BAB II TINJAUAN DATA 2.1 TINJAUAN DATA UMUM 2.1.1 Pengertian Seni Rupa Seni adalah segala kegiatan dan hasil karya manusia yang mengutarakan pengalaman batinnya yang karena disajikan secara unik dan menarik memungkinkan timbulnya pengalaman, kegiatan batin pula pada diri orang lain yang menhayatinya. Hasil karya ini lahir bukan karena dorongan oleh hasrat memenuhi kebutuhan spiritualnya untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiaannya. (Soedarsono, 1998:89-90). Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis,bidang, bentuk, volume, warna, tekstur dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi. Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine artmenjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts. 2.I.2 Klasifikasi Seni Rupa A. Karya Seni Rupa Murni (fine art) Karya seni rupa murni merupakan jenis karya seni rupa yang dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan estetik atau nilai-nilai keindahan semata, terlepas dari fungsi praktis. Karya semacam ini dibuat untuk kepentingan mengekspresikan emosi atau perasaan penciptanya. Yang tergolong karya seni murni yaitu seni lukis, Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 6 seni patung, dan seni grafis. Seni lukis merupakan karya yang umumnya berbentuk dua dimensi dan dibuat di atas permukaan kertas, kanvas, dinding, kaca dan bahan lain yang memungkinkan untuk itu. Bahan pewarna yang digunakan dapat menggunakan cat, tinta, arang, pensil dan lain-lain. Ada pula karya seni lukis yang dibuat pada tubuh manusia yang lazim disebut body painting. Teknik melukis dapat beragam. Secara konvensional dengan menyapukan bahan pewarna menggunakan alat berupa kuas, namun ada pula teknik melukis yang memanfaatkan plototan cat dari tubenya, atau bahkan dengan sapuan jari-jari tangan senimannya. Seni patung merupakan karya seni rupa yang berbentuk tiga dimensi (dapat dinikmati dari beberapa arah pandang) dibuat dengan menggunakan berbagai media seperti, kayu, batu, semen, fiber, lilin, tanah liat atau bahkan es. Teknik membuat patung menyesuaikan dengan bahan yang dipakai, dengan cara membentuk dengan tangan, membutsir, memahat, ataupun dengan teknik cetak. Corak seni patung juga bermacam-macam, ada patung naturalis yang menggambarkan benda seperti wujud asli yang ada di alam, ada pula yang bercorak abstrak sehingga sulit dikenali bentuknya. Sedangkan seni grafis merupakan jenis karya seni rupa yang dibuat dengan teknik cetak seperti teknik cukil, lithografi, cap, cetak sablon dan lain-lain. Seperti halnya seni lukis, seni grafis dibuat untuk tujuan mengekspresikan emosi dan gagasan senimannya. A. Seni Lukis 1). Sejarah Seni Lukis di Indonesia Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini. Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia Eropa, sehingga 7 perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi. Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi. Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi. 2). Aliran Seni Lukis o Surrealisme Lukisan aliran surrealisme ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi dan sebenarnya bentuk dari gudang fikiran bawah sadar manusia. Pelukis berusaha untuk membebaskan fikirannya dari bentuk fikiran logis kemudian menuangkan setiap bagian dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya. Salah satu tokoh yang populer dalam aliran ini adalah Salvador Dali Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 8 o Kubisme Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso. o Romantisme Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan. Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh. o Plural painting Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep plural painting. Artinya, untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multistyle. o Seni lukis daun Adalah aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut menggunakan daun tumbuh-tumbuhan, yang diberi warna atau tanpa pewarna. Seni lukis ini memanfaatkan sampah daun tumbuh-tumbuhan, dimana daun memiliki o Aliran lain Ekspresionisme Dadaisme Fauvisme Neo-Impresionisme Realisme Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 9 Naturalisme De Stijl o Abstraksi Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraksi yang berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya. Abstraksi disebut juga sebagai salah satu aliran yang terdapat di dalam seni lukis. B. Seni Rupa Terapan (applied-art) Berbeda dengan seni rupa murni, seni rupa terapan dibuat dengan mengutamakan tujuan praktis, dengan kata lain dimanfaatkan fungsi pakainya untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia. Namun demikian karya seni rupa terapan diupayakan memilki nilai artistik pula. Mengingat banyaknya jenis karya tersebut, maka karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu desain dan kriya. Desain merupakan karya seni yang dibuat berdasarkan pesanan atau permintaan clien (pemesan). Yang termasuk dalam karya desain yaitu; desain grafis (desain komunikasi visual), desain arsitektur (rancang bangun), dan desain produk. Karya desain grafis adalah karya yang dibuat untuk mengkomunikasikan pesan tertentu kepada publik atau khalayak umum seperti poster, iklan, baliho, selebaran, pamflet, banner, kartu ucapan, desain undangan dan lain-lain. Desain arsitektur adalah karya seni rupa yang bertujuan memenuhi kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal dan fasilitas umum seperti rumah, gedung, tempat ibadah, jembatan dan lain-lain. Sedangkan desain produk merupakan karya seni rupa yang berupaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seerti perabot rumah tangga, alat elektronik, alat komunikasi, alat transportasi, aksesoris, busana, dan lain-lain. Seni kriya atau seni kerajinan memilki perbedaan dengan desain. Kebanyakan karya seni kriya dibuat secara tradisional dengan keterampilan tangan pembuatnya dan banyak memanfaatkan bahan-bahan alam seperti kayu, bambu, Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 10 batu, logam, tanah liat, kulit binatang, dan lain-lain. Karya seni kriya kini banyak digemari karena unsur keasliannya, tak heran orang-orang banyak yang merasa bangga mengoleksi barang-barang kriya daripada barang-barang buatan pabrik. Yang termasuk dalam golongan karya seni kriya diantaranya; keramik (gerabah), ukir kayu, kerajinan kulit, anyaman, batik, dan kerajinan logam. Pada perkembangannya jenis seni kriya jauh lebih banyak mengeksplorasi bahan-bahan alam seperti kulit kerang, batu-batuan, bahkan tumbuhan. Banyak pula sebagian bahan limbah dan bahan sintetis yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan seperti limbah plastik, kertas, karet, dan lain-lain. Sekalipun memanfaatkan bahan buatan, namun karya-karya semacam ini tetap digolongkan dalam seni kriya. Kini seni kriya tumbuh makin pesat di Indonesia. Banyak daerah-daerah yang kemudian menjadi sentra-sentra kerajinan. Kondisi geografis dan demografi Indonesia merupakan faktor pendukung menjamurnya seni kerajinan Nusantara. C. Konsep Kriya pada Saat Ini Kriya dalam konteks masa lampau dimaknai sebagai suatu karya seni yang unik dan karakteristik yang di dalamnya terkandung muatan nilai estetik, simbolik, filosofis, dan fungsional serta grawit dalam pembuatannya (Gustami Sp., 1992: 71). Adapun kriya dalam konteks masa kini memberikan pengertian yang berbeda dari pemaknaan kriya masa lampau. Perbedaan ini lahir karena adanya perbedaan motivasi yang melatarbelakangi lahirnya kembali istilah kriya. Berkenaan dengan itu dapat dikutipkan pandangan Asmujo (2000: 262) sebagai berikut: Bisa diasumsikan bahwa istilah “kriya” mengalami transformasi pengertian, mengingat pengertian art juga mengalami transformasi. Pengertian yang cukup jauh dari pengertiannya yang lama. Istilah art dalam bahasa Inggris merupakan turunan dari istilah art dalam bahasa Latin yang memiliki pengertian sama dengan techne dalam bahasa Yunani, artinya kurang lebih sama dengan Pengertian craft atau skill saat ini dalam bahasa Inggris. Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 11 Transformasi pengertian kriya adalah suatu hal yang perlu disikapi dengan wajar, karena sebuah istilah pada waktu yang berbeda, tempat yang berbeda, dan konteks yang berbeda maknanya bisa berlainan. Hal itu sering terjadi dan diterima sebagai sesuatu yang “wajar”. Persoalan yang mungkin timbul terletak pada kemauan sikap (keberterimaan) membangun konvensi melalui kesepahaman para pihak yang berkompeten pada dunia seni (rupa). Sebagaimana diketahui penciptaan karya-karya kriya masa lampau dimotivasi antara lain oleh kepentingan ritual magis dan simbol status patrimonial. Sedang kriya masa kini (khususnya untuk pendidikan tinggi di Yogyakarta) dimotivasi oleh prestasi kesenimanan. Akibat dari perbedaan itu, maka kekriyaan masa lampau dan kekriyaan masa kini melahirkan perbedaan pula dalam wujud hasil-hasil karyanya. Kriya masa kini melahirkan karya-karya seni yang dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu karya-karya seni fungsional tergolong dalam seni terapan dan karya-karya seni kriya yang pembuatannya lepas dari segi fungsi tergolong dalam kategori seni murni. Akan tetapi, kedua-duanya bertolak dari landasan yang sama yaitu pemanfatan unsur-unsur tradisi dalam penciptaan karya-karyanya. Kekriyaan masa kini yang berorientasi pada prestasi kesenimanan, dalam bentuk karya fungsional telah banyak dibuktikan dengan hadirnya karya-karya yang kreatif inovatif dan khas dari masing-masing pribadi penciptanya. Sedangkan dalam bentuk karya seni murni (kriya seni/kriya-ekspresi) dibuktikan dengan hadirnya karya-karya seni yang memiliki kedalaman nilai seni yang tercermin dari masingmasing karya yang dihasilkan. Boleh dikatakan pembuatan karyakarya kriya itu merupakan cermin dari segenap kemampuan kriyawan, karena esensi dari pembuatan karya-karyanya merupakan pertaruhan nama di dalam menjaga prestise kesenimanan. Terkait dengan pernyataan ini Hastanto (2000: 2) mengatakan bahwa: Kelahiran kriya seni atau kriya kontemporer merupakan salah satu pengukuhan seni kriya sebagai cabang seni rupa sebagaimana halnya dengan cabang seni rupa lainnya, serta memberikan apresiasi kepada masyarakat untuk menerima kriya seni sebagai proses kreatif dan ungkapan ekspresi estetik dalam bentuk yang khas dari kriyawan. Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 12 2.1.3 Klasifikasi seni kriya Jenis Fungsi Teknik Teknik Bivalve cetakan merupakan teknik menuang dari batu berulang karena cairan keping perunggu/l kali menggunakan Candrasa / Sebagai alat pusaka Kapak dan upacara ritual Corong keagamaan Alat/Bahan dua cetakan yang terbuat dari batu ogam dan dapat dipakai berulang lainnya kali sesuai dengan kebutuhan. Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda sederhana, baik yg bentuk maupun hiasannya. tanah liat Teknik A Cire Perdue merupakan dipakai teknik untuk yang membuat lilin cairan benda perunggu yang bentuk perunggu/l dan hiasannya lebih rumit, ogam seperti lainnya arca atau patung perunggu. Teknik ini diawali Arca / Sebagai alat upacara dengan pembuatan model dari keagamaan, alat tanah liat, selanjutnya dilapisi Perunggu / pusaka, mas lilin, lalu ditutup lagi dengan Moko kawin Patung dan tanah liat , kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga dan cairan perunggu dapat dituangkan ke dalam cetakan. Setelah dingin, cetakan tanah liat tersebut dipecah sehingga diperoleh benda perunggu Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 13 yang diinginkan. Fungsi hias fungsi kayu Menggores ukiran yang prinsipnya adalah kayu yang tatah dibuat semata-mata telah dipotong dan dibentuk, pahat hanya gergaji sebagai digores hiasan dan perlahan tidak membentuk hingga sebuah motif alat” mengandung makna yang diinginkan. Biasanya pertukanga tertentu motif yang dihasilkan dari n teknik ini adalah motif yang lainnya Fungsi magis fungsi ukiran kayu yang rumit/kecil-kecil. mengandung simbol Memahat -simbol tertentu dan prinsipnya adalah kayu yang sebagai benda magis telah berkaitan Kayu ukiran disiapkan dipahat dgn menggunakan pahat hingga kepercayaan untuk membentuk kepentingan diinginkan. spiritual digunakan untuk membentuk Fungsi simbolik Fungsi kayu, motif yang Teknik seperti ini lekukan, ukiran cekungan, dan lain-lain. tradisional selain Menoreh sebagai hiasan, juga prinsipnya adalah kayu yang berfungsi telah selesai dibentuk, ditoreh menyimbolkan tertentu hal atau diukir sesuai dengan yang bentuk berhubungan motif yang diinginkan. dengan spiritual Fungsi konstruksi penempatan untuk selain menghias, biasanya digunakan sebagai pendukung Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 14 sebuah bangunan Fungsi ekonomis penambahanpenambahan (ukiran) yang akan menambah nilai jual suatu benda yang diukir 1. Sebagai media Celup Ikatpembuatan batik untuk menyalurkan dengan (mengekspresikan) menghalangi tali primissima masuk prima ide dan seni yang warna pada serat kain (tanpa blaco ada baju kaos menggunakan malam sebagai 2. Sebagai media bahan penghalang). malam untuk Tulis bahan mengembangkan pembuatan batik melalui cara pewarna seni Batik untuk menggunakan kain dan budaya memberikan malam dengan naptol masyarakat menggunakan canting pada garam Indonesia motif yang telah digambar di diaso 3. Sebagai sandang kain/pakaian) media atas kain. canting (bahan Cap kuas pembuatan batik dengan kompor menggunakan cap (stempel kecil untuk yang umumnya terbuat dari pencair tembaga) sebagai alat untuk malam membuat motif, sehingga kain tidak perlu digambar terlebih dahulu. Lukis pembuatan batik dengan cara melukis. Pada teknik ini, seniman bebas dalam Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 15 menggunakan alat mendapatkan untuk efek-efek tertentu. Modern pembuatan batik yang prosesnya dilakukan secara bebas, tidak terkait oleh aturan teknik batik yang ada. Hal tersebut termasuk dalam pemilihan motif dan pemberian warna. Oleh pada hasil karena itu, akhirnya tidak akan dijumpai bentuk, motif, komposisi, atau pewarnaan yang sama di setiap produknya. Printing (Sablon) pembuatan kain yang motifnya seperti batik. Jenis batik yang menggunakan teknik ini dapat dijumpai pada kain seragam sekolah. serat tumbuhan Sasak 1. Sebagai Sulam media prinsipnya selang- bambu untuk menyalurkan seling jalinan satu tumpang palem (mengekspresikan) rotan dgn pengembangan ide dan seni yang variasinya. Menyambung ada 2. Sebagai satu adalah jalinan dilakukan mendong dengan media langsung menyisipkan pada untuk mencukupi saat dan melengkapi tindih. melakukan tumpang Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 16 kebutuhan hidup Bilik (Kepang) sehari-hari prinsipnya adalah selang- 3. Sebagai media seling jalinan dua tumpang estetika dan satu dan pengembangannya. aksesoris (tas, jok Bintang kursi antik) prinsipnya adalah selang- seling jalinan anyaman motif bintang membentuk segi enam beraturan yang setiap sudutnya tumpang tindih adalah saling bergantian. Lilit prinsipnya melilitkan tali selang-seling pada jalinan. 1. Sebagai Kain Tenun media Penerapan teknik menenun lungsi untuk menyalurkan pada dasarnya hampir sama pakan (mengekspresikan) benang dengan teknik menganyam. ide dan seni yang Perbedaannya hanya terdapat ada pada alat yang digunakan. 2. Sebagai media Sedangkan tekniknya adalah sandang (bahan : Sasak kain/pakaian) 3. Sebagai untuk keagamaan prinsipnya adalah selang- media seling jalinan satu tumpang upacara satu dgn pengembangan dan variasinya. Menyambung ttradisional lainnya jalinan dilakukan dengan langsung menyisipkan pada saat melakukan tumpang tindih. Bilik (Kepang) prinsipnya adalah selang- Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 17 seling jalinan dua tumpang satu dan pengembangannya. Bintang prinsipnya adalah selang- seling jalinan anyaman motif bintang membentuk segi enam beraturan yang setiap sudutnya tumpang tindih adalah saling bergantian. Lilit prinsipnya melilitkan tali selang-seling pada jalinan. 1. Sebagai media Teknik Membentuk tanah liat untuk menyalurkan prinsipnya adalah tanah liat tungku (mengekspresikan) pemanas yang ada dibentuk dengan ide dan seni yang tangan atau alat pembantu cat / bahan ada pewarna 2. Sebagai lainnya. Kemudian tanah liat media yang telah terbentuk tersebut Gerabah / aksesori Keramik rumah/bangunan 3. Sebagai pemenuhan kebutuhan penghias melalui proses lainnya pemanasan dengan api. Setelah dirasa media mengering seutuhnya, benda tersebut mengalami proses sehari- pewarnaan. hari Tabel 2.1 Klasifikasi Seni Kriya Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 18 2.1.4 Perlengkapan dan Peralatan Seni Lukis dan Kriya a) Peralatan seni lukis o Kanvas Kanvas adalah salah satu peralatan melukis yang umum digunakan sebagai media gambar. Untuk media kanvas, media ini banyak ditemukan di toko-toko dalam bentuk meteran maupun dalam bentuk yang sudah dibingkai. Besarnya bingkai juga bermacam-macam. Disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan si pelukis. Gambar 2.1 Kanvas Kanvas memiliki ukuran yang bervariasi namun pada umumnya ukuran kanvas yang banyak digunakan pelukis adalah dari tinggi 100cm - 210cm dan lebar 65cm – 200cm, namun ada juga lukisan yang besarnya sampai 2feet x 4feet tergantung kepada seniman. o Cat Cat yang digunakan untuk melukis juga bermacam-macam, namun pada umumnya pelukis menggunakan cat minyak. Berbagai macam dan merek cat minyak tersedia di pasaran. Harganya pun bervariasi. Walau kelihatannya sama, harga cat biasanya berpengaruh pada mutu cat. Cat yang kurang bagus biasanya berpengaruh pada hasil lukisan. Seiring berjalannya waktu, cat tersebut kadang mengelupas atau retak di permukaan kanvas. Warna cat minyak pun sangat bervariasi. Untuk menghemat, biasanya seorang pelukis hanya membeli cat dengan warna primer seperti merah, kuning dan biru. Ketiga warna tersebut dapat dihasilkan jenis warna lainnya. arna hitam dan putih juga digunakan untuk menghasilkan tua dan mudanya suatu warna. Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 19 o Kuas Lukis Kuas digunakan sebagai salah satu alat bantu menorehkan cat di kanvas. Ukuran kuas lukis bermacam-macam. Demikian pula bahan kuas dan pegangannya. Seorang pelukis dapat memilih kuas sesuai ukuran yang diperlukan. Kuas yang besar biasa digunakan untuk mewarnai bidang yang besar. Sebaliknya untuk bagian detil seperti benang sari bunga, tepi helaian kelopak daun atau bulu mata obyek manusia, digunakan kuas berukuran kecil. o Palet Palet adalah peralatan melukis bantu yang sering digunakan pelukis sebagai tempat untuk meletakkan cat, mencampur warna dan mengencerkan cat minyak. Ada berbagai jenis bentuk palet dan bahannya. Ada yang terbuat dari kayu maupun plastik. o Standing/ Easel Alat ini digunakan untuk meletakkan kanvas sehingga memudahkan pelukis saat melukis. Terdapat baut untuk menyetel posisi nyaman bagi pelukis. Tentu saja untuk bidang gambar yang besar, alat ini tidak bias digunakan. Bahan pembuatnya pun macam-macam, namun umumnya terbuat dari kayu. b) Peralatan dan Bahan Seni Keramik Jenis dan fungsi peralatan untuk pembentukan benda keramik dapat dikelompokkan menjadi alat bantu, alat pokok, perlengkapan, dan peralatan keselamatan kesehatan kerja. Peralatan tersebut digunakan untuk kelncaran proses pembentukan benda keramik dengan berbagai keteknikan, teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), teknik lempeng (slab building), teknik putar(throwing), dan teknik cetak (mold). o Butsir kawat (wire modelling tools) Untuk merapikan, menghaluskan, mengerok, membentuk detail, dan membuat tekstur benda kerja. Ukuran panjang 22 cm, bahan kawatstainless steel, tangkai kayu sawo Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 20 Gambar 2.2 Butsir Kawat o Butsir kayu (wood modelling tools) Untuk menghaluskan, membentuk detail, merapikan, membuat dekorasi, merapikan dan menghaluskan benda kerja. Ukuran panjang 22 cm lebar 3 cm, bahan kayu sawo. Gambar 2.3 Butsir Kayu o Kawat pemotong (wire cutter) Untuk memotong ujung bibir, dasar benda kerja, dan memotong tanah liat plastis. Ukuran: panjang 4 cm, panjang tangkai 6 cm, bahan kawat stainless steel. Gambar 2.4 Kawat Pemotong Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 21 o Rol kayu Untuk membuat lempengan tanah, dengan panjang rol kurang lebih 45 cm dan diameter 6 cm–8 cm dan dilengkapi dengan bilah kayu yang panjangnya 50 cm dan tebal 0,5 cm- 0,7 cm dan lebar sekitar 3 cm. Gambar 2.5 Rol kayu o Whirler/Banding wheel Untuk alas pada waktu proses pembuatan benda keramik dan model. Ukuran: diameter 25 cm dan 30 cm, tinggi 16 cm. Bahan: alumunium. Gambar 2. 6 Banding wheel o Tungku listrik Tungku listrik merupakan alat pembakaran benda keramik dengan menggunakan tenaga listrik. Tenaga listrik tersebut diubah menjadi tenaga panas dan tenaga panas inilah yang akan mematangakan badan tanah liat menjadi keramik. Pembakaran dengan tungku listrik merupakan cara pembakaran yang paling mudah dan efisien karena dalam tungku listrik biasanya telah dilengkapi perlengkapan kontrol yang memadai, seperti saklar/tombol penyala yang Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 22 sekaligus berfungsi sebagai regulator (pengatur energi listrik), program pembakaran (waktu maupun suhu pembakaran),thermocouple- pyrometer sebagai penunjuk suhu bakar. Gambar 2.7 Tungku listrik Gambar 2.8 Bagian-bagian Tungku Listrik Keterangan: Vent, lubang pada bagian atas tungku yang berfungsi untuk keluarnya uap air pada saat proses pembakaran berlangsung. Pyrometer, alat pengukur tinggi temperatur bakar di dalam ruang pembakaran. Thermocouple, alat yang berfungsi untuk memancarkan informasi temperatur ruang tungku pembakaran ke pyrometer. Element, kumparan untuk menghaliskan panas pada tungku pembakaran Spy hole, lubang untuk mengintai pancang suhu yang terpasnga dalam ruang tungku pembakaran Safety interlock, pengaman pintu tungku pembakaran untuk mencegah pintu terbuka selama proses pembakaran. Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 23 Fire brick, bata tahan api yang berfungsi sebagai isolasi panas yang efektif dan aman. Heat input control, pengendali temperature selama proses pembakaran berlangsung. Indicator light, lampu indicator yang menunjukkan ada tidaknya aliran listrik yang masuk. Heat fuse, alat untuk mencegah tungku pembakaran dari pembakaran yang terlalu tinggi. Tungku listrik/klin juga memiliki berbagai macam ukuran seperti yang berada pada tabel berikut ini: Kiln Sizes Electric Pottery Kilns 1300 C KILN SIZE INTERNAL EXTERNAL SHELF POWER Cuft (M) HxWxD HxWxD SIZE RATING 0.6 9.5"x 7.5"x Cuft (0.01) 12" 20"x 16"x 20" 7"x 12" 2.3 KW 1 12" x 12"x Cuft (0.02) 12" 29"x 25"x 27" 12" x 12" 2 Cuft ( 16"x 14"x 0.05) 18" 22"x 25"x 33" 4 21"x 17"x Cuft (0.11) 18" 5 23"x 17"x Cuft (0.14) 20" 6 24"x 17"x Cuft (0.16) 26" 8 28"x 18"x Cuft (0.22) 27" WALL KILN SIZE WEIGHT 1 3" 27 KG 2.3 KW 1 4" 70 KG 12" x 18" 4.6 KW 1 4" 84 KG 35"x 32"x 32" 16" x 16" 6.9 KW 1 5" 165 KG 39"x 32"x 40" 16" x 16" 6.9-9 KW 1 5" 175 KG 39"x 33"x 44" 2x 12"x 16" 6.9-9 KW 1 or 2 5" 205 KG 56"x 35"x 47" 2x 12"x 16" 15 KW 3 6" 256 KG PHASE Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 24 10 32"x 20"x Cuft (0.28) 27" 15 45"x 20"x Cuft (0.42) 28" 20 57"x 22"x Cuft (0.56) 27" 57"x 37"x 48" 2x 12"x 18" 15 KW 3 6" 270 KG 70"x 36"x 49" 2x 12"x 18" 24 KW 3 6" 290 KG 79"x 39"x 45" 2x 12"x 18" 24 KW 3 6" 330 KG Tabel 2.2 Ukuran-ukuran Tungku Listrik Sumber: www.furnace-eng.co.nz o Tanah Liat Tanah liat merupakan bahan dasar utama pembuatan seni kriya keramik. Diperlukan beberapa persyaratan tanah liat yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan keramik. Gambar 2.9 Contoh Tanah liat Berikut adalah persyaratannya: a) Plastisitas Plastisitas tanah liat merupakan syarat utama yang harus dipenuhi agar mudah dibentuk. Hal ini terkait dengan fungsi plastisitas sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga tidak mudah retak, berubah bentuk atau runtuh. b) Homogen Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 25 Campuran masa tanah liat plastis harus homogen dalam arti plastisitasnya merata dan tidak ada yang keras atau lembek. c) Bebas dari gelembung udara. Tanah liat harus terbebas dari gelembung udara, jika dalam tanah liat masih terdapat gelembung udara dapat menyebabkan kesulitan pada waktu proses pembentukan dan dapat menyebabkan retak atau pecah pada waktu proses pengeringan dan pembakaran. d) Memiliki kemampuan bentuk Tanah liat harus memiliki kemampuan bentuk yang berfungsi sebagai penyangga sehingga tidak mengalami perubahan bentuk pada waktu proses pembentukan atau setelah proses pembentukan selesai. 2.2 TINJAUAN DATA KHUSUS 2.2.1 Pengertian Galeri, Pameran dan Museum Secara Umum a. Pengertian Galeri Galeri seni merupakan tempat di mana berbagai bentuk seni dan karyakarya berbagai seniman ditampilkan kepada publik. Di antara berbagai bentuk seni seperti fotografi, patung, ilustrasi seni, handloom dll menampilkan lukisan yang umum. Tujuan utama dari galeri seni adalah untuk mempromosikan seni dan menginspirasi seniman muda. Galeri seni dapat dianggap sebagai tempat terbaik bagi pecinta seni dan seniman untuk memperoleh pengetahuan yang berhubungan dengan seni. Kedua spesies dapat berbagi minat mereka dan berkonsentrasi dalam mempromosikan seni di kalangan masyarakat. Di galeri seni, berbagai karya seniman dikagumi ditampilkan dan dipelihara untuk generasi berikutnya. Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 26 Menurut Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia: Art Gallery atau museum seni rupa diklasifikasikan pada jenis museum khusus karena pada koleksinya hanya menunjang pada satu cabang ilmu saja yaitu seni rupa. Menurut Gallery Encyclopedia America: Galeri seni merupakan bangunan atau ruang yang digunakan terutama untuk memamerkan karya seni (rupa) meliputi museum, ruang pamer untuk perdagangan komersial seni rupa atau untuk keperluan koleksi penting karya-karya seni rupa swasta/semi pemerintah. b. Pengertian Pameran Pameran merupakan suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan. Yang mempertemukan antara produsen dan pembeli namun pengertian pameran lebih jauh adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen, kelompok, organisasi, perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon relasi atau pembeli. Adapun macam pameran itu adalah : show, exhibition, expo, pekan raya, fair, bazaar, pasar murah. c. Pengertian Museum Menurut DR. Daoed Joesoef, museum adalah sebuah lembaga yang diciptakan oleh manusia. Pada mulanya pada mulanya hanya berfungsi sebagai gudang barang dimana disimpan barang-barang warisan budaya yang bernilai tinggi yang kemudian fungsinya ditambah dengan fungsi pemeliharaan, pengawetan, dan penyajian ataupun pameran. 2.2.2 Tujuan Galeri Tujuan galeri adalah memberi informasi mengenai benda-benda dan hasilhasil karya sen, baik yang merupakan hasil karya para seniman maupun produk industri terhadap para pengunjung atar konsumen, dengan jalan memajangkan atau memamerkan barang-barang yang dapat menarik perhatian para pengunjung, yang perlu diketahui secara lebih teliti dalam menjangkau pasaran yang lebih luas. Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 27 Disamping itu juga untuk membantu seniman kita yang belum mampu.( Irwan Santoso (384105) ,1988) 2.2.3 Macam-macam Galeri Macam-macam galeri berdasarkan fungsi dan karakter, yaitu : 1. Galeri di dalam museum yaitu galeri khusus untuk memamerkan benda-benda yang dianggap memiliki nilai sejarah ataupun kelangkaan. 2. Galeri kontemporer yaitu galeri yang memiliki fungsi komersil dan demiliki oleh perorangan. 3. Vanity galeri yaitu galeri seni artistic yang dapat diubah menjadi suatu kegiatan didalamnya, seperti pendidikan dan pekerjaan. 4. Galeri komersil adalah untuk menacri keuntungan, bisnis secara pribadi untuk menjual hasil karya. Ada juga galeri tidak berorientasi mencari keuntungan kolektif, dari pemerintah nasional atau lokal. (http://en.wikipedia.org/wiki/Artmuseum) 2.2.4 Faktor-Faktor Utama Dalam Perancangan Galeri Perancangan galeri harus diperhatikan beberapa faktor utama untuk memberi kesan nyaman pada pengunjung, yaitu : Faktor koleksi Penampilan benda-benda koleksi yang merupakan suatu syarat terpenuhinya galeri budaya, terutama segi visual sebagai mediator dari pesan-pesan yang disampaikan. Dalam hal ini adalah sebuah perancangan galeri seni lukis kontemporer dan seni kriya Indonesia yang menampilkan benda koleksi yang berupa benda karya seni rupa dan kriya yang bertemakan kontemporer, seperti: 1) Seni lukis Dalam kreatifitasnya lukisan kontemporer memiliki ciri: Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 28 Unik : tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya Individual : bersifat pribadi atau perseorangan Universal : diperuntuk semua orang atau masyarakat luas Ekspresif : ungkapan perasaan atau curahan jiwa Survival : berlangsung sepanjang jaman/abadi Berikut adalah beberapa contoh karya seni lukis beraliran kontemporer dari hasil karya para seniman lokal: Gambar 2.10 Seni Lukis: karya gede mahendrayasa Gambar 2.11 Seni Lukis: Karya seniman Solo Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 29 Gambar 2.13 Karya Roni armon Gambar 2.14 Karya lukis: harmoni rasa, Karya Agus sumiantara 2) Kriya kayu Seni Kriya kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya mebel, relief dan lain-lain. Namun dalam hal ini gaya kontemporer membuat pengaruh yang berbeda pada karya seni tersebut seperti bentuk dan filosofinya. Gambar 2.15 Contoh Karya Seni Kriya Kayu Ukir Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 30 Gambar 2.16 Seni Kriya Kayu Kontemporer Gambar 2.17 “Tectonic Perceptions” oleh Brian Kakas Berikut adalah salah satu contoh seni kriya kayu kontemporer dari material rotan yang di buat oleh 4 seniman sekaligus yaitu, Matthias Pliessnig, Cliff Lee, Ubaldo Vitali, Judith Schaechter. Gambar 2.18 Karya kontemporer seni Kriya Rotan Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 31 3) Kriya logam Gambar 2.19 Contoh karya seni kriya Logam 1 Gambar 2.20 Contoh karya seni kriya Logam 2 4) Kriya Keramik Gambar 2.21 Heri Dono Angels – Face to the Future Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 32 Gambar 2.22 Seni kriya keramik Gambar 2.23 “Tectonic Perceptions” oleh Brian Kakas Gambar 2.24 Karya Albert yonathan Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 33 Faktor Motivasi Pengunjung 1) Pendekatan Estetis, lebih menonjolkan segi estetika dari penataan interior dalam galeri seni. 2) Pendekatan Romantik, lebih menonjolkan dari segi manusiawi dan daya imajinasi yang mengundang partisipasi dan identifikasi pengunjung. 3) Pendekatan Intelektual, menonjolkan dari segi ilmu pengetahuan yang dimuat dalam konsep galeri seni Faktor sirkulasi Faktor sirkulasi sangatlah berpengaruh pada bagi penataan bangunan interior nanti untuk sebuah ruang pameran. Menurut Francis D. K. Ching(2000), factor yang berpengaruh dalam sirkulasi eksterior maupun interior yaitu pencapaian, aksen pintu masuk, konfigurasi jalur, hubungan jalur dan ruang, bentuk ruang sirkulasi . secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut, Pencapaian yaitu jalur yang ditempuh untuk mendekati/menuju bangunan. Pencapaian dibagi menjadi 3, dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 2.3. Sirlukasi Pencapaian Pencapaian Keterangan Pencapaian langsung Suatu pendekatan yang mengarah kesuatu Gambar langsung tempat masuk, melalui sebuah jalan lurus yang segaris dengan alur sumbu bangunan. Pencapaian tersamar Pendekatan yang samar meningkatkan perspektif pada efek fasad depan dan bangunan Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 34 Pencapaian berputar Jalur berputar memperpanjang urutan pencapaian Sumber: Ching, (2000:231) Konfigurasi jalur yaitu tata urutan pergerakan pengunjung sampai titik pencapaian akhir. Konfigurasi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut, Tabel 2.4. Konfigurasi Jalur Sirkulasi No Jalur Keterangan Gambar 1 Linier Jalan lurus yang mengorganisir untuk sederet ruang-ruang 2 Radial Jalan lurus yang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat 3 Spiral Jalan tunggal menerus, yang berasal dari mengelilingi titik pusat pusat, dengan jarak yang berubah 4 Grid Dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan membentuk ruang segi empat 5 Jaringan Jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam bentuk ruang Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 35 6 Komposit Kombinasi keseluruhan pola jalur Sumber: Ching, (2000:253) Hubungan jalur dan ruang dapat difungsikan sebagai fleksibilitas ruang – ruang yang kurang strategis. Hubungan jalur dan ruang antara lain dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 2.5. Hubungan Jalur dan Ruang No Hubungan jalur Keterangan Gambar 1 Melalui ruang Kesatuan tiap ruang dipertahankan Konfigurasi jalan yang fleksibel Menghubungkan jalan ruang 2 Menembus Ruang Jalan dapat menembus ruang sebuah menurut sumbunya Dapat menimbulkan ruang istirahat 3 Berakhir dalam Lokasi ruang ruang menentukan jalan Fungsional dan simbolis Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 36 Sumber: Ching, (2000:264) dan analisis 2009 Ormsbee (1961), juga mengungkapkan kecenderungan pengunjung melakukan pergerakan yang bertolak belakang emosional manusia. Pergerakan tersebut secara sadar maupun tidak sadar dipengaruhi oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhankebuuhan lainnya, antara lain : a) Faktor Pendorong, yaitu sebagai berikut : o Kecenderungan untuk bergerak ke suatu tempat yang memikat, suatu perubahan (tempat terbuka, suasana lain, bentuk dinamis dan leluasa) o Tempat mempunyai kontras kuat dan o Sesuatu yang actual, ke kelompok manusia atau adanya kegiatan yang menarik. b) Faktor penghambat, yaitu kecenderungan pengunjung karena lelah ketika mengamati, adanya rintangan fisik karena tuntutan bahaya . Faktor ergonomi terhadap terhadap besaran ruang Standar jarak pengamat terhadap objek lukisan Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman. Tinggi rata-rata Pandangan mata Pria 165 cm 160 cm Wanita 155 cm 150 cm Anak-anak 115 cm 110 cm Tabel 2.6 Tinggi rata-rata manusia Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 37 Gambar 2.25 jarak pandang mata terhadap lukisan Gambar 2.26 kemampuan gerak anatomi manusia Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 38 Standar Area tunggu Gambar 2.27 Dimensi Ukuran Ruang Tunggu Gambar 2.28 Jarak bersih/Area Lounge Faktor Pencahayaan Penerangan memegang peranan penting dalam desain bangunan, baik dari segi fungsi maupun estetika. Cahaya juga dapat menciptakan suasana dan karakter tertentu pada ruang . pencahaan pada hal-hal khusus memerlukan intensitas cahaya yang cukup tinggi dengan jangkauan cukup luas, sehingga mendukung mekanisme visual tingkat evisien tinggi (Neufert, 1992). Sistem Pencahayaan yang mendukung sebuah ruang pamer berdasarkan sumber serta fungsinya dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut : a. Pencahayaan Alami Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 39 Pencahayaan alami berasal dari sinar matahari. Sebagai salah satu sumber pencahayaan, sinar matahari memiliki berbagai kualitas pencahayaan langsung yang baik pencahayaan langsung dari cahaya matahari didapat melalui bukaan pada ruang, berupa bukan pada bidang, sudut diantara bidang-bidang. Bukaanbukaan dapat diletakkan pada dinding maupun langit-langit. Pembentukan suasana melalui pencahayaan buatan ini, didasarkan atas kedudukan cahaya sebagai subjek dimana cahaya bersifatpasti dan penentukan. Memanfaatkan cahaya sebagai saranan penunjang suasana ruang yang diharapkan dapat mendukungimajinasi pengamat terhadap koleksi dan dapat pula mendukung suasana yang tidak membosankan. Hal ini dapat dicapai dengan permainan gelap terang (intensitas iluminasi), yang antara lain berbentuk cahaya dalam benyuk 3 dimensi (ruang) dan Cahaya dalam bentuk 2 dimensi (bidang). Berikut adalah cara yang digunakan untuk menyaring sinar matahari. Gambar 2.30 Penyaringan sinar matahari Sinar dan cahaya yang diterima apabila tidak menggunakan shading dan filter hamper 97% mengakibatkan ruang tidak nyaman. Pada gambar di tengah, cahaya yang diterima apabila menggunakan shading adalah 80% mengakibatkan ruang nyaman. Pada gambar di kanan, cahaya yang diterima adalah 72% sehingga ruang lebih nyaman. b. Pencahayaan Merata Buatan Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yang berasal dari tenaga listrik. Pencahayaan merata ini disesuaikan berdasarkan kebutuhan aktivitas akan intesitas cahaya serta luasan ruangan. Pencahayaan merata dapat berupa lampu Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 40 pijar atau lampu halogen yang di pasang pada langit-langit, sedangkan pencahayaan merata berupa lampu sorot difokuskan pada menghadap dinding untuk penerangan dinding yang merata. Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan/material dari karya-karya seni tersebut. Contoh: Karya dengan bahan kertas: 50 lux Karya lukisan kanvas, kayu dan kain: 150-200 lux Metal, keramik, glass dan batu: 300 lux Tingkat intensitas cahaya di atas adalah berdasarkan survey galer-galeri seni professional di Australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah penggunaan cahaya alami dari atas dan samping. c. Pencahayaan Terfokus Buatan Pencahayaan fokus buatan (artificial lighting) merupakan pencahayaan yang dimaksudkan untuk memberikan penerangan pada objek tertentu yang menjadi spesifikasi khusus pada tempat dekorasi yang menjadi pusat perhatian pada suatu ruang. Salah satunya adalah menggunakan lampu spotlight sebagai penerangan yang terfokus pada suatu objek. Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 41 Gambar 2.31. System pencahayaan buatan d. Motion Sensor Light Detection (Lampu Sensor deteksi gerak) Motion detection (deteksi gerak) adalah proses pendeteksi perubahan gerak suaut objek di dalam suatu lingkungan. Pendeteksi gerak dapat dihasilkan dari kedua metode mekanikal maupun elektronik. Ketika gerakan telah dideteksi secara organisme natural, hal itu disebut persepsi gerak . Gerakan dapat dideteksi melalui: 1. Infrared (Passive and active sensors) 2. Optik (sistem video dan kamera) 3. Energi frekuensi radio (radar, microwave and tomographic motion detection) 4. Suara 5. Magnetik (sensor magnetic dan magnetometers) Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 42 Gambar 2.32 Proses Pendeteksi Sensor Faktor Suhu Ruang Menyesuaikan temparatur yang tepat pada sebuah galeri atau museum dapat membuat koleksi karya seni menjadi lebih stabil dan tahan lama, dikarekan kondisi temparatur yang kurang tepat dapat memberi efek kimia berbahaya yang berdampak dari material yang terdapat pada karya seni tersebut. Fluktuasi dalam temperature dan kelembaban dapat merusak karya-karya seni yang ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembaban. Perubahan kelembaban ruang/ lingkungan dapat mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi lingkungan sangat kering, sedangkan dalam kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan karya-karya seni yang ada mengembung dan berjamur. Material dan objek yang berisiko terhapadap suhu temperature yang rendah seperti plastik, pernis, cat minyak dan cat acrylic akan menimbulkan efek retak pada objek, berikut adalah kerusakan akibat suhu yang terlalu dingin Temperature dan kelembaban standard pada daerah tropis seperti daerah kita ini adalah Temperature ± 21° C Kelembaban 55% Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 43 Gambar 2.33 Contoh objek yang retak pada suhu -15 C. Mengatur suhu ruang pada galeri seni lebih direkomendasikan dengan suhu udara yang sejuk dengan tidak melebihi suhu 25 C dan dibawah 7 C. mengontrol suhu udara menggunakan Air Conditionar selama 24-jam adalah pilihan yang paling efektif untuk melindungi ruang pameran beserta karya seninya dari fluktuasi. Air Filtration (penyaringan udara) Udara yang tidak tersaring mengandung polusi gas dan partikel dimana dapat merusak karya-karya seni dan yang paling penting adaah kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan. Penyaringan udara ini dapat dikontrol melalui suatu system ducting dengan efisiensi penyaringan standard 80-98%. 2.2.5 Syarat-Syarat Perancangan Galeri Menurut Martin ada beberapa syarat-syarat pemajangan benda koleksi, antara lain sebagai berikut. A. Penataan Layout Penataan lay out berdasarkan benda seni pada galeri di bagi menjadi 2, yaitu 1. Random Typical large Gallery Penataan ini dibuat secara acak, biasanya terdapat pada galeri yang berisi benada-benda non klasik dan bentuk galeri asimetris, serta ruang-ruang yang dibentuk mempunyai jarak atau lorong dengan pembatasan oleh pintu. Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 44 2. Large Space with an Introductory Gallery Disini peran pengenalan jenis benda seni yang akan mudah terlihat, pertama dengan memasuki ruang tengah telah terdapat sejumlah pintu yuang membatasi ruang berdasarkan benda seni yang di pajang. Penataan Benda Seni Menurut Tutt Patricia dan Allen David, penataan benda seni ada 3 macam, yaitu: 1. In Showcase Benda yang dipamerkan termaksud kecil maka diperlukan wadah atau kotak yang tembus pandang (kaca), yang kadang juga memperkuat kesan tema dari benda yang dipajang. 2. Free standing on the floor, on plinth or supports Benda karya seni lukis yang paling banyak ditempatkan di dinding partisi yang dibentuk untuk membatasi ruangan (1979:286-292). 2.2.6 Tinjauan Tentang Seni Kontemporer o Karakteristik seni kontemporer 1) Adanya pluralism dalam estetika, dalam prakteknya seniman mendapatkan kebebasan untuk berorientasi pada masa depan, masa lalu ataupun sekarang. 2) Berorientasi karya bebas, tidak menghiraukan batasan-batasan kaku seni rupa yang dianggap baku. 3) Penggunaan media atau bahan apapun dalam berkarya seni 4) Berani menyentuh situasi social, politik dan ekonomi masyarakat yang sedang, pernah ataupun mungkin akan terjadi. o Perkembangan Seni Kontemporer di Indonesia Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika G. Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 45 pada waktu itu. Suwarno Wisetetromo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang. Pendapat lain dari Yustiono, staf pengajar FSRD ITB, melihat bahwa seni rupa kontemporer di Indonesia tidak lepas dari pecahnya isu postmodernisme (akhir 1993 dan awal 1994), dimana sepanjang tahun 1993 menyulut perdebatan dan perbincangan luas baik di seminar-seminar maupun di media massa pada waktu itu. Sedangkan kaitan seni kontemporer dan (seni) postmodern, menurut pandangan Yasraf Amior Pilliang, pemerhati seni, pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu, dengan catatan khusus bahwa seni postmodern adalah seni yang mengumpulkan idiom-idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak semua seni masa kini (kontemporer) itu bisa dikategorikan sebagai seni postmodern, seni postmodern sendiri di satu sisi memberi pengertian, memungut masa lalu tetapi di sisi lain juga melompat kedepan (bersifat futuris) 2.2.7 Pengertian kontemporer Kontemporer berarti kekinian, modern, atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yanga sama atau saat ini. Kata “kontemporer” itu berasal dari kata “co”(bersama) dan “tempo” (waktu). Jadi, gaya ini merefleksikan situasi waktu yang dilaluinya, tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. (www.id.wikipedia.org) Gaya Arsitektur ini berkembang sekitar awal 1920-an yang dimotori oleh sekumpulan arsitek Bauhaus School of Design, Jerman yang merupakan respon terhadap kemajuan teknologi dan berubahnya keadan sosial masyarakat akibat perang dunia. Gaya kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden). Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 46 2.2.8 Pengertian Modern Kata modern berasal dari kata latin „Modo‟ yang berarti barusan. Sejarah penggunaan kata modern dapat ditarik dalam sejarah sejak tahun 1127, seorang kepala biarawan, Sugger, merekonstruksi Bassilica St. Denis di Paris. Hasil rekonstruksinya adalah sesuatu yang baru. Sugger akhirnya memberikan istilah gaya itu dengan “Opus Modernum” yang berarti sebuah karya yang baru. (Sumber : Aditya Arief, Tinjauan Desain:1999 hal 49) Kata modern dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sikap dan cara berfikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan jaman. Modernisme dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti gerakan yang bertujuan menafsirkan kembali doktrin tradisional. Menyesuaikan dengan aliranaliran modern dalam filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989:589). a) Arsitektur Modern Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam abad ke 20 ini. Asal dan karakteritis arsitektur modern sampai sekarang ini masih diperdebatkan dalam kalangan arsitek. Beberapa sejarawan melihat perkemabang arsitektur modern sebagai perihal sosial yang kelat kaitannya terhadap pembaharuan dan keringanan, suatu hasil dari perkembangan sosialdanpolitis. Arsitektur lainnya yang melihat gaya modern sebagai sesuatu yang di kendalikan oleh teknologi dan pengembangan produk dan dengan munculnya bahan-bahan yang dipakai dalam membangun gaya bangunan modern seperti material besi, baja, kaca dan beton menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern adalah sebuah penemuan baru dalam bidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796, Shrewsbury dengan gaya desainnya ohwis yang ' tahan api', yang mana gaya ini Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 47 bersandar pada besi cor dan batu bata. Konstruksi seperti itu sangat memperkuat struktur bangunan, yang memungkinkan mereka untuk mengakomodasi banyak mesin yang lebih besar. Sejarawan lain menghormati pandangan moderen sebagai suatu reaksi melawan terhadap gaya ekletik dan mencurahkan perhatian mereka kepada gaya Jaman Victorian dan gaya Seni Nouveau. Apapun yang menjadi penyebab pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruh muka bumi mulai mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur yang klasik ( Gotik sebagai contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru. Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di Brussels, Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie Mackintosh di Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha membangun gaya modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama. Contoh bangunan gaya modern b) Karakteristik modern Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya adalah : o Suatu penolakan terhadap gaya lama o Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan hasil dalam suatu bangunan. o Suatu yang menyangkut tentang mesin o Menolak adanya bordiran atau ukiran dalam bangunan. o Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu. Beberapa pendapat tentang arsitektur Modern : o Bentuk mengikuti fungsi ( Form follows function ) yang dicetuskan oleh pemahat Horatio Greenough atau yang lebih dikenal sebagai Louis Sullivan o Sedikit adalah lebih (Less is more) di umumkan oleh Arsitek Mies van der Rohe. o Sedikit adalah lebih dan lebih adalah terlalu banyak (Less is more only when more is too much ) yang dikatakan oleh Frank Llyod Wright. Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 48 o Sedikit itu membosankan (Less is a bore) yang dicetuskan oleh Robert Venturi, pelopor arsitektur Postmodern sebagai jawaban atas Gaya Internasional yang tidak menarik yang dipopulerkan oleh Mies van der Rohe. c) Gaya Kontemporer Pengertian dari Kontemporer sebenarnya adalah sesuatu karya yang hadir pada masa sekarang artinya selalu dapat diterima dari waktu ke waktu. Gaya ini menekankan pada garis-garis komposisi sederhana, permainan bidang geometis, horizontal atau vertical, gubahan-gubahan massa dan permainan warna atau bentuk yang sedikit ekstrem. Penataan interiornya menonjolkan pola simetris yang menyesuaikan pola linear bangunannya. Model furniture kontemporer terlihat bersih dengan lekukan lembut. Dibalut dengan kayu atau logam dan dicampur dengan kaca menjadi satu kesatuan yang sempurna . Biasanya desain kayu furniture lebih ringan dan hampir tidak ada aksen atau detail. Gambar 2.34 Contoh gaya kontemporer living room Gambar 2.35 Skema warna Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 49 Skema warna kontemporer berbasis netral, dengan warna krem yang lembut, coklat, abu-abu, putih dan hitam berfungsi sebagai warna latar belakang. Kunci utama untuk desain interior kontemporer yang sempurna adalah aksen warna. Gambar 2.36 Contoh Gaya Kontemporer Gambar 2. 37 Songwon Art Center , Seoul Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 50 Penggunaan materialnya serta finishingnya merupakan kombinasi material kontras dan “ekstrem” seperti material alam, beton semen, baja, kaca stainless steel, dan aksen warna yang dinamis. Perbedaan aliran-aliran gaya modern ini sulit dilihat secara tampilan fisiknya tetapi lebih kepada kebutuhan gaya hidup yang ada. Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia 51