BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu Pada bagian ini peneliti mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah dipublikasi maupun belum terpublikasi. Diantaranya adalah: Pertama: Penelitian yang dilakukan oleh Hendro Prasetyo, 2005 (STAIN Jember). Implementasi strategi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Negeri Sumber Salak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2004/2005. Aadapun dari hasil penelitiannya adalah: Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana Implementasi Strategi Pembelajaran aktif dalam meningkatkan kualitas Pendidikan di SMP Negeri Sumber Salak. Dan hasil penelitiannya dapat dideskripsikan bahwa Implementasi strategi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Negeri Sumber Salak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah kurang optimal dan kurang memberikan peningkatan terhadap kualitas pendidikan, hal ini disebabkan oleh dominasi guru yang berlebihan terhadap peserta didik. Kedua, Lailatul Mukarromah, 2007 (STAIN Jember) dengan judul Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Akhlaq 16 17 Siswa di SMPN 5 Jember tahun pelajaran 2006/2007. Aadapun hasil penelitiaannya sebagi berikut: Dalam penelitian ini mengkaji tentang berbagai macam strategi dalam membina siswa di SMPN 5 Jember, jadi tidak hanya satu strategi yang guru gunakan namun bervariasi dalam implementasinya. Penelitian inni memperoleh kesimpulan bahwa strategi dalam membina akhlaq siswa kepada Allah di SMPN 5 Jember tidak terdiri dari satu strategi saja. Maka dalam tiap proses pembelajaran seorang guru PAI dituntut untuk bisa menciptakan dan mengupayakan suasana senang dalam pembelajaran. Ketiga, Halimatus Sakdiyah, 2010 (STAIN Jember) dengan judul Implementasi Strategi Pembelajaran Afektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDN Pakis 02 Panti. Adapun dari hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: “Bahwa SDN Pakis 02 Panti menerapkan Strategi Pembelajaran yang mencangkup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Faktor penerapan dari Strategi Pembelajaran Afektif adalah kemampuan/kesiapan guru dalam menerapkan Strategi Pembelajaran Afektif, dan siswa sipa dala, menerima pembelajaran. Faktor penghambat dari Strategi Pembelajaran Afektif adalah sarana dan prasarana, lingkungan, dan alokasi waktu”. Permasalahan yang diangkat dari penelitian diatas sama-sama membahas tentang bagaimana menerapkan strategi pembelajaran PAI untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dapat menciptakan pembelajaran yang 18 efektif dan efesien, serta memberikan motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Sedangkan perbedaannya dari penelitian terdahulu dan penelitian yang kami angkat adalah terfokus pada masalah strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Adapun fokus prestasi belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah kognitif, afektif dan psikomotor. B. Kajian Teori 1. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam pembelajaran agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah, efektif serta efisien tentu membutuhkan suatu cara, metode yang biasa disebut dengan strategi. Adapun yang dimaksud dengan strategi itu adalah pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dikatakan pola umun, sebab suatu strategi pada hakikatnya belum mengarah kepada hal-hal yang bersifat praktis, suatu strategi masih berupa rencana atau gambaran menyeluruh. Sedangkan, untuk mencapai tujuan, memang strategi disusun untuk tujuan tertentu. Tidak ada suatu strategi, tanpa adanya tujuan yang harus dicapai. Misalkan dalam suatu permainan sepak bola, untuk memenangkan pertandingan kita dapat menggunakan strategi menyerang atau bertahan. Nah, apabila sudah ditetapkan strategi macam apa yang akan diterapkan, selanjutnya ditentukan pola atau metode menyerang atau bertahan macam apa yang harus dilakukan. 19 Demikian juga halnya dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran (ingat pembelajaran adalah peristiwa yang bertujuan), perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal. Tanpa suatu strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat tercapai. Dalam konteks pembelajaran berdasarkan KBK, strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetesi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Pola atau cara yang ditetapkan sebagai hasil dari kajian strategi itu dalam proses pembelajaran dinamakan dengan metode pembelajaran. Jadi dengan demikian metode pada dasarnya berangkat dari suatu strategi tertentu. Sekarang, bagaimana cara untuk menjalankan metode yang ditetapkan itu, ini yang dinamakan dengan teknik atau taktik penerapan metode. Jadi dengan demikian teknik atau taktik sifatnya lebih praktis yang disusun untuk menjalankan suatu metode dan strategi tertentu. Dengan kata lain teknik dan taktik itu pada dasarnya menunjukkan cara yang dilakukan seseorang yang sifatnya lebih bertumpu pada kemampuan dan pribadi seseorang. Misalnya, walaupun dua orang guru sama-sama menggunakan metode ceramah dalam suatu proses pembelajaran akan tetapi teknik berceramah yang ditampilkan keduanya bisa berbeda, baik ditinjau dari bahasa yang digunakan, intonasi suara, cara memberikan ilustrasi dan lain sebagainya. 20 Di samping istilah strategi, metode dan teknik, dalam konteks pembelajaran ada juga istilah lain yang dinamakan model mengajar (models of teaching). Istilah ini dipopulerkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil, dalam bukunya yang sangat terkenal Models of Teaching (1971). Dalam buku yang sudah beberapa kali cetak ulang itu Joyce mengupas lebih dari 25 model mengajar yang dikelompokkan dalam 4 kelompok (family), yaitu kelompok model pemrosesan informasi (The Inforrnation Processing Family), Model Pribadi (The Personal Family), Kelompok Social (The Social Family), dan kelompok model tingkah laku (Behavioral Models of Teaching). a. Pengertian Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Menurut J.R. David, dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities de signed to achives a particular e ducational goal1. Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang instruktur, guru dalam pembelajaran. Paling 1 Sarwan, Belajar dan Pembelajaran ( Jember: STAIN Jember Press, 2013), 81 21 tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni2 : 1) Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pembelajaran disebut sebagai struktual strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategimikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan, Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penetapan konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu onsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembuatan rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsep serta kaitan yang sudah diajarkan. 2 Mulyono. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global (UIN Maliki Press, 2011), 11. 22 2) Strategi Penyampaian Pembelajaran Strategi komponen penyampaian variabel pembelajaran. Fungsi metode isi pembelajaran untuk strategi merupakan melaksanakan pembelajaran peroses adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja. 3) Strategi Pengelolaan Pembelajaran Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganiasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik, dan motivasi. b. Istilah-istilah dalam Proses Pembelajaran Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah3: 3 Mulyono. Strategi Pembelajara Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global, 12 23 1) Teori Pembelajaran Teori pembelajaran adalah seperangkat prinsip/kaidah tentang fenomena belajar dan mengajar yang telah diuji kebenarannya oleh banyak pihak yang dapat digunakan untuk memformulasikan dan meramalkan kegiatan pembelajaran di tempat dan waktu yang berbeda. 2) Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang pendidik terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. 3) Strategi Pembelajaran Strategi adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemp (Wina Sanjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. 4) Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan 24 pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat; (9) symposium, dan sebagainya. 5) Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relative banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, gurupun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. 6) Taktik Pembelajaran Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiaanya, yang satu 25 cenderung banyak diselingi dengan humor karena karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masingmasing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus seni (teching is science and art). 7) Tips atau Trik Pembelajaran Tip atau trik pembelajaran adalah kiat-kiat khusus yang bersifat unik untuk dapat diterapkan secara khusus dan tepat dalam kegiatan belajar dan mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Contoh tip atau trik ini antara lain tip guru pada saat menghadapi peseta didik sedang mengantuk di kelas; tip guru untuk mengetahui peserta didik yang jujur atau yang nyontek pada saat menjawab soal-soal ujian; tip guru untuk membangkitkan setiap kelompok siswa dalam pembelajaran melalui metode diskusi, dan lain-lain. 8) Keywords Pembelajaran Keywords kata-kata kunci yang memilki makna dan hubungan yang amat penting terkait dengan tema, topic dan judul yang sedang dibahas dalam kegiatan pembelajaran. Judul atau pokok bahasan 26 harus ditulis di papan tulis sejak awal guru membuka pelajaran. Karena dengan ditulisnya pokok bahasan di papan tulis maka perhatian sisiwa akan tercurahkan kepada kata-kata kunci yang terkait dengan topic pembelajaran tesebut. Misalnya guru agama yang akan mengajar terkait dengan rukun Islam, Wudhu’, Shalat, Puasa, Haji; maka kata-kata tersebut ditulis dengan huruf besar dan dibuat mind maping bersama-sama peserta didik, dan dari peta konsep ini kegiatan pembelajaran dimulai. Dengan bantuan peta konsep maka guru akan mampu mengajak peserta didik untuk mengkaji suatu pokok bahasan dari pangkal hingga akar, cabang dan ranting-ranting sampai sekecil-kecilnya bahkan hubungan antara berbagai pokok bahasan yang telah sedang dan akan dipelajari. 9) Pasword atau Klik Pasword atau klik pembelajaran adalah satu tindakan dan atau satu ungkapan yang sangat menarik, unik, dan tepat sasaran sebagai kunci pembuka untuk membangkitkan gairah pembelajaran sejak sejak awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar nampak menarik, menantang, dialogis dan penuh bermakna bagi peserta didik. Contoh password ini adalah ungkapan guru: belajar adalah ibadah; berprestasi adalah indah; belajar adalah investasi; belajar adalah bagian dari perjuangan hidup. Disamping itu klik pembelajaran juga dapat dilakukan guru melalui nyanyian singkat, pantun, tepuk tangan, hentakan kaki, 27 gerakan badan sejenis tari yang dipadukan dengan nyanyian maupun tepuk tangan atau hentakan kaki secara bersama-sama guna mencairkan kebekuan suasana pembelajaran dan membangkitkan semangat peserta didik. 10) Prosedur Pembelajaran Prosedur adalah urut-urutan mengerjakan sesuatu, misalnya prosedur membuat KTP, prosedur mengajukan pinjaman ke bank, dan lain-lain. Prosedur pembelajaran adalah urut-urutan pembelajaran mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi hingga feedback/umpan balik untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Prosedur umumnya disusun melalui bagan yang menunjukkan langkah-langkah atau urutan-urutan dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran. 11) Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam mrencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joys dan Marsha weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model 28 personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. c. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Munif Chatib dalam Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Inteligences di Indonesia. Ia (2009: 134-152) mengatakan “Banyak guru menemui kesulitan dalam merancang dan mendesain strategi pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan gaya peserta didik”. Disini, ia menekankan guru tidak sekedar mempunyai strategi pembelajaran, tanpa menyelaraskan dengan gaya belajar yang ada pada peserta didik. Oleh karena itu, Munif menyarankan strategi pembelajaran yang berbasis kecerdasan majemuk ada lima langkah4. Langkah pertama, strategi pembelajaran yang baik adalah batasi waktu guru dalam melakukan presentasi (30%) limpahkan waktu terbanyak (70%) untuk aktivitas peserta didik. Dengan aktivitas tersebut, secara otomatis peserta didik akan belajar. Kompetesi yang telah disusun baru akan terbentuk bila ada sarana peserta didik untuk memperolehnya yakni pengalaman belajar. Dengan 70% peserta didik berarti terlibat aktif dan penuh dalam meraih kegiatan belajar untuk memperoleh pengalaman belajarnya. Langkah kedua, untuk merancang strategi pembelajaran yang terbaik adalah gunakan modalitas belajar yang tertinggi, yaitu dengan 4 Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global, 32. 29 modalitas kinestetis dan visual dengan akses informasi melihat, mengucapkan, dan melakukan sebagaimana penelitian Magnesen diatas. Langkah ketiga, mengaitkan materi yang diajarkan dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung keselamatan hidup. Pengalaman belajar peserta didik akan mendukung muatan emosi yang kuat pada diri peserta didik. Langkah keempat, guru menyampaikan materi kepada peserta didik dengan melibatkan emosinya. Hindarkan pemberian materi secara hambar dan membosankan. Keberhasilan Supercamp sebagai suatu model dalam pembelajaran menunjukkan bahwa keterlibatan emosi dan suasana yang menyenangkan membuat peserta didik berhasil dalam pembelajarannya. Langkah kelima, pembelajaran dengan melibatkan partisipasi peserta didik untuk menghasilkan manfaat yang nyata dan dapat langsung dirasakan oleh orang lain. Peseta didik merasa mempunyai kemampuan untuk menunjukan eksistensi dirinya. Bagaimana agar pembelajaran guru diingat selalu oleh peserta didik dalam memori jangka panjang?. Setidaknya ada 4 kategori informasi yang akan masuk ke memori jangka panjang di otak para peserta didik: 30 1) Terkait dengan keselamatan hidup, 2) Memiliki muatan emosi yang kuat terhadap seseorang, 3) Memberikan penghargaan terhadap eksistensi diri, 4) Mempunyai frekuensi yang tinggi (selalu diulang-ulang). Oleh karena itu, sangat baik bila guru selalu berpikir untuk mengajak para peserta didik menghasilkan produk tertentu dalam pembelajaran sebagai hasil belajar para peserta didik. Produk ini akan lebih bertahan lama dalam memori jangka panjang peserta didik. Yang termasuk dalam produk hasil belajar adalah: benda/karya intelektual yang dapat ditampilkan peserta didik (misalnya buletin sekolah, website sekolah karya peserta didik, lukisan, buku kumpulan karya peserta didik, antologi puisi, dan lain-lain), penampilan (yang menunjukkan kemampuannya di depan public misalnya grup teater, pidato, debat, dan sebagainya), dan proyek edukasi (misalnya penelitian ilmiah remaja, proyek bantuan sosial, proyek pameran pendidikan, dan sebagainya). 2. Strategi Pembelajaran Ekspositori Menurut Sukarno, strategi pembelajaran eksposotori yaitu strategi pembelajaran yang menyampaikan materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik5. Yang termasuk dalam kategori strategi pembelajaran ekspositori adalah metode ceramah. Metode ceramah ialah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh para 5 Syaiful Sagala.Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2005), 54. 31 guru disekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru dimuka kelas. Strategi Pembelajaran yang menyampaikan materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik6. Selain ceramah juga ada metode Tanya jawab yaitu cara penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid memberikan jawaban atau sebaliknya murid bertanya guru memberikan jawaban. Dengan demikian metode ini diharapkan terjadi dialog antara guru dan murid7. Ciri-ciri pembelajaran ekspositori adalah: model pembelajaran terjadi dengan model satu arah. Ini dikarenakan dalam strategi pembelajaran ekspositori peserta didik dipandang sebagai objek dan pendidikan sebagai subjek8. Menurut Syaiful Sagala prosedur penerapan strategi pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut9: a. Persiapan, guru mempersiapkan bahan selengkapnya secara sistematis dan rapi. b. Pertautan, guru memberikan uraian singkat agar anak didik perhatian pada materi. c. Penyajian, guru menjelaskan dengan ceramah sesuai bahan yang disiapkan. 6 Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Elkaf, 2007), 203. Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 134. 8 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 78. 9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 79. 7 32 d. Evaluasi, guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari. Dalam pembelajaran ekspositori memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran ekspositori: 10 a. Keunggulan Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: 1) Dengan startegi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana peserta didik bahan pelajaran yang disampaikan. 2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai peserta didik cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki sangat terbatas. 3) Melaluistrategi pembelajaran ekspositori selain peserta didik dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus peserta didik bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi). 4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah peserta didik dan ukuran kelas yang besar. 10 Mulyono, Strategi Pembelajaran, 77. 33 b. Kelemahan Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, diantaranya: 1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk peserta didik yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain. 2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat serta perbedaan gaya belajar. 3) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan bepikir kritis. 4) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil. 5) Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman peserta didik akan materi pembelajaran 34 akan sangat terbatas pula. Disamping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik akan terbatas pada apa yang diberikan guru. 3. Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi pembelajaran inkuri yaitu strategi pembelajaran yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secar luas11. Yang termasuk dalam kategori strategi pembelajaran inkuiri adalah metode diskusi. Metode diskusi ialah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Metode diskusi dimaksudkan untuk merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah12. Selain metode diskusi dalam strategi pembelajaran inkuiri adalah metode penugasan yaitu penerapan pengetahuan yang telah diterima oleh peserta didik agar lebih paham, terampil, dan tahan lama13. Ciri-ciri strategi pembelajaran inkuri adalah model pembelajaran terjadi dengan model dua arah. Ini dikarenakan dalam strategi pembelajaran inkuiri peserta didik dipandang sebagai subjek utama dan pendidik sebagai fasilitator14. 11 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 80. Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 132. 13 Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 177. 14 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 80. 12 35 Menurut Joyce (Gulo, 2005)15prosedur penerapan strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah: (a) kesadaran terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah. b. Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini adalah: (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis. c. Menguji jawaban tentative; Kemampuan yang dituntut adalah: (a) merakit peristiwa, terdiri dari: mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari: mentranslasikan data, menginterpresentasikan data dan mengklasifikasikan data; (c) analisis data, terdiri dari: melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan. d. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan. Dalam pembelajaran inkuiri memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran inkuiri16 15 16 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Grasindo, 2005), 27. Mulyono, Strategi Pembelajaran, 73 36 a. Keunggulan: 1) Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor sacara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. 2) Strategi ini dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3) Strategi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajar. b. Kelemahan: Disamping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, diantaranya: 1) Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik. 2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar. 37 3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain17 prosedur penerapan strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a. Simulation guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. b. Problem statement anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dipandang paling menarik dan fleksible untuk dipecahkan. c. Data collection untuk menjawab atau membuktikan benar tidaknya Hipotesis ini, d. Data proses untuk mengolah data sesuai kebutuhan e. Pembuktian untuk membuktikan data yang diolah. f. Tindak lanjut untuk menyimpulkan hasil pembuktian. 17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. 142. 38 4. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, sehingga mengimani ajaran islam di barengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa18. Dalam keputusan menteri Agama Republik Indonesia nomor 211 tahun 2011 tentang pedoman pengembangan standar nasional pendidikan agama Islam pada sekolah, yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran Islam, yang dilaksanakan sekurang – kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan.19 Menurut sukarno20 pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam dan menjadikannya pandangan hidup. 18 Abdul Majid, Perencanaan Mengembangkan Standard Kompetisi Guru. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 198. 19 Kementrian Agama Republik Indonesia, Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 211 tahun 2011 tentang pedoman pengembangan standar nasional pendidikan agama Islam pada sekolah. 20 Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 48 39 Sedangkan Zuhairani21 mengungkapkan bahwa pendidikan agama Islam berarti usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran pendidikan agama Islam adalah sebuah cara yang digunakan dalam proses penyempurnaan pembelajaran dalam upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam dan menjadikannya pandangan hidup yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di sekolah memiliki dasar yang kuat dan setiap usaha kegiatan dan tindakan yang sengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai dasar yang baik dan kuat. 1) Dasar Pendidikan Agama Islam Menurut Zulaichah Ahmad dasar pendidikan Agama Islam sebagai berikut: 21 Zuhairani dkk, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Malang: UIN, 2004), 27. 40 a) Dasar Yuridis/hukum (1) Dasar ideal: Pancasila, Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Dasar Struktural/Konstitusional : UUD 1945 Bab XI pasal 29 tentang agama (3) Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 3, pasal 36, dan pasal 37, pasal 3 : Tujuan pendidikan nasional adalah bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Pasal 36 dan 37 : Kurikulum disusun antara lain dengan memperhatikan peningkatan iman, taqwa, dan akhlaq mulia serta wajib berisi pendidikan agama, terutama untuk jenjang pendidikan Dasar dan Menengah. b) Dasar Religius (1) Tertuang dalam Al-Qur’an surat An- Nahl : 125 Yang artinya: “serulah manusia kepada jalan Tuhan Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik” (2) Tertuang dalam Al-Qur’an surat Ali Imron : 104 Yang artinya : “dan hendaklah ada diantara kami segolongan umat yang menyeru kepada kebijakan, 41 menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar”. (3) Tertuang dalam Hadits Rosulullah SAW : Sampaikanlah ajaranku kepada orang lain, walaupun hanya sedikit. c) Dasar Psikologis Semua manusia yang hidup di dunia ini membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Karena dengan agama mereka akan merasakan ketenangan dan ketentraman, mereka merasa bahwa yang memberi pertolongan dan perlindungan hanya Allah SWT22. 2) Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan pendidikan agama Islam pada hekekatnya sama dan sesuai dengan tujuan diturunkan agama Islam, yaitu membentuk manusia yang muttaqin yang rentangannya berdimensi infinatum (tidak terbatas menurut jangkauan manusia), baik secara lincar maupun secara algoritmik (berurutan secara logis ) berada dalam garis mukmin-muslim-muhsin dengan perangkat komponen, variabel, dan parameternya masing-masing yang secara kualitatif. Dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 211 tahun 2011 tentang pedoman pengembangan standar nasional pendidikan agama Islam pada sekolah, yang dimaksud dengan pendidikan Agama Islam adalah 22 pendidikan yang Zulaichah Ahmad, Perencanaan Pembelajaran PAI, ( Jember, Madania Center Press, 2008), 17. 42 memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan23. Sedangkan menurut Baharuddin tujuan pendidikan agama Islam dapat di pecah menjadi tujuan-tujuan berikut ini24. a) Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah mahdah. b) Membentuk manusia muslim yang di samping dapat melaksanakan ibadah mahdah, juga dapat melaksanakan ibadah muamalah dalam kedudukan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan tertentu. c) Membentuk warga Negara yang bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsanya dan bertanggung jawab kepada Allah SAW, penciptanya. d) Membentuk dan mengembangkan tenaga professional yang siap dan terampil atau tenaga setengah terampil untuk memungkinkan memasuki teknostruktul masyarakat. e) Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu (agama dan ilmuilmu Islami lainnya). 23 Kementrian Agama Republik Indonesia, Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 211 tahun 2011 tentang pedoman pengembangan standar nasional pendidikan agama Islam pada sekolah. 24 Baharuddin, Pendidikan dan psikologi perkembangan, ( Jogja, Ar-Ruzz Media, 2009), 192. 43 Maka dari itu, tujuan utama pendidikan agama Islam bukan sekedar mengalihkan pengetahuan dan keterampilan (sebagai isi pendidikannya), melainkan lebih merupakan suatu ikhtiar untuk mengubah fitrah insaniyah. Sehingga peserta didik menjadi penganut atau pemeluk agama yang taat dan baik (insan kamil). c. Materi Pembelajaran PAI Menurut Sukarno materi pendidikan agama Islam di sekolah adalah: 1) Pendidikan Agama Islam Bidang Aqidah Aqidah secara syara’ yaitu iman kepada Allah SWT, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada hari akhir serta kepada qadar yang baik maupun yang buruk hal ini disebut rukun Iman. Bagian ini disebut far’iyah (cabang agama), karena dia dibangun diatas i’tiqadiyah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya i’tiqadiyah. Akidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia. Keyakinan hidup ini diperlukan sebagai pedoman hidup untuk mengarahkan tujuan hidupnya sebagai makhluk alam.25 Pedoman hidup ini dijadikan pedoman pula sebagai pondasi dari seluruh bangunan aktifitas manusia. Maka pendidikan 25 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam ( Upaya pembentukan pemikiran dan kepribadian muslim), (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2006), 126. 44 Aqdah yang benar sangat penting karena Aqidah adalah fundamen bagi bangunan agama serta merupakan syarat sahnya amal. 2) Pendidikan Agama Islam Bidang Syari’ah. Pengajaran Syari’ah adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur’an, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melanaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melaksanakan hukum-hukum Islam tersebut dinamakan Ibadah. Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminology), ibadah adalah sebutan yang mencangkup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azzawa Jalla, baik berupa ucapan dan perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Beribadah harus sesuai dengan syariat (fiqih ibadah) yaitu hukum yang mengatur bagaimana kita beribadah kepada Allah, sehingga kita bisa memenuhi kewajiban kita sebagai makhluk. Sedangkan hukum yang mengatur tentang sosial kemanusiaan disebut fiqih muamalah26. 26 Alim, Pendidikan Agama Islam, 140-141 45 3) Pendidikan Agama Islam Bidang Akhlak Pengertian akhlak secara etimologi. Menurut pendekatan etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufrodnya “Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Alimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dan perkataan “khalqun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan “Khaliq” yang berarti pencipta dan “Makhluq” yang berarti yang diciptakan27. Pengertian akhlaq adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaan yaitu disebut akhlak. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata-mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Akhlak sifatnya universal dan abadi. Akhlak dalam Islam merupakan refleksi internal dari dalam jiwa manusia yang dieksternalisasikan secara kongrit dalam bentuk perilaku dan tindakan nyata. Akhlak seseorang terkait erat dengan perspektif 27 Mahjuddin, Akhlaq Tasawuf II (Pencarian Ma’rifat Bagi Sufiklasik Dan Penemuan Kebahagiaan Bathin Bagi Sufi Kontemporer), (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), 1-3. 46 keimanannya, tentang eksistensi dirinya sebagai khalifah Allah. Akhlak yang lahir dari kualitas internalisasi nilai-nilai iman sudah barang tentu akan memancarkan kualitas yang lebih baik. Demikian pula sebaliknya, akhlak yang buruk merefleksikan kadar keimanan seseorang yang masih labil. 5. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua kata yang mempunyai pengertian sendiri-sendiri yakni prestasi dan belajar, tetapi dalam pembahasan ini kedua kata tersebut sangat berhubungan. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dikerjakan. 28 Prestasi adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada tingkat keberhasilan tenteng suatu tujuan karena usaha yang dilakukan seseorang. Hasil tersebut dapat berupa nilai, penghargaan atau dapat berupa tingkah laku sesuai dengan macam kegiatan yang dilakukan. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.29 Ahli pendidikan modern mengatakan dan merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut: “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang 28 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa, 895. Sarwan, Belajar Pembelajaran (Aktualisasi Konsep Fundamental Dalam Proses Pendidikan . (Jember: STAIN Press, 2013),5. 29 47 dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.30 Tingakah laku yang baru misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan- sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita hidup dan bekerja menurut yang kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Menurut Nasru Harahap prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilainilai yang terdapat dalam kurikulum. Sedangkan menurut Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, dan diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.31 Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli diatas, jelas telihat perbedaan pada beberapa pada kata-kata tertentu sebagai perkenaan, namun intinya sama yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat dipahami, bahwa prestasi adalah hasil dari 30 31 suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar Pembelajar (Jakarta: Erlangga, 2002),2-3. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar 19. yang 48 menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Prestasi belajar dapat diketahui dengan adanya penilaian dengan menggunakan konsep penilaian sesuai dengan bidang prestasi yang diketahui.32 b. Konsep Penilaian Prestasi Balajar Konsep penilaian prestasi belajar menurut Dimyati33 adalah: 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintensis, dan kemampuan mengevaluasi.: a) Mengetahui Pengetahuan adalah pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk mempelajari.34 Pengetahuan merupakan tingkat terendah dan sebagai dasar penilaian terendah dari tujuan ranah kognitif. 32 Dimyati dkk. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 201. Dimyati dkk. Bealjar dan Pembelajaran. 201. 34 Dimyati dkk. Belajar dan Pembelajaran. 202. 33 49 b) Memahami Pemahaman adalah kemampuan memahami/mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari.35 Pemahaman merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif dari kata lain jika peserta didik sudah memahami suatu materi maka bisa dipastikan mengetahui materi tersebut. 2)Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.36 Ranah afektif mencangkup watak dan perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memilki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Dan yang termasuk kedalam ranah afektif sebagai berikut: a) Menerima Menerima adalah perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang meningkat secara lebih aktif.37 Menerima merupakan tingkatan terendah keberhasilan dari ranah afektif 35 Dimyati dkk. Belajar dan Pembelajaran. 202. Dimyati dkk. Belajar dan Pembelajaran. 205. 37 Ibid., 205. 36 50 b) Sopan santun Sopan santun termasuk dalam kategori karakterisasi yaitu kemampuan untuk mengkonseptualiasikan masing-masing nilai pada waktu merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan.38 Karakterisasi sebagai aplikasi dari proses penerimaan materi yang diterima peserta didik dalam pembelajaran. 3)Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik meliputi ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.39 Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif. 38 39 Ibid., 206. Ibid., 206. 51 a) Praktek. Praktek dalam ranah psikomotor termasuk dalam kategori gerakan tubuh yang dikoordinasikan yaitu keterampilan yang berhubungan dengan urutan dari gerakan yang dikoordinasi.40 Praktek sering digunakan pada pembelajaran yang berhubungan dengan ibadah amaliah, dan dijadikan sebagai dasar penilaian. b) Pembiasaan. Pembiasaan dalarn ranah psikomotor termasuk dalam kategori gerakan tubuh yang dikoordinasikan yaitu keterampilan yang berhubungan dengan urutan dari gerakan yang dikoordinasi.41 Pembiasaan merupakan kelanjutan dari praktik pembelajaran yang diterima oleh peserta didik. 6. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Strategi pembelajaran pendidikan, khususnya yang berorientasi pada pengetahuan atau Pendidikan Agama Islam, sangat penting dalam rangka mengantarkan kepada pola-pola perilaku siswa, di dalam mencapai proses pendidikannya. Karena dengan memiliki khususnya dalam Pendidikan Agama Islam (PAI), siswa akan memiliki pengetahuan serta sikap yang mencerminkan ajaran agama Islam. Hal ini juga tidak lepas pula dengan adanya peran guru sebagai pendidik di dalam mengarahkan 40 41 Ibid., 207. Ibid., 207. 52 proses pembelajaran pendidikan tersebut serta penggunaan strategi dalam proses pembelajaran. Karena pada akhirnya pembelajaran yang diterapkan oleh seorang pendidik, sedikit banyak diharapkan mampu membina atau membangun terhadap kemajuan prilaku, budi pekerti seorang siswa. Untuk mencapai kemajuan, keberhasilan maupun prestasi tersebut, pendidik harus menggunakan strategi-strategi pembelajaran yang sesuai dengan harapan pendidikan yang akan diterima oleh siswa. Mengingat hal ini, adalah tanggung jawab moral seorang pendidik. Kegiatan pembelajaran pendidikan agama (PAI) adalah sebagai proses yang merupakan suatu sistem yang tidak bisa lepas dari komponen-komponen yang lainnya, salah satu komponen dalam proses tersebut adalah strategi pembelajaran. Hal ini sebagaimana dikatakan Syamsul Kurniawan “Pembelajaran sebagai suatu aktivitas untuk mencoba mendorong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah, atau mengembangkan skill, attitude, cita-cita, penghargaan, dan pengetahuan.42 Berdasarkan pendapat di atas, bahwa keberhasilan belajar dapat diukur dengan adanya perubahan, yang diukur berdasarkan perbedaan cara belajar berfikir, merasa dan berbuat (berprilaku) sebelum dan sesudah memperoleh pengalaman belajar dalam menghadapi situasi yang serupa. 42 Syamsul Kurniawan dan Moh. Haitami Salim, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Jogyakarta: ArRuzz Media, 2012), 209.