. ii ABSTRACT JUWARTINA IDA ROYANI. Pengaruh Irradiasi Sinar Gamma Cobalt 60 Terhadap Perubahan Karakter Morfologi, Molekuler dan Senyawa Aktif Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Wallich Ex Ness). Supervisor AGUS PURWITO and WAHONO SUMARYONO Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Wallich Ex Ness) is a medicinal plant that became the pre-eminent national and prospective to be developed in Indonesia. Self pollination from sambiloto affected of the low of genetic variation. Irradiation is one strategy that can be used to increase the genetic diversity for economically important characters and improve the content of the active compounds in medicinal plants. One method to increase the genetic diversity is by using irradiation. The change of mutan character in medicinal plants by irradiation can be detected by morphological and molecular. Detection of characters change by morphology character is done by observing changes in phenotype, while in molecular character can be done at the DNA level by PCR analysis. The aim of this research was to change mutan character of sambiloto plants by irradiaton with gamma rays on morphology and molecular character. Seeds of sambiloto in clean plastic were irradiated in Cobalt 60 Gamma Chamber machine with dose treatment were: 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 125, 150, 175, 200, 225, 250, 275 and 300 Gy. Morphological observation was performed on sambiloto mutan in M1V0, M1V1, M1V2 and M1V3 generations. Analysis of molecular mutant by 10 primers of ISSR was used to obtain DNA profiles. Detection of pytochemical profiles has been done by HPLC method. The result of LD50 analyzed by using CurveExpert 1.3 was obtained 140.363 Gy. There were morphological changes between irradiated plants and control. Analysis of varians showed significant result of some observed character. Analysis of DNA profiles showed 5 primers can distinguish changes of DNA profiles, 4 primers showed the same number and size bands and 1 primer could not amplified. Analysis of genetic similarity obtained 6 groups with genetic distance 0.79-1.00. Analysis of chemichal profiles using HPLC showed different andrographolide content ranged from 6.5%-10.9%. More higher doses showed more high andrographolide content. Phytochemical profiles showed 3 mutants had additional peak compared to control. Keywords: Andrographis paniculata, gamma Cobalt 60, DNA profiles, phytochemical profiles, genetic variation. .iii RINGKASAN JUWARTINA IDA ROYANI. Pengaruh Irradiasi Sinar Gamma Cobalt 60 Terhadap Perubahan Karakter Morfologi, Molekuler dan Senyawa Aktif Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Wallich Ex Ness). Pembimbing AGUS PURWITO, and WAHONO SUMARYONO Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Wallich Ex Ness, 2n=28) adalah salah satu tanaman obat yang menjadi unggulan nasional dan diprioritaskan serta prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Kebutuhan sambiloto untuk industri obat tradisional (IOT) di Indonesia mencapai 33.47 ton simplisia kering atau setara dengan 709.60 ton terna basah pertahun. Produksi tanaman obat sambiloto pada tahun 2009 menurut BPS (2012) adalah sebesar 4 334 768 kg. Diperkirakan kebutuhan sambiloto ini akan terus meningkat seiring dengan peningkatan nilai pertumbuhan tahunan (annual growth rate) pasar dunia untuk pengobatan herbal antara 5-15%. Penyerbukan dari sambiloto adalah penyerbukan sendiri, yang berakibat pada keragaman genetik tanaman sambiloto yang rendah. Pemuliaan atau perbaikan mutu tanaman adalah salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mempertinggi keragaman genetik dan meningkatkan kandungan senyawa aktif pada tanaman obat. Pemuliaan tanaman menghendaki adanya variasi genetik dari sifat tanaman yang bermutu yang dapat berguna untuk perbaikan sifat tanaman. Salah satu metode untuk meningkatkan keragaman adalah dengan irradiasi yang terbukti dapat menghasilkan mutan. Mutasi disebabkan perubahan materi genetik yang pada umumnya dapat diekspresikan pada fenotif tanaman dan diturunkan ke generasi selanjutnya secara genetik. Induksi mutasi merupakan metode yang paling mudah dalam menciptakan variabilitas genetik dibandingkan dengan metode pemuliaan yang lainnya. Mutasi dengan menggunakan irradiasi pengion merupakan salah satu pilihan yang paling banyak digunakan untuk membentuk mutan. Hal ini disebabkan karena kemudahan aplikasinya dan kekuatan daya tembusnya dalam menembus jaringan tanaman. Pengaruh irradiasi sinar gamma secara biologi didasarkan pada interaksi dengan atom atau molekul dalam sel, terutama air untuk membentuk radikal bebas. Radikal bebas ini dapat merusak atau memodifikasi komponen yang penting pada sel tanaman dan telah dilaporkan berakibat pada perubahaan tanaman baik secara morfologi, anatomi, biokimia dan fisiologi tanaman, bergantung pada dosis irradiasi yang diberikan. Mutasi gen yang terjadi tanpa ekspresi fenotif yang terlihat biasanya tidak dapat dikenali. Untuk dapat mengenali mutasi gen yang terjadi berbagai metode telah diaplikasikan untuk mendeteksi pengaruh mutagen pada tanaman. Perubahan sifat dan karakter mutan tanaman obat dapat dideteksi secara morfologi, molekuler dan fitokimia. Secara morfologi deteksi dilakukan dengan mengamati perubahan fenotif, sedangkan secara molekuler dapat dilakukan pada tingkat DNA. Analisis molekuler sangat akurat karena dapat memberikan informasi polimorfik, sebagai komposisi genetik yang unik pada masing-masing spesies, yang tidak tergantung pada umur dan kondisi fisiologi seperti faktor lingkungan iv Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan mutan tanaman sambiloto dengan menggunakan irradiasi dengan sinar gamma Cobalt 60. Hasil yang didapatkan adalah semakin tinggi dosis yang diberikan menyebabkan semakin rendah daya germinasi biji yang tumbuh. Angka letal dosis irradiasi (LD50) berada pada dosis 140.363 Gy. Deteksi secara morfologi terjadi beberapa perubahan karakter morfologi dari karakter asalnya. Perubahan morfologi yang sangat nyata terlihat pada karakter bagian daun dibandingkan bagian yang lainnya. Deteksi secara molekuler didapatkan hasil dari 10 primer ISSR yang digunakan 5 primer polimorfik, 4 monomorfik dan 1 primer tidak dapat mengamplifikasi DNA genom sambiloto. Dari data dendogram mendapatkan 6 kelompok besar dengan masing-masing kelompok terbagi atas sub kluster dengan jarak genetik dari 0.79 sampai dengan 1.00. Deteksi secara fitokimia didapatkan data bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan semakin tinggi kadar andrographolide yang dihasilkan. Kadar andrographolide berada pada kisaran 6.5%-10.9%. Adanya perbedaan profil fitokimia pada mutan sambiloto DB60, DG70 dan DG275 kemungkinan menghasilkan senyawa baru jika dibandingkan dengan profil fitokimia tanaman sambiloto kontrol. Dari penelitian ini terdapat peningkatan kadar andrographolide sampai dengan 1.66% dibandingkan dengan kontrol, hal ini didapat jika tanaman diperbanyak secara ex vitro. Kata-kata kunci: sambiloto, Andrographis paniculata, sinar gamma Cobalt 60, variasi genetik, profil DNA, profil fitokimia.