Warta Kebun Raya 13(2), November 2015 PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SECARA TRADISIONAL UNTUK MEMPERLANCAR PERSALINAN OLEH SUKU DAYAK MERATUS DI KALIMANTAN SELATAN R. Vitri Garvita Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya – LIPI email: [email protected] Foto: Wisnu H.A. ABSTRACT Argyreia nervosa South Kalimantan is the province in Indonesia that has rich of flora and fauna diversity, like medicinal plant. Ethonobotanical research on the use of various plants for medicinal purposes was undertaken in Meratus, South Kalimantan. Several medicinal plants have been trusted and used for their use by the Dayak tribe.The objective of the research was to give information of species and their potential to be medicine. Sampling method was done directly through interview to the common peoples, key informants and traditional therapist. The result showed that the tribe have been recognized and used various medicinal plants to smooth givingbirth naturally. The plants were described as Argyreia nervosa (Burm.f.) Bojer (bilaran hirang), Mussaenda frondosa L (balik angin), Aglaonema simplex (Blume) Blume (pelungsur sawa) and Aglaonema nebulosum N.E.Br (pelungsur sawa). Unfortunatelly, the tribe use medicinal plants more rarely today. PENDAHULUAN dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat tradisional dalam Wilayah geografis Indonesia memiliki memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, keanekaragaman hayati dan budaya yang sangat obat-obatan dan spiritual. Salah satunya adalah tinggi dan penting bagi keberlangsungan pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat kehidupan bangsa. Hal ini memiliki keterkaitan oleh berbagai suku adat atau sekelompok erat antara kekayaan keanekaragaman budaya masyarakat yang tinggal di pedalaman. Tradisi lokal dan pengetahuan tradisional yang dimiliki dan pengetahuan masyarakat lokal pedalaman oleh bangsa ini. Kekayaan hayati yang terhimpun tentang pemanfaatan tumbuhan obat tidak dalam berbagai tipe ekosistem telah banyak 51 Warta Kebun Raya 13(2), November 2015 terlepas dari budaya setempat yang telah sebagai obat. Pengetahuan masyarakat berlangsung sejak lama. Menurut Sosrokusumo pedalaman Kalimantan mengenai tumbuhan (1989) dalam Rahayu dkk. (2006) menyatakan hutan berkhasiat obat cukup besar sehingga bahwa pengobatan tradisional adalah semua banyak digunakan sebagai obat tradisional. upaya pengobatan dengan cara lain di luar ilmu Tumbuhan hutan Kalimantan yang berkhasiat kedokteran berdasarkan pengetahuan yang obat belum semuanya tergali dan pengetahuan berakar pada tradisi tertentu. Masing-masing masyarakat mengenai pengobatan tradisional suku di Indonesia memiliki pengetahuan yang belum terdokumentasi dengan baik. Umumnya, berbeda-beda mengenai tumbuhan obat dan masyarakat yang mengetahui tumbuhan hutan pengobatan secara tradisional, terlihat dari cara berkhasiat obat adalah generasi yang sudah meramu ramuan yang digunakan untuk berusia lanjut, sedangkan generasi yang lebih mengobati penyakit yang sama. Sejalan dengan muda kurang mengenal tumbuhan tersebut. hal tersebut, Rahayu dkk (2006) menyatakan Tulisan ini untuk memaparkan informasi bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mengenai potensi dan pemanfaatan berbagai dalam menjaga kesehatan dan pengobatan jenis tumbuhan berkhasiat obat oleh penyakit masih banyak yang mengandalkan masyarakat lokal suku Dayak Kalimantan Selatan cara-cara pengobatan tradisional dengan obat- yang bermanfaat untuk memperlancar obatan tradisional. Cara pengobatan tradisional persalinan. Selanjutnya diharapkan tulisan ini ini merupakan warisan budaya leluhur. Oleh dapat bermanfaat bagi kepentingan kesehatan karenanya, keragaman pengetahuan ini masyarakat luas, sebagai upaya pengembangan merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa dan konservasi, agar terdokumentasinya Indonesia yang harus dilestarikan dan pengetahuan tradisional masyarakat Kalimantan dikembangkan. mengenai tumbuhan hutan berkhasiat obat serta menjadi dasar bagi penelitian lanjutan seperti Faktor modernisasi, pertambahan penduduk, fitokimia. peraturan baru, sosial-budaya dan tekanan ekonomi dapat memacu terjadinya kerusakan Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat atau hilangnya sumberdaya hayati yang belum terkaji. Keanekaragaman dan potensi Menurut data Setyowati (2010), Pengobatan sumberdaya hayati serta pengetahuan lokal tradisional oleh masyarakat Dayak Tunjung masyarakat setempat belum diteliti lebih lanjut memanfaatkan tanaman yang berkhasiat obat (Rahayu dkk., 2006). Modernisasi dengan mudah yang berasal dari suku Euphorbiaceae (8 jenis), telah menggeser sejumlah pengetahuan asli Rubiaceae (5 jenis), verbenaceae (4 jenis), suku bangsa di luar Pulau jawa (Waluyo dalam fabaceae (3 jenis), Amarantaceae (1 jenis), Rahayu dkk., 2006). Pengetahuan lokal Arecaceae (1 jenis), Asteraceae (3 jenis). Bagian mengenai pengobatan secara tradisional secara tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan turun temurun, kebenarannya telah teruji sebagai bahan pengobatan tradisional adalah secara ilmiah dan bermanfaat terhadap daun. Masyarakat Dayak Tunjung memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, buah asam jawa (Tamarindus indica) yang namun masih banyak yang belum tercatat secara dicampur dengan rimpang kunyit, bawang putih ilmiah dan dipublikasikan. dan batang tebu direbus, kemudian air rebusannya diminum untuk membersihkan Keanekaragaman hayati hutan Kalimantan sangat tinggi, sebagian diantaranya berkhasiat 52 darah kotor setelah melahirkan. Warta Kebun Raya 13(2), November 2015 Penggunaan tumbuhan berkhasiat obat oleh tumbuhan obat), dan terendah adalah pada masyarakat suku Beduai, Kalimantan Barat ada penyakit patah tulang (11 spesies tumbuhan yang dalam bentuk tunggal atau dicampur, obat). Perawatan kehamilan dan persalinan umumnya pengolahan dilakukan dengan cara menggunakan 168 spesies tumbuhan obat dan direbus, ditumbuk, diremas-remas dan diseduh penyakit khusus wanita menggunakan 110 langsung. Pengolahan yang paling banyak spesies tumbuhan obat, sedangkan untuk dilakukan adalah dengan cara direbus. penggunaan keluarga berencana menggunakan Pengobatan sakit perut pada saat menstruasi 12 spesies tumbuhan obat. menggunakan campuran tumbuhan berkhasiat obat seperti jaringao (Acorus calamus), rimpang Pegunungan Meratus merupakan pegunungan kunyit (Curcuma domestica), rimpang kencur yang membelah Provinsi Kalimantan Selatan, (Kaempferia galanga), sahang (Piper nigrum) kawasan berhutan yang dapat dikategorikan dan cengkeh (Syzygium aromaticum) dengan sebagai hutan pegunungan rendah. Masyarakat cara ditumbuk sampai lumat, kemudian diseduh lokal desa Hinas Kiri dan Malinau, Kalimantan dengan air panas lalu diminum (Wardah dan Selatan, masih mengandalkan pengobatan Setyowati, 1995). Berdasarkan data Zuhud tradisional dalam upaya menyembuhkan (2013), pemanfaatan tumbuhan obat hutan alam berbagai penyakit dengan menggunakan tropik Indonesia dilihat dari jumlah spesies tanaman yang berkhasiat obat maupun dengan tumbuhan obatnya yang dikelompokkan jenis bantuan dukun, hal ini berdasarkan atas penyakitnya maka penggunaan tertinggi pada kepercayaan secara turun temurun. Penelitian penyakit saluran pencernaan (487 spesies tumbuhan obat yang dilakukan di desa Hinas Kiri Tabel 1. Tumbuhan obat berkhasiat memperlancar persalinan oleh suku Dayak No. 1 2 3 4 Tumbuhan obat (nama lokal) Argyreia nervosa (Burm.f.) Bojer (Bilaran hirang) Mussaenda frondosa L (Balik angin) Aglaonema simplex (Blume) Blume (Pelusur sawa) Aglaonema nebulosum N.E.Br. (Pelusur sawa) Famili Bagian tumbuhan Convolvulaceae Batang Rubiaceae Akar Araceae Daun Araceae Daun Cara penggunaan Batang diperas, diambil airnya kemudian diminum langsung Akar direbus kemudian diminum airnya Daun diremas-remas kemudian ditempelkan ke perut Daun diremas-remas kemudian ditempelkan ke perut (Kabupaten Hulu Sungai Tengah) dan desa berkurang dan tergantikan oleh obat sintetis. Malinau (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) Hal ini disebabkan karena obat sintetis lebih menunjukkan adanya kesamaan jenis tumbuhan mudah diperoleh di warung dan cara dan cara pengobatan tradisional yang penggunannya lebih mudah dan praktis. bermanfaat untuk memperlancar persalinan oleh suku Dayak Kalimantan Selatan, diantaranya Tumbuhan Obat Berkhasiat Memperlancar yaitu Argyreia nervosa (Burm.f.) Bojer, Persalinan Mussaenda frondosa L, Aglaonema simplex (Blume) Blume dan A. nebulosum N.E.Br. (Tabel Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan untuk 1). Dari hasil wawancara terhadap narasumber, bahan pengobatan tradisional memperlancar diperoleh informasi bahwa penggunaan persalinan adalah daun, kandungan air yang tumbuhan sebagai obat tradisional sudah terdapat dalam batang dan akar. 53 Warta Kebun Raya 13(2), November 2015 Di bawah ini akan diuraikan mengenai bagian Mussaenda frondosa Linn., termasuk anggota tumbuhan yang digunakan, cara penggunaan, famili Rubiaceae, tanaman perdu dengan tinggi dan kandungan kimia yang terdapat dalam mencapai 2 m. Nama lokal di Kalimantan Selatan tumbuhan obat ini adalah sebagai berikut : yaitu balik angin, Inggris (wild mussenda) serta India (bedina). Daerah penyebarannya yaitu 54 Argyreia nervosa (Burm.f.) Bojer, termasuk Indo-China hingga Malaysia. Berdasarkan hasil anggota famili Convolvulaceae, atau lebih wawancara, bagian akar tumbuhan ini dikenal dengan elephant climber atau elephant digunakan untuk memperlancar persalinan. creeper, Indonesia dikenal dengan areuy bohol Cara penggunaannya yaitu dengan merebus keboh (Sunda) dan bilaran hirang (Kalimantan akarnya kemudian airnya diminum. Seluruh Selatan). Daerah penyebarannya di Asia bagian tanaman ini dapat digunakan untuk tenggara. Suku Dayak Meratus Kalimantan mengobati bronkitis, bisul, demam, luka, Selatan di desa Hinas Kiri dan Malinau penyakit kuning dan leucoderma. Daunnya memanfaatkan bagian batangnya. Air yang sangat bagus digunakan sebagai shampoo terkandung dalam batang digunakan diminum herbal. Hasil penelitian Joshi et al. (2010) langsung untuk memperlancar persalinan. Di menggunakan ekstrak daun M. frondosa pada Thailand digunakan sebagai tonikum, diuretik tikus putih dengan dosis 200 mg/kg/berat (peluruh air seni) dan afrodisiak (Anonim, 2010). badan/hari dapat menyembuhkan luka dan A. nervosa tumbuh merambat, daun bagian sebagai antibakteri pada Pseudomonas bawah berwarna putih, bunga berwarna merah aeruginosa, Escherichia coli, Staphylococcus keunguan. Bagian akarnya dapat digunakan aureus dan S. albus. Famili Rubiaceae telah untuk mengobati rematik, syaraf, sifilis, borok lama dikenal sebagai tumbuhan obat tradisional kronis dan wasir. Bagian daunnya dapat Indonesia, kandungan asam klorogenik berperan merangsang penyembuhan bisul, luka dan sebagai antioksidan, mengatasi penyakit penyakit kulit. Cara mengobati luka, rematik diabetes, sakit kepala, osteoporosis dan dan antiphlogistic (peradangan) dengan regenerasi sel yang rusak, antikanker, membalutkan daun dalam jumlah yang banyak. immunostimulan, antibakteri, antiradang, Tanaman ini juga telah banyak digunakan antifungi, disentri, influenza, tonikum, disentri sebagai antibakteri, antijamur, dan antipiretik, dan lain-lain (Marusin dkk., 2013). Hasil serta mengobati alergi dermatitis (radang kulit), penelitian tentang efektivitas 10 tipe ekstrak arthritis (radang sendi) dan kegemukan. tumbuhan famili Rubiaceae secara in vitro oleh Kandungan etil asetat dan ekstrak metanol yang Marusin dkk (2013) menyatakan bahwa kulit berasal dari bagian akar aerialnya dapat batang M. frondosa efektif sebagai antioksidan, digunakan untuk pengobatan seperti antipiretik karena mengandung senyawa kimia alkaloid, (penurun panas), sifilis, dan obat kuat laki-laki saponin, (Anonim, 2013). Ratsch (1998) menyatakan tannin/polifenol. Kandungan flavonoid dan glikosida, flavonoid dan kandungan alkaloid psychoactive ergot dan tannin merupakan kelompok senyawa fenolik tryptamine atau lebih dikenal dengan LSA alam yang disintesis oleh tumbuhan yang (Lysergic Acid Amide) ditemukan pada biji. berperan sebagia antioksidan dan tidak dapat Akarnya di India digunakan sebagai afrodisiak, disintesis oleh tubuh manusia. Masyarakat daunnya dioleskan sebagai perangsang dan menggunakan tumbuhan ini dalam pengobatan rubifacient. Kandungan alkaloid ergoline dalam tradisional dengan cara meminum rebusan air tanaman ini dapat menyebabkan halusinasi jika daun, bunga atau akar untuk mengobati mengkonsumsi dalam jumlah berlebihan. berbagai penyakit antara lain penyakit kuning, Warta Kebun Raya 13(2), November 2015 batuk dan sakit kepala. Hasil penelitian Tangkai daun berukuran 2-5 cm, seludang menunjukkan kelopak bunganya mengandung berbentuk pendek dengan panjang 0,5-1,5 cm. senyawa aktif antioksidan sebagai flavonoid Daun berbentuk jantung terbalik hingga isokuercitrin (Putra dkk., 2010). lonjong dan menyempit pada bagian ujungnya, kadang elips. Pangkal daun tumpul hingga Aglaonema simplex (Blume) Blume dan A. lancip, ujung meruncing. Daerah nebulosum N.E.Br, termasuk anggota famili penyebarannya meliputi Malaysia, Kalimantan Araceae dengan nama lokal di Kalimantan dan Sumatera. Daun dan batangnya memiliki Selatan yaitu pelusur sawa. Tanaman herba bulu halus berwarna putih dan tidak memiliki tahunan dengan batang tegak berbentuk silinder kait. Suku Dayak menggunakan kedua dan berwarna hijau tua. A. simplex, cirinya tumbuhan obat ini untuk memperlancar batang tegak dengan tinggi tanaman 15-120 cm, persalinan dengan menggunakan bagian tebal 0,4-1,7 cm dengan bagian dasar tebal. daunnya. Cara penggunaan kedua tumbuhan Internode lebih kecil dari diameter batang ini yaitu dengan meremas-remas daun-daun dengan panjang 0,3-2,5 cm. Daun berbentuk kemudian ditempelkan di perut yang sudah bulat telur-lonjong, tipis dan berpusat di batang waktunya untuk melahirkan. Pengobatan apex, tangkai daun berwarna hijau, pangkal tradisional dengan menggunakan tanaman dari daun berbentuk sungsang atau kadang tumpul famili Aglaonema telah banyak dilaporkan di membulat dengan ujung daun meruncing. Asia Tenggara. Penggunaan A. nebulosum di Bentuk buahnya beri, berdaging, jika masak Malaysia yang terkenal dengan nama lokal kayu berwarna merah. A. nebulosum, cirinya batang ulat bulu, menggunakan bagian daun dan tegak dengan tinggi mencapai 10-60 cm dan akarnya untuk mengobati iritasi kulit yang diameter 0,5-1 cm, panjang internode 0,5-2 cm. disebabkan oleh ulat atau serangga. Di daerah M N Ń Ň Gambar 1. Tumbuhan obat berkhasiat memperlancar proses persalinan : (a) Argyreia nervosa, (b) Mussaenda frondosa (c) Aglaonema nebulosum, dan (d) Aglaonema simplex 55 Warta Kebun Raya 13(2), November 2015 Maluku, daun A. tenuipes Engl. yang dipanaskan Lemmens, R.H.M.J and N. Bunyapraphatsara dapat mengurangi pembengkakan, sedangkan di (edt). 2003. Plant Resources of South Laos, Kamboja dan Vietnam penggunaan daun –East Asia 12 (3). Medicinal and ini dapat mengobati bisul dan rebusan poisonous plants 3. Prosea, Bogor batangnya dapat digunakan sebagai pencahar Marusin, S., Saefudin dan Chairul. 2013. Potensi (Lemmens dan Bunyapraphatsara, 2003). sifat antioksidan pada 10 jenis ekstrak Berdasarkan hasil penelitian Roy, et al. (2013) dari famili Rubiaceae. Jurnal Biologi menunjukkan bahwa ekstrak ethanolic Indonesia 9(1), 93 - 100 A.hookerianum Schoot and Lannea grandis Engl. menunjukkan aktivitas antibakterial. Putra, D.P., H.A. Fatra dan A. Bakhtiar. 2010. Isolasi senyawa antioksidan dari kelopak bunga nusa indah (Mussaeda PENUTUP frondosa L.). Jurnal Farmasi Indonesia 5(1), 48-56. Hutan tropis Indonesia menyediakan berbagai Rahayu, M., S. Sunarti, D. Sulistiarini dan S. spesies tumbuhan berkhasiat obat yang sangat Prawiroatmodjo. 2006. Pemanfaatan efektif untuk menjaga kesehatan dan mengobati tumbuhan obat secara tradisional oleh berbagai penyakit yang diderita oleh masyarakat lokal di Pulau Wawonii, masyarakat sekitarnya. Sumber daya hayati dan Sulawesi Tenggara. Biodiversitas 7(3) : budaya masyarakat saling terkait satu sama lain. 2 Pengetahuan masyarakat pedalaman mengenai http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat /D0703/D070310.pdf. Diakses 21 Nov diwariskan generasi ke generasi secara lisan. 2013. Belum ada upaya budidaya yang dilakukan oleh 4 5 - 2 5 0 . Ratsch, C. 1998. The Encyclopedia of masyarakat sekitar terhadap jenis tumbuhan Psychoactive berkhasiat obat. Masyarakat pedalaman suku Ethnophramacology dayak meratus Kalimantan Selatan desa Hinas Applications. Rochester : Park Street Plants and : Its Kiri dan desa Malinau memanfaatkan Argyreia P nervosa (Burm.f.) Bojer, Aglaonema nebulosum http://www.scribd.com/doc/7049244 N.E.Br., Aglaonema simplex Blume dan 2/The-Encyclopedia-of-Psychoactive- Mussaenda frondosa L untuk memperlancar Plants. Diakses 23 Januari 2013. proses r e s s . persalinan. Agar pengetahuan Roy A., S.K. Biswas, A. Chowdhury, M.C. Shill, masyarakat pedalaman Kalimantan mengenai S.Z. Raihan and Md. A. Muhit. 2013. tumbuhan berkhasiat obat tidak punah, perlu Research articel : phytochemical dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai screening, kandungan dan khasiatnya secara ilmiah. antibacterial activities of two Bangladeshi DAFTAR PUSTAKA cytotoxicity medicinal and plants. http://scialert.net/fulltext/?doi=pjbs. 2011.905.908. Diakses 29 November Joshi, V.G., S.A. Patil, P.S. Sutar, A.A. Karigar Setyowati, F.M. 2010. Etnofarmakologi dan of Mussaenda frondosa leaf has wound- pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak healing and antibacterial activities in Tunjung di Kalimantan Timur. Media albino rats. Journal of Pharmacy Litbang Kesehatan Vol XX (3). research 3(8), 2020 56 2013. and N.H. Joshi. 2010. Aqueous extract Warta Kebun Raya 13(2), November 2015 Wardah dan F.M. Setyowati. 1995. Penelitian Zuhud, E.A.M. 2013. Potensi Hutan tropika pengobatan Indonesia sebagai penyangga bahan tradisional suku dayak di kecamatan obat alam untuk kesehatan bangsa. Beduai, kalimantan barat. Proseding http://biologyeastborneo.com/wp- seminar II. content/uploads/2011/08/Potensi- http://www.pustaka.litbang.deptan.g hutan-sumber-obat.pdf. Diakses 21 o.id/bptpi/lengkap/IPTANA/fullteks/P November 2013.kses tanggal 21 uslitbangBio/Etnobotani/pros21.pdf. November 2013. tumbuhan dalam etnobotani Diakses 21 November 2013. 57 Warta Kebun Raya 13(2), November 2015 58