Studi Kasus tentang Gay yang Coming Out kepada Orang Tua

advertisement
PASANGANKU SEJENISKU
(Studi Kasus tentang Gay yang Coming Out kepada Orang Tua)
ARTIKEL JURNAL
Oleh
Triana Sari Fadhilah
NIM 10104244009
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JUNI 2015
Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 1
PASANGANKU SEJENISKU
(STUDI KASUS TENTANG GAY YANG COMING OUT
KEPADA ORANG TUA)
MY LOVER’S SEX IS THE SAME AS MINE
(CASE STUDY OF THE GAY THAT IS COMING OUT TO THE PARENTS)
Oleh: Triana Sari Fadhilah, Bimbingan dan Konseling, Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang gay melakukan coming
out kepada orang tua serta untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari coming out
ditinjau dari aspek psikologis dan aspek sosial. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik penentuan
subjek dilakukan dengan teknik purposive. Setting penelitian berada di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam serta
observasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Teknik analisis data menggunakan konsep Miles & Huberman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor yang melatarbelakangi ketiga subjek melakukan coming out
kepada orang tua adalah karena adanya kebutuhan akan rasa nyaman dan menjadi diri
sendiri serta adanya kejadian ketahuan (outing). Dampak psikologis yang dirasakan oleh
ketiga subjek yaitu nyaman, lega, lebih bebas, tenang, dan ekspresif. Sedangkan dampak
secara sosial tidak ada sebab ketiga subjek sejak awal tidak pernah menutupi orientasi
seksualnya serta mempunyai teman yang mendukung dan bersikap netral.
Kata kunci: gay, coming out
Abstract
This study aims to determine the reasons why the gay did coming out to the
parents as well as to determine the impact of coming out in terms of the psychological
aspects and social aspects. The approach used in this study is a qualitative case study.
The technique of determining the subject was done by using purposive techniques. The
setting of the study is in Yogyakarta. The methods of data collection were in-depth
interviews and observation. The validity test of the data was using triangulation of
sources and triangulation of methods. The data were analyzed using the concept of Miles
& Huberman. The results showed that the factors behind the three subjects did coming
out to parents are the need for comfort and to be themself as well as the events they were
got caught (outing). The psychological impact felt by all three subjects, namely
comfortable, relieved, more free, calm, and expressive. However, there is no social
impact because all three subjects from the beginning never hide his sexual orientation
and have supported and neutral friends.
Keywords: gay, coming out
PENDAHULUAN
lakian dan keperempuanan disebut
Perkembangan dari bagaimana
identitas seksual. Termasuk di sini
seseorang secara seksual melihat
adalah bias, identitas gender, peran
dirinya, termasuk perasaan kelaki-
gender, dan orientasi seksual (Galink,
2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015
2013:
8).
Galink
memaparkan
(2013:
bahwa
12)
dan tidak menyalahi norma agama
ketertarikan
dan sosial adalah heteroseksual. Maka
(orientasi seksual) mengacu pada
LGBT
jenis kelamin mana seseorang tertarik
heteronormativitas menjadi terstigma
secara
emosional
Kategori-kategori
dalam
atau
seksual.
atau
mendapat
ini
meliputi
(abnormal)
kelompok
sama
masyarakat
termasuk
di
label
karena
ketertarikan pada jenis kelamin yang
(homoseksual,
pandangan
yang
di
negatif
luar
dari
mainstream
atau
mayoritas
dalamnya gay dan lesbian), pada
Laazulva,
lawan jenis (heteroseksual), keduanya
heteroseksisme
(biseksual) atau tidak pada keduanya
keyakinan bahwa heteroseksual itu
(aseksual).
lebih unggul, lebih superior, yang
Kelompok
lesbian,
gay,
2013:
(Indana
6).
Sedangkan
merupakan
suatu
didukung oleh budaya dan praktik-
biseksual, dan transgender (LGBT)
praktik
kerap
sebagai
Termasuk juga asumsi bahwa semua
manusia abnormal karena diangggap
orang yang heteroseksual dan bahwa
menyalahi kodrat. Oleh tafsir agama
heteroseksual
konservatif,
LGBT
normal (Galink, 2013: 187). Stigma
masyarakat,
ini berlanjut menjadi perlakuan yang
mendapat
stigma
kelompok
dianggap
sampah
institusi
adalah
menyebarkan penyakit menular, tidak
mendiskriminasi
normal,
tidak
di
masyarakat.
benar
LGBT
dan
sehingga
alamiah,
sumber
LGBT tidak mendapat perlakuan dan
malapetaka,
dan
hak yang sama (dibedakan) seperti
penyandang cacat mental (Ariyanto &
warga negara pada umumnya (Indana
Rido Triawan, 2008: 11).
Laazulva, 2013: 5).
datangnya
Di
paham
masyarakat
berkembang
heteronormativitas
heteroseksisme.
dan
Heteronormativitas
Pada
diskriminasi
hukum,
dasarnya
baik
politik,
semua
secara
ekonomi,
terhadap
sosial,
dan
ialah melihat segala persoalan tentang
kebudayaan
kelompok
seksualitas
dalam
kacamata
LGBT disebabkan oleh stigma sosial
heteroseksual
yang
menganggap
yang dihasilkan dari doktrin dan
bahwa orientasi seksual yang benar
pemahaman agama yang konservatif.
Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 3
Perlakuan diskriminasi bisa memicu
atau 6,9% gay yang mengungkapkan
terjadinya kekerasan kepada LGBT,
orientasi seksualnya kepada keluarga.
dalam hal ini kekerasan merupakan
Penelitian ini diharapkan dapat
suatu
perlakuan
menyenangkan
yang
dan
tidak
menimbulkan
memberikan
masyarakat
gambaran
mengenai
kepada
gay
yang
dampak buruk atau kerugian baik
coming out kepada orang tua. Melalui
moril
penelitian ini diharapkan mampu
maupun
korbannya.
materiil
Selama
tiga
bagi
tahun
memberikan
informasi
kepada
terakhir, kelompok LGBT mengalami
masyarakat agar tidak memandang
kekerasan psikis,
negatif
fisik,
ekonomi,
budaya, maupun kekerasan seksual
kelompok
homoseksual
khususnya gay.
dalam prosentase yang besar, yaitu
89,4% pada lesbian; 94, 4% pada gay;
METODE PENELITIAN
87,
Pendekatan Penelitian
4%
pada
transgender;
serta
sebanyak 86% pada biseksual (Indana
Laazulva, 2013: 62).
Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
Hal yang penting cukup dalam
penelitian
kualitatif
dengan
hidup seorang gay, lesbian, dan
menggunakan jenis penelitian studi
biseksual adalah proses coming out.
kasus. Penelitian studi kasus adalah
Coming out adalah proses di mana
suatu
seorang
berusaha
homoseksual
penelitian
kualitatif
menemukan
yang
makna,
memberitahukan orang lain mengenai
menyelidiki proses, dan memperoleh
orientasi seksualnya (Galink, 2013:
pengertian dan pemahaman yang
69). Pada penelitian tentang stigma,
mendalam dari individu, kelompok,
kekerasan, dan diskriminasi pada
atau situasi (Emzir, 2012: 20).
LGBT di Indonesia menunjukkan
Tahapan Penelitian
bahwa 48 dari 72 orang gay atau
66,7%
gay
pertama
Pelaksanaan penelitian dibagi
kali
ke dalam tiga tahap, yaitu tahap pra-
mengungkapkan orientasi seksualnya
lapangan, tahap pekerjaan lapangan,
kepada teman. Hanya 5 orang gay
serta tahap analisis data.
4 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015
informan.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ditentukan
menggunakan
teknik
purposive
dengan ciri (1) gay, (2) berusia 18-40
Yogyakarta,
(4)
sudah
triangulasi
metode dilakukan melalui metode
wawancara mendalam dan observasi.
Teknik Analisis Data
tahun, (3) berdomisili di Daerah
Istimewa
Sedangkan
Teknik analisis data yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
coming out kepada orang tua.
mengacu pada konsep Miles &
Setting Penelitian
Hubberman (Imam Gunawan, 2013:
Setting penelitian berlokasi di
Daerah
Istimewa
Yogyakarta.
210) yaitu tahap reduksi data, paparan
data, dan penarikan kesimpulan.
Sedangkan tempat pengambilan data
dilakukan di Galeria Mall, cafe di
HASIL
jalan
PEMBAHASAN
A.M.
Sangaji,
Yogyakarta,
Resto
PLUSH
di
jalan
Dalam penelitian ini peneliti
mendapatkan tiga subjek penelitian
Metode Pengumpulan Data
menggunakan
pengumpulan
metode
data
wawancara
Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini
pedoman
wawancara
dan
pedoman observasi.
Uji Keabsahan Data
Uji
yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Tabel 1. Profil Subjek Penelitian
Keterangan
mendalam dan observasi.
adalah
data
Subjek I
Subjek II
Subjek III
Nama
Si’e
Gigi
Likhan
Umur
30 tahun
24 tahun
27 tahun
Pendidikan
S1
D3
SMA
Katolik
Islam
Agama
Pekerjaan
Wiraswasta
Swasta
Swasta
Anak ke
1
1 dari 3
2 dari 4
bersaudara
bersaudara
bersaudara
Keluarga
Anak kost
Keluarga
Tinggal
keabsahan
DAN
Hasil Penelitian
Tamansiswa, dan Malioboro Mall.
Metode
PENELITIAN
dari
dengan
3
pasangan
menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi
metode.
sumber
dilakukan
membandingkan
dikatakan
oleh
Triangulasi
Dari hasil wawancara dan
dengan
observasi didapatkan hasil penelitian
informasi
subjek
yang
penelitian
dengan apa yang dikatakan oleh key
sebagai berikut:
Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 5
out tersebut. Selain hal tersebut,
a. Latar belakang coming out
Subjek pertama yaitu Si’e,
secara
sadar
dan
sengaja
bagi
Si’e
coming
merupakan
out
transisi
juga
dirinya
ke
memberitahukan kepada ibunya
proses yang lebih dewasa serta ke
tentang orientasi seksualnya. Saat
tahap baru dalam kehidupan. Ia
itu Si’e duduk di bangku sekolah
juga memahami resiko coming out
menengah atas semester pertama.
tersebut.
Sebenarnya dari kecil ia tidak
coming out tersebut adalah adanya
pernah
gunjingan dari keluarga besar serta
menutup-nutupi
ketertarikan
tersebut
siapapun
termasuk
keluarga.
Dalam
Baginya
resiko
atas
kepada
tidak bisa berekspresi secara bebas
kepada
ketika
keluarga,
ia
berada
terbuka.
di
Menurut
lingkungan
Si’e,
ketika
memberikan pemahaman tentang
berekspresi secara bebas maka
seksualitas, SOGIE, dan HAM.
akan
mendapatkan
Si’e memilih coming out kepada
dari
masyarakat.
ibunya sebab ibunyalah orang
dikarenakan kultur negara yang
terdekatnya di keluarga. Senada
cukup
dengan yang disampaikan oleh
masyarakat Indonesia yang masih
adik
menganggap
kandungnya,
ia
memang
religius
judgemental
Hal
dan
tersebut
paradigma
bahwa
sangat dekat dan perhatian kepada
homoseksualitas adalah suatu yang
ibunya.
tabu
Si’e
tidak
pernah
merasakan kesulitan dalam hal
penerimaan
diri
sebagai
Subjek kedua yaitu Gigi,
mengalami proses coming out
homoseksual. Ia secara verbal
dikarenakan
mengatakan kepada ibunya bahwa
ketahuan atau outing oleh kedua
ia
sedang
orang tuanya. Awalnya saat Gigi
mempunyai pacar laki-laki. Si’e
duduk di bangku kelas tiga sekolah
coming out karena ingin merasa
menengah atas, saat menjelang
nyaman,
diri
pelaksanaan ujian nasional. Ia
mempunyai
kabur dari rumah setelah dimarahi
ekspektasi apapun ketika coming
oleh orang tuanya. Orang tuanya
adalah
sendiri.
gay
bebas,
Ia
tidak
dan
menjadi
terlebih
dahulu
6 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015
marah karena mengetahui Gigi
memberikan penilaian atas sikap
mengenakan celana pendek saat
orang tuanya sesudah ia coming
latihan koor. Orang tuanya sangat
out. Gigi memahami resiko coming
memperhatikan penampilan Gigi
out tersebut. Resiko tersebut yaitu
hingga
relasi dengan keluarga menjadi
melarangnya
memakai
celana
bepergian
Gigi
berantakan, serta akan ada akses-
rumah
akses yang akan ditutup. Untuk
sahabatnya, kemudian berlanjut ke
mengatasi hal tersebut, Gigi lebih
rumah om nya. Beberapa hari
memilih untuk win-win solution.
kemudian ayah Gigi datang ke
Orang tuanya menginginkan ia
rumah om Gigi tersebut, lalu Gigi
menjadi heteroseksual, maka ia
memutuskan untuk kembali pulang
akan
ke rumah. Saat Gigi kabur dari
menambahkan proses. Dari hal
rumah,
tersebut maka dapat
kemudian
pendek.
kabur
ke
ternyata
ibunya
mengiyakan
dengan
diketahui
menemukan buku harian Gigi saat
bahwa orang tua Gigi belum
membongkar-bongkar
paham akan konsep LGBT.
untuk
mencari
almarinya
kontak
teman-
Subjek
terakhir
temannya yang dapat dihubungi.
Likhan.
Dari buku harian tersebutlah orang
coming
tua Gigi mengetahui bahwa Gigi
dikarenakan
menyukai
jenis.
ketahuan atau outing oleh kedua
Sebenarnya Gigi merencanakan
orang tua. Dulu Likhan sempat
coming out ketika ia sudah tidak
bekerja di suatu koperasi yang
bergantung lagi kepada orang tua.
didirikan
Menurut Gigi, tidak ada perubahan
oleh
sikap pada orang tuanya setelah ia
Likhan
coming out. Ia hanya menerka
koperasi
bahwa kadar penerimaan kedua
koperasi tersebut. Teman Likhan
orang tuanya jauh lebih tinggi.
juga
Kendala jarak yang berjauhan
kelompok
membuatnya
kuliah, dan mengetahui orientasi
sesama
tidak
bisa
Seperti
adalah
out
Gigi,
pada
Likhan
terlebih
dahulu
sekaligus
kakak
proses
dimanageri
kelasnya.
sebagai
istri
sekaligus
merupakan
Likhan
Teman
manager
teller
teman
di
di
satu
bangku
Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 7
seksual Likhan. Suatu ketika ada
kasus Likhan dan teman-teman
b. Dampak coming out pada aspek
psikologi dan sosial
memberontak sebab dijadikan alat
Ketika sudah coming out,
untuk menarik nasabah namun
Si’e mengungkapkan bahwa ia
yang
merasa lega sebab tidak ada yang
hanya
mendapatkan
atasan.
keuntungan
Teman
Likhan
ditutup-tutupi. Ia bisa menjadi diri
tersebut datang ke rumah saat
sendiri apa adanya, melakukan apa
Likhan tidak di rumah. Teman
yang
Likhan
menambahkan bahwa coming out
menceritakan
kasus
ia
senangi.
juga
koperasi hingga orang tua Likhan
adalah
mengetahui
seksual
menyadiri tanggung jawab dan
Likhan. Keributan besar terjadi
kewajiban atas keputusan tersebut.
saat Likhan pulang ke rumah.
Ibunya merespon dengan perasaan
Kedua orang tua Likhan terpukul,
senang. Selain hal tersebut, sikap
hanya diam dan menangis. Kakak
orang tua Si’e juga tidak ada yang
dan
berubah. Secara psikologis, Si’e
orientasi
adik dari ayah Likhan
memojokkan
Likhan.
suatu
Ia
komitmen,
ia
Sehingga
lebih percaya diri, lebih bangga,
Likhan memilih untuk pergi dari
lebih nyaman, lebih bebas, serta
rumah. Ia baru kembali ke rumah
lebih tenang. Terlebih saat itu ibu
setelah
dari
dan kedua adiknya mendukung.
rumahnya, setelah dibujuk oleh
Pada aspek sosial, Si’e mempunyai
pasangannya. Ketika ia pulang
teman-teman
kembali ke rumah, orang tuanya
dirinya. Ia tidak pernah menutup-
sudah tidak lagi membahas terkait
nutupi,
orientasi seksual Likhan. Menurut
mempunyai
Likhan, orang tuanya juga tidak
Baginya tidak ada yang berubah
menunjukkan
setelah ia coming out.
setahun
pergi
perubahan
sikap
yang
bahkan
mendukung
ketika
pacar
dirinya
laki-laki.
setelah ia coming out. Bahkan ayah
Secara psikologis, setelah
Likhan juga sering menanyakan
coming out Gigi merasa tidak ada
kabar
lagi
pasangan
keduanya bertelefon.
Likhan
saat
yang
disembunyikan.
Menurutnya, dirinya menjadi lebih
8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015
nyaman bahkan ia menjadi lebih
telah
ekspresif ketika ia keluar dari
pertumbuhannya
rumah. Pada aspek sosial, tidak
menerima
ada dampak yang muncul setelah
masyarakat bersama dengan orang
coming out tersebut. Gigi berujar
dewasa lainnya. Salah satu tugas
bahwa dirinya dari dulu selalu
perkembangan pada ketiga subjek
berusaha untuk coming out dengan
sebagai orang dewasa adalah mulai
lingkungan sosialnya pun dengan
bekerja atau membangun karir.
lingkungan baru.
Subjek Si’e mempunyai usaha
Pada
Likhan
aspek
psikologis,
merasa
bebannya
menyelesaikan
dan
kedudukan
siap
dalam
resto, Likhan bekerja di salah satu
swalayan
di
Yogyakarta,
berkurang karena yang selama ini
sedangkan Gigi bekerja sebagai
ia tutup-tutupi menjadi berkurang
media
meskipun dengan cara yang tidak
wawancara dapat diketahui bahwa
ia inginkan. Ia juga merasa lega
ketiga subjek sangat mencintai dan
sebab
menikmati pekerjaannya.
orang
tuanya
juga
officer.
Berdasarkan
Berdasarkan
mengetahui
dirinya
serta
wawancara,
pasangannya.
Secara
sosial,
dapat diketahui bahwa subjek Si’e,
Likhan mempunyai teman-teman
Likhan, dan Gigi tidak merasa
yang netral sehingga hal tersebut
bersalah, tidak merasa aneh, serta
tidak menjadi masalah.
tidak mengalami kebingungan dan
Pembahasan
pertentangan atas orientasi seksual
1. Latar belakang coming out
homoseksual tersebut. Oleh sebab
Ketiga subjek penelitian
itu, ketiganya dapat dikategorikan
sedang berada pada masa dewasa
sebagai homoseksual ego sintonik
awal
berusia
(sinkron dengan egonya). Menurut
antara 18-40 tahun, serta telah
Galink (2013: 29), homoseksual
menyelesaikan
pertumbuhannya.
ego sintonik adalah homoseksual
Hal
senada
dengan
yang tidak merasa terganggu oleh
pendapat dari Hurlock (1980: 246)
orientasi seksualnya, tidak ada
orang dewasa adalah individu yang
konflik
sebab
tersebut
ketiganya
bawah
sadar
yang
Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 9
ada
Subjek pertama yaitu Si’e,
desakan, dorongan atau keinginan
ia memilih coming out kepada
untuk
orientasi
ibunya karena baginya ibu adalah
Kelompok
orang terdekatnya di keluarga. Saat
ditimbulkan,
serta
tidak
mengubah
seksualnya.
homoseksual
ini
juga
tidak
itu Si’e duduk di bangku sekolah
mengalami
kecemasan
dan
menengah atas semester pertama,
kesulitan psikologis lebih banyak
ia
daripada heteroseksual. Pasalnya,
memberitahukan kepada ibunya
mereka
tidak
tentang orientasi seksualnya. Si’e
terganggu secara psikis dengan
coming out karena ingin merasa
orientasi seksual mereka, sehingga
nyaman,
mampu menjalankan fungsi sosial
sendiri.
dan seksualnya secara efektif.
ekspektasi apapun ketika coming
menerima
dan
Coming out adalah proses
dimana
seseorang
memberitahukan
homoseksual
orang
lain
secara
sadar
dan
bebas,
Ia
sengaja
menjadi
tidak
diri
mempunyai
out tersebut. Bahkan ibunya juga
sudah mengetahui orientasi seksual
homoseksual
pada
Si’e
tanpa
seksualnya
terlebih dahulu diberitahu oleh Si’e
(Galink, 2013: 69). Orang lain
secara verbal. Sejak kecil ia tidak
tersebut antara lain teman non
pernah
LGBT, teman LGBT, pasangan,
ketertarikan terhadap sesama jenis
keluarga, dan orang tua. Orang tua
tersebut kepada siapapun termasuk
adalah orang terdekat dalam sistem
kepada
keluarga. Keputusan untuk coming
tersebut, sejak awal Si’e juga
out dapat muncul dari inisiatif
memberikan pemahaman kepada
yang berasal dari sendiri secara
keluarganya tentang seksualitas,
sadar dan sengaja ataupun muncul
SOGIE, dan HAM.
mengenai
orientasi
secara tidak sengaja atau ketahuan
menutup-nutupi
keluarga.
jarang
peristiwa
ayahnya,
terbuka.
membuatnya
hal
Subjek kedua yaitu Gigi. Ia
(outing) oleh orang lain maupun
yang
Selain
berkomunikasi
bahkan
dengan
jarang
berkomunikasi langsung dengan
ibunya.
Orang
tuanya
sangat
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015
memperhatikan penampilan Gigi
karena
mereka
Subjek
terakhir
adalah
mengetahui
Likhan. Di kota asalnya, Likhan
penampilan Gigi sangat feminin,
pernah bekerja di suatu koperasi
hingga
yang
melarangnya
memakai
bepergian
didirikan
sekaligus
celana
pendek.
dimanageri oleh kakak kelasnya.
Gigi
bepergian
Kakak kelasnya menikahi teman
memakai celana pendek, orang tua
kuliah Likhan. Kemudian teman
Gigi marah. Gigi kemudian kabur
kuliah Likhan tersebut menjadi
dari rumah dan mendatangi rumah
manager koperasi sekaligus teller
sahabatnya serta ke rumah omnya.
di koperasi tempat Likhan bekerja.
Saat itu Gigi duduk di bangku
Sebagai teman satu kelompok saat
kelas tiga sekolah menengah atas,
di bangku kuliah, teman Likhan
saat menjelang pelaksanaan ujian
tersebut
nasional. Beberapa hari kemudian
orientasi seksual Likhan. Suatu
ayah Gigi datang ke rumah om
ketika Likhan dan teman-teman
Gigi
memberontak
sebab
hanya
memutuskan untuk kembali pulang
dijadikan
untuk
menarik
ke rumah. Saat Gigi kabur dari
nasabah namun ia dan teman-
rumah,
temannya
Mengetahui
tersebut,
lalu
ternyata
Gigi
ibunya
sudah
alat
tidak
mengetahui
mendapatkan
menemukan buku harian Gigi saat
keuntungan.
membongkar-bongkar
tersebut datang ke rumah saat
untuk
mencari
almarinya
kontak
teman-
Teman
Likhan
Likhan tidak di rumah. Teman
temannya yang dapat dihubungi.
Likhan
Dari buku harian tersebutlah orang
koperasi hingga orang tua Likhan
tua Gigi mengetahui bahwa Gigi
mengetahui
menyukai
Likhan.
sesama
jenis.
Gigi
menceritakan
orientasi
Seperti
Gigi,
kasus
seksual
Likhan
mengalami proses coming out
mengalami proses coming out
dikarenakan
dikarenakan
terlebih
dahulu
terlebih
dahulu
ketahuan atau outing oleh kedua
ketahuan atau outing oleh kedua
orang tuanya.
orang tuanya.
Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 11
2. Dampak coming out pada aspek
menyadiri tanggung jawab dan
kewajiban atas keputusan tersebut.
psikologi dan sosial
Dalam Galink (2013: 70),
Ibunya merespon dengan perasaan
pelabelan diri sebagai homoseks,
senang. Selain hal tersebut, sikap
menerima label ini, keterbukaan
orang tua Si’e juga tidak ada yang
diri, dan perasaan diterima oleh
berubah. Secara psikologis, Si’e
orang lain memiliki hubungan
lebih percaya diri, lebih bangga,
yang
dengan
lebih nyaman, lebih bebas, serta
penyesuaian psikologis (Mayanda
lebih tenang. Terlebih saat itu ibu
& Storms dalam Garnets, 2004).
dan kedua adiknya mendukung.
Bagi remaja gay, lesbian, dan
Pada aspek sosial, Si’e mempunyai
biseksual,
teman-teman
sangat
kuat
coming
out
kepada
yang
mendukung
orang tua dan tidak mendapatkan
dirinya. Ia tidak pernah menutup-
penolakan, memberikan mereka
nutupi,
perasaan
lega
mempunyai
mereka
dalam
dan
membantu
memperkuat
identitas mereka sebagai gay dan
bahkan
ketika
pacar
dirinya
laki-laki.
Baginya tidak ada yang berubah
setelah ia coming out.
lesbian, dan beberapa orang tua
Secara psikologis, setelah
yang anak-anaknya coming out
coming out Gigi merasa tidak ada
merasa keluarga mereka menjadi
lagi
semakin dekat dan semakin kuat
Menurutnya, dirinya menjadi lebih
dibandingkan sebelumnya (Galink,
nyaman bahkan ia menjadi lebih
2013: 73).
ekspresif ketika ia keluar dari
yang
disembunyikan.
Ketika sudah coming out,
rumah. Pada aspek sosial, tidak
Si’e mengungkapkan bahwa ia
ada dampak yang muncul setelah
merasa lega sebab tidak ada yang
coming out tersebut. Gigi berujar
ditutup-tutupi. Ia bisa menjadi diri
bahwa dirinya dari dulu selalu
sendiri apa adanya, melakukan apa
berusaha untuk coming out dengan
yang
lingkungan sosialnya pun dengan
ia
senangi.
Ia
juga
menambahkan bahwa coming out
adalah
suatu
komitmen,
ia
lingkungan baru.
12 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015
Pada
Likhan
aspek
psikologis,
merasa
bebannya
pembahasan,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
berkurang karena yang selama ini
1. Faktor yang Melatarbelakangi
ia tutup-tutupi menjadi berkurang
Gay Melakukan Coming Out
meskipun dengan cara yang tidak
kepada Orang Tua
ia inginkan. Ia juga merasa lega
sebab
orang
tuanya
Berdasarkan penelitian ini,
juga
faktor yang melatarbelakangi gay
mengetahui
dirinya
serta
melakukan coming out kepada
pasangannya.
Secara
sosial,
orang tua dapat disebabkan oleh
Likhan mempunyai teman-teman
faktor internal maupun eksternal.
yang netral sehingga hal tersebut
Pada subjek Si’e, faktor yang
tidak menjadi masalah.
melatarbelakangi
ia
melakukan
Senada dengan pemaparan
coming out disebabkan oleh faktor
tersebut, menurut Coleman (Siska
internal, yaitu keinginan untuk
Kartika Putri, 2007: 2) bagi yang
merasa
dapat mencapai tahap coming out,
keinginan
akan memiliki rasa percaya diri
sendiri sehingga secara sadar dan
yang baik, dapat bersosialisasi
sengaja memberitahukan orientasi
dengan
tanpa
seksualnya
dirinya
Sedangkan
memandang
masyarakat
bahwa
nyaman,
untuk
bebas,
serta
menjadi
diri
kepada
pada
subjek
ibunya.
Gigi,
memiliki orientasi yang berbeda,
faktor yang melatarbelakangi ia
sehat secara psikologis (dalam
melakukan coming out kepada
artian mempunyai self-esteem yang
orang tua adalah adanya faktor
lebih positif), serta berkurangnya
eksternal, yaitu dibacanya buku
gejala-gejala
harian Gigi sehingga orang tua
kecemasan
dan
berkurangnya depresi.
Gigi mengetahui orientasi seksual
Gigi. Pada subjek Likhan, faktor
KESIMPULAN DAN SARAN
yang
melatarbelakangi
ia
Kesimpulan
melakukan coming out kepada
Berdasarkan informasi yang
orang tua adalah adanya faktor
didapat dari hasil penelitian dan
eksternal, yaitu adanya kasus di
Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 13
pekerjaan yang membuat atasan
Likhan,
sekaligus
yang
merasa bebannya berkurang sebab
seksual
tidak ada lagi yang ditutup-tutupi.
datang ke rumah dan bercerita
Selain hal tersebut, ia juga merasa
kepada ayah Likhan.
lega.
teman
mengetahui
Likhan
orientasi
2. Dampak coming out pada aspek
Berdasarkan penelitian ini,
maka dapat disimpulkan bahwa
dampak coming out pada aspek
Secara
mempunyai
menjadi
sosial,
ia
Likhan
teman-teman
yang
pada
aspek
Saran
Berdasarkan pada penelitian
bangga,
yang telah dilakukan dan informasi
nyaman, lebih bebas dan lebih
yang telah diperoleh, maka peneliti
tenang. Sedangkan pada aspek
dapat
sosial, tidak ada dampak yang
berikut:
berarti sebab dari awal ia tidak
1. Bagi Subjek Penelitian
pernah
diri,
masalah
sosialnya.
psikologis pada subjek Si’e adalah
percaya
psikologis
netral sehingga hal tersebut tidak
sosial dan psikologis
lebih
secara
menutupi
orientasi
memberikan
a. Tidak
saran
semua
sebagai
LGBT
telah
seksualnya tersebut serta adanya
sampai pada proses coming out,
dukungan dari keluarga inti dan
sebab banyak tantangan dan
teman-temannya.
resiko
Pada
subjek
yang
harus
Gigi, secara psikologis setelah
dipertimbangkan. Ketiga subjek
coming out ia merasa tidak ada lagi
penelitian telah melalui coming
yang harus disembunyikan, ia
out
merasa nyaman bahkan menjadi
dukanya,
lebih
subjek
ekspresif
ketika
ia
dengan
karena
memaknai
Pada
seluruh
sosial,
tidak
ada
dampak yang berarti sebab ia
selalu berusaha untuk coming out
itu
diharapkan
memutuskan keluar dari rumah.
aspek
segala
dan
proses
suka
ketiga
mampu
mensyukuri
coming
out
tersebut.
b. Subjek penelitian diharapkan
dengan lingkungan sosial maupun
mampu
terus
melanjutkan
lingkungan barunya. Pada subjek
hidupnya dan mengembangkan
14 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015
potensi dirinya sebagai manusia
masyarakat,
dan anggota masyarakat.
keberagaman orientasi seksual
c. Subjek penelitian diharapkan
mampu
menggunakan
pengalamannya
untuk
membantu teman-teman yang
mengalami
kesulitan
dalam
proses coming out.
sehingga
tidak menjadi alasan terjadinya
stigma, diskriminasi, maupun
kekerasan
pada
kelompok
homoseksual.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan
mampu
2. Bagi Orang Tua
a. Orang tua dapat memantau
perkembangan
anaknya
mengembangkan
variabel
penelitian
sehingga
kajian tentang homoseksualitas
sehingga menjadi lebih peka
akan
terhadap proses perkembangan
mengingat kajian tentang LGBT
seksualitas pada anak.
bergerak secara dinamis dari
b. Orang
tua
mengetahui
yang
bahwa
sudah
anaknya
adalah gay, diharapkan tidak
menstigma,
mendiskriminasi,
waktu
semakin
ke
waktu
b. Diharapkan
lebih
memperhatikan
tutur
kepada
menyinggung
berdasarkan
orientasi seksual tersebut.
dapat
a. Masyarakat diharapkan tidak
menjadikan
keberagaman
orientasi
seksual
pembeda
dalam
sebagai
kehidupan
bermasyarakat.
b. Masyarakat
tidak
kelompok
Hal
tersebut
dengan
bahasa
kepada
yang
kelompok
homoseksual.
c. Diharapkan
mengedukasi
diharapkan
yang
dicapai
menggunakan
ramah
penggunaan
bahasa
homoseksual.
3. Bagi Masyarakat
mengikuti
perkembangan zaman.
ataupun melakukan kekerasan
anaknya
bertambah
mampu
banyak
orang
dimulai dari orang terdekat
memiliki pemahaman bahwa
yang
membutuhkan
bantuan
kelompok
homoseksual
juga
informasi terkait homoseksual.
merupakan
bagian
dari
Pasanganku Sejenisku (Studi .... (Triana Sari Fadhilah) 15
5. Bagi
Guru
Bimbingan
dan
anggota kepada kegiatan yang
Konseling
a. Bagi
a. Diharapkan mampu mengajak
guru
dan
positif,
Konseling, diharapkan untuk
mampu
memasukkan
materi
kreativitas, minat dan bakat,
seksual.
serta mampu mengembangkan
dengan
potensi diri yang ada pada
tentang
Bimbingan
kajian
orientasi
Sehingga
ditambahkannya kajian tersebut
pada
saat
bimbingan
pelaksanaan
kelas,
maka
sehingga
anggota
mengembangkan
masing-masing anggota.
b. Diharapkan
mampu
memberikan
penyuluhan
diharapkan peserta didik dapat
kepada
mengetahui dan memahami isu-
seksualitas termasuk bahaya
isu tentang orientasi seksual
HIV/AIDS
serta memiliki pemikiran yang
reproduksi, sehingga anggota
terbuka
keberagaman
dapat terhindar dari hal-hal
orientasi seksual yang ada di
negatif yang dapat merugikan
sekitar mereka.
dikemudian hari.
atas
b. Diharapkan
memasukkan
pemahaman tentang kesehatan
reproduksi dan seksualitas pada
saat
pelaksanaan
bimbingan
kelas sehingga peserta dididk
memiliki
trans/
pemahaman
homophobic
(bullying
anti
bullying
berbasis
orientasi
seksual, identitas gender, dan
ekspresi gender).
6. Bagi
Lembaga
Masyarakat,
maupun
Swadaya
Organisasi,
Komunitas
Bergerak pada Isu LGBT
yang
anggota
dan
tentang
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto & Rido Triawan. (2008).
Jadi,
Kau
Tak
Merasa
Bersalah!?
Studi
Kasus
Diskriminasi dan Kekerasan
terhadap LGBTI. Jakarta: Arus
Pelangi dan Yayasan Tifa.
Emzir. (2012). Metodologi Penelitian
Kualitatif: Analisis Data. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Galink. (2013). Seksualitas Rasa
Rainbow
Cake:
Memahami
Keberagaman Orientasi Seksual
Manusia.
Yogyakarta:
Perkumpulan
Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI)
DIY.
16 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke 4 2015
Hurlock, Elizabeth B. (1980).
Psikologi Perkembangan: Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan.
(Alih
bahasa:
Istiwidayanti & Soedjarwo).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Imam Gunawan. (2013). Metode
Penelitian Kualitatif: Teori dan
Praktik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Indana Laazulva. (2013). Menguak
Stigma.
Kekerasan
&
Diskriminasi pada LGBT di
Indonesia. Jakarta: Arus Pelangi.
Siska Kartika Putri. (2007). Proses
Coming Out pada Gay. Skripsi.
Diakses
dari
http://www.gunadarma.ac.id/libra
ry/articles/graduate/psychology/2
007/Artikel_10502236.pdf pada
tanggal 16 Oktober 2014, jam
13.54.
Download