Bimafika, 2012, 4, 464 – 468 DISTRIBUSI NITRAT REDUKTASE DAN PENGARUH FAKTOR FISIOLOGIS TERHADAP AKTIVITAS NITRAT REDUKTASE (ANR) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) Ritha Lusian Karuwal Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unpatti Diterima 15-10-2012; Terbit 02-11-2012 ABSTRACT Nitrate is the one of chemistry compound that founded in the world like in the plant or water. The high content of nitrate in the plant is caused by accumulation of nitrate in plant system. Nitrate reductase is one of kind of enzyme that very determines the accelerated of growing of plant. This enzyme can used as a parametric to measure acceleration of plant growth. This research is purposes to analyze physiologic factor influence, that is enzyme location (plant organ), plant ages, leaf site, and fertilizes using NaNO3 substrate to Activity Nitrate Reductase (ANR). This research is done by uses spectrophotometric method to measure ANR in a in vivo. This result is showing that chili plant have an ANR value about 0,018 – 0.054 with different incubation time. Physiologic condition and environment factor very influences to nitrate reductase activity. It is proved by the value of ANR on that condition. Keywords : Nitrate Reductase Activity, physiology, chili plant. PENDAHULUAN Nitrat adalah salah satu senyawa kimiawi yag ditemukan di alam seperti dalam tanaman maupun air. Kandungan nitrat yang tinggi pada tanaman disebabkan oleh akumulasi nitrat dalam jaringan pertumbuhan tanaman (Euriani. M, 2008). Nitrat reduktase adalah salah satu jenis enzim yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Enzim ini dapat dipakai sebagai suatu parameter untuk mengukur laju pertumbuhan tanaman, terutama pertumbuhan vegetatif akar, batang dan daun. Nitrat Reduktase (NR) merupakan enzim yang mengkatalis nitrat menjadi nitrit dan bersifat inducible karena aktivitasnya dapat ditingkatkan dengan penambahan substrat. Tumbuhan memperoleh nitrogen dengan cara menyerap nitrat atau ion amonia yang ada dalam tanah, penyerapan kedua senyawa ion tersebut digunakan untuk membentuk berbagai senyawa nitrogen misalnya protein. Pada pH rendah tanaman akan menyerap unsur N dalam bentuk ion NO3. Ion NO3 ini kemudian diubah *) Korespondensi: [email protected] oleh enzim nitrat reduktase menjadi NH3 yaitu prekusor dalam pembentukan asam amino yang selanjutnya membentuk protein dan asam nukleat serta protein (vitamin dan enzim) untuk pembentukan inti sel dari pembelahan sel sehingga pertumbuhan vegetatif menjadi sempurna. Aktivitas enzim nitrat reduktase pada daun tanaman dewasa berhubungan dengan hasil tanaman, sehingga tingkat aktivitas enzim nitrat reduktase dapat digunakan sebagai kriteria seleksi untuk memilih genotip dari suatu tanaman yang berdaya hasil tinggi (Euriani. M, 2008). Pendekatan berdasarkan ANR sebagai kriteria seleksi dapat dipertimbangkan, karena enzim yang dikendalikan oleh gen yang secara langsung terlibat dalam proses biosintesis protein. NR merupakan enzim pertama yang berperan dalam mereduksi nitrat menjadi amonia. Aktivitas nitrat reduktse dapat ditentukan dengan mengukur absorbansinya yaitu dengan menggunakan spektrofotometri. Menurut Salisbury (1995), aktivitas nitrat reduktase dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain laju 464 Karuwal, R.L. / Bimafika, 2012, 4,464 – 468 sintesis dan perombakan enzim penghancur protein (proteinase), penghambat dan penggiat dalam sel, induksi enzim, cahaya, pH, temperatur, dan umur tanaman. Terdapat banyak jenis tanaman baik tanaman setahun (annual), dua tahunan (bineal), dan sepanjang tahun (perenial) memiliki aktivitas nitrat reduktase yang berbeda-beda. Cabai (Capsicum annum L.) adalah salah satu jenis tanaman pangan setahun yang yang bersifat komersial dan sangat digemari oleh masyarakat karena rasanya yang pedas akibat kandungan capsisin didalamnya. Struktur morfologis dan pengaruh faktor fisiologis sangat menentukan aktivitas nitrat reduktase (ANR) pada spesies tumbuhan tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor fisiologis yaitu lokasi enzim (organ tanaman), umur tanaman, letak daun dan pemupukan dengan substratnya (NaNO3) terhadap aktivitas nitrat reduktase (ANR). Tanaman Cabai (naphtylediamine), 1% SA (sulfanilamide) dalam 3N HCl dan akuades. Cara kerja adalah pembersihan, penimbangan sebanyak 0,5g dan pengirisan sampel daun. Selanjutnya inkubasi dalam buffer dan substrat enzim. Setelah selesai inkubasi, aliquot hasil rendaman dimasukkan dalam tabung reaksi yang telah berisi larutan NED dan SA kemudian akuades ditambahkan setelah 10 menit dan divortex sehingga larutan homogen. Nilai absorbansi dari campuran tersebut dicatat pada spektrofotometer panjang gelombang 540nm (warna merah muda menunjukkan adanya aktivitas enzim nitrat reduktase). Perlu juga dibuat larutan standar. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pengukuran ANR secara in vivo Berdasarkan pengukuran spektrofotometri, nilai absorbansi pada larutan standar dengan berbagai konsentrasi bervariasi antara 0-1,477 dan dapat dilihat pada Tabel 1: Tabel 1. Nilai absorbansi larutan standar Kandungan NO2 (nmol) 0 4 8 12 16 20 24 0 0.201 0.415 0.64 0.784 1.055 1.259 METODE PENELITIAN 28 1.477 1.6 y = 0.0527x - 0.0083 1.4 R 2 = 0.9983 A bs orbans i 1.2 Penelitian ini dilakukan pada April 2011 di Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi UGM. Adapun alat yang digunakan adalah pisau, silet, alas untuk membuat irisan, timbangan semi analitik, tabung gelap (film), tabung reaksi, mikropipet, pipet ukur (5ml), vortex, spektrofotometer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah daun tanaman cabai pada berbagai kondisi fisiologis yaitu organ tanaman meliputi akar, batang, daun, buah kemudian umur tanaman meliputi tanaman sebelum berbunga, saat berbunga, saat berbuah. Sedangkan untuk letaknya pada pucuk, dekat pucuk, pangkal, dekat pangkal. Kemudian terhadap faktor lingkungan digunakan tanaman cabai yang tidak diberi pupuk dan tanaman cabai yang diberi pupuk 0M, 0,1M, 0,2M. Untuk khemikalia digunakan 5M NaNO3, 0,6M NaNO2, 0,1 M buffer fosfat pH 7,5, 0,02% NED 1 0.8 S eries 1 0.6 Linear (S eries 1) 0.4 0.2 0 -0.2 0 5 10 15 20 25 30 K onsentrasi Gambar 1. Kurva absorbansi larutan standar Kurva stándar larutan pada berbagai konsentrasi dengan persamaan regresi y = 0,0527x-0,0083 dapat dilihat pada Gambar 1. Sedangkan nilai absorbansi larutan sampel dari tanaman cabai dengan waktu inkubasi dari 10 menit sampai 60 menit juga bervariasi. Pada waktu inkubasi 10, 20 dan 30 menit, nilai absorbansi berkisar antara 0,018-0,021 seangkan pada inkubasi 60 menit yaitu 0,054. Nilai absorbansi larutan sampel dapat dilihat pada Tabel 2. 465 Karuwal, R.L. / Bimafika, 2012, 4,464 – 468 Tabel 2. Nilai absorbansi larutan sampel pada tanaman cabai LAMA INKUBASI (MENIT) SAMPEL Cabai 10 20 30 40 50 60 0.018 0.020 0.021 #DIV/0! #DIV/0! 0.054 Nilai absorbansi larutan standar sama dengan Tabel 1 sedangkan untuk larutan sampel dari berbagai kondisi fisiologis tanaman cabai dan faktor lingkungan dengan 5 kali replikasi dapat dilihat pada Tabel 3: Organ Letak Tabel 3. Nilai Absorbansi Tanaman Cabai pada berbagai kondisi fisiologis 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 0rgan 0.018 0.01 0.035 0.026 0.012 0.018 0.023 0.028 0.038 0.013 0.016 0.144 0.226 0.037 0.077 0.006 0.006 0.012 0.01 0.011 Y (absorbansi) Posisi Pupuk 0.096 0.02 0.093 0.017 0.067 0.01 0.091 0.024 0.106 0.013 0.064 0.006 0.06 0 0.109 0.001 0.057 0 0.057 0.001 0.193 0.012 0.216 0.011 0.247 0.009 0.135 0 0.127 0.01 0.064 0 0.238 0.006 0.119 0.012 0.044 0.002 0.111 0.032 Umur 0.034 0.003 0.009 0.004 0.011 0.046 0.022 0.036 0.044 0.043 0.076 0.029 0.068 0.03 0.028 Pupuk Umur Akar 54.23 19.91 Batang 61.54 18.5 Daun 207.69 164.77 Buah 32.69 5.44 Di Pucuk 189.61 27.69 Dkt Pucuk 148.85 42.93 Dkt Pangkal 368.46 99.57 Di Pangkal 236.92 145.2 0M 47.69 10.67 0.1M 18.46 4.83 0.2M 31.54 9.24 0,4M 35.38 24.84 Blm berbunga 38.85 24.3 Berbunga 88.85 18.86 Berbuah 104.23 45.64 300 ANR Replikasi ANR(nmol.g FW-1. menit-1) Kondisi Fisiologis b. Distribusi nitrat reduktase dan pengaruh faktor fisiologis tanaman terhadap ANR 200 100 S eries 1 0 Akar B atang Daun B uah Org a n Gambar 2. Grafik ANR pada organ tanaman cabai yang berbeda 400 350 Nilai ANR tanaman cabai pada berbagai kondisi fisiologis dengan waktu inkubasi 60 menit dapat dilihat pada Tabel 4. Sedangkan Perbandingan nilai ANR tanaman cabai yang dipengaruhi oleh berbagai kondisi fisiologis dan faktor lingkungan dapat dilihat pada Gambar 2. ANR 300 250 200 150 S eries 1 100 50 l l ka ka a ng g P di D kt P an uc P kt D D iP uc u uk k 0 Gambar 3. Grafik ANR pada letak daun yang berbeda Tabel 4. Nilai ANR pada berbagai kondisi fisiologis 466 Karuwal, R.L. / Bimafika, 2012, 4,464 – 468 120 100 ANR 80 60 S eries 1 40 20 0 B lm berbunga B erbunga B erbuah A NR Gambar 4. Grafik ANR pada umur tanaman cabai yang berbeda 60 50 40 30 20 10 0 S eries 1 S eries 2 1 2 3 4 Gambar 5. Grafik ANR pada pemupukan yang berbeda Dari hasil yang diperoleh, maka dapat dijelaskan bahwa kurva absorbansi larutan stándar pada Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan stándar NO 2, semakin tinggi pula nilai absorbansinya. Hal ini ditentukan oleh prinsip kerja dari alat spektrofotometer yang mengikuti hukum Lambert-Beer yaitu bahwa fraksi sinar yang diabsorpsi bergantung pada intensitas dan besarnya absorbsi berbanding lurus dengan jumlah mol yang mengabsorbsi sinar. Ini berarti bahwa absorbansi suatu larutan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan banyaknya sinar yang melewati kuvet. Dibandingkan dengan kurva stándar, absorbansi larutan sampel juga menunjukkan hal yang sama. Dengan menggunakan konsentrasi NO2, sampel yang dipakai dan waktu inkubasi, maka unit aktivitas nitrat reduktase dapat ditentukan. Pada prinsipnya semua spesies tumbuhan memerlukan nitrogen untuk aktivitas pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan oleh fungsi penting dari nitrogen sebagai unsur pembentuk asam amino dan asam nukleat. Kemungkinan mekanisme penyerapan dan aktivitas nitrat reduktase yang mereduksi nitrat menjadi nitrit berbeda-beda pada tanaman. Cabai adalah kelompok tumbuhan dikotil dengan struktur morfologi dan habitat yang berbeda menyebabkan aktivitas nitrat reduktase juga berbeda. Cabai memiliki sistem perakaran tunggang, batang yang berkayu, daun yang menghadap ke cahaya matahari. Menurut Lakitan (2008), sistem perakaran sebagai organ penyerap sangat mempengaruhi mekanisme penyerapan dan sistem ini dikendalikan oleh sifat genetis dan faktor kondisi kimia dan fisik tanah atau media tumbuh tanaman. Struktur batang juga mempengaruhi sistem pengangkutan sedangkan letak daun sangat berhubungan dengan penangkapan cahaya yang juga meningkatkan laju aktivitas nitrat reduktase. Distribusi nitrat reduktase tersebar pada tanaman cabai dengan kondisi fisiologis baik pada bagian, letak dan umur tanaman serta faktor lingkungan antara lain pemupukan dengan variasi konsentrasi. Keberadaan nitrat reduktase sangat dipengaruhi oleh faktor fisiologis maupun faktor lingkungan. Kandungan nitrat yang tinggi disebabkan akumulasi nitrat pada berbagai kondisi tanaman. Bagian tanaman cabai yang memiliki nilai ANR yang besar adalah pada bagian daun diikuti akar, batang dan buah. Nilai ANR sangat ditentukan oleh akumulasi nitrat dalam organ pertumbuhan tanaman. Akar, batang dan daun adalah organ vegetatif yang menentukan pertumbuhan tanaman sebaliknya buah adalah organ generatif yang menentukan reproduksi tanaman. Akar adalah organ penyerap yang berhubungan dengan tanah sebaliknya daun adalah organ penangkap yang berhubungan dengan udara sedangkan batang adalah organ penghubung antara akar dan daun. Nitrat tidak dapat diserap langsung dari atmosfer tetapi melalui tanah. Kemungkinan nitrat yang diserap oleh akar diangkut ke daun menyebabkan akumulasi di daun dan nilai ANR lebih tinggi di daun dibandingkan dengan bagian tanaman yang lain. Akar beberapa spesies tanaman dapat mensintesis nitrat sedangkan spesies tanaman lainnya bergantung pada tajuk (Salisbury, 1995). Menurut hasil penelitian, ANR berkolerasi 467 Karuwal, R.L. / Bimafika, 2012, 4,464 – 468 dengan panjang akar dan pertumbuhan batang karena terakumulasi di ujung akar dan ujung batang mengakibatkan meningkatnya metabolisme dan pembelahan sel meristematik. Kemungkinan yang lain adalah bahwa daun yang diambil untuk diukur nilai ANR adalah daun yang kedua dan ketiga. Letak tanaman cabai yang memiliki nilai ANR yang besar adalah daun di dekat pangkal diikuti pangkal, pucuk dan dekat pucuk. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh jarak pengangkutan nitrat yang terdekat dengan daerah penyerapan. Sedangkan untuk umur tanaman, daun tanaman cabai saat berbuah yang memiliki nilai ANR yang besar dibandingkan dengan saat berbunga dan sebelum berbunga. Hal ini diduga dipengaruhi oleh permintaan nitrat yang meningkat di dalam biji dalam buah untuk pertumbuhan berikutnya. Pada perlakuan pemupukan, nilai ANR yang besar dimiliki oleh tanaman cabai yang tidak diberi pupuk. Pemupukan adalah salah satu cara yang digunakan dalam program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas tanaman dengan sifat-sifat yang unggul tapi juga memberikan efek yang kurang menguntungkan. Pemberian pupuk nitrat menyebabkan penurunan penambatan nitrogen (Salisburry, 1995). Menurut Eurani.M (2008), cabai adalah tanaman yang memiliki bau pedas yang menyengat. Pemberian N bukan dalam bentuk pupuk NPK tetapi dalam bentuk ZA karena ion SO4 yang mengandung Sulfur akan membentuk senyawa-senyawa sekunder yang menyebabkan cabai terasa pedas. Di sisi lain, pemberian pupuk N dalam bentuk ZA yang terlalu sering akan menyebabkan turunnya pH karena ion SO4 + dalam tanah bereaksi dengan H membentuk H2SO4 sehingga meracuni tanaman. Hal ini menyebabkan pemberian pupuk harus memperhatikan dosis atau konsentrasi yang telah ditentukan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas nitrat reduktase tanaman cabai memiliki nilai aktivitas nitrat reduktase dengan waktu inkubasi yang berbeda. Kondisi fisiologis dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi aktivitas nitrat reduktase suatu spesies tanaman yang dibuktikan dengan besar kecilnya nilai ANR pada kondisi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Campbell, A. N., Reece,B.J., Mitchel, G. L., 2003. Biology. Jakarta: Erlangga. Eurani. M. dkk. 2008. Korelasi ANR dan Pertumbuhan beberapa Genotipe Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn) yang diperlakukan dengan ZPT 2,4D. Jurnal Akta Agrosia Vol. 11 (1): 80-86 Lakitan. B. 2008. Dasar-Dasar Fisilogi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada: Lea. J. P. & Gaudry. F. J. 2001. Plant Nitrogen. Salisbury. F. B & Ross. W. C. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Srivastava. H. S. & Singh. P.R. 1997. Nitrogen Nutrition and Plant Growth. USA: Science Publishers. 468