partisipasi politik pemula dalam pemilihan umum - E

advertisement
PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA
DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN
TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA)
Oleh :
Topan Umboh
Abstrak
Partsipasi politik politik pemula yaitu para remaja yang baru memilih karena umur
yang baru mencukupi pada hari pemilihan, hal ini menimbulkan rasa penasaran bagi
pemula yang baru memberi diri dalam pemilihan umum, meskipun tidak semuanya
pemilih pemula berpendapat hal yang sama. Itu sebabnya salah satu bentuk pemilih
pemula mengambil bagian dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah.
tingkat kesadaran para pemilih pemula dalam pilkada, menunjukan perbedaan yang
didasarkan pada kurangnya pengalaman dan pemahaman belajar berpolitik, ada
pemilih pemula yang menggunakan hak pilih mereka untuk berpartisipasi lewat pesta
demokrasi, namun ada juga sebagian pemilih pemula mengambil jalan untuk tidak
memilih atau golongan putih karena bagi mereka pribadi, nasib mereka di tanggung
mereka sendiri
rumusan masalah adalah “Bagaimana partisipasi politik pemilihpemula dalam
Pemilihan Umum Kepala daerah Minahasa Tenggara di Kecamatan Touluaan ?”
dengan tujuan .Untuk mengetahui partisipasi politik pemilih pemula dalam
Pemilihan Umum Kepala Daerah Minahasa Tenggara di Kecamatan Touluaan
partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta
secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinannegara
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public
policy) pemilih pemula adalah orang yang baru pertama kali memilih karena usia
yang baru cukup atau sudah pernah kawin. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif.
Setelah menganalisis, observasi dan melakukan wawancara dengan informan.Maka
dapat diketahui bahwa partisipasi politik pemilih pemula berfariasi.Seperti,
mengikuti kampanye, berbicara tentang masalah-masalah politik setra memberi diri
dalam pencoblosan calon kandidat kepala daerah, merskupun ada hal-hal yang
mengganjal, beripa many politik atau politik uang, di dipaksa/dibujuk.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa masyarakat terlebih pemilih pemula
menyambut dengan begitu antusias meskipun adanya rutinitas sehari-hari menjadi
penghambat bagi pemilih pemula, namun ada juga beberapa ada juga yang membuat
pemilih pemula menggunakan hak pilih berupa rasa penasaran, rasa ingin tahu, dan
kesadaran berpolitik sehingga pemilih pemula memutuskan untuk menggunakan hak
pilihnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada bulan Juni 2013 Kabupaten Minahasa Tenggara telah mengadakan pesta
demokrasi yang akan dilaksanakan setiap lima tahun sekali yaitu pemilihan Kepala
Daerah dan wakil kepala daerah, dan sesuai dengan UU No (12) Thn 2008;
menuliskan: kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon
yang di laksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, bebas, rahasia,
jujur, dan adil.
Dilihat dari tingkat kesadaran para pemilih pemula dalam pilkada,
menunjukan perbedaan yang didasarkan pada kurangnya
pengalaman dan
pemahaman belajar berpolitik, ada pemilih pemula yang menggunakan hak pilih
mereka untuk berpartisipasi lewat pesta demokrasi, namun ada juga sebagian pemilih
pemula mengambil jalan untuk tidak memilih atau golongan putih karena bagi
mereka pribadi, nasib mereka di tanggung mereka sendiri dan bukan pemerintah.
Karena dari cara mereka melihat hal ini masih belum terbiasa Dikarenakan
banyaknya pengaruh- pengaruh dari lingkungan sekitar, lewat pergaulan dari temanteman, ada juga pemilih pemula ini juga melihat cara pendekatan dari para kandidat
Calon Kepala Daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati, politik uang (many
politik) calon Kepala Daerah. Dipaksa/dibujuk, dan rasa ingin tahu.Lewat pemilukada
ini dapat dilihat bagaimana partisipasi politik para pemilih pemula untuk
menggunakan hak suara untuk menyukseskan pemilihan umum di Kabupaten
Minahasa Tenggara.
Dari hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji, serta
menjadikan tolok ukur akan keberhasilan dari peningkatan partisipasi politik, dan ini
juga akan melihat hal-hal apa yang mempengaruhi pilihan- pilihan politik dari
pemilih pemula.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah yang dapat di angkat
adalah: “Bagaimana partisipasi politik pemilihpemula dalam Pemilihan Umum
Kepala daerah Minahasa Tenggara di Kecamatan Touluaan ?”
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang ada maka penelitian ini bertujuan:
a. Untuk mengetahui partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilihan Umum
Kepala Daerah Minahasa Tenggara di Kecamatan Touluaan
b. Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula
pada Pemilihan Umum Kepala daerah Minahasa Tenggara di Decamatan Touluaan
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Praktis.
a. Penelitian ini kiranya bisa menjadi bahan masukan bagi partai politik,
masyarakat, terutama untuk pemilih pemula yang baru dan masyarakat, agar dapat
mewujudkan pilkada yang demokratis serta berkualitas.
b. Penelitian ini juga bisa menjadi informasi bagi pemerintah kabupaten Minahasa
Tenggara beserta partai politik agar dapat memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat terutama pemilih pemula.
Manfaat teoritis
a. penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu
pemerintahan terutama dalam kaitannya dengan partisipasi politik pemilih pemula.
b. Lewat penelitian ini juga bisa membantu para calon Kepala Daerah mengetahui
sikap dari masyarakat terutama pemilih pemula sehingga dapat melakukan cara
pendekatan scara individu yang lebih efektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pandangan Umum
2.1 Konsep Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk
ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih
pimpinannegara secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan
pemerintah (public policy).
Helbert McClosky dalam international encyclopedia of the social sciences:
“partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui
mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara
langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum”.
Samuel P. Huntington dan Johan M. Nelson, No easy choice: political partcipation in
developing contries mengatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan warga
negara yang bertindak sebagai pribadi- pribadi, yang di maksud untuk memengaruhi
pembuatan keputusan oleh pemerintah.
2.2 Konsep Pemilih Pemula
Menurut pasal 1 ayat (22) UU No 10 Tahun 2008, pemilih adalah warga
negara indonesa yang telah genap berumur 17 (tuju belas) tahun atau lebih atau sudah
pernah menika/pernah kawin, kemudian pasal 19 ayat (1 dan 2) UU No 10 Tahun
2008 menjelaskan bahwa pemilih yang mempunyai hak memilih adalah warga negara
Indonesia yang di daftar oleh penyelenggara pemilu dalam daftar pemilih da pada
hari pemungutan suara telahgenap berumur 17(tuju belas) tahun atau lebih atau sudah
pernah kawin.
2.3 Konsep Pemilihan Umum Kepala Daerah
Menurut undang-undang No (32) Tahun 2004 dari pasal 56 sampai pasal 119
pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Tahap pemilukada langsung
meliputi tahap Pendaftaran dan Penetapan Calon, Kampanye, Penetapan Daftar
Pemilih, Perhitungan Suara, Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Pengesahan dan
Pelantikan, dan tahap biaya Pemantauan dan penyelenggaraan Pemilukada. (S.H
Sarundajang 2012; 15)
2.4 Konsep Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Sepanjang zaman manusia membutuhkan kehadiran pemimpin, pemimpin
yang dianggap mewakili aspirasi masyarakat, pemimpin yang dapat memperjuangkan
anggota dan kepentingan anggota masyarakat. (Wahyudi, 2006:17). Karena itu
masyarakatlah yang harus menentukan sendiri siapa yang bisa layak menjadi kepala
daerah.
Didalam sistem pemilihan kepala daerah secara langsung, setiap calon kepala
daerah di daftar dan calon yang mendapatkan suara terbanyak akan memenangkan
pemilihan kepala daerah. (S.H Sarundajang 2012; 166). Setiap daerah di pimpin oleh
pemerintah daerah, kepala daerah untuk provinsi disebut Gubernur, untuk kabupaten
di sebut Bupati, dan untuk kota disebut Walikota. Kepala daerah dibantu oleh wakil
kepala daerah dan dipilih secara langsungoleh rakyat daerah yang bersangkutan.
B. faktor- faktor yang mempengaruhi partisipasi politik dalam pemilukada
1. Kesamaan latar belakang agama
2. Kesamaan latar belakang asal daerah
3. Berasal dari putra daerah
4. Berpengalaman memimpin
5. Memiliki pendidikan tinggi
6. Memiliki tingkat ekonomi tinggi
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif untuk meneliti pada kondisi objek alamiah.
2. Fokus Penelitian
1. Figur Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
2.Hal-hal yang membuat pemilihpemula menggunakan hak pilih untuk menentukan
pilihan politiknya
3. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah ada 10 desa, dimana masingmasing desa terdapat 3-4 jaga/dusun.
4. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara (interview)
2. Melalui Observasi
5. Teknik Analisa Data
a. Mencari dan mengumpulkan data melalui penelusuran literature
b. Mencari dan mengumpulkan data dari penelusuran dengan cara vertivikasi,
investgasi, dan observasi lapangan
c. Melakukan sejumlah langkah metode terhadap data yang di himpun
d.Melengkapi dengan teori-teori yang relavan dengan pokok pembahasan
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis Kecamatan Touluaan
Kecamatan Touluaan adalah Kecamatan berada di Kabupaten Minahasa
TenggaraDimana masing- masing desa memiliki 3-4 dusun. Dengan atas-batas
wilayah yaitu:
- Sebalah utara dibatasi oleh Desa Ranoketang Tua Kab. Minahasa Selatan
- Sebelah selatan dibatasi oleh Kecamatan Tombatu
- Sebelah timur dibatasi oleh Kecamatan Silian raya
- Sebelah barat dibatasi oleh Kecamatan Touluaan selatan
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Informan
Jumlah pemilih pemula di Kecamatan Touluaan adalah 442 Orang. Dan dari
jumlah 10 desa yang ada di ambil masing-masing 2 orang informan, jadi dalam
penelitian ini sampel di ambil berjumlah 20 orang. Dan karakteristik informan yang
di kemukakan adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan
B. Hasil Penelitian
a). Deskripsi Pemilihan Kepala Daerah Minahahasa Tenggara
Untuk membentuk kehidupan demokrasi pada masyarakat sekaligus
menambah pengetahuan tentang Politik, terutama bagi pemilih pemula yang ada di
Kecamatan Touluaan, maka Minahasa Tenggara melaksanakan Pemilihan Umum
pada Tanggal 13 Bulan juni Tahun 2013 dan telah melaksanakan Pemilihan Kepala
daerah secara langsung berdasarkan amanat perundang-undangan yang berlaku.
b). Pasangan Calon dan Asal Partai
Dari berbagai penyeleksian partai-partai Politik, maka terpililah tiga pasang
calon Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Tenggara dan telah di tetapkan pasanganpasangan calon Kepala Daerah ini oleh KPUD sesuai dengan nomor urut.Sehingga,
jumlah calon dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Minahasa tenggara terdapat 4
pasang calon.
Tabel 2.5 Pasangan Calon Dan Usulan Partai
No
1
2
3
4
Asal Partai yang
Nama Pasangan Calon
Keterangan
Melki. M. Tumbelaka
Calon Bupati
Demokrat
Robert. O.K. Munaisehe
Wakil Bupati
PAN
James Sumedap, SH
Calon Bupat
PDI
Ronald Kandoli
Wakil Bupati
Golkar
Drs. Josef. J.S. damongilala, Msi
Calon Bupat
Gerindra, PDI, Demokrat
Sonny Tarumingi, ST
Wakil Bupati
Demokrat
Telly Tjanggulung
Calon Bupat
Golkar
Ir. Mody Rondonuwu, MT
Wakil Bupati
PDI
Mengusulkan
Sumber: Kantor KPU Daerah Minahasa Tenggara Tahun 2013
c). Jumlah Partisipasi Politik Kepala Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara
Jumlah dari masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara yang telah terdaftar
sebagai pemilih tetap dan telah memberi diri berpartisipasi dalam Pemilihan Umum
di TPS setempat berjumlah 70.362 suarah sah, dari jumlah keseluruhan 4 pasaang
calon, suara sah tidak sah berjumlah berjumlah 70.916, dan suara tidak berjumlah
554.
d.) Jumlah perolehan suara kandidat calon
perolehan suara calon kepala daerah berdasarkan hasil yang telah
direkapitulasi ole KPUD Minnahasa Tenggara yang menempati suara terbanyak yang
d peroleh yaitu pasangan calon urut nomor 2 yaitu James Sumendap,SH dan Ronald
Kandoli dengan perolehan suara yang sah berjumlah 27.591 suara, kemudian
menyusul pasangan calon nomor urut 4 yaitu Telly Tjanggulung dan Ir. D.M
Rondonuwu perolehan suara sah 20.125, selanjutnya pasangan calon nomor urut 1
yaitu Melky. M. Tumbelaka dan Robert. O. K. Munaiseche, dengan perolehan suara
sah 12. 020 suara, kemudian pasangan calon nomor urut 3 Drs. Josef. J.S.
Damongilala, MSi dan Sonny Tarumingi, ST dan perolehan 10.626 suara sah. Dari
hasil tersebut, KPUD mentetapka pasangan calon nomor urut 2 yaitu James
Sumendap, SH dan Ronald Kandoli memenangkan Pemilihan Umum Kepala Daerah
di Minahasa Tenggara, sesuai apa yang di muat dari berita acara KPUD Minahasa
Tenggara. Berikut ini adalah tabel perolehan suara setiap masing masing calon.
e). Jumlah Tempat Pemungutan Suara Di Kecamatan Touluaan
Jumlah TPS(Tempat Pemungutan Suara) pada kecamatan Touluaan Kabupaten
Minahasa Tenggara PANWASLU
(Panitia
Pelaksanaan
Pemilihan Umum)
menyediakan setiap desa mendapat 1 sampai 3 jumlah TPS sesuai dengan kapasitas
dan jumlah penduduk desa yang ada. Sehingga jumlah TPS yang ada di Kecamatan
Touluaan berjumlah 18 TPS.
f). Jumlah Pemilih Pemula Di Kecamatan Touluaan
Jumlah pemilih pemula yang telah terdaftar dalam pemilihan umum sebagai
pemilih tetap di Kecamatan Touluaan berjumlah 446 orang dengan masing-masing di
ambil mulai dari umur 16 tahun bagi mereka yang sudah menikah, sampai umur 19
tahun dengan jumlah laki-laki 206 orang dan jumlah perempuan 240 dengan jumlah
10 Desa dan 18 TPS.
C. Pembahasan
1. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik Pemilih Pemula Di kecamatan Touluaan
Kabupaten Minahasa Tenggara.
a). Berbicara Masalah Politik
b). Kampanye
c). Pemberian Suara
2. Tingkat Partisipasi Politik Pemilih Pemula Kecamatan Touluaan
Pemilihan
Umum Kepala Daerah Minahasa Tenggara
a. Berbicara Masalah Politik
b. Kampanye
c. Pemberian Suara
3. Hambatan Partisipasi Politik Pemilih Pemula
Kegiatan pemilih pemula untuk memenuhi tanggung jawab mereka pribadi, selalu
menjadi faktor utama dalam kegiatan politik pada pilkada
4. Dorongan partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Umum
1). Rasa ingin Tahu
2). Kesadaran Politik Para Pemilih Pemula
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Politik Pemilih Pemula
1. Faktor Sosiologis
2. Rasional Chose
3. Pertimbangan pemilih pemula berdasarkan faktor kejiwaan,
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Partisipasi politik pemilih pemula di Kecamatan Touluaan dalam pilkada
Minahasa Tenggara yaitu berbicara masalah politik, kampanye, dan
pemberian suara.
2) Pemilih pemula Kecamatan Touluaan menyambut dengan antusias pada
Pemilihan Umum Kepala Daerah Minahasa Tenggara
3) Adanya faktor penghambat partisipasi Politik pemilih pemula di Kecamatan
Touluaan yaitu kesibukan sehari-hari, faktor pendorong dari pemilih pemula
adalah rasa ingin tahu, sinilah rasa ingin tahuan, Kemudian kesadaran politik
para pemilih.
4) Faktor yang mempengaruhi pilihan politik dari pemilih pemula beragam, yaitu
sebagai putra daerah, sebagai keluarga, berpengalaman dalam memimpin di
daerah, berdasarkan partai politik, dan tingkat Ekonomi yang tinggi.
B. Saran
1) KPUD dan pemerintah lebih meningkatkan kembali sosialisasi dari cara
memilih calon Bupati dan Wakil bupati
2) Partai politik bekerja sama dengan pemerintah untuk lebih meningkatan
pendidikan politik kepada Pemilih pemula
3) memberikan sosialisasi arti dari pilkada bagi kemajuan daerah.
Download