analisis risiko pelaksanaan konstruksi untuk meningkatkan kinerja

advertisement
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3)
Jakarta, 6 – 7 Mei 2009
ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN KONSTRUKSI
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA BIAYA PADA PROYEK JALAN TOL
Manlian Ronald A.Simanjuntak, Ismeth S Abidin, M. Rifqi Hm
Program Studi Magister Teknik Sipil
Universitas Pelita Harapan
ABSTRAK
Salah satu pembangunan prasarana transportasi yang sampai saat ini masih diharapkan dapat lebih
memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah pembangunan jalan tol. Pembangunan jalan tol
ini memiliki sejumlah permasalahan yang sangat kompleks dan juga aspek risiko. Banyak pihak
yang terlibat dan saling terkait pada tahap pelaksanaan pembangunan fisik jalan tol, antara lain
investor, konsultan, kontraktor, instansi pemerintah maupun masyarakat. Kontraktor, sebagai
pelaksana pembangunan jalan tol tidak luput juga dari berbagai permasalahan dan risiko
pelaksanaan konstruksi. Oleh sebab itu kontraktor dituntut untuk handal di bidang manajemen
pengendalian waktu, mutu serta biaya. Salah satu alat untuk mengatasi permasalahan di atas adalah
dengan melaksanakan manajemen risiko. Langkah-langkah manajemen risiko diterapkan untuk
mengetahui risiko mana yang dapat mengganggu kinerja biaya pelaksanaan, sehingga sejauh
mungkin dapat dicarikan penanganan yang tepat sekaligus merumuskan langkah – langkah untuk
dapat meningkatkan kinerja biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko
pelaksanaan konstruksi yang dominan terhadap penurunan kinerja biaya pada pembangunan Jalan
Tol di Jawa. Untuk selanjutnya dilakukan simulasi dan optimasi terhadap risiko dominan yang
teridentifikasi guna meningkatkan kinerja biaya pelaksanaan. Pendekatan untuk mencapai tujuan
tersebut dilakukan melalui metode analisis risiko yang didukung oleh berbagai metode analisis,
pemodelan, simulasi dan optimasi dengan bantuan program SPSS dan Crystal Ball. Melalui
analisis regresi, penelitian ini menghasilkan 3 (tiga) variabel penentu untuk model persamaan
linier yaitu “Kenaikan harga BBM”, “Ketidakpastian pendanaan Owner” dan “Permasalahan
pembebasan tanah”. Kenaikan harga minyak di pasaran dunia, lamanya proses pencairan kredit
bank, serta harga tanah yang melebihi anggaran antara lain merupakan penyebab – penyebab
timbulnya risiko tersebut. Sedangkan dampak yang ditimbulkan jika risiko-risiko tersebut tidak
ditangani dengan baik dan benar adalah penurunan kinerja biaya. Melalui proses simulasi dan
optimasi terhadap ketiga variabel risiko tersebut menunjukkan bahwa dengan analisis risiko
pelaksanaan konstruksi dapat meningkatkan kinerja biaya pada proyek jalan tol.
Kata Kunci: analisis risiko, pelaksanaan konstruksi, jalan tol, peningkatan, kinerja biaya.
1. PENDAHULUAN
Salah satu pembangunan prasarana transportasi yang sampai saat ini masih diharapkan dapat lebih memacu
pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah pembangunan jalan tol. Dalam kurun waktu 20 tahun, statistik panjang jalan
tol yang dibangun Indonesia hanya 600 km, masih kalah dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 1.200 km
dalam kurun waktu 10 tahun, dan China yang mencapai 100.000 km dalam kurun waktu 20 tahun. Setelah sempat
terhenti akibat krisis moneter 1998, pembangunan jalan tol dimulai kembali dengan dibangunnya jalan tol
CIPULARANG. Khusus di Pulau Jawa, pengembangan jalan tol yang dikenal dengan jalan tol Trans Jawa,
ditargetkan dapat dibangun 1.000 km.
Pembangunan jalan tol ini memiliki sejumlah permasalahan yang sangat kompleks. Permasalahan tersebut meliputi
pembebasan lahan, pembiayaan, maupun aspek risiko yang melekat mengingat cukup lamanya jangka waktu proyek.
Sebagai negara berkembang, Di Indonesia, biaya pengadaan tanah dimasukan dalam beban investasi yang harus
ditanggung oleh investor. Berbeda dengan negara lain dimana pembangunan jalan tol selalu diawali dengan campur
tangan pemerintah yang begitu dalam, mengingat aspek risiko yang tinggi dengan panjangnya jangka waktu
investasi, serta besarnya nilai investasi. Malaysia telah membuktikan bahwa pembangunan jalan tolnya lebih cepat
dari pada Indonesia karena adanya campur tangan pemerintahnya dalam proses pembebasan lahan [Info BPJT, 22
November 2007].
Pada tahap pelaksanaan pembangunan konstruksi jalan tol juga tidak luput dari risiko. Bagi Kontraktor, sebagai
pihak yang paling bertanggungjawab atas pelaksanaan konstruksi jalan tol, keberhasilan suatu pelaksanaan
konstruksi ditentukan oleh kemampuannya dalam pengelolaan berbagai aspek yang terkait konstruksi, termasuk
aspek risiko, untuk mencapai tujuan proyek yang telah disepakati dan ditetapkan.
Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M – 165
Manlian Ronald A.Simanjuntak, Ismeth S Abidin, M. Rifqi Hm
Dari latar belakang di atas, dapat ditarik suatu pernyataan bahwa tidak selamanya risiko berdampak buruk. Apabila
risiko – risiko pelaksanaan konstruksi dapat diidentifikasi dan dinilai dengan teknik dan cara yang sesuai, kemudian
ditanggapi dan diperlakukan sebagai diterima atau dimitigasi dengan tindak preventif dan korektif yang tepat serta
melalui teknik simulasi dan optimasi, maka tidak saja akan mengurangi risiko penurunan namun bahkan dapat
meningkatkan kinerja biaya pelaksanaan proyek.
1.1. Permasalahan Penelitian
Pertanyaan timbul dalam penelitian ini adalah:
a.
Risiko apa saja yang dapat timbul pada tahap pelaksanaan konstruksi yang mempengaruhi (menurunkan)
kinerja biaya pada proyek jalan tol?.
b.
Apa saja faktor – faktor penyebab dan dampak risiko pelaksanaan konstruksi yang mempengaruhi
(menurunkan) kinerja biaya proyek jalan tol?.
c.
Bagaimana meningkatkan kinerja biaya pelaksanaan konstruksi proyek jalan tol di masa yang akan datang?.
2. STUDI KEPUSTAKAAN
2.1. Manajemen Risiko
Antara risiko, ketidakpastian dan peluang memiliki keterkaitan yang sangat rapat. Ketidakpastian yang dihadapi bisa
berdampak merugikan atau mungkin saja menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi berdampak
menguntungkan maka ini yang dikenal dengan istilah kesempatan (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang
berdampak merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk) [kountur,2004]. Apabila risiko terjadi, dengan suatu
kepakaran tertentu risiko dapat diubah menjadi peluang yang baik. Demikian juga sebaliknya peluang yang baik
dapat berubah menjadi risiko yang dapat menggagalkan suatu proyek.
Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang
dapat memberikan dampak merugikan [kountur, 2004]. Dalam konteks manajemen proyek, risiko proyek adalah
suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, yang apabila terjadi, menimbulkan dampak positif atau negatif atas
tujuan, yaitu waktu, biaya, lingkup dan mutu [PMI, 2004].
2.2.Manajemen Risiko Proyek (AS4360)
Proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan
alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan
jelas [Soeharto, 1997]. Hal tersebut yang menyebabkan dalam pengelolaan risiko dalam suatu aktivitas proyek perlu
mendapat perhatian dan penanganan yang khusus.
Mengacu pada AS4360, kegiatan manajemen risiko proyek merupakan suatu proses sistematis yang terdiri dari:
1.
Pengenalan dan pemahaman konteks risiko, tujuan dan faktor kinerja.
2.
Proses indentifikasi faktor dan variabel (risiko, dampak dan penyebab).
3.
Proses evaluasi dan analisis dengan data primer, sekunder dan verifikasi secara kualitatif dan kuantitatif.
4.
Proses perumusan mitigasi dan tindakan koreksi.
5.
Statistical dan Mathematical Modelling, Simulasi dan Validasi untuk monitor pengendalian proses manajemen
risiko.
6.
Proses dokumentasi, lesson learned dan database seluruh kegiatan selama masa pelaksanaan manajemen risiko
dan untuk masa mendatang.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Proses Penelitian
Pendekatan untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan melalui metode analisis risiko yang merupakan sistem
pengambilan keputusan yang didukung oleh berbagai metode analisis, pemodelan, simulasi dan optimasi yang
dilakukan secara terukur. Kajian – kajian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi semua jenis risiko yang timbul
pada tahap pelaksanaan proyek jalan tol yang dapat mempengaruhi kinerja biaya pelaksanaan, berikut dampak dan
penyebab dari risiko tersebut. Metode penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif sesuai
diagram alir pada gambar 2 yang merupakan kerangka berpikir penelitian ini.
M - 166
Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Risiko Pelaksanaan Konstruksi untuk Meningkatkan Kinerja Biaya pada Proyek Jalan Tol
Pengumpulan Data peristiwa Risiko
Analisis Korelasi
Identifikasi faktor Risiko
Analisis Regresi
Metode Analisis kualitatif 1
Kuesioner ke pakar untuk mendapat faktor yang
dominan melalui reduksi
Simulasi dari model yang didapat
Mencari Penyebab & Rencana Tindakan
Preventif Korektif dengan validasi pakar
Metode Analisis kualitatif 2
Kuesioner ke-2 kepada stakeholders
Perumusan untuk meningkatkan kinerja biaya
(optimasi)
Metode Analisis kuantitatif
Analisis data secara statistik untuk
menemukan model penurunan kinerja biaya
dengan faktor-faktor yang paling berpengaruh
Kesimpulan
Gambar 2. Kerangka Berpikir
6
3
Y
Yj = f(Xij)
3
6
Xij
Gambar 3. Model Kinerja Biaya Pelaksanaan
4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini telah dilakukan pengolahan data dengan bantuan piranti lunak program SPSS 15.0. Yang diolah
pada penelitian ini meliputi analisis korelasi, interkorelasi dan analisis regresi. Simulasi dan optimasi dilakukan
dengan bantuan program Crystal Ball.
Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan nilai korelasi r = 0,518 dengan variabel – variabel risiko yang
mempunyai korelasi yang erat dan signifikan terhadap penurunan kinerja biaya pelaksanaan Proyek Jalan Tol yaitu:
1.
Kenaikan harga BBM (X6)
2.
Ketidakpastian pendanaan Owner (X7).
3.
Permasalahan pembebasan lahan (X57).
4.
Kurang akuratnya estimasi (X61).
Variabel - variabel di atas bebas dari gangguan interkorelasi.
Sedangkan untuk distribusi didapat sebagian besar variabel terdistribusi normal.
Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 167
Manlian Ronald A.Simanjuntak, Ismeth S Abidin, M. Rifqi Hm
Model yang didapat dari hasil analisis regresi linier faktor-faktor risiko terhadap penurunan kinerja biaya
pelaksanaan proyek Jalan Tol dengan Rsquare = 0,934 adalah:
Y = -0,682 + 0,518X6 + 0,441X57 + 0,152X7
Dimana :
X6
X57
X7
Kenaikan harga BBM
Permasalahan Pembebasan Lahan
Ketidak pastian pendanaan Owner
Konstanta sebesar -0,682 menyatakan bahwa jika tidak ada faktorX6, X57 dan X7, maka penurunan kinerja biaya
pelaksanaan adalah sebesar -0,682. Sedangkan konstanta lain pada X6, X57, dan X7 yang memiliki nilai positif,
menyatakan bahwa setiap diterapkannya faktor – faktor tersebut, maka kinerja biaya pelaksanaan akan semakin
menurun. Demikian pula sebaliknya, maka akan dapat meningkatkan kinerja biaya pelaksanaan.
Dari uji determinasi diketahui bahwa 93,4% penurunan kinerja biaya pelaksanaan proyek Jalan Tol disebabkan oleh
faktor-faktor risiko X6, X57, dan X7. Model tidak mengalami gangguan multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
Dari uji F terlihat ada hubungan antara X6 dengan Y, X57 dengan Y dan X7 dengan Y, sedangkan dari uji t terdapat
pengaruh signifikan faktor X6, X57 dan X7 terhadap nilai Y (penurunan kinerja biaya).
Validasi pakar menyatakan bahwa variabel – variabel risiko yang diperoleh dari penelitian ini adalah sangat relevan.
Namun demikian perlu ada tinjauan khusus atas variabel kenaikan harga BBM sehubungan dengan adanya
kebijakan penurunan harga BBM oleh pemerintah.
Melalui simulasi model diperoleh gambar grafik simulasi prediksi risiko terhadap penurunan kinerja biaya
pelaksanaan yang paling kritis (paling kanan) yaitu kombinasi antara:
Y = X6dynX57maxX6dyn
Y = X6maxX57meanX6dyn
Y = X6maxX57dynX6dyn
Adapun guna meningkatkan kinerja biaya pelaksanaan, maka dari grafik overlay chart (gambar 4) simulasi yang
paling kritis adalah yang paling kiri, yaitu kombinasi antara:
Y = X6minX57min X7dyn
Y = X6minX57dyn X7dyn
Y = X6meanX57min X7dyn
Dari grafik overlaychart juga terlihat area sukses untuk peningkatan biaya pelaksanaan proyek jalan tol, yaitu area
yang diarsir.
Terhadap variabel – variabel risiko dominan terhadap penurunan kinerja biaya pelaksanaan konstruksi sebagaimana
diuraikan di atas, maka berdasarkan Manajemen Risiko (AS4360) perlu ditindaklanjuti dengan proses perumusan
mitigasi dan tindakan koreksi (treat risks) sebagaimana tersaji dalam tabel 1.
M - 168
Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3)
Jakarta, 6 – 7 Mei 2009
Ov erlay Chart
Cumulativ e Comparison
1.000
y = X6dynX57maxX6dyn
y = X6dynX57minX7max
y = X6dynX57maxX7min
.750
y = X6dynX57maxX7mean
y = x6dynx57dynx7dyn
.500
y = x6mi nx57dynx7dyn
y = x6max57dynx7dyn
.250
y = X6meanX57dynX7dyn
y = X6dynX57minX7dyn
.000
y = X6dynX57meanX7dyn
-1.00
1.25
3.50
5.75
8.00
y = X6dynX57dynX7min
y = X6dynX57dynX7max
y = X6dynX57dynX7mean
y = x6mi nx57mi nx7dyn
y = X6maxX57maxX7dyn
y = X6meanX57meanX7dyn
y = X6dynX57minX7min
Mean = 3,75
y = X6dynX57maxX7max
y = X6dynX57meanX7mean
y = X6minX57dynX7min
y = X6maxX57dynX7max
y = X6meanX57dynX7mean
y = X6minX57dynX7max
y = X6maxX57dynX7min
y = X6minX57dynX7mean
y = X6maxX57dynX7mean
y = X6minX57maxX7dyn
y = X6minX57meanX7dyn
y = X6maxX57mi nX7dyn
y = X6maxX57meanX7dyn
y = X6meanX57maxX7dyn
y = X6meanX57mi nX7dyn
y = X6dynX57minX7min
y = X6dynX57meanX7min
y = X6dynX57meanX7max
y = X6meanX57dynX7min
y = X6meanX57dynX7max
Gambar 4. Areal Sukses peningkatan kinerja biaya pelaksanaan
Area sukses peningkatan kinerja biaya pelaksanaan konstruksi proyek jalan tol telah dapat diketahui dengan bantuan
piranti lunak Crystal Ball sebagai alat simulasi terhadap variabel – variabel dominan. Untuk mencapai area tersebut,
perlu disiapkan rumusan peningkatan kinerja biaya pelaksanaan konstruksi proyek jalan tol berupa rencana
penanganan, antara lain:
1.
Meniadakan atau menekan sekecil mungkin skala risiko variabel – variabel dominan, yaitu: kenaikan harga
Bahan Bakar Minyak, ketidakpastian pendanaan Owner, permasalahan pembebasan lahan dengan cara – cara
sebagaimana tertuang dalam butir – butir di bawah ini.
2.
Risiko kenaikan harga Bahan Bakar Minyak harus bisa dialihkan menjadi risiko Owner, dengan cara
menyepakati ketentuan tentang penyesuaian harga dengan formula perhitungan tertentu di dalam Kontrak.
Kontraktor masih akan menerima sebagian risiko ini jika hasil yang didapat dari perhitungan penyesuaian harga
masih lebih kecil dari realisasi kenaikan biaya pelaksanaan sebagai dampak dari kenaikan harga BBM.
Sebaliknya, kontraktor juga mempunyai peluang hasil lebih jika dapat memaksimalkan hasil dari perhitungan
penyesuaian harga.
Apabila Owner tidak menyetujui ketentuan penyesuaian harga dimasukkan dalam Kontrak, maka Kontraktor
harus memasukkan biaya dampak risiko kenaikan harga BBM ke dalam harga pekerjaan berupa mark up.
Upaya lain adalah dengan cara mengalihkan atau membagi risiko dengan pemasok atau subkontraktor dengan
cara melakukan subkontrak dengan pemasok atau subkontraktor dengan harga satuan tetap (fixed price). Pada
masa pelaksanaan, Kontraktor juga harus melakukan upaya – upaya penanganan jika risiko ini benar terjadi
agar dampaknya terhadap penurunan kinerja biaya bisa ditekan seminimal mungkin dan menghasilkan peluang,
antara lain dengan melaksanakan program efisiensi terhadap penggunaan peralatan dan kendaraan yang
Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M – 169
Manlian Ronald A.Simanjuntak, Ismeth S Abidin, M. Rifqi Hm
menggunakan BBM.. Cara lain mitigasi adalah dengan pembelanjaan di awal untuk bahan – bahan yang
diperkirakan harganya akan cepat melonjak sebagai dampak dari kenaikan harga BBM.
3.
Permasalahan pembebasan lahan seharusnya tidak akan menjadi risiko jika pembebasan lahan sudah
diselesaikan sebelum masa pelaksanaan konstruksi dimulai, sehingga kontraktor dapat leluasa bekerja di atas
lahan yang sudah bebas. Risiko akan timbul jika masih ada lahan yang belum dibebaskan sampai dimulainya
pelaksanaan pekerjaan. Risiko permalasahan pembebasan lahan proyek harus dialihkan menjadi risiko Owner.
Harus dibuat aturan yang jelas di dalam Kontrak tentang mulainya pelaksanaan pekerjaan yang mensyaratkan
adanya pembebasan lahan terlebih dahulu, sehingga Kontraktor tidak akan mulai bekerja sebelum keseluruhan
lahan dibebaskan dan diserahterimakan kepada Kontraktor. Jika disepakati pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan
beriringan dengan pelaksanaan pembebasan lahan maka harus disepakati adanya jadwal pembebasan dan
penyerahan lahan serta jadwal pelaksanaan pekerjaan termasuk rincian kompensasi yang diberikan kepada
kontraktor sekiranya terjadi cidera janji Owner dalam penyerahan lahan kepada kontraktor. Upaya penanganan
risiko jika terjadi penyimpangan jadwal penyerahan lahan pada saat pelaksanaan pekerjaan adalah dengan
menghentikan sementara pekerjaan, menjadwal ulang pekerjaan dan mengatur ulang pendayagunaan sumber
daya disesuaikan dengan realisasi penyerahan lahan. Di sisi lain Kontraktor harus mengupayakan klaim ganti
kerugian yang berupa penambahan pembayaran sesuai ketentuan Kontrak akibat terjadinya cidera janji Owner
dalam penyerahan lahan kepada kontraktor. Kontraktor juga harus mengalokasikan biaya risiko ini dalam harga
pekerjaan berupa mark up.
4.
Risiko ketidakpastian pendanaan Owner ini tidak akan terjadi jika pendanaan Owner sudah pasti pada saat
tender. Namun yang terjadi saat ini bahwa proses tender bahkan pekerjaan konstruksi dilaksanakan di bawah
ancaman risiko ketidakpastian pendanaan Owner. Tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh Kontraktor adalah
dengan meminta jaminan pembayaran dari Owner yang besarnya progressive sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan. Jaminan ini berupa dana deposito bank khusus untuk proyek dimaksud yang siap dicairkan untuk
pembayaran prestasi pekerjaan. Jika Owner menolak memberikan jaminan, maka cara lain yang bisa dilakukan
oleh kontraktor adalah dengan meminta sistem pembayaran prestasi pekerjaan secara bulanan, dan
menghentikan sementara pekerjaan jika tidak ada pembayaran dari Owner. Harus ada ketentuan yang rinci di
dalam Kontrak mengenai tata cara pembayaran prestasi pekerjaan serta kompensasi yang diberikan kepada
Kontraktor jika Owner cidera janji dalam pembayaran. Di sisi lain, Kontraktor juga harus menyepakati tata cara
pembayaran kepada pemasok atau subkontraktor dengan sistem back to back, yaitu membayar mereka setelah
menerima pembayaran dari Owner. Kontraktor juga harus mengalokasikan biaya risiko ini dalam harga
pekerjaan berupa mark up.
Dengan bantuan program Opquest Crystal Ball, optimasi dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja biaya
pelaksanaan konstruksi. Sebagai contoh, nilai risiko ketiga variabel risiko dominan tersebut adalah sebesar 1,2%.
Adapun anggaran biaya risiko yang disediakan hanya 1%, maka dengan bantuan program Opquest dapat dicarikan
solusi pengalokasian anggaran biaya risiko. Gambar 5 output optimasi menunjukkan solusi terbaik untuk
pengalokasian anggaran biaya risiko ke atas masing – masing variabel, yaitu:
1.
2.
3.
M - 170
Risiko kenaikan harga BBM (X6)
Risiko permasalahan pembebasan
lahan (X57)
Risiko ketidakpastian pendanaan
Owner (X7)
Jumlah
Biaya
0,8%
Optimasi biaya
0,6%
0,2%
0,15%
0,2%
0,16%
1,2%
0,91%
Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Risiko Pelaksanaan Konstruksi untuk Meningkatkan Kinerja Biaya pada Proyek Jalan Tol
Gambar 5. Grafik output simulasi
4. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Hasil dari analisis yang telah dilakukan, faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap penurunan kinerja biaya
pelaksanaan proyek Jalan Tol di Jawa yang dominan yaitu:
1.
Faktor Risiko Ekonomi: Masalah Energi, yaitu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
2.
Faktor Risiko Ekonomi: Ketidakpastian pendanaan Owner.
3.
Faktor Risiko Konstruksi: Permasalahan pembebasan lahan proyek.
Dampak utama terjadinya risiko – risiko tersebut di atas adalah terjadinya penurunan kinerja biaya.
Di sisi lain, dari hasil simulasi dan optimasi menunjukkan bahwa dibalik risiko – risiko tersebut terdapat peluang
untuk dapat meningkatkan kinerja biaya pelaksanaan apabila risiko – risiko tersebut dapat dikendalikan dengan baik.
Perumusan untuk meningkatkan kinerja biaya pelaksanaan konstruksi proyek jalan tol di masa yang akan datang
adalah sebagai berikut:
1.
Manajemen risiko harus mulai dilaksanakan secara sistematis oleh Kontraktor sejak tahap tender melalui
penerapan suatu Sistem Manajemen Risiko.
2.
Analisis risiko sebagai identifikasi terhadap risiko – risiko yang dominan sudah harus dilaksanakan pada tahap
tender. Pengendalian risiko harus direncanakan dengan baik dan cermat dengan maksud membuat risiko
menjadi sekecil-kecilnya sehingga bisa meningkatkan kinerja biaya pelaksanaan.
3.
Kontraktor harus bisa menghitung biaya risiko yang terdiri dari nilai dampak risiko dan biaya penanganan
risiko. Dalam menghitung harga tender, Kontraktor harus mengalokasikan biaya risiko, sebagai mark up, atas
risiko – risiko yang tidak bisa dikendalikan melalui ketentuan Kontrak yang terpaksa harus diterima oleh
Kontraktor sekiranya risiko – risiko tersebut terjadi.
4.
Penanganan risiko harus didokumentasikan dengan baik.
Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 171
Manlian Ronald A.Simanjuntak, Ismeth S Abidin, M. Rifqi Hm
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal:
Adi Tisna Rayadi (2003) Kajian Aspek Risiko Kegagalan Bangunan Pada Kelayakan Proyek Privatisasi
Infrastruktur, Tesis Magister Teknik Sipil – Bidang Khusus Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, ITB,
Bandung, 2003.
Benny Hidayat (2001) Pengembangan Model Manajemen Risiko untuk Pengadaan Asuransi Contractor’s All Risk,
Tesis Magister Teknik Sipil – Bidang Khusus Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, ITB, Bandung, 2001.
Wawan Setiawan Diono (2007) Penilaian Biaya Dampak Risiko Pada Pelaksanaan Proyek Jalan dan Jembatan,
Tesis Magister Manajemen Teknologi, Bidang Keahlian Manajemen Proyek, Program Pasca Sarjana Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2007.
Ruslan Moh. Yunus (2001) Kerangka Lingkup Jaminan Untuk Kegagalan Prematur Jalan Tol, Tesis Magister
Teknik Sipil – Bidang Khusus Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, ITB, Bandung, 2001.
A.J. Dwi Winarsa (2005), Manajemen Resiko Pada Kontrak Kerja Konstruksi Dengan Sistem Contractor Full Pre
Financing: Kasus Proyek Pembangunan Jalan Tol Cikampek - Purwakarta - Padalarang Tahap II, Tesis
Magister Teknik Sipil – Bidang Khusus Manajemen Konstruksi, UI, Jakarta, 2005.
Dedi Gusnadi (2004), Pengaruh Tingkat Prioritas Identifikasi Resiko Tahap Pelaksanaan
Pembangunan/Peningkatan Jalan Tol Terhadap Kinerja Biaya Pelaksanaan Proyek, Tesis Magister Teknik
Sipil – Bidang Khusus Manajemen Konstruksi, UI, Jakarta, 2004.
Shen, L Y (1997) Project risk management in hong kong. International Journal of Project Management, 15(2), 101105.
Zhi, H (1995) Risk management for overseas construction projects. International Journal of Project Management,
13(4), 231-237.
Peter F Kaming (1997) Factors Influencing Construction Time and Cost overruns on High-rise Project in Indonesia,
Journal of Construction Management and Economics (1997), 15, 83 – 94.
I Putu Artama (2006) Relating Risks to Project Performance in Indonesia Building Contract, Journal of
Construction Management and Economics (2006), 24, 1125 - 1135.
Buku:
A Guide to The Project Management Body of Knowledge, 4rd edition, Project Management Institute Inc, 2004.
Bunni, Nael G, Risk and Insurance in Construction, 2nd edition, Spon Press, 2003.
Clough, Richard H, Construction Contracting, 4rd edition, New York: John Wiley & Son, 1981.
Djohanputro, Bramantyo, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, PPM, Jakarta, 2006.
Dokumen Prosedur PT. Wijaya Karya (2005), Kebijakan dan Prosedur Sistem Manajemen Risiko, Jakarta.
Fish, Edward R, Construction Project Administration, 4rd edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New
Jersey,1992.
Flanagan, Roger, Risk Management and Construction, Oxford Blackwell Scientidic Publication, London, 1993.
Knowles, Roger, 150 Contractual Problems and Their Solutions, 2nd edition, Blackwell, 2000.
Murdoch, J dan Will Hughes, Construction Contract – Law and Management, Chapman & Hall, London, 1996.
R.M, Wideman, Project and Program Risk Management, 1992.
Soeharto, Imam, Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta, 1997.
Turner, J. Rodney, the Commercial Project Manager, McGraw-Hill,1995.
M - 172
Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Download