BAB II TINJAUAN DATA 2.1 TINJAUAN DATA UMUM 2.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN DATA
2.1
TINJAUAN DATA UMUM
2.1.1
Pengertian Seni Rupa
Seni adalah segala kegiatan dan hasil karya manusia yang mengutarakan
pengalaman
batinnya
yang
karena
disajikan
secara
unik
dan
menarik
memungkinkan timbulnya pengalaman, kegiatan batin pula pada diri orang lain
yang menhayatinya. Hasil karya ini lahir bukan karena dorongan oleh hasrat
memenuhi kebutuhan spiritualnya untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat
kemanusiaannya. (Soedarsono, 1998:89-90).
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan
dengan mengolah konsep garis,bidang, bentuk, volume, warna, tekstur dan
pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni
murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya
untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih
menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art.
Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine artmenjadi lebih
spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya
dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
2.I.2
Klasifikasi Seni Rupa
A. Karya Seni Rupa Murni (fine art)
Karya seni rupa murni merupakan jenis karya seni rupa yang dibuat dengan
tujuan memenuhi kebutuhan estetik atau nilai-nilai keindahan semata, terlepas dari
fungsi praktis. Karya semacam ini dibuat untuk kepentingan mengekspresikan
emosi atau perasaan penciptanya. Yang tergolong karya seni murni yaitu seni lukis,
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
6
seni patung, dan seni grafis. Seni lukis merupakan karya yang umumnya berbentuk
dua dimensi dan dibuat di atas permukaan kertas, kanvas, dinding, kaca dan bahan
lain yang memungkinkan untuk itu. Bahan pewarna yang digunakan dapat
menggunakan cat, tinta, arang, pensil dan lain-lain. Ada pula karya seni lukis yang
dibuat pada tubuh manusia yang lazim disebut body painting.
Teknik melukis dapat beragam. Secara konvensional dengan menyapukan
bahan pewarna menggunakan alat berupa kuas, namun ada pula teknik melukis
yang memanfaatkan plototan cat dari tubenya, atau bahkan dengan sapuan jari-jari
tangan senimannya. Seni patung merupakan karya seni rupa yang berbentuk tiga
dimensi (dapat dinikmati dari beberapa arah pandang) dibuat dengan menggunakan
berbagai media seperti, kayu, batu, semen, fiber, lilin, tanah liat atau bahkan es.
Teknik membuat patung menyesuaikan dengan bahan yang dipakai,
dengan cara membentuk dengan tangan, membutsir, memahat, ataupun dengan
teknik cetak. Corak seni patung juga bermacam-macam, ada patung naturalis yang
menggambarkan benda seperti wujud asli yang ada di alam, ada pula yang bercorak
abstrak sehingga sulit dikenali bentuknya. Sedangkan seni grafis merupakan jenis
karya seni rupa yang dibuat dengan teknik cetak seperti teknik cukil, lithografi,
cap, cetak sablon dan lain-lain. Seperti halnya seni lukis, seni grafis dibuat untuk
tujuan mengekspresikan emosi dan gagasan senimannya.
A. Seni Lukis
1). Sejarah Seni Lukis di Indonesia
Seni
lukis
modern Indonesia dimulai
dengan
masuknya
penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada
zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut
mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup
beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis
Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda,
sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi
pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui
perkembangan
yang
sama
seperti
zaman
renaisans
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
Eropa,
sehingga
7
perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia
membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi
cenderung ke arah "kerakyatan". Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang
semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk
yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan
ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih
membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era
ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan
dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh
sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai
benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan
sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni
alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art):
“Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok
kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai
alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni
lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi
sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif
investasi.
2). Aliran Seni Lukis
o Surrealisme
Lukisan aliran surrealisme ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang
sering ditemui di dalam mimpi dan sebenarnya bentuk dari gudang fikiran bawah
sadar manusia. Pelukis berusaha untuk membebaskan fikirannya dari bentuk
fikiran logis kemudian menuangkan setiap bagian dari objek untuk menghasilkan
sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Salah satu tokoh yang populer dalam aliran ini adalah Salvador Dali
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
8
o Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke
dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu
tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
o
Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia.
Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan
keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering
diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda
dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman
kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
o
Plural painting
Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau
pengembaraan intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari
naluri kehidupan ke dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak
pada konsep plural painting. Artinya, untuk menampilkan idiom-idiom agar
relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi
mempergunakan idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multistyle.
o
Seni lukis daun
Adalah aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut menggunakan
daun tumbuh-tumbuhan, yang diberi warna atau tanpa pewarna. Seni lukis ini
memanfaatkan sampah daun tumbuh-tumbuhan, dimana daun memiliki
o
Aliran lain
 Ekspresionisme
 Dadaisme
 Fauvisme
 Neo-Impresionisme
 Realisme

Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
9
 Naturalisme
 De Stijl
o Abstraksi
Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik
abstraksi yang berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini
berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang
dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk
menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya. Abstraksi disebut juga
sebagai salah satu aliran yang terdapat di dalam seni lukis.
B. Seni Rupa Terapan (applied-art)
Berbeda dengan seni rupa murni, seni rupa terapan dibuat dengan
mengutamakan tujuan praktis, dengan kata lain dimanfaatkan fungsi pakainya
untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia. Namun demikian karya seni rupa
terapan diupayakan memilki nilai artistik pula.
Mengingat banyaknya jenis karya tersebut, maka karya seni rupa terapan
dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu desain dan kriya. Desain
merupakan karya seni yang dibuat berdasarkan pesanan atau permintaan clien
(pemesan). Yang termasuk dalam karya desain yaitu; desain grafis (desain
komunikasi visual), desain arsitektur (rancang bangun), dan desain produk. Karya
desain grafis adalah karya yang dibuat untuk mengkomunikasikan pesan tertentu
kepada publik atau khalayak umum seperti poster, iklan, baliho, selebaran, pamflet,
banner, kartu ucapan, desain undangan dan lain-lain. Desain arsitektur adalah karya
seni rupa yang bertujuan memenuhi kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal dan
fasilitas umum seperti rumah, gedung, tempat ibadah, jembatan dan lain-lain.
Sedangkan desain produk merupakan karya seni rupa yang berupaya memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari seerti perabot rumah tangga, alat elektronik, alat
komunikasi, alat transportasi, aksesoris, busana, dan lain-lain.
Seni kriya atau seni kerajinan memilki perbedaan dengan desain.
Kebanyakan karya seni kriya dibuat secara tradisional dengan keterampilan tangan
pembuatnya dan banyak memanfaatkan bahan-bahan alam seperti kayu, bambu,
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
10
batu, logam, tanah liat, kulit binatang, dan lain-lain. Karya seni kriya kini banyak
digemari karena unsur keasliannya, tak heran orang-orang banyak yang merasa
bangga mengoleksi barang-barang kriya daripada barang-barang buatan pabrik.
Yang termasuk dalam golongan karya seni kriya diantaranya; keramik (gerabah),
ukir kayu, kerajinan kulit, anyaman, batik, dan kerajinan logam.
Pada perkembangannya jenis seni kriya jauh lebih banyak mengeksplorasi
bahan-bahan alam seperti kulit kerang, batu-batuan, bahkan tumbuhan. Banyak
pula sebagian bahan limbah dan bahan sintetis yang kemudian dimanfaatkan
sebagai bahan kerajinan seperti limbah plastik, kertas, karet, dan lain-lain.
Sekalipun memanfaatkan bahan buatan, namun karya-karya semacam ini tetap
digolongkan dalam seni kriya. Kini seni kriya tumbuh makin pesat di Indonesia.
Banyak daerah-daerah yang kemudian menjadi sentra-sentra kerajinan. Kondisi
geografis dan demografi Indonesia merupakan faktor pendukung menjamurnya
seni kerajinan Nusantara.
C. Konsep Kriya pada Saat Ini
Kriya dalam konteks masa lampau dimaknai sebagai suatu karya seni yang
unik dan karakteristik yang di dalamnya terkandung muatan nilai estetik, simbolik,
filosofis, dan fungsional serta grawit dalam pembuatannya (Gustami Sp., 1992: 71).
Adapun kriya dalam konteks masa kini memberikan pengertian yang berbeda dari
pemaknaan kriya masa lampau. Perbedaan ini lahir karena adanya perbedaan
motivasi yang melatarbelakangi lahirnya kembali istilah kriya. Berkenaan dengan
itu dapat dikutipkan pandangan Asmujo (2000: 262) sebagai berikut:
Bisa diasumsikan bahwa istilah “kriya” mengalami transformasi pengertian,
mengingat pengertian art juga mengalami transformasi. Pengertian yang cukup jauh
dari pengertiannya yang lama. Istilah art dalam bahasa Inggris merupakan turunan
dari istilah art dalam bahasa Latin yang memiliki pengertian sama dengan techne
dalam bahasa Yunani, artinya kurang lebih sama dengan Pengertian craft atau skill
saat ini dalam bahasa Inggris.
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
11
Transformasi pengertian kriya adalah suatu hal yang perlu disikapi dengan
wajar, karena sebuah istilah pada waktu yang berbeda, tempat yang berbeda, dan
konteks yang berbeda maknanya bisa berlainan. Hal itu sering terjadi dan diterima
sebagai sesuatu yang “wajar”. Persoalan yang mungkin timbul terletak pada
kemauan sikap (keberterimaan) membangun konvensi melalui kesepahaman para
pihak yang berkompeten pada dunia seni (rupa).
Sebagaimana diketahui penciptaan karya-karya kriya masa lampau
dimotivasi antara lain oleh kepentingan ritual magis dan simbol status patrimonial.
Sedang kriya masa kini (khususnya untuk pendidikan tinggi di Yogyakarta)
dimotivasi oleh prestasi kesenimanan. Akibat dari perbedaan itu, maka kekriyaan
masa lampau dan kekriyaan masa kini melahirkan perbedaan pula dalam wujud
hasil-hasil karyanya.
Kriya masa kini melahirkan karya-karya seni yang dapat digolongkan ke
dalam dua kategori, yaitu karya-karya seni fungsional tergolong dalam seni terapan
dan karya-karya seni kriya yang pembuatannya lepas dari segi fungsi tergolong
dalam kategori seni murni. Akan tetapi, kedua-duanya bertolak dari landasan yang
sama yaitu pemanfatan unsur-unsur tradisi dalam penciptaan karya-karyanya.
Kekriyaan masa kini yang berorientasi pada prestasi kesenimanan, dalam
bentuk karya fungsional telah banyak dibuktikan dengan hadirnya karya-karya yang
kreatif inovatif dan khas dari masing-masing pribadi penciptanya. Sedangkan dalam
bentuk karya seni murni (kriya seni/kriya-ekspresi) dibuktikan dengan hadirnya
karya-karya seni yang memiliki kedalaman nilai seni yang tercermin dari masingmasing karya yang dihasilkan. Boleh dikatakan pembuatan karyakarya kriya itu
merupakan cermin dari segenap kemampuan kriyawan, karena esensi dari
pembuatan karya-karyanya merupakan pertaruhan nama di dalam menjaga prestise
kesenimanan. Terkait dengan pernyataan ini Hastanto (2000: 2) mengatakan bahwa:
Kelahiran kriya seni atau kriya kontemporer merupakan salah satu
pengukuhan seni kriya sebagai cabang seni rupa sebagaimana halnya dengan cabang
seni rupa lainnya, serta memberikan apresiasi kepada masyarakat untuk menerima
kriya seni sebagai proses kreatif dan ungkapan ekspresi estetik dalam bentuk yang
khas dari kriyawan.
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
12
2.1.3 Klasifikasi seni kriya
Jenis
Fungsi
Teknik
Teknik Bivalve
cetakan
merupakan teknik menuang
dari batu
berulang
karena
cairan
keping
perunggu/l
kali
menggunakan
Candrasa /
Sebagai alat pusaka
Kapak
dan upacara ritual
Corong
keagamaan
Alat/Bahan
dua
cetakan yang terbuat dari batu
ogam
dan dapat dipakai berulang
lainnya
kali sesuai dengan kebutuhan.
Teknik ini digunakan untuk
mencetak
benda-benda
sederhana,
baik
yg
bentuk
maupun hiasannya.
tanah liat
Teknik A Cire Perdue
merupakan
dipakai
teknik
untuk
yang
membuat
lilin
cairan
benda perunggu yang bentuk
perunggu/l
dan hiasannya lebih rumit,
ogam
seperti
lainnya
arca
atau
patung
perunggu. Teknik ini diawali
Arca /
Sebagai alat upacara dengan pembuatan model dari
keagamaan,
alat tanah liat, selanjutnya dilapisi
Perunggu /
pusaka,
mas lilin, lalu ditutup lagi dengan
Moko
kawin
Patung
dan
tanah liat , kemudian dibakar
untuk
mengeluarkan
lilin
sehingga terjadilah rongga
dan cairan perunggu dapat
dituangkan ke dalam cetakan.
Setelah dingin, cetakan tanah
liat tersebut dipecah sehingga
diperoleh
benda
perunggu
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
13
yang diinginkan.
Fungsi hias
fungsi
kayu
Menggores
ukiran
yang prinsipnya adalah kayu yang
tatah
dibuat semata-mata telah dipotong dan dibentuk,
pahat
hanya
gergaji
sebagai digores
hiasan
dan
perlahan
tidak membentuk
hingga
sebuah
motif
alat”
mengandung makna yang diinginkan. Biasanya
pertukanga
tertentu
motif yang dihasilkan dari
n
teknik ini adalah motif yang
lainnya
Fungsi magis
fungsi
ukiran
kayu
yang rumit/kecil-kecil.
mengandung simbol Memahat
-simbol tertentu dan prinsipnya adalah kayu yang
sebagai benda magis telah
berkaitan
Kayu ukiran
disiapkan
dipahat
dgn menggunakan pahat hingga
kepercayaan
untuk membentuk
kepentingan
diinginkan.
spiritual
digunakan untuk membentuk
Fungsi simbolik
Fungsi
kayu,
motif
yang
Teknik
seperti
ini
lekukan,
ukiran cekungan, dan lain-lain.
tradisional
selain Menoreh
sebagai hiasan, juga prinsipnya adalah kayu yang
berfungsi
telah selesai dibentuk, ditoreh
menyimbolkan
tertentu
hal atau diukir sesuai dengan
yang bentuk
berhubungan
motif
yang
diinginkan.
dengan spiritual
Fungsi konstruksi
penempatan
untuk
selain
menghias,
biasanya digunakan
sebagai pendukung
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
14
sebuah bangunan
Fungsi ekonomis
penambahanpenambahan
(ukiran) yang akan
menambah nilai jual
suatu benda yang
diukir
1. Sebagai
media
Celup Ikatpembuatan batik
untuk menyalurkan dengan
(mengekspresikan)
menghalangi
tali
primissima
masuk
prima
ide dan seni yang warna pada serat kain (tanpa
blaco
ada
baju kaos
menggunakan malam sebagai
2. Sebagai
media bahan penghalang).
malam
untuk
Tulis
bahan
mengembangkan
pembuatan batik melalui cara
pewarna
seni
Batik
untuk
menggunakan
kain
dan
budaya memberikan malam dengan
naptol
masyarakat
menggunakan canting pada
garam
Indonesia
motif yang telah digambar di
diaso
3. Sebagai
sandang
kain/pakaian)
media atas kain.
canting
(bahan Cap
kuas
pembuatan
batik
dengan
kompor
menggunakan cap (stempel
kecil untuk
yang umumnya terbuat dari
pencair
tembaga) sebagai alat untuk
malam
membuat
motif,
sehingga
kain tidak perlu digambar
terlebih dahulu.
Lukis
pembuatan batik dengan cara
melukis. Pada teknik ini,
seniman
bebas
dalam
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
15
menggunakan
alat
mendapatkan
untuk
efek-efek
tertentu.
Modern
pembuatan
batik
yang
prosesnya dilakukan secara
bebas,
tidak
terkait
oleh
aturan teknik batik yang ada.
Hal tersebut termasuk dalam
pemilihan
motif
dan
pemberian
warna.
Oleh
pada
hasil
karena
itu,
akhirnya tidak akan dijumpai
bentuk,
motif,
komposisi,
atau pewarnaan yang sama di
setiap produknya.
Printing (Sablon)
pembuatan
kain
yang
motifnya seperti batik. Jenis
batik
yang
menggunakan
teknik ini dapat dijumpai
pada kain seragam sekolah.
serat
tumbuhan
Sasak
1. Sebagai
Sulam
media prinsipnya
selang-
bambu
untuk menyalurkan seling jalinan satu tumpang
palem
(mengekspresikan)
rotan
dgn
pengembangan
ide dan seni yang variasinya.
Menyambung
ada
2. Sebagai
satu
adalah
jalinan
dilakukan
mendong
dengan
media langsung menyisipkan pada
untuk
mencukupi saat
dan
melengkapi tindih.
melakukan
tumpang
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
16
kebutuhan
hidup Bilik (Kepang)
sehari-hari
prinsipnya
adalah
selang-
3. Sebagai
media seling jalinan dua tumpang
estetika
dan satu dan pengembangannya.
aksesoris (tas, jok Bintang
kursi antik)
prinsipnya
adalah
selang-
seling jalinan anyaman motif
bintang
membentuk
segi
enam beraturan yang setiap
sudutnya
tumpang
tindih
adalah
saling
bergantian.
Lilit
prinsipnya
melilitkan tali selang-seling
pada jalinan.
1. Sebagai
Kain Tenun
media Penerapan teknik menenun
lungsi
untuk menyalurkan pada dasarnya hampir sama
pakan
(mengekspresikan)
benang
dengan teknik menganyam.
ide dan seni yang Perbedaannya hanya terdapat
ada
pada alat yang digunakan.
2. Sebagai
media Sedangkan tekniknya adalah
sandang
(bahan : Sasak
kain/pakaian)
3. Sebagai
untuk
keagamaan
prinsipnya
adalah
selang-
media seling jalinan satu tumpang
upacara satu
dgn
pengembangan
dan variasinya.
Menyambung
ttradisional lainnya
jalinan
dilakukan
dengan
langsung menyisipkan pada
saat
melakukan
tumpang
tindih.
Bilik (Kepang)
prinsipnya
adalah
selang-
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
17
seling jalinan dua tumpang
satu dan pengembangannya.
Bintang
prinsipnya
adalah
selang-
seling jalinan anyaman motif
bintang
membentuk
segi
enam beraturan yang setiap
sudutnya
tumpang
tindih
adalah
saling
bergantian.
Lilit
prinsipnya
melilitkan tali selang-seling
pada jalinan.
1. Sebagai
media Teknik Membentuk
tanah liat
untuk menyalurkan prinsipnya adalah tanah liat
tungku
(mengekspresikan)
pemanas
yang ada dibentuk dengan
ide dan seni yang tangan atau alat pembantu
cat / bahan
ada
pewarna
2. Sebagai
lainnya. Kemudian tanah liat
media yang telah terbentuk tersebut
Gerabah /
aksesori
Keramik
rumah/bangunan
3. Sebagai
pemenuhan
kebutuhan
penghias melalui
proses
lainnya
pemanasan
dengan api. Setelah dirasa
media mengering seutuhnya, benda
tersebut mengalami proses
sehari- pewarnaan.
hari
Tabel 2.1 Klasifikasi Seni Kriya
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
18
2.1.4
Perlengkapan dan Peralatan Seni Lukis dan Kriya
a) Peralatan seni lukis
o Kanvas
Kanvas adalah salah satu peralatan melukis yang umum digunakan sebagai
media gambar. Untuk media kanvas, media ini banyak ditemukan di toko-toko
dalam bentuk meteran maupun dalam bentuk yang sudah dibingkai. Besarnya
bingkai juga bermacam-macam. Disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan si
pelukis.
Gambar 2.1 Kanvas
Kanvas memiliki ukuran yang bervariasi namun pada umumnya ukuran
kanvas yang banyak digunakan pelukis adalah dari tinggi 100cm - 210cm dan
lebar 65cm – 200cm, namun ada juga lukisan yang besarnya sampai 2feet x
4feet tergantung kepada seniman.
o Cat
Cat yang digunakan untuk melukis juga bermacam-macam, namun pada
umumnya pelukis menggunakan cat minyak. Berbagai macam dan merek cat
minyak tersedia di pasaran. Harganya pun bervariasi. Walau kelihatannya sama,
harga cat biasanya berpengaruh pada mutu cat. Cat yang kurang bagus biasanya
berpengaruh pada hasil lukisan. Seiring berjalannya waktu, cat tersebut kadang
mengelupas atau retak di permukaan kanvas. Warna cat minyak pun sangat
bervariasi. Untuk menghemat, biasanya seorang pelukis hanya membeli cat
dengan warna primer seperti merah, kuning dan biru. Ketiga warna tersebut
dapat dihasilkan jenis warna lainnya. arna hitam dan putih juga digunakan
untuk menghasilkan tua dan mudanya suatu warna.
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
19
o Kuas Lukis
Kuas digunakan sebagai salah satu alat bantu menorehkan cat di kanvas.
Ukuran kuas lukis bermacam-macam. Demikian pula bahan kuas dan
pegangannya. Seorang pelukis dapat memilih kuas sesuai ukuran yang
diperlukan. Kuas yang besar biasa digunakan untuk mewarnai bidang yang
besar. Sebaliknya untuk bagian detil seperti benang sari bunga, tepi helaian
kelopak daun atau bulu mata obyek manusia, digunakan kuas berukuran kecil.
o Palet
Palet adalah peralatan melukis bantu yang sering digunakan pelukis sebagai
tempat untuk meletakkan cat, mencampur warna dan mengencerkan cat minyak.
Ada berbagai jenis bentuk palet dan bahannya. Ada yang terbuat dari kayu
maupun plastik.
o Standing/ Easel
Alat ini digunakan untuk meletakkan kanvas sehingga memudahkan pelukis
saat melukis. Terdapat baut untuk menyetel posisi nyaman bagi pelukis. Tentu
saja untuk bidang gambar yang besar, alat ini tidak bias digunakan. Bahan
pembuatnya pun macam-macam, namun umumnya terbuat dari kayu.
b) Peralatan dan Bahan Seni Keramik
Jenis dan fungsi peralatan untuk pembentukan benda keramik dapat
dikelompokkan menjadi alat bantu, alat pokok, perlengkapan, dan peralatan
keselamatan kesehatan kerja. Peralatan tersebut digunakan untuk kelncaran
proses pembentukan benda keramik dengan berbagai keteknikan, teknik pijit
(pinching), teknik pilin (coiling), teknik lempeng (slab building), teknik
putar(throwing), dan teknik cetak (mold).
o Butsir kawat (wire modelling tools)
Untuk merapikan, menghaluskan, mengerok, membentuk detail, dan membuat
tekstur benda kerja. Ukuran panjang 22 cm, bahan kawatstainless steel, tangkai
kayu sawo
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
20
Gambar 2.2 Butsir Kawat
o Butsir kayu (wood modelling tools)
Untuk menghaluskan, membentuk detail, merapikan, membuat dekorasi,
merapikan dan menghaluskan benda kerja. Ukuran panjang 22 cm lebar 3 cm,
bahan kayu sawo.
Gambar 2.3 Butsir Kayu
o Kawat pemotong (wire cutter)
Untuk memotong ujung bibir, dasar benda kerja, dan memotong tanah liat
plastis. Ukuran: panjang 4 cm, panjang tangkai 6 cm, bahan kawat stainless
steel.
Gambar 2.4 Kawat Pemotong
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
21
o Rol kayu
Untuk membuat lempengan tanah, dengan panjang rol kurang lebih 45 cm dan
diameter 6 cm–8 cm dan dilengkapi dengan bilah kayu yang panjangnya 50 cm
dan tebal 0,5 cm- 0,7 cm dan lebar sekitar 3 cm.
Gambar 2.5 Rol kayu
o Whirler/Banding wheel
Untuk alas pada waktu proses pembuatan benda keramik dan model. Ukuran:
diameter 25 cm dan 30 cm, tinggi 16 cm. Bahan: alumunium.
Gambar 2. 6 Banding wheel
o Tungku listrik
Tungku
listrik
merupakan
alat
pembakaran
benda
keramik
dengan
menggunakan tenaga listrik. Tenaga listrik tersebut diubah menjadi tenaga panas
dan tenaga panas inilah yang akan mematangakan badan tanah liat menjadi
keramik. Pembakaran dengan tungku listrik merupakan cara pembakaran yang
paling mudah dan efisien karena dalam tungku listrik biasanya telah dilengkapi
perlengkapan kontrol yang memadai, seperti saklar/tombol penyala yang
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
22
sekaligus berfungsi sebagai regulator (pengatur energi listrik), program
pembakaran
(waktu
maupun
suhu
pembakaran),thermocouple-
pyrometer sebagai penunjuk suhu bakar.
Gambar 2.7 Tungku listrik
Gambar 2.8 Bagian-bagian Tungku Listrik
Keterangan:
Vent, lubang pada bagian atas tungku yang berfungsi untuk keluarnya uap air
pada saat proses pembakaran berlangsung.
Pyrometer, alat pengukur tinggi temperatur bakar di dalam ruang pembakaran.
Thermocouple, alat yang berfungsi untuk memancarkan informasi temperatur
ruang tungku pembakaran ke pyrometer.
Element, kumparan untuk menghaliskan panas pada tungku pembakaran
Spy hole, lubang untuk mengintai pancang suhu yang terpasnga dalam ruang
tungku pembakaran
Safety interlock, pengaman pintu tungku pembakaran untuk mencegah pintu
terbuka selama proses pembakaran.
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
23
Fire brick, bata tahan api yang berfungsi sebagai isolasi panas yang efektif dan
aman.
Heat input control, pengendali temperature selama proses pembakaran
berlangsung.
Indicator light, lampu indicator yang menunjukkan ada tidaknya aliran listrik
yang masuk.
Heat fuse, alat untuk mencegah tungku pembakaran dari pembakaran yang
terlalu tinggi.
Tungku listrik/klin juga memiliki berbagai macam ukuran seperti yang berada
pada tabel berikut ini:
Kiln Sizes
Electric Pottery Kilns 1300 C
KILN SIZE
INTERNAL
EXTERNAL
SHELF
POWER
Cuft (M)
HxWxD
HxWxD
SIZE
RATING
0.6
9.5"x 7.5"x
Cuft (0.01)
12"
20"x 16"x 20"
7"x 12"
2.3 KW
1
12" x 12"x
Cuft (0.02)
12"
29"x 25"x 27"
12" x 12"
2 Cuft (
16"x 14"x
0.05)
18"
22"x 25"x 33"
4
21"x 17"x
Cuft (0.11)
18"
5
23"x 17"x
Cuft (0.14)
20"
6
24"x 17"x
Cuft (0.16)
26"
8
28"x 18"x
Cuft (0.22)
27"
WALL
KILN
SIZE
WEIGHT
1
3"
27 KG
2.3 KW
1
4"
70 KG
12" x 18"
4.6 KW
1
4"
84 KG
35"x 32"x 32"
16" x 16"
6.9 KW
1
5"
165 KG
39"x 32"x 40"
16" x 16" 6.9-9 KW
1
5"
175 KG
39"x 33"x 44" 2x 12"x 16" 6.9-9 KW
1 or 2
5"
205 KG
56"x 35"x 47" 2x 12"x 16" 15 KW
3
6"
256 KG
PHASE
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
24
10
32"x 20"x
Cuft (0.28)
27"
15
45"x 20"x
Cuft (0.42)
28"
20
57"x 22"x
Cuft (0.56)
27"
57"x 37"x 48" 2x 12"x 18" 15 KW
3
6"
270 KG
70"x 36"x 49" 2x 12"x 18" 24 KW
3
6"
290 KG
79"x 39"x 45" 2x 12"x 18" 24 KW
3
6"
330 KG
Tabel 2.2 Ukuran-ukuran Tungku Listrik
Sumber: www.furnace-eng.co.nz
o Tanah Liat
Tanah liat merupakan bahan dasar utama pembuatan seni kriya
keramik. Diperlukan beberapa persyaratan tanah liat yang dapat digunakan
sebagai bahan pembuatan keramik.
Gambar 2.9 Contoh Tanah liat
Berikut adalah persyaratannya:
a) Plastisitas
Plastisitas tanah liat merupakan syarat utama yang harus dipenuhi agar
mudah dibentuk. Hal ini terkait dengan fungsi plastisitas sebagai pengikat
dalam proses pembentukan sehingga tidak mudah retak, berubah bentuk
atau runtuh.
b) Homogen
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
25
Campuran masa tanah liat plastis harus homogen dalam arti
plastisitasnya merata dan tidak ada yang keras atau lembek.
c) Bebas dari gelembung udara.
Tanah liat harus terbebas dari gelembung udara, jika dalam tanah liat
masih terdapat gelembung udara dapat menyebabkan kesulitan pada waktu
proses pembentukan dan dapat menyebabkan retak atau pecah pada waktu
proses pengeringan dan pembakaran.
d) Memiliki kemampuan bentuk
Tanah liat harus memiliki kemampuan bentuk yang berfungsi sebagai
penyangga sehingga tidak mengalami perubahan bentuk pada waktu proses
pembentukan atau setelah proses pembentukan selesai.
2.2
TINJAUAN DATA KHUSUS
2.2.1
Pengertian Galeri, Pameran dan Museum Secara Umum
a. Pengertian Galeri
Galeri seni merupakan tempat di mana berbagai bentuk seni dan karyakarya berbagai seniman ditampilkan kepada publik. Di antara berbagai bentuk
seni seperti fotografi, patung, ilustrasi seni, handloom dll menampilkan lukisan
yang umum. Tujuan utama dari galeri seni adalah untuk mempromosikan seni dan
menginspirasi seniman muda. Galeri seni dapat dianggap sebagai tempat terbaik
bagi pecinta seni dan seniman untuk memperoleh pengetahuan yang berhubungan
dengan seni. Kedua spesies dapat berbagi minat mereka dan berkonsentrasi dalam
mempromosikan seni di kalangan masyarakat. Di galeri seni, berbagai karya
seniman dikagumi ditampilkan dan dipelihara untuk generasi berikutnya.
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
26
Menurut Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia:
Art Gallery atau museum seni rupa diklasifikasikan pada jenis museum khusus
karena pada koleksinya hanya menunjang pada satu cabang ilmu saja yaitu seni
rupa.
Menurut Gallery Encyclopedia America:
Galeri seni merupakan bangunan atau ruang yang digunakan terutama untuk
memamerkan karya seni (rupa) meliputi museum, ruang pamer untuk perdagangan
komersial seni rupa atau untuk keperluan koleksi penting karya-karya seni rupa
swasta/semi pemerintah.
b. Pengertian Pameran
Pameran merupakan suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan. Yang
mempertemukan antara produsen dan pembeli namun pengertian pameran lebih
jauh adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen,
kelompok, organisasi, perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display
produk kepada calon relasi atau pembeli. Adapun macam pameran itu
adalah : show, exhibition, expo, pekan raya, fair, bazaar, pasar murah.
c. Pengertian Museum
Menurut DR. Daoed Joesoef, museum adalah sebuah lembaga yang diciptakan
oleh manusia. Pada mulanya pada mulanya hanya berfungsi sebagai gudang barang
dimana disimpan barang-barang warisan budaya yang bernilai tinggi yang
kemudian fungsinya ditambah dengan fungsi pemeliharaan, pengawetan, dan
penyajian ataupun pameran.
2.2.2
Tujuan Galeri
Tujuan galeri adalah memberi informasi mengenai benda-benda dan hasilhasil karya sen, baik yang merupakan hasil karya para seniman maupun produk
industri terhadap para pengunjung atar konsumen, dengan jalan memajangkan
atau memamerkan barang-barang yang dapat menarik perhatian para pengunjung,
yang perlu diketahui secara lebih teliti dalam menjangkau pasaran yang lebih luas.
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
27
Disamping itu juga untuk membantu seniman kita yang belum mampu.( Irwan
Santoso (384105) ,1988)
2.2.3 Macam-macam Galeri
Macam-macam galeri berdasarkan fungsi dan karakter, yaitu :
1. Galeri di dalam museum yaitu galeri khusus untuk memamerkan benda-benda yang
dianggap memiliki nilai sejarah ataupun kelangkaan.
2. Galeri kontemporer yaitu galeri yang memiliki fungsi komersil dan demiliki oleh
perorangan.
3. Vanity galeri yaitu galeri seni artistic yang dapat diubah menjadi suatu kegiatan
didalamnya, seperti pendidikan dan pekerjaan.
4. Galeri komersil adalah untuk menacri keuntungan, bisnis secara pribadi untuk
menjual hasil karya. Ada juga galeri tidak berorientasi mencari keuntungan kolektif,
dari pemerintah nasional atau lokal.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Artmuseum)
2.2.4
Faktor-Faktor Utama Dalam Perancangan Galeri
Perancangan galeri harus diperhatikan beberapa faktor utama untuk memberi
kesan nyaman pada pengunjung, yaitu :
Faktor koleksi
Penampilan benda-benda koleksi yang merupakan suatu syarat terpenuhinya galeri
budaya, terutama segi visual sebagai mediator dari pesan-pesan yang disampaikan.
Dalam hal ini adalah sebuah perancangan galeri seni lukis kontemporer dan seni
kriya Indonesia yang menampilkan benda koleksi yang berupa benda karya seni rupa
dan kriya yang bertemakan kontemporer, seperti:
1) Seni lukis
Dalam kreatifitasnya lukisan kontemporer memiliki ciri:
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
28
Unik
: tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya
Individual
: bersifat pribadi atau perseorangan
Universal
: diperuntuk semua orang atau masyarakat luas
Ekspresif
: ungkapan perasaan atau curahan jiwa
Survival
: berlangsung sepanjang jaman/abadi
Berikut adalah beberapa contoh karya seni lukis beraliran kontemporer dari hasil
karya para seniman lokal:
Gambar 2.10 Seni Lukis: karya gede mahendrayasa
Gambar 2.11 Seni Lukis: Karya seniman Solo
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
29
Gambar 2.13 Karya Roni armon
Gambar 2.14 Karya lukis: harmoni rasa, Karya Agus sumiantara
2) Kriya kayu
Seni Kriya kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang
dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya
digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain.
Contohnya mebel, relief dan lain-lain. Namun dalam hal ini gaya kontemporer
membuat pengaruh yang berbeda pada karya seni tersebut seperti bentuk dan
filosofinya.
Gambar 2.15 Contoh Karya Seni Kriya Kayu Ukir
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
30
Gambar 2.16 Seni Kriya Kayu Kontemporer
Gambar 2.17 “Tectonic Perceptions” oleh Brian Kakas
Berikut adalah salah satu contoh seni kriya kayu kontemporer dari material rotan
yang di buat oleh 4 seniman sekaligus yaitu, Matthias Pliessnig, Cliff Lee, Ubaldo Vitali,
Judith Schaechter.
Gambar 2.18 Karya kontemporer seni Kriya Rotan
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
31
3) Kriya logam
Gambar 2.19 Contoh karya seni kriya Logam 1
Gambar 2.20 Contoh karya seni kriya Logam 2
4) Kriya Keramik
Gambar 2.21 Heri Dono Angels – Face to the Future
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
32
Gambar 2.22 Seni kriya keramik
Gambar 2.23 “Tectonic Perceptions” oleh Brian Kakas
Gambar 2.24 Karya Albert yonathan
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
33
Faktor Motivasi Pengunjung
1) Pendekatan Estetis, lebih menonjolkan segi estetika dari penataan interior dalam
galeri seni.
2) Pendekatan Romantik, lebih menonjolkan dari segi manusiawi dan daya imajinasi
yang mengundang partisipasi dan identifikasi pengunjung.
3) Pendekatan Intelektual, menonjolkan dari segi ilmu pengetahuan yang dimuat dalam
konsep galeri seni
Faktor sirkulasi
Faktor sirkulasi sangatlah berpengaruh pada bagi penataan bangunan interior nanti
untuk sebuah ruang pameran. Menurut Francis D. K. Ching(2000), factor yang
berpengaruh dalam sirkulasi eksterior maupun interior yaitu pencapaian, aksen pintu
masuk, konfigurasi jalur, hubungan jalur dan ruang, bentuk ruang sirkulasi . secara
rinci dapat dijelaskan sebagai berikut,
Pencapaian yaitu jalur yang ditempuh untuk mendekati/menuju bangunan.
Pencapaian dibagi menjadi 3, dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 2.3. Sirlukasi Pencapaian
Pencapaian
Keterangan
Pencapaian langsung
Suatu pendekatan yang
mengarah
kesuatu
Gambar
langsung
tempat
masuk,
melalui sebuah jalan lurus
yang segaris dengan alur
sumbu bangunan.
Pencapaian tersamar
Pendekatan yang samar
meningkatkan
perspektif
pada
efek
fasad
depan dan bangunan
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
34
Pencapaian berputar
Jalur
berputar
memperpanjang
urutan
pencapaian
Sumber: Ching, (2000:231)
Konfigurasi jalur yaitu tata urutan pergerakan pengunjung sampai titik
pencapaian akhir. Konfigurasi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut,
Tabel 2.4. Konfigurasi Jalur Sirkulasi
No
Jalur
Keterangan
Gambar
1
Linier
Jalan lurus yang mengorganisir
untuk sederet ruang-ruang
2
Radial
Jalan lurus yang berkembang
dari atau berhenti pada sebuah
pusat
3
Spiral
Jalan tunggal menerus, yang
berasal
dari
mengelilingi
titik
pusat
pusat,
dengan
jarak yang berubah
4
Grid
Dua pasang jalan sejajar yang
saling berpotongan pada jarak
yang sama dan membentuk
ruang segi empat
5
Jaringan
Jalan yang menghubungkan
titik-titik tertentu dalam bentuk
ruang
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
35
6
Komposit
Kombinasi keseluruhan pola
jalur
Sumber: Ching, (2000:253)
Hubungan jalur dan ruang dapat difungsikan sebagai fleksibilitas ruang –
ruang yang kurang strategis. Hubungan jalur dan ruang antara lain dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 2.5. Hubungan Jalur dan Ruang
No
Hubungan jalur
Keterangan
Gambar
1
Melalui ruang
 Kesatuan tiap ruang
dipertahankan
 Konfigurasi
jalan
yang fleksibel
 Menghubungkan
jalan ruang
2
Menembus
Ruang
 Jalan
dapat
menembus
ruang
sebuah
menurut
sumbunya
 Dapat
menimbulkan
ruang istirahat
3
Berakhir dalam  Lokasi
ruang
ruang
menentukan jalan
 Fungsional
dan
simbolis
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
36
Sumber: Ching, (2000:264) dan analisis 2009
Ormsbee (1961), juga mengungkapkan kecenderungan pengunjung melakukan
pergerakan yang bertolak belakang emosional manusia. Pergerakan tersebut secara
sadar maupun tidak sadar dipengaruhi oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhankebuuhan lainnya, antara lain :
a) Faktor Pendorong, yaitu sebagai berikut :
o Kecenderungan untuk bergerak ke suatu tempat yang memikat, suatu
perubahan (tempat terbuka, suasana lain, bentuk dinamis dan leluasa)
o Tempat mempunyai kontras kuat dan
o Sesuatu yang actual, ke kelompok manusia atau adanya kegiatan yang
menarik.
b) Faktor penghambat, yaitu kecenderungan pengunjung karena lelah ketika
mengamati, adanya rintangan fisik karena tuntutan bahaya
. Faktor ergonomi terhadap terhadap besaran ruang
Standar jarak pengamat terhadap objek lukisan
Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup
obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.
Tinggi rata-rata
Pandangan mata
Pria
165 cm
160 cm
Wanita
155 cm
150 cm
Anak-anak
115 cm
110 cm
Tabel 2.6 Tinggi rata-rata manusia
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
37
Gambar 2.25 jarak pandang mata terhadap lukisan
Gambar 2.26 kemampuan gerak anatomi manusia
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
38
Standar Area tunggu
Gambar 2.27 Dimensi Ukuran Ruang Tunggu
Gambar 2.28 Jarak bersih/Area Lounge
Faktor Pencahayaan
Penerangan memegang peranan penting dalam desain bangunan, baik dari segi
fungsi maupun estetika. Cahaya juga dapat menciptakan suasana dan karakter tertentu
pada ruang . pencahaan pada hal-hal khusus memerlukan intensitas cahaya yang cukup
tinggi dengan jangkauan cukup luas, sehingga mendukung mekanisme visual tingkat
evisien tinggi (Neufert, 1992).
Sistem Pencahayaan yang mendukung sebuah ruang pamer berdasarkan sumber serta
fungsinya dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
a. Pencahayaan Alami
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
39
Pencahayaan alami berasal dari sinar matahari. Sebagai salah satu sumber
pencahayaan, sinar matahari memiliki berbagai kualitas pencahayaan langsung
yang baik pencahayaan langsung dari cahaya matahari didapat melalui bukaan
pada ruang, berupa bukan pada bidang, sudut diantara bidang-bidang. Bukaanbukaan dapat diletakkan pada dinding maupun langit-langit.
Pembentukan suasana melalui pencahayaan buatan ini, didasarkan atas
kedudukan cahaya sebagai subjek dimana cahaya bersifatpasti dan penentukan.
Memanfaatkan cahaya sebagai saranan penunjang suasana ruang yang diharapkan
dapat mendukungimajinasi pengamat terhadap koleksi dan dapat pula mendukung
suasana yang tidak membosankan. Hal ini dapat dicapai dengan permainan gelap
terang (intensitas iluminasi), yang antara lain berbentuk cahaya dalam benyuk 3
dimensi (ruang) dan Cahaya dalam bentuk 2 dimensi (bidang). Berikut adalah cara
yang digunakan untuk menyaring sinar matahari.
Gambar 2.30 Penyaringan sinar matahari
Sinar dan cahaya yang diterima apabila tidak menggunakan shading dan filter
hamper 97% mengakibatkan ruang tidak nyaman. Pada gambar di tengah, cahaya
yang diterima apabila menggunakan shading adalah 80% mengakibatkan ruang
nyaman. Pada gambar di kanan, cahaya yang diterima adalah 72% sehingga ruang
lebih nyaman.
b. Pencahayaan Merata Buatan
Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yang berasal dari tenaga listrik.
Pencahayaan merata ini disesuaikan berdasarkan kebutuhan aktivitas akan
intesitas cahaya serta luasan ruangan. Pencahayaan merata dapat berupa lampu
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
40
pijar atau lampu halogen yang di pasang pada langit-langit, sedangkan
pencahayaan merata berupa lampu sorot difokuskan pada menghadap dinding
untuk penerangan dinding yang merata.
Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan/material dari
karya-karya seni tersebut.
Contoh:
Karya dengan bahan kertas: 50 lux
Karya lukisan kanvas, kayu dan kain: 150-200 lux
Metal, keramik, glass dan batu: 300 lux
Tingkat intensitas cahaya di atas adalah berdasarkan survey galer-galeri seni
professional di Australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung
jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah penggunaan cahaya alami
dari atas dan samping.
c. Pencahayaan Terfokus Buatan
Pencahayaan fokus buatan (artificial lighting) merupakan pencahayaan yang
dimaksudkan untuk memberikan penerangan pada objek tertentu yang menjadi
spesifikasi khusus pada tempat dekorasi yang menjadi pusat perhatian pada suatu
ruang. Salah satunya adalah menggunakan lampu spotlight sebagai penerangan
yang terfokus pada suatu objek.
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
41
Gambar 2.31. System pencahayaan buatan
d. Motion Sensor Light Detection (Lampu Sensor deteksi gerak)
Motion detection (deteksi gerak) adalah proses pendeteksi perubahan gerak
suaut objek di dalam suatu lingkungan. Pendeteksi gerak dapat dihasilkan dari
kedua metode mekanikal maupun elektronik. Ketika gerakan telah dideteksi
secara organisme natural, hal itu disebut persepsi gerak .
Gerakan dapat dideteksi melalui:
1. Infrared (Passive and active sensors)
2. Optik (sistem video dan kamera)
3. Energi frekuensi radio (radar, microwave and tomographic motion detection)
4. Suara
5. Magnetik (sensor magnetic dan magnetometers)
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
42
Gambar 2.32 Proses Pendeteksi Sensor
Faktor Suhu Ruang
Menyesuaikan temparatur yang tepat pada sebuah galeri atau museum dapat
membuat koleksi karya seni menjadi lebih stabil dan tahan lama, dikarekan kondisi
temparatur yang kurang tepat dapat memberi efek kimia berbahaya yang berdampak
dari material yang terdapat pada karya seni tersebut.
Fluktuasi dalam temperature dan kelembaban dapat merusak karya-karya seni yang
ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembaban. Perubahan kelembaban
ruang/ lingkungan dapat mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi
lingkungan sangat kering, sedangkan dalam kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan
karya-karya seni yang ada mengembung dan berjamur.
Material dan objek yang berisiko terhapadap suhu temperature yang rendah seperti
plastik, pernis, cat minyak dan cat acrylic akan menimbulkan efek retak pada objek,
berikut adalah kerusakan akibat suhu yang terlalu dingin
Temperature dan kelembaban standard pada daerah tropis seperti daerah kita ini
adalah
Temperature ± 21° C
Kelembaban 55%
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
43
Gambar 2.33 Contoh objek yang retak pada suhu -15 C.
Mengatur suhu ruang pada galeri seni lebih direkomendasikan dengan suhu udara yang
sejuk dengan tidak melebihi suhu 25 C dan dibawah 7 C. mengontrol suhu udara
menggunakan Air Conditionar selama 24-jam adalah pilihan yang paling efektif untuk
melindungi ruang pameran beserta karya seninya dari fluktuasi.
Air Filtration (penyaringan udara)
Udara yang tidak tersaring mengandung polusi gas dan partikel dimana dapat
merusak karya-karya seni dan yang paling penting adaah kenyamanan pengunjung dan
pengguna bangunan. Penyaringan udara ini dapat dikontrol melalui suatu system
ducting dengan efisiensi penyaringan standard 80-98%.
2.2.5
Syarat-Syarat Perancangan Galeri
Menurut Martin ada beberapa syarat-syarat pemajangan benda koleksi, antara lain
sebagai berikut.
A. Penataan Layout
Penataan lay out berdasarkan benda seni pada galeri di bagi menjadi 2, yaitu
1. Random Typical large Gallery
Penataan ini dibuat secara acak, biasanya terdapat pada galeri yang berisi
benada-benda non klasik dan bentuk galeri asimetris, serta ruang-ruang yang
dibentuk mempunyai jarak atau lorong dengan pembatasan oleh pintu.
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
44
2. Large Space with an Introductory Gallery
Disini peran pengenalan jenis benda seni yang akan mudah terlihat, pertama
dengan memasuki ruang tengah telah terdapat sejumlah pintu yuang membatasi
ruang berdasarkan benda seni yang di pajang.
Penataan Benda Seni
Menurut Tutt Patricia dan Allen David, penataan benda seni ada 3 macam, yaitu:
1. In Showcase
Benda yang dipamerkan termaksud kecil maka diperlukan wadah atau
kotak yang tembus pandang (kaca), yang kadang juga memperkuat kesan tema
dari benda yang dipajang.
2. Free standing on the floor, on plinth or supports
Benda karya seni lukis yang paling banyak ditempatkan di dinding partisi
yang dibentuk untuk membatasi ruangan (1979:286-292).
2.2.6
Tinjauan Tentang Seni Kontemporer
o Karakteristik seni kontemporer
1) Adanya pluralism dalam estetika, dalam prakteknya seniman mendapatkan
kebebasan untuk berorientasi pada masa depan, masa lalu ataupun sekarang.
2) Berorientasi karya bebas, tidak menghiraukan batasan-batasan kaku seni
rupa yang dianggap baku.
3) Penggunaan media atau bahan apapun dalam berkarya seni
4) Berani menyentuh situasi social, politik dan ekonomi masyarakat yang
sedang, pernah ataupun mungkin akan terjadi.
o Perkembangan Seni Kontemporer di Indonesia
Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika G.
Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
45
pada waktu itu. Suwarno Wisetetromo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat
bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari
kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang.
Pendapat lain dari Yustiono, staf pengajar FSRD ITB, melihat bahwa seni rupa
kontemporer di Indonesia tidak lepas dari pecahnya isu postmodernisme (akhir
1993 dan awal 1994), dimana sepanjang tahun 1993 menyulut perdebatan dan
perbincangan luas baik di seminar-seminar maupun di media massa pada waktu
itu.
Sedangkan kaitan seni kontemporer dan (seni) postmodern, menurut
pandangan Yasraf Amior Pilliang, pemerhati seni, pengertian seni kontemporer
adalah seni yang dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu, dengan catatan
khusus bahwa seni postmodern adalah seni yang mengumpulkan idiom-idiom
baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak semua seni masa kini (kontemporer)
itu bisa dikategorikan sebagai seni postmodern, seni postmodern sendiri di satu
sisi memberi pengertian, memungut masa lalu tetapi di sisi lain juga melompat
kedepan (bersifat futuris)
2.2.7
Pengertian kontemporer
Kontemporer berarti kekinian, modern, atau lebih tepatnya adalah sesuatu
yang sama dengan kondisi waktu yanga sama atau saat ini. Kata “kontemporer” itu
berasal dari kata “co”(bersama) dan “tempo” (waktu). Jadi, gaya ini merefleksikan
situasi waktu yang dilaluinya, tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan
berkembang sesuai zaman sekarang.
(www.id.wikipedia.org)
Gaya Arsitektur ini berkembang sekitar awal 1920-an yang dimotori oleh
sekumpulan arsitek Bauhaus School of Design, Jerman yang merupakan respon
terhadap kemajuan teknologi dan berubahnya keadan sosial masyarakat akibat
perang dunia. Gaya kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah
arsitektur modern (Illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden).
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
46
2.2.8
Pengertian Modern
Kata modern berasal dari kata latin „Modo‟ yang berarti barusan. Sejarah
penggunaan kata modern dapat ditarik dalam sejarah sejak tahun 1127, seorang
kepala biarawan, Sugger, merekonstruksi Bassilica St. Denis di Paris. Hasil
rekonstruksinya adalah sesuatu yang baru. Sugger akhirnya memberikan istilah
gaya itu dengan “Opus Modernum” yang berarti sebuah karya yang baru. (Sumber
: Aditya Arief, Tinjauan Desain:1999 hal 49)
Kata modern dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sikap dan cara
berfikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan jaman.
Modernisme dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti gerakan yang
bertujuan menafsirkan kembali doktrin tradisional. Menyesuaikan dengan aliranaliran modern dalam filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia. 1989:589).
a) Arsitektur Modern
Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah
bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaan
bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Pertama muncul pada sekitar tahun
1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya
Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam
abad ke 20 ini.
Asal dan karakteritis arsitektur modern sampai sekarang ini masih
diperdebatkan dalam kalangan arsitek. Beberapa sejarawan melihat perkemabang
arsitektur modern sebagai perihal sosial yang kelat kaitannya terhadap
pembaharuan dan keringanan, suatu hasil dari perkembangan sosialdanpolitis.
Arsitektur lainnya yang melihat gaya modern sebagai sesuatu yang di
kendalikan oleh teknologi dan pengembangan produk dan dengan munculnya
bahan-bahan yang dipakai dalam membangun gaya bangunan modern seperti
material besi, baja, kaca dan beton menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern
adalah sebuah penemuan baru dalam bidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796,
Shrewsbury dengan gaya desainnya ohwis yang ' tahan api', yang mana gaya ini
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
47
bersandar pada besi cor dan batu bata. Konstruksi seperti itu sangat memperkuat
struktur bangunan, yang memungkinkan mereka untuk mengakomodasi banyak
mesin yang lebih besar. Sejarawan lain menghormati pandangan moderen sebagai
suatu reaksi melawan terhadap gaya ekletik dan mencurahkan perhatian mereka
kepada gaya Jaman Victorian dan gaya Seni Nouveau.
Apapun yang menjadi penyebab pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruh
muka bumi mulai mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur
yang klasik ( Gotik sebagai contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru.
Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di
Brussels, Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie
Mackintosh di Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha
membangun gaya modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama.
Contoh bangunan gaya modern
b) Karakteristik modern
Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya adalah :
o Suatu penolakan terhadap gaya lama
o
Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan
hasil dalam suatu bangunan.
o Suatu yang menyangkut tentang mesin
o Menolak adanya bordiran atau ukiran dalam bangunan.
o Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu.
Beberapa pendapat tentang arsitektur Modern :
o Bentuk mengikuti fungsi ( Form follows function ) yang dicetuskan oleh pemahat
Horatio Greenough atau yang lebih dikenal sebagai Louis Sullivan
o Sedikit adalah lebih (Less is more) di umumkan oleh Arsitek Mies van der Rohe.
o Sedikit adalah lebih dan lebih adalah terlalu banyak (Less is more only when
more is too much ) yang dikatakan oleh Frank Llyod Wright.
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
48
o Sedikit itu membosankan (Less is a bore) yang dicetuskan oleh Robert Venturi,
pelopor arsitektur Postmodern sebagai jawaban atas Gaya Internasional yang
tidak menarik yang dipopulerkan oleh Mies van der Rohe.
c) Gaya Kontemporer
Pengertian dari Kontemporer sebenarnya adalah sesuatu karya yang hadir
pada masa sekarang artinya selalu dapat diterima dari waktu ke waktu. Gaya ini
menekankan pada garis-garis komposisi sederhana, permainan bidang geometis,
horizontal atau vertical, gubahan-gubahan massa dan permainan warna atau bentuk
yang sedikit ekstrem. Penataan interiornya menonjolkan pola simetris yang
menyesuaikan pola linear bangunannya.
Model furniture kontemporer terlihat bersih dengan lekukan lembut.
Dibalut dengan kayu atau logam dan dicampur dengan kaca menjadi satu kesatuan
yang sempurna . Biasanya desain kayu furniture lebih ringan dan hampir tidak ada
aksen atau detail.
Gambar 2.34 Contoh gaya kontemporer living room
Gambar 2.35 Skema warna
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
49
Skema warna kontemporer berbasis netral, dengan warna krem yang lembut,
coklat, abu-abu, putih dan hitam berfungsi sebagai warna latar belakang. Kunci
utama untuk desain interior kontemporer yang sempurna adalah aksen warna.
Gambar 2.36 Contoh Gaya Kontemporer
Gambar 2. 37
Songwon Art Center , Seoul
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
50
Penggunaan materialnya serta finishingnya merupakan kombinasi material
kontras dan “ekstrem” seperti material alam, beton semen, baja, kaca stainless
steel, dan aksen warna yang dinamis.
Perbedaan aliran-aliran gaya modern ini sulit dilihat secara tampilan fisiknya
tetapi lebih kepada kebutuhan gaya hidup yang ada.
Perancangan Interior Galeri Seni Lukis Kontemporer dan Kriya Indonesia
51
Download