kebijakan pembangunan perkebnan

advertisement
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKEBNAN
Dalam acara
PENGEMBANGAN USAHA KEMITRAAN PEKEBUNAN
Ir.H.Rudi Arpian,M.Si
MUSI RAWAS, 24 MEI 2017
Kementerian Pertanian
1
www.pertanian.go.id
SEBARAN KOMODITAS KARET
TAHUN 2015
Kab.
Muratara
176.273
Ha
Kab. MUBA
209.984 Ha
Kab. PALI
71.085 Ha
Kab.B. Asin
90.451 Ha
Kab.
MURA
147.551
Ha
Kota L.
Linggau
13.981
Ha
Kab.
Lahat
35.727
Ha
Kab. OI
30.233
Ha
Kab. OKI
153.837
Ha
Prabumulih
19.097 Ha
Kab.
OKU
71.808
Ha
Kementerian Pertanian
Kab. OKU
TIMUR
79.148
Ha
Kab.
Muara
Enim
149.276
Ha
www.pertanian.go.id
KONDISI KARET DI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2015
TANAMAN
MENGHASILKA
N
351,480
766,963
TANAMAN
TUA/TANAMAN
RUSAK
142.378
TANAMAN
BELUM
MENGHASILKA
N
Jumlah KK : 557.949 KK
Jumlah Luas Areal Karet di Sum-Sel : 1.260.821 Ha
Produksi Karet di Sum-Sel : 1.018.358 kg/tahun
UPAYA PERBAIKAN MUTU KARET
Kegiatan Utama : 1. Penyuluhan Lapangan
Kegiatan Utama : 2. Pelatihan dan Pendidikan
Kondisi tanaman
karet rusak
Perbaikan teknik
sadap
Sadapan lama
sebelum
Pelatihan
Kegiatan Utama : 3. Subsidi bagi Kelompok Tani
Kegiatan utama lainnya adalah pemberian bantuan
untuk memenuhi berbagai kebutuhan pengembangan
bisnis kelompok tani.
Jenis Bantuan
•
•
•
•
Pupuk seperti : Urea, NPK, Trichoderma
Bibit Karet Unggul seperti : PB 260, GT
Koagulan yang dianjurkan seperti Asam
Semut, Deorub
Peralatan Penyadapan seperti Pisau
sadap, mangkok getah, ember, Dll.
BOKAR BERMUTU
KELEMBAGAAN YANG SOLID MERUPAKAN FAKTOR PENTING
KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU BOKAR
PEMBENTUKAN
UPPB
(Unit Usaha yg dibentuk oleh 2 atau lebih
kelompok pekebun sebagai tempat
penyelenggaraan bimbinganan teknis
pekebun, pengolahan, penyimpanan
sementara dan pemasaran Bokar)
C
SISTEM PEMASARAN KARET
Sistem
pemasaran
karet
rakyat
umumnya belum terorganisasi dengan
baik dan kurang efisien hal ini
disebabkan
Lokasi kebun karet rakyat yang tersebar
dalam luasan yang sempit,
 Rantai pemasaran yang panjang,
 Mutu Bokar yang rendah serta beragam.
 Sistem penjualan Bokar masih didasarkan
atas berat basah, sehingga berkisar 40 % 50% selebihnya adalah air dan kotoran
Pola Saluran Pemasaran Karet :
Pola I:
Petani – pedagang pengumpul desa –pedagang
pengumpul kecamatan – pedagang besar pabrik.
Pola II:
Petani – pedagang pengumpul desa – pedagang
besar – pabrik.
Pola III:
Petani – pasar lelang – pabrik.
Pola IV:
Petani – UPPB – pabrik.
1. Pemasaran karet melalui UPPB







Pengurus UPPB dapat menjamin kerjasama dan transaksi
dengan pihak lain (kontrak jual beli)
Transaksi bisa langsung atau pelelangan (pasar lelang)
Untuk memenuhi kontrak jual beli antar UPPB bisa
bekerjasama
Perdagangan bokar dilengkapi dokumen SKA (Surat
Keterangan Asal) yang diterbitkan UPPB bersangkutan.
Perdagangan Bokar tanpa SKA harus ditolak karena tidak
ada jaminan mutu BOKAR.
Harga Bokar berpedoman pada harga FOB yang berlaku
didasarkan pada KKK sebesar 100 persen
Harga Bokar ditingkat UPPB paling kurang sebesar 75%
dari FOB
Harga Bokar ditingkat pabrik pengolah paling kurang 85%
dari FOB
Lanjutan.....





Setiap hari UPPB wajib menyampaikan informasi harga
penjualan BOKAR dengan menempelkan di papan
pengumuman
Penentuan harga Bokar ditingkat petani ditetapkan oleh
suatu TIM yang beranggotan wakil pekebun, wakil
asosiasi pedagang, wakil asosiasi pabrik dan
pemerintah
Untuk kesinambungan hubungan antara pekebun
dengan UPPB dikembangkan bentuk pelayanan
(pelayanan kebutuhan hidup harian, kebutuhan sarana
usaha tani, pinjaman modal kerja kepada pekebun)
UPPB dapat dikembangkan menjadi unit usaha
berbadan hukum antara lain koperasi atau Perseroan
Terbatas
Melalui pembayaran panjar kepada anggota dan bentuk
insentif lain (pelayanan)
2. PASAR LELANG
Manfaat Pasar Lelang
Pasar lelang menjadi lembaga pemasaran di
mana mereka memberikan dukungan kepada
petani dan pembeli untuk menemukan harga
penawaran yang paling menguntungkan.
Pasar lelang mengurangi kendala yang dihadapi
petani dan memfasilitasi pembeli dan penjual
untuk bertemu di mana sulit untuk dilakukan
secara nyata.
Persyaratan terbentuknya Pasar lelang
• Ada tempat/ruangan untuk pelaksanaan lelang
• Pengurus pelaksana lelang (mencatat dan menimbang)
• Peserta Lelang hadir dengan membawa barang atau
sampel
• Pembeli hasil lelang
• Waktu pelaksanaan lelang
JUMLAH PASAR LELANG KARET YANG SUDAH MENDAPAT BANTUAN
SARANA PASAR LELANG s/d TA. 2016
1. Ma.Enim
: 3 pasar
2. Prabumulih
: 7 pasar
3. OKI
: 2 pasar
4. OGAN ILIR
: 6 pasar
5. Muba
: 3 pasar
6. Banyuasin
: 5 pasar
7. OKU
: 1 pasar
8. OKU Timur
: 2 pasar
9. MURA
: 1 pasar
10.Lubuk Linggau : 1 pasar
11.Lahat
: 1 pasar
LOKASI UPPB / LELANG KARET
No
KABUPATEN
Kecamatan/lokasi
Keterangan
1
OGAN ILIR
Lb.Keliat; Tanjung Batu; Payaraman; Rambang Kuang; Rantau Alai;
Kayu Ara.
Aktif 13 UPPB
2
MUARA ENIM
Ujan Mas (6); Rambang (2); Kelekar (3); Lembak (2); Tanjung Agung
(5); Gelumbang (4); Gunung Megang (1); Belimbing (1); Lubai Ulu
(1); Belida Darat (2); Rambang Dangku (1).
Aktif 28 UPPB
3
BANYUASIN
Banyuasin III; Rambutan; Tungkal Ilir; Suak Tapeh; Banyuasin I;
Rantau Bayur; Betung; Talang Kelapa; Sembawa; Muara Padang;.
Aktif 43 UPPB
4
OKU TIMUR
Belitang (1); Madang Suku III (1)
Aktif 2 UPPB
5
PRABUMULIH
Prabumulih Barat (1); Rambang Kapak Tengah (1).
Aktif 2 UPPB
6
OKI
Tanjung Lubuk (1); Teluk Gelam (2); Mesuji Makmur (1); Cengal (1).
Aktif 5 UPPB
7
LAHAT
Kikim Barat (1)
Aktif 1 UPPB
8
MUSI RAWAS
Sukakarya (3); Tua Negeri (1); TPK (1); BTS Ulu (1); Jaya Loka (2);
Tugu Mulyo (1); Megang Sakti (1).
Aktif 10 UPPB
9
LUBUK LINGGAU
Lubuk Linggau Selatan I (4).
Aktif 4 UPPB
10
MUSI BANYUASIN
Keluang (3); Sungai Lilin (2); Sungai Keruh (2); Sekayu (2); Lais (2);
Bayung Lencir (1); Babat Supat (1); Lawang Wetan (1); Babat
Toman (1).
Aktif 15 UPPB
11
PALI
Talang Ubi (1)
Aktif 1 UPPB
TOTAL
AKTIF 124 UPPB
3. Integrasi UPPB dengan Pasar Lelang
• Beberapa
UPPB
pada
umumnya
pemasarannya melalui sistim pasar lelang
karena lebih menguntungkan dan harga
lebih transparan .
• Sistim pembayarannya lebih cepat (pagi
nimbang sore uang sudah diterima petani)
• Pekebun tidak perlu membawa produknya
ke pabrik (yg jaraknya jauh) cukup dibawa
ke tempat lelang  pihak pabrik yang
angkut
D
KESIMPULAN
 Kemitraan antara UPPB dengan Industri karet dapat difasilitasi
oleh Dinas yang membidangi perkebunan, Dinas Perdagangan
dan Gapkindo setempat.
 Kemitraan usaha melalui UPPB merupakan salah satu upaya
mengefisienkan tata niaga pemasaran karet
 Manajemen rantai pasok melalui UPPB menunjukkan kerjasama
yang erat antara pabrik dengan petani dalam pemenuhan
pasokan
 Meningkatkan peran pasar lelang agar harga jual karet rakyat
lebih wajar dan berkeadilan
 Perlu regulasi terkait dengan pembelian bokar bersih oleh pabrik
Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan
HP. 0812-711 5112
[email protected]
[email protected]
Kementerian
Pertanian
[email protected]
www.pertanian.go.id
http://ditjenbun.pertanian.go.id/
Download