BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1.1. Asertivitas Asertivitas adalah kemampuan mengkomunikasikan keinginan, perasaan, dan pikiran kepada orang lain tanpa rasa cemas, dengan tetap menjaga dan menghargai hakhak serta perasaan pihak lain dan pertimbangan positif mengenai baik dan buruknya sikap dan perilaku yang akan dimunculkan (Husetiya, 2010). Sedangkan menurut Bower dan Bower (1992) Mendefinisikan assertivitas dalam berbagai bentuk, yaitu kemampuan untuk mengungkapkan perasaan, memilih bagaimana bertindak, mempertahankan hak-hak yang dimiliki, mempertinggi harga diri, dan dapat berkata tidak pada saat yang tepat (dalam Fiftina, 2011). Dari beberapa definisi di atas yang telah di ungkapkan, asertivitas merupakan suatu kemampuan yang di miliki individu, untuk mengkomunikasikan dan mengekspresikan apa yang di rasakan dan yang di pikirkan dengan tegas dan tepat namun tetap menghargai orang lain. Menurut Atiqah (2008), Perilaku asertif adalah suatu perilaku untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain baik itu positif maupun negatif, mampu mempertahankan hak pribadi namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain . Menurut Jakubowski (dalam Zulkaida, 2006) Pengertian lain di ungkapkan oleh Lange & Jakubowski (1978) perilaku asertif adalah mampu mengungkapkan, menyatakan dan mempertahankan hak-hak kita dan mengekspresikan apa yang kita yakini, rasakan serta inginkan secara langsung dan jujur yang sesuai dan yang menunjukkan penghargaan terhadap hak-hak orang lain. Dengan melihat beberapa pengertian diatas, perilaku asertif merupakan suatu perilaku dimana seorang individu mampu mengungkapkan apa yang di rasakan, di inginkan dan di pikirkan dengan tetap mempertahankan hak-hak pribadi namun juga tidak mengurangi hak orang lain dan tetap menghargai orang lain. 2.1.2 Aspek Perilaku Asertif Konsep psikologi dari asertivitas memiliki peminatan yang besar dalam ranah psikologi sosial, ini dikarenakan asertivitas memiliki definisi multidimensional yang meliputi tiga prinsip utama dari ekspresi manusia yaitu, perilaku, kognisi, dan afektif (Colter & Guerra, Herzberger, Chan, & Katz dalam Kimberley, 2007). Dalam konteks Perilaku, asertivitas dilakukan ketika seseorang mampu bebas mengekspresikannya emosi, mampu mempertahankan tujuan yang ingin capai, baik itu dalam situasi yang umum ataupun situasi yang spesifik, dan dapat memberikan manfaat yang berpengaruh pada hubungan interpersonal (Colter & Guerra, Herzberger, Chan, & Katz dalam Kimberley, 2007). Dalam konteks Afektif dan kognitif, orang yang asertif ialah mampu mengekspresikan dan bereaksi terhadap emosi positif dan negatif tanpa kecemasan atau agresi (Gladding, dalam Kimberley, 2007) 2.2 Media Sosial 2.2.1 Pengertian Media Sosial Menurut Rustian (dalam The Beauty of Social media, 2012) media sosial adalah sebuah sarana bagi manusia untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu 2.2.2 Twitter Twitter adalah sebuah jaringan informasi yang terdiri dari pesan 140 karakter yang di sebut tweet. ini adalah sebuah cara baru yang mudah untuk menemukan berita terbaru (“Apa yang sedang terjadi”) yang berkiatan dengan hal-hal yang pengguna gemari. Twitter berisi informasi yang akan pengguna anggap berharga. Pesan dari pengguna yang anda pilih utnuk anda ikuti akan muncuk di beranda anda untuk anda baca. Rasanya seperti di kirimi sebuah koran yang berita utamanya seslalu pengguna rasa menarik. Pengguna dapat menemukan berita pada saat sedang terjadi, belajar lebih banyak tentang topik yang penting bagi anda, dan mendapatkan informasi langsung dari narasumber secara aktual (About twitter, 2012). 2.2.3 Perilaku di dalam Twitter Dengan melihat definisi di atas, prilaku asertif yang di tunjukkan dalam twitter berupa sebuah postingan di dalam twitter yang termasuk kedalam: postingan status,postingan foto, me-re tweet dan membalas mention dengan tetap mengungkapkan pendapat, perasaan, pikiran tanpa mengurangi hak-hak orang lain dan tidak merugikan orang lain. prilaku asertif di dalam penggunaan twitter dimasa seseorang individu memposting (status,re-tweet, membalas mention) apa yang ada di pikiran,di rasakan, dan pendapatnya tanpa menimbulkan sebuah prilaku yang dapat memicu terjadinya pengurangan hal-hak orang lain. seperti tidak memposting hal-hal yang menyinggung mengenai SARA. Tidak memposting yang dapat menyinggung orang lain, seperti memposting dengan bahasa yang menyindir. Banyak sekali pengguna twitter yang selalu mencurahkan perasaannya pada twitter, namun seringkali bernada sindiran yang mampu menimbulkan atau menyinggung perasaan orang lain yang mungkin sengaja di lakukan. Prilaku asertif pada penggunaan twitter merupakan prilaku yang bisa menyalurkan pikiran, perasaan pendapat tapi tetap sesuai dengan norma. Yaitu tidak menyinggung perasaan orang lain atau menimbulkan konflik dengan adanya berupa postingan yang bersifat menyindir. Dari aspek-aspek prilaku asertif, akan di jabarkan dalam prilaku di dalam twitter. a. Bicara Asertif Perilaku ini dibagi menjadi dua macam, yaitu rectifying statement (mengemukakan hak-hak dan berusaha mencapai tujuan tertentu dalam suatu situasi) dan commondatory statement (memberikan pujian untuk menghargai orang lain dan memberikan umpan balik positif). Prilaku ini seperti membalas mention teman dengan berbagai macam pujian terkait hal yang di posting teman (followers). Membalas mention teman yang bertanya merupakan suatu bentuk umpan balik yang positif. Terkait dengan aspek ini juga, bisa terjadi pada saat seorang individu mengomentari hal yang di posting followers. Seperti misalnya : seorang teman memposting foto wisuda, kemudian akan di qoute reply dengan pujian berupa “wah selamat yah anda sudah wisuda, hebat sekali”. Kalimat mengomentari ini termasuk ke dalam memberikan umpan balik yang positif. b. Kemampuan Mengungkapkan Perasaan Mengemukakan perasan kepada orang lain dan mengungkapkan perasaan ini dengan suatu tingkat spontanitas yang tidak berlebihan. Postingan yang berupa mengungkapkan perasaan tanpa melebihkan. Seperti misalnya postingan yang berupa kemacetan jakarta yang tidak terurai. Namun tetap dengan bahasa yang santun dan tidak menghakimi pihak lain, seperti polisi ataupun pemerintah tata kota. c. Menyapa atau Memberi Salam Kepada Orang Lain Menyapa dan memberi salam kepada orang lain yang ingin ditemuinya, termasuk yang baru dikenalnya dan membuat suatu pembicaraan. Postingan ini berupa sapaan terhadap teman, dengan me-mention. Seperti postingan yang me-mention teman yang baru menjadi followers atau me-mention teman lama yang mungkin sudah lama tidak bertemu. e. Menanyakan Alasan Menanyakan alasannya bila diminta untuk melakukan sesuatu, tetapi tidak langsung menyanggupi atau menolak begitu saja. Postingan seperti membalas mention teman dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang tidak menimbulkan konflik. Aspek ini seperti tidak menghina orang lain. f. Berbicara Mengenai Diri Sendiri Membicarakan diri sendiri mengenai pengalaman-pengalaman dengan cara yang menarik dan merasa yakin bahwa orang akan lebih berespon terhadap perilakunya dari pada menunjukkan perilaku menjauh dan menutup diri. Postingan berupa kegiatan sehar-hari yang dilakukan oleh individu. Postingam kegiatan sehari-hari ini bisa menimbulkan keinginan orang lain atau teman untuk mengomentari. Misalnya postingan yang memicu gelak tawa, saat orang lain membaca postingan. g. Menghargai Pujian dari Orang Lain Menghargai pujian orang lain dengan cara yang sesuai. Postingan seperti merespon pujian dari teman namun tidak menimbulkan kesan sombong dan tidak merendahkan orang lain. postingan ini berupa tanggapan dari pujian teman dengan sesuai. h. Menolak Untuk Menerima Begitu Saja dengan Cara yang Sesuai Mengakhiri percakapan yang bertele-tele dengan orang yang memaksa pendapatnya. Dalam penggunaan twitter, seorang pengguna twitter tidak lagi membalas mention yang mungkin apabila di lanjutkan membalas mention akan menimbulkan hal-hal yang memicu konflik atau menyinggung perasaan orang lain membaca postingan itu. i. Menatap Lawan Bicara Ketika berbicara atau diajak berbicara maka menatap lawan berbicaranya. Dalam penggunaan twitter, aspek ini tidak dapat di jabarkan dalam penggunaan twitter. j. Respon melawan takut Menampilkan perilaku melawan yang biasanya memancing rasa cemas dan biasanya respon sosial. Menanggapi postingan yang tidak menimbulkan adanya tweet war yang selama ini sering terjadi. Karena topik sosial sangat luas kaitannya. 2.3 Dewasa Muda 2.3.1 Pengertian Dewasa Muda Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Hurlock (1990) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Santrock (2002) mengatakan masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Kenniston (dalam Santrock, 2002) mengemukakan masa muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi, dan perjuangan antara ketertarikan pada kemandirian dan menjadi terlibat secara sosial. Periode masa muda rata-rata terjadi 2 sampai 8 tahun, tetapi dapat juga lebih lama. Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa muda dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan. Mungkin yang paling luas diakui sebagai tanda memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang mendapatkan pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih tetap (Santrock, 2002). Berdasarkan definisi di ata, dewasa muda adalah individu yang berada pada rentang usia 20-40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologi pada diri individu yang di sertai dengan tidak bergantungnya secara ekonomis, sosiologis, maupun psikologis pada orangtua, serta masa untuk bekerja, terlibat dalam hubungan di masyarkat dan menjalin hubungan dengan lawan jenis. 2.3.2 Karakteristik Dewasa Muda Hurlock (1994) mengemukakan bahwa karakteristik dewasa muda adalah suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang di perolehnya. Terkait dengan cara hidup baru pada dewasa muda, dalam tahapan ini individu telah mengalami perpisahan dengan orangtua. Selain itu pada tahapan ini individu di tuntut untuk mampu membina hubungan yang baik dan intim untuk mencapai sebuah komitmen dengan orang lain. ini merupakan sebuah tugas perkembangan yang harus di kembangkan pada tahapan dewasa muda. Hurlock (1990) membagi tugas perkembangan pada individu dewasa awal, antara lain: (a.) mulai bekerja (b.) memilih pasangan (c.) mulai membina keluarga (d.) mengasuh anak (e.) mengelola rumah tangga (f.) mengambil tanggung jawab sebagai warga negara (g.) mencari kelompok sosial yang menyenangkan. 2.3.3 Kerangka Berfikir Fenomena penggunaan twitter yang pesat di masyarakat, menjadikan twitter sebagai suatu wadah untuk seseorang mampu mengungkapkan apa yang di rasakan dan di pikirkan. Mengungkapkan hal yang di rasakan dan di pikirkan secara jujur dan tegas merupakan suatu bentuk asertivitas. Bentuk asertivitas ini menimbulkan sebuah perilaku berupa mampu mengungkapkan pendapat yang di pikirkan dan di rasakan tanpa mengurangi hak-hak orang lain. perilaku asertif inilah yang ingin di teliti, apakah dalam penggunaannya di dalam twitter, penggunanya tetap menggunakan prilaku asertif. Dengan melihat banyaknya pengguna twitter merupakan kalangan dewasa muda, peneliti ingin melihat, apakah pengguna dewasa muda ini menggunakan perilaku asertif dalam penggunaan twitter. Karena pada tahapan dewasa muda, merupakan tahapan penting dalam hidup seseorang untuk mampu membina hubungan hubungan baik dengan orang lain yang dan mengembangkannya ke dalam hubungan yang intim dan komitmen. Dan perilaku asertif sangat di butuhkan seseorang dalam tahapan ini.