyakit yaitu diperoleh dari nilai eigen matriks jacobiannya yaitu −π −π½ 0 πΎ 0 π½ − (π + πΌ) 0 0 οΏ½ π½(π0 ) = οΏ½ 0 πΌ −(π + πΏ) 0 0 0 πΏ −(π + πΎ) |π½(π0 ) − ππΌ| = 0 Sehingga didapatkan nilai eigen π1 = −π π2 = π½ − (π + πΌ) π3 = −(π + πΏ) π4 = −(π + πΎ) π1 , π3 , π4 < 0, sedangkan untuk π2 = π½ − (π + πΌ) belum dapat ditentukan tandanya (dapat bernilai positif atau negatif). Berdasarkan nilai eigen π2 dapat dianalisa sebagai berikut: π2 akan bernilai negatif jika ⇔ π½ − (π + πΌ) < 0 π½ ⇔ (π + πΌ) οΏ½ − 1οΏ½ < 0 π+πΌ π½ <1 ⇔ π+πΌ Jadi bilangan reproduksi dasar (π 0 ) adalah : π½ π 0 = π+πΌ Jika π 0 < 1 atau π½ π+πΌ < 1 , didapatkan bahwa nilai eigen π1 < 0, π2 < 0, π3 < 0 dan π4 < 0maka berdasarkan sifat stabilitas titik kesetimbangan π0 stabil asimtotik. Kestabilan lokal pada titik kesetimbangan endemik (π∗ ) dapat dicari dengan mencari nilai eigen dari matriks jacobiannya. Karena subpopulasi π tidak muncul pada persamaan π dan πΌ, tetapi hanya muncul pada persamaan πΆ maka subpopulasi π dapat diabaikan dan persamaan model SIRC dapat direduksi menjadi model tiga dimensi. Untuk menentukan kestabilan lokal pada π∗ , akan disubtitusikan π = 1 − π − πΌ − πΆ untuk mengeliminasi π pada persamaan model SIRC dengan π konstan. Sehingga diperoleh matriks jacobian pada titik endemik yaitu JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 π½(π ∗ ) −(π + πΌ)π΄ − (π + πΌ)π΅ + π½πΏππΌπΌ1 π΄+π΅ 0 −πΏπ΄ − πΏπ΅ − π½πΏπΌπΌ1 π΄+π΅ −π − π½πΌ1 β = β π½πΌ1 −πΏ β πΎ ππ½πΌ1 −πΏ − π½πΌ1 − π − πΎ β β β dengan π΄ = π½πΌ1 (π + ππΏ) π΅ = (π + πΏ)(π + πΎ) Nilai eigen diperoleh dari det(π½(π0 ) − ππΌ) = 0 maka diperoleh nilai eigen berbentuk sebuah polinomial karakteristik sebagai berikut: π3 + π1 π2 + π2 π + π3 = 0 dengan π1 = πΏ + 2π½πΌ1 + 2π + πΎ π2 = π½πΌ1 (π½πΌ1 + πΌ + 3π + πΏπ + πΎ + πΏ) + π΅ π½πΌ1 π3 = οΏ½π½ 2 πΌ1 2 π·1 + π½πΌ1 π·2 + π·3 οΏ½ π΄+π΅ dimana π΄ = π½πΌ1 (π + ππΏ) π΅ = (π + πΏ)(π + πΎ) π·1 = (π + ππΏ)(π + πΌ + ππΏ) π·2 = π΅(π + πΌ + ππΏ) + (π + ππΏ)οΏ½(π + πΌ)(πΏ + π + πΎ − πΏπ) + πΏ(ππ − πΎ)οΏ½ + πΏ 2 οΏ½ππΌ(π − 1)οΏ½ + πΏ οΏ½πΌοΏ½πΎ − π(π + πΎ)οΏ½οΏ½ π·3 = π΅οΏ½(π + πΌ)(πΏ + π + πΎ + πΏπ) + πΏ(ππ + πΎ)οΏ½ Karena dalam menentukan akar-akar karakteristik dari persamaan polinomial diatas tidak dapat diselesaikan dengan cara biasa, maka dapat menggunakan kriteria kestabilan Routh-Hurwitz untuk menentukan kestabilannya. Tabel 1 Persamaan Karakteristik Routh-Hurwitz 1 π2 0 π3 π1 π3 0 π2 1 π π1 π2 0 π1 0 0 π0 Polinomial orde 3 mempunyai akar negatif pada bagian realnya jika dan hanya jika elemen-elemen dari kolom pertama pada tabel Routh-Hurwitz mempunyai tanda yang sama. Sehingga didapatkan: (i) π1 > 0 (ii) π2 > 0 π π −π (iii) π1 = 1 2 3 > 0 π1 Karena π1 > 0 maka π1 π2 − π3 > 0 π1 π2 > π3 supaya memenuhi maka nilai π2 > 0 π π (iv) π1 = 1 3 = π3 > 0 π1 Supaya π1 > 0, π2 > 0, π3 > 0, π1 > 0 dan π1 > 0 maka πΌ1 > 0. πΌ1 adalah akar dari persamaan ππΌ1 2 + ππΌ1 + π = 0, sehingga berlaku ππΌ1 2 + ππΌ1 + π > 0 π>0 π½ 1 οΏ½ − 1οΏ½ > 0 π+πΌ π 0 4 π 0 > 1 Dari hasil analisa diatas dapat disimpulkan jika π 0 > 1 maka berakibat π1 > 0, π2 > 0, π3 > 0, π1 > 0 dan π1 > 0, serta titik kesetimbangan endemik π∗ adalah stabil asimtotik. Pada kolom pertama Tabel 1 memiliki tanda yang sama yaitu positif. Titik kesetimbangan endemik stabil asimtotik yang berarti jumlah individu infected bertambah sehingga virus influenza akan meningkat dan terjadi penyebaran (endemik). D. Penyelesaian Numerik Untuk penyelesaian numerik menggunakan metode RungeKutta Orde 4 (RK4) yang merupakan salah satu metode numerik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial yang menyangkut nilai awal dengan ukuran langkah waktu yang bervariasi. Misalnya diberikan persamaan diferensial ππ = π(π‘, π, πΌ, π , πΆ) ≡ π − ππ − π½ππΌ + πΎπΆ ππ‘ ππΌ ππ‘ ππ ππ‘ ππΆ = π(π‘, π, πΌ, π , πΆ) ≡ π½ππΌ + ππ½πΆπΌ − (π + πΌ)πΌ = π(π‘, π, πΌ, π , πΆ) ≡ (1 − π)π½πΆπΌ + πΌπΌ − (π + πΏ)π = π(π‘, π, πΌ, π , πΆ) ≡ πΏπ − π½πΆπΌ − (π + πΎ)πΆ Integrasi numerik dari persamaan dengan metode RungeKutta orde empat dinyatakan sebagai berikut: 1 ππ+1 = ππ + (π1 + 2π2 + 2π3 + π4 ) 6 dengan: π1,π = βπ(π‘π , ππ ) ππ‘ β 1 β 1 π2,π = βπ οΏ½π‘π + , ππ + π1 οΏ½ 2 β 2 1 π3,π = βπ οΏ½π‘π + , ππ + π2 οΏ½ 2 2 π4,π = βπ(π‘π + β, ππ + π3 ) 1 πΌπ+1 = πΌπ + (π1 + 2π2 + 2π3 + π4 ) 6 dengan: π1,πΌ = βπ(π‘π , πΌπ ) π2,πΌ = βπ οΏ½π‘π + , πΌπ + π1 οΏ½ 2 β 2 1 π3,πΌ = βπ οΏ½π‘π + , πΌπ + π2 οΏ½ 2 2 π4,πΌ = βπ(π‘π + β, πΌπ + π3 ) 1 π π+1 = π π + (π1 + 2π2 + 2π3 + π4 ) 6 dengan: π1,π = βπ(π‘π , πΌπ ) β 1 β 1 π2,π = βπ οΏ½π‘π + , π π + π1 οΏ½ 2 β 2 1 π3,π = βπ οΏ½π‘π + , π π + π2 οΏ½ 2 2 π4,π = βπ(π‘π + β, π π + π3 ) 1 πΆπ+1 = πΆπ + (π1 + 2π2 + 2π3 + π4 ) 6 dengan: π1,πΆ = βπ(π‘π , πΆπ ) π2,πΆ = βπ οΏ½π‘π + , πΆπ + π1 οΏ½ 2 β 2 1 π3,πΆ = βπ οΏ½π‘π + , πΆπ + π2 οΏ½ 2 2 π4,πΆ = βπ(π‘π + β, πΆπ + π3 ) dengan β adalah langkah waktu. Selanjutnya membuat simulasi numerik menggunakan software MATLAB. Nilai parameter yang digunakan sesuai pada tabel 2 dan nilai awal yang digunakan adalah π(0) = 0.15, πΌ(0) = 0.001, π (0) = 0.409, πΆ(0) = 0.44. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 5 Tabel 2 Parameter dengan Nilai Minimum (Min) dan Maksimum (Max) pada Model Dinamik SIRC [2]. Parameter π πΌ πΏ πΎ π π½ Nilai Min 0.0125 52.14286 0.5 0.2 0 50 Nilai Max 0.025 182.5 1 0.5 1 100 Satuan per tahun per tahun per tahun per tahun per tahun per tahun Dengan nilai input parameter pada Tabel 2 yaitu π = 0.02, πΌ = 73, πΏ = 1, πΎ = 0.5, π = 0.05, π½ = 100 maka didapatkan grafik berikut, Gambar 1. Grafik masing-masing individu dalam populasi terhadap waktu (tahun) dengan β = 0.005 Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa masing-masing individu berada pada kondisi setimbang saat π‘ > 80 tahun. Kondisi setimbang ini mengacu pada titik setimbang endemik dari sistem yaitu π ∗ =0.72090, πΌ ∗ =1.8473e-005, π ∗ =0.0013, πΆ ∗ = 0.0025. Dari grafik tersebut didapatkan pula nilai bilangan reproduksi dasar yaitu π 0 = 1.369488. Hal ini menunjukkan bahwa masih terjadi penyebaran virus influenza karena nilai π 0 > 1 yang menunjukkan bahwa titik kesetimbangan endemik tersebut stabil. Parameter yang sangat berpengaruh terhadap penularan penyakit yang mana berkaitan dengan bilangan reproduksi π 0 yaitu parameter π½, π dan πΌ. Jadi untuk mengetahui seberapa besar penularan virus influenza, maka akan dilakukan variasi nilai input yaitu π½ yaitu 50 dan 100, π yaitu 0.0125 dan 0.02, πΌ yaitu 73 dan 182.5. Gambar 2. Grafik Individu Infected terhadap Waktu (Tahun) dengan Variasi π½1 = 100 dan π½2 = 50 Gambar 3. Grafik Individu Infected terhadap Waktu (Tahun) dengan Variasi π1 = 0.02 dan π2 = 0.0125 Gambar 4. Grafik Individu Infected terhadap Waktu (Tahun) dengan Variasi πΌ1 = 73 dan πΌ2 = 182.5 Pada Gambar 2-4 adalah hasil grafik variasi parameter π½, π dan πΌ yang berpengaruh terhadap penyebaran penyakit. Jika nilai bilangan reproduksinya kurang dari 1 maka tidak terjadi penyebaran penyakit, sedangkan jika nilai bilangan reproduksinya lebih besar 1 maka terjadi penyebaran penyakit. Dalam penyelesaian numerik tentunya variasi nilai β (ukuran langkah waktu) sangat berpengaruh terhadap kestabilan numeriknya. Berikut akan diinputkan variasi nilai β untuk mengetahui apakah memenuhi kestabilan numeriknya, dengan nilai β yaitu 0.1, 0.05, 0.01, 0.005. Gambar 5. Grafik masing-masing individu dalam populasi terhadap waktu (tahun) saat β = 0.005 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 6 IV. KESIMPULAN 3B Gambar 5. Grafik masing-masing individu dalam populasi terhadap waktu (tahun) saat β = 0.01 Berdasarkan keseluruhan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Bilangan reproduksi dasar dari model SIRC pada penyebaran virus influenza adalah π½ π 0 = π+πΌ Karena untuk menentukan terjadinya penyebaran penyakit influenza bergantung terhadap nilai π 0 , oleh karena itu parameter yang berpengaruh adalah π½ (koefisien transmisi yang menunjukkan tingkat kontak sehingga terjadi penularan penyakit), π (laju kelahiran dan laju kematian alami), dan πΌ (laju perpindahan individu infected menjadi recovered). Titik setimbang bebas penyakit adalah stabil asimtotik jika dan hanya jika π 0 < 1, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi penularan penyakit ketika π 0 kurang dari satu. Sedangkan titik kesetimbangan endemik adalah stabil asimtotik jika dan hanya jika π 0 > 1, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penularan penyakit ketika π 0 lebih dari satu. 2. Gambar 6. Grafik masing-masing populasi terhadap waktuv (tahun) saat β = 0.05 Kestabilan numerik model SIRC dengan metode RungeKutta Orde 4 (RK4) bergantung terhadap nilai β(ukuran langkah waktu). Hasil penyelesaian numerik dengan input variasi nilai β yaitu 0.005, 0.01, 0.05 dan 0.1, didapatkan jika nilai β ≤ 0.05 maka sistem stabil dengan ditunjukkan hasil grafik yang bersifat konvergen ke titik kesetimbangan. Sedangkan jika nilai β > 0.05 maka sistem tidak stabil dengan ditunjukkan hasil grafik yang bersifat menjauhi titik kesetimbangan. V. DAFTAR PUSTAKA 4B [1] [2] [3] [4] Gambar 7. Grafik masing-masing populasi terhadap waktu (tahun) saat β = 0.1 Dari hasil simulasi pada Gambar 5-7 yang telah dilakukan bahwa saat nilai β kecil maka sistem akan stabil dengan ditunjukkan hasil grafik yang konvergen dalam arti menuju suatu titik yaitu titik kesetimbangan, maka memenuhi kestabilan secara numerik. Sedangkan saat nilai β besar maka sistem menjadi tidak stabil dengan ditunjukkan hasil grafik yang divergen dalam arti grafik tidak menuju suatu titik yaitu titik kesetimbangan, maka tidak memenuhi kestabilan secara numerik. Oleh karena itu nilai β sangat berpengaruh terhadap kestabilan numerik, sehingga skema numerik Runge-Kutta Orde 4 (RK4) memenuhi sifat stabilitas model SIRC ketika ukuran langkah waktu (β) kecil. [5] [6] [7] [8] [9] [10] El-Shahed, M. dan Eid, A. (2011).”The Fractional SIRC Model and Influenza A”.Mathematical Problems in Engineering Vol 2011. Hal 1-9 Casagrandi ,R. , Bolzoni, L. ,Levin, S.A dan Andreasen, V. (2006).“The SIRC Model and Influenza A”. Mathematical with Applications Vol 20. Hal 152-169. Chinviriyasit, W. (2007).”Numerical Modelling of the Transmission Dynamics of Influenza”. Optimization and System Biology. Hal 52-59. Lambret, J.D. (1991).”Numerical Methods for Ordinary Differential Systems: The Initial Value Problem”. England : Wiley, Chichester. Chinviriyasit, S dan Chinviriyasit, W. (2009). “Mathematical Study of an Influenza Model with Seasonal Forcing in Transmission Rate”. Mathematical Theory, Modeling and Computing Vol 3. Hal 12-17. Jodar L., Villanueva, R.J., Arenas, A.J., Gonzales, G.C. (2008). “Nonstandard Numerical Methods for a Mathematical Model for Influenza Disease”. Mathematics and Computers in Simulation Vol 79. Hal 622-633. Finizio N. dan Landas G. (1998). “Ordinary Differential Equation With Modern Application”. California :Wasdsworth Publishing Company. Linda J.S. Allen. (2007). “An Introduction to: Mathematical Biology”. United States: Prentice Hall. Rahmalia, D. (2010). Pemodelan Matematika dan Analisis Stabilitas dari Penyebaran Penyakit Flu Burung. Tugas Akhir S1 Jurusan Matematika ITS Surabaya. Rosydah, B.M. (2008). “Analisis Stabilitas dan Penyelesaian Numerik Pada Model Sistem Brusselator Berpasangan”. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Tugas Akhir S2 Jurusan Matematika.