SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS ANALOG KALKON TERSUBSTITUSI METOKSI Edi Prayitno, Jasril, Adel Zamri Mahasiswa Program Studi S1 Kimia Bidang Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia [email protected] ABSTRACT Chalcones have some biological activities such as antimicrobe, antitumor, antioxidant, antiinflammatory, antimalaria, and anticancer. In this research, a methoxy substituted chalcone (E)-1-(phenyl)-3-(2-methoxyphenyl)-prop-2-en-1-one (EP1) was synthesized using kalium hydroxide as catalyst under microwave irradiation and the compound showed a good yield (49.18%) then characterized by UV, IR, 1H-NMR, and mass spectroscopy. The toxicity activity of this compound was determined using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method against Artemia salina Leach larvae and showed a good activity with LC50 3.498 µg/mL. The result indicated that this compound was potential as anticancer. Keywords: Chalcone, BSLT, toxicity. ABSTRAK Senyawa kalkon memiliki beberapa aktivitas biologis yang menarik seperti antimikrob, antitumor, antioksidan, antiinflamasi, antimalaria, dan antikanker. Pada penelitian ini, senyawa kalkon tersustitusi metoksi yaitu (E)-1-(fenil)-3-(2-metoksifenil)-prop-2-en-1on (EP1) telah disintesis menggunakan katalis kalium hidroksida di bawah iradiasi microwave. Senyawa tersebut menunjukkan rendemen yang baik (49,18%) dan telah dikarakterisasi menggunakan spektroskopi UV, IR, 1H-NMR, dan MS. Aktivitas toksisitas senyawa tersebut ditentukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva Artemia salina Leach dan menunjukkan aktivitas yang baik dengan nilai LC50 = 3,498 µg/mL. Hasil uji toksisitas mengindikasikan bahwa senyawa tersebut memiliki potensi sebagai antikanker. Kata kunci: kalkon, BSLT, toksisitas. PENDAHULUAN Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbesar di dunia setelah penyakit jantung (Safavi et al., 2012). Berbagai macam senyawa telah dikembangkan untuk mengatasi kanker, akan tetapi tidak satupun jenis senyawaJOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 senyawa tersebut menghasilkan efek yang memuaskan dan tanpa efek samping yang merugikan. Obat antikanker yang telah ada selain memiliki khasiat sebagai antikanker juga dapat merusak sel-sel normal. Oleh karena itu, hingga saat ini penelitian 239 yang berhubungan dengan penemuan obat antikanker baru yang ampuh, aman dan selektif masih terus dilakukan oleh para peneliti. Kalkon merupakan senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid yang dapat ditemukan pada beberapa jenis tumbuhan. Senyawa kalkon dan turunannya dikenal memiliki beragam aktivitas biologis yang menarik, seperti antiviral, anti-inflamasi, antimikrob, antitumor, sitotoksik, analgesik, antijamur, antioksidan, antikanker dan antimalaria (Sarda et al, 2009). Desmiarti (2012) melaporkan bahwa senyawa kalkon tersubstitusi metoksi baik pada cincin aromatik A maupun cincin aromatik B memiliki nilai toksisitas yang tinggi. Senyawa kalkon merupakan prekursor untuk biosintesis flavonoid dan isoflavonoid. Dalam bidang sintesis, senyawa kalkon telah banyak digunakan untuk membuat berbagai macam senyawa heterosiklik (Tiwari et al., 2010) seperti isoksazol, quinolinon, tiadiazin, benzodiazepin, flavon (Jayapal et al., 2010), ketimin , tak jenuh (Lonkar et al., 2011), pirazolin dan turunannya (Sharshira & Hamada, 2011; Sing et al., 2009), flavonol (Britton et al., 2012; Jadhav et al., 2008), flavanonol (Patil, 2012) flavanon (Kulkarni, 2012) dan senyawa turunan lainnya yang juga memiliki aktivitas biologis yang menarik. Oleh karena itu, senyawa-senyawa analog kalkon dan turunannya banyak dijadikan sebagai molekul target untuk keperluan pencarian senyawa-senyawa aktif sebagai kandidat obat, salah satunya adalah sebagai obat antikanker. Proses isolasi senyawa kalkon membutuhkan biaya yang cukup besar JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 dan waktu yang lama, sehingga senyawa kalkon lebih banyak dihasilkan melalui proses sintesis. Pada umumnya, sintesis senyawa kalkon dilakukan melalui reaksi kondensasi aldol menggunakan turunan benzaldehid dan asetofenon. Reaksi pembentukan senyawa kalkon dapat dipercepat dengan penambahan katalis asam atau basa. Sintesis dapat dilakukan dengan metode pengadukan, pemanasan, refluks, dan iradiasi microwave. Namun beberapa tahun terakhir ini penggunaan energi microwave dalam reaksi organik sangat populer karena lebih aman, ramah lingkungan (green chemistry), cepat dan menghasilkan produk yang lebih banyak dibandingkan metode konvensional. Senyawa hasil sintesis dikarakterisasi berdasarkan interpretasi data spektroskopi UV, IR, 1H NMR, dan MS kemudian diuji sifat toksiknya dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji BSLT merupakan salah satu teknik pendahuluan untuk menentukan letalitas atau toksisitas suatu senyawa. Uji ini merupakan uji pendahuluan untuk menentukan aktivitas antikanker yang dimiliki oleh suatu senyawa. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa sebagian besar senyawa antikanker adalah senyawa yang bersifat toksik. Pengujian letalitas sederhana ini tidak spesifik untuk antikanker, tetapi merupakan indikator sitotoksik yang baik (Meyer et al., 1982). Berdasarkan metode BSLT, suatu tanaman atau hasil isolasi dianggap menunjukkan aktivitas sitotoksik bila mempunyai nilai LC50 kecil dari 1000 µg/mL, sedangkan untuk senyawa murni dianggap menunjukkan aktivitas sitotoksik bila mempunyai nilai LC50 kecil dari 200 µg/mL (Anderson et al., 1991). 240 METODE PENELITIAN a. Alat dan bahan Alat-alat yang digunakan yaitu microwave (Samsung ME 109F), alat pengukur titik leleh Fisher Johns, lampu UV (254 dan 366 nm), kromatografi kolom, spektrofotometer UV (Genesys 10S UV-Vis V4.002 2L9N175013), HPLC (Shimadzu LC 20AD), spektrometer NMR (Agilent 500 MHz) dan MS (Waters LCT Premier XE mode positif). Bahan-bahan yang digunakan yaitu asetofenon (8.00028.1000), 2’-metoksi benzaldehid (8.20102.0100), kalium hidroksida (Merck), Poly ethylen glycol (PEG-400), asam klorida (Merck), n-heksana (Merck), etilasetat (Merck), metanol (Merck), dimetilsulfoksida (Merck), silika GF60 (70-230 mesh), dan plat KLT GF254. b. Sintesis senyawa kalkon Senyawa asetofenon (5 mmol) dan 2’-metoksi benzaldehid (5 mmol) dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, dilarutkan dengan 5 mL PEG-400 dan ditambahkan 15 mmol kalium hidroksida. Kemudian campuran diiradiasi menggunakan microwave dengan daya 180 Watt selama 8-15 menit. Tahapan reaksi diamati dengan KLT. Setelah proses reaksi selesai, campuran ditambahkan asam klorida 3N dan akuades dingin hingga pH menjadi netral yang ditentukan dengan pH indikator. Endapan yang dihasilkan selanjutnya disaring dengan corong Buchner, dicuci dengan n-heksana dan akuades dingin, kemudian divakum hingga kering. Senyawa kalkon dimurnikan melalui kromatografi kolom menggunakan eluen 3% etilasetat dalam JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 n-heksana. Analisis kemurnian produk dilakukan dengan KLT, uji titik leleh, dan HPLC. c. Uji toksisitas Sampel sebanyak 2 µg dilarutkan dalam 2 mL metanol larutan induk, konsentrasi 1000 µg/mL), kemudian dari larutan induk dibuat konsentrasi larutan uji yang berbeda yaitu 10 µg/mL, 5 µg/mL, dan 1 µg/mL dengan cara pengenceran bertingkat. Disiapkan vial yang sudah dikalibrasi 5 mL untuk masing-masing konsentrasi. Sampel dipipet ke dalam masing-masing vial, lalu diuapkan hingga mengering. Selanjutnya, kedalam masing-masing vial ditambahkan 50 µL DMSO dan air laut. Sebanyak 10 ekor larva udang yang sudah disiapkan dimasukkan kedalam vial tersebut dan ditambahkan air laut hingga batas kalibrasi 5 mL. Tingkat toksisitas diukur dengan cara menghitung jumlah larva udang yang mati dalam selang waktu 24 jam. Pengujian dilakukan dengan 3 kali pengulangan dan data dianalisis untuk menentukan nilai LC50 dengan metode kurva menggunakan tabel analisis probit. HASIL DAN PEMBAHASAN Senyawa kalkon (E)-1-(fenil)-3(2-metoksifenil)-prop-2-en-1-on (EP1) diperoleh melalui reaksi kondensasi aldol antara asetofenon dan 2’-metoksi benzaldehid. Proses sintesis dipercepat dengan penambahan larutan KOH 3N sebagai katalis dibawah kondisi iradiasi microwave dengan daya 180 Watt selama 8-15 menit. Skema reaksi sintesis senyawa analog kalkon EP1 tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. 241 O O O + H OCH3 OCH3 KOH PEG-400 Gambar 1. Skema reaksi sintesis analog kalkon (EP1) Senyawa kalkon (EP1) hasil sintesis berupa serbuk berwarna putih kekuningan. Rendemen senyawa murni yang dihasilkan cukup baik (49,18%). Analisis kemurnian senyawa analog kalkon hasil sintesis ditentukan melalui KLT, titik leleh, dan HPLC. Analisis kemurnian dengan KLT dilakukan menggunakan sistem eluen berbeda dan menunjukkan satu noda. Hasil analisis kemurnian dengan titik leleh diketahui bahwa titik leleh senyawa kalkon (EP1) 56-58oC. Analisis kemurnian dengan HPLC menghasilkan kromatogram dengan satu puncak dominan pada tR= 13,6 menit. Data tersebut menunjukkan bahwa senyawa analog kalkon EP1yang dihasilkan telah murni. Senyawa analog kalkon dikarakterirasi menggunakan spektroskopi UV, IR, 1H-NMR dan MS. Sifat Fisik senyawa EP1 dapat dilihat pada Tabel 1. Spektrum UV senyawa EP1 dalam pelarut metanol (MeOH) memperlihatkan adanya serapan maksimum pada λ 206 nm, 297 nm, dan 346 nm yang menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonjugasi yang merupakan ciri khas dari senyawa kalkon. Spektrum FTIR senyawa EP1 memperlihatkan adanya serapan pada bilangan gelombang (cm-1) 1630 mengindikasikan adanya gugus C=O terkonjugasi dengan ikatan rangkap α,β tak jenuh. Serapan pada bilangan gelombang 1585 mengindikasikan adanya ikatan C=C alkena yang terkonjugasi dengan karbonil dan cincin aromatik. Serapan pada bilangan gelombang 3065 mengindikasikan adanya ikatan C-H aromatik. Serapan pada bilangan gelombang 1208 mengindikasikan adanya ikatan C-OMe. Spektrum 1H-NMR senyawa analog kalkon EP1 menunjukkan pergeseran yang khas pada proton gugus metoksi. Proton tersebut terdapat pada pergeseran kimia δ 3,00-4,00 ppm dengan puncak singlet dan integritas 3H. Proton yang terdapat pada Cα dan Cβ memiliki nilai tetapan kopling (J) 15-16 Hz dengan puncak doublet. Nilai tetapan kopling tersebut menunjukkan bahwa ikatan rangkap pada Cα dan Cβ mempunyai konfigurasi trans. 1 Interpretasi data H-NMR senyawa kalkon EP1 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1 : Data fisik senyawa analog kalkon (EP1) Rumus Molekul C16H14O2 Massa Molekul (g/mol) 238,1072 Berat Senyawa (g) 0,5853 JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 Rendemen (%) 49,18 Titik Leleh (oC) 56-58 Warna Kristal Putih Kekuningan 242 Tabel 2 : Interpretasi data 1H-NMR (CDCl3) Nomor Atom 1 2 3 4 5 6 Cα Cβ 1’ 2’ 3’ 4’ 5’ 6’ -OCH3 δH (ppm) 6,95 (d, 1H, J=8,5 Hz) 7,38 (t, 1H, J=8,5 Hz) 6,99 (t, 1H, J=7,5 Hz) 7,64 (d, 1H, J=6,5 Hz) 7,62 (d, 1Hα, J=16 Hz) 8,12 (d, 1Hβ, J=16 Hz) 8,02 (d, 2H, J=7,5 Hz) 7,49 (t, 2H, J=7 Hz) 7,57 (t, 1H, J=7,5 Hz) 7,49 (t, 2H, J=7 Hz) 8,02 (d, 2H, J=7,5 Hz) 3,92 (s, 3H) Berat molekul senyawa-senyawa hasil sintesis dikonfirmasi melalui spektroskopi massa (HRMS). Berat molekul senyawa EP1 ditunjukkan oleh spektrum massa yang dihitung sebagai C16H15O2 [M+H]+ dengan puncak ion molekul m/z 239,1072 dan ditemukan pada spektrum massa dengan puncak ion molekul m/z 239,1073, selisih massa molekul tersebut 0,0001. Selisih massa molekul hasil perhitungan dengan yang ditemukan pada spektrum massa menunjukkan perbedaan yang sangat kecil (sesuai dengan struktur senyawa yang diharapkan) dan dapat dikatakan bahwa senyawa kalkon tersebut sangat murni. Uji toksisitas senyawa analog kalkon dilakukan dalam konsentrasi yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan tingkat toksisitas senyawa analog kalkon. Hasil uji JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 toksisitas dari senyawa EP1 pada konsentrasi 1000, 100 dan 10 µg/mL terhadap larva A. salina yang dianalisis dengan metode analisis probit menunjukkan efek kematian larva A. salina 100%. Oleh karena itu, senyawa EP1 tersebut diuji aktivitas toksisitasnya pada konsentrasi yang lebih rendah yaitu 10, 5 dan 1 µg/mL dan menunjukkan sifat toksik yang baik dengan nilai LC50 3,948 µg/mL. Aktivitas biologis senyawa kalkon dipengaruhi oleh adanya substituen yang terdapat pada cincin aromatik A dan B. Pada penelitian ini, senyawa analog kalkon memiliki substituen metoksi pada cincin aromatik B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa analog kalkon tersebut memiliki aktivitas toksisitas yang baik. Atom oksigen merupakan atom elektronegatif yang menarik elektron melalui efek induksi negatif (-I) dan memiliki pasangan elektron bebas yang 243 dapat disumbangkan melalui efek resonansi (mesomeri). Induksi negatif pada senyawa kalkon EP1 lebih besar terhadap gugus karbonil α,β-tak jenuh, sehingga gugus metoksi pada senyawa EP1 lebih elektronegatif. Semakin kuat efek induksi negatif yang dihasilkan maka toksisitas dari senyawa analog kalkon tersebut akan semakin tinggi. KESIMPULAN Senyawa analog kalkon (E)-1(fenil)-3-(2-metoksifenil)-prop-2-en-1on (EP1) telah disintesis menggunakan katalis kalium hidroksida di bawah iradiasi microwave dengan daya 180 Watt selama 8-15 menit dan diperoleh rendemen sebesar 49,18%. Hasil karakterisasi menggunakan spektroskopi UV, IR dan 1H-NMR menunjukkan bahwa struktur senyawa yang diperoleh dari hasil penelitian ini sesuai dengan struktur senyawa yang diharapkan. Senyawa ini memiliki aktivitas toksisitas dengan nilai LC50 yaitu 3,498 µg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa ini berpotensi sebagai antikanker. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji sitotoksik untuk mengetahui aktivitas senyawa sebagai antikanker. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis sangat berterimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Adel Zamri, MS, DEA dan Bapak Prof. Dr. Jasril, MS yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama melakukan penelitian serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 DAFTAR PUSTAKA Anderson, J.E. Goetz, C.M., & Mclaughlin, J.L. 1991. A blind comparison of simple bench top bioassay and human tumor cell cytotoxicity as antitumor prescreens. Pytochemical Analysis. 2(3): 107-111. Britton, R.G., Horner-Glister, E., Pomenya, O.A., Smith, E.E., Denton, R., Jenkins, P.R., Steward, W.P., Brown, K., Gescher, A., & Sale, S. 2012. Synthesis and biological evaluation of novel flavonols as potential anti-prostate cancer agent. European Journal of Medicinal Chemistry. 54: 952-958. Desmiarti, Z. 2012. Sintesis dan uji toksisitas senyawa calkon turunan 4-metoksiasefenon. Skripsi. FMIPA UR, Pekanbaru. Jadhav, S.B., Bagul, K.R., Bagul, P.R., & Gaikwad, K.V. 2008. Synthesis of some novel flavonol derivatives and it’s antimicrobial activity. Oriental Journal of Chemistry. 24(2): 583-588. Jayapal, M.R., Prasad, K.S., & Sreedhar, N.Y. 2010. Synthesis and characterization of 2,6-dihydroxy substituted chalcones using PEG400 as a recyclable solvent. J. Pharmaceutical Sciences and Research. 2(8):450-458. Kulkarni, P., Wagh, P., & Zubaidha, P. 2012. An improved and ecofriendly method for the synthesis of flavanone by the cyclization of 244 2’-hydroxy chalcone using methane sulphonic acid as catalyst. Chemistry Journal. 2(3): 106-110. Lonkar, S.M., Mokle, S.S., Vibhute, A.Y., & Vibhute, Y.B. 2011. Green approach for the synthesis of some new α,β-unsaturated ketimines under water suspension. Orbital Electronic Journal Chemistry. 3(4):197-203. Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnam, J.E., Jacosen, L.B., Nichols D.E., & McLaughin, J.L. 1982. Brine shrimp: a convenient general bioassay for active plant constituens. Journal of Medicinal Plant Research Planta Medica. 45: 31-34. Patil, V.J. 2012. Synthesis and in vitro antiplaque activity of chalcone, flavonol and flavanol derivatives. International Journal Pharmaceutical Sciences and Research. 3(12): 5006-5014. Safavi, M., Esmati, N., Ardestani, S. K., Emami, S., Ajdari, S., Davoodi, J., Shafiee, B., & Foroumadi, A. 2012. Halogenated flavanones as potensial apoptosis-including JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 agent: Synthesis and biological activity evaluation. European Journal of Medicinal Chemistry. 58:573-580. Sarda, S.R., Bhusare, S.R., Dake, S.A., Jadhav, W.N., & Pawar, R.P. 2009. Solvent-free NaOH-Al2O3 supported synthesis of 1,3-diaryl2-propene-1-ones. International Journal of ChemTech Research. 1(2): 265-269. Sharshira, E.M. & Hamada, N.M.M. 2011. Synthesis and in vitro antimicrobial activity of some pyrazolyl-1-carboxamide derivatives. Molecules. 16: 77367745. Sing, P., Negi, J.S., Pant, G.J.N., Rawat, M.S.M. & Budakoti, A. 2009. Synthesis and Characterization of a novel 2-Pyrazoline. Molbank, 613: 1-4. Tiwari, B., Pratapwar, A.S., Tapas, A.R., Butle, S.R., & Vatkar, B.S. 2010. Synthesis and antimicrobial activity of some chalcone derivatives. International Journal of ChemTech Research. 2(1): 499503. 245