SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.55/M.PPN/HK/04/2015 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN PINJAMAN LUAR NEGERI TAHUN 2015-2019 MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 10 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah dan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan Usulan, Penilaian, Pemantauan, dan Evaluasi Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri dan Hibah, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tentang Rencana Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri Tahun 2015-2019; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Peraturan … -24. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah; 5. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2007 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; 8. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER. 005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 3 Tahun 2014; 9. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2011 tentang tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan Usulan, Penilaian, Pemantauan, dan Evaluasi Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri dan Hibah; 10. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 2 Tahun 2014 tentang tentang Mekanisme Penyusunan Dokumen Perencanaan serta Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Luar Negeri dan Hibah di Kementerian Perencananan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG RENCANA PEMANFAATAN PINJAMAN LUAR NEGERI TAHUN 2015-2019. PERTAMA : … -3- PERTAMA : Menetapkan Rencana Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri Tahun 2015-2019. Rencana Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri Tahun 2015-2019 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, selanjutnya disebut RPPLN 2015-2019, merupakan dokumen yang memuat indikasi kebutuhan dan rencana penggunaan pinjaman luar negeri untuk jangka waktu 2015-2019. KEDUA : KETIGA : RPPLN 2015-2019 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEEMPAT : RPPLN 2015-2019 dapat dilakukan perubahan disesuaikan dengan kondisi perkembangan perekonomian nasional dan/atau kebutuhan pemanfaatan pinjaman luar negeri. KELIMA : Keputusan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 April 2015 MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, ttd ANDRINOF A. CHANIAGO Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum, Emmy Suparmiatun SALINAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS NOMOR KEP.55/M.PPN/HK/04/2015 TANGGAL 8 APRIL 2015 RENCANA PEMANFAATAN PINJAMAN LUAR NEGERI (RPPLN) 2015-2019 I. Pendahuluan 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menentukan arah pembangunan nasional pada periode 2015-2019. Sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), pada periode 2015-2019 pembangunan nasional difokuskan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat. 2. Arah pembangunan tersebut dituangkan dalam visi pembangunan nasional sebagaimana digariskan dalam RPJMN 2015-2019 yaitu terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong. Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut dilakukan melalui 7 (tujuh) misi pembangunan: (i) keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; (ii) masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum; (iii) politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. (iv) kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera; (v) bangsa yang berdaya saing. (vi) Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan (vii) masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 3. Untuk mencapai visi-misi pembangunan nasional tersebut di atas, dibutuhkan dukungan pendanaan yang besar, yang berasal dari Pemerintah dan Swasta. Dengan penerimaan negara yang masih belum mencukupi untuk membiayai belanja … -2belanja negara, menyebabkan Pemerintah harus mengupayakan sumber-sumber pembiayaan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu instrumen pembiayaan luar negeri adalah pinjaman luar negeri. 4. Faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan pemanfaatan pinjaman luar negeri, antara lain: (i) sebagai bagian dari pengelolaan biaya dan resiko pinjaman pemerintah, (ii) menambah kapasitas implementasi terutama untuk programprogram di bidang infrastruktur termasuk dengan mendorong peran BUMN dan swasta, (iii) sebagai upaya pengembangan model program/kegiatan melalui replikasi dari program/kegiatan pinjaman luar negeri, dan (iv) sebagai instrumen kerjasama pembangunan (development cooperation) dengan para mitra. 5. Pinjaman luar negeri dapat digunakan dalam bentuk Pinjaman Tunai dan Pinjaman Kegiatan. a. Pinjaman Tunai berupa pinjaman yang pencairannya bersifat tunai, antara lain mencakup pinjaman program, development policy loan, refinancing, stand by loan, program for result, Result Based Lending (RBL), pembiayaan likuiditas jangka pendek, pembiayaan kontinjensi, dan pembiayaan untuk permodalan. b. Pinjaman Kegiatan berupa pinjaman proyek, credit line dan lain-lain yang pencairannya terkait dengan kegiatan, antara lain mencakup pinjaman untuk kegiatan kementerian dan lembaga, Fasilitas Kredit Ekspor, dan penerusan perjanjian pinjaman (SLA) kepada pemerintah daerah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pinjaman luar negeri juga dapat disalurkan sebagai Pinjaman Langsung (Direct Lending) kepada BUMN. 6. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, pemanfaatan pinjaman luar negeri sebagai salah satu sumber pendanaan pembangunan dituangkan ke dalam Rencana Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri (RPPLN). RPPLN merupakan dokumen perencanaan pinjaman luar negeri jangka menengah yang berisikan arah kebijakan pemanfaatan pinjaman luar negeri berupa pinjaman kegiatan, yang memuat indikasi kebutuhan pinjaman luar negeri dan rencana penggunaan pinjaman luar negeri sesuai dengan kebijakan dan prioritas pembangunan dalam RPJMN. II. Indikasi … -3II. Indikasi Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri Tahun 2015-2019 7. Pemanfaatan pinjaman luar negeri dalam pembiayaan pembangunan dilaksanakan sejalan dengan kerangka ekonomi makro RPJMN 2015-2019, yaitu menjaga dan mempertahankan kesinambungan fiskal serta meningkatkan kinerja neraca pembayaran. 8. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan pinjaman luar negeri pada periode 2015-2019 diarahkan dengan mengurangi rasio defisit anggaran menjadi sekitar 1 persen pada tahun 2019 dan menjaga rasio utang di bawah 30 persen terhadap PDB. III. Kebijakan Penggunaan Pinjaman Kegiatan Luar Negeri Tahun 2015-2019 9. Penggunaan pinjaman luar negeri harus berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a. dilakukan secara transparan, akuntabel, efisien dan efektif, dengan kehatihatian, dan tidak disertai ikatan politik, serta tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan negara; b. kesetaraan dalam pelaksanaan kerjasama dengan mitra pembangunan; dan c. mengutamakan kepentingan nasional dalam semua aspek, termasuk aspek politik, ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan. 10. Pinjaman luar negeri digunakan untuk mendukung pencapaian prioritas dalam tiga dimensi pembangunan nasional, yaitu; pembangunan sektor unggulan, dimensi pembangunan manusia, dan dimensi pemerataan dan kewilayahan. Prioritas tersebut mencakup bidang kedaulatan pangan, kedaulatan energi, ketenagalistrikan, kemaritiman, kelautan, pariwisata, industri, pendidikan, kesehatan, perumahan, ketahanan air, infrastruktur dasar dan konektivitas. 11. Kegiatan pembangunan yang dapat dibiayai dengan pinjaman luar negeri perlu memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019; dan/atau b. Kegiatan untuk mencapai salah satu atau lebih tujuan pembangunan nasional dalam rangka: i. mendorong … -4i. mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk kegiatan dalam rangka (i) pengembangan kerjasama pembangunan yang melibatkan pihak swasta, (ii) pelaksanaan penugasan Pemerintah kepada BUMN, atau (iii) mendorong pembangunan di daerah; dan/atau ii. meningkatkan jangkauan masyarakat; dan/atau (akses) dan kualitas pelayanan kepada iii. pemerataan pembangunan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. 12. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan pinjaman luar negeri serta untuk menjamin hasil keluaran dan dampaknya, perlu dilakukan penguatan atas pengelolaan kegiatan pinjaman luar negeri pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi antara lain melalui: a. Perencanaan berbasis program, hasil/sasaran program (outcome). dengan penekanan pada pencapaian b. Peningkatan koordinasi dan kualitas kesiapan kegiatan, termasuk rencana pembebasan lahan dan rencana pelaksanaan kegiatan. c. Penyusunan rencana penarikan pinjaman luar negeri dengan memperhatikan jenis kegiatan, masa laku, dan kapasitas penyerapan instansi pelaksana. d. Penguatan kapasitas lembaga dan koordinasi antar lembaga dalam pelaksanaan kegiatan. e. Peningkatan koordinasi dan kualitas pemantauan dan evaluasi kegiatan yang menggunakan pinjaman luar negeri. IV. Penutup 13. RPPLN 2015-2019 dapat dipergunakan oleh kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN sebagai pedoman dalam menyusun kegiatan yang akan diusulkan untuk dibiayai dengan pinjaman luar negeri. MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, ttd ANDRINOF A. CHANIAGO Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum, Emmy Suparmiatun