BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Periklanan adalah fenomena dalam dunia modern. Keberadaannya menjadi penghubung antara produsen ke konsumen. Iklan yang dibuat dengan baik dan dipromosikan secara masif akan mampu meningkatkan kesadaran khalayak dan menjadi topik perbincangan hangat. Periklanan modern tidak bekerja pada satu aspek media saja. Konsep periklanan yang terintegrasi berupaya mengedukasi konsumen pada tiap kesempatan. Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1997:18). Jika kita melihat fungsi dan tujuannya, pada hakikatnya iklan adalah salah satu bentuk komunikasi. Hal ini bisa kita cermati dari definisi iklan yang dikemukakan oleh Arens, bahwa ”iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi nonpersonal yang biasanyanya dibiayai dan bersifat persuasif, tentang produk-produk (barang, jasa dan gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi, melalui berbagai macam media.1 Periklanan dan tindakan marketing lainnya berjalan secara terintegrasi. Doktrin yang mendasar dalam dunia periklanan adalah “pasanglah iklan sebanyak mungkin agar 1 Noviani, Ratna. (2002, p. 23) Jalan Tengah Memahami Iklan (2002) Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar 1 2 tercipta kesadaran konsumen secara maksimal” (Triono, 2000 : 4). Artinya bahwa stimuli cenderung menimbulkan keinginan yang besar. Dewasa ini dunia periklanan Indonesia semakin terus berkembang. Dengan kecanggihan tekhnologi yang kita miliki sekarang sebuah iklan yang disukai dapat beredar cepat dari mulut ke mulut dan dari satu tangan ke tangan yang lain melalui social media, Short Message Service (SMS), Forum Online, Youtube dan lain-lain. Berbagai macam konsep dan kreatifitas iklan disuguhkan untuk mencuri kesadaran konsumen atas suatu produk atau jasa. Dengan jangkauannya yang luas iklan adalah suatu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang. Iklan juga menjadi instrument promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan pada masyarakat luas (Morissan, 2010:18).2 Contohnya adalah dalam iklan komersial Mastin Ekstrak Kulit Manggis yang menggunakan Diah Permatasari sebagai modelnya berhasil menjadi trending topik dengan Jingle “Kabar Gembira untuk Kita Semua” dan Tagline “Mastin Good..!” Penggunaan Selebriti atau tokoh kartun dalam sebuah produk iklan bertujuan untuk menarik minat, membangun kesadaran dan memperkuat kredibilitas, sedangkan penggunaan gambar atau karikatur dalan sebuah iklan selain bertujuan untuk menarik minat dan mencuri perhatian juga untuk menyampaikan pesan secara ”one single glimpse” maksudnya adalah dengan hanya selintasan pandang gambar tersebut mampu mewakili penyampaian keseluruhan isi pesan yang dimaksud. 2 Fenomena Iklan :http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39504/5/Chapter%20I.pdf Akses 15 Juli 2014 3 Dalam fungsinya iklan adalah alat untuk mengirim pesan ke publik tentang perusahaan, produk atau jasa. Dalam penyampaian iklan kepada khalayak diperlukan suatu media. ”Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran” (Fandy Tjiptono, 1998:204). Jadi media iklan adalah sarana komunikasi yang digunakan untuk mempromosikan suatu barang atau jasa kepada konsumen. Menetapkan pilihan media adalah sebuah langkah penting. Produsen mempersiapkan media yang sesuai untuk penempatan iklan sebagai saluran pesan. Iklan yang bersifat komersial atau yang bersifat layanan masyarakat memiliki penanganan yang berbeda sesuai dengan mandatory iklan tersebut. Salah satu jenis iklan yaitu iklan layanan masyarakat banyak digunakan untuk menanggulangi berbagai permasalahan sosial. Contoh konkrit adalah pada program pembatasan kelahiran pada tahun 70-an, pemerintah Indonesia berhasil menggunakan iklan pemasaran sosial untuk program Keluarga Berencana (KB). Seyogyanya pemerintah melakukan hal yang sama untuk permasalahan buta huruf. Buta huruf masih menyisakan pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia meski sudah 69 tahun bangsa ini merdeka. Salah satu contoh adalah di daerah Tangerang Selatan, pemerintah setempat menyatakan bahwa mereka sudah bebas dari buta huruf, tetapi setelah merujuk pada observasi lapangan yang dilakukan oleh researcher di daerah Tangerang Selatan, situasinya adalah ternyata masih banyak ditemukan penyandang buta huruf. Walaupun sudah ada beberapa program yang dilakukan oleh pemerintah seperti Komando Buta Huruf, Kejar Paket A dan penerapan Inpres No. 5 Tahun 2006 mengenai percepatan 4 pemberantasan buta huruf, tetapi tidak dapat benar-benar menuntaskan permasalahan buta huruf didaerah tersebut. Berlatar belakang hal-hal tersebut diatas maka penulis yang tergabung dalam skripsi aplikatif yang terdiri dari Prima Utari sebagai researcher dan Hane Induskat selaku copywriter melakukan inisiasi untuk membangun sebuah gerakan kepedulian terhadap para penyandang buta huruf dengan melakukan sebuah program sosialisasi yang menggunakan iklan layanan masyarakat sebagai alat penyampai pesan. Dalam kaitan dengan perancangan aksi sosial untuk pemberantasan buta huruf di Tangerang Selatan dengan menggunakan iklan layanan masyarakat, maka advertising above the line menjadi pilihan media yang sesuai untuk mengkomunikasikan pemasaran sosial dengan judul : “PERANCANGAN ADVERTISING ABOVE THE LINE DALAM PROGRAM SOSIALISASI UNTUK MENGINDENTIFIKASI PENYANDANG BUTA HURUF DI TANGERANG SELATAN SEBAGAI DUKUNGAN TERHADAP INPRES NO. 5 TAHUN 2006 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PEMBERANTASAN BUTA HURUF.” Tujuannya adalah merencanakan perancangan program sosialisasi melalui advertising “Above The Line“ berupa pembuatan spanduk dan poster sebagai media primer dan flyer sebagai media skunder untuk menyampaikan pesan ajakan kepada masyarakat. Pesan yang dimaksudkan adalah bagaimana dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, kebersamaan dan sikap proaktif dalam masyarakat terhadap permasalahan buta huruf di Indonesia untuk berpartisipasi aktif mengindentifikasi (identifying) – menginformasi (informing) bahkan bersedia ikut sebagai volunteer tenaga pemberantasan buta huruf (teaching). Dengan cara ini diharapkan akan tercapai 5 percepatan pemberantasan buta huruf seperti yang tercantum dalam Inpres No. 5 Tahun 2006 yang dicanangkan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Pada saat pelaksanaan di lapangan nanti penulis akan bekerja sama dengan sebuah NGO (non-government organization) yaitu Perempuan LIRA Banten sebagai sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) wanita di Banten. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana merencanakan dan merancang advertising Above The Line yang ramah dan persuasif di Tangerang Selatan (Tangsel) agar masyarakat mau berpartisipasi mengindentifikasi dan mengajak penyandang buta huruf untuk belajar membaca sebagai dukungan nyata terhadap INPRES No. 5 Tahun 2006 Mengenai Pendidikan wajib belajar 9 tahun dan percepatan pemberantasan buta huruf khususnya di daerah Tangsel. 1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud Maksud dari skripsi aplikatif ini adalah merancang beberapa media advertising sebagai alat sosialisasi yang baik, ramah dan membujuk, agar pesannya mampu menggugah dan mempersuasi masyarakat di area target sasaran agar mau berpartisipasi aktif mengindentifikasi (identifying), menginformasi (informing), mengajarkan (teaching) dan mengajak penyandang buta huruf untuk belajar membaca tanpa mereka merasa terintimidasi. 1.3.2. Tujuan 6 Tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Mercu Buana pada Fakultas Ilmu Komunikasi, bidang studi Marcomm/Advertising. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis/Akademis Penulis berharap aktifitas perencanaan & perancangan ini dapat menjadi referensi akademis dalam bidang komunikasi pemasaran khususnya melalui kegiatan komunikasi sosial dan Advertising. 1.4.2. Manfaat Praktis Penulis berharap aktifitas perancangan program sosialisasi melalui advertising above the line yang akan bekerja sama dengan LSM Perempuan LIRA Banten dapat membantu program pemerintah dalam pemberantasan buta huruf di daerah Tangsel pada khususnya dan area Banten umumnya. 1.5. Batasan Penelitian / Ruang Lingkup Lingkup penelitian dibatasi hanya pada area di Tangsel. Demikian juga hasil dari eksekusi kreatif yang dilakukan akan disosialisasikan oleh LSM Perempuan LIRA Banten sementara hanya di Tangsel saja.