BAB 4 ANALISIS KASUS 4.1 Konsep Asma Menurut Konvensional Berdasarkan riwayat penyakit pada Bab 2, pasien sudah lama menderita asma semenjak SD. Pada kasus ini pasien memiliki faktor riwayat turunan asma yang berasal dari ayah pasien. Asma pasien timbul karena mempunyai sistem imunitas yang lemah, alergi debu, cuaca dan lingkungan yang tidak kondusif dengan pasien. yaitu udara terlalu dingin atau pengap dan lingkungan berdebu. 4.2 Konsep Asma Menurut Tradisional Chinese Medicine 4.2.1 Etiologi Asma Berdasarkan riwayat penyakit pada Bab 2, gangguan asma yang terjadi pada pasien akibat terkena PPL dan lemahnya organ limpa menyebabkan terjadinya penumpukan dahak pada organ paru dan Qi paru yang lemah menjadi tidak dapat tersebar dengan baik. Pada anamnesa didapati tubuh pasien yang mudah lelah, Menandakan kurangnya Jin Ye karena defisiensi Yin limpa. Didapatkan gangguan pada organ paru, ditandai dengan sesak nafas. Gangguan limpa ditandai dengan adanya keluhan pasien sering cepat merasa lesu dan lelah. Gangguan pada organ jantung ditandai dengan sering terbangun saat tidur dan sering palpitasi. Gangguan pada ginjal ditandai dengan sering merasa pegal pada pinggang belakang. 36 37 4.2.2 Diagnosa Pasien Pada perabaan nadi kanan pasien ditemukan chun kanan terasa cepat, nadi tersebut menunjukkan adanya sindrom ekses pada organ jantung. Nadi che kanan terasa lambat menunjukkan adanya sindrom defisiensi pada organ ginjal. Pada perabaan nadi kiri pasien ditemukan chun kiri terasa lambat, nadi tersebut menunjukkan adanya sindrom defisiensi pada organ paru. Pada perabaan nadi guan kiri terasa lambat, menunjukkan sindrom defisiensi pada organ limpa. Penekanan titik Shu-belakang pada meridian paru, limpa, lambung, dan ginjal enak saat di tekan menandakan dalam keadaan defisiensi. Sedangkan jantung nyeri tekan menandakan dalam keadaan ekses. Penekanan titik Mudepan meridian paru, limpa, lambung, dan ginjal enak saat di tekan menandakan dalam keadaan defisiensi. Jantung nyeri tekan menandakan dalam keadaan ekses. Pada pemeriksaan lidah, penderita memiliki otot lidah tebal dan gemuk, berwarna merah, terdapat fisure di tengah lidah, terdapat papila di bagian ujung lidah dan tapal gigi di bagian samping kanan dan kiri, selaput lidah putih tebal dan berwarna kuning di pangkal lidah, dan bagian ujung lidah berwarna merah, menunjukkan adanya gangguan pada organ limpa, lambung dan paru. Diagnosa yang dapat disimpulkan berdasarkan kasus ini adalah pasien terkena sindrom defisiensi Qi paru dan limpa dengan manifestasi utama adalah asma, batuk, nafas pendek dan cepat. Gejala yang menyertainya adalah lidah merah muda, selaput putih tebal, terdapat tapal gigi, mudah lelah, rasa tertekan di dada dan sesak nafas (Yin, 2000). 38 Kesukaan pasien mengkonsumsi gorengan dan minuman dingin menyebabkan lembab menyerang organ limpa, karena organ limpa tidak menyukai lembab menyebabkan fungsi organ limpa sebagai transportasi dan transformasi cing dan Jin Ye menjadi terganggu dan Tan dahak terbentuk. Organ limpa (tanah) dan paru (logam) saling berhubungan dalam Wu-Sing. Limpa sebagai ibu dari paru dan paru sebagai anak dari limpa, jika keadaan organ limpa defisiensi atau lemah yang dikarenakan kesukaan pasien mengkonsumsi makanan gorengan dan minuman dingin mengakibatkan limpa tidak dapat menghidupi paru. Fungsi untuk menyebarkan Qi terganggu, sehingga Pi-limpa dalam menjalankan transportasi Jin Ye juga memerlukan bantuan dari Fei-paru. Cing makanan dan minuman merupakan sumber terpenting dalam pembentukan Jin Ye, diolah Wei-lambung, diserap oleh usus halus dan kemudian diangkut dan disebarkan oleh Pi-limpa. Selain itu Fei-paru-paru juga turut serta dalam penyebaran Jin Ye ke bagian Piao. Pembentukan dan penyebaran serta ekskresi Jin Ye merupakan suatu proses yang sangat rumit, yang melibatkan banyak organ, di antaranya yang terpenting adalah Fei-paru-paru, Pi-limpa dan Shenginjal (Jie, 1997). Apabila terlalu banyak Jin Ye yang tidak dapat disalurkan dengan normal maka Jin Ye dapat berubah menjadi patogen yang mengakibatkan timbulnya gejala oedema atau banyak dahak. Hal itu dapat mempengaruhi Sin-jantung sehingga menimbulkan gejala berdebar-debar, atau bila cairan berlebihan itu 39 mengganggu Fei-paru-paru dapat menimbulkan gejala batuk dan sesak napas (Jie, 1997). Prinsip terapi yang dilakukan pada kasus ini adalah memperkuat Qi limpa dan paru, memperkuat Qi pertahanan tubuh, mentransportasi lembab dan menghentikan asma. Titik-titik yang dapat digunakan yaitu Feishu (BL13), Chize (LU5), dan Zusanli (ST36). Serta pemberian infusa herba patikan kebo (Euphorbia hirta) dan infusa herba meniran (Phllanthus niruri).