PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN SAMBILOTO DALAM PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN GURAME (Osphronemus gouramy L) YANG DI INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila Adista Nanda Akhiruddin1, Lisa Deswati2 dan Elfrida2 1 Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta 2 Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta e-mail : [email protected] Abstrak In an effort to overcome the Aeromonas hydrophila in attack Carp (Osphronemus gouramy L.) by using antibiotics tend to be expensive and less safe. The use of natural medicine (herbal) is expected to address the issue of fish diseases with cheap and safe. Fish infected with Aeromonas hydrophila via intramuscular injection at a concentration of 101 cfu/ ml with 0.1 ml /fish on the first day and the observed clinical symptoms for 7 days. This study was conducted to determine the effect of Paniculata leaf extract with different doses of feed through the healing process of infection were observed for 15 days. The treatment used in this study is that A (Without giving Paniculata Leaf Extract (control), B (Feed Pellet + Paniculata Leaf Extract 20 ml / 100 g feed), C (Feed Pellet + Paniculata Leaf Extract 30 ml /100 g feed), D (Feed pellet + Paniculata Leaf Extract 40 ml /100 g feed). fish were observed during the 22day trial that includes survival, clinical symptoms and recovery process. Results showed that feeding pellets with Paniculata leaf extract proved effective to prevent attacks of Aeromonas hydrophila. Treatment C (Feed Pellet + Paniculata Leaf Extract 30 ml /100 g feed) is the most effective treatment to treat Carp fish infected Aeromonas hydrophila. Keywords : Paniculata leaf extract, survival rate, Osphronemus gouramy L., infection, Aeromonas hydrophila. dan antibiotik secara terus menerus dengan PENDAHULUAN Salah satu kendala dosis atau konsentrasi yang kurang tepat, yang sering ikan adalah akan menimbulkan masalah baru berupa penyakit. Dalam usaha budidaya ikan meningkatnya resistensi mikroorganisme Gurame (Osphronemus gouramy L.) sering terhadap bahan tersebut. Selain itu, masalah kali mengalami berbagai kendala. Salah lainnya adalah bahaya terhadap lingkungan, satu ikan yang dibudidaya, dan manusia yang dihadapi pada kendala budidaya dihadapi yaitu penyakit patogenik yang disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. mengkonsumsinya. Berkaitan Untuk dengan permasalahan mengatasi permasalahan akibat serangan tersebut, perlu ada alternatif bahan obat penyakit pada ikan, para pembudidaya yang lebih aman yang dapat digunakan banyak dalam pengendalian penyakit ikan. Salah menggunakan berbagai zat-zat kimia maupun antibiotik dalam pengobatan penyakit tersebut. Pemakaian bahan kimia satu alternatifnya adalah dengan menggunakan tumbuhan obat tradisional yang bersifat anti parasit, anti jamur, anti sebanyak bakteri (Adreng, 2008). ekor/akuarium, Aquabides steril. Penelitian ini bertujuan untuk Alat 60 ekor yang dan digunakan diisi 5 dalam mengetahui pengaruh penambahan ekstrak penelitian ini adalah cawan petri, tabung daun sambiloto dalam pakan terhadap reaksi, gelas ukur, jarum ose, erlemeyer, kelangsungan gurame pinset, kapas, pisau, lampu spritus, jangka (Osphronemus gouramy L) yang diinfeksi sorong, alkohol, botol spray, kamera, bakteri kompor, mikroskop dan inkubator. hidup Aeromonas penelitian ini ikan hydrophila. diharapkan memberikan Dari mampu informasi Metode Penelitian mengenai Metode penelitian yang digunakan penggunaan obat alami (Sambiloto) dalam pada upaya menanggulangi masalah penyakit eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 serta mengurangi pemakaian antibiotik pada ulangan. usaha budidaya perikanan. Rancangan MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan pada 2014 di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Padang. Materi Penelitian Wadah ini adalah metode percobaan yang dilakukan adalah Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan dengan Waktu dan Tempat Penelitian Desember-Januari penelitian model matematis yaitu : Yij = µ + τ i + ∑ij (Steel dan Torrie, 1981). Perlakuan dalam penelitian ini adalah : 1. Perlakuan A : Tanpa pemberian ekstrak yang digunakan pada daun sambiloto (kontrol) penelitian ini adalah akuarium sebanyak 12 2. Perlakuan B : Pakan pelet + 20 ml buah ukuran 55 x 45 x 50 cm3 dengan ekstrak daun sambiloto /100 gr pakan tinggi air 30 cm dan dilengkapi dengan 3. Perlakuan C : Pakan pelet + 30 ml sistem aerasi. Bahan penelitian ini ekstrak daun sambiloto /100 gr pakan yang adalah (Andrographis antibiotik digunakan alami, dalam daun sambiloto paniculata) sebagai bakteri Aeromonas hydrophila, ikan gurame (Osphronemus gouramy) dengan ukuran 12-15 cm 4. Perlakuan D : Pakan pelet + 40 ml ekstrak daun sambiloto /100 gr pakan Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Ekstrak Daun Sambiloto (10%) Daun sambiloto yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 300 gr, 2 sambiloto tersebut dicuci dengan air bersih. secara acak kedalam 12 aquarium yang Kemudian daun sambiloto yang telah dicuci masing-masing diisi 5 ekor ikan gurame diekstraksi dengan cara direbus dengan 3 dan diamati selama 7 hari. liter sampai mendapatkan larutan ekstrak ekstrak dari daun sambiloto dipakai sebagai 4. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sambiloto Pada Ikan Gurame Ikan Gurame yang telah larutan utama atau stok untuk diambil dan menunjukan digunakan sesuai dengan konsentrasi yang Aeromonas hydrophila (7 hari setelah telah ditentukan. penyuntikan) kemudian diberi pakan yang sambiloto sebanyak 2 liter. Setelah itu telah 2. Penambahan Ekstrak Daun Sambiloto pada Pakan Pelet Ekstrak sambiloto disemprotkan gejala-gejala dicampur dengan terinfeksi ekstrak daun sambiloto sesuai dengan perlakuan. Setelah itu dilakukan pengamatan kelangsungan pada pakan sesuai dengan perlakuan, hidup, proses recovery dan kualitas airnya Setelah selama 15 hari. Pemberian pakan dilakukan itu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. 3 kali sehari secara adlibitium. 3. Infeksi Ikan Uji oleh Aeromonas hydrophyla Bakteri berasal dari isolat murni Parameter yang Diamati 1. Kelangsungan Hidup Untuk Aeromonas hydrophila dari Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Padang. Dibiakkan pada media bakteri dan mendapatkan kepadatan yang sesuai dengan dosis yang akan digunakan. Penginfeksian ikan Gurame Aeromonas hydrophila dihitung dengan rumus (Effendie, 1992) : SR = Nt/No x 100% Keterangan : SR = Survival Rate Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir penelitian dilakukan dengan cara penyuntikan dengan bakteri sebanyak tingkat kelangsungan hidup (Survival rate) ikan uji, TSA (Trypton Soya Agar) untuk memperbanyak mengetahui No = Jumlah ikan yang hidup pada awal penelitian 0,1 ml/ekor dengan konsentrasi 101 cfu/ml (Mulia dan Arif, 2012) secara intramuskular di bagian dorsal (samping sirip punggung), dimana sebelumnya terlebih dahulu punggung ikan yang akan disuntik dioles dengan alkohol. Setelah itu ikan dimasukan 2. Gejala Klinis Pengamatan pada gejala klinis dilakukan setiap hari setelah penyuntikan bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan selama 7 hari. Adapun gejala klinis yang 3 diamati selama pengamatan adalah tingkah Dari data yang diperoleh dianalisis laku meliputi respon makan dan reflek dengan analisis varian (Steel and Torrie, gerak, 1981). Apabila uji analisis Fhitung < Ftabel luka fisik akibat Aeromonas hydrophila. pada taraf kepercayaan 95% atau 99% 3. Proses Recovery berarti tidak ada pengaruh perlakuan (H0 Proses recovery ikan yang terinfeksi diterima dan H1 ditolak). Sebaliknya jika F- diamati setiap hari selama 15 hari, dimulai hitung < Ftabel pada taraf kepercayaan 95% dari hari pertama pemberian pakan. Proses atau 99% berarti perlakuan berpengaruh recovery meliputi tahap penyembuhan ikan sangat nyata (H1 diterima H0 ditolak) yang terinfeksi, berkurangnya pendarahan, kemudian dilanjutkan dengan Uji Duncan menutup luka, kembalinya nafsu makan, untuk normalnya pergerakan ikan dan lain-lain. perlakuan. mengetahui perbedaan antar HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Air Adapun parameter pendukung Kelangsungan Hidup Ikan (Osphronemus gouramy L) dalam penelitian ini meliputi pengukuran Hasil pengamatan Gurame terhadap terhadap: suhu, DO dan Derajat Keasaman kelangsungan hidup ikan gurame selama 15 (pH), CO2 Dimana kualitas air dihitung hari pemeliharaan setelah diberi pakan yang pada ditambahkan ekstrak daun sambiloto untuk awal pemeliharaan dan akhir penelitian. masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Analisis Data tabel 1. Tabel 1. Persentase Kelangsungan hidup Ikan gurame setelah diberi pakan pelet yang dicampur ekstrak daun sambiloto pada masing-masing perlakuan dan ulangan selama 15 hari pengamatan. Ulangan 1 2 3 Jumlah Rata – rata Keterangan: A 60 20 60 140 46,67 Perlakuan B C 100 80 100 100 60 80 260 260 86,67 86,67 D 80 60 80 240 80,00 A = Tanpa pemberian Ekstrak Daun Sambiloto (kontrol) B = Pakan Pelet + 20 ml Ekstrak Daun Sambiloto /100 gr pakan C = Pakan Pelet + 30 ml Ekstrak Daun Sambiloto /100 gr pakan D = Pakan Pelet + 40 ml Ekstrak Daun Sambiloto /100 gr pakan 4 Dari Tabel dijelaskan 1 tersebut rata-rata dapat 86,67% dan perlakuan D sebesar 80,00%, presentase sedangkan tingkat kelangsungan hidup kelangsungan hidup ikan gurame setelah terendah terdapat pada perlakuan A yaitu diberi pakan dengan ekstrak daun sambiloto 46,67% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat selama dalam bentuk grafik berikut ini pada 15 hari kelangsungan pengamatan hidup tertinggi didapat pada Gambar 1. perlakuan B dan C yang sama sebesar Tingkat Kelangsungan Hidup (%) 86.67 86.67 90 80.00 80 70 60 46.67 50 40 30 20 10 0 A B C D Perlakuan Gambar 1. Rata-rata persentase tingkat kelangsungan hidup ikan gurame. Dari tabel 1 dan gambar 1 secara Andrografolid yang terlalu banyak dan umum terlihat bahwa ikan yang diberi pelet aroma yang ditimbulkan yang diberi ekstrak daun sambiloto dengan sehingga menyebabkan rasa pakan menjadi dosis yang berbeda (Perlakuan B, C dan D) pahit, sehingga berpengaruh terhadap daya dapat bertahan dari serangan Aeromonas tahan tubuh ikan. hydrophila dan pertumbuhannya, menghambat berbeda kurang enak Dari hasil analisis varian (sidik bila ragam) menunjukkan bahwa kelangsungan dibandingkan dengan kontrol yang tanpa hidup ikan gurame terhadap perlakuan A, diberi ekstrak daun sambiloto (Perlakuan B, C, dan D tidak terdapat perbedaan yang A). nyata dimana (P > 0,05) Fhitung < Ftabel pada Pada perlakuan D kelangsungan hidup ikan lebih rendah dari taraf kepercayaan 95%, ini berarti H0 pada diterima H1 ditolak. Namun bila dilihat dari perlakuan B dan C, disebabkan nafsu kelangsungan hidup rata-rata individu ikan makan ikan berkurang karena adanya zat gurame pada masing-masing perlakuan, 5 ternyata perlakuan B dan C menunjukkan Satu hari setelah penyuntikan bakteri kelangsungan hidup yang terbaik. Aeromonas hydrophila, gejala penyakit 2. sudah tampak pada ikan gurame dan terus Gejala Klinis Ikan Gurame yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila berkembang semakin parah sampai hari ke 7. Hasil pengamatan gejala eksternal Pengamatan gejala klinis dimulai setelah ikan diinfeksi dengan bakteri penyakit pada ikan gurame ditunjukkan dalam Tabel 2. Aeromonas hydrophila sampai hari ke 7. Tabel 2. Gejala klinis (Eksternal) Setelah Ikan Gurame Diinfeksi Bakeri Aeromonas hydrophila. Perlakuan Gejala Klinis (Eksternal) Hilang keseimbangan, sisik mengelupas, gerakan tidak agresif, timbul luka pada tubuh ikan, kurang nafsu makan. Hilang keseimbangan, sisik mengelupas, nafsu makan kurang, timbul luka pada fisik ikan, berenang sering ke permukaan. Nafsu makan berkurang, pergerakan abnormal, luka pada tubuh yang membesar, sisik mengelupas. Hilang keseimbangan, nafsu makan kurang, ada luka seperti tukak,sisik mengelupas A B C D Keterangan: A B C D = = = = Tanpa pemberian Ekstrak Daun Sambiloto (kontrol) 20 ml Ekstrak Daun Sambiloto / 100 gr pakan pelet 30 ml Ekstrak Daun Sambiloto /100 gr pakan pelet 40 ml Ekstrak Daun Sambiloto / 100 gr pakan pelet Dari Tabel 2 terlihat gejala klinis abnormal, nafsu (eksternal) pada ikan gurame yang di pendarahan di infeksi hydrophila menonjol, sirip geripis, sisik kemerahan, antara lain tubuh mengalami luka, sisik perut kembung dan apabila bagian perut di mengelupas, gerakan abnormal, hilang nya belah akan keluar cairan yang berwarna keseimbangan, kuning. bakteri Aeromonas kurang nafsu makan. makan bagian menurun, tubuh, mata Berdasarkan gejala yang muncul tersebut, dapat dipastikan bahwa ikan gurame Proses Recovery Ikan Gurame yang terinfeksi terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Hal dikatakan ini sesuai dengan Mulia (2003); Muslim et al (2009) bahwa gejala klinis yang tampak pada ikan yang terinfeksi Aeromonas hydrophila antara lain tingkah Proses recovery (pemulihan) ikan yang laku Gurame yang terinfeksi diamati setiap hari selama 15 hari setelah ikan diberi pakan yang mengandung ekstrak daun sambiloto. Proses recovery penyembuhan ikan meliputi yang tahap terinfeksi, 6 berkurangnya luka, pendarahan, kembalinya Tabel 3. nafsu menutupnya makan dan normalnya pergerakan. Hasil pengamatan proses recovery dapat dilihat pada Tabel 3. Proses Recovery (Pemulihan) Ikan Gurame stelah diberi pakan yang mengandung ekstrak daun sambiloto. Perlakuan Hari 1-4 5-9 A 10-15 1-4 B 5-9 10-15 1-4 C 5-9 10-15 1-4 D 5-9 10-15 Gejala penyembuhan Hilang keseimbangan, sisik ada yang terkelupas, gerakan ikan tidak lincah, kurang nafsu makan,tukak. Masih kurang nafsu makan, pergerakan masih kurang, masih tampak luka pada tubuh ikan. Keadaan ikan masih belum sehat, nafsu makan sebagian ikan mulai kembali, dan luka ada yang berkurang sebagian. Pergerakan masih kurang, nafsu makan kurang, sisik ikan masih ada yang mengelupas, Nafsu makan mulai membaik, pergerakan sudah mulai normal, luka mengalami penutupan. Luka mulai sembuh, nafsu makan baik, pergerakan ikan lincah. Nafsu makan baik, pergerakan masih kurang aktif, masih tampak luka pada ikan. Nafsu makan baik, pergerakan mulai aktif, tampak penyembuhan pada luka. Nafsu makan normal, pergerakan ikan normal, keseimbangan tubuh ikan normal. Malas bergerak, nafsu makan kurang, berenang didasar, pergerakan masih kurang agresif, masih terdapat luka. Nafsu makan mulai membaik, luka mulai membaik, pergerakan berangsur normal. Gerakan normal, nafsu makan baik, luka mulai membaik. Tabel 3 menunjukkan bahwa proses kaitannya dengan pemberian ekstrak daun recovery mulai ditandai dengan pulihnya sambiloto gejala-gejala yang muncul karena infeksi pertumbuhan bakteri. Setelah ikan diberi pakan yang hydrophila. mengandung menunjukkan ekstrak daun sambiloto, yang mampu menghambat bakteri Hasil bahwa Aeromonas penelitian ekstrak ini daun secara berangsur ikan gurame menunjukkan sambiloto mampu mengobati ikan yang adanya tanda-tanda pemulihan penyakit. terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Pada perlakuan B, C, dan D, setelah pengamatan ke 4 sampai 9, Pada perlakuan A (kontrol), mulai ketahanan tubuh ikan gurame mengalami menunjukkan tanda-tanda ikan pulih dari penurunan. Hal ini dikarenakan setelah penyakit. Proses pemulihan ini diduga erat ikan diinfeksi bakteri Aeromonas hydrohila 7 ikan tidak diobati dengan ekstrak daun pada daun sambiloto yang membantu dalam sambiloto, lama-kelamaan proses penyembuhan luka ikan gurami. Hal pertumbuhan bakteri di dalam tubuh ikan ini diperkuat oleh Masduki (1996) yang semakin banyak dan ikan tidak akan menyatakan mampu lagi mempertahankan tubuhnya, bermanfaat sebagai antiseptik dan juga sehingga banyak ikan yang mati. Tingkat pengobat kelangsungan hidup ikan pada perlakuan A mempresipitasikan (kontrol) penyembuhan sehingga hanya mencapai 46,67% bahwa senyawa luka tannin dengan cara protein. terus Aktivitas berlanjut dibandingkan dengan perlakuan B, C dan fibroblast D yang mencapai 73,33 – 86,67%. membentuk lapisan untuk memperbaiki Proses recovery pada perlakuan B dan C mulai membaik, sedangkan pada perlakuan A dan D kurang membaik disebabkan dosis pada perlakuan B dan C mensintesis kolagen dimana dan luka sehingga semua luka tertutup atau sembuh (Ismail, 2009). Proses recovery yang paling cepat terjadi pada perlakuan C dikarenakan merupakan dosis yang optimal. Proses recovery juga terjadi disebabkan karena aktivitas bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan gurame terhambat oleh ekstrak merupakan dosis ekstrak pakan yang paling baik, pada perlakuan D proses recovery lebih lama disebabkan nafsu makan ikan daun sambiloto yang mengandung zat kimia sebagai berikut: daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat berkurang karena adanya zat androgafolid yang terlalu banyak sehingga menyebabkan rasa pakan menjadi terlalu pahit, sehingga pahit), neoandrografolid, 14 – deoksi – 11 – 12 – didehidro andrografolid dan homo berpengaruh terhadap daya tahan tubuhnya. andrografolid. Terdapat juga flavonoid, Kualitas Air alkane, keton, aldehid, mineral, kalium, akarnya mengandung flavotioid, dimana hasil isolasi terbanyaknya adalah polimetoksiflavon, andrografin, pan ikulin, tannin, mono-0-metilwithin dan apigenin- Hasil pengamatan parameter kualitas air meliputi suhu, pH, (derajat keasaman), oksigen terlarut (DO) dan amoniak (NH3) selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. 7,4-dimetileter (Yuniarti, 2008). Membaiknya keadaan dan luka pada ikan gurami dikarenakan senyawa tannin 8 Tabel 4. Hasil Pengamatan Kualitas Air Selama Penelitian Parameter A 26,5 6,80 6,16 0,16 Suhu pH DO (ppm) Amoniak (ppm) Parameter kualitas Awal Penelitian B C 26,3 26,6 6,75 6,71 7,14 6,67 0,18 0,15 air selama D 26,4 6,81 6,70 0,18 ikan Akhir Penelitian A B C D 26,6 26,4 26,5 26,7 7,98 7,58 7,83 8,03 6,83 7,27 7,17 6,88 0,35 0,55 0,53 0,78 yang terinfeksi Aeromonas hydrophila sampai sembuh total. penelitian masih berada dalam kisaran baik dan layak untuk kelangsungan hidup ikan gurame yaitu suhu air 26,30C sampai dengan 26,70C, pH air 6,7 sampai dengan 8,03, kandungan oksigen terlarut 6,16 sampai dengan 7,27 ppm dan amoniak 0,15 sampai dengan 0,78 ppm. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perlakuan C (pakan ml/100gr pakan) merupakan perlakuan yang paling efektif untuk mengobati ikan gurame terinfeksi bakteri Adreng, Efektivitas Campuran Meniran Phyllanthus nirurib dan Bawang Putih Allium sativum untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp. Institut Pertanian Bogor; 2008. Campuran Meniran dan Bawang Putih untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas pada Ikan Lele Dumbo.pdf. dengan penambahan ekstrak daun sambiloto 30 yang DAFTAR PUSTAKA Aeromonas hydrophila. Dari hasil analisis varian (sidik ragam) menunjukkan bahwa kelangsungan hidup ikan gurame terhadap perlakuan A, B, C, dan D tidak terdapat perbedaan yang nyata dimana (P > 0,05) Fhitung < Ftabel pada taraf kepercayaan 95%, ini berarti H0 diterima H1 ditolak. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan Effendie, M.I. 1992. Metode Biologi Perikanan, Penerbit Yayasan Agromedia. Bogor. Ismail. 2009. Luka Bakar dan Perawatannya. Balai Pustaka, Jakarta. Masduki, I. 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S.aureus dan Ecoli in vitro. Cermin Dunia Kedokteran 109:21-24. Mulia, D.S. 2003. “Pengaruh Vaksin Debris Sel Aeromonas hydrophila Dengan Kombinasi Cara Vaksinasi dan Booster Terhadap Respons Imun dan Tingkat Perlindungan Relatif Pada Lele Dumbo (Clarias gariepinus Burchell).” Tesis. PPs. Yogyakarta: UGM penggunaan ekstrak daun sambiloto pada Mulia, D.S. & Arif, H. 2012. Efektivitas ekstrak daun sirih dalam 9 menanggulangi ikan patin yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Laporan Penelitian. FKIP. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto. Muslim, M.P. Hotly & H. Widjajanti. 2009. Penggunaan ekstrak bawang putih (Allium sativum) untuk mengobati benih ikan patin (Pangasius hypothalamus) yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Akuakultur Indonesia 8(9) : 91-100. Steel R.G.D, J.H. Torrie, 1981. Principles and Produser of Statistik A. Biumetrical Approach, International Student Edn. Grow Hill Kogakusha Limited Tokyo. Yuniarti,titin. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisioal.Jakarta: Medperss. 10