BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan penjualan mobil di Indonesia sedang mengalami peningkatan dibuktikan dengan data yang didapatkan dari Gaikindo yang menjelaskan bahwa terjadi peningkatan penjualan sebesar 10 persen, atau mencapai 1,23 juta unit lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya (2013). Hal ini membuktikan bahwa minat pasar akan produk mobil otomotif masih sangat tinggi dan dapat di pastikan persaingan didalam industri penjualan mobil pun sangat ketat. Untuk dapat bersaing dipasar perusahaan memerlukan strategi pemasaran yang baik sehingga dapat menarik minat pelanggan untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran itu sendiri menurut Kurtz (2008:42) adalah sebuah keseluruhan, program perusahaan untuk menentukan target pasar dan memuaskan pelanggan. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah merek. Merek memegang peranan yang sangat penting, salah satunya adalah menjebatani harapan pelanggan pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu kepada pelanggan. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara pelanggan dengan penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama. Melihat dari uraian diatas strategi pemasaran memang sangat penting untuk menentukan target pasar dan memuaskan pelanggan, apabila strategi pemasaran berjalan dengan baik, maka perusahaan akan memperoleh keutungan dan memberikan kepuasan pada pelanggan dan apabila strategi pemasaran tidak baik perusahaan akan kehilangan nilai dimata pelanggan, terutama perusahaan yang menjual merek dagang tertentu, saat pemasaran tidak dapat berjalan dengan baik, maka persepsi pelanggan atas nilai merek yang dimiliki oleh perusahaan pun akan menurun. Nilai merek sering disebut juga brand equity, yaitu seperangkat aset dan keterpercayaan merek yang terkait dengan merek tertentu, nama dan atau simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh 1 2 sebuah produk atau jasa, baik bagi pemasar atau perusahaan maupun pelanggan. Apabila sebuah perusahaan memiliki brand equity yang tinggi, maka dapat dipastikan minat beli pelanggan atas produknya pun akan tinggi, begitupula sebaliknya, apabila sebuah perusahaan memiliki brand equity yang buruk, maka dapat dipastikan minat beli pelanggan atas produknya pun akan menurun, sehingga dapat disimpulkan minat beli adalah salah satu hal yang membentuk brand equity. Menurut Belch (2008) minat beli atau purchase intention adalah kecendrungan untuk membeli sebuah merek dan secara umum berdasarkan kesesuaian antara motif pembelian dengan atribut atau karateristik dari merek yang dapat dipertimbangkan. Melihat dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa purchase intention adalah suatu keadaan yang dimana pelanggan didorong untuk membeli produk sesuai dengan kondisi tertentu. Dengan cara penuh pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu barang dengan cara pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu dengan membayarkan uang yang meraka akan keluarkan. Perusahaan harus bisa mempertahankan purchase intention, karena apabila tidak dijaga dengan baik maka perusahaan akan mengalami penurunan minat beli pelanggan yang otomatis perusahaan akan kehilangan pelanggan-pelanggannya dan penjualan akan berkurang. Permasalahan mengenai minat beli pelanggan ini sedang terjadi pada PT Sun Star Prima Motor. Perusahaan yang bergerak pada penjualan kendaraan Mitsubishi merek Outlander Sport ini sedang mengalami permasalahan mengenai rendahnya minat pelanggan untuk membeli produk Mitsubishi dari PT Sun Star Prima Motor. Hal ini menyebabkan kerugian bagi PT Sun Star Prima Motor selanjutnya, indikasi rendahnya minat pembelian dapat dibuktikan dari data yang diperoleh dari divisi pemasaran dan komunikasi pada PT Sun Star Prima Motor sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah Line Call PT. Sun Star Prima Motor Bulan Komunikasi Juni 80 Juli 78 Agustus 70 3 September 62 Sumber : Data Sekunder Showroom Mitsubishi Fatmawati (2014) Dari tabel di atas, terlihat memang jumlah calon pelanggan yang melakukan kontak telepon dengan PT Sun Star Prima Motor terus mengalami penurunan dari bulan Juni sebesar 80, pada bulan Juli sebesar 78, pada bulan Agustus 70, pada bulan September 65. Hal ini membuktikan rendahnya minat pelanggan untuk membeli produk Mitsubishi jenis Outlander Sport pada PT Sun Star Prima Motor. Pendugaan pertama yang diduga memungkinkan rendahnya minat beli pelanggan atas produk mobil Mitsubishi Outlander Sport dilakukan secara dari hasil observasi adalah buruknya kualitas yang ada pada mobil Mitsubishi Outlander Sport yaitu pada saat menyalakan mesin terdengar kasar, peredaman suara kurang bagus terutama suara pada ban, suara AC mengganggu (sampai sekarang belum ada solusi), suara audio yang kurang bagus, kursi belakang yang tegak sehingga membuat pengguna merasa kurang nyaman. Indikasi di atas membuktikan buruknya perceived quality dimana perceived quality menurut Durianto (2004:96) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau jasa layanan dengan maksud yang diharapkan pelanggan. Pendugaan ini juga didukung dengan penelitian sebelumnya yang dijalankan oleh PT Sun Star Prima Motor. Menurut jurnal Chi (2009) yang menyatakan bahwa memang perceived quality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention, indikasi tingginya keluhan buruknya kualitas mobil dapat dibuktikan dari data yang diperoleh dari divisi pemasaran dan komunikasi pada PT Sun Star Prima Motor sebagai berikut : 4 Tabel 1.2 Jumlah Keluhan Pelanggan pada PT Sun Stat Prima Motor Sumber : Data Sekunder Showroom Mitsubishi Fatmawati (2015) Dari tabel di atas, terlihat memang jumlah calon pelanggan yang mengeluh atas buruknya kualitas terus mengalami kenaikan dari bulan Juni sebesar 5, pada bulan Juli sebesar 9, pada bulan Agustus 11, pada bulan September 16. Hal ini membuktikan tingginya kualitas produk buruk untuk membeli produk Mitsubishi jenis Outlander Sport pada PT Sun Star Prima Motor. Pendugaan kedua yang diduga memengaruhi purchase intention adalah brand loyalty. Menurut jurnal Chi (2009) brand loyalty pelanggan memenuhi pengalaman masa lalu mereka dalam penggunaan merek yang sama dan menimbulkan perilaku pembelian kembali. Komitmen pembelian kembali dalam waktu pembelian yang pelanggan janjikan tidak akan mengubah loyalitas merek dalam situasi yang berbeda dan masih membeli merek yang menguntungkan pelanggan. Indikasi yang menegaskan rendahnya brand loyalty pelanggan adalah kurangnya ketersediaan produk mobil Mitsubishi Outlander Sport yang menyebabkan sering tidak tersedianya warna-warna produk tertentu apabila pelanggan ingin membeli warna mobil yang baru misalnya warna Tembaga atau Cooper Metalic. Menurut penelitian yang dijalankan Chi (2009), indikasi tersebut merupakan indikasi dari rendahnya brand loyalty. 5 Pendugaan terakhir yang menyebabkan rendahnya minat pembelian atau purchase intention adalah brand awareness masyarakat atas produk Mitsubishi jenis Outlander Sport. Hal ini dapat dibuktikan dari kuisioner awal yang disebarkan kepada 100 pelanggan secara acak yang diambil pada 5 hari dari tanggal 24 November 2014 sampai tanggal 29 November 2014 dan dihitung rata-rata sehari ada 20 pelanggan dan peneliti mengambil setengah responden dari penyebaran kuisioner dari 100 responden menjadi 50 responden yang setiap hari menggunakan mobil sebagai transportasi dimana ditemukan hasil sebagai berikut: Tabel 1.3 Kuisioner Awal Brand Awareness Mitsubishi JenisOutlander Pertanyaan Saat ada kata-kata “mobil Mitsubishi”, jenis apa yang pertama terlintas di pikiran saudara? Pajero Sport 21 Respons Mirage Grandis 16 9 Outlander Sport 4 42% 32% 18% 8% Apakah saudara pernah Ya Tidak mendengar mobil 10 40 Mitsubishi jenis Outlander 20% 80% Sport? Sumber: Data primer, Kuisioner awal Dari tabel rekapitulasi kuisioner awal di atas, terlihat bahwa memang mayoritas responden tidak memiliki kesadaran merek yang kuat atas merek Mitsubishi jenis Outlander Sport. Menurut Aaker (2010:62) mendefinisikan kesadaran merek (brand awareness) adalah kemampuan dari pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk kedalam kategori produk tertentu. Penyebab dari brand awareness juga karna Outlander Sport yang tidak memiliki pembedaan warna yang menjadi ciri khas dan menjadikan pembedaan dari produk mobil lainnya Dari penelitian yang dijalankan oleh Irshad (2012) masih ada faktor yang ikut memengaruhi purchase intention dijelaskan bahwa memang ada juga faktor yang mempengaruhi penelitian yaitu adalah brand association. Dimana brand association menurut Handayani (2010:66) brand association yaitu segala sesuatu yang terhubung di memori pelanggan terhadap suatu merek. 6 Asosiasi merek merupakan kesan yang muncul di benak pelanggan yang terkait dengan ingatan mengenai suatu merek. Dari uraian penelitian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh Brand Awareness Dan Brand Association Terhadap Purchase intention Melalui Brand Loyalty Dan Perceived Quality Selaku Variabel Mediator (Studi Kasus Mitsubishi Type Outlander Sport Pada PT Sun Star Prima Motor)” 1.2 Formulasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : 1. Apakah Brand awareness berpengaruh secara signifikan terhadap perceived quality PT Sun Star Prima Motor? 2. Apakah brand awareness berpengaruh secara signifikan terhadap brand loyalty PT Sun Star Prima Motor? 3. Apakah perceived quality berpengaruh secara signifikan terhadap brand loyalty PT Sun Star Prima Motor? 4. Apakah brand awareness berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor? 5. Apakah perceived quality berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor? 6. Apakah brand loyalty berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor? 7. Apakah brand association berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention? 8. Apakah perceived quality akan memediasi pengaruh brand awarenesss terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor? 9. Apakah brand loyalt akan memediasi pengaruh brand awarenesss terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas hanya menganalisis pengaruh terhadap brand association, brand awareness, perceived quality,dan brand loyalty terhadap purchase intention. Responden penelitian ini adalah pelanggan PT Sun Star 7 Prima Motor. Selanjutnya penelitian ini tidak membahas mengenai hasil penerapan dari implementasi saran yang ditemukan. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh brand awareness terhadap perceived quality PT Sun Star Prima Motor. 2. Untuk mengetahui pengaruh brand awareness terhadap brand loyalty PT Sun Star Prima Motor. 3. Untuk mengetahui pengaruh perceived quality terhadap brand loyalty PT Sun Star Prima Motor. 4. Untuk mengetahui pengaruh brand awareness terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor. 5. Untuk mengetahui pengaruh perceived quality terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor. 6. Untuk mengetahui pengaruh brand loyalty terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor. 7. Untuk mengetahui pengaruh brand association terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor. 8. Untuk mengetahui pengaruh perceived quality yang akan memediasi antara brand awareness terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor. 9. Untuk mengetahui pengaruh brand loyalty yang akan memediasi antara brand awareness terhadap purchase intention PT Sun Star Prima Motor. 8 1.5 States of the Arts Penelitian ini juga didasari atas beberapa penelitian sebelumnya sebagai berikut : Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Ching-Fu Chen, Airline Hasil brand Hasil penelitian menjelaskan bahwa tahun preference, 2008 and brand equity mempunyai pengaruh purchase intention- yang signifikan terhadap purchase The moderating intention. effects of switching costs Waseem Irshad, Service Based Hasil penelitian menjelaskan bahwa tahun Brand 2012 Equity, brand equity mempunyai pengaruh Measure of yang signifikan terhadap purchase Purchase Intention intention. Mediating Role of Brand Performance Essmaeel Roozy, Effect of brand Hasil penelitian menjelaskan bahwa tahun equity on consumer brand equity mempunyai pengaruh 2014 purchase intention yang signifikan terhadap purchase intention. Mohammad The Effect of brand Hasil penelitian menjelaskan bahwa Reza Jalilvand, Equity Components brand equity mempunyai pengaruh tahun 2011 on Purchase yang signifikan terhadap purchase Intention: Dr, Kuang (2009) Hain The intention. Impact Chi Brand of Hasil penelitian menjelaskan bahwa Awareness perceived quality dan brand loyalty on Consumer mempunyai Purchase Intention pengaruh mampu memediasi secara signifikan terhadap : The purchase intention. Mediating Effect of 9 Perceived Quality and Brand loyalty