H. Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah Bimbingan dan Konseling Sekolah H. Kamaluddin Email: [email protected], Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Abstrak:Penyuluh memainkan peranan penting dalam sistem pendidikan dan mereka dianggap sebagai psikolog sekolah. Penyuluhan harus mencangkup dan mempunyai sasaran untuk mengembangkan serta memperluas potensi-potensi siswa. Mereka harus memiliki kemampuan hubungan masyarakat hubungan masyarakat yang bagus dan solusi alternative kepada para siswa. Penyuluh melaksanakan perencanaan, menjalankan program, pengawasan dan evaluasi serta melaksanakan tindak lanjut dalam kegiatan penyuluhan. Penyuluhan juga bertanggung jawab dalam menginformasikan jalur-jalur karir kepada para siswa. Penyuluhan bertindak sebagai penyelesaian masalah solver para siswa. Menteri Pendidikan telah memberikan kebebasan penuh kepada penyuluhan untuk mengembangkan potensi siswa dan menyediakan bimbingan serta penyuluhan yang efektif. Kata kunci: bimbingan dan konseling sekolah Abstract: The counselor plays an important role in the education system. They are regarded as school psychology. Counseling must possess and target to expand and develop the student’s potentials. They must posses good public relations and alternative solutions to students.The counselor conducts planning, carry out the programme, monitor and evaluate, and take further actions in their counseling activities. The counselor is also responsible to provide career path to the students. To conclude, the counselor act as a problem solver to the students. The Ministry of Education has given full freedom to the counselor to develop the students’ potentials and provide effective guidance and counseling. Key words: school counceling and guidance Pendahuluan Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah Konseling sebagai seorang individu yang sedang merupakan usaha membantu peserta didik dalam berada dalam proses berkembang atau menjadi (on pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena konseling memfasilitasi pengembangan peserta mereka masih kurang memiliki pemahaman atau didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal, wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, pengalaman yang menentu-kan arah kehidupannya. perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang Di samping itu, terdapat suatu keniscayaan dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu kelemahan dan hambatan serta masalah yang berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. dihadapi peserta didik. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dan konseling di sekolah bukan semata-mata dengan potensi, harapan, dan nilai-nilai yang dianut. terletak pada ada atau tidak adanya landasan Permasalahan layanan bimbingan dan konse- hukum (perundang-undangan) atau ketentuan ling di sekolah antara lain 1) Bagaimanakah peran dari atas, namun yang lebih penting adalah bimbingan dan konseling di sekolah? dan 2) Bagai- menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik mana cara meningkatkan mutu layanan bimbingan yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu dan konseling di sekolah? mengembangkan petensi dirinya atau mencapai Berdasarkan rumusan masalah yang sudah tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek dikemukakan di atas, maka tujuan kajian ini yaitu fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral-spiritual). mendapatkan data dan informasi tentang: 1) 447 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011 karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, (pilihan) sesuai dengan minat konseli. dan remedial teaching; 5) Fungsi Penyaluran, yaitu Fungsi yang dikemukakan di atas dapat di fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu singkat sebagai berikut: 1) Fungsi pemahaman, konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan yaitu fungsi membantu peserta memahami diri dan atau program studi, dan memantapkan penguasaan lingkungan; 2) Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, untuk membantu peserta didik mampu mencegah bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. atau menghindari diri dari berbagai permasalahan Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu yang dapat menghambat perkembangan dirinya; 3) bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu maupun di luar lembaga pendidikan; 6) Fungsi peserta didik mengatasi masalah yang didalamnya; Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana 4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, fungsi untuk membantu peserta didik memlihara konselor, dan guru untuk menyesuaikan program dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, dan kondisi positif yang dimilikinya; 5) Fungsi minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta Dengan menggunakan informasi yang memadai didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat kepentingannya yang kurang mendapat perhatian. membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun Prinsip Bimbingan dan Konseling materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang proses pembelajaran, maupun menyusun bahan sebagai pondasi atau landasan bagi pelayanan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berasal konseling; 7) Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan bimbingan dan konseling dalam membantu konseli yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah lingkungannya secara dinamis dan konstruk-tif; maupun di luar Sekolah/ Madrasah. 8) Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan Prinsip-prinsip tersebut yaitu bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat konseling: 1) diperuntukkan bagi semua konseling. memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan mengantarkan mereka kepada tindakan atau dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan kehendak yang produktif dan normatif; 9) Fungsi pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan perseorangan (individual); 2) yang optimal, serasi, selaras dan seimbang individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda seluruh aspek dalam diri konseli; dan 10) Fungsi satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dibantu untuk memaksimalkan perkembangan untuk membantu konseli supaya dapat menjaga keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti diri dan memper-tahankan situasi kondusif yang bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang menggunakan teknik kelompok; 3) menekankan akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program- yang memiliki persepsi yang negatif terhadap program yang menarik, rekreatif dan fakultatif bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai sebagai proses satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya 448 H. Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah bagaimana peranan bimbingan dan konseling di itu, sebelum kita membahas lebih jauh alangkah sekolah; dan 2) bagaimana cara meningkatkan baiknya kita mengetahui fungsi, prinsip, dan asas mutu layanan bimbingan dan konseling di sekolah. bimbingan dan konseling. Tujuan penulisan ini yaitu mensosialisasikan penyuluhan bimbingan dan konseling sekolah. Fungsi Bimbingan dan Konseling Uman Suherman yang dikutip oleh Sudrajat (2008) Kajian Literatur mengemukakan sepuluh fungsi bimbingan dan Pengertian Bimbingan dan Konseling konseling, yaitu: 1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan konseling bimbingan dan konseling membantu konseli agar adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) baik secara perorangan maupun kelompok agar dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan mandiri dan bisa berkembang secara optimal, norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun konseli diharapkan mampu mengembangkan karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku. dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan Bimbingan dan konseling merupakan upaya konstruktif; 2) Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mencapai tingkat perkembangan yang optimal, mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin pengembangan perilaku yang efektif, pengem- terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya bangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor manfaat individu dalam lingkungannya. Semua memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara perubahan perilaku tersebut merupakan proses menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan perkembangan individu, yakni proses interaksi yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang antara individu dengan lingkungan melalui interaksi dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa memegang tugas dan tanggung jawab yang penting masalah yang perlu diinformasikan kepada para untuk mengembangkan lingkungan, membangun konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya membelajarkan individu untuk mengembangkan, minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat- merubah dan memperbaiki perilaku. obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex); 3) Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan adegan mengajar konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi- yang layaknya dilakukan guru sebagai pembe- fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk lajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang konteks memandirikan peserta didik. (ABKIN, memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan 2007). personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi Oleh karena itu, bimbingan dan konseling sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merupakan layanan ahli oleh konselor (guru merencanakan dan melaksanakan program bimbingan dan konseling). Konselor adalah bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan salah satu kualifikasi pendidikan, yaitu tenaga dalam upaya membantu konseli mencapai tugas- kependidikan, yaitu tenaga kependidikan yang tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang memiliki kekhususan pada bidang bimbingan dan dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, konseling, yang berpartisipasi dalam menyeleng- tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat garakan pendidikan. (brain storming), home room, dan karyawisata; 4) Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan Fungsi, Prinsip dan Asas Bimbingan dan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini Konseling berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan Layanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun 449 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011 segenap pelayanan bimbingan dan konseling bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan yang diselenggarakannya bagi berkembangnya guru pembimbing harus terwujud baik dalam penye- kemandirian konseli. Keenam, Asas Kekinian yaitu lenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan asas bimbingan dan konseling yang menghendaki konseling maupun dalam penegakan kode etik agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan bimbingan dan konseling. Kesebelas, Asas Alih konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam Tangan Kasus yaitu asas bimbingan dan konseling kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak dengan “masa depan atau kondisi masa lampau mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang. permasalahan konseli (konseli) mengalihtangan- Ketujuh, Asas Kedinamisan yaitu asas bimbingan kan permasalahan itu kepada pihak yang lebih dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli kehen-daknya selalu bergerak maju, tidak monoton, lain; dan demikian pula guru pembimbing dapat dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai mengalihtangankan kasus kepada guru mata dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya pelajaran/praktik dan lain-lain. dari waktu ke waktu. Kedelapan, Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang Aspek Yuridis Eksistensi Konselor menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling pendidikan yang sejajar dengan kualifikasi Guru, menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja Dosen, Pamong dan Tutor berdasarkan Undang- sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak Undang Nomor 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat (6). yang berperan dalam penyeleng-garaan pelayanan Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. antara kualifikasi tenaga pendidikan satu dengan Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan yang lainnya mengandung arti bahwa setiap tenaga dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik- pendidik, termasuk Konselor, memiliki keunikan baiknya. Kesembilan, Asas Keharmonisan, yaitu konteks dalam tugas, eksplektasi kinerja, dan asas bimbingan dan konseling yang menghendaki setting layanan. agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh 22 tahun 2006, tidak secara eksplisit memposisikan bertentangan dengan nilai dan norma yang bimbingan dan konseling dalam struktur program ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan pendidikan. Ketidakjelasan konteks dalam tugas dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan ekspektasi kinerja konselor bimbingan dan konseling kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan melalui proses pembelajaran yang berpayung pada atau kegiatan bimbingan dan konseling yang standar isi. Muncul gejala “Intervasi” profesi sejenis dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan (sebut psikologi sekolah) ke dalam konteks tugas pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma dan kinerja konselor Penegasan Eksistensi Profesi. yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan Secara Yuridis berbagai peraturan yang ada kegiatan bimbingan dan konseling justru harus menguatkan kenyataan bahwa konteks tugas dan dapat meningkatkan kemampuan konseli (konseli) Ekspektasi kinerja yang telah dispesifikasikan memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai secara tegas dan eksplisit adalah konteks tugas dan dan norma tersebut. Kesepuluh, Asas Keahlian yaitu ekspektasi kinerja guru sebagai agen pembelajaran, asas bimbingan dan konseling yang menghendaki yang menggunakan bidang studi sebagai konteks agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan layanan, dan tidak mengandung konteks tugas dan konseling diseleng-garakan atas dasar kaidah- Ekspektasi kinerja konselor. kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana Selanjutnya, ABKIN (2007) mengemukakan pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling praktik bimbingan dan konseling dalam meren- hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam canakan, melaksanakan, menilai, dan menindak- 450 H. Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah merupakan proses bantuan yang menekankan Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh merupakan cara untuk membangun pandangan yang diwujudkannya asas-asas berikut, yaitu: positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, Pertama, Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan peluang untuk berkembang; 4) merupakan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau segenap data dan keterangan tentang konseli tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru- (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru sebagai teamwork; 5) pengambilan keputusan pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga dan konseling. bimbingan diarahkan untuk kerahasiaanya benar-benar terjamin. Kedua, Asas membantu konseli agar dapat melakukan pilihan kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peranan untuk memberikan informasi dan nasihat konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/ kepada konseli, yang itu semua sangat penting kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan guru pembimbing berkewajiban membina dan konseli diarah-kan oleh tujuannya, dan bimbingan mengembangkan kesukarelaan tersebut. Ketiga, memfasilitasi konseli untuk mempertimbangkan, Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) melalui pengambilan keputusan yang tepat. yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan memberikan keterangan tentang dirinya sendiri yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan maupun dalam menerima berbagai informasi dan adalah mengembangkan kemampuan konseli materi dari luar yang berguna bagi pengembangan untuk memecahkan masalahnya dan mengambil dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban keputusan; 5) berlangsung dalam Berbagai mengem-bangkan keterbukaan konseli (konseli). Setting (adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan Keter-bukaan ini amat terkait pada terselenggaranya bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/ asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/ Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, berpura-pura. Keempat, Asas kegiatan, yaitu asas yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, bimbingan dan konseling yang menghendaki agar dan pekerjaan. konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan Prinsip-prinsip di atas dapat digambarkan sebagai berikut. berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya. Kelima, Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru Asas Bimbingan dan Konseling pembimbing hendaknya mampu mengarahkan 451 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011 ngaruhi rendahnya mutu layanan bimbingan agar lebih kreatif dan inovatif dalam mencari dan dan konseling di sekolah adalah banyaknya guru menggali pengetahuan baru yang berhubungan bimbingan dan konseling yang masih bertugas dengan bidangnya. Kemudian bagi peserta didik, rangkat. Padahal, tugas dan fungsi guru bimbingan harus dapat memanfaatkan fasilitas bimbingan dan dan konseling sudah sangat banyak karena masih konseling yang ada di sekolah masing-masing. kurangnya jumlah guru yang seyogyanya berbanding Pustaka Acuan 1:150 siswa. Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. Tidak kalah penting lagi, latar belakang pendidikan guru bimbingan dan konseling belum semuanya S1, hal ini menjadi salah satu penyebab 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan rendahnya mutu layanan bimbingan seiring dengan Menteri Nomor 22 tentang Standar rendahnya pengetahuan konselor tersebut tentang Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar bidangnya. dan Menengah. Jakarta: Departemen Dinas Pendidikan memberikan fasilitas dan ruang gerak lebih luas dan memberikan otonomi kepada guru Bimbingan dan Konseling yang merupakan satu layanan sistem persekolahan. Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Rasio Guru Bimbingan Dan Konseling Prayitno. Pedoman Khusus Bimbingan dan Simpulan dan Saran Konseling. Jakarta: Direktorat Jenderal Simpulan Pendidikan Dasar dan Menengah, Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa departemen Pendidikan Nasional, 2004 rendahnya mutu layanan bimbingan dan konseling Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 di sekolah disebabkan oleh beberapa faktor Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan yaitu: 1) Jumlah guru bimbingan dan konseling di Nasional masing-masing sekolah SMP di DKI belum sesuai dengan rasio 1:150 siswa; 2) Guru bimbingan dan konseling belum sepenuhnya menguasai dan memiliki kompetensi sebagai konselor; 3) Guru bimbingan dan konseling umumnya belum menguasai pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang konselor yang sesuai dengan UndangUndang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat (6); dan 4) Guru bimbingan dan konseling masih bertugas rangkap Saran Untuk mengatasi permasalahan di atas, disarakan agar dinas pendidikan: 1) memberikan fasilitas dan ruang gerak lebih luas dan memberikan otonomi kepada guru bimbingan dan konseling. Di samping itu, pelatihan dan pembinaan terhadap guru bimbingan dan konseling akan diberikan secara maksimal sehingga dapat meningkatkan p e n g e t a h u a n g u r u t e r s e b u t . S e l a n j u t nya , penambahan dan pemberdayaan guru bimbingan dan konseling akan selalu dilakukan secara bertahap; 2) merealisasikan PP Nomor 74 tahun 2008 tentang rasio guru bimbingan dan konseling. Selanjutnya bagi guru bimbingan dan konseling 452 H. Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah lanjuti kegiatan pelayanan konseling, sebagai konselor terhadap anak didiknya. berikut. konselor sudah memahami yang tersebut di atas, Jika seorang mereka juga harus memahami setting di mana Praktik BK oleh Konselor layanan dan bimbingan itu diberikan. Posisi setting Merencanakan, Melaksanakan, Menilai dan layanan dapat dilihat pada gambar berikut: Menindaklanjuti Kegiatan Pelayan Konseling terdiri atas: 1) 4 bidang layanan (pribadi, sosial, belajar karier), 2) fungsi layanan (pencegahan, pemahamanan, pemeliharaan dan advokasi), 3) 9 jenis layanan (orientasi, informasi, penguasaan konten, penempatan dan peyalur-an konseling perorangan, bimbingan kelompok konseling, kelompok mediasi dan konsultasi), 4) 6 kegiatan pendukung (aplikasi instrumentasi data, himpunan data, konferensi kasus, tampilan kepustakaan kunjungan rumah dan alih tangan kasus), 5) Dilaksanakan melalui format klasifikal kelompok dan individual, 6) Layanan Responsif, 7) Perencanan Individual, 8) Dukungan Sistem. PENEGASAN SETTING LAYANAN Selanjutnya, seorang konselor harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik di sekolah. Di DKI Jakarta, Jumlah guru bimbingan dan konseling khususnya di SMP Negeri rata-rata memiliki 3 orang guru bimbingan dan konseling, sehingga jumlah keseluruhan guru bimbingan dan konseling di SMP kurang lebih 864 orang. Jumlah tersebut tentu saja belum memadai karena jumlah rata-rata siswa di setiap sekolah kurang lebih 700 sampai dengan 1200 siswa persekolah. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 bahwa beban kerja guru bimbingan dan konseling atau (Naskah Akademik ABKIN 2007) konselor, yang memperoleh tunjangan profesi dan Bidang Layanan Bimbingan Konseling dan konseling paling sedikit 150 peserta didik/tahun Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik. Bidang tersebut adalah bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Pengembangan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan meniali informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir. Berdasarkan kajian literatur, layanan bimbingan dan konseling di sekolah harus dapat dilaksanakan. Penyuluh atau konselor bimbingan dan konseling haruslah memahami fungsi, prinsip, dan asas bimbingan dan konseling, serta ruang lingkup atau layanan apa saja yang harus diberikan oleh seorang masalah tambahan adalah, pengampu bimbingan pada satu atau lebih satuan pendidikan. Yang dimaksud pengampu layanan bimbingan & konseling adalah, pemberi perhatian, pengarahan, pengendalian dan pengawasan kepada sekurangkurangnya 150 peserta didik yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan memerlukan. Di samping itu, kebanyakan dari guru bimbingan dan konseling memiliki pengalaman kerja rata-rata lebih dari 20 tahun. Sehingga guru-guru bimbingan dan konseling tersebut sulit untuk menguasai bidang (TIK) teknologi informasi komputer. Kurangnya pengetahuan guru bimbingan dan konseling tersebut akan mempe-ngaruhi kualitas bimbimgan dan layanan yang mereka berikan. Hal itu ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6 tentang adanya jabatan konselor. Maka untuk menjadi layanan professional Bimbingan dan Konseling, seorang konselor harus memiliki pengetahuan tentang filosofi, psikologi, sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, pedagogis, religi dan teknologi. Selanjutnya, faktor lain yang dapat mempe- 453 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011 454