bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kondisi perekonomian Indonesia dalam skala negara berkembang saat ini
tergolong paling stabil ditengah perlambatan ekonomi global yang sedang terjadi.
Hal ini dapat dilihat dari ekonomi indonesia yang terus tumbuh meskipun sedikit
melambat (Republika, 2015).
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun
Persentase pertumbuhan
ekonomi Indonesia
2014
5,02%
2015
4,79%
Sumber: Tempo, 2016
Menurut
menteri
Koordinator
Perekonomian
Darmin
Nasution,
pertumbuhan ekonomi tahun 2015 tumbuh 4,79% melambat dibanding pada tahun
2014, sebesar 5,02%. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
sepanjang tahun 2015 tersebut adalah adanya pertumbuhan investasi dan
pengeluaran dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang cukup
besar (Tempo, 2016).
Meskipun mengalami perlambatan pada tahun 2015, Gubernur Bank
Indonesia Agus Martowardojo berpendapat bahwa perbaikan ekonomi akan terus
terjadi, diproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 akan mencapai
kisaran 5,2% – 5,6% (Tempo, 2015). Alasannya, sepanjang tahun 2016 investasi
1
pemerintah dan swasta akan jauh lebih baik ketimbang di tahun 2015 (Merdeka,
2016). Bahkan Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia
hingga periode tahun 2017 – 2019 bisa mencapai kisaran 6,0% – 6,5% (Tempo,
2015).
Tabel 1.2 Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun
Persentase prediksi
pertumbuhan ekonomi
Indonesia
2016
5,2% – 5,6%
2017 – 2019
6,0% – 6,5%
Sumber: Tempo, 2015
Perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015 memang memberikan pengaruh
tersendiri terhadap pertumbuhan beberapa sektor industri di Indonesia, tak
terkecuali bagi sektor properti (Viva News, 2016). Menurut Direktur Eksekutif
Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), pasar properti mengalami pelemahan
pasca-booming tahun 2011 – 2013, atau sejak memasuki tahun politik 2014 dan
terus menurun sampai tahun 2015 (Detik Finance, 2016). Namun di tahun 2016
pasar properti diproyeksikan akan tumbuh sekitar 8% – 10% dibandingkan tahun
2015 (Koran Sindo, 2016).
Sinyal positif bagi kebangkitan sektor properti Indonesia ini menandakan
bahwa para pelaku bisnis properti tidak akan mampu berjalan sendiri, pada
umumnya developer menyerahkan pembangunan fisik perumahan kepada
kontraktor. Seiring dengan laju bisnis properti, peluang bagi perusahaan
kontraktor untuk maju menjadi sangat besar. Selain itu, menurut Asosiasi Aspal
dan Beton Indonesia (AABI), prospek dunia konstruksi tahun 2016 relatif cukup
2
cerah bila dibandingkan dengan tahun 2015, disebabkan oleh era Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) yang telah dimulai akan cukup merangsang geliat
pertumbuhan sektor properti Indonesia mulai tahun ini, terutama karena masuknya
pemain asing untuk berinvestasi (Tempo, 2016).
Peluang kebangkitan sektor properti dan prospek dunia konstruksi yang
meningkat ini dirasakan oleh PT Semangat Baru Putra yang bergerak di bidang
jasa konstruksi umum. Dengan membanjirnya permintaan proyek pembangunan
dari para developer. Namun, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
kontraktor, SDM menjadi sangat penting bagi perusahaan, karena dengan adanya
SDM yang berkualitas dan puas terhadap perusahaan maka kinerja yang
dihasilkan akan membantu perusahaan dalam persaingan usaha dan dalam
mencapai tujuan organisasi. (PT Semangat Baru Putra, 2016).
Salah satu permasalahan yang dihadapi PT Semangat Baru Putra terkait
sumber daya manusia adalah sulitnya menjaga karyawan agar tetap loyal kepada
perusahaan (PT Semangat Baru Putra, 2016). Seorang karyawan dikatakan loyal
bukan karena dia patuh, bukan karena dia mengabdi tanpa syarat atau karena masa
kerjanya yang sudah sangat lama di perusahaan, namun loyal adalah mereka yang
percaya pada misi perusahaan dan berkomitmen untuk membantu mencapai
tujuan, serta membuktikan hal tersebut dengan aksi nyata setiap harinya.
(portalHR, 2013).
Job Loyalty atau loyalitas menurut Becker, Randal & Riegel dalam
Turkyilmaz, Akman, Ozkan&Pastuszak (2011) dapat didefinisikan sebagai
keinginan kuat untuk mempertahankan anggota organisasi, kesediaan untuk
3
berjuang dalam usaha tinggi demi organisasi. Dengan demikian, loyalitas ditandai
oleh keinginan yang kuat untuk melanjutkan keanggotaan organisasi, yang
memainkan peran positif dalam retensi anggota organisasi.
Menurut Fletcher dan Williams dalam Turkyilmaz et al. (2011) job
satisfaction memiliki dampak positif terhadap loyalitas organisasi karyawan.
Bukti empiris menunjukan bahwa kepuasan kerja ada lebih dulu dibandingkan
loyalitas organisasi karyawan. Hal ini berarti bahwa loyalitas organisasi
berkembang dari kepuasan karyawan.
Job Satisfaction yang rendah, menurut Kim dalam Turkyilmaz et al. (2011)
akan menyebabkan karyawan mundur dari pekerjaan mereka, mencari pekerjaan
baru atau mengganti pekerjaan dan karir mereka yang sekarang. Karyawan yang
puas dengan pekerjaan mereka memiliki job loyalty yang lebih besar
dibandingkan karyawan yang tidak puas. Faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan dari berbagai penelitian diantaranya adalah leadership
management, empowerment, salary, rewards & recocnition, working conditions,
teamwork
&
cooperation,
training
program,
career
development,
communications, corporate culture, dan lain-lain (Turkyilmaz et al., 2011).
Berdasarkan hasil in-depth interview peneliti dengan HR & GA Manager PT
Semangat Baru Putra, job loyalty karyawan membantu perusahaan untuk bersaing
dengan perusahaan lainnya. Namun tingkat job loyalty karyawannya pada saat ini
masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat turnover karyawan
yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dan tercatat sebanyak 10 orang
karyawan yang kebanyakan telah bekerja 3-5 tahun telah mengundurkan diri
4
mulai Januari – Maret 2016 ini dengan alasan beberapa diantaranya direkrut oleh
perusahaan lain. Selain itu diketahui bahwa banyak karyawan yang datang
terlambat tanpa alasan dan pulang lebih cepat dari jam kerja yang telah ditentukan
oleh perusahaan yaitu jam 8 pagi hingga jam 5 sore (PT Semangat Baru Putra,
2016).
Berdasarkan hasil in-depth interview dengan beberapa karyawan pada divisi
HR&GA serta finance & accounting mengemukakan bahwa mereka merasa bosan
terhadap pekerjaan karena suasana dan pekerjaan yang monoton. Mereka merasa
bahwa pekerjaannya setiap hari tidak ada bedanya, sehingga motivasinya dalam
bekerja berkurang, sehingga mereka merasa ingin mencoba mencari pekerjaan
yang lain. Dampak bagi perusahaan terkait permasalahan job loyalty ini adalah
perusahaan harus mengeluarkan biaya lagi sehubungan dengan rekrutmen dan
pembelajaran karyawan baru yang dapat menghambat kinerja perusahaan (PT
Semangat Baru Putra, 2016).
Faktor yang paling menonjol terhadap job satisfaction di PT Semangat Baru
Putra diantaranya adalah working conditions. Menurut Banaszak–Holl & Hines,
Cohen-Mansfield, Eaton & Harrington dalam Voon, Lo, Ngui & Ayob (2011),
working conditions adalah lingkungan kerja yang meliputi hubungan antara fungsi
manajemen, system mentoring dan lainnya. Kondisi kerja yang buruk dapat
menyebabkan kerja organisasi tidak efisien, karyawan yang tidak memadai dan
praktik manajerial akan mempengaruhi keluar-masuk karyawan dan persepsi
organisasi. Oleh karena itu, kondisi kerja yang baik menjadi factor kunci bagi para
5
pekerja untuk mengembangkan nilai, meningkatkan kinerja, dan meningkatkan
retensi karyawan dalam organisasi.
Working conditions juga terdiri dari kondisi lingkungan fisik yang menurut
Ceylan dalam Turkyilmaz et al. (2011) mengandung faktor tentang pekerjaan
seperti tempat kerja yang nyaman, ventilasi, pencahayaan dan suhu, ruang kerja
yang lebih besar, lebih baik dan bersih dan ruang kantor. Faktor tersebut
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan karena karyawan menginginkan
lingkungan kerja yang memberikan kenyamanan fisik yang lebih. Dalam PT
Semangat Baru Putra, kondisi lingkungan kerja fisik yang paling mempengaruhi
adalah terdapat banyak berkas yang menumpuk di atas meja sehingga mengurangi
kenyamanan dalam bekerja, beberapa karyawan yang berada pada divisi HR&GA
serta finance & accounting mengeluhkan hal tersebut karena pekerjaan pada divisi
tersebut lebih banyak berhubungan dengan pengarsipan berkas. Menumpuknya
berkas tersebut dikarenakan kurangnya tempat untuk menyimpan (PT Semangat
Baru Putra, 2016).
Faktor lainnya yang berpengaruh dalam job satisfaction adalah employee
empowerment yang Menurut Ampofo-Boateng, Merican, Jamil & Wiegand dalam
Turkyilmaz et al. (2011) employee empowerment atau pemberdayaan karyawan
terkait dalam pembentukan nilai terhadap karyawan untuk melakukan
pekerjaannya secara bebas tanpa campur tangan manajemen. Menurut Brewer et
al. dalam Turkyilmaz et al. (2011) manajer harus mempertimbangkan karyawan
dalam proses pembuatan keputusan. Dalam PT Semangat Baru Putra, employee
empowerment yang diterapkan adalah pendelegasian tugas untuk diselesaikan dan
6
dipertanggung jawabkan oleh karyawan sendiri. Selain itu, karyawan juga
diberikan kepercayaan untuk membuat keputusan sendiri terkait kerja sama
dengan supplier, partner konstruksi dalam proyek maupun klien. Namun beberapa
dari karyawan pada divisi construction dan purchasing mengemukakan bahwa
terkadang mereka masih takut terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan
sendiri karena merasa hal tersebut merupakan tanggung jawab yang besar terkait
dengan kemajuan perusahaan. Hal ini ditunjukan dengan karyawan pada divisi
purchasing pernah dihadapkan oleh keputusan untuk memilih supplier bahan
bangunan yang terbaik namun mengalami kesulitan karena setiap supplier
memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri (PT Semangat Baru Putra, 2016).
Melihat pentingnya job loyalty pada PT Semangat Baru Putra, yang
dipengaruhi oleh job satisfaction yang dihasilkan dari beberapa faktor tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh
Employee Empowerment dan Working Conditions terhadap Job Satisfaction dan
Implikasinya terhadap Job Loyalty (Telaah Pada PT Semangat Baru Putra)”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah employee empowerment berpengaruh positif terhadap job satisfaction
di PT Semangat Baru Putra?
2. Apakah working conditions berpengaruh positif terhadap job satisfaction di
PT Semangat Baru Putra?
7
3. Apakah job satisfaction berpengaruh positif terhadap job loyalty di PT
Semangat Baru Putra?
1.3
Batasan Masalah
Untuk mempermudah penelitian yang dilakukan dan fokus pada tujuan,
maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan level staff PT
Semangat Baru Putra.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah 53 orang karyawan level staff PT
Semangat Baru Putra yang telah bekerja selama ≥ 1 tahun.
3. Penelitian ini dibatasi pada variabel working conditions, variabel job
satisfaction, variabel employee empowerment, dan variabel job loyalty
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh antara employee empowerment terhadap job
satisfaction di PT Semangat Baru Putra.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara working conditions terhadap job
satisfaction di PT Semangat Baru Putra.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara job satisfaction terhadap job loyalty di PT
Semangat Baru Putra.
8
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi peneliti
untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisis serta menentukan cara
penyelesaiannya serta bermanfaat sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya
dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan bidang
Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya mengenai Working Conditions,
Employee Empowerment, Job Satisfaction dan Job loyalty.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi PT
Semangat Baru Putra yang menjadi objek penelitian untuk memahami hubungan
employee empowerment dan working conditions terhadap job satisfaction dan job
loyalty sebagai pedoman untuk meningkatkan sumber daya manusianya.
1.6
Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan
1.6.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang peneliti gunakan terdiri dari:
1. Sumber data
Menurut Zikmund, Babin, Carr, dan Griffin (2013) data dalam penelitian
dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder.
a. Menurut Zikmund et al. (2013) sumber data primer adalah sumber
data yang dikumpulkan dan dihimpun secara langsung khusus untuk
proyek atau penelitian yang sedang dikerjakan.
9
b. Menurut Zikmund et al. (2013) data sekunder adalah data yang telah
dikumpulkan sebelumnya oleh pihak lain untuk suatu tujuan lain.
Contohnya dari artikel atau jurnal.
2. Teknik pengumpulan data
Observation methods menurut Zikmund et al. (2013) adalah proses
sistematis untuk mencatat pola perilaku orang lain, objek, dan kejadian yang
peneliti saksikan. Survey research menurut Zikmund et al. (2013) adalah
proses pencarian data primer berdasarkan komunikasi dengan perwakilan
sampel secara individualis. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini adalah Observation methods berupa
pengamatan peneliti secara tidak langsung dengan cara mengamati
lingkungan dan kondisi perusahaan dan karyawan PT Semangat Baru Putra,
in-depth interview dengan karyawan di PT Semangat Baru Putra, dan Survey
research berupa kuisioner yang diisi oleh karyawan.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif dan metode penelitian deskriptif.
Menurut Zikmund et al. (2013) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk menggambarkan karakteristik dari objek, orang, grup, organisasi
atau lingkungan; mencoba untuk “paint a picture” dari sebuah situasi yang ada.
Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Zikmund et al. (2013) yaitu penelitian
bisnis yang membahas tujuan penelitian melalui penilaian empiris yang
melibatkan pengukuran numerik dan analisis.
10
1.6.2 Sistematika Penulisan laporan
Berikut merupakan sistematika penulisan penelitian yang berjudul
“Analisis Pengaruh Employee Empowerment dan Working Conditions terhadap
Job Satisfaction dan Implikasinya terhadap Job loyalty (Telaah Pada PT Semangat
Baru Putra)”
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan laporan
penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan mengenai teori – teori yang digunakan yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yang dapat menjadi dasar
pedoman dan pengetahuan dalam penelitian seperti teori management, human
resources management, working conditions, employee empowerment, job
satisfaction dan job loyalty.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai gambaran umum objek penelitian,
dimana yang menjadi objek adalah PT Semangat Baru Putra. Selain itu peneliti
juga menjelaskan metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai hasil - hasil dari penelitian berdasarkan
kuisioner yang dilakukan serta deskripsi dari analisis output kuisioner. Dalam hal
11
ini peneliti menguraikan pengaruh working conditions terhadap job satisfaction,
employee empowerment terhadap job satisfaction, dan job satisfaction terhadap
job loyalty yang kemudian dihubungkan dengan teori - teori yang terkait serta
hasil penelitian sebelumnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai kesimpulan yang merupakan jawaban
dari rumusan masalah yang telah dikemukakan pada Bab I. Kesimpulan
didasarkan atas dasar temuan penelitian dari informasi tambahan yang penulis
dapatkan selama penelitian. Dan peneliti juga memberikan saran – saran yang
bermanfaat untuk perusahaan maupun penelitian selanjutnya.
12
Download