Kabupaten Natuna

advertisement
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
DALAM ANGKA
KABUPATEN NATUNA
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN NATUNA
Naskah
: Pusat Data, Statistik, dan Informasi
Penanggung Jawab : Ismayanti, DFM, DEA
ii
Editor
: Dhina Arriyana, S.Si
Penyusun
:
1. Krisna Fery Rahmantya, S.Si
2. Dadang Wibowo, S.Si
3. Walim Abdul Somad, S.Kom
4. Hermina Nainggolan, S.Kom., M.Si
5. Anggie Destiti Asianto, S.Si
Publikasi
: Pusat Data, Statistik, dan Informasi
Ukuran Buku
: 14,8 cm x 21 cm
Jumlah Halaman
: 44
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya, buku Kelautan dan Perikanan Kabupaten Natuna ini dapat kami selesaikan.
Publikasi ini disusun untuk memberikan data dan informasimengenai geografis, infrastruktur, dan potensi alam khususnya
kelautan dan perikanan di Kabupaten Natuna. KabupatenNatuna merupakan kabupaten yang terletak di Kepulauan Riau
dengan potensi kelautan dan perikanan yang melimpah.Potensi tersebut dapat menunjang pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan. Data dan informasi yang diberikan dalam publikasi ini, kiranya dapat dijadikan dasar guna
pengambilan kebijakan oleh Pemerintah.
Semoga data dan informasi dalam publikasi ini dapat berguna
bagi semua stakeholder terkait. Kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan kedepannya.
Jakarta, Agustus 2016
Tim Penyusun
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftra Gambar
Daftar Pustaka
I. PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
Umum
Geografi
Penduduk
Infrastruktur
1.4.1. Ketersediaan Air Minum
1.4.2. Listrik
1.4.3. Jalan Raya
iii
iv
v
vi
vii
viii
1
2
4
7
7
8
9
II. POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
14
Potensi Perikanan
15
Potensi dan Pemanfaatan Perikanan Tangkap 16
Potensi dan Pemanfaatan Perikanan Budidaya 22
Potensi dan Pemanfaatan Pengolahan
27
Potensi dan Pemanfaatan Wisata Bahari
28
Ekspor Hasil Perikanan
32
III. PELUANG INVESTASI
iv
3.1.
3.2.
34
Peluang Investasi Usaha Perikanan Tangkap 35
Peluang Investasi Usaha Perikanan Budidaya 35
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Natuna 2015
Direktori Perusahaan Air Minum, 2010-2014
Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah,
2010-2014
Produksi Perikanan Kabupaten Natuna Tahun
2014-2015
Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Natuna
Tahun 2013-2015
Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Tangkap
Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015
Jumlah Armada Kapal Penangkap Ikan Kabupaten
Natuna Tahun 2013-2015
Perbandingan Produksi Perikanan Budidaya
Kabupaten Natuna Tahun 2014-2015
9. Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Budidaya
Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015
10. Jumlah Karamba Sarana Budidaya Kabupaten
Natuna Tahun 2013-2015
11. Objek Wisata Menurut Jenisnya dan Kecamatan,
Tahun 2013
12. Ekspor Hasil Perikanan UPT BKIPM di Tanjung
Pinang Tahun 2014-2016
5
7
9
15
17
19
21
24
25
26
28
33
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
v
DAFTAR GAMBAR
1. Peta Kabupaten Natuna
3
2. Perkembangan Penduduk Kabupaten Natuna Tahun 2010-2014 (Jiwa)
6
3. Distribusi Penduduk Kabupaten Natuna Menurut
Kelompok Umur Tahun 2015
6
4. Produksi Air Minum di Kabupaten Natuna Tahun
2010-2014
8
5. Produksi Listrik di Kabupaten Natuna Tahun
2010-2014
9
6. Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah
Tahun 2014
7. Produksi Perikanan Kabupaten Natuna Tahun 2015
10
15
8. Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Natuna
Tahun 2015
18
9. Jumlah RTP, Kapal, dan Alat tangkap Ikan di
Kabupaten Natuna Tahun 2015
20
10.Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Natuna
Tahun 2015
22
11.Volume Ekspor Hasil Perikanan UPT BKIPM di
Tanjung Pinang
12.Peluang Investasi Usaha Perikanan Tangkap
32
35
13. Peluang investasi usaha perikanan budidaya (hektar) 36
vi
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Natuna Dalam Angka.
Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan
Perikanan. 2015. Master Plan Untuk Pengembangan
Kawasan Pengembangan Natuna. Jakarta.
Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
2015. Data Ekspor Hasil Perikanan 2014-2016. Jakarta.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Natuna. 2016. Data
Produksi Perikanan Tangkap.
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
vii
1
PENDAHULUAN
viii POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
1.1. UMUM
Kabupaten Natuna merupakan hasil pemekaran Kabupaten
Kepulauan Riau sebelum menjadi Provinsi berdasarkan Undang-Undang No. 53 tahun 1999 dengan ibukota Ranai. Letak Kabupaten Natuna sangat srategis yang dilalui lalu lintas
perdagangan internasional. Kabupaten Natuna terbagi ke dalam 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Midai, Bunguran Barat,
Bunguran Utara, Pulau Laut, Pulau Tiga, Bunguran Timur, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Serasan, Subi, dan Serasan
Timur (DKP Kabupaten Natuna, 2015).
Jarak kota Ranai dengan kota-kota lainnya yang berada di
Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut: Tanjungpinang: 562 Km, Tanjung Balai Karimun: 642 Km, Batam: 589
Km, Sedanau: 58 Km, Midai: 139 Km, Serasan: 177 Km, Tarempa: 258 Km, Letung: 322 Km, Tambelan: 344 Km, Kijang: 545
Km, Tanjung Uban: 561 Km, Moro: 618 Km, Tanjung Batu: 654
Km, Senayang: 593 Km, Dabo: 954 Km, dan Daik: 626 Km (DKP
Kabupaten Natuna, 2015).
Budaya masyarakat nelayan sangat berpengaruh terhadap
kelestarian sumber daya perikanan laut. Alat tangkap tradisional yang digunakan oleh nelayan lokal berdampak positif
terhadap perkembangan sumber daya perikanan yang seimbang dengan tingkat pemanfaatannya. Tradisi seperti upacara adat dan sedekah laut masih secara rutin dilaksanakan
oleh masyarakat lokal. Budaya lokal seperi inilah yang secara
tidak langsung meningkatkan kepedulian masyarakat lokal
terhadap kelestarian alam terutama laut (BalitbangKP, 2015).
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
1
1.2. GEOGRAFI
Secara astronomis, Kabupaten Natuna terletak pada titik koordinat 1016’ – 7019’ LU (Lintang Utara) dan 105000’’-110000’
BT (Bujur Timur). Secara administratif, Kabupaten Natuna
berbatasan dengan:
•
•
•
•
sebelah utara dengan Laut Cina Selatan;
sebelah selatan dengan Kabupaten Bintan;
sebelah barat dengan Semenanjung Malaysia; dan
sebelah timur dengan Laut Cina Selatan.
Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah 264.198,37 km2, sebagian besar terdiri dari lautan 262.197,07 km2 dengan luas
daratan hanya 2.001,30 km2. Jumlah pulau di Kabupaten Natuna sebanyak 154 pulau, dengan 27 pulau yang berpenghuni
dan sebagian besar pulau, yaitu 127 pulau tidak berpenghuni.
Dua pulau terbesar diantaranya adalah Pulau Bunguran dan
Pulau Serasan. Pulau-pulau yang ada dapat dikelompokkan
dalam 2 gugusan, yaitu:
• Gugusan Pulau Natuna, terdiri dari pulau-pulau di Bunguran, Sedanau, Midai, Pulau Laut, dan Pulau Tiga; dan
• Gugusan Pulau Serasan, terdiri dari pulau-pulau di Serasan, Subi Besar dan Subi Kecil.
Topografi di Pulau Bunguran umumnya berelief landai dan ada
beberapa tempat berelief terjal dengan ketinggian berkisar
antara 0–550 m di atas permukaan laut (dpl). Wilayah bagian
selatan umumnya merupakan daerah bertopografi landai dengan ketinggian berkisar antara 0-200 meter dpl. Sedangkan
2
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
Gambar 1
Peta Kabupaten Natuna
dibagian utara merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian hingga 300 meter dpl. Pulau-pulau lain di sebelah Selatan
Pulau Bunguran seperti Pulau Tiga, bentuk topografinya secara umum landai-sedang dengan ketinggian berkisar antara
0-200 m dpl, demikian juga pulau-pulau kecil lainnya. Hampir
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
3
10% dari wilayah Kecamatan Bunguran Timur dan Bunguran
Barat merupakan dataran rendah dan landai terutama di
pinggiran pantai, 65% berombak dan 25% berbukit sampai
bergunung. Ketinggian dari permukaan laut beragam berkisar
3-959 m dpl dengan kemiringan antara 2-5 m (DKP Kabupaten
Natuna, 2015).
Tingkat kelerengan di wilayah Kabupaten Natuna cukup bervariatif. Hal ini karena Natuna memiliki topografi daratan
yang berbukit-bukit. Jika dilihat pada Gambar 1. kelerengan
di Natuna dapat mencapai 50%, berada di sekitar Kecamatan
Bunguran Timur. Tingkat kelerengan yang rendah umumnya
terdistribusi di sekitar pesisir, yang berkisar 10-20% (DKP Kabupaten Natuna, 2015).
Sebagian besar penduduk kepulauan Natuna yang mencari
nafkah dilaut
4
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
1.3. PENDUDUK
Jumlah penduduk Kabupaten Natuna pada tahun 2015 sebanyak 74.520 jiwa, terdiri dari 38.410 jiwa berjenis kelamin lakilaki dan 36.110 jiwa perempuan. Kecamatan Bunguran Barat
dan Bunguran Timur merupakan dua kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat di Kabupaten Natuna, yaitu masingmasing sebanyak 11.231 jiwa dan 26.127 jiwa.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten
Natuna 2015
Adapun perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Natuna tahun 2010-2014 dapat dilihat pada gambar di bawah.
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
5
GAMBAR - 2
Perkembangan Penduduk Kabupaten Natuna Tahun 2010-2014 (Jiwa)
GAMBAR - 3
Distribusi Penduduk Kabupaten Natuna Menurut Kelompok Umur
Tahun 2015 (Sumber: BPS Kabupaten Natuna)
6
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
Distribusi penduduk di Kabupaten Natuna banyak didominasi
pada usia produktif yaitu usia 16 – 59 tahun, yaitu sebesar
60,55 persen. Kelompok usia dibawah 16 tahun dan diatas 60
tahun masing-masing sebesar 33,17 persen dan 6,28 persen.
Keadaan ini memberikan gambaran bahwa kabupaten Natuna
sangat potensial untuk dikembangkan sebagai industri perikanan dilihat dari segi sumber daya manusia.
1.4 INFRASTRUKTUR
1.4.1. KETERSEDIAAN AIR MINUM
Jumlah produksi air minum di Kabupaten Natuna menunjukkan trend peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan 2014.
Pada tahun 2010 produksi air minum di Kabupaten Natuna
tercatat sebesar 396.030 meter kubik meningkat menjadi
2.675.462 meter kubik pada tahun 2014. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa ketersediaan air minum di Kabupaten
Natuna memiliki perkembangan yang positif.
TABEL - 2
Direktori Perusahaan Air Minum, 2010-2014
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
7
GAMBAR - 4
Produksi Air Minum di Kabupaten Natuna, 2010-2014 (M3)
1.4.2. LISTRIK
Produksi listrik di Kabupaten Natuna selama tahun 2010
sampai dengan 2014 terlihat cukup berfluktuasi. Terjadi
penurunan produksi listrik pada tahun 2014 dibandingkan
tahun 2013, yaitu dari semula 2.942.408 KWh. menjadi
2.366.461 KWh. Kondisi ini perlu mendapat perhatian bagi
upaya pasokan listrik yang lebih stabil dan memenuhi kebutuhan rumah tangga, fasilitas umum, dan industri. Kantor PLN di Natuna
8
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
GAMBAR - 5
Produksi Listrik di Kabupaten Natuna, 2010-2014 (KWh)
1.4.3. JALAN RAYA
Infrastruktur jalan yang ada di Kabupaten Natuna terdiri
dari pengelolaan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten. Pada tahun 2014, panjang jalan di
Kabupaten Natuna sepanjang 514,35 km, terdiri dari 118,71
km (dikelola Pusat); 91,60 km (dikelola Provinsi), dan 304,04
km (dikelola Kabupaten).
TABEL - 3
Jalan Menurut Tingkat Pemerintah, 2010-2014
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
9
GAMBAR - 6
Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Tahun 2014 (Km)
Kondisi jalan raya di Natuna
10
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
Kondisi jalan raya di diperkotaan kepulauan Natuna
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
11
12
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
Kapal penumpang sebagai alat transportasi air antar pualau di kabupaten Natuna
Kapal-kapal dinas kelautan dan perikanan di Natuna
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
13
2
14
POTENSI
kelautan dan
perikanan
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
2.1. POTENSI PERIKANAN
Kegiatan perikanan di Kabupaten Natuna didominasi oleh usaha penangkapan ikan. Pada tahun 2015, produksi perikanan
tangkap mencapai 48.698,84 ton sedangkan produksi perikanan budidaya sebesar 754,84 ton. Pertumbuhan produksi
perikanan tangkap tahun 2015 terhadap 2014 mencapai 2,87
persen. Sedangkan pertumbuhan produksi perikanan budidaya pada periode waktu yang sama mengalami penurunan
sebesar 69,55 persen. Hal ini disebabkan pembudidaya mengalami kesulitan dalam mencari pangsa pasar bagi produk
perikanan budidaya yang dihasilkan. TABEL - 4
Produksi Perikanan Kabupaten Natuna Tahun 2014-2015
GAMBAR - 7
Produksi Perikanan Kabupaten Natuna Tahun 2015
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
15
2.2. POTENSI DAN PEMANFAATAN PERIKANAN TANGKAP
Kabupaten Natuna memiliki luas laut mencapai 99,24 persen
dari total luas wilayahnya sehingga memiliki potensi yang
sangat besar untuk dikembangkan. Potensi sumberdaya ikan
laut Natuna berdasarkan studi identifikasi potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Provinsi Kepulauan Riau tahun
2011 adalah sebesar 504.212,85 ton per tahun atau sekitar 50
persen dari potensi WPP 711 sebesar 1.059.000 ton per tahun
dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (80 persen dari potensi lestari) mencapai 403.370 ton. Komoditas perikanan tangkap potensial Kabupaten Natuna terbagi dalam dua kategori, yaitu ikan pelagis dan ikan demersal (Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, 2015).
Potensi ikan pelagis Kabupaten Natuna mencapai 327.976 ton/tahun, dengan jumlah tangkapan yang dibolehkan sebesar 262.380,8 ton/tahun (80 persen dari potensi lestari). Selain jenis ikan pelagis, ikan demersal juga memiliki peluang
produksi yang tidak kalah besar. Potensi ikan demersal di
Kabupaten Natuna mencapai 159.700 ton/tahun. Beberapa
jenis ikan di Kabupaten Natuna, yang potensial untuk dikembangkan antara lain Ikan dari jenis kerapu-kerapuan, tongkol krai, teri, tenggiri, ekor kuning/pisang-pisang, selar, kembung, udang putih/ jerbung, udang windu, kepiting, rajungan, cumi-cumi dan sotong. Daerah penangkapan ikan nelayan di perairan Natuna oleh nelayan tradisional dan nelayan
besar berada disekitar area perairan. Lokasi penangkapan itu
16
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
diantaranya adalah sekitar Pulau Bunguran, Natuna Besar,
Pesisir Pulau Natuna, Midai, Pulau Serasan, Tambelan, dan
Laut Cina Selatan. Lokasi penangkapan kapal besar umumnya
adalah yang berada di luar lokasi 4 mill laut yang beradap di
wilayah laut Natuna (Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, 2015).
Distribusi produksi perikanan tangkap tersebar di dua belas
kecamatan, dengan produksi tertinggi ada di Kecamatan Bunguran Barat yang mencapai 13.095,48 ton atau 26,89 persen
dengan pertumbuhan rata-rata produksi perikanan tangkap tahun 2013 sampai dengan 2015 sebesar 19,40 persen.
Produksi terendah adalah Kecamatan Bunguran Tengah yaitu
sebesar 181,18 ton atau mencapai 0,37 persen.
TABEL - 5
Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
17
Produksi perikanan tangkap tahun 2015 sebagian besar dihasilkan oleh kecamatan yang termasuk ke dalam Gugusan
Pulau Natuna yang berada di sebelah utara (Bunguran Barat,
Bunguran Timur, Bunguran Tengah, Bunguran Utara, Bunguran Selatan, Bunguran Timur Laut, Midai, Pulau Laut, dan
Pulau Tiga) yaitu mencapai 34.390,47 ton. Sisanya dihasilkan
oleh kecamatan yang berada di Gugusan Pulau Serasan di
sebelah selatan (Serasan, Serasan Timur, dan Subi) dengan
produksi sebesar 14.308,37 ton.
GAMBAR - 8
Perikanan Tangkap Kabupaten Natuna Tahun 2015
Produksi perikanan tangkap dihasilkan oleh rumah tangga
perikanan (RTP) yang melakukan usaha penangkapan ikan
dengan alat tangkap tertentu di suatu wilayah perairan,
18
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
baik menggunakan kapal perikanan maupun tidak. Jumlah
RTP yang melakukan usaha penangkapan ikan di Kabupaten
Natuna adalah sebanyak 7.066. Jumlah ini meningkat 95,25
persen dibandingkan tahun 2014 sebesar 3.619 RTP. Pertumbuhan rata-rata jumlah RTP dari tahun 2013 sampai dengan
2015 adalah 52,18 persen per tahun. Pertumbuhan paling signifikan terjadi di Kecamatan Bunguran Selatan sebesar 231,81
persen per tahun, dari 85 RTP pada tahun 2013 menjadi 671
buah RTP pada tahun 2015. Peningkatan jumlah RTP sebagai
dampak positif dari adanya moratorium kapal eks asing yang
diatur dalam PerMen KP No.58 Tahun 2014, yaitu bertambahnya nelayan sambilan lokal Kabupaten Natuna yang melakukan aktivitas penangkapan ikan.
TABEL - 6
Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Tangkap Kabupaten Natuna
Tahun 2013-2015
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
19
Jumlah alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Natuna pada tahun 2015 adalah sebanyak 17.286 unit
atau mengalami peningkatan 12,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan jika dihitung dari tahun 2013
maka pertumbuhan rata-ratanya mencapai 5,96 persen per
tahun. Kecamatan Bunguran Barat memiliki jumlah alat tangkap tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya yaitu sebesar
5.793 unit, sedangkan jumlah alat tangkap terendah ada di
Kecamatan Bunguran Tengah. Secara keseluruhan, peningkatan ini merupakan salah satu dampak dari meningkatnya
jumlah RTP yang melakukan usaha penangkapan ikan. Berdasarkan diagram segitiga dibawah ini, dapat diketahui bahwa 1 RTP rata-rata memiliki 2 sampai 3 unit alat tangkap.
GAMBAR - 9
Jumlah RTP, Kapal, dan Alat Tangkap Ikan di Kabupaten Natuna Tahun 2015
Jumlah armada kapal perikanan yang beroperasi di Kabupaten Natuna, pada tahun 2015 sebanyak 4.089 unit kapal dengan pertumbuhan rata-rata dari tahun 2013-2015 sebesar
3,19 persen per tahun. Kecamatan Bunguran Barat memiliki
20
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
armada kapal perikanan tertinggi yaitu sebanyak 573 unit.
Sedangkan Kecamatan Bunguran Tengah tidak terdapat kapal
perikanan karena kecamatan ini tidak memiliki pantai.
TABEL - 7
Jumlah Armada Kapal Penangkap Ikan Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015
Armada kapal penangkap ikan di Natuna
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
21
2.3. POTENSI DAN PEMANFAATAN PERIKANAN BUDIDAYA
Wilayah perairan Kabupaten Natuna juga memiliki potensi
untuk melakukan usaha budidaya perikanan. Jenis budidaya
perikanan yang sudah dikembangkan di Kabupaten Natuna
antara lain budidaya karamba (jaring apung dan tancap), kolam, tambak, dan bak, dengan jenis komoditas meliputi ikan
kerapu (macan, bebek, malam, sunu, bakau, kertang, lumpur),
kakap putih, bawal bintang, kakap merah, dan ikan hias.
Komoditas unggulan yang memiliki nilai jual tinggi antara
lain ikan kerapu dan kakap putih. Selain itu, sebagian besar
kecamatan di Kabupaten Natuna juga sangat cocok untuk
pengembangan komoditas rumput laut, baik dengan menggunakan metode patok dasar maupun longline (Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, 2015).
GAMBAR - 10
Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Natuna
22
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
Keramba jaring apung dan tancap
Wilayah yang potensial dikembangkan untuk budidaya laut
sebesar ± 12.997 ha yang terdiri dari perairan pesisir pantai
dengan kedalaman maksimal 20 meter. Tingkat pemanfaatan
lahan masih sangat kecil, yaitu sekitar 268,25 hektar (2,06
persen). Hal ini menunjukkan peluang yang besar untuk usaha
budidaya perikanan di wilayah ini. (Ditjen Pengelolaan Ruang
Laut, 2015).
Produksi perikanan budidaya di Kabupaten Natuna pada tahun 2015 sebesar 754,84 ton atau turun 69,55 persen dibandingkan produksi tahun 2014 sebesar 2.479,12 ton. Produksi
komoditas rumput laut mengalami penurunan 92,43 persen,
dari semula pada tahun 2014 sebesar 1.886,75 ton menjadi
142,80 ton pada tahun 2015. Permasalahan ini disebabkan
tidak seimbangnya antara modal produksi yang dibutuhkan
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
23
untuk pembelian benih dari luar Kabupaten Natuna (BBL
Lampung, BBL Batam) dibandingkan dengan hasil penjualan
produksi rumput laut, dimana pembudidaya mengalami kesulitan memasarkannya. Kondisi tersebut perlu mendapatkan
perhatian untuk mencari peluang pangsa pasar produksi rumput laut dan mengajarkan pembudidaya untuk dapat menghasilkan benih rumput laut unggul.
TABEL - 8
Perbandingan Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Natuna Tahun
2014-2015
Budidaya rumput laut
24
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis budidaya ikan
air tawar dan budidaya ikan laut mengalami kenaikan pada
tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing sebesar 7,64 persen dan 0,81 persen. Pada tahun 2014
produksi budidaya ikan air tawar sebesar 217,57 ton meningkat menjadi 234,19 ton pada tahun 2015. Sementara itu,
produksi budidaya ikan laut sebesar 374,80 ton pada tahun
2014 meningkat menjadi 377,85 ton pada tahun 2015.
Jumlah RTP yang melakukan usaha budidaya ikan di Kabupaten Natuna pada tahun 2015 sebanyak 1.040 RTP dengan
kenaikan rata-rata 5,61 persen per tahun. Jumlah RTP terbanyak ada di Kecamatan Bunguran Barat sebanyak 322 buah, sedangkan jumlah RTP terkecil terdapat di Kecamatan Bunguran
TABEL - 9
Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Budidaya Kabupaten Natuna
Tahun 2013-2015
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
25
Selatan sebanyak 12 buah. Kecamatan Serasan merupakan
satu-satunya daerah yang mengalami penurunan jumlah RTP
sebesar 27,06 persen per tahun, dari semula 170 RTP pada
tahun 2014 menjadi 78 RTP pada tahun 2015. Permasalahan
ini disebabkan usaha perikanan budidaya mulai ditinggalkan
masyarakat Kecamatan Serasan karena modal produksi yang
dibutuhkan untuk pembelian benih dari luar Kabupaten Natuna (BBL Lampung, BBL Batam) jauh lebih besar daripada hasil penjualan produksi rumput laut, dimana pembudidaya
mengalami kesulitan memasarkannya.
Berdasarkan sarana budidaya yang digunakan, jumlah karamba di Kabupaten Natuna pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 61,50 persen, dari semula 5.538 unit pada tahun
TABEL - 10
Jumlah Karamba Sarana Budidaya di Kabupaten Natuna Tahun 2013-2015
26
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
2014 menjadi 2.132 unit. Dari tabel jumlah karamba di tiap kecamatan terlihat bahwa pada tahun 2014 di Kecamatan Bunguran Timur Laut terjadi peningkatan yang sangat signifikan,
dari semula 31 unit pada tahun 2013 menjadi 3.461 unit atau
meningkat 11.064,52 persen pada tahun 2014, dan menurun
kembali pada tahun 2015 menjadi 46 unit. Kondisi tersebut
disebabkan pada tahun 2014 terdapat kapal pengangkut hasil perikanan budidaya dari Hongkong yang siap menampung
hasil produksi Ikan Kerapu, namun setelah diberlakukannya
PerMen KP No. 49 tahun 2014, tanggal 16 Oktober 2014
mengenai moratorium terhadap kapal pengangkut ikan hasil
pembudidayaan, pembudidaya karamba mengalami kesulitan
dalam melakukan pemasaran produknya.
2.4. POTENSI DAN PEMANFAATAN PENGOLAHAN
Kabupaten Natuna memiliki beberapa kelompok-kelompok
Pengolah Skala Rumah Tangga (POKLAHSAR) yang tersebar di 9 Kecamatan, yaitu Kecamatan Subi, Serasan Timur, Serasan, Pulau Laut, Pulau Tiga, Bunguran Utara, Bunguran
Barat, Bunguran Timur, dan Bunguran Selatan. Jumlah kelompok tersebut sebanyak 111 POKLAHSAR, yang terdiri dari:
1. Kerupuk atom : 34 pengolah;
2. Kerupuk iris : 58 pengolah;
3. Fermentasi : 32 pengolah;
4. Bakso Ikan : 32 pengolah; dan
5. Ikan Asin : 21 pengolah.
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
27
Pada tahun 2014, tercatat jumlah bahan baku pengolahan ikan
yang dikelola POKLAHSAR, mencapai 19.095 kg/bulan (senilai
Rp 166.955.000,-/bulan). Sedangkan produksi pengolahan
ikan mencapai 73.422 kg/tahun (senilai Rp 4.469.400.000,-/
tahun). Mengingat potensi perikanan tangkap dan budidaya
Kabupaten Natuna sangat besar, sangat dimungkinkan untuk
meningkatkan produksi hasil olahan tersebut (Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, 2015).
2.5. POTENSI DAN PEMANFAATAN WISATA
BAHARI
Natuna merupakan kabupaten berbentuk kepulauan dengan
panorama pantai. Berdasarkan data BPS Kabupaten Natuna,
tercatat bahwa sebagian besar pengunjung wisata memilih
destinasi wisata bahari atau pantai. Pada tahun 2013 kunjun-
Tabel 11
Objek Wisata Menurut Jenisnya dan Kecamatan, Tahun 2013
28
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
gan pariwisata di Kabupaten Natuna mencapai 217.620 pengunjung. Jumlah hotel/penginapan tercatat sebanyak 40 unit
yang tersebar pada 8 kecamatan, meliputi Kecamatan Midai,
Bunguran Barat, Bunguran Timur, Serasan, Bunguran Utara,
Pulau Laut, Pulau Tiga, dan Subi.
Tujuan wisata Batu Granit (atas) dan spot penyelaman di situs sedanau (bawah)
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
29
Artefak botol wine yang berserakan di Natuna (atas) dan keindahan
terumbu karang (bawah)
30
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
PPKT Senoa (atas) dan ikan hias di PPKT Senoa (bawah)
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
31
2.6. EKSPOR HASIL PERIKANAN
Kabupaten Natuna belum memiliki pintu pengeluaran untuk
kegiatan ekspor hasil perikanan yang menyertakan Health
Certificate (HC). Kegiatan ekspor hasil perikanan dari Kabupaten Natuna diperkirakan melalui pintu pengeluaran terdekat, yaitu melalui Stasiun KIPM Kelas II Tanjung Pinang dan
Wilker Pelabuhan Laut dan Penyeberangan Kijang, Tanjung
Pinang. Pada tahun 2014, total volume ekspor hasil perikanan
dari Tanjung Pinang sebesar 212,42 ton (senilai Rp 2,26 Miliar)
meningkat 13,10 persen menjadi 240,25 ton (senilai Rp 2,40
Miliar) pada tahun 2015. Pada tahun 2016 (s.d. bulan Juli), ekspor hasil perikanan dari Tanjung Pinang telah mencapai 325
ton (senilai Rp 6,51 Miliar).
GAMBAR - 11
Volume Ekspor Hasil Perikanan UPT BKIPM di Tanjung Pinang (Ton)
32
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
TABEL - 12
Ekspor Hasil Perikanan UPT BKIPM di Tanjung Pinang Tahun 2014-2016
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
33
3
34
PELUANG
INVESTASI
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
3.1. PELUANG INVESTASI USAHA PERIKANAN
TANGKAP
Potensi perikanan tangkap di Kabupaten Natuna mencapai
422.080 ton/tahun (Ditjen Pengelolaan Ruang LautL, 2015,
2015, 2015). Saat ini, yang telah termanfaatkan pada tahun
2015, tercatat produksi perikanan tangkap hanya 48.699 ton
atau 11,54 persen dari total potensi, sehingga masih terbuka
peluang untuk melakukan usaha perikanan tangkap.
Gambar 12.
Peluang investasi usaha perikanan tangkap (Ton)
3.2. PELUANG INVESTASI USAHA PERIKANAN
BUDIDAYA
Luas potensial yang sesuai untuk pengembangan budidaya laut berdasarkan kriteria kesesuaian adalah ± 12.997ha yang meliputi perairan pesisir pantai sampai kedalaman
PUSAT DATA, STATISTIK DAN INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
35
maksimal 20 m (Ditjen Pengelolaan Ruang LautL, 2015, 2015,
2015). Dari luasnya lahan tersebut, hanya sebagian kecil yaitu sekitar 268,25 hektar (2,06%) yang sudah dimanfaatkan
untuk mengembangkan budidaya perikanan. Hal ini menunjukkan besarnya peluang usaha budidaya perikanan di wilayah
Kabupaten Natuna. Dengan luasnya lahan yang masih dapat dimanfaatkan untuk budidaya perikanan, diperkirakan terdapat 454.175,97 ton/tahun hasil budiaya yang dapat diperoleh dari budidaya laut, budidaya payau dan air tawar (Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, 2015).
Gambar 13.
Peluang investasi usaha perikanan budidaya (hektar)
36
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NATUNA
Download