Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages ISSN 2302-0180 pp. 19- 28 TANGGUNG JAWAB NAKHODA KAPAL CEPAT ANGKUTAN PENYEBERANGAN TERHADAP KELAIKLAUTAN KAPAL DALAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN Lazuardi Saputra1, Adwani2, Mahfud2 1) Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Abstract: Fast Shipmaster important responsibility in a vessel. In general, the duty of a ship captain is responsible when bringing a ship in the cruise, be it from one port to the other port to safely. Responsibilities include the safety of passengers or goods in the ship. briefly captain responsibility can be broken down as follows perfectly equips his ship, manning the ship is feasible according to the procedure, to make the ship seaworthy (Seaworthy), responsible for the safety of shipping, is responsible for the safety of the sailors on his ship and obey no orders Entrepreneurs not deviate from the ship during the legislation in force. Article 1 paragraph 41 says skipper Undang-Undang Pelayaran in 2008 was one of the crew members who became supreme leader in the ship, which has a certain authority and responsibility, skipper automatically assume a heavy responsibility on the ship, crew, cargo and freight or passenger in the administration. The authority of a captain aboard a reference in accountability. These powers can be seen in the specific arrangements are made for it, one example is the agreement between the authority limits skipper with employers who will be made in accordance with the law. One of the responsibilities of the skipper is making his ship seaworthy for the purpose of safety and security of the ship, passengers and cargo is assured. Hence the need for a capability and precision of a captain of a ship in the lead. Keywords: Shipmaster, Seaworthiness Abstrak: Nakhoda kapal cepat memikul tanggung jawab penting dalam dalam sebuah kapal. Secara umum tugas seorang Nakhoda kapal adalah bertanggung jawab ketika membawa sebuah kapal dalam pelayaran, baik itu dari pelabuhan satu menuju ke pelabuhan lainnya dengan selamat. Tanggung jawab itu meliputi keselamatan seluruh penumpang atau barang yang ada dalam kapal. secara ringkas tanggung jawab nakhoda kapal dapat dirinci sebagai berikut memperlengkapi kapalnya dengan sempurna, mengawaki kapalnya secara layak sesuai prosedur, membuat kapalnya layak laut (Seaworthy), bertanggung jawab atas keselamatan pelayaran, bertanggung jawab atas keselamatan para pelayar yang ada diatas kapalnya dan mematuhi perintah Pengusaha kapal selama tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 1 angka 41 UUP 2008 menyebutkan Nakhoda merupakan salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan tertinggi di kapal yang memiliki wewenang dan tanggung jawab tertentu, secara otomatis Nakhoda mengemban tanggung jawab yang berat atas kapal, awak kapal, muatan dan atau penumpang dalam penyelenggaraan pengangkutan. Kewenangan seorang Nakhoda di atas kapal menjadi acuan dalam pertanggung jawabannya.Kewenangan tersebut dapat dilihat dalam perjanjian khusus yang dibuat untuk itu, salah satu contoh ialah perjanjian pembatasan kewenangan antara Nakhoda dengan pengusaha kapal yang dibuat sesuai dengan undangundang.Salah satu tanggung jawab Nakhoda adalah membuat kapalnya layak laut agar tujuan keselamatan dan keamanan kapal, penumpang dan muatan terjamin.Oleh karena itu diperlukannya suatu kemampuan dan kecermatan seorang Nakhoda dalam memimpin suatu kapal. Kata Kunci: Nakhoda Kapal, Kelaiklautan Volume 2, No. 2, November 2013 - 19 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penumpang maupun muatan, melalui putusan PENDAHULUAN Sumber daya manusia (SDM) awak kapal terutama Nakhoda memiliki peran penting dalam keselamatan dan pelayaran.Keberhasilan keamanan pengangkutan atau dari Mahkamah Pelayaran Indonesia. Berdasarkan titik tolak dari latar belakang diatas maka membahas sangatlah suatu menarik penulisan untuk mengenai pelayaran melalui laut tidak terlepas dari “Tanggung Jawab Nakhoda Kapal peranan Nakhoda yang memiliki pengetahuan, Angkutan keterampilan dan rasa tanggung jawab yang Kelaiklautan Kapal Dalam Keselamatan Dan besar serta menyeluruh ketika menjalankan Keamanan Pelayaran” (Suatu Penelitian Di tugasnya. Pelabuhan Penyeberangan Balohan, Sabang). Penyeberangan Cepat Terhadap Nakhoda merupakan salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan tertinggi di kapal yang memiliki wewenang dan tanggung jawab tertentu, secara otomatis KAJIAN KEPUSTAKAAN Definisi Nakhoda dirumuskan dalam Pasal Nakhoda 1 angka 41 Undang-Undang Pelayaran Tahun mengemban tanggung jawab yang berat atas 2008 (UUP 2008) yaitu:“Nakhoda adalah salah kapal, awak kapal, muatan dan atau penumpang seorang Awak Kapal yang menjadi pemimpin dalam penyelenggaraan pengangkutan. tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang Jika dilihat dari paparan diatas, membuat kapalnya layak laut (laik laut) dan bertanggungjawab atas keselamatan pelayaran merupakan tanggung ketentuan peraturan perundang-undangan.” Berdasarkan pengertian Nakhoda di atas dari dapat dilihat bahwa Nakhoda adalah pejabat Nakhoda.Namun sering ditemukan Nakhoda yang memegang kekuasaan tertinggi di atas kapal cepat rute Ulee Lhee-Balohan atau kapal secara keseluruhan, sehingga rasionya sebaliknya yang memberanikan melakukan siapapun yang berada di atas kapal harus pelayaran dengan kapasitas muatan penumpang tunduk atas perintah-perintah Nakhoda untuk yang melebihi kapasitas seharusnya. kepentingan Undang-undang keselamatan, keamanan dan memberikan ketertiban selama pelayaran, termasuk bila kewenangan istimewa beserta kekuasaan yang pengusaha kapal dari kapal tersebut sedang besar kepada Nakhoda di atas kapal agar berada di atas kapal tidak terkecuali. tanggung jawabnya telah jawab dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan dapat terwujud dan Nakhoda setelah menandatangani sebuah konsekuensi dari besarnya kekuasaan yang perjanjian kerja laut menjadi buruh utama dari diberikan kepada Nakhoda tersebut maka pengusaha kapal, ini dengan pengertian bahwa Nakhoda dapat dipidana atau dapat dituntut Nakhoda telah mengikatkan diri untuk dapat secara perdata menyanggupi jika Nakhoda tidak mampu melaksanakan tanggung jawabnya pada kapal, bekerja di bawah perintah pengusaha kapal (perusahaan pelayaran) serta Volume 2, No. 2, November 2013 - 20 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diberi upah oleh pengusaha kapal tersebut. Nakhoda wajib merawat barang-barang dari (Soebekti, 1988 : 42). penumpang yang meninggal, dan dia harus memiliki Karena itu Nakhoda kewajiban-kewajiban yang wajib membuat atau menyuruh membuat suatu untuk dipenuhi. Kewajiban Nakhoda secara daftar mengenai perincian dari barang- umum diatur dan ditegaskan dalam KUHD dan barang tersebut dengan disaksikan dan UUP 2008, adapun kewajiban-kewajiban itu ditanda tangani oleh Nakhoda sebagaimana adalah : diatur dalam Pasal 346 KUHD. a. Nakhoda wajib bertindak dengan d. Nakhoda wajib menyimpan dan merawat kecakapan, kecermatan dan kebijaksanaan semua surat-surat atau sertifikat-sertifikat yang optimal dalam melakukan tugasnya yang harus ada di kapal, seperti pas kapal, sebagai pemimpin umum diatas kapal. Ia surat ukur dan suatu ikhtisar dari register bertanggung jawab untuk segala kerugian kapal, yang memuat semua permintaan yang diterbitkan olehnya dalam jabatannya tempat yang mengenai kapalnya sampai kepada orang-orang lain karena kesegajaan pada atau kesalahan yang besar sebagaimana pelabuhan Indonesia, termasuk sijil anak dimaksud pada Pasal 342 ayat (1) KUHD, buah kapal, hal ini ditegaskan dalam lalu pada Pasal 135 UUP 2008 menegaskan KUHD pada Pasal 347. bahwa oleh sebab itu, seorang Nakhoda hari e. Nakhoda keberangkatan diwajibkan dari suatu menyelenggarakan wajib memenuhi persyaratan kualifikasi buku harian kapal, yang mana di dalam dan kompetensi sesuai dengan ketentuan buku ini memuat catatan-catatan tentang nasional dan internasional. segala peristiwa-peristiwa penting yang b. Nakhoda diwajibkan mentaati dengan cermat segala peraturan yang lazim dan ketentuan-ketentuan yang menjamin kesanggupan keamanan kapalnya, berlaku guna harian ini terdiri dari sebuah buku yang sesuai dengan ukuran kapal, antara lain dan buku harian dek, buku harian mesin dan para buku harian radio sebagaimana diatur penumpang dan barang muatannya. Tidak dalam Pasal 348 KUHD jo. Pasal 141 UUP dibenarkan suatu 2008. Buku harian sebagaimana disebutkan perjalanan, kecuali apabila kapal yang diatas diwajibkan untuk diisi, ditanggali sanggup melaksanakan perjalanan itu, telah dan ditandatangani oleh Nakhoda selaku diperlengkapi sepatutnya dan dianakbuahi pemimpin diatas kapal dan juga para awak secukupnya sebagaimana dimaksud pasal kapal yang diberikan tugas untuk mengisi 343 KUHD; buku harian tersebut. Nakhoda diwajibkan Nakhoda berlayar terjadi selama dalam pelayaran. Buku keamanan menempuh c. Dalam hal terjadinya seorang penumpang meninggal dunia dalam pelayaran, maka 21 - Volume 2, No. 2, November 2013 melaporkan buku harian kapal yang dibuat kepada Syahbandar dan/atau atas Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala permintaan pihak-pihak yang berwenang (berperang), dengan kata lain Nakhoda untuk memperlihatkan buku harian kapal diperbolehkan melakukan penyimpangan dan/atau apabila memberikan terjadi suatu menyebabkan salinannya, dan rute pelayaran dengan alasan suatu tindakan peristiwa yang penyelamatan atau untuk menolong jiwa permasalahan tersebut sesuai dengan batas terbawa kedalam persidangan di pengadilan kemampuannya, hal ini sebagaimana diatur maka buku harian kapal ini dapat dijadikan dalam Pasal 139 UUP 2008. alat bukti di persidangan. f. manusia i. Dalam hal kapalnya diseret, ditahan atau Nakhoda sebagaimana dimaksud Pasal 138 disita, seorang Nakhoda wajib menuntut ayat (3) UUP 2008 wajib menolak untuk kembali kapal beserta muatannya, serta melayarkan kapalnya apabila mengetahui mengambil kapal tersebut tidak memenuhi persyaratan diperlukan kelaiklautan; Perihal kejadian penyeretan / penahanan g. Jika seorang Nakhoda mengetahui adanya atau tindakan-tindakan untuk penyitaan penuntutan terhadap tersebut. kapal, Nakhoda cuaca buruk, ada kerangka kapal yang dapat memberitahukan merusak kapal, atau sarana navigasi tidak pelayaran (pengusaha kapal) atau pencarter, berfungsi sebagaimana mestinya, maka serta Nakhoda berkaitan dengan penuntutan tersebut (Pasal mengambil tindakan menanti untuk sang bahaya bagi keselamatan berlayar, seperti wajib berkewajiban yang kepada segera perusahaan instruksi-instruksi KUHD). Perihal yang pencegahan dan menyebarluaskan berita 369 penuntutan mengenai hal tersebut kepada pihak lain, kembalinya kapal beserta muatanya dalam hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Pasal pasal ini memiliki arti bahwa Nakhoda jika 132 ayat (3) UUP 2008. perlu bertindak di dalam persidangan h. Nakhoda wajib memasuki pelabuhan yang sebagai pihak yang berperkara mewakili tidak berpihak yang paling dekat dan paling mereka yang berkepentingan atas muatan mudah untuk dimasuki, bila bendera kapal dan mewakili pengusaha kapal (perusahaan yang dibawanya tidak lagi bebas berlayar pelayaran) atau kapalnya berada dalam kepungan berkaitan dengan Pasal 367 dan 368 KUHD (Pasal 367-368 KUHD). Tindakan ini yang dimaksud agar kapal tersebut terselamatkan menyelamatkan kapal, penumpang dan dari muatannya. suatu penangkapan upaya dari penghancuran atau pihak jika lawan j. atas kapalnya. mewajibkan Melaporkan dan Pasal Nakhoda meminta izin ini untuk dari negaranya dalam keadaan berperang atau perusahaan pelayaran atau pencarter (jika untuk menyelamatkan kapal tersebut dari kapal tersebut dicarter), jika Nakhoda daerah membawa atau mengangkut barang-barang yang sedang terlibat konflik Volume 2, No. 2, November 2013 - 22 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala atau apapun yang tidak lazim sebagai kapal), hal ini ditegaskan dalam Pasal 441 perlengkapan atau kelengkapan untuk tugas KUHD. Nakhoda di kapal, seperti mengangkut n. Nakhoda setelah menyelesaikan tugasnya barang dagangan atau penumpang (pasal dalam suatu pelayaran, maka Nakhoda 372 KUHD). wajib k. Nakhoda wajib mendengarkan pembelaan semua sertifikat kapal) melanggar peraturan dan perintah dari pelayaran (pengusaha Nakhoda, sebelum Nakhoda menjatuhkan mendapat tanda terima hukuman disebutkan dalam Pasal padanya. Dalam mendengar dokumen- dokumen kapal (surat-surat dan sertifikat- atau penjelasan anak buah kapal yang telah kepada perusahaan kapal) dengan sebagaimana 432 KUHD. keterangan tersebut setidaknya dihadiri Namun apabila akhir perjalanan /pelayaran paling sedikit oleh dua orang perwira kapal tersebut bukanlah merupakan akhir dari untuk menjadi saksi, yang ditunjuk dari perjanjian daftar anak kapal Pasal 390 ayat (1) penyerahan KUHD. tidak perlu dilakukan, tapi jika Nakhoda Perihal ini Nakhoda wajib kerja laut Nakhoda, dokumen-dokumen membukukan dilakukan kepada penggantinya (Soebekti, peristiwa-peristiwa dimana setiap ini penyerahan 1988:88). harus Kewenangan istimewa yang diberikan oleh ditandatangani oleh Nakhoda dan perwira- peraturan perundang-undangan adalah sebagai perwira kapal yang ditunjuk untuk hadir berikut: tersebut. 1. Nakhoda Nakhoda pembukuan maka tersebut langsung semua digantikan maka mengadakan suatu register hukuman yang penghukuman yang terjadi di atas kapal, l. menyerahkan berkewajiban sebagai Pemimpin dan untuk Pemengang Kewibawaan Umum di Kapal memperhatikan persediaan bahan makanan (Pasal 384,385 KUHD serta Pasal 137 ayat yang cukup baik dan mangatur tempat (1) UUP 2008). tinggal bagi anak buah kapal yang sesuai Nakhoda memiliki selaku pemimpin tanggung jawab umum dengan persyaratan kesehatan sebagaimana kapal, untuk diatur dalam Pasal 438 ayat (2) dan 439 mengoperasikan kapal dalam menyeberangkan ayat (2) KUHD. dan menghentikan kapal, membawa kapal ke m. Nakhoda wajib mengatur pekerjaan anak tempat yang dituju dan juga mengurus kapal buah kapal sebaik-baiknya sesuai dengan beserta penumpang dan muatan.Setiap orang ketentuan tidak yang ada di atas kapal baik itu penumpang bertentangan dengan peraturan perundang- maupun anak buah kapal itu sendiri wajib undangan dan peraturan umum yang dibuat menuruti segala perintah dan peraturan yang oleh 23 - yang berlaku, perusahaan pelayaran dan (pengusaha Volume 2, No. 2, November 2013 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dikeluarkan/dibuat oleh Nakhoda demi keselamatan dan keamanan di dalam pelayaran. Apabila selama dalam pelayaran ada terjadi peristiwa kelahiran atau peristiwa Nakhoda haruslah merupakan pembawa meninggal dunia di kapal, maka Nakhoda harus kapal yang cakap, selain itu Nakhoda juga membuatkan akta-akta pencatatan sipil yang merupakan koordinator dan adminstrator di bersangkutan di dalam buku harian kapal dalam organisasi di atas kapal, sehingga norma- (Soebekti, 1988:51). norma dan juga peraturan perundang-undangan Kewenangan lain yang dimiliki oleh dapat terlaksana sebagaimana mestinya agar Nakhoda berdasarkan Pasal 357 KUHD ialah misi utama dapat terwujud sesuai dengan apabila tujuan. berwenang untuk mengambil bahan makanan Nakhoda berdasarkan kekuasaan yang dimiliki sebagaimana atau barang makanan yang ada pada atau diatas, kepunyaan penumpang atau termasuk barang memiliki kewenangan dalam hal mengambil muatan dengan memberikan ganti rugi, untuk tindakan-tindakan pengamanan terhadap anak dipergunakan bagi kepentingan seluruh orang buah yang ada di atas kapal. kapal dijelaskan dalam keadaan darurat, Nakhoda maupun penumpang yang melanggar perintahnya. 2. Nakhoda sebagai Penegak Hukum (Pasal Berdasarkan objek masalah yang dikaji 341 KUHD) Di saat sedang melakukan pelayaran dan terjadi suatu peristiwa kejahatan di atas kapalnya maka Nakhoda tersebut berwenang dan wajib menyelidiki atau mengusut peristiwa kejahatan yang terjadi di atas kapal, baik dugaan kejahatan yang dilakukan oleh penumpang ataupun dugaan kejahatan yang dilakukan oleh anak buah kapalnya sendiri. yaitu Tanggung Jawab Nakhoda Kapal Cepat Angkutan Penyeberangan Terhadap Kelaiklautan Kapal Dalam Keselamatan Dan Keamanan Pelayaran adalah mencakup pembahasan tentang tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang Nakhoda kapal cepat yang menjadi angkutan penyeberangan terhadap kelaiklautan kapalnya yang bertujuan menjamin terciptanya keselamatan dan keamanan di 3. Nakhoda sebagai Notaris. Pada Pasal 947, 950 dan 952 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menegaskan bahwa Nakhoda dapat bertindak sebagai notaris dalam pembuatan surat wasiat seseorang di atas dalam pelayaran. Berdasarkan pada jenis kajian ini metode Pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis-empiris, yaitu hukum sebagai gejala masyarakat, institusi sosial atau kapal. 4. Nakhoda METODE PENELITIAN sebagai Negeri Sipil. Pegawai Pencatatan perilaku yang mempola (Ronny Hanitijo Soemitro, 2005:34). Sumber data yang diperoleh Volume 2, No. 2, November 2013 dalam - 24 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penelitian ini dapat dikategorikan menjadi data Syahbandar Kota Sabang, Petugas Syahbandar primer dan data sekunder.oleh karena itu teknik Sabang Bagian Kelaiklautan dan Kelaiklayaran pengumpulan data yang digunakan dalam Kapal, Walikota Sabang, Tokoh Pelayaran, penelitian ini adalah penelitian kepustakaan Pemilik Muatan Barang, Penumpang Kapal. (library research) dan penelitian lapangan (field HASIL PEMBAHASAN research). Data primer adalah data yang langsung Nakhoda kapal memikul tanggung jawab diperoleh dari lapangan yang berhubungan penting dalam dalam sebuah kapal. Secara dengan umum tugas seorang tanggung jawab Nakhoda kapal Nakhoda kapal adalah angkutan pelayaran dalam kaitannya dengan bertanggung jawab ketika membawa sebuah keselamatan pelayaran, kapal dalam pelayaran, baik itu dari pelabuhan menggunakan teknik pengambilan data dengan satu menuju ke pelabuhan lainnya dengan teknik selamat. dan keamanan Observasiserta dengan Interview Keterkaitan Nakhoda dengan (wawancara) yang ditujukan kepada para kelaiklautan kapal diatur pada Pasal 343 KUHD. responden dan informan yang dilakukan dengan Nakhoda tidak boleh menempuh suatu pedoman wawancara (interview guide), dengan perjalanan kecuali apabila kapal yang sanggup maksud melaksanakan perjalanan diperlengkapi dan untuk mendapat jawaban dari permasalahan yang ada. Sumber data sekunder yang digunakan sanggup itu diawaki melaksanakan dan telah secukupnya, perjalanan di dalam penelitian ini semua bahan bacaan yang maksudkan bahwa kapal laik laut dan itu memberiksn penjelasan terhadap sumber data merupakan tanggung jawab Nakhoda sebelum primer, meliputi karya ilmiah para ahli hukum, berlayar untuk memeriksa.Oleh karena itu makalah-makalah seminar maupun data-data Nakhoda wajib membuat kapalnya laiklaut penjelasan berbagai istilah yang digunakan sehingga dalam penelitian ini seperti kamus hukum, keselamatan para pelayar (penumpang ataupun ensiklopedia dan sebagainya yang berkaitan barang muatan) dapat terpenuhi. tanggung jawabnya terhadap Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 dengan penelitian ini. Data yang diperoleh secara langsung dari tentang Pelayaran (UUP 2008) mengatur secara sumbernya melalui wawancara terdiri dari komprehensif hal-hal mengenai keselamatan beberapa dan responden dan informan yaitu keamanan pelayaran.Keselamatan dan Nakhoda Kapal Cepat PT.PELSIM, Kepala keamanan pelayaran bagi angkutan perairan Operasional ialah PT.PELSIM Wilayah Aceh, kondisi terpenuhinya persyaratan dan kelaiklautan kapal dan kenavigasian.Menurut Keamanan Kapal PT.PELSIM, Mualim I dan II Pasal 117 ayat (2) UUP 2008 kelaiklautan kapal serta salah satunya meliputi Keselamatan kapal. Petugas 25 - Manajemen Awak Kapal Keselamatan PT.PELSIM, Kepala Volume 2, No. 2, November 2013 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Setiap pengadaan, pembangunan dan Berdasarkan pedoman pengerjaan kapal termasuk perlengkapannya keselamatan serta pengoperasian kapal di perairan Indonesia diberlakukan oleh pihak PT.PELSIM, Nakhoda harus memenuhi persyaratan keselamatan kapal melakukan pengawasan terhadap penggunaan yang meliputi : material, konstruksi, bangunan, dan perawatan semua peralatan keselamatan. permesinan dan pelistrikan, stabilitas, tata Beberapa ketentuan penting yang dikutip dari susunan pedoman manajemen keselamatan kapal adalah serta perlengkapan termasuk kapal yang manajemen dibuat dan perlengkapan alat penolong dan radio serta : elektronika kapal. 1. Alat-alat tersebut harus setiap saat siap Kapal-kapal yang dimiliki dan dikelola oleh PT.PELSIM pemeriksaan telah internal lulus untuk proses persyaratan untuk dipergunakan jika kapal dalam keadaan darurat. 2. Jika diturunkan kedalam air dapat keselamatan kapal dan para Nakhoda telah dilaksanakan dengan mudah dan cepat. melakukan Walaupun upaya-upaya pemeliharaan perlengkapan keselamatan kapal sebagaimana kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan. telah diatur didalam Pedoman Manajemen 3. Penempatan masing-masing alat penolong Keselamatan PT.PELSIM. Rincian dari alat tersebut sedemikian rupa sehingga tidak keselamatan kapal yang dimiliki oleh kapal PT. menganggu satu sama lainnya pada waktu PELSIM adalah sebagai berikut : digunakan. 1. Sekoci beserta perlengkapannya sebanyak 4 (empat) unit. Hanya saja terkadang jumlah penumpang yang berada di kapal PT.PELSIM melebihi 2. Alat-alat peluncur dewi-dewi sebanyak 4 (empat) Set. jumlah peralatan keselamatan yang dimiliki dan Nakhoda 3. Pelampung penolong sebanyak 8 (delapan) meskipun memiliki kewenangan untuk menurunkan penumpang yang berlebih unit. ternyata tidak mau menurukan dengan alasan Baju penolong otomatis sebanyak 250 (dua pertimbangan dari Perusahaan Pelayaran hal ini ratus lima puluh) unit yang sesuai dengan tentu saja membahayakan didalam pelayaran, jumlah penumpang kecuali awak kapal. karena jumlah kapasitas penumpang yang 5. Rakit penolong otomatis sebanyak 1 (satu) berlebih menganggu banyak aspek keselamatan 4. unit. kapal seperti stabilitas kapal yang mana perihal 6. Alat-alat pemadam kebakaran sebanyak 6 (enam) unit. 7. Tanda-tanda stabilitas kapal juga menjadi salah satu tanggung jawab dari Nakhoda. bahaya sebanyak 1 (satu) paket dengan cahaya Selain kelebihan menganggu penumpang stabilitas juga kapal menyebabkan sulitnya evakuasi penumpang dan pembagian Volume 2, No. 2, November 2013 - 26 Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala alat penumpang disaat kapal mengalami 3. Memberitahukan kepada penumpang kecelakaan. Sudah dapat dipastikan penumpang tentang pengertian tanda-tanda informasi akan saling rebut alat keselamatan satu dengan keselamatan dan poster. lainnya. Hal ini tentu saja dapat dihindari 4. Memberitahukan kepada penumpang untuk apabila Nakhoda selaku pemimpin tertinggi di tetap tenang dalam keadaan darurat dan kapal menggunakan kewenangannya secara mengikuti petunjuk dari awak kapal yang tegas dan menjalankan tanggung jawabnya telah terlatih. secara menyeluruh. Keselamatan seluruh penumpang secara KESIMPULAN DAN SARAN umum merupakan fungsi pokok seluruh awak Kesimpulan kapal terutama Nakhoda. Penerapan yang benar 1. Nakhoda dalam menjalankan tanggung pada prosedur anjungan ataupun prosedur jawabnya kamar mesin akan memastikan keselamatan dikapal yang bertanggung jawab terhadap operasi kapal, keselamatan penumpang dan keselamatan awak atau belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan pengkoordinasian pergerakan penumpang oleh ketidaktegasan Nakhoda dan intervensi dari Nakhoda setiap waktu sangatlah penting untuk perusahaan pelayaran terhadap kewenangan memastikan mereka merasakan pengalaman Nakhoda. kapal. Pengontrolan pelayaran yang tidak terlupakan dan aman. sebagai 2. Nakhoda pemimpin dan telah tertinggi keamanan pelayaran menjalakan tanggung pengontrolan jawabnya sebagai pengawas dan pemelihara penumpang dimulai sebelum mereka menaiki peralatan keselamatan kapal, namun hal tangga/jembatan penumpang tersebut tidak besar berarti dalam menjamin harus diserahkan kepada Nakhoda ketika kapal keselamatan kapal jika Nakhoda selaku meninggalkan pelabuhan karena Nakhoda harus pemimpin kapal masih saja membiarkan mengetahui persis jumlah pasti penumpang dan terjadi awak mulai penumpang atau barang walaupun dengan berlayar.Nakhoda bertanggung jawab untuk alasan kebijakan perusahaan pelayaran, hal mengumumkan informasi keselamatan sebelum ini tetap saja menganggu atau mengancam kapal berlayar di perairan terbuka. Informasi keselamatan pelayaran. Tanggung kapal jawab atas kapal.Jumlah ketika kapal kelebihan muatan baik itu keselamatan yang diumumkan pada penumpang seperti: Saran 1. Ingatkan mereka akan pentingnya prosedur 1. Nakhoda selaku pemimpin tertinggi diatas kapal keselamatan. 2. Memberitahukan kepada penumpang tentang lokasi jaket pelampung. 27 - Volume 2, No. 2, November 2013 sudah kecermatan seharusnya dalam memahami memiliki fungsi, tanggung jawab serta kewenangan yang Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dimiliki, dan menolak intervensi-intervensi DAFTAR KEPUSTAKAAN dari Abdul, A.M., 1998. Hukum Pengangkutan Niaga. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hengky, S., 2009. Pedoman Khusus Keselamatan dan Keamanan Pelayaran. Jakarta: Badan Koordinasi Keamanan Laut. Purwosutjipto, H.N.M., 1989. Pengertian pokok Hukum Dagang Indonesia. Jilid 5: Hukum Pelayaran Laut Dan Perairan Darat. Jakarta: Djambatan. Ronny, H.S., 1990. Metode Penelitian Hukum dan Jurumetri. Jakarta: Ghalia Indonesia. Soebekti. H.R., 1988. Hukum Perkapalan dan Pengangkutan Laut. Jakarta, Yayasan Pendidikan Pelayaran DJADAJAT. Soekardono, 1969. Hukum Perkapalan Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat. Sution, U.A., 1990. Hukum Pengangkutan Di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Willem, N.S., 2009. Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut. Jakarta: Badan Koordinasi Keamanan Laut. pihak lain bahkan dari pihak perusahaan pelayaran itu sendiri. Begitu pula kepada pihak perusahaan pelayaran untuk bersikap arif mengutamakan keselamatan pelayaran dan bukan hanya mengejar keuntungan. 2. Perlunya koordinasi yang baik antara pihak perusahaan pelayaran dengan Nakhoda, agar tidak terjadi kelebihan muatan atau penumpang sehingga membahayakan operasional pelayaran. Sehingga dengan kata lain perusahaan harus lebih mengutamakan keamanan, keselamatan dan kenyamanan penumpang di samping keuntungan yang ingin di dapat. Volume 2, No. 2, November 2013 - 28