Ketentuan Penting Konvensi Orang Hilang No Ketentuan Pokok 1. Pembukaan Keterangan Memutuskan untuk mencegah penghilangan paksa dan melawan impunity untuk kejahatan penghilangan paksa. Mengakui hak setiap orang untuk tidak dihilangkan secara paksa, hak korban atas keadilan dan reparasi; dan Mengakui hak-hak untuk mengetahui kebenaran tentang sirkustansi penghilangan paksa dan nasib orang hilang, dan penghormatan terhadap hak untuk bebas mencari, menerima, dan impart informasi. 2. Pasal 1 ayat 1 & 3 Tidak seorang pun boleh dihilangkan secara paksa Tidak ada pengecualian apapun, apakah dalam keadaan perang atau ancaman perang, instabilitas politik dalam negeri, atau darurat publik apapun, yang bisa membenarkan tindakan penghilangan paksa. 3 4 Pasal 2 Pasal 3 Definisi Setiap negara pihak wajib mengambil langkah yang layak untuk menginvestigasi tindakan seperti didefinisikan Pasal 2 yang dilakukan orang atau kelompok orang yang bertindak tanpa wewenang, dukungan atau sepengetahuan dari negara dan membawa mereka yang bertanggungjawab ke pengadilan. 5 Pasal 4 6 Pasal 5 7 Pasal 6 Setiap negara pihak wajib mengambil langkah perlu untuk memastikan bahwa penghilangan paksa sebagai kejahatan dibawah hukum pidananya. Praktik sistematis atau meluas dari penghilangan paksa adalah sebuah kejahatan melawan kemanusiaan seperti didefinisikan hukum internasional yang berlaku dan menarik konsekuensi-konsekuensi yang berlaku dalam hukum internasional. Setiap negara pihak wajib mengambil langkah perlu untuk menuntut tanggungjawab pidana, setidaknya: a. setiap orang yang melakukan, memerintahkan, menghasut, atau membujuk perbuatan, percobaan perbuatan, kaki tangan dari, atau berpartisipasi dalam sebuah penghilangan paksa. b. Atasan, yang a. mengetahui, atau yang jelas terindikasi bahwa anak buah dibawah otoritas dan kontrolnya telah melakukan sebuah kejahatan penghilangan paksa; b. menjalankan tanggungjawab efektif dan kontrol terhadap aktifitas kejahatan penghilangan paksa. c. gagal mengambil semua langkah yang perlu dan beralasan dalam lingkup kekuasaannya untuk mencegah atau menekan perbuatan penghilangan paksa atau menyerahkannya pada otoritas yang kompeten untuk investigasi dan penuntutan. c. Subparagraf (b) diatas tanpa mengurangi standar lebih tinggi dari tanggungjawab yang berlaku dibawa hukum internasional yang relevan kepada seorang komandan militer atau seseorang yang secara efektif bertindak sebagai sebagai seorang komandan militer. d. Tidak ada perintah atau instruksi dari otoritas publik apapun, sipil, militer atau yang lainnya, yang bisa membenarkan sebuah kejahatan penghilangan paksa. 1. Setiap negara pihak wajib membuat kejahatan penghilangan paksa dihukum oleh pemidanaan yang layak. 2. Setiap negara pihak Pasal 7 Komite Pemantau Konvensi Orang Hilang No Ketentuan 1. Pasal 29: 2. Pasal 30 3. Pasal 31 Keterangan (1) Setiap negara para pihak wajib mengumpulkan, kepada komite melalui Sekjen PBB, laporan tentang langkah-langkah yang diambil untuk mengefektifkan kewajibannya dalam waktu 2 tahun setelah instrumen ini berlaku bagi negara para pihak (2) Sekjen PBB membuat laporan yang diketahui untuk semua negara para pihak. (3) Setiap laporan harus dipertimbangkan oleh Komite, yang menyangkut komentar, observasi atau rekomendasi sampai laporan itu dinilai layak. Komentar, observasi atau rekomendasi harus disampaikan kepada negara para pihak yang mana mereka harus merespon atas inisiatifnya sendiri atau atas permintaan komite. (4) Komite dapat juga meminta informasi lebih lanjut dari negara para pihak tentang implementasi dari konvensi ini. (1) Permintaan bahwa orang yang hilang harus dicari dan ditemukan sebagai dasar urgensi boleh diserahkan kepada komite oleh keluarga korban atau perwakilan mereka, pengacara mereka atau orang yang berwenang kepada mereka juga orang lain yang mempunyai legitimasi terhadap kepentingan tersebut (2) Jika komite memutuskan bahwa permintaan untuk urgen action dikumpulkan sesuai paragrap 1: a. Jelas tidak ditemukan b. Bukan merupakan kejahatan hak-hak seperti yang diajukan c. Telah dipresentasikan dengan lengkap kepada badan yang berkompeten dari negara para pihak yang konsern dalam hal seperti investigasi pihak yang berwenang jika mungkin dilakukan d. Tidak bertentangan dengan pasal-pasal dalam insturmen ini e. Kasus yang sama tidak diperiksa berdasarkan prosedur internasioanl dalam hal investigasi atau penyelesaian pada model yang sama; negara para pihak yang konsern diminta untuk menyediakan informasi tentang kondisi orang yang dilaporkan dalam batas waktu yang ditentukan oleh komisi (3) Dalam informasi yang disediakan oleh negara para pihak sehubungan dengan paragraph 2, komite dapat mengeluarkan rekomendasi kepada negara para pihak termasuk meminta negara tersebut mangambil langkah-langkah yang sesuai termasuk langkah sementara, untuk menempatkan dan melindungi orang sesuai dengan instrumen dan informasi komite dalam jangka waktu tertentu, langkah-langkah yang diambil, bertanggungjawab atas situasi yang urgen. Komite harus menginformasikan kepada orang tersebut untuk mengumpulkan permohonan urgen action dari rekomendasi dan informasinya yang disediakan untuknya oleh negara hingga dapat diakses. (4) Komite harus melanjutkan upaya-upayanya untuk bekerja dengan negara para pihak selama nasib orang yang dicari masih tidak dapat selesaikan. (1) Negara para pihak, yang sejak saat meratifikasi atau sejak setelah membuat pernyataan, mengakui kompetensi komite untuk menerima dan memutuskan pengaduan dari atau menjadi bagian dari individu, untuk tunduk pada jursdiksinya, yang mengklaim sebagai korban pleanggaran oleh negara para pihak atas pasal-pasal dalam konvensi tersebut. Tidak ada pengaduan wajib diterima oleh komite jika pengaduan ini dilakukan oleh negara yang belum membuat pernyataan (2) Komite wajib memutuskan sebuah pengaduan tergolong tidak dapat diterima ketika: a. Pengaduan tersebut tidak dapat diidentifikasi b. Pengaduan tersebut merupakan kejahatan terhadap hak-hak yang tidak sesuai dengan kriteria pengaduan atau tidak sesuai dengan aturan-aturan yang diatur dalam konvensi ini c. Kasus yang sama diperiksa berdasarkan prosedur internasional lain dalam hal investigasi atau penyelesaian; atau ketika d. Semua upaya hukum ditingkat nasional tidak dapat dimaksimalkan (3) (4) (5) 4. Pasal 32 (1) (2) (3) (4) (5) (lemah). Aturan ini tidak dapat diterapkan, jika pengajuan upaya hukum bukan sebagai alasan yang cukup panjang Jika komite memutuskan bahwa pengaduan disatukan dengan permintaan seperti diatur dalam paragraph 2, komite harus menyampaikan pengaduan tersebut kepada negara peserta, meminta negara peserta untuk memberikan observasi dan komentarnya dalam jangka waktu yang ditentukan oleh komite Beberapa waktu setelah menerima pengaduan dan sebelum adanya penetapan penilaian, komite harus mengirimkan ke negara peserta untuk keptusuan yang urgen sebuah permintaan bahwa negara peserta megambil langkah sementara seperlu mungkin untuk mencegah kemungkinan kerusakan permanen terhdap korban atau korban atas pelanggaran yang dilaporkan. Jika komite menerapkan kehati-hatian ini, hal ini tidak berimplikasi pada hasil penerimaan atau penilaian dari pengaduan tersebut Komite harus melakukan pertemuan tertutup ketika melakukan pemeriksaan berdasarkan pasal yang ada. Komite harus menginformasikan kepada pihak yang berwenang perihal respon pengaduan yang disediakan oleh negara peserta. Jika komite memutuskan menyelesaikan prosedure, komite harus menyampaikan pandangannya kepada negara peserta dan kepada pihak yang berwenang tentang pengaduan tersebut. Jika komite menerima informasi yang dapat dipercaya yang mengindikasikan pelanggaran berat oleh suatu negara peserta, maka setelah konsultasi dengan negara peserta, komite dapat meminta satu atau lebih anggotanya untuk melakukan kunjungan dan melaporakan kembali tanpa adanya penundaan Komite mencatat negara peserta dalam menulis capaiannya untuk mengatur sebuah kunjungan yang mengindikasikan komposis delegasi dan tujuan kunjungan. Negara peserta harus menjawab kepada komite dalam waktu yang ditetapkan Berdasarkan permintaan yang substansi oleh negara peserta, komite dapat memutuskan untuk menunda kujungannya Jika negara peserta setuju untuk kunjungan tersebut, Komite dan negara peserta harus bekerja sama untuk mendefinisikan substansi kunjungan dan negara peserta juga harus menyediakan komite semua fasilitas yang dibutuhkan untuk mensukseskan akhir dari kunjungan Sehubungan dengan kunjungan tersebut, komite harus menyampaikan kepada negara peserta tentang observasi dan rekomendasinya Resume Kerja Komite pemantau: 1. Komite pemantau, baik badan yang baru atau yang telah ada di HRC, akan menerima laporan dari Negara para pihak tentang isu penghilangan paksa di negaranya; komentar seputar isu tersebut, observasi atau rekomendasi sehubungan adanya laporan/.pengaduan. 2. Komite pemantau memiliki “Internasional habeas corpus” dimana keluarga korban dapat meminta komite pemantau untuk orang yang harus di cari dan ditemukan. Komite pemantau tidak akan mempunyai kekuatan mengikat terhadap suatu Negara peserta tetapi bisa meminta informasi. Tambahan yang penting adalah kemungkinan untuk meminta Negara peserta untuk mengambil langkah sementara. Langkah-langkah tersebut harus jelas dan mengikat. 3. Komite pemantau bertugas melakukan kunjungan ke Negara-negara. 4. Melakukan pemeriksaan melalui wawancara individual pada kasus penghilangan paksa dan mengambil langkah sementara.