PASANGANKU SEJENISKU (Studi Kasus tentang Gay yang Coming Out kepada Orang Tua) ARTIKEL JURNAL Oleh Triana Sari Fadhilah NIM 10104244009 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JUNI 2015 Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 1 PASANGANKU SEJENISKU (STUDI KASUS TENTANG GAY YANG COMING OUT KEPADA ORANG TUA) MY LOVER’S SEX IS THE SAME AS MINE (CASE STUDY OF THE GAY THAT IS COMING OUT TO THE PARENTS) Oleh: Triana Sari Fadhilah, Bimbingan dan Konseling, Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang gay melakukan coming out kepada orang tua serta untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari coming out ditinjau dari aspek psikologis dan aspek sosial. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik penentuan subjek dilakukan dengan teknik purposive. Setting penelitian berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam serta observasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan konsep Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang melatarbelakangi ketiga subjek melakukan coming out kepada orang tua adalah karena adanya kebutuhan akan rasa nyaman dan menjadi diri sendiri serta adanya kejadian ketahuan (outing). Dampak psikologis yang dirasakan oleh ketiga subjek yaitu nyaman, lega, lebih bebas, tenang, dan ekspresif. Sedangkan dampak secara sosial tidak ada sebab ketiga subjek sejak awal tidak pernah menutupi orientasi seksualnya serta mempunyai teman yang mendukung dan bersikap netral. Kata kunci: gay, coming out Abstract This study aims to determine the reasons why the gay did coming out to the parents as well as to determine the impact of coming out in terms of the psychological aspects and social aspects. The approach used in this study is a qualitative case study. The technique of determining the subject was done by using purposive techniques. The setting of the study is in Yogyakarta. The methods of data collection were in-depth interviews and observation. The validity test of the data was using triangulation of sources and triangulation of methods. The data were analyzed using the concept of Miles & Huberman. The results showed that the factors behind the three subjects did coming out to parents are the need for comfort and to be themself as well as the events they were got caught (outing). The psychological impact felt by all three subjects, namely comfortable, relieved, more free, calm, and expressive. However, there is no social impact because all three subjects from the beginning never hide his sexual orientation and have supported and neutral friends. Keywords: gay, coming out PENDAHULUAN lakian dan keperempuanan disebut Perkembangan dari bagaimana identitas seksual. Termasuk di sini seseorang secara seksual melihat adalah bias, identitas gender, peran dirinya, termasuk perasaan kelaki- gender, dan orientasi seksual (Galink, 2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015 2013: 8). Galink memaparkan (2013: bahwa 12) dan tidak menyalahi norma agama ketertarikan dan sosial adalah heteroseksual. Maka (orientasi seksual) mengacu pada LGBT jenis kelamin mana seseorang tertarik heteronormativitas menjadi terstigma secara emosional Kategori-kategori dalam atau seksual. atau mendapat ini meliputi (abnormal) kelompok sama masyarakat termasuk di label karena ketertarikan pada jenis kelamin yang (homoseksual, pandangan yang di negatif luar dari mainstream atau mayoritas dalamnya gay dan lesbian), pada Laazulva, lawan jenis (heteroseksual), keduanya heteroseksisme (biseksual) atau tidak pada keduanya keyakinan bahwa heteroseksual itu (aseksual). lebih unggul, lebih superior, yang Kelompok lesbian, gay, 2013: (Indana 6). Sedangkan merupakan suatu didukung oleh budaya dan praktik- biseksual, dan transgender (LGBT) praktik kerap sebagai Termasuk juga asumsi bahwa semua manusia abnormal karena diangggap orang yang heteroseksual dan bahwa menyalahi kodrat. Oleh tafsir agama heteroseksual konservatif, LGBT normal (Galink, 2013: 187). Stigma masyarakat, ini berlanjut menjadi perlakuan yang mendapat stigma kelompok dianggap sampah institusi adalah menyebarkan penyakit menular, tidak mendiskriminasi normal, tidak di masyarakat. benar LGBT dan sehingga alamiah, sumber LGBT tidak mendapat perlakuan dan malapetaka, dan hak yang sama (dibedakan) seperti penyandang cacat mental (Ariyanto & warga negara pada umumnya (Indana Rido Triawan, 2008: 11). Laazulva, 2013: 5). datangnya Di paham masyarakat berkembang heteronormativitas heteroseksisme. dan Heteronormativitas Pada diskriminasi hukum, dasarnya baik politik, semua secara ekonomi, terhadap sosial, dan ialah melihat segala persoalan tentang kebudayaan kelompok seksualitas dalam kacamata LGBT disebabkan oleh stigma sosial heteroseksual yang menganggap yang dihasilkan dari doktrin dan bahwa orientasi seksual yang benar pemahaman agama yang konservatif. Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 3 Perlakuan diskriminasi bisa memicu atau 6,9% gay yang mengungkapkan terjadinya kekerasan kepada LGBT, orientasi seksualnya kepada keluarga. dalam hal ini kekerasan merupakan Penelitian ini diharapkan dapat suatu perlakuan menyenangkan yang dan tidak menimbulkan memberikan masyarakat gambaran mengenai kepada gay yang dampak buruk atau kerugian baik coming out kepada orang tua. Melalui moril penelitian ini diharapkan mampu maupun korbannya. materiil Selama tiga bagi tahun memberikan informasi kepada terakhir, kelompok LGBT mengalami masyarakat agar tidak memandang kekerasan psikis, negatif fisik, ekonomi, budaya, maupun kekerasan seksual kelompok homoseksual khususnya gay. dalam prosentase yang besar, yaitu 89,4% pada lesbian; 94, 4% pada gay; METODE PENELITIAN 87, Pendekatan Penelitian 4% pada transgender; serta sebanyak 86% pada biseksual (Indana Laazulva, 2013: 62). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Hal yang penting cukup dalam penelitian kualitatif dengan hidup seorang gay, lesbian, dan menggunakan jenis penelitian studi biseksual adalah proses coming out. kasus. Penelitian studi kasus adalah Coming out adalah proses di mana suatu seorang berusaha homoseksual penelitian kualitatif menemukan yang makna, memberitahukan orang lain mengenai menyelidiki proses, dan memperoleh orientasi seksualnya (Galink, 2013: pengertian dan pemahaman yang 69). Pada penelitian tentang stigma, mendalam dari individu, kelompok, kekerasan, dan diskriminasi pada atau situasi (Emzir, 2012: 20). LGBT di Indonesia menunjukkan Tahapan Penelitian bahwa 48 dari 72 orang gay atau 66,7% gay pertama Pelaksanaan penelitian dibagi kali ke dalam tiga tahap, yaitu tahap pra- mengungkapkan orientasi seksualnya lapangan, tahap pekerjaan lapangan, kepada teman. Hanya 5 orang gay serta tahap analisis data. 4 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015 informan. Subjek Penelitian Subjek penelitian ditentukan menggunakan teknik purposive dengan ciri (1) gay, (2) berusia 18-40 Yogyakarta, (4) sudah triangulasi metode dilakukan melalui metode wawancara mendalam dan observasi. Teknik Analisis Data tahun, (3) berdomisili di Daerah Istimewa Sedangkan Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini coming out kepada orang tua. mengacu pada konsep Miles & Setting Penelitian Hubberman (Imam Gunawan, 2013: Setting penelitian berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. 210) yaitu tahap reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan tempat pengambilan data dilakukan di Galeria Mall, cafe di HASIL jalan PEMBAHASAN A.M. Sangaji, Yogyakarta, Resto PLUSH di jalan Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan tiga subjek penelitian Metode Pengumpulan Data menggunakan pengumpulan metode data wawancara Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini pedoman wawancara dan pedoman observasi. Uji Keabsahan Data Uji yang sesuai dengan tujuan penelitian. Tabel 1. Profil Subjek Penelitian Keterangan mendalam dan observasi. adalah data Subjek I Subjek II Subjek III Nama Si’e Gigi Likhan Umur 30 tahun 24 tahun 27 tahun Pendidikan S1 D3 SMA Katolik Islam Agama Pekerjaan Wiraswasta Swasta Swasta Anak ke 1 1 dari 3 2 dari 4 bersaudara bersaudara bersaudara Keluarga Anak kost Keluarga Tinggal keabsahan DAN Hasil Penelitian Tamansiswa, dan Malioboro Mall. Metode PENELITIAN dari dengan 3 pasangan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. sumber dilakukan membandingkan dikatakan oleh Triangulasi Dari hasil wawancara dan dengan observasi didapatkan hasil penelitian informasi subjek yang penelitian dengan apa yang dikatakan oleh key sebagai berikut: Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 5 out tersebut. Selain hal tersebut, a. Latar belakang coming out Subjek pertama yaitu Si’e, secara sadar dan sengaja bagi Si’e coming merupakan out transisi juga dirinya ke memberitahukan kepada ibunya proses yang lebih dewasa serta ke tentang orientasi seksualnya. Saat tahap baru dalam kehidupan. Ia itu Si’e duduk di bangku sekolah juga memahami resiko coming out menengah atas semester pertama. tersebut. Sebenarnya dari kecil ia tidak coming out tersebut adalah adanya pernah gunjingan dari keluarga besar serta menutup-nutupi ketertarikan tersebut siapapun termasuk keluarga. Dalam Baginya resiko atas kepada tidak bisa berekspresi secara bebas kepada ketika keluarga, ia berada terbuka. di Menurut lingkungan Si’e, ketika memberikan pemahaman tentang berekspresi secara bebas maka seksualitas, SOGIE, dan HAM. akan mendapatkan Si’e memilih coming out kepada dari masyarakat. ibunya sebab ibunyalah orang dikarenakan kultur negara yang terdekatnya di keluarga. Senada cukup dengan yang disampaikan oleh masyarakat Indonesia yang masih adik menganggap kandungnya, ia memang religius judgemental Hal dan tersebut paradigma bahwa sangat dekat dan perhatian kepada homoseksualitas adalah suatu yang ibunya. tabu Si’e tidak pernah merasakan kesulitan dalam hal penerimaan diri sebagai Subjek kedua yaitu Gigi, mengalami proses coming out homoseksual. Ia secara verbal dikarenakan mengatakan kepada ibunya bahwa ketahuan atau outing oleh kedua ia sedang orang tuanya. Awalnya saat Gigi mempunyai pacar laki-laki. Si’e duduk di bangku kelas tiga sekolah coming out karena ingin merasa menengah atas, saat menjelang nyaman, diri pelaksanaan ujian nasional. Ia mempunyai kabur dari rumah setelah dimarahi ekspektasi apapun ketika coming oleh orang tuanya. Orang tuanya adalah sendiri. gay bebas, Ia tidak dan menjadi terlebih dahulu 6 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015 marah karena mengetahui Gigi memberikan penilaian atas sikap mengenakan celana pendek saat orang tuanya sesudah ia coming latihan koor. Orang tuanya sangat out. Gigi memahami resiko coming memperhatikan penampilan Gigi out tersebut. Resiko tersebut yaitu hingga relasi dengan keluarga menjadi melarangnya memakai celana bepergian Gigi berantakan, serta akan ada akses- rumah akses yang akan ditutup. Untuk sahabatnya, kemudian berlanjut ke mengatasi hal tersebut, Gigi lebih rumah om nya. Beberapa hari memilih untuk win-win solution. kemudian ayah Gigi datang ke Orang tuanya menginginkan ia rumah om Gigi tersebut, lalu Gigi menjadi heteroseksual, maka ia memutuskan untuk kembali pulang akan ke rumah. Saat Gigi kabur dari menambahkan proses. Dari hal rumah, tersebut maka dapat kemudian pendek. kabur ke ternyata ibunya mengiyakan dengan diketahui menemukan buku harian Gigi saat bahwa orang tua Gigi belum membongkar-bongkar paham akan konsep LGBT. untuk mencari almarinya kontak teman- Subjek terakhir temannya yang dapat dihubungi. Likhan. Dari buku harian tersebutlah orang coming tua Gigi mengetahui bahwa Gigi dikarenakan menyukai jenis. ketahuan atau outing oleh kedua Sebenarnya Gigi merencanakan orang tua. Dulu Likhan sempat coming out ketika ia sudah tidak bekerja di suatu koperasi yang bergantung lagi kepada orang tua. didirikan Menurut Gigi, tidak ada perubahan oleh sikap pada orang tuanya setelah ia Likhan coming out. Ia hanya menerka koperasi bahwa kadar penerimaan kedua koperasi tersebut. Teman Likhan orang tuanya jauh lebih tinggi. juga Kendala jarak yang berjauhan kelompok membuatnya kuliah, dan mengetahui orientasi sesama tidak bisa Seperti adalah out Gigi, pada Likhan terlebih dahulu sekaligus kakak proses dimanageri kelasnya. sebagai istri sekaligus merupakan Likhan Teman manager teller teman di di satu bangku Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 7 seksual Likhan. Suatu ketika ada kasus Likhan dan teman-teman b. Dampak coming out pada aspek psikologi dan sosial memberontak sebab dijadikan alat Ketika sudah coming out, untuk menarik nasabah namun Si’e mengungkapkan bahwa ia yang merasa lega sebab tidak ada yang hanya mendapatkan atasan. keuntungan Teman Likhan ditutup-tutupi. Ia bisa menjadi diri tersebut datang ke rumah saat sendiri apa adanya, melakukan apa Likhan tidak di rumah. Teman yang Likhan menambahkan bahwa coming out menceritakan kasus ia senangi. juga koperasi hingga orang tua Likhan adalah mengetahui seksual menyadiri tanggung jawab dan Likhan. Keributan besar terjadi kewajiban atas keputusan tersebut. saat Likhan pulang ke rumah. Ibunya merespon dengan perasaan Kedua orang tua Likhan terpukul, senang. Selain hal tersebut, sikap hanya diam dan menangis. Kakak orang tua Si’e juga tidak ada yang dan berubah. Secara psikologis, Si’e orientasi adik dari ayah Likhan memojokkan Likhan. suatu Ia komitmen, ia Sehingga lebih percaya diri, lebih bangga, Likhan memilih untuk pergi dari lebih nyaman, lebih bebas, serta rumah. Ia baru kembali ke rumah lebih tenang. Terlebih saat itu ibu setelah dari dan kedua adiknya mendukung. rumahnya, setelah dibujuk oleh Pada aspek sosial, Si’e mempunyai pasangannya. Ketika ia pulang teman-teman kembali ke rumah, orang tuanya dirinya. Ia tidak pernah menutup- sudah tidak lagi membahas terkait nutupi, orientasi seksual Likhan. Menurut mempunyai Likhan, orang tuanya juga tidak Baginya tidak ada yang berubah menunjukkan setelah ia coming out. setahun pergi perubahan sikap yang bahkan mendukung ketika pacar dirinya laki-laki. setelah ia coming out. Bahkan ayah Secara psikologis, setelah Likhan juga sering menanyakan coming out Gigi merasa tidak ada kabar lagi pasangan keduanya bertelefon. Likhan saat yang disembunyikan. Menurutnya, dirinya menjadi lebih 8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015 nyaman bahkan ia menjadi lebih telah ekspresif ketika ia keluar dari pertumbuhannya rumah. Pada aspek sosial, tidak menerima ada dampak yang muncul setelah masyarakat bersama dengan orang coming out tersebut. Gigi berujar dewasa lainnya. Salah satu tugas bahwa dirinya dari dulu selalu perkembangan pada ketiga subjek berusaha untuk coming out dengan sebagai orang dewasa adalah mulai lingkungan sosialnya pun dengan bekerja atau membangun karir. lingkungan baru. Subjek Si’e mempunyai usaha Pada Likhan aspek psikologis, merasa bebannya menyelesaikan dan kedudukan siap dalam resto, Likhan bekerja di salah satu swalayan di Yogyakarta, berkurang karena yang selama ini sedangkan Gigi bekerja sebagai ia tutup-tutupi menjadi berkurang media meskipun dengan cara yang tidak wawancara dapat diketahui bahwa ia inginkan. Ia juga merasa lega ketiga subjek sangat mencintai dan sebab menikmati pekerjaannya. orang tuanya juga officer. Berdasarkan Berdasarkan mengetahui dirinya serta wawancara, pasangannya. Secara sosial, dapat diketahui bahwa subjek Si’e, Likhan mempunyai teman-teman Likhan, dan Gigi tidak merasa yang netral sehingga hal tersebut bersalah, tidak merasa aneh, serta tidak menjadi masalah. tidak mengalami kebingungan dan Pembahasan pertentangan atas orientasi seksual 1. Latar belakang coming out homoseksual tersebut. Oleh sebab Ketiga subjek penelitian itu, ketiganya dapat dikategorikan sedang berada pada masa dewasa sebagai homoseksual ego sintonik awal berusia (sinkron dengan egonya). Menurut antara 18-40 tahun, serta telah Galink (2013: 29), homoseksual menyelesaikan pertumbuhannya. ego sintonik adalah homoseksual Hal senada dengan yang tidak merasa terganggu oleh pendapat dari Hurlock (1980: 246) orientasi seksualnya, tidak ada orang dewasa adalah individu yang konflik sebab tersebut ketiganya bawah sadar yang Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 9 ada Subjek pertama yaitu Si’e, desakan, dorongan atau keinginan ia memilih coming out kepada untuk orientasi ibunya karena baginya ibu adalah Kelompok orang terdekatnya di keluarga. Saat ditimbulkan, serta tidak mengubah seksualnya. homoseksual ini juga tidak itu Si’e duduk di bangku sekolah mengalami kecemasan dan menengah atas semester pertama, kesulitan psikologis lebih banyak ia daripada heteroseksual. Pasalnya, memberitahukan kepada ibunya mereka tidak tentang orientasi seksualnya. Si’e terganggu secara psikis dengan coming out karena ingin merasa orientasi seksual mereka, sehingga nyaman, mampu menjalankan fungsi sosial sendiri. dan seksualnya secara efektif. ekspektasi apapun ketika coming menerima dan Coming out adalah proses dimana seseorang memberitahukan homoseksual orang lain secara sadar dan bebas, Ia sengaja menjadi tidak diri mempunyai out tersebut. Bahkan ibunya juga sudah mengetahui orientasi seksual homoseksual pada Si’e tanpa seksualnya terlebih dahulu diberitahu oleh Si’e (Galink, 2013: 69). Orang lain secara verbal. Sejak kecil ia tidak tersebut antara lain teman non pernah LGBT, teman LGBT, pasangan, ketertarikan terhadap sesama jenis keluarga, dan orang tua. Orang tua tersebut kepada siapapun termasuk adalah orang terdekat dalam sistem kepada keluarga. Keputusan untuk coming tersebut, sejak awal Si’e juga out dapat muncul dari inisiatif memberikan pemahaman kepada yang berasal dari sendiri secara keluarganya tentang seksualitas, sadar dan sengaja ataupun muncul SOGIE, dan HAM. mengenai orientasi secara tidak sengaja atau ketahuan menutup-nutupi keluarga. jarang peristiwa ayahnya, terbuka. membuatnya hal Subjek kedua yaitu Gigi. Ia (outing) oleh orang lain maupun yang Selain berkomunikasi bahkan dengan jarang berkomunikasi langsung dengan ibunya. Orang tuanya sangat 10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015 memperhatikan penampilan Gigi karena mereka Subjek terakhir adalah mengetahui Likhan. Di kota asalnya, Likhan penampilan Gigi sangat feminin, pernah bekerja di suatu koperasi hingga yang melarangnya memakai bepergian didirikan sekaligus celana pendek. dimanageri oleh kakak kelasnya. Gigi bepergian Kakak kelasnya menikahi teman memakai celana pendek, orang tua kuliah Likhan. Kemudian teman Gigi marah. Gigi kemudian kabur kuliah Likhan tersebut menjadi dari rumah dan mendatangi rumah manager koperasi sekaligus teller sahabatnya serta ke rumah omnya. di koperasi tempat Likhan bekerja. Saat itu Gigi duduk di bangku Sebagai teman satu kelompok saat kelas tiga sekolah menengah atas, di bangku kuliah, teman Likhan saat menjelang pelaksanaan ujian tersebut nasional. Beberapa hari kemudian orientasi seksual Likhan. Suatu ayah Gigi datang ke rumah om ketika Likhan dan teman-teman Gigi memberontak sebab hanya memutuskan untuk kembali pulang dijadikan untuk menarik ke rumah. Saat Gigi kabur dari nasabah namun ia dan teman- rumah, temannya Mengetahui tersebut, lalu ternyata Gigi ibunya sudah alat tidak mengetahui mendapatkan menemukan buku harian Gigi saat keuntungan. membongkar-bongkar tersebut datang ke rumah saat untuk mencari almarinya kontak teman- Teman Likhan Likhan tidak di rumah. Teman temannya yang dapat dihubungi. Likhan Dari buku harian tersebutlah orang koperasi hingga orang tua Likhan tua Gigi mengetahui bahwa Gigi mengetahui menyukai Likhan. sesama jenis. Gigi menceritakan orientasi Seperti Gigi, kasus seksual Likhan mengalami proses coming out mengalami proses coming out dikarenakan dikarenakan terlebih dahulu terlebih dahulu ketahuan atau outing oleh kedua ketahuan atau outing oleh kedua orang tuanya. orang tuanya. Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 11 2. Dampak coming out pada aspek menyadiri tanggung jawab dan kewajiban atas keputusan tersebut. psikologi dan sosial Dalam Galink (2013: 70), Ibunya merespon dengan perasaan pelabelan diri sebagai homoseks, senang. Selain hal tersebut, sikap menerima label ini, keterbukaan orang tua Si’e juga tidak ada yang diri, dan perasaan diterima oleh berubah. Secara psikologis, Si’e orang lain memiliki hubungan lebih percaya diri, lebih bangga, yang dengan lebih nyaman, lebih bebas, serta penyesuaian psikologis (Mayanda lebih tenang. Terlebih saat itu ibu & Storms dalam Garnets, 2004). dan kedua adiknya mendukung. Bagi remaja gay, lesbian, dan Pada aspek sosial, Si’e mempunyai biseksual, teman-teman sangat kuat coming out kepada yang mendukung orang tua dan tidak mendapatkan dirinya. Ia tidak pernah menutup- penolakan, memberikan mereka nutupi, perasaan lega mempunyai mereka dalam dan membantu memperkuat identitas mereka sebagai gay dan bahkan ketika pacar dirinya laki-laki. Baginya tidak ada yang berubah setelah ia coming out. lesbian, dan beberapa orang tua Secara psikologis, setelah yang anak-anaknya coming out coming out Gigi merasa tidak ada merasa keluarga mereka menjadi lagi semakin dekat dan semakin kuat Menurutnya, dirinya menjadi lebih dibandingkan sebelumnya (Galink, nyaman bahkan ia menjadi lebih 2013: 73). ekspresif ketika ia keluar dari yang disembunyikan. Ketika sudah coming out, rumah. Pada aspek sosial, tidak Si’e mengungkapkan bahwa ia ada dampak yang muncul setelah merasa lega sebab tidak ada yang coming out tersebut. Gigi berujar ditutup-tutupi. Ia bisa menjadi diri bahwa dirinya dari dulu selalu sendiri apa adanya, melakukan apa berusaha untuk coming out dengan yang lingkungan sosialnya pun dengan ia senangi. Ia juga menambahkan bahwa coming out adalah suatu komitmen, ia lingkungan baru. 12 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015 Pada Likhan aspek psikologis, merasa bebannya pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: berkurang karena yang selama ini 1. Faktor yang Melatarbelakangi ia tutup-tutupi menjadi berkurang Gay Melakukan Coming Out meskipun dengan cara yang tidak kepada Orang Tua ia inginkan. Ia juga merasa lega sebab orang tuanya Berdasarkan penelitian ini, juga faktor yang melatarbelakangi gay mengetahui dirinya serta melakukan coming out kepada pasangannya. Secara sosial, orang tua dapat disebabkan oleh Likhan mempunyai teman-teman faktor internal maupun eksternal. yang netral sehingga hal tersebut Pada subjek Si’e, faktor yang tidak menjadi masalah. melatarbelakangi ia melakukan Senada dengan pemaparan coming out disebabkan oleh faktor tersebut, menurut Coleman (Siska internal, yaitu keinginan untuk Kartika Putri, 2007: 2) bagi yang merasa dapat mencapai tahap coming out, keinginan akan memiliki rasa percaya diri sendiri sehingga secara sadar dan yang baik, dapat bersosialisasi sengaja memberitahukan orientasi dengan tanpa seksualnya dirinya Sedangkan memandang masyarakat bahwa nyaman, untuk bebas, serta menjadi diri kepada pada subjek ibunya. Gigi, memiliki orientasi yang berbeda, faktor yang melatarbelakangi ia sehat secara psikologis (dalam melakukan coming out kepada artian mempunyai self-esteem yang orang tua adalah adanya faktor lebih positif), serta berkurangnya eksternal, yaitu dibacanya buku gejala-gejala harian Gigi sehingga orang tua kecemasan dan berkurangnya depresi. Gigi mengetahui orientasi seksual Gigi. Pada subjek Likhan, faktor KESIMPULAN DAN SARAN yang melatarbelakangi ia Kesimpulan melakukan coming out kepada Berdasarkan informasi yang orang tua adalah adanya faktor didapat dari hasil penelitian dan eksternal, yaitu adanya kasus di Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 13 pekerjaan yang membuat atasan Likhan, sekaligus yang merasa bebannya berkurang sebab seksual tidak ada lagi yang ditutup-tutupi. datang ke rumah dan bercerita Selain hal tersebut, ia juga merasa kepada ayah Likhan. lega. teman mengetahui Likhan orientasi 2. Dampak coming out pada aspek Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dampak coming out pada aspek Secara mempunyai menjadi sosial, ia Likhan teman-teman yang pada aspek Saran Berdasarkan pada penelitian bangga, yang telah dilakukan dan informasi nyaman, lebih bebas dan lebih yang telah diperoleh, maka peneliti tenang. Sedangkan pada aspek dapat sosial, tidak ada dampak yang berikut: berarti sebab dari awal ia tidak 1. Bagi Subjek Penelitian pernah diri, masalah sosialnya. psikologis pada subjek Si’e adalah percaya psikologis netral sehingga hal tersebut tidak sosial dan psikologis lebih secara menutupi orientasi memberikan a. Tidak saran semua sebagai LGBT telah seksualnya tersebut serta adanya sampai pada proses coming out, dukungan dari keluarga inti dan sebab banyak tantangan dan teman-temannya. resiko Pada subjek yang harus Gigi, secara psikologis setelah dipertimbangkan. Ketiga subjek coming out ia merasa tidak ada lagi penelitian telah melalui coming yang harus disembunyikan, ia out merasa nyaman bahkan menjadi dukanya, lebih subjek ekspresif ketika ia dengan karena memaknai Pada seluruh sosial, tidak ada dampak yang berarti sebab ia selalu berusaha untuk coming out itu diharapkan memutuskan keluar dari rumah. aspek segala dan proses suka ketiga mampu mensyukuri coming out tersebut. b. Subjek penelitian diharapkan dengan lingkungan sosial maupun mampu terus melanjutkan lingkungan barunya. Pada subjek hidupnya dan mengembangkan 14 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015 potensi dirinya sebagai manusia masyarakat, dan anggota masyarakat. keberagaman orientasi seksual c. Subjek penelitian diharapkan mampu menggunakan pengalamannya untuk membantu teman-teman yang mengalami kesulitan dalam proses coming out. sehingga tidak menjadi alasan terjadinya stigma, diskriminasi, maupun kekerasan pada kelompok homoseksual. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu 2. Bagi Orang Tua a. Orang tua dapat memantau perkembangan anaknya mengembangkan variabel penelitian sehingga kajian tentang homoseksualitas sehingga menjadi lebih peka akan terhadap proses perkembangan mengingat kajian tentang LGBT seksualitas pada anak. bergerak secara dinamis dari b. Orang tua mengetahui yang bahwa sudah anaknya adalah gay, diharapkan tidak menstigma, mendiskriminasi, waktu semakin ke waktu b. Diharapkan lebih memperhatikan tutur kepada menyinggung berdasarkan orientasi seksual tersebut. dapat a. Masyarakat diharapkan tidak menjadikan keberagaman orientasi seksual pembeda dalam sebagai kehidupan bermasyarakat. b. Masyarakat tidak kelompok Hal tersebut dengan bahasa kepada yang kelompok homoseksual. c. Diharapkan mengedukasi diharapkan yang dicapai menggunakan ramah penggunaan bahasa homoseksual. 3. Bagi Masyarakat mengikuti perkembangan zaman. ataupun melakukan kekerasan anaknya bertambah mampu banyak orang dimulai dari orang terdekat memiliki pemahaman bahwa yang membutuhkan bantuan kelompok homoseksual juga informasi terkait homoseksual. merupakan bagian dari Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 15 5. Bagi Guru Bimbingan dan anggota kepada kegiatan yang Konseling a. Bagi a. Diharapkan mampu mengajak guru dan positif, Konseling, diharapkan untuk mampu memasukkan materi kreativitas, minat dan bakat, seksual. serta mampu mengembangkan dengan potensi diri yang ada pada tentang Bimbingan kajian orientasi Sehingga ditambahkannya kajian tersebut pada saat bimbingan pelaksanaan kelas, maka sehingga anggota mengembangkan masing-masing anggota. b. Diharapkan mampu memberikan penyuluhan diharapkan peserta didik dapat kepada mengetahui dan memahami isu- seksualitas termasuk bahaya isu tentang orientasi seksual HIV/AIDS serta memiliki pemikiran yang reproduksi, sehingga anggota terbuka keberagaman dapat terhindar dari hal-hal orientasi seksual yang ada di negatif yang dapat merugikan sekitar mereka. dikemudian hari. atas b. Diharapkan memasukkan pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas pada saat pelaksanaan bimbingan kelas sehingga peserta dididk memiliki trans/ pemahaman homophobic (bullying anti bullying berbasis orientasi seksual, identitas gender, dan ekspresi gender). 6. Bagi Lembaga Masyarakat, maupun Swadaya Organisasi, Komunitas Bergerak pada Isu LGBT yang anggota dan tentang kesehatan DAFTAR PUSTAKA Ariyanto & Rido Triawan. (2008). Jadi, Kau Tak Merasa Bersalah!? Studi Kasus Diskriminasi dan Kekerasan terhadap LGBTI. Jakarta: Arus Pelangi dan Yayasan Tifa. Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Galink. (2013). Seksualitas Rasa Rainbow Cake: Memahami Keberagaman Orientasi Seksual Manusia. Yogyakarta: Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY. 16 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015 Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Alih bahasa: Istiwidayanti & Soedjarwo). Jakarta: Penerbit Erlangga. Imam Gunawan. (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Indana Laazulva. (2013). Menguak Stigma. Kekerasan & Diskriminasi pada LGBT di Indonesia. Jakarta: Arus Pelangi. Siska Kartika Putri. (2007). Proses Coming Out pada Gay. Skripsi. Diakses dari http://www.gunadarma.ac.id/libra ry/articles/graduate/psychology/2 007/Artikel_10502236.pdf pada tanggal 16 Oktober 2014, jam 13.54.