abstrack - Jurnal Online STMIK EL RAHMA

advertisement
MENGURANGI BIAYA HARDWARE DENGAN MEMBUAT PC
CLONING PADA LINUX MANDRIVA 2007 POWER PACK
MENGGUNAKAN LINUX TERMINAL SERVER PROJECT
Siswaya
Jurusan Teknik Komputer
STMIK EL Rahma
Jl. Sisingamangaraja no. 76 Yogyakarta
ABSTRACK
Studying computers to assist human performance, has become a necessity at this
time. From the software side, the perceived constraint is the high cost that must be spent
in order to use the operating system which is commonly used by the general public.
PC Cloning is one solution for those who want to build a network of thin
clients. Build or make a system reliable thin client network, which runs on Linux
operating system open source.
PC Cloning is one solution for those who want to build a network of thin
clients that are cost effective. Sisitem it only requires one unit of high-speed computers to
be used as Server. Medium Client PCs can use older computers such as PC 286, 386,
486. This saves the cost of procurement of the client computer. Client computers can also
work without a hard disk (diskless).
This saves the cost of procurement of hard drives.Linux operating system was
not as difficult as many people talked about, with the desire to always learn and not
easy to give up we can master it slowly but surely.
KEYWORD: komputer, software, linux, server, client, open source.
INTISARI
Mempelajari komputer untuk membantu kinerja manusia, telah
menjadi kebutuhan pada saat ini. Dari sisi software, kendala yang dirasakan
adalah mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa menggunakan
sistem operasi yang sudah biasa digunakan oleh khalayak umum.
PC Cloning merupakan salah satu solusi bagi mereka yang ingin
membangun sebuah jaringan thin client. Membangun atau membuat
sebuah sistem jaringan thin client yang handal , yang berjalan di atas sistem
operasi linux yang open source.
PC Cloning merupakan salah satu solusi bagi mereka yang ingin
membangun sebuah jaringan thin client yang hemat biaya. Sisitem ini
hanya membutuhkan satu unit komputer berkecepatan tinggi untuk
dijadikan Server. Sedang komputer PC Client dapat menggunakan
komputer lama seperti PC 286, 386, 486. Hal ini menghemat biaya
pengadaan komputer client. Komputer client juga dapat bekerja tanpa
hardisk (diskless).Hal ini menghemat biaya pengadaan hardisk.
Sistem operasi Linux ternyata tidak sesulit yang banyak dibicarakan
orang, dengan keinginan untuk selalu belajar dan tidak gampang menyerah
kita dapat menguasainya secara perlahan namun pasti.
KEYWORD: komputer, software, linux, server, client, open source.
Pendahuluan
Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun atau membuat
sebuah sistem jaringan thin client yang handal dan, memperkenalkan
teknologi PC cloning yang berjalan di atas sistem operasi linux yang open
source.
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan memperhatikan segala sesuatu
yang terjadi pada media penelitian yaitu komputer. Adapun pengumpulan
data yang digunakan, diantaranya adalah dengan metode literatur dengan
cara mencari buku-buku literatur di tempat lain yang berhubungan dengan
hal-hal yang sedang diteliti. Metode konsultasi juga digunakan yaitu
bertanya atau konsultasi langsung dengan orang-orang yang dianggap
peneliti mengerti akan hal-hal yang sedang diteliti. Sedangkan metode
observasi mengamati secara langsung objek penelitian atau hal-hal yang
sedang diteliti dan mencatat segala sesuatu yang berkaitan dengan objek
penelitian.
PC cloning merupakan salah satu solusi yang bisa diperhitungkan.
Dengan PC cloning kita bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan baik dari
sisi hardware maupun software, karena bisa memiliki komputer dalam
jumlah banyak untuk keperluan lab sekolah, warnet, kantor kecil, dan lainlain.
Pembahasan
1. Instalasi LTSP di Linux Mandriva 2007 Power Pack
Setelah semua kebutuhan dan prasyarat dipenuhi, langkah
selanjutnya adalah menginstalasi LTSP. Adapun langkah instalasi
Linux Terminal Server adalah sebagai berikut:
A. Install File ltsp-utils
Copy-kan file iso image ke direktori /home, buat folder baru di
direktori /mnt dengan nama iso sehingga menjadi /mnt/iso.
Pindah-lah ke direktori /home kemudian mount file iso image
dengan perintah: mount -t iso9660 <nm_file_LTSP> <dir_tujuan> -o
loop.
Pindah ke direktori /mnt/iso, dan coba cek dengan perintah
ls, bisa dilihat isi dari file iso image yang telah didownload. Masuk
ke direktori /ltsp-utils akan kita lihat tiga file yang sudah disediakan
untuk distro dari berbagai varian (.rpm , .tgz , deb).
Peneliti menggunakan file yang berekstensi .rpm sehingga
untuk menginstalnya menggunakan perintah: rpm –ivh ltsp-utils-0.250.noarch.rpm tekan enter.
B. Konfigurasi ltsp-utils
Setelah
ltsp-utils
terinstal,
maka
kita
harus
mengkonfigurasinya agar menggunakan sumber dimana file-file
ltsp berada. Jika tidak maka dia akan mengambil dari Web
langsung dari http://www.ltsp.org. Proses konfigurasi harus
dilakukan oleh administrator/root mesin. Kita perlu mengubah
previlige dari user biasa menjadi root (super user) melalui perintah:
$ su - di konsole, masukkan password root jika ditanya oleh sistem
operasi.
Cara mengkonfigurasi agar ltsp-utils mengambil file dari
CDROM atau harddsik adalah sebagai berikut (dalam hal ini
Peneliti menggunakan file iso image yang sudah di mount di
/mnt/iso ):
# ltspadmin >> configure the installer options >> where to retrieve
packages from? Tuliskan file:///mnt/iso. Perhatikan, gunakan file:///
dengan tiga slash.
Selanjutnya LTSP admin akan menanyakan: In which directory
to place ltsp tree? >> Enter. Default directory tempat instalasi LTSP
adalah /opt/ltsp. Kita tidak perlu lagi mengubahnya. Oleh karena
itu kita cukup menekan tombol Enter.
Selanjutnya adalah memilih proxy yang digunakan, baik jika
kita menggunakan HTTP maupun FTP. Proxy hanya dibutuhkan
jika kita mengambil file LTSP dari jaringan Internet. Jika kita
mengambil file LTSP dari harddisk, maka kita tidak lagi perlu
mengkonfigurasi proxy. Oleh karena itu konfigurasinya cukup
dengan menekan tombol Enter pada saat ditanya pertanyaan: Use
http proxy? >> Enter Use ftp proxy? >> Enter.
Jika semua konfigurasi telah selesai dilakukan, tekan tombol
"Y" jika ditanyakan apakah semua yang kita isikan telah benar.
Correct? >> Y
Gambar 1. Konfigurasi LTSP Admin
C. Install Paket LTSP Melalui ltspadmin
Langkah selanjutnya adalah menginstal paket-paket LTSP
melalui lstpadmin. Yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
# ltspadmin >> Install / Update LTSP Packages >> A >> Q
Pertama-tama, pilih "Install/Update LTSP Packages". Di
bagian bawah akan tertera keterangan agar memilih "A" untuk
memilih semua paket yang tersedia. Agar lebih mudah, sebaiknya
pilih "A".
Jika semua paket program telah dipilih, maka tekan tombol
"Q" untuk keluar. Proses instalasi akan berjalan secara otomatis
setelah tombol "Y" di tekan pada opsi selanjutnya. Tunggu
beberapa saat untuk memberikan kesempatan bagi ltsp-utils
menginstall semua paket program yang dibutuhkan.
Gambar 2. Memilih Semua Komponen dari LTSP
Gambar.3. Instalasi paket LTSP
D. Mengkonfigurasi LTSP Server
Walaupun paket-paket LSTP sudah diinstalasi, kita masih
harus mengkonfigurasi LTSP server untuk menyesuaikan
parameter yang digunakan dengan kondisi jaringan yang
digunakan.
Untuk mengkonfigurasi LTSP server secara umum dapat
digunakan ltsp-utils. Pada dasarnya ltsp-utils hanya mengaktifkan
paket software yang dibutuhkan oleh LTSP, tidak banyak fasilitas
pada ltspadmin yang merupakan bagian dari ltsp-utils untuk
melakukan konfigurasi sebenarnya.
Cara mengkonfigurasi LTSP server tersebut adalah dengan
masuk ke bagian configure LTSP dari ltspadmin melalui: #
ltspadmin >> Configure LTSP. Maka akan tampak ltspadmin
melakukan cek terhadap konfigurasi yang sudah ada. Akan tampil
hasilnya berupa kata-kata seperti:
Gambar 4. Tampilan Awal Configure LTSP
Selanjutnya ltspadmin akan menampilkan pilihan:
S - Show the status of all services
C - Configure the services manually
Q – Quit
Gambar.5. Show the Status of All Service
Pilihan S untuk melihat status semua servis yang
berhubungan dengan LTSP seperti Ethernet port yang digunakan,
IP address, kondisi DHCP server, kondisi TFTP server, kondisi
portmapper, kondisi nfs, kondisi xdmcp servis. Beberapa file yang
penting dalam konfigurasi LTSP seperti /etc/hosts,
/etc/hosts.allow, /etc/exports, dan /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf.
Gambar 6. Configure the Services Manually
Pada bagian Configure the services manually, kita dapat
mengkonfigurasi Run Level, Interface, DHCP, TFTP,
Portmapper, NFS, XDMCP maupun kita dapat mengcreate
/etc/hosts, /etc/hosts.allow, /etc/exports, maupun file lts.conf.
Gambar 7. Konfigurasi Run Level
Pada konfigurasi runlevel kita dapat memilih run level yang
kita inginkan. Secara umum runlevel 3 digunakan jika server LTSP
beroperasi menggunakan konsol atau text mode. Runlevel 5
biasanya digunakan jika server beroperasi pada grafik X-Windows
mode. Biasanya akan lebih mudah dan lebih aman untuk
menggunakan runlevel 5, hanya saja resource yang dibutuhkan
lebih besar.
Gambar 8. Konfigurasi Interface
Pada konfigurasi interface, kita cukup menekan tombol
Enter jika kita hanya mempunyai sebuah interface saja. Jika kita
mempunyai lebih dari satu interface maka kita perlu
mengkonfigurasi interface mana yang akan diaktivkan untuk LTSP.
Tentunya kita perlu mengkonfigurasi IP address, netmask,
routing, gateway, driver dari interface yang digunakan, karena
ltspadmin tidak dapat mengkonfigurasi hal tersebut.
Gambar 9. Konfigurasi DHCP
Pada bagian konfigurasi DHCP, ada dua tahapan yang
biasanya akan dilalui. Pertama, untuk membuat file dhcpd.conf.
Kedua, untuk mengaktifkan daemon DHCP jika paket DHCP
sudah diinstall di komputer. Kita perlu menginstall dhcp server di
komputer yang ingin digunakan. Default konfigurasi server
biasanya tidak menyertakan dhcp server.
Hati-hati
dalam
meng-Ya-kan
untuk
membuat
/etc/dhcpd.conf. Hal itu akan me-rewrite /etc/dhcpd.conf yang
sudah ada. Bila /etc/dhcpd.conf sebelumnya telah dikonfigurasi
maka sebaiknya jangan meng-Ya-kan untuk me-rewrite /etc/
dhcpd.conf.
Pada saat /etc/dhcpd.conf dibuat akan ditambahkan ke
dhcpd.conf beberapa informasi tambahan seperti:
1. Informasi DDNS (Dynamic DNS)
2. Informasi global
3. Informasi segmen network
4. Contoh informasi host secara individual
Pengalaman mengatakan bahwa /etc/dhcpd.conf yang
dibuat oleh ltsadmin masih harus dikonfigurasi secara manual
untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan.
Gambar 10. Konfigurasi TFTP
Bagian konfigurasi TFTP server pada dasarnya hanya
mengaktivkan TFTP server tersebut jika kita telah menginstall
TFTP server tersebut di komputer/server yang kita inginkan.
Bagi user yang menggunakan sistem operasi bukan Red
Hat (Peneliti menggunakan Mandriva), sebaiknya mencek isi file
konfigurasi /etc/xinetd.d/tftp. Pastikan bahwa lokasi root
direktori TFTP tertera di /etc/xinetd.d/tftp berada di /tftpboot.
Gambar11. Konfigurasi Portmap
Portmap adalah software yang mengkonversikan nomor
program RPC (Remote Procedure Call; suatu set fungsi yang
memungkinkan suatu aplikasi untuk berkomunikasi ke komputer
lain) ke nomor port DARPA. Portmap biasanya sudah tersedia dan
beroperasi pada saat komputer kita install. Bagian konfigurasi
portmap pada dasarnya hanya mengaktivkan portmap jika belum
aktif. Biasanya hal ini tidak terlalu diperlukan.
Gambar 12. Konfigurasi NFS
NFS adalah program yang berfungsi untuk mengatur file
system dalam jaringan komputer. Biasanya NFS telah tersedia di
sistem operasi Linux. Kalaupun belum sempat terinstall, biasanya
NFS tersedia di CD distribusi sistem operasi Linux yang
digunakan. Ltspadmin pada dasarnya hanya memberikan fasilitas
untuk mengaktivkan NFS yang telah terinstall tersebut.
Gambar 13. Konfigurasi Xdmcp
Ltspadmin memberikan fasilitas untuk mengaktivkan protocol
XDMCP yang akan kita gunakan untuk mentransfer tampilan grafik
dari server ke dient workstation. Asumsinya bahwa kita telah
menyiapkan display manager yang digunakan agar XDMCP-nya siap
untuk diaktivkan. Perlu diingat bahwa proses penyiapan pengaktivan
XDMCP ternyata tidak dilakukan secara otomatis oleh ltspadmin,
akan tetapi harus secara manual diedit di shell file konfigurasi seperti:
/etc/X1l/xdm/xdm-config
/etc/X 11 /xdm/Xaccess
/etc/Xl 1/xdm/kdmrc
/etc/Xl 1/gdm/gdm.conf
Di samping itu, ltspadmin biasanya akan menanyakan apakah
kita ingin menggunakan grafik login pada server atau hanya text
mode saja.
Selain mempunyai kemampuan untuk mengaktivkan berbagai
servis yang dibutuhkan untuk operasi LTSP, ltspadmin juga
mempunyai fasilitas untuk meng-create atau menambahkan
informasi pada file:
/etc/hosts
/etc/hosts.allow
/etc/export
lts.conf
Bagi user yang telah mengkonfigurasi file-file tersebut,
sebaiknya tidak lagi mengkonfigurasi atau meng-create ulang file
tersebut menggunakan ltspadmin karena akan merusak konfigurasi
yang pernah dibuat sebelumnya. Jangan men-delete file-file tersebut
karena ltspadmin akan bingung jika file tersebut di-delete.
2. Tune TFTP Server
LTSP berasumsi bahwa root folder dari tftp server
menggunakan /tftpboot/. Sayangnya, tidak semua distro menset root
folder tftp server di /tftpboot. Mandriva diketahui tidak standar dan
menggunakan /var/lib/tftpboot sebagai root directory TFTP.
Pada Mandrake yang menggunakan /var/lib/tftpboot, hal itu
akan berakibat file not found pada saat terminal booting melalui
LTSP. Akibatnya, semua file untuk LTSP jadi tidak bisa di-upload ke
terminal.
Untuk itu ada baiknya cek isi file /etc/xinetd.d/tftp, yaitu:
service tftp
{
disable
= no —► tidak boleh berisi "yes”
sockettype = dgram
protocol
= udp
wait
= yes
user
= root
server
= /usr/sbin/in.tftpd
serverargs = -s /tftpboot —► Perhatikan path di
parameter ini!
persource = 11
cps
= 100 2
flags = IPv4
}
Perhatikan parameter serverargs. Di Mandriva 2007 power
pack, parameter tersebut berisi -s /var/lib/tftpboot. Ini harus diubah
menjadi -s /tftpboot agar memudahkan kita beroperasi.
3. Tune Konfigurasi DHCPD.CONF
Konfigurasi standar DHCP server dapat dilihat di
/etc/dhcpd.conf. Biasanya isi dari /etc/dhcpd.conf relatif sederhana.
Contoh jaringan yang Peneliti gunakan di bawah ini menggunakan
konfigurasi:
IP Server LTSP 192.168.0.254
IP Router ke Internet 192.168.0.1
DNS 202.123.123.123 dan 202.234.234.234
IP DHCP 192.168.0.120 s/d 192.168.0.130
System Operasi Linux Mandriva Power Pack 2007
Pada aplikasi LTSP, konfigurasi yang tambahkan/diubah
adalah sebagai berikut:
# dhcpd.conf
ddns-update-style
none;
default-lease-time
21600;
max-lease-time
21600;
option subnet-mask
255.255.255.0;
option broadcast-address
192.168.0.255;
option routers
192.168.0.254;
option domain-name-servers
192.168.0.10;
option domain-name "ltsp.org"; # You really should fix
this
option option-128 code 128 = string;
option option-129 code 129 = text;
get-lease-hostnames
true;
next-server
192.168.0.254;
option root-path
"192.168.0.254:/opt/ltsp/i386";
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.0.100 192.168.0.199;
if substring (option vendor-class-identifier, 0, 9) =
"PXEClient"
{ filename "/lts/2.6.17.3-ltsp-1/pxelinux.0"; }
else
{ filename "/lts/vmlinuz-2.6.17.3-ltsp-1"; }
}
#
# If you need to pass parameters on the kernel command
line, you
# can do it with option-129. In order for Etherboot to look
at option# 129, you MUST have option-128 set to a specific value.
The value
# is a special Etherboot signature of 'e4:45:74:68:00:00'.
# Add these two lines to the host entry that needs kernel
parameters
# option option-128
address
# option option-129
#
e4:45:74:68:00:00;
# NOT a mac
"NIC=ne IO=0x300";
Kesimpulan
1. PC Cloning merupakan salah satu solusi bagi mereka yang ingin
membangun sebuah jaringan thin client yang hemat biaya, karena :
a. Hanya membutuhkan satu unit komputer berkecepatan
tinggi untuk dijadikan Server. Sedang komputer PC Client
dapat menggunakan komputer lama seperti PC 286, 386,
486. Hal ini menghemat biaya pengadaan komputer client.
b. Komputer client dapat bekerja tanpa hardisk (diskless).Hal
ini menghemat biaya pengadaan hardisk.
c. Menghemat environment resource, seperti pengadaan AC
dan UPS, karena semuanya hanya untuk server. Hal ini
mengurangi biaya pengadaan AC dan UPS.
2. Dari segi Sistem dalam membangun PC Cloning juga akan
menghemat
a. Instalasi SO, karena semua aplikasi hanya dilakukan di
server. komputer client hanya perlu sistem DOS atau
windows. Hal ini akan menghemat waktu dan biaya
penginstalan soft warenya.
b. Backup data terpusat di server, jadi mempermudah dan
mempermurah pekerjaan system administrator.
c. Keamanan data terpusat di server. Oleh karenanya, jika
terjadi masalah keamanan, hanya perlu terfokus ke sistem
pada server.
DAFTAR PUSTAKA
Aji Kresno, Irawan Irvan, Hartanto Agus, 2002, Optimasi PC Tua
Menggunakan Linux Diskless System, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Prakoso, Samuel, 2005, Jaringan Komputer Linux: Konsep Dasar, Instalasi,
Aplikasi, Keamanan Dan Penerapan, Andi, Yogyakarta.
Purbo Onno, 2006, PC Cloning Windows Pakai Linux LTSP, Andi,
Yogyakarta.
Rusmanto, Aji Kresno, 2004, Panduan Mudah Membuat Diskless System
Dengan K12LTSP Berbasis Linux Red Hat 9, Dian Rakyat, Jakarta
Usman Hasan, Fadli, 2003, Tip dan Trik Jaringan Tanpa Hardisk, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
WAHANA Komputer, 2004, Bermigrasi dan Mengoperasikan Linux Secara
Mudah Dengan KDE, Kerja Sama Penerbit Andi Dan WAHANA
Komputer, Yogyakarta.
Download