FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORBIDITAS BALITA DI DESA KLAMPAR KEC.PROPPO KAB.PAMEKASAN Sri Ira Suharwati, Ach. Fatchan, dan Budijanto Pendidikan Geografi FIS Universitas Negeri Malang Email: [email protected] ABSTRAK: Penelit ian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat morbid itas balita di desa Klampar dan faktor yang mempengaruhi mo rbiditas balita. Penelit ian in i merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang dilaku kan dengan metode survey. Teknik pengambilan sampel responden menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Teknik analisis data menggunakan Tabulasi Tunggal, Silang, dan Chi Square . Hasil penelitian menunjukkan : (1) Tingkat morb iditas di desa Klampar dilihat dari lama sakit dan ju mlah kali sakit selama tiga bulan terakhir tergolong sedang dengan faktor yang paling memilki keterkaitan adalah perawatan balita, (2) Ada keterkaitan antara perawatan balita dengan morbiditas balita, (3) Tidak ada keterkaitan antara tingkat pendidikan ibu, gizi, dan lingkungan biofisik dengan morbid itas balita pada penelitian ini. Diisarankan bagi masyarakat agar lebih meningkat kan perawatan terhadap balita, serta menjaga dan memperhatikan kesehatan baik itu kesehatan individu maupun lingkungan. Kata kunci: mo rbid itas, faktor yang mempengaruhi, balita ABSTRACT: This research aims to explain the level of mo rbidity at the villag e of toddler Klampar and factor influencing morbid ity toddler. This research is descriptive research with quantitative approach taken with survey methods. The sampling technique of respondents using a Proportional Random Samp ling technique. The data analysis technique using of Single, Cross-Tabulations, and Chi Square. The results of the research are: (1) The mo rbidity rate in the village Klampar seen fro m a long illness and the number of times sick for the last three months were moderate with most factors have the relationship is toddler care, (2) There is a relationship between treatment of toddlers with the morb idity toddler, (3) there is no relation between the mother’s level of education, nutrition, and the biophysical environ ment with morb idity toddlers in study. It is advisable for the community to further imp rove care for toddlers, as well as maintain ing good health and pay attention to the health of individuals and the environment. Keywords : morb idity, influence factors, toddler Morbiditas merupakan derajat sakit yang biasanya dinyatakan dalam angka prevalensi atau insidensi yang umum. Angka kesakitan merupakan indikator penting dalam rangka penilaian dan perencanaan program untuk menurunkan kesakitan dan kematian di suatu wilayah. Angka kesakitan merupakan masalah kesehatan penting terutama bagi anak-anak dibawah umur 5 tahun (balita) karena kesakitan paling sering ditemukan pada golongan anak usia dini dimana pada usia tersebut balita sangatlah rentan terserang penyakit. Angka kesakitan ialah jumlah kejadian suatu penyakit yang dirumuskan sebagai jumlah anak yang sakit per 1000 anak yang bisa terkena penyakit (Kardjati, 1985:32-33). Angka tingkat sakit mempunyai peranan penting yang lebih penting dibandingkan dengan angka kematian. Karena apabila angka kesakitan tinggi maka akan memicu kematian sehingga menyebabkan angka kematian juga tinggi. Angka kesakitan lebih mencerminkan keadaan kesehatan yang sesungguhnya sebab mempunyai hubungan yang erat dengan faktor lingkungan seperti kemiskinan, kurang gizi, penyakit infeksi, perumahan, air minum yang sehat, kebersihan lingkungan dan pelayanan kesehatan (Kardjati, 1985:32). Status kesehatan juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat pendidikan masyarakat. Pendidikan, terutama pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengertiannya terhadap perawatan kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kemhamilan, dan pasca persalinan, serta kesadarannya terhadap kesehatan anak-anak dan keluarganya (Kardjati, 1985:9). Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin tinggi pula pengertiannya terhadap kesehatannya baik itu kesehatan dirinya maupun kesehtan lingkungan tempat ia tinggal. Masyarakat di desa klampar khususnya para ibu sampai saat ini mayoritas hanya menempuh bangku Sekolah Dasar (SD) saja sehingga tingkat keperdulian akan kesehatan terutama kesehatan lingkungan sangat minim. Kondisi lingkungan yang tidak sehat juga merupakan faktor yang menyebabkan tingginya morbiditas atau angka kesakitan di suatu wilayah. Lingkungan biofisik merupakan keadaan rumah dengan segala sarana dan prasarana pendukung kebersihan dan kesehatan yang dimilki oleh keluarga yang meliputi kondisi fisik rumah, MCK, sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan tempat pembuangan limbah rumah tangga (Shobirin, 2012:20). Lingkungan biofisik sangat mempengaruhi terhadap kesehatan masyarakat khusunya balita. Lingkungan yang sehat dan bersih menjadikan orang yang tinggal dilingkungan tersebut menjadi sehat. Karakteristik rumah merupakan salah satu faktor yang menyebabbkan tingginya morbiditas balita. Di desa Klampar masih cukup banyak masyarakat yang dapat dikatakan memiliki rumah yang kurang memenuhi kriteria rumah sehat. Dimana dari delapan persyaratan rumah sehat yang dikemuka n oleh Komaruddin (1997:298) ada beberapa persyaratan yang belum terpenuhi oleh masyarakat yaitu kondisi dinding dan lantai harus kering dan tidak lembab dan jarak kandang ternak terpisah paling tidak 10 meter dari jarak rumah. Selain karakteristik rumah, sumber air bersih juga menjadi faktor penyebab morbiditas balita. Pemanfaatan air sungai yang sudah tercemar oleh limbah batik untuk kebutuhan sehari- hari seperti mandi, mencuci, dan untuk kebutuhan pertanian oleh masyarakat menyebabkan tingginya morbiditas balita di Desa Klampar. Jenis penyakit yang diderita oleh balita yaitu: demam (panas), gatalgatal, diare,asma dan alergi. Hal tersebut karena lingkungan memiliki hubungan yang sangat erat dengan keadaan kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang dapat dijadikan indikasi keadaan suatu lingkungan. Pada Jurnal yang ditulis oleh Tjetjep Syarif Hidayat pada tahun 2007 dengan Judul “Hubungan Sanitasi Lingkungan, Morbiditas Dan Status Gizi Balita Di Indonesia” menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sanitasi lingkungan yang sehat dengan status gizi anak balita dengan berat badan menurut umur. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui tingkat morbiditas balita di desa Klampar kec. Proppo Kab. Pamekasan, 2) mengetahui keterkaitan antara tingkat pendidikan ibu, gizi, perawatan balita, dan lingkungan biofisik dengan morbiditas balita di desa Klampar kec. Proppo Kab. Pamekasan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan pendekatan Kuantitatif menggunakan metode survey. Pada penelitian ini unit analisanya yaitu masyarakat di desa Klampar kecamatan Proppo kabupaten Pamekasan yang memiliki balita dengan jumlah kepala keluarga 1.080. Teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik Purposive Sampling. Dalam penentuan jumlah responden menggunakan teknik Proportional Random Sampling sehingga diperoleh 100 responden. Data dikumpulkan dengan teknik: (1) observasi, (2) dokumentasi, dan (3) kuesioner. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis Deskriptif yaitu Tabulasi Tunggal, Silang, dan Chi Square. HASIL 1. Tingkat Morbiditas Balita Morbiditas balita pada penelitian ini merupakan angka tingkat sakit balita dengan indikator lama sakit dan jumlah kali sakit selama tiga bulan terakhir. Berikut akan dipaparkan kategori morbiditas balita desa Klampar pada tabel 1 Tabel 1 Tingkat Morbi ditas No Morbi di tas 1 Tinggi 2 Sedang 3 Rendah Jumlah Balita Desa Kl ampar Tahun 2013 F Presentase 28 28 58 58 14 14 100 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tingkat morbiditas balita di desa Klampar tergolong sedang yaitu sebanyak 58% dengan penyakit yang banyak diderita oleh balita di desa Klampar adalah panas (demam), diare , gatal- gatal, dan batuk. 2. Keterkaitan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Morbiditas Balita Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan disini diukur dari pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh ibu yang memilki balita. Berikut akan dipaparkan keterkaitan tingkat pendidikan ibu dengan morbiditas balita pada Tabel 2 Tabel 2 Keterkaitan Tingkat Pendi dik an Ibu deng an Morbi ditas Balita Tingkat Morbi di tas Pendi dikan Ibu Tinggi Sedang Rendah F % F % F % SD/MI 20 73% 40 69% 12 86% SMP/MTS 4 14% 12 21% 2 14% SMA/MA 4 14% 6 10% 0 0 Jumlah 28 100 58 100 14 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan morbiditas tinggi (0-3) dengan tingkat pendidikan SD/MI sebanyak 20 responden (73%), morbiditas sedang sebanyak 12 responden (21%) dengan tingkat pendidikan SMP/MTS, %), tingkat pendidikan SMA/MA memiliki morbiditas tinggi sebanyak 2 responden (14%). Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai Chi-Square hitung < Chi-Square tabel (2,917 < 9,4877), maka Ho diterima yang berarti tidak ada keterkaitan antara tingkat pendidikan ibu dengan morbiditas balita. 3. Keterkaitan Pe rawatan Balita dengan Morbiditas Balita Perawatan balita pada penelitian diukur mulai dari balita dalam kandungan sampai balita dilahirkan. Data perawatan balita dalam kandungan yaitu intensitas pemeriksaan kehamilan, tempat pemeriksaan kehamilan, penolong saat persalinan, sedangkan data pada saat balita sudah dilahirkan yaitu intenistas pemerikasaan kesehatan balita, tempat pemeriksaan kesehatan balita, rutin tidaknya datang ke posyandu, dan status kepemilikan KMS. Berikut dapat diketahui keterkaitan perawatan balita dengan morbiditas balita pada Tabel 3. Tabel 3 Keterkaitan Perawatan B alita dengan Morbi di tas Balita Perawatan Morbi di tas Balita Tinggi Sedang Rendah F % F % F % Rendah 7 25% 11 19% 4 29% Sedang 11 39% 31 53% 8 57% Tinggi 10 36% 16 28% 2 14% Jumlah 28 100 58 100 14 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perawatan balita di desa Klampar tergolong sedang sehingga memilki tingkat morbiditas sedang pula sebanyak 53% (31 responden). Selain itu responden dengan perawatan balita rendah memilki tingkat morbiditas tinggi sebesar 25% (7 responden). Sedangkan morbiditas rendah sebanyak 14% (2 responden) dengan perawatan balita tinggi. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai Chi-Square hitung > Chi-Square tabel (8,743>5,991), maka Ho ditolak yang berarti ada keterkaitan antara perawatan balita dengan morbiditas balita. 4. Keterkaitan Gizi dengan Morbiditas Balita Dalam menentukan status gizi masyarakat didaerah penelitian diukur melalui beberapa indikator berikut ini, yaitu: 1)menu makanan saat hamil, 2) pemberian ASI, 3) lamanya pemberian ASI, 4) usia balita yang mulai diberikan makanan tambahan, 4) dan jenis makanan tambahan yang diberikan oleh ibu pada balita setelah pemberian ASI dihentikan. Berikut dapat diketahui keterkaitan gizi dengan morbiditas balita pada Tabel 3 Gizi Rendah Sedang Tinggi Jumlah Tabel 3 Keterkaitan Gizi dengan Morbi ditas Morbi di tas Tinggi Sedang F % F % 5 17% 12 21% 17 59% 29 51% 7 24% 16 28% 29 100 57 100 Balita Rendah F % 5 36% 8 57% 1 7% 14 100 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa gizi yang rendah tergolong memilki morbiditas tinggi sebesar 17% (5 responden). Responden dengan asupan gizi yang sedang memiliki tingkat morbiditas balita sedang sebanyak 29 responden (51%). Sedangkan responden dengan asupan gizi tinggi memilki tingkat morbiditas rendah sebanyak 7% (1 responden). Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai Chi-Square hitung < Chi-Square tabel (17,276 < 26,296), maka Ho diterima yang berarti tidak ada keterkaitan antara gizi dengan morbiditas balita. 5. Keterkaitan Lingkungan Biofisik dengan Morbiditas Balita Lingkungan biofisik yang dijadikan sebagai indikator lingkungan sehat pada penelitian ini meliputi: sumber air bersih yang digunakan, fasilitas MCK, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan limbah rumah tangga, dan karakteristik rumah yang mencakup status kepemilikan rumah, jenis lantai, jenis dinding, dan dapat tidaknya udara bersih masuk ke dalam rumah. Berikut dapat diketahui keterkaitan lingkungan biofisik dengan morbiditas balita pada Tabel 4. Tabel 4 Keterkaitan Lingkungan dengan Morbi ditas Balita Lingkungan Morbi di tas Biofisik Tinggi Sedang Rendah F % F % F % Rendah 3 10% 23 40% 2 14% Sedang 20 69% 22 39% 10 72% Tinggi 6 21% 12 21% 2 14% Jumlah 29 100 57 100 14 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa lingkungan biofisik yang rendah memilki tingkat morbiditas tinggi sebanyak 10% (3 responden), responden dengan kondisi lingkungan biofisik sedang memilki tingkat morbiditas sedang pula sebanyak 39% (22 responden). Sedangkan responden yang memilki lingkungan biofisik dengan kategori tinggi memilki tingkat morbiditas rendah sebanyak 14% (2 responden). Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai karena Chi-Square hitung < Chi-Square tabel (35,907<41,337), maka Ho diterima yang berarti tidak ada keterkaitan antara lingkungan biofisik dengan morbiditas balita. PEMBAHASAN Tingkat morbiditas balita di desa Klampar tergolong sedang, namun akan terus meningkat apabila masyarakat khususnya ibu yang memiliki balita tidak mengubah pola hidup mereka dengan pola hidup yang sehat, yakni diawali dari lingkungan sekitar tempat mereka tinggal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perawatan balita memiliki keterkaitan dengan morbiditas balita di desa Klampar. Morbiditas pada balita di desa Klampar disebabkan karena seringnya balita terjangkit penyakit, diantaranya yaitu: demam, diare, batuk, dan gatal-gatal. Demam, batuk, dan pilek bisa menjadi gejala awal radang selaput otak dan gejala awal infeksi saluran pernafasan yang diakibatkan oleh pergantian musim. Intensitas terjangkit diare pada bayi selain disebabkan oleh mikroorganisme, juga karena gangguan pencernaan akibat pemberian makanan tambahan pada usia yang terlalu dini, disamping karena keadaan kurang gizi (Budiarso dalam Singarimbun, 1988:200). Pemberian makanan tambahan bagi balita di desa Klampar mayoritas mulai diterapkan sejak bayi berusia kurang dari 1 bulan. Pemberian tambahan makanan sejak dini apabila tidak tepat dapat meningkatkan jumlah balita yang mengidap diare semakin banyak. Selain itu penyakit diare yang terjadi di desa Klampar juga disebabkan oleh pencemaran lingkungan terutama pencemaran air yang mampu menularkan berbagai penyakit kepada anak, sehingga untuk menurunkan angka kesakitan diare selain tersedianya air bersih yang cukup, diperlukan pula penyuluhan tentang kebersihan pribadi dan perawatan balita serta pemberian makanan tambahan pada bayi sesuai dengan umur dan kebutuhannya. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama pendidikan ibu berpengaruh sangat kuat terhadap kelangsungan hidup anak dan bayinya. Tingkat pendidikan ibu memilki peranan yang cukup penting dalam hal peningkatan morbiditas balita. Tinggi rendahnya pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengertiannya terhadap perawatan kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kehamilan, dan pasca persalinan, serta kesadarannya terhadap kesehatan anak-anak dan keluarganya (Kardjati, 1985:9). Di desa klampar ini tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh ibu yang memilki balita masih tergolong rendah yaitu sebanyak 72 responden hanya menempuh pendidikan sampai Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan ibu tidak memiliki keterkaitan dengan morbiditas balita di desa Klampar. Hal tersebut karena ada hubungan positif antara tingkat pendidikan ibu dengan penggunaan pelayanan kesehatan, yakni tindakan ibu ketika balita sakit langsung memeriksakan balita mereka ke bidan. Hal tersebut juga karena akses kesehatan yang secara geografi mudah. Selain itu, faktor yang mendukung mereka lebih memilih memeriksakan balita mereka ke bidan adalah tingkat pendapatan masyarakat di desa Klampar yang cukup tinggi. Perawatan balita meliputi intensitas pemeriksaan balita, tempat pemeriksaan balita sakit, dan jangka waktu pemberian imunisasi. Kurangnya perawatan tehadap balita dapat mengakibatkan tingkat kesehatan balita menurun dan menyebabkan morbidity pada balita. Pada penelitian ini masih banyak ibu yang memilki balita tidak begitu memperhatikan bagaimana cara merawat balita mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara perawatan balita. Rendahnya perawatan kesehatan balita di desa Klampar karena kurangnya perhatian ibu terhadap kesehatan balitanya. Hal tersebut terlihat dari kelengkapan imunisasi yang diberikan oleh ibu pada saat anak dibawah satu tahun. Di desa klampar mayoritas ibu tidak memberikan imunisasi setelah anak dilahirkan. Selain itu kelengkapan imunisasi yang diberikan oleh ibu juga masih tergolong tidak lengkap, hal tersebut karena responden tidak rutin bahkan tidak pernah mengikuti kegiatan posyandu yang ada di desa Klampar. Padahal, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa penyakit menular seperti diftria, batuk rejan, polio, dan tetanus neonatorium dapat dicegah dengan pemberian imunisasi (Alisjahbana, 1984:185). Kondisi status gizi balita menjadi salah satu tolak ukur cerminan keadaan gizi masyarakat luas. Pemenuhan gizi dan pemberian asupan gizi yang baik berhubungan dengan kesehatan tubuh untuk menyediakan energi, mengatur dan memelihara jaringan kesehatan tubuh. Konsumsi gizi ini dapat diperoleh dari sumber makanan yang sehat yang mencakup 4 sehat 5 sempurna. Pemenuhan gizi pada saat kehamilan dan pemberian gizi pada balita di desa klampar tergolong sedang atau cukup. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara gizi dengan tingkat morbiditas balita. hal tersebut karena sebanyak 51% dari responden sudah tergolong memiliki gizi cukup. Pemberian asupan gizi yang baik juga telah dilakukan oleh ibu yaitu dengan memberikan ASI ekslusif dan tambahan makanan selama masa pertumbuhan anak mereka. Pemberian ASI ini sudah memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai umur 4-6 bulan jika bayi tersebut tidak diberi makanan tambahan. Pada daerah penelitian ini pemberian makanan yang lunak dan mudah dicerna oleh bayi berupa nasi dan pisang sudah mulai diberikan sejak minggu pertama setelah kelahiran bayi sehingga membantu pemenuhan kebutuhan gizi bayi tersebut. Sedangkan pemberian makanan yang lebih bervariasi diberikan pada saat bayi menginjak umur dua tahun dan mulai memasuki masa penyapihan. Lingkungan biofisik ini terdiri dari kondisi fisik rumah, sanitasi lingkungan rumah, dan sumber air bersih. Lingkungan biofisik yang sehat akan mengakibatkan orang yang tinggal disekitar lingkungan tersebut menjadi nyaman. Lingkungan biofisik sangat mempengaruhi terhadap kesehatan masyarakat khusunya balita. Lingkungan yang sehat dan bersih menjadikan orang yang tinggal dilingkungan tersebut menjadi sehat. Sehubungan dengan kesehatan balita, kondisi tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap kesehatan balita. Hal tersebut karena balita sangat rentan terjangkit penyakit yang ada di lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa lingkungan biofisik rumah tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat morbiditas balita. Lingkungan biofisik yang ada di desa Klampar tergolong dalam kategori sedang. Meskipun ada beberapa responden yang memiliki rumah yang tidak memenuhi syarat sebagai rumah sehat diantaranya yaitu banyak dari responden yang memilki kandang ternak tidak jauh dari jarak rumah mereka. Dalam hal penggunaan air bersih masyarakat desa Klampar juga tergolong sedang karena sudah banyak dari masyarakat yang memilih menggunakan air sumur untuk kebutuhan makan dan minum. Meskipun sampai saat ini masih ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari mereka. Akan tetapi karena penggunaan air sungai tidak setiap waktu atau sesekali saja sehingga kemungkinan terjangkit penyakit tidak begitu besar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dalam penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi morbiditas balita di desa Klampar, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Tingkat morbiditas di desa Klampar dilihat dari lama sakit dan jumlah kali sakit selama tiga bulan terakhir tergolong sedang dengan faktor yang paling memiliki keterkaitan adalah perawatan balita. Jenis penyakit yang sering diderita oleh balita adalah demam, diare, dan gatal- gatal, 2) Tingkat pendidikan ibu di desa klampar tergolong rendah yaitu SD/MI. Hasil perhitungan Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan antara tingkat pendidikan ibu dengan morbiditas balita, 3) Perawatan balita di desa Klampar tergolong sedang. Hasil Chi Square menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara perawatan balita dengan morbiditas balita, 4) Gizi di desa Klampar tergolong sedang. Hasil Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan antara gizi dengan morbiditas balita, 5) Lingkungan bofisik desa Klampar tergolong sedang. Hasil Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan antara lingkungan biofisik dengan morbiditas balita. Saran Penulis menyarankan bagi masyarakat agar lebih meningkatkan perawatan balita baik sejak dari masa kehamilan sampai bayi lahir. Karena apabila perawatan balita tersebut baik maka derajat kesehatan seseorang akan menjadi baik pula sehingga dapat meningkatkan kualitas orang tersebut. Sedangkan bagi pemerintah agar mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang tata cara menjaga tubuh dan lingkungan agar tetap sehat. Selain itu, perlunya menambah jumlah layanan kesehatan yang lebih optimal di setiap daerah. Karena pembangunan suatu daerah akan berhasil apabila masyarakatnya memilki kualitas yang tinggi. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, TS, dkk.2007. Hubungan Sanitasi Lingkungan, Morbiditas Dan Status Gizi Balita Di Indonesia, 34(2):104-113. (online) http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/3100 diakses tanggal 3 oktober 2013 Kardjati, Anna Alisjahbana, J.A. Kusin. 1985. Aspek Kesehatan Dan Gizi Anak Balita. Yayasan Obor Indonesia Komaruddin. 1997. Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman. Jakarta: Yayasan REI- PT. Rakasindo Singarimbun, Masri. 1988. Kelangsungan Hidup Anak. Yogyakarta: Gajah Mada Shobirin, Wahyu.2012. Pengaruh Kondisi Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Demografi, Perawatan Balita, Dan Lingkungan Biofiaik Terhadap Morbiditas Balita Di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Malang: Universitas Negeri Malang Artikel oleh Sri Ira Suharwati ini Telah diperiksa pada tanggal 12 Desember 2013 Pembimbing I Prof. Dr. Ach. Fatchan, M.Pd M.Si NIP 19570715 19860111 002 Pembimbing II Dr. Budijanto, M.Sos NIP 19530612 198002 1 001 Mahasiswa Sri Ira Suharwati NIM 100721403500