Komunikasi Intra Personal Komunikasi Antar Personal Komunikasi Kelompok Sesi-4 Fungsi Komunikasi • Komunikasi Sosial, untuk : - Pembentukan konsep diri - Pernyataan eksistensi diri • Komunikasi Ritual Metode Komunikasi 1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ; • Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi. • Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. • Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi. • Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi. • Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti. • Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan. 2. Komunikasi Non Verbal • Ekspresi wajah Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang. • Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya • Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan. • Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya. • Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas. • Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress HAMBATAN KOMUNIKASI 1. Hambatan dari Proses Komunikasi • Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional. • Hambatan dalam penyandian/simbol Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit. • Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan. • Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima • Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut. • Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya 2. Hambatan Fisik Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya. 3. Hambatan Semantik Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima 4. Hambatan Psikologis Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan. Bentuk Komunikasi Berdasarkan jumlah komunikan : • Intrapersonal • Interpersonal • Kelompok • Publik • Organisasi • Massa Intrapersonal • Proses pengolahan informasi dalam diri individu yang dipengaruhi oleh sensasi, persepsi, memori dan berpikir. • Sensasi adalah proses menangkap stimuli yang berhubungan dengan alat indera. • Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan • Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional. • Memori sangat mempengaruhi persepsi, karena dapat merekam fakta tentang sesuatu. Jhon Grififth ahli matematika menyebutkan 1011 (seratur triliun) bit. Jhon Von Neumann ahli informasi menghitng sampai 2.8 x 1020 bit informasi. • Memori melewati tiga proses : perekaman, penyimpanan dan pemanggilan. • Pemanggilan dapat dilakukan dengan 4 cara : 1. Pengingatan (Recall), contoh : soal pertanyaan dalam ujian 2. Pengenalan (Recognition), pertanyaan yang membantu untuk mengenal sesuatu 3. Belajar lagi (Relearning), mereview atau mengulangi sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya. 4. Redintegrasi (Redintegration), yaitu merekonstruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil Interpersonal • Disebut juga komunikasi antar pribadi • Terdiri dari 2 orang (diadik) atau lebih • Kedudukan komunikator dengan komunikan sejajar, karena terjadi dialog • Model hubungan interpersonal : 1. Model Pertukaran sosial Memandang suatu hubungan merupakan suatu transaksi, ada ganjaran dan biaya. Ganjaran adalah akibat yang dinilai positif yang diperoleh dari suatu hubungan, sedangkan biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam hubungan seperti waktu, usaha, konflik dan kecemasan. 2. Model Peranan Memandang suatu perilaku sebagai panggung sandiwara, yang harus berperan sesuai ‘naskah’ yang telah dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal yang baik terjadi bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan dan tuntutan peranan serta memiliki keterampilan peranan dan terhindar dari konflik peranan serta kerancuan peranan. Ekspektasi peranan menyangkut kewajiban, tugas dan hal yang berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok. Contoh : Guru Tuntutan peranan adalah desakan sosial yang memaksa individu untuk memenuhi peranan yang telah dibebankan kepadanya. Dapat berupa sanksi sosial. Keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu disebut juga kompetensi sosial. Konflik peranan terjadi bila individu tidak sanggup mempertemukan berbagai tuntutan peranan yang kontradiktif. Misal seorang bapak yang berperan juga sebagai polisi dalam menangani kasus anaknya. • Hubungan interpersonal terbentuk dari 3 tahap, yaitu : 1. Pembentukan hubungan Sering disebut dengan tahap perkenalan. Perkenalan adalah proses komunikasi dimana dindividu menyampaikan (secara tidak sadar) informasi tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada calon sahabatnya. Merupakan proses saling menilik/saling menyelidiki, informasi yang dicari biasanya berkisar data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. 2. Peneguhan hubungan Hubungan interpersonal akan selalu dinamis, untuk mememlihara dan memperteguh hubungan diperlukan tindakan2 yang dapat menjaga keseimbangan. Ada 4 faktor yang mempengaruhi keseimbangan, yaitu : keakraban, kontrol, respon yang tepat dan nada emosional yang tepat. • Pemutusan hubungan Menurut R.D Nye dalam buku Conflict among humans, ada 5 sumber konflik : 1. Kompetisi, salah satu pihak berusaha memndapatkan sesuatu dengan mengorbankan orang lain. Misalkan merendahkan orang lain 2. Dominasi, salah satu pihak menngendalikan pihak lain sehingga pihak ke dua merasakan hak-haknya dilanggar. 3. Kegagalan, masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai. 4. Provokasi, salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan orang lain. 5. Perbedaan nilai, kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut. Keberhasilan Hubungan Interpersonal • Keberhasilan tidak dijamin dengan intensitas komunikasi yang dilakukan, tapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. • Ada tiga hal yang mendorong berkembangnya hubungan interpersonal : a. Percaya (trust), mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang tidak pasti dan penuh dengan resiko b. Suportif, yaitu sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal seperti ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, dsb atau faktor situasional Perilaku Defensif dan Suportif (Jack Gibb) Iklim Defensif 1. 2. 3. 4. 5. 6. Evaluasi (menilai) Kontrol (mengendalikan) Strategi (memanipulasi) Netralitas (sikap impersonal) Superioritas Kepastian (bersifat dogmatis), ingin menang sendiri Iklim Suportif 1. 2. 3. 4. 5. 6. Deskrpisi Orientasi masalah (sifat kerja sama) Spontanitas (sifat jujur) Empati (Ikut merasakan) Persamaan Provisionalisme (Sifat sementara) c. Sikap Terbuka (Open Mindedness). Lawan dari terbuka adalah dogmatis (tertutup) Perbedaan Karakteristik (Brooks and Emmert, 1977) Sifat Terbuka Sifat Tertutup 1 Menilai pesan secara obyektif dengan menggunakan data dan keajegan logika 2 Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dsb 3 Berorientasi pada isi 4 Mencari informasi dari berbagai sumber 5 Lebih bersifat provosional dan bersedia mengubah kepercayaannya 6 Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan 1. Menilai pesan berdasarkan motifmotif pribadi. 2. Berpikir simplistis, artinya berpikir hitam putih (tanpa nuansa) 3. Bersandar lebih banyak pada sumber pesan daripada isi pesan 4. Mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari sumbernya sendiri bukan dari sumber kepercayaan orang lain. 5. Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh sistem kepercayaannya. 6. Menolak, mengabaikan, mendistorsi dan menolak pesan yang tidak konsisten dengan sistem kepercayaannya. Kelompok • Tidak setiap himpunan/kumpulan orang disebut kelompok, kelompok dalam komunikasi dicirikan dengan 2 hal: a. Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of belonging) b. Nasib anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dengan yang lain. • Klasifikasi kelompok terdiri dari primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer dicirikan dengan : a. kualitas komunikasi lebih dalam dan meluas b. lebih personal c. komunikasi lebih menekankan pada aspek hubungan daripada isi Bentuk Komunikasi Kelompok • Meeting merupakan media komunikasi kelompok, yang pada prinsipnya untuk mendapatkan saling pengertian. Dari pihak pemimpin, Meeting bertujuan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menyampaikan pendapat, saran, ide-ide langsung kepada pemimpin. Dari pihak bawahan, Meeting merupakan kesempatan baik untuk bertatap muka dengan pimpinan sekaligus dengan para staf lainnya. • Pengertian Meeting : 1.Meeting, merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah. 2.Meeting merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah kelompok. 3.Meeting merupakan media yang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat. 4.Meeting merupakan pertemuan antara para anggota di lingkungan kantor/ perusahaan/ organisasi sendiri untuk membicarakan, merundingkan suatu masalah yang menyangkutkepentingan bersama. Alasan terbentuk nya Meeting 1. Pemimpin memerlukan sumbangan pemikiran atau pendapat dari para stafnya atau para pembantunya, karena pemimpin tidak mau mengambil keputusan secara sepihak. 2. Materi yang akan dibicarakan dibicarakan bersifat rahasia, sehingga pemimpin berpendapat bahwa materi itu tidak tepat apabila melalui saluran administrasi pada umumnya. 3.Masalah yang merupakan subject matter tidak dapat dipecahkan melalui saluran administrasi, karena masalah itu harus segera dipecahkan. 4. Pemimpin bermaksud memberikan kesempatan kepada para bawahan untuk memberikan saran-saran, pendapat secara langsung kepada pemimpin terhadap suatu masalah yang berhubungan dengan kepentingan bersama. 5. Ada masalah yang jelas dan harus mendapat penyelesaian melalui Meeting. 6. Telah diputuskan oleh pimpinan agar diselenggarakan Meeting atau telah tiba saatnya untuk diselenggarakan Meeting secara berkala Macam-Macam Meeting 1. Menurut tujuannya, Meeting dapat dibedakan menjadi : a) Meeting penjelasan, ialah Meeting yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada para anggota, tentang kebijakan yang diambil oleh pimpinan organisasi, tentang prosedur kerja atau tata-cara kerja baru, untuk mendapat keseragaman kerja. b) Meeting pemecahan masalah bertujuan untuk mencari pemecahan tentang suatu masalah yang sedang dihadapi. Suatu masalah dikatakan sebagai problem solving apabila masalah itu pemecahannya berhubungan dengan masalahmasalah lain, saling mengait. Masalah itu demikian sulitnya, demikian ruwetnya karena keputusan yang akan diambil akan mempunyai pengaruh atau akibat terhadap masalah yang lain. c) Meeting perundingan, yaitu Meeting yang bertujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mencari jalan tengah agar tidak saling merugikan kedua belah pihak 2 Menurut sifatnya Meeting dibedakan menjadi : a) Meeting Formal, yaitu Meeting yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu, menurut ketentuan yang berlaku, dan pesertanya secara resmi mendapat undangan. b) Meeting Informal, yaitu Meeting yang diadakan tidak berdasarkan suatu perencanaan formal, dan dapat terjadi setiap saat, kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja. Meeting informal dapat juga terjadi secara kebetulan, dimana para pesertanya bertemu secara kebetulan, dan kemudian membicarakan suatu masalah yang mempunyai kepentingan bersama. c) Meeting Terbuka, yaitu Meeting yang dapat dihadiri oleh setiap anggota. Materi yang dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia. d) Meeting Tertutup, yaitu Meeting yang hanya dihadiri oleh peserta tertentu, dan biasanya yang dibahas menyangkut masalah-masalah yang masih bersifat rahasia. 3. Menurut jangka waktunya, Meeting dapat dibedakan menjadi : a) Meeting mingguan, yaitu Meeting yang diadakan sekali seminggu. Membahas masalah-masalah yang bersifat rutin yang dihadapi oleh masing-masing manajer. b) Meeting bulanan, Meeting yang diadakan sebulan sekali, setiap akhir bulan, untuk membahas hal-hal atau peristiwa yang terjadi pada bulan yang lalu. Misalnya, membahas rugi laba bulan yang lalu. c) Meeting semesteran, yaitu Meeting yang diadakan sekali setiap semester [enam bulan], yang bertujuan untuk mengadakan evaluasi hasil kerja sama enam bulan yang lalu, dan mengambil langkah-langkah selanjutnya, jangka waktu enam bulan berikutnya. d) Meeting tahunan, yaitu Meeting yang diadakan sekali setahun misalnya, Meeting Dewan Komisaris, Meeting umum pemegang saham. 4. Menurut frekuensinya, dapat dibedakan menjadi : a) Meeting rutin, Meeting yang sudah ditentukan waktunya [mingguan, bulanan, tahunan] b) Meeting insidental, yaitu Meeting yang tidak berdasarkan jadwal, tergantung pada masalah yang dihadapi. Biasanya Meeting diadakan apabila masalah yang dihadapi itu merupakan masalah yang sangat urgen, yang harus segera dipecahkan. • Meeting kerja ialah pertemuan para karyawan/ pemimpin yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas suatu instansi. Suatu Meeting atau pertemuan dapat disebut sebagai Meeting kerja apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Adanya tujuan pertemuan itu, 2. Adanya pimpinan dan kelompok peserta dalam pertemuan atau Meeting itu. 3. Adanya tukar menukar pendapat di antara para peserta Meeting, 4. Tidak ada pidato-pidato Kriteria Meeting 1. Dipimpin oleh seorang pimpinan yang baik [baca : tipe pemimpin Meeting] Pimpinan yang baik adalah : seorang yang aktif, berwawasan luas, cakap, dapat memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat Meeting berlangsung. Dapat berbicara dengan jelas, bersikap tegas, tidak mendominasi pembicaraan, tidak otoriter, memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota untuk memberikan suaranya. Check list berikut dapat membantu seorang pimpinan Meeting/ pertemuan : • Menjelaskan sasaran dan tujuan? • Menetapkan prioritas • Mendorong proses pembuatan keputusan • Mengarahkan orang-orang pada kemampuan terbaik mereka berkomunikasi dengan baik dg peserta, melempar pertanyaanpertanyaan, mendorong peserta membuat asumsi, mendengar, menjelaskan persoalan, memotivasi pertemuan untuk mencapai tujuan utama Meeting/ pertemuan, menangkap agenda-agenda pribadi yang tersembunyi dari para peserta, dan mengendalikannya • Merangsang hal-hal terbaik dari peserta • Mengatur waktu dengan baik • Menyimpulkan dengan dibantu oleh seorang Notulis 2. Suasana Meeting terbuka Artinya tidak ada hal-hal yang disembunyikan. Tiap anggota Meeting berbicara secara terbuka, obyektif sehingga tidak menimbulkan prasangka yang negatif terhadap peserta Meeting yang lain. 3. Tiap peserta Meeting berpartisipasi aktif dan hindari terjadinya monopoli pembicaraan 4. Selalu mendapat bimbingan dan pengawasan Pimpinan Meeting berfungsi sebagai pemberi bimbingan, pengarahan, kemudahan terhadap para peserta Meeting. Pemimpin harus mampu mengadakan pengawasan terhadap jalannya Meeting, pengawasan terhadap para peserta Meeting, baik secara kelompok, maupun secara individu, agar pembicaraan tidak menyimpang dari tujuan Meeting. 5. Hindari perdebatan Suatu Meeting tidak efektif apabila terjadi debat yang berkepanjangan tanpa arah, sehingga menghabiskan waktu dan tujuan Meeting tidak tercapai. 6. Pertanyaan singkat dan jelas Tipe Pemimpin Meeting 1. Tipe Otoriter • Pimpinan menganggap dirinya sebagai orang yang paling berkuasa, paling mengetahui • Pimpinan menentukan segala kegiatan kelompok secara otoriter • Pimpinan yang menentukan, apakah yang akan dilakukan oleh kelompok •Para peserta Meeting tidak diberi kesempatan untuk memberikan pandangan atau pendapat atau saran-saran • Pemimpin tidak terlibat dalam interaksi kelompok peserta • Pemimpin hanya memberikan instruksi-instruksi mengenai apa yang harus dikerjakan. Sifat kepemimpinan yang demikian mengakibatkan Meeting/ pertemuan tidak hidup, statis, hanya menunggu perintah dari atas. 2. Tipe Laissez-faire • Disebut juga tipe liberal • Pemimpin memberikan cukup kebebasan kepada para peserta untuk mengambil langkah-langkah sendiri dalam menghadapi sesuatu. • Pemimpin menyerahkan segala sesuatunya kepada para peserta [penentuan tujuan, langkah-langkah, kegiatan kegiatan yang akan diambil, serta sarana atau alat yang akan dipergunakan • Pemimpin bersifat pasif, tidak ikut terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, tidak mengambil inisiatif apapun • Pemimpin seolah-olah hanya bertindak sebagai penonton saja, meskipun ia berada di tengah-tengah para peserta. 3. Tipe Demokratis • Sifatnya terbuka ; memberikan kesempatan kepada para anggota untuk ikut berperan aktif, ikut menentukan tujuan kelompok, berperan sebagai pembimbing. • Memberi pengarahan, memberi petunjuk, memberi bantuan kepada para peserta, terlibat langsung dalam interaksi Meeting, ikut serta dalam kegiatan kelompok • Keputusan yang diambil berdasarkan hasil musyawarah KEPEMIMPINAN • DEFINISI KEPEMIMPINAN 1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24). Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7). Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46). Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau teKnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menTaati segala keinginannya. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281). 2. 3. 4. 5. PENGERTIAN PEMIMPIN • Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasanalasannya. • Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23). TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN • Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah 1. Pemimpin bekerja dengan orang lain Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi. 2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas). Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan. 3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugastugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif. 4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain. 5. Manajer adalah seorang mediator Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah). 6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya. 7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah. • 1. 2. 3. Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah : Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut 1. Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar. 2. Berorientasi pada pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik. 3. Membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ; Percaya pada orang lain, Keseimbangan dalam kehidupan, Melihat kehidupan sebagai tantangan, Sinergi, Latihan mengembangkan diri sendiri Komunikasi Efektif • Adapun faktor–faktor yang menentukan efektif tidaknya komunikasi tersebut meliputi : 1. The Source-Encoder/ The Decoder-Receiver. Dalam hal ini terdapat empat faktor yang meleket dalam diri sumber, yang dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yakni a). keterampilan berkomunikasi b). sikap mental c). tingkat pengetahuan dan d). posisinya dalam sistem sosial kultural 2. Pesan. • Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam pesan: 1). Kode pesan, 2). Isi pesan, 3). Perlakuan terhadap pesan. Sedangkan perlakuan terhadap pesan adalah keputusankeputusan yang diambil sumber dalam memilih dan menyusun kode isi pesan. Komunikasi Efektif Paling tidak ada 5 hal : • Menyampaikan informasi menghasilkan pengertian • Kesenangan • Pengaruh pada sikap • Hubungan yang makin baik • Menghasilkan tindakan nyata dan