48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di Kabupaten Gorontalo. Cagar Alam ini terbagi menjadi dua kawasan yaitu Kawasan Wilayah Dusun Jati dan Kawasan Wilayah Dusun Bohulo dengan luas ±112,5 Ha. Secara geografis posisi Cagar Alam Tangale terletak antara 122045’122047’ Bujur Timur (BT) dan diantara 0035’-0036’ Lintang Utara (LU) (Departemen Kehutanan, 2007). Tipe iklimnya adalah C (menurut Schmidt dan Ferguson), suhu udara berkisar pada 26 – 29oC, dengan suhu maksimum 27oC dan suhu minimum 18,9oC. Kelembaban udara berkisar antara 68,4 – 83,2oC, dengan lama penyinaran matahari mencapai 66,3% (Departemen Kehutanan, 2007). Berdasarkan Topografi Cagar Alam Tangale ini memiliki deskripsi sebagai berikut: yaitu berada pada kemiringan 15 – 40 m, secara umum bergelombang sampai berbukit dan sedikit landai. Bentang darat dimulai dari dataran rendah hingga berbukit dengan ketinggian mulai dari 100 m dpl pada lokasi Desa Buhu sampai dengan ± 350 m dpl pada lokasi Desa Labanu (Departemen Kehutanan, 2007). Kawasan Cagar Alam Tangale mempunyai satu jenis tanah, yaitu jenis Complex Of Soil yakni tipe tanah berupa lempung berpasir berwarna keabu-abuan dan berbatu-batu, yang meliputi Desa Labanu dan Desa Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo (Departemen Kehutanan, 2007). Selanjutnya lokasi penelitian ditampilkan melalui peta (lampiran 1). Pada peta 48 tersebut titik-titik pengambilan sampel spesies didasarkan pada titik koordinat yang diambil dengan menggunakan alat GPS (Global Position System). 4.2 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Cagar Alam Tangale. Pengambilan data menggunakan metode jelajah. Hasil penjelajahan di Hutan Cagar Alam Tangale ditemukan beberapa spesies dari famili Araceae. Berdasarkan hasil identifikasi, diperoleh tujuh spesies dari famili Araceae yaitu Alocasia longiloba Miq., Homalomena pendula, Scindapsus pictus, Amorphophallus, Epipremnum pinnatum, Monstera dubia dan Aglaonema simplex. Daftar spesies tumbuhan dari famili Araceae tersebut disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Spesies Tumbuhan dari famili Araceae yang Hidup di Hutan Cagar Alam Tangale Kabupaten Gorontalo No. Nama Umum Nama Lokal Nama Ilmiah 1. Sente Bira Alocasia longiloba Miq. 2. Turiang Nampu Homalomena pendula 3. Keladi Sutera - Scindapsus pictus 4. Bunga bangkai Suweg Amorphophallus paeoniifolius 5. Sirih gading - Epipremnum pinnatum 6. Monstera - Monstera dubia 7. Aglaonema Sri rejeki hutan Aglaonema simplex 48 Deskripsi dari masing-masing spesies famili Araceae dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Sente (Alocasia longiloba Miq.) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini berakar serabut, daun berbentuk perisai, daun bagian atas berwarna hijau tua mengkilat dengan bagian tulang daun bagian atas berwarna putih-kekuningan. Tangkai daun berwarna hijau hingga ungu kecokelatan (Gambar 4.2). Gambar 4.2 Alocasia longiloba Miq. (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan teresterial (darat) (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga 48 sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies :Plantae :Magnoliophyta :Liliopsida :Arales : Araceae : Alocasia : Alocasia longiloba Miq. 2. Nampu (Homalomena pendula) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini berakar serabut, berbatang bulat, warnanya ungu kecokelatan, dan membentuk rimpang yang memanjang. Daun tunggal, tangkai daun bulat berdaging. Helaian daun bentuknya bangun jantung, ujung runcing, pangkal rompang, tepi rata, kedua permukaan licin, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau tua. Bunga majemuk berbentuk bongkol dan berwarna ungu, tumbuh diketiak daun, berkelamin dua, dan tangkai berwarna ungu. Buah buni, bentuknya bulat, kecil, dan berwarna merah. Biji panjang, kecil, dan berwarna (Gambar 4.3). 48 Gambar 4.3 Homalomena pendula (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan teresterial (darat) (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies :Plantae :Magnoliophyta :Liliopsida :Arales : Araceae : Homalomena : Homalomena pendula 3. Keladi sutera (Scindapsus pictus) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini hidup epifit atau merambat di pohon, memiliki daun yang tidak terlalu besar, berbentuk seperti hati berwarna hijau bercak-bercak putih. Susunan daun-daun 48 rimbun hampir menutupi seluruh permukaan batang yang dirambati. Tangkai daun relatif lebih pendek dari helaian daunnya, pada sisi atas terdapat alur menyerupai saluran (Gambar 4.4). Gambar 4.4 Scindapsus pictus (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan empifit yang tidak dapat hidup di air (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah sebagai berikut: Kingdom Devisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Angiospermae : Monocotiledonae : Alismatales : Araceae : Scindapsus : Scindapsus pictus 48 4. Bunga Bangkai (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini berdaun tunggal, tangkai daun berwarna hijau yang dihiasi oleh bintik dan coreng berwarna putih, tangkai daun berbintil-bintil. Daun berbagi tiga sehingga seolaholah terdiri atas tiga anak daun, daun berwarna hijau terang.. Batang tumbuhan ini kecil dan pendek, tidak terlihat karena terkubur di dalam tanah. Berakar serabut. Suweg memiliki bunga sedang, bunga muncul setelah daun mati. Bunga berwarna cokelat kemerahan terdiri atas dua bagian, yaitu seludang dan tongkol. Bunga bangkai mengeluarkan bau busuk seperti bangkai (Gambar 4.5). Gambar 4.5 Amorphophallus paeoniifolius (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan teresterial (darat) (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). 48 Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Arales : Araceae : Amorphophallus : Amorphophallus paeoniifolius 5. Sirih Gading (Epipremnum pinnatum) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut. tumbuhan ini berbatang berwarna hijau tua. Pada tumbuhan daun yang belum dewasa, bentuk daun oval menjantung dengan pinggiran daun rata, sedangkan pada tumbuhan yang telah dewasa, helaian daun akan terpecah-pecah seakan-akan membentuk daun majemuk. Bunga pada tumbuhan ini termasuk kriteria bunga yang telah modern, karena bunga jantan dan bunga betinanya berada dalam satu kesatuan. Bunga tumbuhan ini terdiri atas tongkol dan seludang. Seludang berwarna kuning kehijauan. Tongkolnya berwarna kuning muda (Gambar 4.6). Gambar 4.6 Epipremnum pinnatum (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) 48 Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan empifit yang tidak dapat hidup di air (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah sebagai berikut: Kingdom Devisi Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Angiospermae : Alismatales : Araceae : Epipremnum : Epipremnum pinnatum 6. Monstera (Monstera dubia) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini berbatang hijau, batangnya mengeluarkan akar, yaitu berakar serabut. Sebagian akar merentang hingga ke tanah, sedangkan akar lain bergantung di udara. Bentuk daun bulat telur berwarna hijau, helaian daun meruncing dan tangkai daun bulat berwarna hijau (Gambar 4.7). Gambar 4.7 Monstera dubia (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) 48 Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan empifit yang tidak dapat hidup di air (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervarias (16b)i (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah sebagai berikut: Kingdom Devisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Angiospermae : Monocotiledonae : Alismatales : Araceae : Monstera : Monstera dubia 7. Aglaonema (Aglaonema simplex) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini memiliki akar serabut, berbatang putih abu- abu, daun berbentuk elips hingga memanjang berwarna hijau tua dengan coreng-coreng hijau muda tersebar dilembaran daunnya, bunga majemuk tak terbatas dan tergolong bunga tongkol, seludang bunga berwarna hijau kekuningan dan buah berada di pangkal bunga berbentuk bulat lonjong, bila buah masak berwarna merah (Gambar 4.8). 48 Gambar 4.8 Aglaonema simplex (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan teresterial (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya ((10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Monocotyledoneae : Araceales : Araceae : Aglaonema : Aglaonema simplex 4.3 Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kawasan Cagar Alam Tangale ditemukan 7 spesies dari famili Araceae yaitu Alocasia longiloba Miq., 48 Homalomena pendula, Scindapsus pictus, Amorphophallus paeoniifolius, Epipremnum pinnatum, Monstera dubia dan Aglaonema simplex. Hasil penelitian yang penulis lakukan ditemukan pada 5 titik, pada titik pertama ditemukan spesies Alocasia longiloba Miq. Spesies ini ditemukan pada sekitaran sungai, pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 98%, suhu udara 280C, dan pH tanah 5,4. Spesies yang berdekatan pada titik pertama yaitu ditemukan spesies Homalomena pendula. Spesies ini ditemukan pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 98%, suhu udara 280C, pH tanah 5,4. Pada titik ke dua ditemukan spesies Scindapsus pictus. Spesies ini ditemukan pada pohon, merupakan tumbuhan epifit (merambat) pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 99%, suhu 270C, pH tanah 5. Sesuai dengan syarat tumbuh, tumbuhan ini dapat tumbuh pada suhu berkisar 24 – 29,50C. Pada titik ke tiga ditemukan spesies Amorphopalus paeoniifolius. Spesies ini ditemukan di tepian hutan pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 99%, suhu 290C, pH tanah 5,4. Sesuai dengan syarat tumbuhnya, tumbuhan ini tumbuh pada suhu optimal berkisar dari 25-35°C, pada tanah liat berpasir yang dalam dengan pH tanah 6 – 7,5 (Flach, 2013). Pada titik ke empat ditemukan spesies Epipremnum pinnatum. Spesies ini ditemukan pada pohon, merupakan tumbuhan epifit (merambat) pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 90%, suhu 280C, pH tanah 5,2. Pada titik ke lima ditemukan spesies Monstera dubia. Spesies ini ditemukn pada pohon, merupakan tumbuhan epifit (merambat) pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 97%, suhu 28,20C, pH tanah 5,4. Sesuai dengan syarat tumbuh, tumbuhan ini dapat tumbuh pada Suhu berkisar antara 20 hingga 270C. Spesies 48 yang berdekatan pada titik ke lima yaitu ditemukan spesies Aglaonema simplex. Spesies ini ditemukan di sekitaran bebatuan dekat sungai pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 97%, suhu 28,20C, pH tanah 5,4. Sesuai syarat tumbuh, tumbuhan ini tumbuh pada suhu 280 - 300C (Basriman, 2011). Dari ke 7 spesies yang ditemukan, satu spesies yang mendominasi suatu area penelitian yaitu spesies Aglaonema simplex. Hal ini dikarenakan tumbuhan ini dapat mnghasilkan biji yang sangat banyak dan sesuai syarat tumbuhya yaitu tumbuh pada suhu 280 - 300C (Basriman, 2011). Hal ini juga sesuai suhu udara di Cagar Alam Tangale dengan kisaran 27 – 290C Berdasarkan hasil pengukuran terhadap suhu udara di Cagar Alam Tangale menunjukkan kisaran 27 – 290C, keadaan suhu seperti ini mendukung pertumbuhan famili Araceae. Suhu optimal berkisar dari 25˚C – 30˚C merupakan tempat yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Araceae (Basriman, 2011). Tumbuhan Araceae biasa hidup pada tempat yang lembab sehingga suhunya biasa pada derajat yang rendah. Selain suhu, kelembaban udara juga mendukung pertumbuhan Araceae, kelembaban udara di Cagar Alam Tangale berkisar antara 90 – 99 %, pada umumnya Araceae memerlukan kelembaban yang relatif tinggi untuk menunjang pertumbuhan Araceae. Selain suhu dan kelembaban udara, pH tanah juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan Araceae. pH tanah di Cagar Alam Tangale berkisar antara 5 – 5,7. Araceae dapat tumbuh pada pH tanah 5 – 7. Berdasarkan uraian hasil di atas, spesies famili Araceae mampu tumbuh pada lingkungan dengan kelembaban yang rendah hingga tinggi. Sebaran 48 tumbuhan dari famili Araceae juga terkait dengan kemampuan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan pH tanah.