BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan mengenai partisipasi politik pemilih pemula di Desa Kembaran dalam pelaksanaan pilbup Banyumas 2013. Adapun kesimpulannya sebagai berikut: 1. Bentuk partisipasi politik pemilih pemula di Desa Kembaran dalam pilbup Banyumas 2013 Jika melihat teori mengenai bentuk partisipasi politik, maka bentuk partisipasi politik pemilih pemula di Desa Kembaran dalam pelaksanaan pilbup Banyumas 2013 termasuk ke dalam partisipasi konvensional. Partisipasi konvensional adalah bentuk partisipasi yang normal dalam era modern ini. Hal ini dapat diindikasikan dari antusiasme mereka untuk berpartisipasi dalam berbagai bentuk, seperti pemberian hak pilih, mengikuti kegiatan kampanye, diskusi politik dan soasialisasi. 2. Faktor-faktor yang menentukan partisipasi politik pada pemilih pemula di Desa Kembaran dalam pelaksanaan pilbup Banyumas 2013 Partisipasi politik pada pemilih pemula di Desa Kembaran dalam pelaksanaan pilbup Banyumas 2013 ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya orang tua. Dalam hal ini orang tua berperan sebagai teman diskusi para pemilih pemula dalam menentukan kandidat yang pantas dipilih karena orang tua dianggap lebih berpengalaman. Karena dalam 142 143 keluarga merupakan struktur pertama yang dialami seseorang sangat kuat dan kekal. Kemudian sekolah mempunyai peran penting untuk mengawal peran para pelajar yang memiliki hak politik untuk mengawal idealitas sebagai warga negara, sehingga dalam momen-momen politik bisa dipastikan tingkat partisipasi mereka tetap tinggi. Faktor lainnya yang juga berpengaruh adalah kelompok pergaulan, tetapi hal ini tidaklah mutlak khususnya bagi para pemilih pemula yang telah berpenderian kuat. Selain itu media massa berperan dalam memberikan informasi terhadap para pemilih pemula tentang kelebihan dan kekurangan tiap kandidat. Selain itu, mereka juga dapat menilai karakter kandidat berdasarkan perfoma mereka pada saat debat politik yang diselenggaran televisi lokal setempat. Parpol juga mempengaruhi partisipasi pemilih pemula, karena memang ada salah satu parpol yang secara khusus menerapkan strategi untuk mengkampanyekan kandidat tersebut kepada pemilih pemula. 3. Rasionalisasi penggunaan hak pilih pemilih pemula di Desa Kembaran saat pilbup Banyumas 2013 Para pemilih pemula di Desa Kembaran telah mempertimbangkan aspek rasionalisasi saat berpartisipasi dalam pilbup Banyumas 2013. Hal ini mereka lakukan dengan berfikir rasional dalam melakukan pilihan pilbup 2013, yakni memilih kandidat secara logis berdasarkan paparan program, visi maupun misi kandidiat yang dinilai realistis. Para pemilih pemula juga mempertimbangkan untung dan rugi dalam melakukan pilihan pilbup 2013, yakni dengan menilai kredibilitas dan karakter tiap 144 kandidat jika kelak mereka memimpin Banyumas. Kandidat yang mereka pilih adalah kandidat yang sekiranya mampu memajukan Banyumas. Para pemilih pemula juga mempertimbangkan bahwa kandidat yang dipilih merupakan orang yang tepat untuk memimpin Banyumas saat ini. Kandidat tersebut hendapknya memiliki kualitas pribadi yang memadai, berpendidikan, dan berpengalaman dalam percaturan politik dan kepemimpinan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis jabarkan di atas maka penulis memberikan sedikit saran-saran yang diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan. Beberapa saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Untuk Pihak KPU a. Perlu adanya penelitian secara mendalam tentang data konkrit jumlah pemilih pemula dalam pilbup agar dapat diketahui sejauh mana partisipasi politik mereka dalam pilbup. b. Perlu adanya sosialisasi secara lebih luas kepada para pemilih pemula, khususnya bagi para pemilih yang tinggal jauh dari kota dan sulit mengakses informasi tentang pilbup. c. Diharapkan agar KPU mempertimbangkan berbagai solusi untuk mengatasi tingginya angka ketidakhadiran pemilih dalam pilbup, misalnya menyelenggarakan pilbup pada saat masyarakat yang merantau sedang mudik. 145 2. Untuk Pemilih Pemula Para pemilih pemula di Desa Kembaran disarankan untuk terus berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pesta demokrasi lainnya selain pilbup, misalnya pemili maupun pilkades. Para pemilih pemula di Desa Kembaran juga disarankan untuk terus aktif dalam kegiatan pilbup dengan mengikuti berbagai kegiatan terkait selain pencoblosan, misalnya menghadiri sosialisasi pilbup, kampanye, menonton debat para kandidat di televisi lokal dll. Dengan demikian diharapkan mereka dapat lebih objektif dalam menilai para kandidat dan dapat memilih kandidat berdasarkan hati nurani. DAFTAR PUSTAKA Ahamd Nadir, 2005. Pilkada Langsung dan Masa Depan Demokrasi. Malang: Averroes Press. Affan Gaffar. 2006. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Muhammad Asfar. 2006, Pemilu dan Perilaku Memilih. Surabaya: Pustaka Eureka. Bambang Purwoko, 2005, Isu-Isu Strategis Pilkada Langsung; Ekspresi Kedaulatan Untuk Kesejahteraan Rakyat, di dalam Jurnal Ilmu Politik dan Pembangunan, Volome 6 No. 1 April 2005, Laboratorium Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Bambang Kuncoro, 1998, (Tesis) Perilaku Politik Warga Pinggiran: Studi Tentang Perubahan Perilaku Memilih Warga Desa Pada Pemilu Tahun 1971-1997 Di Desa Sunyalangu, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Universitas Airlangga, Surabaya. Budiarjo, Miriam. 1996. Demokrasi di Indonesia (demokrasi Parlemen dan Demokrasi Pancasila). Jakarta: PT Gramedia pustaka utama. Budiarjo, Miriam. 2008/1981. Partisipasi Politik dan Partai Politik. Jakarta: Gramedia. Budiardjo, Miriam. 1977. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia. Cholisin,dkk. 2007. Dasar Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: UNY Press. Dan, Nimmo. 1970. The Political Persuader. New York:Prentice – Hall. Darussalam, 2004, (Tesis) Media Televisi dan Perilaku Memilih Masyarakat: Perolehan Suara Partai Amanat Nasional pada Pemilu Legislatif dan Amien Rais pada Pemilu Presiden Pertama Tahun 2004, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Doiglas J. Goodman & George Ritzer. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Firmanzah. 2007. Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Harrop, Martin dan William Miller, 1987, Election and Voters (A Comparative Introduction), The Macmillan Press Ltd, London. Hungtinton, Samuel P, & Joan Nelson. 1944. Partisipasi Politik di Negara perkembang. Jakarta: Rineka Cipta. 146 147 Hungtington, The Third Wave: Democratitation in The Late Twintieth Century, University of Oklahoma Press. 1991, hal 208-210. Hungtington. 1991 The Third Wave: Democratitation in The Late Twintieth Century, University of Oklahoma Press. Herbert McClosky. International Encylcopaedia of the social Sciences, Herbert. Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hevi Kurnia Hardini. 2009. Perilaku Memilih dan Model Partisipasi pada Pemilih Pemula pada Pilkada Kota Malang (Studi Pasca Pilkada Kota Malang). Malang : Lembaga Penenlitian Universitas Muhammadiyah Malang. Joko J. Prihatmoko. 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Leo Agustino. 2009. Pilkada dan Dinamika Politik Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lexy J. Moleong. 2011. Metodologi penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Maran, Raga Rafael. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta Maesur Zaky. 2009. Buku Panduan Pendidikan Bagi Pemilih Pemula. Yogyakarta: PKBI DIY. Milles, Mathew B. dan A. Michael Hubberman, 1984, Qualitative Data Analysis, A Source Book of New Methods, Sage Publication Beverly Hills London, New Delhi. Rahman H.I, A. 2007. Sistem Polik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ramlan Surbakti. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Rush, Michael, & Philip Althoff. 1897. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali Press Samuel P. Huntington dan Joan Nelson. 1994. Partisipasi politik di Negara Berkembang. cet kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson, No Easy Choice: Political Participation in Developing Countries. Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Setiajid. 2011. Orientasi Politik yang Mempengaruhi Pemilih Pemula dalam Menggunakan Hak Pilihnya pada Pemilihan Walikota Semarang Tahun 2010. Integralistik No.1/Th.XXII/2011, Januari-Juni 2011, hal. 18-33. 148 Sudijono Sastroatmodjo. 1995. Perilaku Politik. Semarang: Ikip Semarang Press. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharno .2004. Diklat Kuliah Sosiologi Politik. Yogyakarta: UNY Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suhartono. 2009. Hasil Penelitian Tingkat Kesadaran Politik Pemilih Pemula Dalam Pilkada. Hlm 6. Sekertariat Jendral KPU. 2010. Modul: Pemilih Untuk Pemula. Jakarta: KPU. Udin Hamin, 2004, (Tesis) Perilaku Memilih Etnis Gorontalo Pada Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Langsung di Kota Tidore Kepulauan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Daftar Sumber Undang-Undang PP No 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Penyelenggaraan Pemilihan umum. Daftar Sumber Internet dan Koran http://www.kpubanyumas.co.id diakses pada 21 Januari 2013 pukul 17.00 http://www.badanlitbanfdepdagri.go.id diakses pada 21 Januari 2013 pukul 17.00 www.indonesiamemilih.com diakses 14 Maret 2013 http://kpubanyumas.blog.com/2012/04/16/tahapan-pilbup-banyumas-2013disosialisasikan/ diakses pada tanggal 1 Agustus 2013 http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/cetak/2012/08/08/195220/PemilihPemula-Sering-Diabaikan diakses pada tanggal 30 April 2013