PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA KAMPUNG Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 214 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Berau Tentang Kerjasama Kampung ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Berau. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai UndangUndang (Memori Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820) ; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Permerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737). -2Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU DAN BUPATI BERAU MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KERJASAMA KAMPUNG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Berau ; 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah ; 3. Kepala Daerah adalah Bupati Berau ; 4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten Berau ; 5. Kampung adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 6. Pemerintahan Kampung adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh Pemeritah Kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 7. Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung dan Perangkat Kampung serta perangkat kampung lainnya sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Kampung 8. Badan Permusyawaratan Kampung disingkat BPK adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaran Pemerintahan Kampung ; 9. Kepala Kampung adalah Pimpinan Kampung yang berwenang dan berkewajiban menyelenggarakan rumah tangga sendiri ; 10. Peraturan Kampung adalah suatu Ketentuan hukum atau Peraturan PerundangUndangan yang dibuat oleh BPK bersama-sama Kepala Kampung ; 11. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan latihan, konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum serta evaluasi pelaksanaan penyelenggara Pemerintahan Kampung ; 12. Kerjasama Kampung adalah Suatu rangkaian kegiatan yang terjadi karena ikatan formal antara Kampung dengan Kampung lain atau Kampung dengan pihak ketiga untuk bersama-sama melakukan kegiatan usaha mencapai tujuan tertentu ; 13. Perselisihan adalah Perbedaan pendapat yang menimbulkan konflik antara Kampung atau pihak ketiga dalam melaksanakan kerjasama ; 14. Badan Kerjasama adalah suatu lembaga yang dibentuk untuk menjembatani kepentingan antara Kampung dan pihak ketiga . -3BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) (2) (3) Kampung dapat mengadakan kerjasama antar Kampung yang dilakukan sesuai kewenangannya untuk kepentingan Kampung dan diatur dengan Peraturan Bersama yang dilakukan Kepala Kampung setelah mendapat persetujuan BPK dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat yang bersangkutan ; Kampung dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dan ditetapkan dalam Peraturan Bersama setelah mendapatkan persetujuan BPK dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat yang bersangkutan ; Untuk pelaksanaan kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dapat dibentuk Badan Kerjasama. BAB III BENTUK KERJASAMA Pasal 3 (1) Kerjasama Kampung dapat dilakukan antaranya : a. Kampung dengan Kampung lain dalam satu Kecamatan ; b. Kampung dengan Kampung lain, diluar Kecamatan ; c. Kampung dengan Kampung lain, diluar Kabupaten / Kota ; d. Kampung dengan pihak ketiga . (2 ) Kerjasama kampung ditetapkan, setelah mendapatkan persetujuan BPK, dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat. BAB IV BIDANG KERJASAMA Pasal 4 (1) (2) Bidang Kerjasama Kampung meliputi kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan ; Bidang Kerjasama Kampung sebagaimana dimaksud ayat (1) diantaranya meliputi : a. Peningkatan perekonomian masyarakat Kampung ; b. Peningkatan pelayanan pendidikan dan latihan ; c. Peningkatan kesehatan masyarakat ; d. Sosial Budaya ; e. Ketentraman dan ketertiban masyarakat ; f. Pemanfaatan sumber daya alam dan ; g. Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. BAB V TATA CARA KERJASAMA Pasal 5 (1) Rencana kerjasama terlebih dahulu dibahas dalam Rapat Musyawarah Kampung dengan Badan Permusyawaratan Kampung (BPK), antara lain : a. Bidang kerjasama ; b. Jangka waktu kerjasama ; -4- (2) c. Hak dan kewajiban masing-masing dalam kerja sama ; d. Biaya pelaksanaan kerja sama ; e. Hal lain yang dianggap perlu. Hasil musyawarah kampung sebagaimana dimaksud ayat (1) dibahas bersama dengan Kampung lain atau pihak ketiga yang akan melakukan kerja sama untuk disepakati dan ditetapkan dengan Peraturan Bersama. Pasal 6 (1) (2) Untuk melaksanakan kerjasama sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (3) Badan Kerjasama terdiri dari unsur-unsur : a. Pemerintahan Kampung ; b. Lembaga Kemasyarakatan Kampung ; c. Tokoh-tokoh masyarakat. Badan Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1) bertugas menyusun rencana kegiatan dan pelaksanaannya. Pasal 7 (1) (2) (3) Badan Kerjasama sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) dapat dibentuk sekretariat ; Sekretariat Badan Kerjasama ayat (1) bertugas membantu pelaksanaan Administrasi Badan Kerjasama ; Sekretariat Badan Kerjasama ditetapkan dengan Keputusan Badan Kerjasama. BAB VI PELAKSANAAN KERJA SAMA Pasal 8 (1) (2) Pelaksanaan kerjasama sebagaimana dimaksud Pasal (3) ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bersama antara Kampung/Desa/Kelurahan yang melakukan kerjasama ; Dalam Keputusan Bersama sebagaimana dimaksud ayat (1) dicantumkan secara tegas : a. Obyek kerjasama ; b. Jangka waktu kerjasama ; c. Hak dan kewajiban semua pihak ; d. Pembiayaan ; e. Pembagian hasil berdasarkan perbandingan modal dan tanggung jawab. Pasal 9 (1) (2) (3) Biaya pelaksanaan kerjasama antara Kampung/Kelurahan dibebankan kepada Kampung atau Kelurahan yang melakukan kerjasama, dengan pengelolaan keuangan dipertanggungjawabkan oleh masing-masing Kepala Kampung/Kelurahan ; Biaya pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga disesuaikan dengan Peraturan Bersama antara kedua belah pihak dan pengelolaan keuangan dipertanggung jawabkan masing-masing pihak ; Dalam hal dibentuk Badan Kerjasama, maka pengelolaan keuangan dipertanggung jawabkan oleh Badan Kerjasama kepada Kepala Kampung/Kelurahan masing-masing pihak ; -5- 4) Kerjasama antara Kampung/Kelurahan dan pihak ketiga yang memberikan beban kepada masyarakat harus mendapatkan persetujuan Badan Permusyawaratan Kampung (BPK). Pasal 10 Pemerintah Kabupaten dan atau pihak ketiga yang merencanakan pembangunan diWilayah Kerja Kampung untuk menjadi wilayah pemukiman, industri dan jasa serta pembangunan lainnya wajib mengikutsertakan Pemerintah Kampung dan BPK dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya. BAB VII PERUBAHAN, PENUNDAAN ATAU PEMBATALAN KERJASAMA Pasal 11 (1) (2) Bila terjadi perubahan, penundaan dan pembatalan terhadap bidang kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan oleh Kepala Kampung yang melakukan kerjasama, dan ditetapkan dengan Keputusan Bersama Kepala Kampung/Desa setelah mendapat persetujuan BPK masing-masing ; Keputusan Bersama Kepala Kampung atau Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaporkan kepada Bupati melalui Camat. BAB VIII PERANAN BPK DALAM KERJASAMA Pasal 12 Peranan Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) dalam Kerjasama Kampung : a. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Kampung terhadap rencana Kerjasama Kampung ; b. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan Kerjasama Kampung. BAB IX PEJABAT YANG BERWENANG Pasal 13 (1) (2) (3) (4) Keputusan Bersama sebagaimana dimaksud Pasal 8 dinyatakan berlaku setelah mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang ; Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari : a. Camat ; bagi Kampung yang kerjasamanya berada dalam satu Wilayah Kecamatan ; b. Bupati ; bagi Kampung yang kerjasamanya dalam Kecamatan lain dalam satu Kabupaten ; c. Gubernur ; bagi Kampung/Desa/Kelurahan yang kerjasamanya dalam Daerah Kabupaten yang lain dalam satu Provinsi ; Pengesahan sebagaimana dimaksud ayat (1) paling lama 30 (Tiga Puluh) hari sejak diterimanya laporan ; Pengesahan sebagaimana dimaksud ayat (3) belum terbit dan belum diterima maka dianggap sah. -6- BAB X PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 14 (1) (2) Penyelesaian perselisihan dalam hal Kerjasama Kampung dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat ; Apabila tidak tercapai hasil musyawarah atau mufakat sebagaimana ayat (1) maka para pihak dapat menunjuk Pengadilan Negeri terdekat untuk menyelesaikan perselisihan. BAB XI KETENTUAN PENUTUP PasaL 15 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini segala ketentuan yang mengatur hal yang sama dinyatakan tidak berlaku. Pasal 16 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah. Pasal 17 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal di Undangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dalam Lembaran Daerah Kabupaten Berau. Ditetapkan di Tanjung Redeb pada tanggal, 17 Maret 2008 BUPATI BERAU, d.t.t H. MAKMUR HAPK Diundangkan di Tanjung Redeb pada tanggal, 17 Maret 2008 SEKRETARIS DAERAH, d.t.t H. IBNU SINA ASYARI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2008 NOMOR 2