DJBC DJBC - Perpustakaan Kemenkeu

advertisement
TAHUN XL EDISI 407
OKTOBER 2008
REORGANISASI
DJBC
MEWUJUDKAN
ORGANISASI YANG
EFEKTIF DAN EFISIEN
PROFIL
WAWANCARA
“RASA SOSIAL, EMPATI, KEJUJURAN AKAN SELALU
DITUNTUT DARI KITA...”
“REORGANISASI SEJALAN DENGAN REFORMASI
KEPABEANAN DAN REFORMASI BIROKRASI...”
UNTUNG BASUKI
KAMIL SJOEIB
DARI REDAKSI
Keluarga Besar
WARTA BEA CUKAI
mengucapkan :
SELAMAT
HARI RAYA
IDUL FITRI
1429 H
Mohon Maaf
Lahir dan Batin
TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968
IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72
TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483
PELINDUNG
Direktur Jenderal Bea dan Cukai:
Drs. Anwar Suprijadi, MSc
PENASEHAT
Direktur Penerimaan & Peraturan
Kepabeanan dan Cukai:
Drs. Hanafi Usman
Direktur Teknis Kepabeanan
Ir. Agung Kuswandono, MA
Direktur Fasilitas Kepabeanan
Drs. Kusdirman Iskandar
Direktur Cukai
Drs. Frans Rupang
Direktur Penindakan & Penyidikan
Drs. R.P. Jusuf Indarto
Direktur Audit
Drs. Thomas Sugijata, Ak. MM
Direktur Kepabeanan Internasional
Drs. M. Wahyu Purnomo, MSc
Direktur Informasi Kepabeanan & Cukai
Dr. Heri Kristiono, SH, MA
Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Bea dan Cukai
Drs. Endang Tata
Inspektur Bea dan Cukai
Edy Setyo
Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &
Penerimaan KC
Drs. Bambang Prasodjo
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &
Penegakan Hukum KC
Drs. Erlangga Mantik, MA
Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan
Kapasitas & Kinerja Organisasi KC
Susiwijono, SE
KETUA DEWAN PENGARAH
Sekretaris Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai:
Drs. Kamil Sjoeib, MA
WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Bagian Umum:
Sonny Subagyo, S.Sos
DEWAN PENGARAH
Ir. Harry Mulya, MSi,
Drs. Patarai Pabottinggi,
Drs. R. Syarif Hidayat, M.Sc,
Muhamad Purwantoro
Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.
Lupi Hartono, Muhammad Zein, SH, MA.
Maimun, Ir. Agus Hermawan, MA.
PEMIMPIN REDAKSI
Lucky R. Tangkulung
REDAKTUR
Aris Suryantini,
Supriyadi Widjaya,
FOTOGRAFER
Andy Tria Saputra
KORESPONDEN DAERAH
`
Hulman Simbolon (Medan),
Ian Hermawan (Pontianak), Donny
Eriyanto (Makassar), Bambang Wicaksono
(Ambon), Muqsith Hamidi (Balikpapan)
KOORDINATOR PRACETAK
Asbial Nurdin
SEKRETARIS REDAKSI
Kitty Hutabarat
PIMPINAN USAHA/IKLAN
Piter Pasaribu
TATA USAHA
Shinta Dewi Arini
Untung Sugiarto
IKLAN
Kitty Hutabarat
SIRKULASI
H. Hasyim, Amung Suryana
BAGIAN UMUM
Rony Wijaya
PERCETAKAN
PT. BDL Jakarta
ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai,
Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur
Telp. (021) 478 65608, 478 60504,
4890308 Psw. 154
Fax. (021) 4892353
[email protected]
REKENING GIRO a/n :
PITER PASARIBU
BANK BRI KANTOR KAS
DITJEN BEA DAN CUKAI JAKARTA
Nomor Rekening : 1256.01.000001.30.5
Pengganti Ongkos Cetak Rp. 12.500,-
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
1
NOMOR INI
1
DARI REDAKSI
3
KARIKATUR
35
SEPUTAR BEA CUKAI
43
OPINI
DAFTAR ISI
4-20
Laporan Utama
Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor: 87/PMK.01/
2008 tentang organisasi dan
tata kerja instansi vertikal DJBC,
serta PMK nomor: 100/PMK.01/
2008 tentang organisasi dan
tata kerja Depkeu (reorganisasi
tingkat pusat) DJBC akan
kembali menata organisasinya
melalui reorganisasi yang
dilakukan baik vertikal maupun
pada tingkat pusat.
- Pengawasan Internal KITE
- Seputar fasilitas KITE
48
KEPABEANAN
Rapat Koordinasi
Implementasi
Skema Preferensi Tarif
50
Wawancara
Temu Wicara Asakindo
Menurut Sekretaris Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai, Kamil
Sjoeib, dalam reorganisasi kali
ini terjadi beberapa
penyempurnaan organisasi.
Apa saja penyempurnaan
reorganisasi kali ini, dan apa
tujuan dalam reorganisasi kali
ini. Penuturan selengkapnya
dapat disimak pada Rubrik
Wawancara
Tentang Notul dalam
Pelayanan Kepabeanan
51
21-23
MITRA
INFO PEGAWAI
- Pegawai Pensiun Per 1
Oktober 2008.
23-28
- Birokrasi Award 2008
Untuk Dirjen Bea dan
Daerah ke Daerah
Cukai
54
Rubrik Dearah Ke Daerah kali
ini, menurunkan berita-berita
seperti peresmian KPPBC
Tipe Madya Pabean Tanjung
Perak, peresmian KPPBC Tipe
Madya Cukai Kediri, juga
berita dari Kanwil DJBC Jawa
Barat Bandung, KPPBC Kuala
Langsa, KPPBC Belawan, dan
dari Kanwil DJBC Sumatera
Utara
RUANG KESEHATAN
Tetap Fit dan Aktif Di Bulan
Puasa
55
RUANG INTERAKSI
Dendam dalam Kehidupan
yang Indah
57
60-63
PERISTIWA
Inkado Jawa Barat Gelar
Kejurda
58
RENUNGAN ROHANI
Hikmah Dibalik Silaturahim
64
PENGAWASAN
Ribuan Kalung dan Gelang
Titanium Disita
2
WARTA BEA CUKAI
Profil
Hidup prihatin sejak kecil
menjadikan dirinya sebagai
sosok yang selalu tampil
dengan sederhana,
banyaknya rintangan yang
dihadapinya sebagai
seorang perantau,
menjadikan
pengemblengan anak
pegawai negeri ini untuk
selalu tegar dan matang
dalam menjalani hidup.
EDISI 407 OKTOBER 2008
KARIKATUR
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
3
LAPORAN UTAMA
MENATA KEMBALI
Reorganisasi masih terkait
dengan reformasi birokrasi di
Departemen Keuangan.
D
irektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) kembali menata
organisasinya melalui reorganisasi yang dilakukan, baik
ditingkat vertikal terhitung 11 Juni 2008 maupun tingkat
pusat, 11 Juli 2008. Reorganisasi yang dilakukan DJBC
belum lama ini tertuang melalui PMK Nomor 87/PMK.01/
2008 tentang Organiasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai, serta PMK Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan (reorganisasi
tingkat pusat).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang
Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik
Indonesia dan perubahannya, serta menunjuk Peraturan Menteri
Keuangan nomor 131/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) memiliki tugas pokok yaitu
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis
di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut DJBC memiliki fungsi, penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang
kepabeanan dan cukai, pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai, perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan
prosedur di bidang kepabeanan dan cukai, pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang kepabeanan dan cukai, serta pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
Tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan di bidang Kepabeanan dan Cukai, yang secara prinsip hukum memberikan
kewenangan dan tanggung jawab kepada DJBC sebagai institusi pemerintah yang bertugas: (1) memungut penerimaan negara berupa
Bea Masuk dan Cukai; (2) memberikan pelayanan impor, ekspor dan
cukai; serta (3) mengawasi lalu lintas barang yang keluar dan masuk
wilayah Republik Indonesia.
Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya di atas maka DJBC
memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan ekono-
mi negara RI, yakni sebagai :
1. Penghimpunan Penerimaan (Revenue Collector);
2. Pelindung Masyarakat
(Community Protector);
3. Fasilitator Perdagangan
(Trade Facilitator);
4. Dukungan Industri (Industrial Assistance);
5. Meningkatkan hubungan
kemitraan dan kepatuhan
mitra kerja DJBC serta
meminimalkan biaya pemenuhan kewajiban kepabeanan dan cukai (compliance cost)
Untuk melaksanakan peHARRY MULYA. Dari reorganisasi
ran dan fungsinya yang straini masing-masing direktorat
tegis di atas dan guna menja- memiliki sasaran strategis yang
min tercapainya tugas pokok harus dipenuhi atau istilahnya Key
DJBC maka diperlukan
Performance Indicator.
organisasi yang solid, sistem
dan prosedur yang efektif dan efisien serta sumber daya organisasi
yang kapabel termasuk di dalamnya sumber daya manusia yang
profesional dan terpercaya.
Oleh karenanya, peningkatan dan pengembangan mutu sumber
daya manusia DJBC yang dilaksanakan secara integral dan berkesinambungan merupakan kebutuhan bagi perbaikan organisasi DJBC,
yang dewasa ini dilaksanakan sebagai bagian dari reformasi birokrasi
di bidang kepabeanan dan cukai.Terkait dengan hal itu, DJBC melakukan kembali penataan organisasinya. Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana, Sekretariat DJBC, Harry Mulya, menuturkan, tujuan dilakukannya reorganisasi terkait dengan reformasi birokrasi di
Departemen Keuangan (Depkeu) tahun 2008. Dimana dalam program reformasi ini salah satunya melakukan penataan kembali pada
organisasi, proses bisnis, sumber daya manusia terkait dengan adanya assesment center, Key Performance Indicator, monitoring dan
lain-lainnya yang berkaitan dengan reformasi birokrasi di Depkeu.
“Untuk reorganisasi di Kantor Pusat pokok-pokok perubahannya
tidak terlalu signifikan, hanya
FOTO-FOTO : DOK. WBC
terdapat beberapa penambahan
Subdirektorat antara lain Subdirektorat Registrasi Kepabeanan dibawah Direktorat IKC.
Sebelumnya registrasi berada di
audit, sekarang dinaikkan setingkat eselon III, alasannya karena registrasi terkait dengan masalah database dan masalah pengolahan data, karena itu ditempatkan di Direktorat IKC.
Kemudian pembentukan unit
baru yang lain yaitu Subdirektorat
Narkotika dan Seksi Tempat
Tahanan. Dan yang paling penting dari reorganisasi ini masingmasing direkorat memiliki sasaran strategis yang harus dipenuhi
atau istilahnya Key Performance
Indicator (KPI),” demikian penjelasan Harry.
Terkait dengan pembentukPEMBAHARUAN DAN PERBAIKAN MUTU LAYANAN harus dilaksanakan secara menyeluruh tidak terbatas hanya
an Seksi Tempat Tahanan, Harry
dengan pembentukan KPU DJBC saja, melainkan secara berkelanjutan akan dilaksanakan menyeluruh ke
menjelaskan bahwa saat ini
seluruh unit di lingkungan DJBC.
4
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
ORGANISASI DJBC
DJBC cukup banyak menerima tahanan dengan kasus pelanggaran
peraturan kepabeanan dan cukai. Dengan adanya perkembangan ini
maka diperlukan pihak yang bertanggung jawab penuh mengenai
masalah rumah tahanan. Karena itu, dengan adanya pembentukan
Seksi Tempat Tahanan akan lebih mudah mengaksesi tugas dan
fungsi rumah tahanan.
“Jadi ada yang mengaturnya termasuk soal pengamanan terhadap orang-orang yang ada di tahanan. Posisi Seksi ini berada dibawah Subdit Penyidikan. Pembentukan seksi Ini juga terkait dengan
disetujuinya rumah tahanan Bea dan Cukai sebagai cabang Rumah
Tahanan Salemba, sehingga harus dikelola secara professional.
Makanya kita implementasikan dengan pembentukan seksi rumah
tahanan supaya lebih terfokus,” demikian ujarnya.
Reorganisasi dilakukan secara vertikal dan di tingkat pusat. Terkait dengan implementasi Kantor Pelayanan Utama (KPU) dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Madya, reorganisasi
lebih dulu dilakukan ditingkat vertikal, hal ini bisa dilihat dengan
Peraturan Menteri Keuangan mengenai reorganisasi vertikal yang
ditandatangani pada tanggal 11 Juni 2008. Sedangkan reorganisasi
tingkat pusat ditandatangani sebulan kemudian yaitu pada tanggal 11
Juli 2008.
“Semestinya reorganisasi dilakukan di pusat dulu baru vertikal,
tetapi hal ini dilakukan dengan pertimbangan, beberapa KPPBC
Madya bisa segera dilakukan launching, karena kalau menunggu reorganisasi tingkat pusat akan memakan waktu lama, dan bisa menghambat waktu penerapan KPPBC Madya, baik Tipe Kepabeanan
maupun Tipe Cukai,” ujar Harry.
LANJUTAN DARI REFORMASI KEPABEANAN
Sejak tahun 2002, DJBC telah melakukan reformasi kepabeanan. Reformasi kepabeanan dewasa ini merupakan bagian dari
reformasi birokrasi yang dilakukan oleh Departemen Keuangan secara berkesinambungan.
Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan Tahun 2008 yang
dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 24/
KMK.01/2008 tanggal 30 Januari 2008 tentang Reformasi Birokrasi
Departemen Keuangan Tahun Anggaran 2008. Salah satu amanat
dalam Keputusan Menteri Keuangan nomor 24/KMK.01/2008
tersebut, bahwa setiap unit eselon I diwajibkan untuk membentuk Tim
Reformasi Birokrasi Unit, yang tugasnya menyusun kegiatan yang
disesuaikan dengan program reformasi birokrasi Depkeu tahun
anggaran 2008. Dalam pelaksanaannya, saat ini telah dibentuk Tim
Percepatan Reformasi Kebijakan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor 14/BC/
2008 tanggal 4 Februari 2008.
Reformasi Kepabeanan dan Cukai yang dilakukan oleh DJBC untuk menyesuaikan organisasi dengan perkembangan industri, sosialekonomi dan teknologi yang ada di masyarakat, diharapkan dapat
memenuhi tuntutan pihak-pihak pemangku kepentingan (stakeholders) yang menghendaki adanya perbaikan dan peningkatan kualitas
proses dan hasil layanan kepabeanan dan cukai yang dilaksanakan
melalui tata kelola pemerintahan yang baik. Selain itu secara internal
reformasi ini diarahkan juga untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas pegawai DJBC dalam melaksanakan tugas seiring dengan
adanya peningkatan sistem remunerasi pegawai berbasis kinerja.
Tuntutan dan harapan akan peningkatan kinerja organisasi tersebut telah mendorong DJBC untuk melakukan berbagai upaya serius
dan menempuh langkah-langkah strategis guna melakukan
perbaikan secara sistemik dengan melakukan reformasi di bidang
pengawasan dan pelayanan khususnya di bidang kepabeanan dan
cukai, yang salah satunya diwujudkan dengan upaya pembentukan
Kantor Pelayanan Utama (KPU) DJBC.
Perwujudan kantor ini merupakan salah satu bentuk pembaharuan dan perbaikan mutu layanan administratif yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja pelayanan dan kemampuan DJBC dalam
meningkatkan efektifitas pengawasan dan efisiensi pelayanan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.
Dalam pelaksanaannya pembaharuan dan perbaikan mutu layanan ini dilaksanakan melalui pembentukan organisasi berdasarkan
fungsi, penyempurnaan proses bisnis (sistem dan prosedur pelayanan), penerapan teknologi informasi, perbaikan sistem remunerasi dan
sumber daya manusia yang profesional dan berdedikasi tinggi.
Dengan demikian KPU akan mempunyai dampak positif terhadap
peningkatan kepatuhan, mengamankan hak-hak negara, dan profesionalisme aparat kepabeanan dan cukai.
Namun demikian, pembaharuan dan perbaikan mutu layanan
tersebut harus dilaksanakan secara menyeluruh tidak terbatas hanya
dengan pembentukan KPU DJBC saja, melainkan secara berkelanjutan akan dilaksanakan menyeluruh ke seluruh unit di lingkungan
DJBC. Untuk mewujudkan hal tersebut khususnya terhadap perbaikan dan peningkatan kualitas kompetensi dan integritas pegawai
DJBC maka perlu dibentuk sebuah organisasi kepatuhan internal (KI)
di tataran strategis di lingkungan DJBC yang memiliki fungsi
perumusan kebijakan dan strategi, pemberian bimbingan, dan pelaksanaan kepatuhan internal di seluruh unit di lingkungan DJBC guna
mengintegrasikan dan melembagakan sistem kepatuhan internal ke
dalam sistem nilai organisasi.
“Sehubungan dengan itu, dalam waktu dekat DJBC akan menambah direktorat yang baru yaitu Direktorat Kepatuhan Internal.
Sedangkan struktur organisasinya telah disusun. Hanya saja tidak
bisa digabungkan dengan reorganisasi kali ini karena masih
membutuhkan waktu untuk proses pengesahan dari pemerintah,”
imbuh Harry.
Menurut Harry, pembentukan organisasi pengendalian internal di
tataran strategis (Direktorat KI) ini dimaksudkan untuk mengefektifkan
tugas dan fungsinya dalam melakukan pengawasan internal dan
penilaian terhadap setiap unsur satuan kerja dan pelaku organisasi,
melalui suatu mekanisme yang sistematik untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektifitas dari manajemen risiko, pengendalian serta
proses pelayanan dan pengawasan.
“Pembentukan direktorat ini dalam rangka mencapai tujuan organisasi DJBC serta melaksanakan penegakan kode etik dan
integritas pegawai sebagai bagian dari reformasi birokrasi di bidang
kepabeanan dan cukai,”tandas Harry.
PEMBENTUKAN KPPBC MADYA
Terkait dengan lanjutan program pemerintah untuk mewujudkan
pelayanan yang cepat, efisien dan transparan oleh Bea dan Cukai,
selain telah di bentuknya KPU, dalam tahun 2008 ini telah dibentuk
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Madya (KPPBC)
Madya, yaitu KPPBC Tipe Madya Pabean dan KPPBC Tipe Madya
Cukai.
Dibentuknya KPPBC Madya memiliki tujuan yaitu :
l Terwujudnya pelayanan yang cepat, efisien, responsif dan
transparan
l Tercapainya pengawasan yang efektif
l Tercapainya KPPBC yang bebas KKN, didukung oleh sumber
daya manusia (SDM ) yang professional dan berintegritas tinggi
l Terciptanya hubungan kemitraan dengan pengguna jasa
l Terwujudnya pemanfaatan teknologi informasi yang optimal untuk
mendukung pelayanan dan pengawasan
l Terwujudnya organisasi yang efektif dan efisien
KPPBC Tipe A1 merupakan transformasi KPPBC Madya Tipe
Pabean yang meliputi KPPBC Tanjung Perak, KPPBC SoekarnoHatta dan KPPBC Belawan.
Sedangkan KPPBC Tipe A3 merupakan transformasi Madya
Tipe Cukai yang meliputi KPPBC Malang, KPPBC Kudus dan
KPPBC Kediri. ris
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
5
LAPORAN UTAMA
RENCANA
PEMBENTUKAN
DIREKTORAT
KEPATUHAN
INTERNAL
Arah strategis dari Direktorat
Kepatuhan Internal (KI) adalah untuk
peningkatan integritas dan
profesionalisme SDM Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan
tugas-tugas pelayanan dan
pengawasan kepabeanan dan cukai
serta adminstrasi di lingkungan DJBC.
P
embentukan unit kepatuhan internal di lingkungan organisasi DJBC merupakan salah satu bentuk revitalisasi
organisasi yang akan memberikan penguatan terhadap
upaya peningkatan integritas dan profesionalitas SDM
DJBC melalui mekanisme sistem kepatuhan internal. Sistem ini akan melakukan penilaian terhadap setiap unsur satuan kerja
dan pelaku organisasi melalui mekanisme yang sistematik untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko, pengendalian serta proses pelayanan, pengawasan dan administrasi
dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Perlunya Unit KI bagi DJBC dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut ;
Pertama, sebagai bagian dari dukungan sistem dan kelembagaan bagi tercapainya tujuan perubahan organisasi. Reformasi
kepabeanan dan cukai yang dilaksanakan oleh DJBC merupakan
bentuk perubahan (change) yang dilakukan untuk mewujudkan kinerja organisasi yang lebih baik, yaitu implementasi sebuah
perubahan harus dibarengi oleh adanya mekanisme pengawasan
dan evaluasi yang dilaksanakan secara berkelanjutan. Agar perubahan yang dilaksanakan tersebut dapat terlembagakan (institutionalized) dengan baik ke segenap unit di lingkungan DJBC, maka unit
yang yang melaksanakan fungsi pengawasan dan evaluasi tersebut
haruslah merupakan bagian dari sistem organisasi. Unit ini tidak hanya bertugas melaksanakan pengawasan internal namun
membangun sistem pengukuran kinerja, melakukan bimbingan dan
komunikasi tentang perubahan organisasi secara sistematis kepada
para pegawai, evaluasi terhadap keseluruhan proses perubahan dan
memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang timbul.
Kedua, upaya pemenuhan janji layanan yang lebih baik bagi
stakeholders (quality assurance). Sebagai sebuah organisasi yang
modern, DJBC berupaya memberikan janji layanan yang lebih baik
dari segi waktu, biaya, transaparansi mengenai prosedur dan
persyaratan administrasi berupa standar pelayanan dan pengawasan
kepabeanan dan cukai yang telah ditentukan dan terukur melalui
penciptaan Key Performance Indicator (KPI) untuk setiap unit kerja
dan tolok ukur lainnya. Organisasi KI akan melaksanakan
pengawasan kepatuhan internal dan pengukuran kinerja berdasarkan
KPI dan tolok ukur lain yang telah ditentukan (misalnya, kode
etik, performance measurement dsb.) untuk memastikan janji layanan publik yang diberikan dapat terpenuhi. Unit ini juga akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja organisasi, seperti SDM, sistem dan
prosedur serta sarana dan prasarana yang dimiliki sehingga
pemanfaatannya berjalan optimal guna memenuhi janji layanan.
6
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
Ketiga, pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance). Perkembangan masyarakat dewasa ini kian menuntut
agar organisasi sektor publik yang dibiayai oleh anggaran negara
melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana publik kepada
masyarakat. Reformasi yang dilakukan oleh DJBC untuk menghasilkan kualitas hasil layanan yang lebih baik kepada stakeholders juga
dituntut untuk menghadirkan proses layanan yang lebih baik melalui
peningkatan profesionalitas dan integritas pegawai DJBC. Eksistensi
organisasi KI diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap janji
pemberian proses layanan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik melalui mekanisme pengawasan kepatuhan
internal terhadap penegakan kode etik (code of conduct) pegawai
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keempat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peningkatan sistem remunerasi dan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian. Peningkatan sistem remunerasi berbasis kinerja
yang dilaksanakan sebagai bagian dari reformasi birokrasi memberikan tuntutan logis akan adanya peningkatan kinerja pegawai
dibandingkan sebelumnya. Untuk melakukan analisis kinerja para pegawai maka diperlukan suatu unit kepatuhan internal yang
bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengukuran performa
pegawai dan mengawasi pelaksanaan pelayanan dan
pengawasan kepabeanan dan cukai. Selain itu, hasil monitoring
dan evaluasi yang dilakukan oleh unit kepatuhan internal terhadap kinerja pegawai akan menghasilkan output berupa rekomendasi internal yang dapat menjadi masukan juga bagi
pemutakhiran data manajemen kepegawaian guna pembinaan
dan pengembangan karir pegawai serta pengembangan sistem
remunerasi DJBC. Hal ini merupakan bentuk upaya penguatan
FOTO-FOTO : DOK. WBC
PEMBENTUKAN DIREKTORAT KI juga dimaksudkan sebagai antisipasi
tren pembentukan KPU dan KPPBC Madya lingkungan DJBC.
DI DEPARTEMEN KEUANGAN sendiri telah terdapat yurisprudensi pembentukan organisasi KI setingkat eselon II di jajaran eselon I yakni di
Direktorat Jenderal Pajak.
positif (positive reinforcement) yang dilakukan untuk mengarahkan perilaku pegawai/pejabat DJBC agar sesuai dengan nilai-nilai
organisasi.
Kelima, tuntutan kesetaraan kepatuhan dan akuntabilitas proses
organisasi sebagai dampak perkembangan masyarakat madani (civil
society). Perkembangan masyarakat madani dewasa ini menuntut
terjaminnya pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik oleh
aparatur negara. Sebagai organisasi yang dilaksanakan secara modern, maka proses organisasi harus dapat meningkatkan tingkat
kepatuhan (compliance level) terhadap peraturan perundangan-undangan yang berlaku secara setara dan berimbang, yakni tidak hanya
oleh pihak pengguna jasa kepabeanan dan cukai (eksternal),
melainkan juga oleh para pegawai DJBC (internal). Unit Kepatuhan
Internal dibentuk untuk memenuhi prinsip check & balances yang akan
melakukan pengawasan internal terhadap para pegawai DJBC
sehingga para pegawai DJBC senantiasa menegakkan peraturan dan
profesionalitas dalam melaksanakan tugas. Termasuk di dalamnya
melakukan investigasi internal atas laporan masyarakat maupun
melakukan tindak lanjut atas temuan aparat pengawasan fungsional.
Keenam, perbaikan citra aparatur negara yang bersih, berwibawa
dan bebas dari KKN. Selain dari berbagai pertimbangan tersebut di
atas, DJBC juga menghadapi tantangan lain yang berkaitan dengan
citra (persepsi masyarakat) terhadap organisasi. Hasil survei yang
diadakan oleh Transparency International Indonesia (TII) pada tahun
2004 terhadap persepsi masyarakat umum dan pengalaman mereka
terkait masalah korupsi, menunjukkan bahwa DJBC menduduki
peringkat pertama sebagai institusi pemerintahan yang paling korup
dengan nilai 4,3 (skala 5). Dari hasil survei serupa terhadap kinerja
pelayanan dari berbagai instansi pemerintah dan lembaga negara,
yang dikeluarkan dalam bentuk Indeks Kinerja Pelayanan (Service
Performance Index), DJBC menduduki peringkat 3 terbawah dengan
nilai 3,93, diatas lembaga peradilan (3,67) dan polisi (3,79).
Kajian yang dilakukan oleh Tim Percepatan Reformasi Kebijakan
Pelayanan Kepabeanan dan Cukai menunjukkan bahwa
permasalahan pelayanan, pengawasan, dan korupsi yang melekat
pada DJBC dipengaruhi oleh faktor-faktor SDM, sistem dan prosedur,
dan organisasi. Dalam rangka perbaikan citra dan untuk peningkatan
kinerja pelayanan dan pengawasan, serta peningkatan integritas
SDM, DJBC harus melakukan pembenahan SDM, perbaikan
sistem remunerasi, penyederhanaan sistem dan prosedur, modernisasi dan otomasi sistem, serta revitalisasi organisasi. Melalui
pembenahan tersebut diharapkan dapat mengurangi tingkat
korupsi, mengurangi diskresi kebijakan, meningkatkan moral dan
integritas SDM, serta akuntabilitas organisasi, yang pada akhirnya
dapat memperbaiki persepsi masyarakat terhadap citra DJBC.
KEPATUHAN INTERNAL SEBAGAI SEBUAH DIREKTORAT
KI adalah sebuah organisasi di lingkungan DJBC yang bertanggung jawab atas perumusan kebijakan dan strategi, implementasi, pemantauan dan evaluasi atas sistem kepatuhan internal
yang akan dilaksanakan oleh unit-unit vertikal di lingkungan
DJBC dan melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi atas
pelaksanaan pelayanan, pengawasan dan administrasi
kepabeanan dan cukai yang dilakukan pada tataran tertentu di
DJBC.
Organisasi KI nantinya akan ditangani oleh pegawai-pegawai
yang profesional, berintegritas tinggi, dengan didukung sistem
tatalaksana yang memadai untuk melaksanakan sistem kepatuhan
internal, sistem penjaminan kualitas berdasarkan monitoring dan
evaluasi terhadap kinerja para pegawai DJBC. Dengan demikian
diharapkan unit KI nantinya akan menjadi unit yang menyebarluaskan perubahan (baca: reformasi) melalui tugas dan fungsinya
kepada seluruh pegawai DJBC agar bekerja secara efektif, efisien
dan profesional.
Mengenai tujuan dari organisasi KI adalah ; memberikan
dukungan terhadap tercapainya tujuan reformasi di bidang kepabeanan dan cukai, melaksanakan penjaminan kualitas atas
janji layanan yang diberikan DJBC, menegakkan pelaksanaan
tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan DJBC, penajaman fungsi pengawasan internal organisasi dalam rangka
menjalankan prinsip-prinsip organisasi modern yang akuntabel.
Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dari pembentukan organisasi KI meliputi;
l Terwujudnya pelaksanaan tugas-tugas pelayanan, pengawasan
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
7
LAPORAN UTAMA
SALAH SATU SASARAN dari pembentukan organisasi KI adalah
tercapainya organisasi DJBC yang bebas KKN yang didukung oleh SDM
profesional dan berintegritas tinggi sesuai kode etik pegawai DJBC.
l
l
dan administrasi kepabeanan dan cukai yang efektif dan efisien
oleh pegawai DJBC yang dilaksanakan sesuai tata kelola pemerintahan yang baik berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
Tercapainya organisasi DJBC yang bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme yang didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dan berintegritas tinggi sesuai kode etik pegawai
DJBC dalam rangka mewujudkan aparatur negara yang bersih dan berwibawa;
Membantu terwujudnya organisasi DJBC yang efektif dan
efisien.
PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN DIREKTORAT KI
Mengingat sasaran organisasi KI yang strategis yakni terciptanya kualitas pegawai DJBC yang ideal pada skala Direktorat
Jenderal melalui penciptaan sistem kepatuhan internal, maka sudah
sepatutnyalah organisasi KI berada pada tataran direktorat setingkat
eselon II. Hal ini dilandasi juga oleh pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
Pertama, penciptaan sistem kepatuhan internal yang dilaksanakan oleh unit-unit vertikal di lingkungan DJBC terhadap seluruh
pegawai DJBC memerlukan eksistensi organisasi setingkat Direktorat
yang memiliki fungsi perumusan kebijakan dan strategi, standardisasi
dan bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi atas
pelaksanaan sistem kepatuhan internal yang dilaksanakan oleh unitunit kepatuhan internal di lingkungan DJBC.
Kedua, pelaksanaan kepatuhan internal termasuk di dalamnya pelaksanaan investigasi internal atas dugaan pelanggaran
yang dilakukan oleh pegawai/pejabat di lingkungan kantor pusat
DJBC memerlukan penguatan level organisasi hingga setingkat
Direktorat sehingga tidak diragukan lagi kapasitasnya dalam
melakukan tugas dan fungsinya. Dengan kata lain, kedudukan
KI hingga setingkat direktorat akan mewujudkan kondisi yang
minimal setara kedudukan dan tingkatnya antara pihak yang melakukan pengawasan dengan pihak yang diawasi untuk seluruh
level di lingkungan DJBC. Hal ini konsisten dengan konsep
birokrasi yang efektif menurut Max Weber, yaitu: (a) setiap fungsi organisasi memiliki tugas yang jelas dan mempunyai
wewenang (otoritas) yang seimbang dengan tugas yang harus
dijalankannya, dan (b) tingkatan yang lebih rendah diawasi oleh
tingkatan yang lebih tinggi.
Ketiga, pelaksanaan kepatuhan internal tidak hanya melakukan
pengawasan ataupun investigasi internal (negative reinforcement)
terhadap para pegawai dalam melaksanakan kepatuhan pelaksanaan tugas, namun lebih dari itu Direktorat KI juga bertanggung jawab
untuk mengarahkan perilaku SDM DJBC agar termotivasi untuk
berperilaku sesuai dengan kode etik dan integritas pegawai DJBC
yang profesional. Hal ini dicapai dengan upaya penguatan positif
(positive reinforcement) secara sistematis terhadap pegawai
yang mencapai kinerja baik dengan memberikan rekomendasi
8
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
penghargaan, seperti promosi, pendidikan, insentif khusus, mutasi ke
bidang tugas yang lebih menarik dan sebagainya. Rekomendasi ini
akan efektif apabila rekomendasi tersebut merupakan produk dari
organisasi KI setingkat eselon II.
Keempat, penajaman fungsi kepatuhan internal di lingkungan Direktorat Jenderal ini akan membawa konsekuensi pengalihan beban pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa seksi di lintas
eselon III dan II di lingkungan DJBC. Hal ini tentunya
memerlukan struktur organisasi yang lebih tinggi mengingat
potensi beban pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dengan
baik di tingkat eselon III. Sebagai ilustrasi secara historis dapat
disajikan sebagai berikut:
l Sebelumnya, di tingkat kantor pusat fungsi kepatuhan internal ini telah ada dan dilaksanakan secara parsial oleh
Bagian OTL dan Bagian Kepegawaian pada Sekretariat
DJBC.
l Saat ini, telah ada Bidang Kepatuhan Internal setingkat eselon III di Kantor Pelayanan Utama (KPU) yang melakukan
mekanisme pengawasan internal bagi SDM di KPU.
l Ke depan, pelaksanaan pengawasan internal yang telah
dilaksanakan di KPU Tanjung Priok dan Batam ini perlu
diperluas hingga ke seluruh unit di lingkungan DJBC. Untuk
alasan itulah maka diperlukan pembentukan organisasi
kepatuhan internal setingkat direktorat di kantor pusat DJBC
yang akan melakukan pemantauan dan koordinasi
pelaksanaan KI dengan bidang-bidang KI di KPU dan unitunit vertikal di lingkungan DJBC sehingga akan tercipta
standardisasi pelaksanaan kepatuhan internal di setiap unit
(satu hal yang akan kurang berjalan efektif apabila
organisasi KI di kantor pusat DJBC hanya setingkat eselon
III). Demikian juga Direktorat KI ini akan dapat
melaksanakan pengawasan internal di kantor pusat DJBC
dan unit-unit vertikal lain di DJBC apabila diperlukan.
Pembentukan Direktorat KI ini juga dimaksudkan sebagai
antisipasi tren pembentukan KPU dan KPPBC Madya di
lingkungan DJBC. Pembentukan KPU (awalnya dilaksanakan di
Tanjung Priok dan Batam) itu sendiri yang didalamnya terdapat
Bidang Kepatuhan Internal, berdasarkan survei yang dilakukan
tahun 2007 oleh lembaga independen Hay Group, terbukti
efektif menurunkan pungutan tidak resmi (unofficial fund) yang
terjadi. Hal yang positif ini perlu kiranya diteruskan momentumnya dengan pembentukan lebih banyak KPU dan KPPBC Madya
yang di dalamnya terdapat unit-unit KI. Dengan demikian
Direktorat KI nantinya akan mengkoordinasikan, memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan sistem kepatuhan internal yang ada
di KPU dan KPPBC Utama di seluruh Indonesia.
Pembentukan Direktorat KI ini juga tidak akan tumpang
tindih dengan tugas dan fungsi aparat pengawasan fungsional
yang ada (misalnya, Inspektorat Jenderal Departemen), mengingat fungsi kepatuhan internal itu sendiri tidak terbatas
melakukan investigasi internal di lingkungan DJBC. Lebih dari
itu, Direktorat KI juga akan melakukan fungsi preventif yang dilaksanakan sehari-hari (day to day basis) untuk melakukan bimbingan dan penyuluhan kepatuhan internal serta mengembangkan sistem kepatuhan internal yang dapat meningkatkan
motivasi pegawai dan mengurangi resistensi pegawai DJBC terhadap perubahan (reformasi) organisasi. Hal ini dilakukan masih
dalam koridor untuk mengarahkan perilaku SDM DJBC agar
sesuai dengan nilai-nilai yang dikehendaki dan mengarahkan
perilaku para pegawai agar tidak melakukan hal-hal yang tidak
dikehendaki melalui pencipataan upaya modifikasi perilaku SDM
(operant conditioning).
Apabila diperlukan Direktorat KI juga dapat melakukan
upaya pembinaan tertentu kepada pegawai DJBC yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik dan disiplin pegawai
DJBC dengan memberikan bimbingan konseling dan
psychology assessment –sesuatu lembaga yang belum dimiliki oleh DJBC– sebagai bagian dari upaya operant conditioning kepada pegawai dimaksud sehingga diharapkan tidak
akan mengulangi pelanggaran tersebut.
Di Departemen Keuangan sendiri telah terdapat yurisprudensi pembentukan organisasi KI setingkat eselon II di jajaran
eselon I yakni di Direktorat Jenderal Pajak. Sebagaimana yang
telah diuraikan sebelumnya bahwa pembentukan unit KI ini dilakukan sebagai bagian upaya revitalisasi organisasi yang dijalankan dengan prinsip-prinsip organisasi modern yakni melakukan
penajaman fungsi pengawasan (controlling) terhadap SDM organisasi.
TUGAS POKOK KI
Sebagai sebuah direktorat, Direktorat KI nantinya akan melaksanakan tugas pokok berupa penyiapan rumusan kebijakan,
standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan
kepatuhan pelaksanaan tugas, evaluasi kinerja, analisis dan
tindak lanjut kepatuhan internal, serta pelaksanaan pengawasan
kepatuhan internal unit kerja di lingkungan kantor pusat DJBC,
dan pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Direktorat KI akan
memiliki fungsi meliputi:
l perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis,
dan evaluasi pelaksanaan kepatuhan pelaksanaan tugas;
l perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis,
dan evaluasi pelaksanaan evaluasi kinerja;
l perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis,
dan evaluasi pelaksanaan analisis dan tindak lanjut
kepatuhan internal;
l pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas unit kerja di lingkungan kantor pusat;
l evaluasi kinerja unit kerja di lingkungan kantor pusat;
l penelitian, pemeriksaan, serta penyiapan bahan tanggapan
dan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan
fungsional dan masyarakat;
l pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas;
l pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka diproyeksikan Direktorat KI akan memiliki beban kerja yang cukup padat, yakni :
l Melakukan perumusan kebijakan, standardisasi dan
bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan kepatuhan
pelaksanaan tugas, evaluasi kinerja dan analisis dan tindak
lanjut kepatuhan internal yang akan dilaksanakan oleh unitunit eselon III dan eselon IV KI di KPU dan KPPBC Utama;
l Melakukan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dan
evaluasi kinerja unit kerja di lingkungan kantor pusat DJBC
yang meliputi 9 unit eselon II, 32 unit eselon III dan 105 unit
eselon IV (termasuk seksi Humas) serta pengawasan
penegakan kode etik dan disiplin terhadap 982 pegawai di
lingkungan kantor pusat DJBC;
l Melakukan penelitian, pemeriksaan, serta penyiapan bahan
tanggapan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional dan masyarakat atas kinerja unit
kerja di lingkungan DJBC;
l Melakukan investigasi internal atas dugaan pelanggaran
kode etik dan disiplin pegawai yang dilakukan oleh pegawai/
pejabat di lingkungan kantor pusat DJBC.
l Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepatuhan internal
kepada pegawai/pejabat DJBC khususnya di lingkungan
kantor pusat.
l Melakukan pemberian rekomendasi peningkatan
pelaksanaan tugas dengan melakukan kerja sama dan
koordinasi dengan unit-unit terkait di lingkungan kantor
pusat.
l Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.
Sebagai gambaran akan padatnya beban kerja, berikut disajikan data pelaksanaan tugas evaluasi kinerja, penelitian,
pemeriksaan, serta penyiapan bahan tanggapan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan
masyarakat atas kinerja unit kerja di lingkungan DJBC dan investigasi internal yang telah dilakukan selama periode 2006 s.d
2007, yang nantinya akan menjadi sebagian tugas Direktorat KI.
Secara keseluruhan, keberhasilan dari program reformasi di
bidang kepabeanan dan cukai ini sangat ditentukan oleh
komitmen dari seluruh pegawai DJBC untuk meningkatkan profesionalitas dan integritasnya dalam melaksanakan tugas.
Karena itu diperlukan suatu unit di lingkungan DJBC yang akan
menilai dan mengukur kinerja serta melaksanakan fungsi pengawasan internal terhadap para pegawai DJBC dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan
cukai. ris
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
9
LAPORAN UTAMA
REORGANISASI INSTASI VERTIKAL DJBC 2008
Dalam reorganisasi instansi vertikal DJBC tahun 2008
sesuai dengan PMK 87/PMK.01/2008 tanggal 11 Juni 2008, tentang
Organiasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai, terdapat beberapa penyempurnaan.
Di tingkat eselon II dalam PMK 68/PMK.01/2007 tidak ada perubahan pada peraturan baru yaitu PMK87/PMK.01/2008, dimana unit
organisasi vertikal tingkat eselon II yaitu :
l Kanwil,
l Kanwil Khusus,
l KPU Tipe A
l KPU Tipe B.
Sedangkan untuk tingkat eselon III di unit instansi vertikal terdapat beberapa penambahan kantor yaitu :
PMK 68/PMK.01/2007 terdapat :
l KPPBC Tipe A1
l KPPBC Tipe A2
l KPPBC Tipe A3
l KPPBC Tipe A4
PMK 87/PMK.01/2008
l KPPBC Tipe Madya Pabean
l KPPBC Tipe Madya Cukai
l KPPBC Tipe A1
l KPPBC Tipe A2
l KPPBC Tipe A3
l KPPBC Tipe A4
Untuk unit eselon IV di instansi vertikal tidak ada perubahan antara peraturan yang lama (PMK 68/PMK.01/2007) dengan yang baru
(PMK 87/PMK.01/2008) , dimana KPPBC Tipe B tetap di Kepalai oleh seorang pejabat eselon IV. Untuk lebih jelasnya berikut ini
adalah diuraikan mengenai pokok reorganisasi pada instansi vertikal DJBC tahun 2008.
POKOK-POKOK REORGANISASI INSTANSI VERTIKAL DJBC TAHUN 2008
No
1
Semula
(PMK-68/PMK.01/2007)
Menjadi
(PMK-87/PMK.01/2008)
Bagian Umum
a. Subbagian Kepegawaian
b. Subbagian Keuangan
c. Subbagian Tata Usaha dan
Rumah Tangga
Bagian Umum dan Kepatuhan
Internal
a. Subbagian Kepegawaian dan
Kepatuhan Internal
b. Subbagian Tata Usaha dan
Keuangan
c. Subbagian Hubungan Masyarakat dan Rumah Tangga
Seksi Kepabeanan;
Seksi Cukai;
Seksi Keberatan dan Banding
(2);
Seksi Informasi Kepabeanan
dan Cukai.
Seksi Kepabeanan dan Cukai (2);
Seksi Keberatan dan Banding;
Seksi Informasi Kepabeanan dan
Cukai.
Seksi Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor paling banyak 3 (tiga)
Seksi Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor paling banyak 4 (empat).
Seksi Penindakan paling
banyak 1 (satu)
Seksi Penyidikan dan Barang
Bukti
Seksi Penindakan paling banyak 2
(dua).
Seksi Penyidikan dan Barang
Hasil Penindakan.
Seksi Perencanaan Audit paling
banyak 3 (tiga)
Seksi Evaluasi Audit paling
banyak 3 (tiga)
Seksi Perencanaan Audit paling
banyak 2 (dua)
Seksi Evaluasi Audit paling banyak
1 (satu)
Bagian Umum :
Bagian Umum
a.
a.
b.
c.
Bagian Umum dan Kepatuhan
Internal
a. Subbagian Kepegawaian dan
Kepatuhan Internal
b. Subbagian Tata Usaha dan
Keuangan
c. Subbagian Hubungan
Masyarakat dan Rumah
Tangga
Unit
Kantor
Wilayah
Bea dan
Cukai
Materi
1.
Bagian Umum :
l
l
2.
3.
4.
5.
2
Kantor
Wilayah
Bea dan
Cukai
Khusus
1.
10
Bidang Kepabeanan dan Cukai :
l Penggabungan Seksi Kepabeanan
dengan Seksi Cukai;
l Pengurangan jumlah maksimal Seksi
Keberatan dan Banding
Bidang Fasilitas Kepabeanan :
Perubahan jumlah maksimal Kepala Seksi
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor
Bidang Penindakan dan Penyidikan :
Perubahan jumlah maksimal Kepala Seksi
Penindakan
Perubahan nomenklatur
Bidang Audit :
Perubahan jumlah maksimal Kepala Seksi
Perencanaan Audit dan Kepala Seksi
Evaluasi Audit
b.
2.
WARTA BEA CUKAI
Perubahan nomenklatur Bagian Umum
pada Kantor Wilayah
Perubahan nomenklatur Subbagian
Kepegawaian dan reposisi tupoksi
masing-masing subbagian pada Bagian
Umum dan Kepatuhan Internal
Perubahan nomenklatur Bagian Umum
pada Kantor Wilayah
Perubahan nomenklatur Subbagian
Kepegawaian dan reposisi tupoksi
masing-masing subbagian pada Bagian
Umum dan Kepatuhan Internal
Bidang Kepabeanan dan Cukai :
a. Penggabungan Seksi Kepabeanan
dengan Seksi Cukai;
b. Pengurangan jumlah maksimal Seksi
Keberatan dan Banding.
EDISI 407 OKTOBER 2008
Subbagian Kepegawaian
Subbagian Keuangan
Subbagian Tata Usaha dan
Rumah Tangga
Seksi Kepabeanan;
Seksi Fasilitas Kepabeanan (3);
Seksi Cukai;
Seksi Keberatan dan Banding
(2);
Seksi Informasi Kepabeanan
dan Cukai.
Seksi Pabean dan Cukai (2);
Seksi Fasilitas Kepabeanan (3);
Seksi Keberatan dan Banding;
Seksi Informasi Kepabeanan dan
Cukai.
3.
4.
3
Pembentukan
KPPBC Tipe Madya
Pabean
(Benchmark
KPPBC Tipe A1)
1.
2.
3.
4.
4
KPPBC Tipe Utama
Cukai
(Benchmark KPPBC
Tipe A3)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
5
KPPBC Tipe A1
Bidang Penindakan dan Sarana
Operasi :
Perubahan jumlah maksimal Kepala Seksi
Penindakan.
Bidang Penyidikan dan Barang Bukti :
Perubahan nomenklatur
Pembentukan Seksi Penyuluhan dan
Layanan Informasi
Pembentukan Seksi Kepatuhan Internal.
Penggabungan Seksi Kepabeanan dan
Cukai dengan Seksi Tempat Penimbunan.
Penghapusan Subseksi pada Seksi DTDD.
Kepala Seksi Penindakan
Kepala Seksi Penindakan 2
(dua).
Bidang Penyidikan dan Barang
Bukti
Seksi Barang Bukti
Bidang Penyidikan dan Barang
Hasil Penindakan Seksi Barang
Hasil Penindakan
(KPPBC Tipe A1)
Subbagian Umum;
Seksi Administrasi Manifes;
Seksi Perbendaharaan;
Seksi Kepabeanan dan
Cukai (8);
Seksi Tempat Penimbunan
(2);
Seksi Penindakan dan
Penyidikan;
Seksi Dukungan Teknis dan
Distribusi Dokumen.
Pembentukan Seksi Intelijen dan
Penindakan.
Pembentukan Seksi Penyidikan dan Barang
Hasil Penindakan
Pembentukan Subseksi Administrasi dan
Distribusi Pita Cukai.
Reposisi Tupoksi dan Penghapusan Seksi
Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen.
Penggabungan Seksi Kepabeanan dan
Cukai dengan Seksi Tempat Penimbunan.
Pembentukan Seksi Penyuluhan dan
Layanan Informasi.
Pembentukan Seksi Kepatuhan Internal.
(KPPBC Tipe A3)
Penggabungan Subseksi Penindakan
dengan Subseksi Sarana Operasi, serta
perubahan nomenklatur pada Seksi
Penindakan dan Penyidikan;
Subseksi Penindakan
Subseksi Sarana Operasi
Subseksi Penyidikan dan Barang
Bukti
-
Subbagian Umum;
Seksi Perbendaharaan;
Seksi Kepabeanan dan
Cukai;
Seksi Tempat Penimbunan;
Seksi Penindakan dan
Penyidikan;
Seksi Dukungan Teknis dan
Distribusi Dokumen.
-
-
Subbagian Umum;
Seksi Penindakan dan
Penyidikan;
Seksi Administrasi Manifes;
Seksi Perbendaharaan;
Seksi Pelayanan
Kepabeanan dan Cukai (9);
Seksi Penyuluhan dan
Layanan Informasi;
Seksi Kepatuhan Internal;
Seksi Dukungan Teknis dan
Distribusi Dokumen.
Subbagian Umum;
Seksi Intelijen dan
Penindakan;
Seksi Penyidikan dan
Barang Hasil Penindakan;
Seksi Perbendaharaan;
Seksi Pelayanan
Kepabeanan dan Cukai (2);
Seksi Penyuluhan dan
Layanan Informasi;
Seksi Kepatuhan Internal.
Subseksi Penindakan dan
Sarana Operasi
Subseksi Penyidikan dan
Barang Hasil Penindakan.
Reposisi Tupoksi Subseksi pada Seksi
Perbendaharaan;
Perubahan jumlah maksimal Seksi
Kepabeanan dan Cukai;
8
7
Perubahan Jumlah maksimal Seksi Tempat
Penimbunan
2
3
Penghapusan Subseksi pada Seksi DTDD
6
KPPBC Tipe A2
Penggabungan Subseksi Penindakan
dengan Subseksi Sarana Operasi, serta
perubahan nomenklatur pada Seksi
Penindakan dan Penyidikan;
Subseksi Penindakan
Subseksi Sarana Operasi
Subseksi Penindakan dan
Sarana Operasi
Subseksi Penyidikan dan Barang
Bukti
Subseksi Penyidikan dan
Barang Hasil Penindakan
Reposisi Tupoksi Subseksi pada Seksi
Perbendaharaan;
Perubahan Jumlah maksimal Seksi Tempat
Penimbunan
8
2
Penghapusan Subseksi pada Seksi DTDD
7
KPPBC Tipe A3
Penggabungan Subseksi Penindakan
dengan Subseksi Sarana Operasi, serta
perubahan nomenklatur pada Seksi
Penindakan dan Penyidikan;
Reposisi Tupoksi Subseksi pada Seksi
Perbendaharaan;
8
KPPBC Tipe A4
Penggabungan Subseksi
Penindakan dengan Subseksi Sarana
Operasi, serta perubahan
nomenklatur pada Seksi Penindakan
dan Penyidikan;
Subseksi Penindakan
Subseksi Sarana
Operasi
Subseksi Penindakan dan
Sarana Operasi
Subseksi Penyidikan dan Barang
Bukti
Subseksi Penyidikan dan
Barang Hasil Penindakan
Subseksi Penindakan
Subseksi Sarana Operasi
Subseksi Penindakan dan
Sarana Operasi
Subseksi Penyidikan dan Barang
Bukti
Subseksi Penyidikan dan
Barang Hasil Penindakan
Reposisi Tupoksi Subseksi pada Seksi
Perbendaharaan;
Penghapusan Subseksi pada Seksi DTDD
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
11
LAPORAN UTAMA
9
KPPBC Tipe B
10
Perubahan Tipe
KPPBC
Subseksi Perbendaharaan
Subseksi Kepabeanan dan Cukai
Subseksi Perbendaharaan dan
Pelayanan
KPPBC Sunda Kelapa
Tipe A4
Tipe A3
KPPBC Yogyakarta
Tipe A4
Tipe A3
Relokasi KPPBC Bintuni ke Babo
Tipe B
KPPBC Bintuni menjadi Pos
Pengawasan di bawah KPPBC
Tipe B Babo
KPPBC Kalabahi
Tipe B
Kantor Bantu di bawah KPPBC
Tipe B Atapupu
Penggabungan Subseksi Perbendaharaan
dengan Subseksi Kepabeanan dan Cukai
Pos Pengawasan Enarotali di
bawah KPPBC Tipe B Nabire
Pembentukan Pos Pengawasan
11
Pos Pengawasan Waren di bawah
KPPBC Tipe B Biak
Pos Pengawasan LNG Tangguh di
bawah KPPBC Tipe B Babo
Pembentukan Kantor Bantu
Pos Pengawasan Dobo
Kantor Bantu di bawah KPPBC
Tipe B Tual
Rencana Implementasi KPPBC Tipe Madya :
a. Tanjung Perak
b. Soekarno-Hatta
c. Belawan
Tipe A1
Tipe A1
Tipe A1
Madya Pabean : September 2008
Nopember 2008
Desember 2008
a.
b.
c.
Tipe A3
Tipe A3
Tipe A3
Madya Cukai :
Malang
Kudus
Kediri
Juli 2008
Agustus 2008
Oktober 2008
REORGANISASI
KANTOR PUSAT DJBC
Sesuai dengan PMK.100/PMK.01/2008,
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Keuangan (reorganisasi
tingkat pusat), terdapat likuidasi,
reposisi dan penambahan fungsi di
beberapa direktorat.
D
ari hasil reorganisasi yang dilakukan di tingkat
Kantor Pusat, terdapat pembentukan unit baru
dan penyempurnaan struktur organisasi dan tugas pokok organisasi (tupoksi).
Sedangkan untuk tugas operasional, pada
Direktorat Teknis, Fasilitas, P2 dan Audit masih terdapat
tugas-tugas operasional. Tugas-tugas operasional yang dapat dilakukan oleh Direktorat, diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Direktur Jenderal.
Hal itu didasari, Kantor Pusat saat ini masih memerlukan adanya tugas operasional terutama tugas yang
melingkupi lebih dari satu wilayah kerja dan tugas dengan
karakteristik khusus yang tidak dapat didelegasikan kepada
instansi vertikal. Contoh, audit bersama dengan Direktorat
Jenderal Pajak dan audit investigasi penyidikan tindak pidana yang terjadi pada lebih dari satu wilayah kerja. Tugastugas operasional yang dapat dilakukan oleh direktorat diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
PEMBENTUKAN TIGA UNIT BARU
Dalam hal pembentukan unit baru terdapat tiga unit baru yang melengkapi struktur organisasi Kantor Pusat, yaitu :
1. Subdirektorat Registrasi Kepabeanan.
Yang mendasari pemikiran pembentukan Subdirektorat Registrasi Kepabeanan antara lain ; untuk menyatukan proses
registrasi kepabeanan pada satu unit, pengumpulan data
12
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
dalam rangka manajemen resiko, mengantisipasi kebutuhan
organisasi di masa mendatang dan tuntutan kerja.
2. Subdirektorat Narkotika.
Yang mendasari pemikiran pembentukan Sudirektorat
Narkotika antara lain, unit yang fokus pada narkotika.
Narkotika sudah menjadi isu nasional dan krusial
sehingga DJBC dituntut memiliki peran yang lebih besar
dalam penanganan narkotika, apalagi saat ini narkotika
mendapat perhatian yang lebih pada instansi lain.
Disamping itu juga, tuntutan beban kerja dari unit yang
sudah ada sekarang sehingga perlu pembentukan seksi
khusus untuk dukungan operasi narkotika.
3. Seksi Tempat Tahanan.
Bertujuan untuk mengaksesi tugas dan fungsi rumah tahanan
yang dimiliki DJBC saat ini dan mengingat semakin banyaknya tahanan yang dititipkan di rumah tahanan milik DJBC. Hal
ini juga terkait dengan disetujuinya rumah tahanan bea cukai
sebagai cabang dari rumah tahanan Salemba, karena itu
rumah tahanan bea cukai perlu dikelola secara profesional,
maka itu perlu diimplementasikan dengan pembentukan seksi
yang lebih fokus dengan masalah tersebut.
PENYEMPURNAAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI
Terdapat penyempurnaan struktur organisasi dan tupoksi dalam reorganisasi pada Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat
Teknis Kepabeanan, Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Direktorat
Cukai, Direktorat Penindakan dan Penyidikan, Direktorat Audit,
Direktorat Kepabeanan Internasional, Direktorat Penerimaan dan
Peraturan Kepabeanan dan Cukai (PPKC) dan Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai (IKC), yang akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal
Subbagian Rumah Tangga dan Humas
l
l
Reposisi tugas Hubungan Masyarakat ke Direktorat
PPKC menjadi Subdit Hubungan Masyarakat dan
Penyuluhan. Yang mendasari pemikiran pembentukan
Subdit ini dikarenakan adanya peningkatan yang
signifikan pemberitaan di bidang kepabeanan dan cukai, pengelolaan berita harus ditangani secara khusus,
peningkatan citra DJBC serta tuntutan beban kerja
dan kebutuhan organisasi.
Subbagian Gaji dan Kesra. Membentuk Subbagian
gaji pada Bagian Keuangan dan mengubah
nomenklatur Subbagian Gaji dan Kesra menjadi Subbagian Kesejahteraan.
2. Direktorat Fasilitas Kepabeanan
l Seksi Tempat Penimbunan III dilikuidasi, tupoksi direposisi ke Dit. Teknis Kepabeanan.
l Penambahan Seksi Pembebasan I dan Seksi Pembebasan II (reposisi Seksi Pembebasan Mutlak dari
Direktorat Teknis Kepabeanan).
3. Direktorat Cukai
Terdapat desentralisasi tupoksi ke instansi vertikal dalam
hal perijinan dan perusakan pita cukai dihapus. Terdapat
penyesuaian nomenklatur obyek cukai sehingga nomenklatur
hasil tembakau berubah menjai cukai hasil tembakau.
Sedangkan untuk istilah “penukaran” diubah menjadi “pengembalian”.
Selanjutnya, di Direktorat Cukai terdapat penyesuaian
dengan Undang-Undang No.39/2007 sehingga istilah
pelunasan cukai menjadi pelunasan cukai dengan pelekatan
pita cukai dan tanda pelunasan cukai lainnya.
Adanya beban kerja yang tinggi sehingga perlu pemecahan Seksi Analisis Tarif, Harga dan Produksi Aneka Cukai
menjadi 2 seksi yaitu Seksi Aneka Cukai II dan Seksi Aneka
Cukai III.
Begitu juga di Seksi Analisis Tarif, Harga dan Produksi
Hasil Tembakau karena beban kerja yang tinggi sehingga
dilakukan pemecahan menjadi 2 Seksi yaitu Seksi Cukai Hasil Tembakau II dana Seksi Cukai Hasil Tembakau III.
Di Seksi Penyediaan dan Penukaran juga demikian, dengan alasan beban kerja yang tinggi maka dilakukan pemecahan seksi, yaitu Seksi Penyediaan dan Seksi Pengembalian.
4. Direktorat Kepabeanan Internasional
Terdapat perubahan nomenklatur eselon III menjadi Subdirektorat Kerjasama Multilateral, Subdirektorat Kerjasama
Bilateral, dan Subdirektorat Kerjasama Regional berdasar
pengelompokan yang lebih sesuai dengan tugas dan beban
kerja.
Menambah tupoksi “pelaksanaan kerjasama teknis luar
negeri” dan terdapat perubahan tupoksi pada eselon III dan
IV berdasar pengelompokan yang disesuaikan dengan beban
kerja.
SALAH SATU FAKTOR YANG MENDASARI pembentukan Sudirektorat
Narkotika adalah unit yang fokus pada narkotika, narkotika sudah
menjadi isu nasional dan krusial sehingga DJBC dituntut memiliki
peran yang lebih besar dalam penanganan narkotika.
l
l
berdasar peraturan baru tentang kawasan berikat
Mengubah istilah tempat penimbunan menjadi
tempat penimbunan berikat
Mereposisi Seksi Pembebasan Mutlak dari Direktorat Teknis ke Subdirektorat Pembebasan
Membagi Seksi Pembebasan Mutlak menjadi dua
Seksi, yaitu Seksi Pembebasan I dan Seksi Pembebasan II
Menggabungkan 3 Seksi Pembebasan Relatif
(I,II,III), menjadi Seksi Pembebasan IV
Perubahan nomenklatur dan penyesuaian tupoksi
Seksi Pembebasan Proyek Pemerintah menjadi
Seksi Pembebasan III
5. Direktorat Teknis Kepabeanan
l Mereposisi Seksi Pembebasan Mutlak ke Direktorat
Fasilitas Kepabeanan.
l Menambah satu Seksi yaitu Seksi Tempat Penimbunan Sementara (TPS) dan Tempat Penimbunan Pabean
(TPP ) bukan merupakan fasilitas kepabeanan.
l Penetapan tarif pada Subdit Klasifikasi semula
terhadap tarif Bea Masuk dan Bea Masuk anti dumping/ imbalan bertambah dengan tarif Bea Masuk Pengamanan, Bea Masuk Pembalasan, dan Bea Keluar
sesuai Undang-Undang Kepabeanan Nomor 17/2006
7. Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai (IKC)
l Pembentukan Subdit Registrasi Kepabeanan
6. Direktorat Fasilitas Kepabeanan
l Melikuidasi Seksi Tempat penimbunan III karena
reposisi tupoksi ke Direktorat Teknis Kepabeanan
l Menambah jenis tempat penimbunan berikat yaitu
tempat daur ulang berikat dan tempat lelang berikat
8. Direktorat Penindakan dan Penyidikan
l Pembentukan Subdirektorat Narkotika
l Pembentukan Seksi Tempat Tahanan
l Perubahan nomenklatur Seksi Barang Bukti menjadi
Seksi Barang Hasil Penindakan. ris
l
l
l
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
13
LAPORAN UTAMA
KANTOR PUSAT DJBC
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TERDIRI DARI :
1. Sekretaris Direktorat Jenderal
l Bagian Organisasi dan Tata Laksana (Subbagian Kelembagaan,
Subbagian Tatalaksana, Subbagian Evaluasi Kinerja dan
Pembakuan Prestasi Kerja, Subbagian Evaluasi Laporan Hasil
Pemeriksaan)
l Bagian Kepegawaian (Subbagian Umum Kepegawaian,
Subbagian Mutasi Kepegawaian, Subbagian Pemberhentian dan
Pemensiunan Pegawai, Subbagian Pengembangan Pegawai)
l Bagian Keuangan (Subbagian Penyusunan Anggaran,
Subbagian Perbendaharaan, Subbagian Akuntansi dan
Pelaporan, Subbagian Gaji)
l Bagian Perlengkapan (Subbagian Pengadaan, Subbagian Penyimpanan dan Distribusi, Subbagian Inventarisasi dan Penghapusan)
l Bagian Umum (Subbagian Tata Usaha dan Kearsipan,
Subbagian Rumah Tangga, Subbagian Kesejahteraan,
Subbagian Tata Usaha Direktur Jenderal)
2.
Direktorat Teknis Kepabeanan
l Subdirektorat Impor dan Ekspor (Seksi Impor, Seksi Ekspor,
Seksi Penangguhan Bea Masuk, Seksi Tempat Penimbunan
Sementara dan Tempat Penimbunan Pabean)
l Subdirektorat Klasifikasi Barang (Seksi Klasifikasi I, Seksi
Klasifikasi II, Seksi Klasifikasi III, Seksi Klasifikasi IV)
l Subdirektorat Nilai Pabean (Seksi Nilai Pabean I, Seksi Nilai
Pabean II, Seksi Nilai Pabean III, Seksi Nilai Pabean IV)
l Subbagian Tata Usaha
l Kelompok Jabatan Fugsional
3.
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
l Subdirektorat Pembebasan (Seksi Pembebasan I, Seksi
Pembebasan II, Seksi Pembebasan III, Seksi Pembebasan IV).
l Subdirektorat Fasilitas Pertambangan (Seksi Fasilitas Minyak
dan Gas Bumi, Seksi Fasilitas Aneka Tambang)
l Subdirektorat Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan Tempat
14
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
l
l
Penimbunan Berikat (Seksi Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor, Seksi Tempat Penimbunan Berikat I, Seksi Tempat
Penimbunan Berikat II)
Subbagian Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional
4.
Direktorat Cukai
l Subdirektorat Cukai Hasil Tembakau (Seksi Cukai Hasil Tembakau I, Seksi Cukai Hasil Tembakau II, Seksi Cukai Hasil III)
l Subdirektorat Aneka Cukai (Seksi Aneka Cukai I, Seksi Aneka
Cukai II, Seksi Aneka Cukai III)
l Subdirektorat Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya
(Seksi Penyediaan Pita cukai dan Tanda Pelunasan Cukai
Lainnya, Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian Pita Cukai
dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya, Seksi Pengembalian Pita
Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya)
l Subbagian Tata Usaha
l Kelompok Jabatan Fungsional
5
Direktorat Penindakan dan Penyidikan
l Subdirektorat Intelijen (Seksi Intelijen I, Seksi Intelijen II, Seksi
Intelijen III, Seksi Pangkalan Data Intelijen)
l Subdirektorat Penindakan (Seksi Penindakan I, Seksi
Penindakan II, Seksi Penindakan III)
l Subdirektorat Narkotika (Seksi Narkotika dan Psikotropika,
Seksi Prekursor. Seksi Dukungan Operasi Narkotika)
l Subdirektorat Penyidikan (Seksi Penyidikan I, Seksi Penyidikan II, Seksi Barang Hasil Penindakan, Seksi Tempat Tahanan)
l Subdirektorat Sarana Operasi (Seksi Sarana Operasi I, Seksi
Sarana Operasi II, Seksi Sarana Operasi III).
l Subbagian Tata Usaha
l Kelompok Jabatan Fungsional
6
Direktorat Audit
l Subdirektorat Perencanaan Audit (Seksi Perencanaan Audit I,
Seksi Perencanaan Audit II, Seksi Perencanaan Audit III)
l
l
l
l
Subdirektorat Pelaksanaan Audit (Seksi Pelaksanaan Audit I,
Seksi Pelaksanaan Audit II, Seksi Pelaksanaan Audit III)
Subdirekroat Evaluasi Audit (Seksi Evaluasi Hasil Audit I, Seksi
Evaluasi Hasil Audit II, Seksi Evaluasi Hasil Audit III)
Subbagian Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional
l
l
l
9
Hubungan Masyarakat, Seksi Penyuluhan dan Layanan
Informasi, Seksi Publikasi dan Dokumentasi)
Subdirektorat Keberatan dan Banding (Seksi Keberatan dan
Banding I, Seksi Keberatan dan Banding II)
Subbagian Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional
7
Direktorat Kepabeanan Internasional
l Subdirektorat Kerjasama Multilateral (Seksi Multilateral I, Seksi
Multilateral II, Seksi Multilateral III).
l Subdirektorat Kerjasama Bilateral (Seksi Bilateral I, Seksi
Bilateral II, Seksi Bilateral III)
l Subdirektorat Kerjasama Regional (Seksi Regional I, Seksi
Regional II, Seksi Regional III)
l Subbagian Tata Usaha
l Kelompok Jabatan Fungsional
8
Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai
l Subdirektorat Penerimaan (Seksi Pemantauan Penerimaan,
Seksi Penagihan dan Pengembalian)
l Subdirektorat Peraturan dan Bantuan Hukum (Seksi Peraturan
Kepabeanan, Seksi Peraturan Cukai dan Peraturan Lainnya,
Seksi Bantuan Hukum Kepabeanan dan Cukai)
l Subdirektorat Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan (Seksi
Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai
l Subdirektorat Manajemen Risiko (Seksi Pemantauan Risiko,
Seksi Pengendalian Risiko)
l Subdirektorat Registrasi Kepabeanan (Seksi Registrasi
Kepabeanan I, Seksi Registrasi Kepabeanan II, Seksi
Registrasi Kepabeanan III)
l Subdirektorat Otomasi Sistem dan Prosedur (Seksi Otomasi
Sistem dan Prosedur Impor dan Ekspor, Seksi Otomasi
Sistem dan Prosedur Cukai, Seksi Otomasi Sistem Penyajian
Data, Seksi Otomasi Sistem Administrasi)
l Subdirektorat Pengembangan Sistem dan Sarana Otomasi
(Seksi Perencanaan Sistem Dan Sarana Otomasi, Seksi
Pemeliharaan Sistem, Seksi Pemeliharaan Sarana Otomasi)
l Subdirektorat Pengelolaan Data dan Pelayanan Informasi
(Seksi Pengelolaan Data, Seksi Pelayanan Informasi)
l Subbagian Tata Usaha
l Kelompok Jabatan Fungsional
KANTOR WILAYAH DJBC MELIPUTI :
1.
Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darusalam-Banda Aceh
2.
Kanwil DJBC Sumatera Utara - Medan
3.
Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat-Pekanbaru
4.
Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan-Palembang
5.
Kanwil DJBC Banten-Serang
6.
Kanwil DJBC Jakarta
7.
Kanwil DJBC Jawa Barat-Bandung
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Kanwil DJBC Jawa Tengah & D.I Yogyakarta-Semarang
Kanwil DJBC Jawa Timur I-Surabaya
Kanwil DJBC Jawa Timur II-Malang
Kanwil DJBC Bali, NTB & NTT-Denpasar
Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat-Pontianak
Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur-Balikpapan
Kanwil DJBC Sulawesi-Makassar
Kanwil DJBC Maluku, Papu dan Irian Jaya Barat-Ambon
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
15
LAPORAN UTAMA
KANWIL KHUSUS DJBC KEPULAUAN RIAU
·
Kanwil Khusus DJBC Kepulauan Riau-Tanjung
Balai Karimun
KANTOR PELAYANAN UTAMA (KPU) TIPE A
·
Kantor Pelayanan Utama (KPU) Tipe A Tanjung Priok-Jakarta
16
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
KANTOR PELAYANAN UTAMA (KPU) TIPE B
·
Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai
Tipe B Batam
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA
DAN CUKAI (KPPBC) TIPE MADYA CUKAI
·
KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus
·
KPPBC Tipe Madya Cukai Malang
·
KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
17
LAPORAN UTAMA
KANTOR PENGAWASAN DAN
PELAYANAN BEA DAN CUKAI (KPPBC)
TIPE MADYA PABEAN
·
KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan
·
KPPBC Tipe Madya Pabean SoekarnoHatta
·
KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung
Perak
KPPBC TIPE A1
·
KPPBC Tipe A1 Tanjung Emas
18
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN
BEA DAN CUKAI (KPPBC) TIPE A2
·
KPPBC Tipe A2 Merak
·
KPPBC Tipe A2 Purwakarta
·
KPPBC Tipe A2 Tangerang
·
KPPBC Tipe A2 Bandung
·
KPPBC Tipe A2 Jakarta
·
KPPBC Tipe A2 Pasuruan
·
KPPBC Tipe A2 Bekasi
·
KPPBC Tipe A2 Juanda
·
KPPBC Tipe A2 Bogor
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI (KPPBC) TIPE A3
·
KPPBC Tipe A3 Medan
·
KPPBC Tipe A3 Palembang
·
KPPBC Tipe A3 Pekanbaru
·
KPPBC Tipe A3 Jambi
·
KPPBC Tipe A3 Dumai
·
KPPBC Tipe A3 Bandar
·
KPPBC Tipe A3 Teluk Bayur
Lampung
·
KPPBC Tipe A3 Tanjung Balai
·
KPPBC Tipe A3 Sunda Kelapa
Karimun
·
KPPBC Tipe A3 Surakarta
·
KPPBC Tipe A3 Tanjung Pinang
·
KPPBC Tipe A3 Yogyakarta
·
·
·
·
·
·
·
KPPBC Tipe A3
KPPBC Tipe A3
KPPBC Tipe A3
KPPBC Tipe A3
KPPBC Tipe A3
KPPBC Tipe A3
KPPBC Tipe A3
Gresik
Ngurah Rai
Pontianak
Balikpapan
Samarinda
Banjarmasin
Makasar
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
19
LAPORAN UTAMA
KANTOR PENGAWASAN DANPELAYANAN
BEA DAN CUKAI (KPPBC) TIPE A4
·
KPPBC Tipe A4 Sabang
·
KPPBC Tipe A4 Banda Aceh
·
KPPBC Tipe A4 Lhok Seumawe
·
KPPBC Tipe A4 Teluk Nibung
·
KPPBC Tipe A4 Tembilahan
·
KPPBC Tipe A4 Bengkulu
·
KPPBC Tipe A4 Pangkal Pinang
·
KPPBC Tipe A4 Cirebon
·
KPPBC Tipe A4 Cilacap
·
KPPBC Tipe A4 Mataram
·
KPPBC Tipe A4 Kupang
·
KPPBC Tipe A4 Entikong
·
KPPBC Tipe A4 Sintete
·
KPPBC Tipe A4 Sampit
·
KPPBC Tipe A4 Bontang
·
KPPBC Tipe A4 Tarakan
·
KPPBC Tipe A4 Nunukan
·
KPPBC Tipe A4 Kotabaru
·
KPPBC Tipe A4 Kendari
·
KPPBC Tipe A4 Bitung
·
KPPBC Tipe A4 Gorontalo
·
KPPBC Tipe A4 Ambon
·
KPPBC Tipe A4 Ternate
·
KPPBC Tipe A4 Sorong
·
KPPBC Tipe A4 Jayapura
·
KPPBC Tipe A4 Amamapare
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN
BEA DAN CUKAI (KPPBC) TIPE B
·
KPPBC Tipe B Meulaboh
·
KPPBC Tipe B Kuala Langsa
·
KPPBC Tipe B Pangkalan Susu
·
KPPBC Tipe B Pematang Siantar
·
KPPBC Tipe B Sibolga
·
KPPBC Tipe B Kuala Tanjung
·
KPPBC Tipe B Selat Panjang
·
KPPBC Tipe B Bengkalis
·
KPPBC Tipe B Bagan Siapi-api
·
KPPBC Tipe B Siak Sri Indrapura
·
KPPBC Tipe B Sambu Belakang Padang
·
KPPBC Tipe B Dabo Singkep
·
KPPBC Tipe B Tarempa
·
KPPBC Tipe B Tanjung Pandan
·
KPPBC Tipe B Kantor Pos Pasar Baru
·
KPPBC Tipe B Tasikmalaya
·
KPPBC Tipe B Pekalongan
·
KPPBC Tipe B Purwokerto
·
KPPBC Tipe B Tegal
·
KPPBC Tipe B Kalianget
·
KPPBC Tipe B Bojonegoro
·
KPPBC Tipe B Tulung Agung
·
KPPBC Tipe B Blitar
·
KPPBC Tipe B Madiun
·
KPPBC Tipe B Panarukan
·
KPPBC Tipe B Banyuwangi
·
KPPBC Tipe B Probolinggo
·
KPPBC Tipe B Benoa
·
KPPBC Tipe B Bima
·
KPPBC Tipe B Atapupu
·
KPPBC Tipe B Maumere
·
KPPBC Tipe B Ketapang
·
KPPBC Tipe B Jagoi Babang
·
KPPBC Tipe B Pangkalan Buun
·
KPPBC Tipe B Pulang Pisau
·
KPPBC Tipe B Sangata
·
KPPBC Tipe B Pare-pare
·
KPPBC Tipe B Malili
·
KPPBC Tipe B Bajo’e
·
KPPBC Tipe B Pomalaa
·
KPPBC Tipe B Pantoloan
·
KPPBC Tipe B Poso
·
KPPBC Tipe B Luwuk
·
KPPBC Tipe B Manado
·
KPPBC Tipe B Tual
·
KPPBC Tipe B Manokwari
·
KPPBC Tipe B Babo
·
KPPBC Tipe B Fak-Fak
·
KPPBC Tipe B Kaimana
·
KPPBC Tipe B Biak
·
KPPBC Tipe B Nabire
·
KPPBC Tipe B Merauke
20
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
WAWANCARA
Drs. Kamil Sjoeib MA
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL
BEA DAN CUKAI
“IMPLEMENTASI
REORGANISASI
JUGA DIBARENGI
DENGAN
MONITORING DAN
EVALUASI…”
Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai (DJBC) kembali
melakukan reorganisasi di
tubuhnya. Dalam reorganisasi
kali ini, terjadi beberapa
penyempurnaan organisasi,
antara lain dengan
pembentukan tiga unit baru
yaitu Subdirektorat
Registrasi Kepabeanan,
Subdit Narkotika dan
Seksi Tempat Tahanan,
termasuk rencana dalam
waktu dekat dengan
membentuk satu unit baru
setingkat eselon II, yaitu
Direktorat Kepatuhan
Internal. Apa sasaran yang
hendak dicapai dalam
reorganisasi kali ini dan apa
yang menjadi harapan
dengan adanya reorganisasi
ini ? Bagaimana pula
dengan rencana adanya unit
baru yaitu Direktorat
Kepatuhan Internal ? Berikut
penjelasan Sekretaris
Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, Kamil Sjoeib
Sjoeib,
kepada Redaktur
WBC, Aris Suryantini.
Dari hasil identifikasi masalah yang
dilakukan oleh Tim Reorganisasi tahun
2008, faktor apa saja yang
melatarbelakangi sehingga
dilakukannya reorganisasi di DJBC, baik
vertikal maupun pusat?
Pada dasarnya reorganisasi dilakukan
sebagai upaya organisasi untuk menyesuaikan
dirinya dengan dinamika dan perkembangan
lingkungan organisasi baik internal maupun
eksternal. Hal yang sama dilakukan juga oleh
DJBC. Beberapa diantaranya dapat saya kemukakan disini antara lain :
Pertama, Beberapa hal baru yang diamanatkan oleh Undang-undang No. 17 Tahun
2006 memerlukan pembentukan unit khusus
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
21
WAWANCARA
yang menangani masalah tertentu, seperti misalnya unit yang
menangani registrasi kepabeanan;
Kedua, perkembangan kebutuhan peningkatan koordinasi
dan pelaksanaan dalam penegakan hukum di bidang masalah
narkotika memerlukan pengembangan unit di lingkungan DJBC
yang selama ini menangani masalah narkotika;
Ketiga, adanya kebutuhan untuk meningkatkan image organisasi di mata masyarakat memerlukan penajaman fungsi humas di
lingkungan DJBC;
Keempat, adanya perubahan pada sistem dan prosedur pelayanan, perubahan kebijakan di bidang pengawasan, serta
adanya perubahan kebijakan di bidang sumber daya manusia,
dimana pada akhirnya menuntut perubahan pada beberapa infrastruktur pelayanan dan pengawasan yang belum dapat
ditampung pada struktur organisasi dan tata kerja instansi vertical
sebagaimana sebelumnya telah ditetapkan dalam PMK No. 68/
PMK.01/2007. Pertimbangan serupa yang juga menjadi hasil kajian Tim Percepatan Reformasi (TPR) DJBC.
termasuk SDM. Mengenai pemenuhan kebutuhan SDM
bagaimana mekanisme pemenuhannya?
Pemenuhan kebutuhan SDM harus menyesuaikan
dengan kebutuhan organisasi, syarat dan kompetensi jabatan
yang ada. Berpijak dari pemikiran ini, maka pemenuhan
kebutuhan SDM memerlukan adanya proses analisis jabatan
dan assessment terhadap pegawai yang akan ditempatkan.
Sehingga diharapkan para pegawai yang akan menduduki
jabatan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Sedangkan analisis
jabatan diharapkan mampu memberikan informasi tentang
kebutuhan SDM yang diperlukan organisasi.
Kendala apa saja yang ditemui dalam proses
perumusan dan penyusunan reorganisasi?
Secara umum dapat saya katakan tidak ada kendala yang
berarti dalam proses perumusan dan penyusunan reorganisasi.
Namun demikian, proses perumusan dan penyusunan
reorganisasi merupakan proses yang melibatkan institusi lain di
luar DJBC sehingga memerlukan waktu yang cukup signifikan
untuk menyamakan persepsi dalam proses pembahasan
rumusan reorganisasi dan tahapan persetujuan reorganisasi
DJBC yang harus dipenuhi.
Langkah apa saja yang dilakukan Sekretariat DJBC
dalam rangka reorganisasi ini?
Sebagai langkah persiapan dilakukan pengkajian secara akademik mengenai tugas pokok dan fungsi dari unit organisasi yang
akan dibentuk atau yang akan ditata kembali.
Lalu dari kajian akademik yang dibuat tersebut dijadikan peApa yang menjadi ukuran keberhasilan dari reorganisadoman untuk melakukan penataan organisasi, tugas pokok dan
si ?
fungsi unit-unit di lingkungan Kantor Pusat DJBC maupun di insReorganisasi dianggap berhasil jika organisasi mampu
tansi vertikal DJBC, yang prosesnya turut memengantisipasi dan menjawab tuntutan
libatkan unit teknis terkait, pihak Departemen
lingkungan organisasi. Dan terkait dengan
Keuangan dan Kementrian Negara PAN.
hal tersebut kita dapat melihat ukuran
Selanjutnya, menyusun uraian jabatan berkeberhasilannya pada aspek-aspek yang
“PADA DASARNYA
dasarkan analisis jabatan, SOP dan mengevadapat diukur misalnya dengan indeks kepuREORGANISASI
luasi peringkat jabatan untuk diusulkan kepada
asan masyarakat terhadap pelayanan DJBC
Menteri Keuangan. Kemudian menyiapkan
serta indikator-indikator kinerja utama yang
DILAKUKAN SEBAGAI
SDM, sarana dan prasarana, anggaran serta
semakin meningkat.
UPAYA ORGANISASI
berkoordinasi dengan TPR terkait dengan penyiapan sisdur dan teknologi informasi.
UNTUK MENYESUAIKAN Tujuan dari reorganisasi adalah
penyempurnaan organisasi namun pada
DIRINYA DENGAN
saat reorganisasi yang baru berjalan,
Dalam pembahasan penyempurnaan
organisasi, apa saja peran Sekretaris
ternyata terjadi inefisiensi, bagaimana
DINAMIKA DAN
mengatasinya ?
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?
PERKEMBANGAN..”
Berdasarkan tugas dan fungsi DJBC, SekSebagaimana umumnya proses manajeretaris DJBC secara prinsip bertanggungjawab
men organisasi, maka implementasi reorgaterhadap peningkatan kapasitas DJBC. Dalam
nisasi tersebut juga dibarengi dengan kegikaitannya dengan reorganisasi DJBC, Sekretaris Direktorat
atan monitoring dan evaluasi. Dari evaluasi tersebut segala
Jenderal menjalankan fungsinya sebagai unit yang bertanggung
permasalahan yang timbul dapat diidentifikasi dan dicarikan
jawab dalam proses perumusan organisasi dan tata kerja DJBC
alternatif penyelesaiannya.
sampai dengan proses penyelesaian Peraturan Menteri
Keuangan. Dalam merumuskan reorganisasi tersebut, Sesditjen
Setelah organisasi yang baru ini berjalan yaitu vertikal
meminta masukan dan tanggapan dari semua unit kerja terkait
sesuai dengan PMK-87/)MK.01/2008 dan PMK-100/
termasuk para Tenaga Pengkaji di lingkungan DJBC, yang dalam
PMK.01/2008 tentang organisasi pusat, bagaimana
mekanismenya dilakukan secara koordinatif dan komunikatif agar
dengan pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui
terwujud struktur organisasi dengan tata kerja yang ideal sesuai
efektifitas dan keberhasilan pelaksanaan reorganisasi
dengan yang yang diharapkan.
ini ? Apakah evaluasi itu dilaksanakan secara berkala ?
Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan oleh unit-unit yang tugas
Apa tujuan dan sasaran yang dicapai melalui
pokok dan fungsinya terkait dengan organisasi dan evaluasi
reorganisasi?
kinerja. Dan tentunya hal tersebut dilaksanakan secara berkala
sehingga dapat diketahui perkembangan (progress) maupun
Secara umum reorganisasi bertujuan untuk menyelaraskan
potensi permasalahan yang mungkin timbul.
struktur, tugas pokok dan fungsi organisasi dengan perkembangan lingkungan organisasi agar berjalan lebih efektif dan efisien.
Dewasa ini,reorganisasi yang dilakukan oleh DJBC diDari hasil evaluasi itu nantinya apa saja tindak
arahkan sejalan dengan program reformasi kepabeanan dan
lanjutnya ?
reformasi birokrasi yang ada. Seperti yang telah saya jelasHal itu sangat tergantung dari hasil evaluasi itu sendiri.
kan tadi maka sasaran dari reorganisasi DJBC adalah untuk
Sebagai contoh, apabila terkait dengan masalah organisasi
mewujudkan pelaksanaan tugas-tugas pelayanan,
maka dapat ditindaklanjuti dengan reorganisasi kembali,
pengawasan dan administrasi kepabeanan dan cukai yang
apabila terkait dengan sisdur maka akan dilakukan penyemefektif dan efisien yang dilaksanakan sesuai tata kelola
purnaan sisdur oleh unit-unit terkait, dan apabila menyangkut
pemerintahan yang baik berdasarkan peraturan perundangkinerja SDM maka akan ditindaklanjuti dengan hal-hal yang
undangan yang berlaku.
terkait dengan ketentuan kepegawaian. Jadi secara umum
segala hal yang didapat dari hasil evaluasi tersebut akan
ditindaklanjuti oleh unit-unit terkait sesuai karakteristik dan
Setelah dilakukannya reorganisasi tugas selanjutnya
skala permasalahan yang dihadapi.
adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana,
“
”
22
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
Sudah ada usulan bahwa akan ditambah sebuah unit
setingkat eselon dua yang baru yaitu Direktorat
Kepatuhan Internal (KI). Apa yang melatarbelakangi
sehingga perlu dibentuk Direktorat KI ?
Sebelum menjawab hal tersebut, perlu saya sampaikan
terlebih dahulu sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
bahwa proses reorganisasi ini perumusan dan penyusunannya melalui pembahasan dengan Departemen Keuangan dan
Kementerian Negara PAN. Dalam proses itu DJBC telah
mengusulkan perlunya dibentuk Direktorat Kepatuhan
Internal (KI). Pembentukan Direktorat KI itu akan menambah
jumlah direktorat yang sudah ada sehingga diperlukan
perubahan Peraturan Presiden. Nah ini akan membutuhkan
waktu yang cukup lama karena harus melalui Sekretariat
Negara. Apabila ini ditempuh maka akan menghambat proses
reorganisasi yang sedang dilakukan oleh unit eselon I lainnya
di Departemen Keuangan, karena penetapan reorganisasi
tesebut nantinya dalam satu Peraturan Menteri Keuangan
(PMK). Dengan demikian, hingga saat ini usulan pembentukan Direktorat KI tersebut masih dalam proses dengan Kementerian Negara PAN.
norma-norma kepatuhan internal yang menjadi dasar dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengendalian internal, seperti :
integritas, komitmen yang tinggi, kompetensi dan profesionalisme.
Saya juga memiliki harapan bahwasannya SDM pada unit KI
nantinya bersama-sama dengan segenap unsur DJBC yang lain
dapat senantiasa dan mengawal semangat reformasi di lingkungan DJBC dan menjadi unsur perubahan (agent of change)
kepada pembentukan DJBC yang lebih meningkat dari sisi kinerja
dan profesionalisme pegawainya.
Apa tujuan yang hendak dicapai dari organisasi KI ini ?
Tujuan dari organisasi atau unit KI ini adalah ; memberikan
dukungan terhadap tercapainya tujuan reformasi di bidang
kepabeanan dan cukai, melaksanakan penjaminan kualitas atas
janji layanan yang diberikan DJBC, menegakkan pelaksanaan
tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan DJBC dan
penajaman fungsi pengawasan internal organisasi dalam rangka
menjalankan prinsip-prinsip organisasi moderen yang akuntabel.
Sasaran apa saja yang akan dicapai dengan adanya
Direktorat KI ?
Sasaran strategis dari organisasi KI meliputi :
Pertama, terwujudnya pelaksanaan tugas-tugas pelayanan,
Pertimbangan-pertimbangan apa saja sehingga dibenpengawasan dan administrasi kepabeanan dan cukai yang efektif
tuk Direktorat KI ?
dan efisien oleh pegawai DJBC yang dilaksanakan sesuai tata
Kebutuhan akan pentingnya Direktorat KI bagi DJBC
kelola pemerintahan yang baik berdasarkan peraturan perundilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
dang-udangan yang berlaku
l Sebagai bagian dari dukungan sistem dan kelembagaan
Kedua, tercapainya organisasi DJBC yang
bagi tercapainya tujuan perubahan organibebas korupsi, kolusi dan nepotisme yang
sasi.
didukung oleh SDM yang professional dan
l Upaya pemenuhan janji layanan yang lebih
berintegritas tinggi sesuai kode etik pegawai
baik bagi stakeholders (quality assurance).
“PEMBENTUKAN
DJBC dalam rangka mewujudkan aparatur
l Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang
DIREKTORAT KI INI
negara yang bersih dan berwibawa.
baik (good governance) .
Ketiga, membantu terwujdunya organisasi
l Merupakan bagian yang tidak terpisahkan
DIHARAPKAN TIDAK
DJBC yang efektif dan efisien.
dari peningkatan sistem remunerasi dan
AKAN TUMPANG TINDIH
sistem informasi manajemen kepegawaian.
l Tuntutan kesetaraan kepatuhan dan akunApakah pembentukan Direktorat KI
DENGAN TUGAS DAN
tabilitas proses organisasi sebagai dampak
tidak akan tumpang tindih dengan tugas
FUNGSI APARAT
perkembangan masyarakat madani (civil
dan fungsi aparat pengawasan
society).
fungsional yang ada (misalnya,
PENGAWASAN
Inspektorat Jenderal Departemen) ?
l Perbaikan citra aparatur negara yang
FUNGSIONAL….”
bersih, berwibawa dan bebas dari KKN
Pembentukan Direktorat KI ini diharapkan
tidak akan tumpang tindih dengan tugas dan
l Unit- unit KI di instansi vertical DJBC
fungsi aparat pengawasan fungsional yang ada
memerlukan eksistensi organisasi setingkat
mengingat fungsi kepatuhan internal itu sendiri tidak terbatas
direktorat yang memiliki fungsi perumusan kebijakan dan strahanya melakukan pengawasan pelaksanaan tugas pelayanan,
tegi, standardisasi dan bimbingan teknis, serta pemantauan
pengawasan dan administrasi.
dan evaluasi atas pelaksanaan sistem KI.
Lebih dari itu, Direktorat KI juga akan melakukan fungsi
preventif kepatuhan internal yang dilaksanakan sehari-hari untuk
Apa tugas dan fungsi Direktorat KI jika nantinya
melakukan bimbingan dan penyuluhan kepatuhan internal serta
dibentuk ?
mengembangkan sistem kepatuhan internal yang dapat
Apabila terbentuk, Direktorat KI ini nantinya akan melaksanamemperkuat dan meningkatkan motivasi pegawai serta mengukan perumusan kebijakan dan strategi, standardisasi dan
rangi resistensi pegawai DJBC terhadap perubahan (reformasi)
bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi atas pelaksaorganisasi. Hal ini dilakukan masih dalam koridor untuk
naan sistem kepatuhan internal. Selain dari hal tersebut, unit KI ini
mengarahkan perilaku SDM DJBC agar sesuai dengan nilai-nilai
nantinya juga bertanggung jawab atas pengembangan sistem
positif yang dikehendaki dan mengarahkan perilaku para pegawai
kepatuhan internal yang bersifat preventif yang secara positif
agar tidak melakukan hal-hal negatif yang tidak dikehendaki
mampu memberikan dorongan motivasi kepada para pegawai
melalui penciptaan upaya modifikasi perilaku SDM (operant conDJBC agar melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
ditioning). Dan yang perlu senantiasa diingat bahwa Direktorat KI
Demikian juga sebaliknya, sistem tesebut juga dapat menimbulini merupakan bagian dari organisasi DJBC itu sendiri, yang
kan efek penangkal yang bersifat disinsentif (discouragement)
sama-sama dengan unit lain di lingkungan DJBC bertanggung
kepada para pegawai agar tidak melakukan perbuatan dan
jawab atas keberhasilan pelaksanaan tugas yang diemban DJBC
perilaku negatif yang tidak diinginkan dalam melaksanakan tugassecara keseluruhan.
tugas yang diembannya.
“
”
Bagaimana organisasi baru ini nantinya bekerja, dan
bagaimana kapasitas SDM yang akan mengisi
organisasi ini ?
Sebagai sebuah unit yang akan bertanggung jawab terhadap
penegakan sistem kepatuhan internal di lingkungan DJBC, Direktorat KI ini nantinya akan bekerja sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya yang sedemikian strategis. Oleh karenanya, SDM yang
melaksanakannya harus memiliki kapasitas dan kapabilitas serta
Dengan reorganisasi yang baru saja dilaksanakan ini,
apa yang menjadi harapan Bapak ?
Saya berharap dengan reorganisasi yang baru ini dapat meningkatkan kinerja organisasi DJBC pada umumnya dan secara
khusus bisa memberikan dorongan motivasi bagi para pegawai
untuk bekerja lebih baik. Secara eksternal reorganisasi ini dapat
memenuhi harapan masyarakat untuk memperoleh layanan yang
mudah dan sesuai ketentuan yang berlaku.
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
23
DAERAH KE DAERAH
FOTO-FOTO : MUDJIONO
PERESMIAN KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak, Surabaya,
ditandai dengan pembukaan tirai disambut dengan tepuk tangan dari
para pegawai.
PERESMIAN
KPPBC TIPE MADYA
PABEAN
TANJUNG PERAK
DALAM SALAH SATU SAMBUTANNYA Kepala Kantor, Agus Sudarmadi
menyerukan slogan “Bersama Kita Bisa” untuk melakukan semua
perubahan ke arah yang lebih baik.
A
cara peresmian berjalan dengan lancar, sekaligus dilanjutkan acara berbuka puasa bersama karena bertepatan
dengan hari pertama puasa ramadhan tahun ini. Hadir dalam acara tersebut pengguna jasa kepabeanan, instansi
terkait serta para pejabat dan pegawai dilingkungan Kanwil Bea Cukai Jawa Timur I, Kantor Pusat DJBC dan kantor-kantor
Madya dan Utama lainnya.
Dalam acara peresmian tersebut tema yang diambil adalah “Mengarungi Perubahan Bersama KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung
Perak”. Hal ini dimaksudkan bahwa tanggal 1 September 2008
merupakan langkah awal Bea dan Cukai Tanjung Perak dalam proses
Setelah melalui proses persiapan
perubahan budaya kerja, konsep pelayanan dan pengawasan yang
yang cukup panjang, tepat
accountable, transparan, terukur dan berkinerja tinggi, yang tidak lain
1 September 2008, Direktur Jenderal
merupakan kebijakan reformasi yang dilakukan oleh Direktorat JendeBea dan Cukai, Anwar Suprijadi
ral Bea dan Cukai.
meresmikan penerapan KPPBC Tipe
Keberhasilan KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak kedeMadya Pabean Tanjung Perak.
pan tentunya tidak lepas dari dukungan dan partisipasi aktif dari
semua pihak. Untuk itu
dalam salah satu sambutannya Kepala KPPBC Tipe
Madya Pabean, Agus Sudarmadi menyerukan
slogan “Bersama Kita Bisa”
untuk melakukan semua
perubahan ke arah yang
lebih baik.
Mengawali acara, Kakanwil DJBC Jawa Timur I,
Djasman Sutedjo menyampaikan sambutannya, dilanjutkan dengan presentasi
mengenai KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak
oleh Agus Sudarmadi.
Setelah itu sambutan dan
peresmian KPPBC Tipe
Madya Pabean Tanjung
Perak oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar
Supriadi.
Setelah dilakukan peresmian, acara dilanjutkan
dengan apresiasi kepada
pihak-pihak yang mendukung KPPBC Tipe Madya
Pabean Tanjung Perak.
Acara kemudian diakhiri
dengan ramah tamah dan
buka puasa bersama.
FOTO BERSAMA Dirjen Bea dan Cukai bersama Kakanwil DJBC Jawa Timur I,Djasman Sutedjo, Sekditjen Bea dan Cukai, Kamil
Sjeib, Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean, Agus Sudarmaji serta jajaran dilingkungan Bea Cukai Jawa Timur I.
24
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
mujiono, surabaya
KPPBC BELAWAN
TEGAH HANDPHONE
DAN LAPTOP
Sebanyak 152 unit handphone (HP) dan 16 unit
laptop, yang rencananya akan diedarkan di
Sumatera Utara, berhasil ditegah petugas Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
(KPPBC) Belawan, melalui kegiatan boatzoaking.
P
engawasan yang ekstra ketat di pelabuhan laut internasional Belawan Sumatera Utara, selalu dilakukan oleh petugas KPPBC Belawan. Dari
pengawasan tersebut, petugas sering menegah berbagai barang larangan
dan pembatasan yang dibawa oleh penumpang maupun para awak kapal.
Salah satu hasilnya adalah berhasil ditegahnya barang elektronik berupa
HP dan Laptop. Tegahan ini diawali ketika petugas KPPBC Belawan melakukan
boatzoaking terhadap kapal ferri Kenangan 3 yang baru tiba dari Penang Malayasia,
pada 25 Agustus 2008.
Saat memeriksa badan kapal yang membawa 156 penumpang itu, petugas menemukan bungkusan yang mencurigakan sebanyak 10 koli, yang terdiri dari 4 koli tas
plastik berisikan kotak HP, dan 4 koli berisikan 16 laptop, serta 2 koli dalam bentuk
bungkusan plastik hitam yang berisikan HP.
Atas kecurigaan tersebut, petugas langsung melakukan penegahan, dan kedapatan barang-barang elektronik itu merupakan HP dan laptop dengan model terbaru,
seperti Nokia tipe N77, N781, dan A96i dengan 36 psc battery, 97 pcs kabel data, 22
pcs charger, dan 15 unit earphone. Sementara itu laptop yang berhasil ditegah adalah,
seperti BEN-Q 52, HP Pressario 3500, dan Compaq Pressario.
Menurut Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2) KPPBC Belawan, Agustinus Djoko P, barang-barang yang ditegah saat kegiatan boatzoaking, merupakan
barang-barang milik nahkoda dan ABK kapal, yaitu Chaerun dan Fakhrizal. Hal ini
dapat dibuktikan dari hasil penyelidikan sementara, diketahui kalau merekalah yang
membawa barang-barang tersebut.
“Sebenarnya setiap hari ada saja barang bawaan penumpang yang kita tegah,
namun jumlahnya tidak signifikan dan umumnya barang-barang tersebut di bawa oleh
TKI sebagai oleh-oleh karena masa kontraknya telah habis. Namun, untuk kali ini kami
merasa ada pihak lain yang dengan sengaja menitipkan barangnya kepada nahkoda
atau ABK agar barang elektronik tersebut dapat lolos dari pemeriksaan kami,”
“Kasusnya kini masih dalam proses penyidikan untuk melihat lebih lanjut kemungkinan lainnya, karena kemungkinan kegiatan ini sudah sering mereka jalankan dengan
cara melalui jalur tidak resmi yang ada di pelabuhan Belawan. Karena pelabuhan ini
hanya satu hari sekali melayani kedatangan luar negeri, setelah itu pelabuhan pun
ditutup, kemungkinan saat
DOK. KPPBC BELAWAN
itulah mereka mengeluarkan barangnya. Sedangkan untuk HP dan laptop
yang ditegah, kini disita
sebagai barang bukti,” ujar
Agustinus
Walaupun pelabuhan
laut internasional Belawan
lebih sering menjadi lalu lintas para TKI namun petugas KPPBC Belawan tidak
pernah lengah, karena tidak
menutup kemungkinan
adanya barang larangan
dan pembatasan yang dibawa oleh penumpang biasa dan mengaku sebagai
TKI. Hal ini dapat saja terjadi, seperti kasus narkoba
yang terjadi pada bulan
Februari 2008 lalu dan berhasil ditegah petugas KPPBC Belawan, dimana pemiliknya berbaur dengan TKI
DITEGAH. Sebanyak 152 HP dan 16 unit Laptop berhasil
ditegah petugas KPPBC Belawan saat melakukan boatzoaking. agar tidak terdeteksi. adi
PERLOMBAAN
OLAH RAGA
DAN PEMBERIAN
PENGHARGAAN
DI KANWIL DJBC
SUMATERA UTARA
Jika dapat kita bayangkan
betapa pahitnya perjuangan
para pendahulu kita untuk
merebut kemerdekaan dari
tangan penjajah dengan
mengorbankan jiwa raga
serta meneteskan keringat
darah, sudah barang tentu
kita mungkin merasa sedih
bahkan mungkin menangis
jika negara yang kita
cintai ini tidak dipelihara
sebagaimana layaknya demi
persatuan yang abadi.
T
etapi, sesungguhnya kita yang
mengisi kemerdekaan ini tidak sepenuhnya dapat merasakan
bagaimana pahitnya perjuangan
pendahulu, sehingga muncul ketidak konsistenan kita dalam memelihara
kemerdekaan dimaksud. Adalah lebih
indah dan bijaksana, jika kita dapat mempertahankan kemerdekaan dengan memelihara dan mengisi sesuatu yang berarti
bagi bangsa ini.
Sudah barang tentu sebagai Pegawai
Negeri Sipil khususnya pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
merupakan salah satu unsur aparatur negara yang bertugas memelihara dan mengisi kemerdekaan ini melalui tugas yang
diembannya. Selayaknya mencurahkan seluruh pikiran dan tenaga bagaimana mewujudkan agar tercapai suatu tujuan yang
mulia yaitu suatu masyararakat yang adil
dan makmur.
Sebagai bagian dari wujud kepedulian
dan rasa cinta tanah air, Kantor Wilayah
DJBC Sumatera Utara dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-63 mengadakan perlombaan
olah raga yang diikuti pegawai di lingkungan wilayah kerja Kanwil DJBC Sumatera
Utara. Untuk itu, pada apel olah raga
tanggal 8 Agustus 2008, bertempat di halaman kantor wila yah, Kepala Kanwil
DJBC Sumatera Utara, Achmad Riyadi
memberikan pengarahan kepada seluruh
peserta agar perlombaan olah raga dilaksanakan dengan penuh semangat dalam
rangka memupuk rasa persatuan diantara sesama pegawai. Acara ini sendiri
mengambil tema: Dengan Olah Raga
Kita Wujudkan Sehat Jasmani dan Rohani Menuju Kebersamaan Dalam Kinerja
dan Disiplin.
Setelah berlangsung selama kurang leEDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
25
DAERAH KE DAERAH
APEL OLAH RAGA. Dipimpin oleh Kakanwil DJBC Sumatera Utara, Achmad Riyadi, diikuti oleh pegawai di lingkungan kanwil, dalam rangka HUT RI ke-63.
bih satu minggu, pada apel penutupan tanggal 15 Agustus
2008 di halaman Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara,
Widodo Lestariono selaku ketua panitia memberikan laporan
pelaksanaan kepada pimpinan upacara, sebagai berikut :
l Pelaksanaan olah raga dimulai tanggal 8 Agustus 2008
dan berakhir pada tanggal 15 Agustus 2008.
l
RI yang ke-63 melalui pertandingan olah raga di lingkungan Kanwil DJBC Sumatera Utara.
Walaupun tidak semua pegawai yang ada di wilayah
kerja Kanwil DJBC Sumatera Utara dapat mengikuti
kegiatan olah raga di Belawan, namun dengan melihat
partisipasi pegawai yang ada di Belawan/Medan,
FOTO-FOTO : HULMAN SIMBOLON
SUASANA PERLOMBAAN. Tampak olah raga bola voli yang dipertandingkan (kiri) dan acara hiburan (kanan).
l
l
l
l
Peserta yang ikut berpartisipasi adalah pegawai
Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, KPPBC Tipe
A1 Belawan, KPPBC Tipe A3 Medan, dan BPIB
Medan
Sumber dana yang dipergunakan adalah Dana
Kesejahteran Pegawai (DKP) dari masing-masing unit
peserta.
Pelaksanaan kegiatan olah raga berjalan aman, tertib
dan sesuai dengan rencana walaupun tahap persiapan
relatif singkat
Juara umum adalah KPPBC Tipe A1 Belawan, Juara 2
adalah Bidang P2 Kanwil dan Juara 3 adalah BPIB
Medan
Selanjutnya, Kepala Kantor Wilayah sebelum menutup
secara resmi memberi pesan dengan mengingatkan
beberapa hal antara lain :
l Bahwa para pendahulu yang memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia mengorbankan jiwa
raganya dengan keringat darah. Untuk itu, pantas kiranya segenap pegawai Kanwil DJBC Sumatera Utara
mengisi dan memelihara kemerdekaan ini dengan baik. Wujudnya dengan merayakan Hari Kemerdekaan
26
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
l
dapat diasumsikan bahwa semangat para pegawai
di seluruh wilayah kerja Kanwil DJBC Sumatera
Utara patut diberi apresiasi. Walaupun ada keterbatasan waktu namun dengan adanya kerjasama
dan pengertian semua pihak akhirnya pelaksanaan
olah raga dapat berjalan aman tertib dalam suasana kekeluargaan.
Keberhasilan Kepala Kantor Wilayah tidaklah berarti apa-apa tanpa dukungan dari semua pegawai
yang ada di lingkungan Kantor Wilayah DJBC
Sumatera Utara. Sinergi kinerja seluruh pegawai
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kinerja Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara.
Untuk itu diharapkan kedepannya agar tetap dipertahankan dan ditingkatkan.
Penyerahan hadiah dilaksanakan selesai Apel
Olah Raga kepada masing-masing juara. Kepala
Kantor Wilayah Achmad Riyadi berkenan memberikan
hadiah kepada juara umum yaitu Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A1
Belawan yang diterima Kepala Sub Bagian Umum
Junaidy Noor, yang kemudian dilanjutkan dengan
acara hiburan yang diikuti para pejabat dan pegawai
yang hadir.
PEMBERIAN PENGHARGAAN
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara Achmad Riyadi memberikan penghargaan kepada 6 orang pegawai dan pejabat pada KPPBC
Tipe A4 DJBC Teluk Nibung yang berprestasi luar
biasa dalam melaksanakan tugas yaitu penggagalan
penyelundupan 35.340 butir obat-obatan psikotropika
jenis ekstasi di Pelabuhan Teluk Nibung.
Pemberian Penghargaan diberikan berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara Nomor Kep-156/WBC.02/2008 tanggal 17
Agustus 2008 Tentang Pemberian Penghargaan
Kepada Pegawai Yang Berprestasi Luar Biasa, pada
upacara tanggal 29 Agustus 2008 di Aula KPPBC Tipe
A4 DJBC Teluk Nibung.
Mewakili Kakanwil, penyerahan penghargaan diberikan oleh Kepala Bagian Umum dan Kepatuhan
Internal Kanwil DJBC Sumatera Utara, Sudirman, dan
disaksikan oleh Kepala KPPBC Tipe A4 DJBC Teluk
Nibung, Yakobus Agus Wahyudiono.
Hulman Simbolon Koresponden Daerah WBC
Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara
DIRESMIKAN. Dirjen Bea dan Cukai saat pemukulan gong yang menandai
peresmian peluncuran pengoperasian KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri.
PERESMIAN
KPPBC KEDIRI MENJADI
KPPBC TIPE MADYA CUKAI
Sebagai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) penyumbang penerimaan cukai terbesar,
terhitung 27 Agustus 2008 KPPBC
Kediri resmi menjadi KPPBC Tipe Madya
Cukai. Dengan peresmian ini, diharapkan
dapat meningkatkan kinerja pelayanan
dan pengawasan, optimalisasi tugas
pokok dan fungsi organisasi, dan pelaksanaan prinsip-prinsip good governance.
M
PEMBERIAN PENGHARGAAN. Kepala Bagian Umum dan Kepatuhan
Internal Kanwil DJBC Sumatera Utara, Sudirman (kiri) mewakili
Kakanwil menyerahkan penghargaan kepada pegawai dan pejabat
KPPBC Tipe A4 DJBC Teluk Nibung yang berprestasi menggagalkan
penyelundupan obat-obatan psikotropika jenis ekstasi, dalam
upacara di KPPBC Teluk Nibung (kanan)
egahnya bangunan baru yang dihiasi dengan rangkaian
tanaman hias, membuat gedung KPPBC Kediri tampak
lebih indah dan menjanjikan akan pelayanan yang
modern, penuh dengan kepastian, dan bebas dari semua
kegiatan KKN. Selain itu, gedung KPPBC Kediri yang
merupakan gedung terindah kedua di kota Kediri, yang dibuat dengan
gaya arsitektur modern, membuktikan kota Kediri sebagai kota
administratif di Jawa Timur yang mampu berkembang dengan pesat
baik dari sisi ekonomi mapun dari sisi pariwisata.
Dengan selesainya pembangunan gedung KPPBC Kediri yang
baru, maka pada 27 Agustus 2008, Direktur Jenderal Bea dan Cukai,
Anwar Suprijadi, meresmikan pengoperasian KPPBC Kediri sebagai
KPPBC Tipe Madya Cukai. KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri merupakan kantor yang ditetapkan menjadi Kantor Pelayanan Utama (KPU)
KPPBC Tipe Madya yang keempat, setelah KPU Tipe A Tanjung Priok,
KPU Tipe B Batam, dan KPPBC Tipe Madya Cukai Malang.
Peresmian pengoperasian KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri oleh
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, selain dihadiri oleh seluruh pengguna jasa yang ada di wilayah kerja KPPBC Kediri, juga dihadiri oleh
Walikota Kediri, Drs. Maschut, pejabat di lingkungan Pemda Kediri,
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
27
DAERAH KE DAERAH
FOTO-FOTO WBC/ATS
DPRD, instansi swasta, dan pejabat eselon II, di lingkungan DJBC, seperti Direktur P2, Direktur IKC, Direktur Audit yang juga sebagai Ketua
Tim Percepatan Reformasi (TPR), Direktur Cukai, Tenaga Pengkaji
DJBC, Kepala kantor Wilayah (Kakanwil) Jawa Timur II, dan Kakanwil
Jawa Timur I.
Selain itu, peresmian ini juga dihadiri oleh Kepala Kantor Tanjung
Perak, Kudus, Tanjung Mas, Malang, dan beberapa pejabat eselon III
dan IV yang ada di lingkungan Kantor Wilayah Jawa Timur II.
75 PERSEN TARGET PENERIMAAN CUKAI SUDAH TERCAPAI
Acara peresmian yang berlangsung di aula KPPBC Tipe Madya
Cukai Kediri, diawali dengan sambutan selamat datang oleh Kakanwil
Jawa Timur II, C.F. Sidjabat, yang menjelaskan, pembentukan dua
KPPBC Tipe Madya Cukai di wilayah kerja Kanwil Jawa Timur II merupakan tanggung jawab yang sangat besar sekaligus kehormatan yang
cukup tinggi dari negara atas kepercayaan dalam pelayanan cukai.
“Pembentukan KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor: Kep-50/BC.01/
2008 tangal 15 Agustus 2008, merupakan jawaban atas tantangan dunia usaha yang menginginkan pelayanan yang lebih baik dan profesional. Hal ini dapat dilihat dari target penerimaan yang dibebankan
kepada KPPBC Kediri, yang merupakan target terbesar untuk cukai
atau sekitar Rp. 14 triliun dimana saat ini 75 persen dari target itu
sudah terlampaui,” ujar Sidjabat.
Sementara itu Kepala KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, Iyan Rubianto, dalam sambutannya menyatakan segala persiapan telah dilakukan oleh KPPBC Kediri untuk menjadi KPPBC Tipe Madya Cukai, mulai dari pembenahan SDM, ujicoba tugas penyuluhan dan layanan informasi kepada pengguna jasa, serta ujicoba tugas kepatuhan internal.
“Terhadap sarana dan prasarana kami juga telah menyiapkannya
jauh-jauh hari, sehingga dapat mendukung kinerja dan layanan dari
KPPBC Tipe Madya Cukai. Pembangunan gedung yang tepat waktu,
sarana pengawasan yang cukup menunjang, hingga kesamaan visi
oleh seluruh pegawai di lingkungan KPPBC Kediri, membuat proses
kelahiran KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri menjadi semakin sempurna karena mampu secara bersama-sama menyelesaikan segala kendala yang dihadapi,”
Untuk lebih jelasnya mengenai proses awal persiapan penerapan
KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, pada acara peluncuran pengoperasian ini juga ditayangkan film dokumenter berbagai tahapan yang
dilakukan KPPBC Kediri yang diakhiri dengan demontrasi pelayanan
pemesanan pita cukai dengan dokumen CK-1 secara elektronik yang
hanya membutuhkan waktu 5 menit.
Dengan mulai dijalankannya pemesanan, perijinan, permohonan
merk dan HJE, serta penyediaan dan pengambilan pita cukai secara
elektronik, beberapa pihak asosiasi pengusaha yang ada di wilayah kerja KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri menyatakan sangat puas dan mendukung sekali perubahan ini, karena dengan adanya sistem elektronik
yang sudah dijalankan oleh KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, para pengusaha baik hasil tembakau, MMEA, maupun EA pelayanannya akan
semakin cepat dan kepastian akan produksi pun akan semakin baik.
PENERAPAN SISTEM ELEKTRONIK
Sebelum acara peresmian pengoperasioan KPPBC Tipe Madya
SAMBUTAN YANG ANTUSIAS. Dengan diresmikannya KPPBC Tipe Madya
Cukai Kediri, seluruh pengguna jasa, instansi terkait, dan Pemda setempat
sangat mendukung dan menyambutnya dengan sangat antusias.
28
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
SIAP MENGAWASI DAN MELAYANI. KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri
dalam pengawasan dan pelayananya kini dapat lebih siap, karena sisdur
yang telah tertata dengan baik.
Cukai Kediri, Dirjen dalam sambutannya menyatakan penerapan ujicoba KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri sudah dimulai sejak awal Juni
2008, dan dengan adanya peluncuran ini diharapkan hal-hal yang selama ini sudah berjalan dapat ditingkatkan kinerjanya.
“Kediri merupakan penyumbang terbesar pendapatan dari sektor
cukai rokok di seluruh Indonesia. Target pendapatan negara dari
penerimaan cukai rokok di wilayah Kediri pada tahun 2008 mencapai
Rp.14 triliun. Target penerimaan cukai rokok sebesar Rp.14 triliun itu
sama dengan anggaran yang diperlukan pemerintah untuk memberikan subsidi rakyat miskin melalui program bantuan tunai langsung bagi 19,1 juta jiwa penduduk di seluruh nusantara,” ungkap Dirjen.
Lebih lanjut Dirjen menjelaskan, pelayanan di bidang cukai saat ini
belum sepenuhnya mengedepankan pelayanan prima yang berbasis
teknologi informasi yang terintegrasi satu sama lain dan real time atau
on-line real time, baik dalam internal organisasi bea cukai sendiri, maupun dengan penguna jasa. Meningkatnya tuntutan good governance
akan transparansi dan akuntabilitas organisasi mendorong DJBC
untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi yang
efisien, cepat, dan akurat dalam pengawasan dan pelayanan cukai.
Oleh sebab itu, pada KPPBC Tipe Madya Cukai mulai diperkenalkan komputerisasi sistem prosedur pelayanan dan administrasi serta
sistem pelaporan yang terintegrasi dengan tujuan untuk penyederhanaan prosedur, tanggung jawab yang tegas dan jelas, efisiensi,
optimalisasi SDM, dan transparansi. Untuk tahap awal komputerisasi
ini, meliputi pelayanan perijinan, permohonan penetapan merk dan
HJE, serta pemesanan, penyediaan, dan pengambilan pita cukai.
“Kami menyadari bahwa implementasi tahap awal KPPBC Tipe
Madya Cukai Kediri ini dilaksanakan ditengah skeptisme, rasa pesimis,
dan ketidakpercayaan yang mendalam dari pihak eksternal terhadap
upaya perubahan yang dilakukan oleh DJBC. Oleh sebab itu, upaya
yang dilakukan DJBC melalui pembentukan KPPBC Tipe Madya Cukai harus didukung dengan rasa turut memiliki dari para pengguna jasa, perilaku yang produktif dan positif, serta perbaikan dan peningkatan kinerja dari instansi dan pihak-pihak yang terkait,” papar Dirjen.
Sebelum pemukulan gong yang menandai diresmikannya pengoperasian KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, Dirjen berharap dengan
upaya yang dilakukan oleh DJBC khususnya di Kediri ini, dapat memberikan dampak yang positif dan signifikan bagi perbaikan dan peningkatan iklim investasi di Kediri.
“Saya mengucapkan selamat dan terimakasih kepada seluruh
jajaran pimpinan dan pegawai KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, dan
juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam pembangunan gedung ini,
yang pada waktunya nanti akan diresmikan penggunaannya oleh
Menteri Keuangan Republik Indonesia,”
“Saya juga berpesan saat ini eranya sudah berbeda, oleh sebab
itu mari secara sungguh-sungguh dan konsisten melakukan perbaikan, penegakan disiplin dan kode etik, serta peningkatan kinerja, integritas, dan profesionalisme. Karena, kita harus mampu menjawab berbagai masalah, pandangan negatif, dan harapan dunia usaha terhadap
institusi bea cukai yang bersih, memberikan pelayanan yang cepat,
murah, responsif, transparansi, dan akuntabel,” tandas Dirjen. adi
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KANTOR PELAYANAN UTAMA
BEA DAN CUKAI TIPE A
TANJUNG PRIOK
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC
TIPE MADYA PABEAN
TANJUNG PERAK
Pimpinan dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A1
BELAWAN
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KANWIL DJBC
SULAWESI
MAKASSAR
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A3
PEKANBARU
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A3
TANJUNG PINANG
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A3
GRESIK
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A3
JAMBI
MOHON MAAF LA
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A4
BANDAR LAMPUNG
BENGKULU
KPPBC TIPE A3
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A2
KPPBC TIPE A3
KPPBC TIPE A4
MERAK
NGURAH RAI
KENDARI
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A2
KPPBC TIPE A3
KPPBC TIPE B
TANGERANG
PONTIANAK
FAK-FAK
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A4
KPPBC TIPE B
KPPBC TIPE B
CIREBON
PANGKALAN BUN
KUALA LANGSA
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE B
KPPBC TIPE B
KPPBC TIPE A4
PEMATANG SIANTAR
PARE-PARE
TEMBILAHAN
AHIR DAN BATHIN
Pimpinan dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A2
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KANWIL DJBC
BEKASI
JAKARTA
Pimpinan dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A3
KANWIL DJBC JAWA TIMUR II
BALIKPAPAN
MALANG
Pimpinan dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A4
PANGKALAN SARANA OPERASI TIPE B
TELUK NIBUNG
TANJUNG PRIOK
Pimpinan dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KANWIL DJBC JAWA TIMUR I
SURABAYA
PANGKALAN SARANA OPERASI TIPE B
PANTOLOAN
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE B
KPPBC TIPE A3
KPPBC TIPE B
PROBOLINGGO
TELUK BAYUR
SANGATA
MOHON MAAF LA
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE B
JUANDA
MERAUKE
KPPBC TIPE A2
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
BPIB TIPE A
KPPBC TIPE A1
KPPBC TIPE B
JAKARTA
TANJUNG EMAS
TAREMPA
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE B
KPPBC TIPE A4
KPPBC TIPE A2
POMALAA
MATARAM
JAKARTA
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A4
KPPBC TIPE A1
KPPBC TIPE A2
KOTABARU
SOEKARNO HATTA
BOGOR
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A4
KPPBC TIPE B
KPPBC TIPE A2
NUNUKAN
POSO
PURWAKARTA
AHIR DAN BATHIN
DIREKTUR JENDERAL
BEA DAN
CUKAI
Sekretaris
dan Seluruh Staf
SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL
BEA DAN CUKAI
Direktur
dan Seluruh Staf
Direktur
dan Seluruh Staf
DIREKTORAT
DIREKTORAT
FASILITAS KEPABEANAN
CUKAI
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KANWIL DJBC
NANGGROE ACEH DARUSSSALAM
BANDA ACEH
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KANWIL DJBC
JAWA TENGAH & D. I. YOGYAKARTA
SEMARANG
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KANWIL DJBC
KALIMANTAN BAGIAN TIMUR
BALIKPAPAN
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KANWIL DJBC
KALIMANTAN BAGIAN BARAT
PONTIANAK
Kepala
dan Seluruh Staf
PUSDIKLAT
BEA DAN CUKAI
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE MADYA CUKAI
KEDIRI
Direktur dan Seluruh Staf
DIREKTORAT
PENINDAKAN & PENYIDIKAN
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE A3
KPPBC TIPE A4
KANTOR PELAYANAN UTAMA
BEA DAN CUKAI TIPE B
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KPPBC TIPE B
KPPBC TIPE A4
KPPBC TIPE A2
Pimpinan
dan Seluruh Staf
Direktur
dan Seluruh Staf
SAMARINDA BITUNG
BENOA BONTANG
KPPBC TIPE A3
BANJARMASIN
DIREKTORAT
PENERIMAAN & PERATURAN
KEPABEANAN DAN CUKAI
BATAM
PASURUAN
Pimpinan
dan Seluruh Staf
KANWIL DJBC
SUMATERA UTARA
MEDAN
MOHON MAAF
LAHIR DAN BATHIN
SEPUTAR BEACUKAI
JAKARTA. Bertempat di aula juanda gedung Departemen Keuangan (Depkeu) pada 12 September 2008 berlangsung acara silaturrahmi dan buka puasa bersama
Menteri Keuangan/Plt Menko Bidang Perekonomian, Sri Mulyani. Acara yang dihadiri para pejabat eselon I dan II di lingkungan Depkeu ini, diawali dengan
pembacaan ayat-ayat suci Al-qur’an. Setelah kata sambutan dari Menkeu, dilanjutkan dengan siraman rohani yang dibawakan oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama, DR. Nasaruddin Umar dengan tema “Puasa dan Tantangan Etos Kerja”. Usai buka puasa bersama, Sri Mulyani didampingi Sekretaris
Departemen Keuangan Anwar P Nasution serta pejabat lainnya mengadakan acara dialog santai dengan para wartawan.
JAKARTA. Panitia Gema Ramadhan Masjid Baitut Taqwa KP-DJBC, dalam peringatan Nuzulul Qur’an pada 27 September 2008 menyelenggarakan buka puasa bersama Dirjen
Bea dan Cukai di auditorium gedung utama KP-DJBC. Dalam acara ini Dirjen menyerahkan santunan kepada anak yatim piatu yang berada di lingkungan KP-DJBC dan petugas
cleaning service. Acara selanjutnya mendengarkan siraman rohani oleh Ustaz Bali Pranowo dengan tema “Melalui Ramadhan Allah SWT Mengajak Kita Kembali Ke Al-qur’an”.
Turut hadir Direktur P2 Jusuf Indarto, Kepala Kanwil DJBC Jakarta, Heru Santoso, Direktur Audit Thomas Sugijata, Direktur Cukai Frans Rupang, Direktur Fasilitas Kepabeanan,
Kusdirman, Direktur PPKC Hanafi Usman, Kepala Kanwil DJBC Banten, Bachtiar dan Tenaga Pengkaji Bambang Prasodjo dan Erlangga Matik.
SURAKARTA. Dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-63 seluruh pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A3 Surakarta pada
17 Agustus 2008 mengikuti upacara bendera dihalaman kantor yang dipimpin langsung oleh Kepala Kantor, Arwansjah yang sekaligus membacakan sambutan
Gubernur Jawa Tengah. Usai upacara dilakukan foto bersama seluruh pegawai KPPBC Tipe A3 Surakarta. Kiriman Wira AW, KPPBC Surakarta
SURAKARTA. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A3 Surakarta menerima kunjungan Direktur Cukai, Frans Rupang dan Kasubdit
Aneka Cukai Soegito pada Senin 25 Agustus 2008. Tampak pada gambar kiri, Direktur Cukai memberikan pengarahan kepada seluruh pegawai serta melakukan
inspeksi langsung ke ruangan Seksi Kepabeanan dan Cukai dan Seksi Perbendaharaan terkait dengan kegiatan dibidang cukai. Pada gambar kanan, dalam
kunjungan tersebut dilakukan foto bersama. Kiriman Wira AW, KPPBC Surakarta
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
35
SEPUTAR BEACUKAI
SURABAYA. Pada 20 Agustus 2008, KPPBC Juanda mengadakan lelang barang milik negara berupa Handphone hasil tegahan sebanyak 1721 pcs berbagai merek dan
tipe. Lelang diselenggarakan di Aula Batalyon Arhanudse - 8 Sidoarjo. Tampak pada gambar kiri, panitia lelang, petugas KPKNL Sidoarjo dan petugas Balai Lelang
sedang memberikan penjelasan kepada peserta lelang, dan pada gambar kanan, suasana pada saat lelang berlangsung . Kiriman: Panitia Lelang KPPBC Juanda)
PEMATANG SIANTAR. Di akhir kegiatan perayaan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-63 di KPPBC Pematang Siantar, dilakukan penyerahan hadiah yang telah
disiapkan panitia yakni BAPOR Bea Cukai Pematang Siantar. Pada gambar kiri, juara lomba yaitu tim panjat pinang gabungan pegawai dan PKD Pematang Siantar
sedang melepas lelah sejenak dalam acara lomba Panjat Pinang yang digelar di KPPBC Tipe B Pematang Siantar. Pada gambar kanan, tim bola voli KPPBC
Pematang Siantar melakukan foto bersama dengan tim bola voli Kantor Pelayanan Pajak Pematang Siantar sebelum dimulainya pertandingan. Pertandingan
berlangsung dalam suasana ceria dan penuh kekompakan. Kiriman Rogers, KPPBC Tipe B Pematang Siantar
NUNUKAN. Pada 28 Agustus 2008 bertempat di ruang Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Nunukan diadakan coffe morning yang
dihadiri antara lain oleh Dandim Nunukan, Wakapolres Nunukan, Danlanal Nunukan, DanPamtas 613, Kepala Imigrasi, Kepala Pelindo, Adpel Nunukan, Karantina
Hewan dan Tumbuhan, dan INSA Nunukan. Coffe morning diselenggarakan dalam rangka menjalin silaturahim dan meningkatkan koordinasi antar instansi terkait
khususnya antar instansi vertikal di Kabupaten Nunukan. Acara dilanjutkan dengan peninjauan ke Pelabuhan Tunontaka untuk menyaksikan soft opening penggunaan
mesin x-ray untuk penumpang kedatangan dari luar negeri (Tawau). Tampak foto bersama Kepala KPPBC Nunukan (nomor dua dari kanan depan) didampingi oleh
DanPamtas 613 , Dandim Nunukan, dan Kepala Pelindo Nunukan. Kiriman KPPBC Nunukan
MAKASSAR. Dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-63, Kanwil DJBC Sulawesi kembali menggelar acara ’Fun Games’ bagi para pejabat dan pegawai di lingkungan
Kanwil DJBC Sulawesi dan KPPBC tipe A3 Makassar. Acara yang dilangsungkan pada 22 Agustus 2008 di areal halaman Kanwil DJBC Sulawesi ini dibuka dan diikuti langsung
oleh Kakanwil DJBC Sulawesi, Teguh Indrayana. Fun games diisi dengan perlombaan makan kerupuk, roda tank, balap karung, bakiak, dll. Namun sebelumnya, diadakan
terlebih dahulu jalan santai dengan rute Kanwil DJBC Sulawesi menuju KPPBC Makassar.Tampak dalam foto, salah satu aksi peserta lomba balap karung dan foto bersama di
areal pelabuhan ketika acara jalan santai. Don’s, Makassar - Foto : Donny Eriyanto
36
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
MAKASSAR. Dalam rangka implementasi kerjasama ekonomi/perdagangan antara Indonesia dengan Jepang dan sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 95/PMK.011/2008 tentang Tarif Bea Masuk dalam rangka persetujuan antara Republik Indonesia dan Jepang mengenai suatu kemitraan ekonomi (IJ-EPA),
pada 26 Agustus 2008 Tim Tarif/Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan bersama tim teknis terkait, bekerjasama dengan Kanwil DJBC Sulawesi
menyelenggarakan sosialisasi Tarif Bea Masuk IJ-EPA (Indonesia Japan Economic Partnership Agreement) di Hotel Imperial Aryaduta Makassar. Sosialisasi tersebut
dibuka Kakanwil DJBC Makassar, Teguh Indrayana dengan dihadiri oleh sekitar 50 orang yang berasal dari market forces dan para pejabat eselon III dan IV di
lingkungan Kanwil DJBC Sulawesi. Don’s, Makassar Foto : Donny Eriyanto
BONTANG. Pada 27 Agustus 2008 KPPBC Tipe A4 Bontang menyelenggarakan sosialisasi “Pengawasan dan Pelayanan Perizinan Tempat Penjualan Eceran Minuman
Mengandung Etil Alkohol” di Auditorium Tanjung Laut, Bontang. Acara dibuka Kepala KPPBC Tipe A4 Bontang Djanurindro Wibowo, didampingi oleh Kasi P2 Husni
Mawardi selaku pembicara Pengawasan Perizinan, dan Pjs. Kasi Kepabeanan dan Cukai Agus Cahyono selaku pembicara Pelayanan Perizinan (foto kanan).
Sosialisasi dihadiri perwakilan dari unsur Muspida, Pejabat dari Dinas Sosial, Dinas Perdagangan dan Satpol PP Kota Bontang, pimpinan hotel berbintang dan
restoran serta stakeholder lainnya di Kota Bontang (foto kiri). Kiriman Agus Cahyono, Ka Sie DTDD/Pjs. Kasie Pabean dan Cukai
BALIKPAPAN. Menyambut Hari Kemerdekaan RI yang ke-63, pada 16 Agustus 2008 bertempat di aula Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Timur, Dharma
Wanita Persatuan (DWP) Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur dan KPPBC Tipe A3 Balikpapan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain, lomba senam ibu-ibu
pengurus DWP serta pemberian bantuan dana pendidikan kepada anak-anak pegawai honorer, cleaning service dan PKD (security-red.) yang diserahkan langsung
oleh Ketua DWP KPPBC Tipe A3 Balikpapan, Ny. Iskandar. Tampak pada gambar kiri, foto dengan para juara lomba senam, dan pada gambar kanan, foto Kepala
KPPBC Tipe A3 Balikpapan, Iskandar beserta isteri didampingi Kepala Bagian Umum Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur, Sunarto beserta isteri bersama dengan
anak-anak yang menerima bantuan dana pendidikan. Muqsith Hamidi, Balikpapan - Foto : Muqsith Hamidi
BALIKPAPAN. Memasuki bulan Ramadhan 1429 H, pada 17 Agustus 2008 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur dan KPPBC Tipe A3
Balikpapan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain pemberian bantuan berupa sembako kepada Panti Asuhan Al Hasanah yang langsung diserahkan oleh Ny. Iskandar
sebagai Ketua DWP KPPBC Tipe A3 Balikpapan beserta pengurusnya. Tampak pada gambar kiri, secara simbolis bantuan diserahkan oleh Ny. Iskandar kepada pengurus panti
asuhan, dan pada gambar kanan foto bersama pengurus DWP dengan pengurus panti asuhan. Muqsith Hamidi, Balikpapan - Foto : Muqsith Hamidi
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
37
SEPUTAR BEACUKAI
SEMARANG. Bertempat dilapangan Simpang Lima Semarang berlangsung upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-63. Upacara ini dihadiri oleh
berbagai unsur pemerintahan antara lain seluruh jajaran TNI (AL, AU, AD), Brimob, Departemen Perhubungan, Satpol PP, Sekolah Tinggi Perhubungan dan perwakilan
dari Kanwil DJBC Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Tampak pada gambar kiri perwakilan peserta upacara dari Kanwil DJBC Semarang, dan pada gambar kanan, foto
bersama pegawai Kanwil DJBC Semarang usai upacara. Kiriman Fairuz Fiedausy, Kanwil Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.
MALANG. Para pejabat dan pegawai KPPBC tipe Madya Cukai Malang
mengikuti acara penyuluhan oleh Direktur Monitor Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), Romi Ihram Maulana pada Kamis 21 Agustus 2008. Acara yang
diselenggarakan di aula KPPBC Tipe Madya Cukai Malang, diikuti dengan
penuh antusias oleh peserta dan dalam suasana dialogis. Kiriman Kasubag
Umum KPPBC Tipe Madya Cukai Malang, Bambang Wahyudi
SEMARANG. Bertempat di aula lantai 1 (bagi pegawai golongan II) dan lantai 3
(bagi pegawai golongan III keatas dan pejabat struktural), gedung fakultas
ekonomi Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, berlangsung assesment
calon pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas. Peserta yang
mengikuti tercatat sebanyak 333 orang, dan selain dari pegawai KPPBC Tanjung
Emas, assessment ini juga diikuti pegawai dari KPPBC Yogyakarta, KPPBC
Tegal, KPPBC Pekalongan dan KPPBC Cilacap. Kiriman Fairuz Fiedausy,
Kanwil Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.
PEKANBARU. Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ke-I dilingkungan Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat diselenggarakan di ruang aula kanwil pada 3 - 4 September
2008. Rakerwil yang dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Wilayah DJBC Riau dan Sumatara Barat, Djoko Sutojo Riyadi ini dihadiri seluruh pejabat eselon III dan
Kepala KPPBC yang membahas permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat, dan juga membahas upaya-upaya yang
telah dilaksanakan selama satu tahun ini dan yang akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan. Kiriman Kanwil DJBC Riau dan Sumbar.
38
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
PALU. Dalam rangka peringatan HUT RI Ke-63 Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan menyelenggarakan beragam kegiatan yang diikuti para
pegawai serta dharma wanita, diantaranya lomba sepak bola dangdut wanita dan lomba memasak. Untuk lomba sepak bola dangdut wanita diikuti oleh klub DWP
Pangsarops BC Pantoloan dan 6 klub sepak bola lainnya dari masyarakat sekitar. Pada gambar kanan, tampak klub sepak bola Dharma Wanita Pangsarops BC
Pantoloan sesaat sebelum melaksanakan pertandingan. Untuk lomba memasak diikuti oleh ibu-ibu DWP Pangsarops Bea dan Cukai Pantoloan. Seperti pada gambar kiri,
foto bersama lomba memasak dari kelompok VI yang keluar sebagai juara 1. Kiriman Trilabali, Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai - foto Trilabali
PALU. Masih dalam rangka peringatan HUT RI Ke-63, pada 18 agustus 2008 diadakan jalan santai yang diikuti oleh seluruh pegawai Kantor Pangsarops Bea dan Cukai
Pantoloan beserta keluarga. Pada malam harinya diadakan acara penutupan dan pemberian hadiah bagi para pemenang lomba. Tampak pada gambar kiri, Kepala Kantor
Pangsarops BC Pantoloan Andri Waskito ketika melepas para peserta jalan santai. Sedangkan pada gambar kanan, pemberian hadiah kepada para pemenang lomba. Kiriman
Trilabali, Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai - foto Trilabali
JAKARTA. Sehubungan dengan adanya mutasi pejabat eselon III dilingkungan DJBC Kanwil Jakarta, pada 20 Agustus 2008 diselenggarakan serah terima jabatan
(sertijab) ketua DWP KPPBC dan pisah sambut pengurus DWP dilingkungan Kanwil Jakarta. Selain sertijab, dalam rangka memasuki bulan ramadan 2008 diadakan
siraman rohani oleh Ustazah Endang Pramono. Tampak pada gambar kiri, Ketua DWP KPPBC Tipe A2 Jakarta Ny. Fadjar Donny Tjahjadi diserahkan ke Ny. Untung
Budi Karya, dan Ketua DWP KPPBC Tipe A3 Sunda Kelapa Ny. Heru Pambudi diserahkan kepada Ny. Henry Siahaan dengan disaksikan Ketua DWP Kanwil Jakarta
Ny. Heru Santoso. Kiriman Kanwil DJBC Jakarta.
PURWAKARTA. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A2 Purwakarta pada Jumat 22 Agustus 2008 melakukan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) di
halaman parkir gedung KPPBC Tipe A2 Purwakarta (gambar kiri). SKJ yang dilakukan setiap hari jumat ini diikuti oleh Kepala KPPBC Tipe A2 Purwakarta Martediansyah dan seluruh
pegawai dilingkungan KPPBC Purwakarta. Usai melakukan senam, pada hari tersebut diselenggarakan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba tenis meja dalam rangka
memeriahkan HUT RI ke-63. Tampak pada gambar kanan para pemenang melakukan foto bersama dengan Kepala KPPBC Purwakarta Martediansyah. Kiriman KPPBC Purwakarta
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
39
DAERAH KE DAERAH
FOTO-FOTO: WBC/ATS
BAZAAR DAN BAKTI SOSIAL dibuka oleh Kabag Umum dan KI Kanwil DJBC
Jawa Barat, Oentarto Wibowo.
BAZAAR DAN BAKTI SOSIAL
DI PERUMAHAN KANWIL DJBC
JAWA BARAT, BANDUNG
Sabtu pagi (30/8), perumahan dinas
pegawai Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC
Jawa Barat yang terletak di kawasan
Cijawura Girang, Buah Batu, Bandung,
tampak lebih meriah dari biasanya
P
ada hari tersebut, para pegawai di perumahan Kanwil DJBC
Jawa Barat menyelenggarakan Bazaar Sandang dan
Sembako, serta Bakti Sosial dalam rangka memperingati
Kemerdekaan RI ke-63. Menurut Kepala Bagian Umum dan
Kepatuhan Internal (KI) Kanwil DJBC Jawa Barat, Oentarto
Wibowo, selaku ketua panitia acara, pihaknya mencoba mencari
alternatif kegiatan, selain dari pertandingan olah raga yang biasanya
diselenggarakan di kantor-kantor bea cukai setiap memperingati Hari
Kemerdekaan RI di bulan Agustus.
“Sebetulnya acara hari ini intinya kegiatan aksi sosial. Selain ada
bazaar untuk menampung kreativitas pegawai dan warga kompleks,
juga kami memberikan bantuan sembako kepada warga masyarakat
sekitar perumahan dinas, tenaga keamanan di GKN (Gedung Keuangan Negara) dan anggota Hansip di lingkungan rumah dinas,” ujarnya.
Namun, Oentarto kembali menjelaskan, pembagian sembilan
bahan pokok tersebut tidaklah gratis. Warga masyarakat yang telah
terdata sebelumnya membeli kupon seharga 30 ribu rupiah untuk
kemudian ditukarkan dengan satu paket sembako yang terdiri dari 5
kg beras, 2 kg minyak goreng, 1 kg gula pasir, 2 sachet margarine 500
gram, 1 kg tepung terigu, dan 10 bungkus mi instan. Adapun nilai satu
PELATIHAN daur ulang kertas dari kelompok Lorong Terang diminati oleh
anak-anak
40
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
NY. JODY KOESMENDRO (ketiga dari kanan) meninjau salah satu
stand yang ada.
paket sembako tersebut seharga hampir Rp. 80 ribu. Untuk masyarakat sekitar, kupon pembelian paket sembako ini dibagikan di enam RT
yang masing-masing RT mendapatkan jatah 20 kupon/paket. Total
paket yang disediakan berjumlah 200 paket.
“Dalam kondisi sekarang ini dimana masyarakat mengalami kesulitan (ekonomi), kami warga komplek ingin mencoba berbuat sesuatu
untuk meringankan warga, dan (pembelian) ini memang diambil dari
donasi para pegawai sehingga kami bisa turunkan serendah-rendahnya harga barang-barang tadi,” tutur Oentarto.
Pada pukul 10.00, paket sembako mulai dibagikan. Masyarakat
yang telah memiliki kupon, berdiri dan antri secara tertib menunggu
giliran menukarkan kuponnya. Pembagian paket sembako ini disaksikan oleh Ny. Jody Koesmendro.
Masyarakat yang telah menerima paket sembako terlihat sangat
senang, salah satunya adalah Pak Herman, warga sekitar yang juga
bekerja serabutan di perumahan dinas, ketika ditemui WBC usai acara
pembagian. Sayangnya, tidak semua warga bisa menikmati
sembako murah. Beberapa warga yang datang menanyakan bagaimana caranya bisa mendapatkan paket sembako tersebut. Oentarto
mengakui keterbatasan kemampuan panitia dalam menyediakan
paket sembako. Diharapkan pada penyelenggaraan berikutnya, pembagian sembako murah bisa menjangkau warga masyarakat sekitar
yang lebih banyak lagi.
BAZAAR
Acara bazaar yang dimulai pada pukul 08.30 pagi, dibuka oleh Kabag Umum dan KI Oentarto Wibowo, dan diikuti 16 stand yang menjual berbagai macam barang kebutuhan dengan harga yang relatif
terjangkau. Barang-barang tersebut diantaranya tas, sepatu, baju
anak-anak, baju muslim, batik, makanan dan minuman. Tempat penjualan (stand) yang terbilang laris manis yaitu yang menjual barangbarang kebutuhan rumah tangga seperti sabun, odol, sabun cuci dan
sejenisnya. Sementara itu, di salah satu stand yang ada diisi oleh
PEMBAGIAN paket sembako murah
KPPBC
KUALA LANGSA
MUSNAHKAN
410 BALLES
PAKAIAN BEKAS
ILEGAL
STAND yang menjual sabun cuci, odol, dan sejenisnya diminati oleh
masyarakat sekitar.
anak-anak muda yang menamakan diri mereka Lorong Terang.
“Kami bekerja sama dan memberi kesempatan kelompok
anak jalanan yang mereka namakan Lorong Terang. Mereka memanfaatkan limbah kertas dan plastik untuk dijadikan sesuatu yang
bisa bernilai harganya,” kata Oentarto. Hasil daur ulang limbah
kertas bekas kemudian mereka buat menjadi kertas surat , amplop,
pigura, kotak tisu, lukisan serta asesoris lainnya. Di stand lorong
terang ini diajarkan pula cara memanfaatkan limbah kertas menjadi
berbagai macam dan bentuk asesoris. Pelatihan singkat ini ternyata menarik minat anak-anak pegawai serta masyarakat sekitar.
Ada satu stand menarik yang dibuka oleh pegawai dan diberi
nama Warung Jejaka Jujur. Menariknya, warung yang menjual
makanan dan minuman ringan ini tidak dijaga oleh siapapun.
Makanan dan minuman yang ada telah dilabeli harganya. “Kalau
mau membeli, dia akan melihat sendiri harganya berapa, dia akan
taruh uang di kotak yang telah tersedia, kalau ada kembalian dia
akan ambil sendiri. Jadi kami melatih kejujuran. Ini idenya
memang dari kami baca di kantor KPK ada warung semacam ini.
Kemudian kami mencoba tampilkan, barangkali bisa menjadi
inspirasi,” lanjut Oentarto. Meskipun tidak banyak dagangan di
warung ini yang terjual, namun dari hasil perhitungan diperoleh
jumlah uang yang lebih banyak dari harga dagangan yang terjual.
Dalam rangkaian acara bazaar, dilakukan demo pengelolaan
sampah rumah tangga yang dibawakan oleh Tabloid Rumah.
Tampak Ny . Jody Koesmendro, anggota DWP di lingkungan Kanwil Jabar, ibu-ibu PKK dari wilayah sekitar perumahan, serta para
pengunjung bazaar mengikuti pelajaran dan pelatihan tentang
bagaimana mengelola dan memanfaatkan sampah rumah tangga
menjadi lebih berguna. Oentarto menjelaskan, melalui demo
tersebut diharapkan bisa membantu mengatasi masalah sampah
di setiap rumah tangga, baik di perumahan dinas maupun di lingkungan masyarakat sekitar. “Kami ingin turut berpartisipasi dalam
pelestarian lingkungan agar tetap terjaga lestari,” jelas Oentarto
sambil memperlihatkan ratusan pohon yang telah ditanam sejak
komplek ini berdiri.
Acara bazaar berakhir dengan tertib, lancar dan sukses dan
ditutup pada pukul 13.00. Masyarakat sekitar berangsur-angsur
meninggalkan lokasi acara. Menurut Oentarto, penyelenggaraan
acara ini selain bertujuan untuk refreshing bagi para pegawai, juga
dimaksudkan untuk menjaga kekompakan antar pegawai, serta
yang tidak kalah pentingnya, terus menjalin hubungan yang baik
dengan masyarakat di sekitar perumahan dinas.
“Dengan masyarakat sekitar hubungannya sangat baik. Rumah dinas disini cukup diterima di lingkungan masyarakat. Disini
ada fasilitas bermain anak-anak yang memang bisa dimanfaatkan
warga”.
Perumahan dinas pegawai Kanwil DJBC Jawa Barat diresmikan Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi pada 23 Februari 2008.
Berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 2,6 hektar, di kompleks ini
terdapat 84 rumah yang terdiri dari 12 rumah untuk eselon II, III,
dan IV, serta sisanya untuk para pelaksana di lingkungan Kanwil
termasuk beberapa pegawai di KPPBC Bandung. ky
Setelah melalui proses pendekatan
persuasif selama satu tahun lamanya,
akhirnya seluruh instansi terkait
yang ada di Kuala Langsa, Nanggroe
Aceh Darussalam dapat memahami dan
menerima pemusnahan pakaian
bekas illegal sebanyak 410 balles, hasil
tegahan Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC)
Tipe B Kuala Langsa.
T
egahan pakaian bekas yang dilakukan pada 9 April
2007 tersebut, diawali adanya informasi yang
diterima KPPBC Kuala Langsa, bahwa telah terjadi
kegiatan bongkar muat pakaian bekas asal Malaysia sebanyak 410 balles di dermaga PT.API. Dari
informasi tersebut, KPPBC Kuala Langsa langsung menindaklanjuti untuk melakukan penegahan.
Setelah berhasil melakukan penegahan, KPPBC Kuala
Langsa kemudian berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
untuk memeriksa keamanan dari pakaian bekas tersebut, dan
kedapatan pakaian bekas tersebut tidak layak pakai karena
banyak mengandung kuman yang dapat mengganggu kesehatan para pemakainya.
Menurut Kepala KPPBC Tipe B Kuala Langsa, Unang
DOK. KPPBC KUALA LANGSA
MENANDATANGANI. Kepala KPPBC Unang Sunardi saat menandatangani
berita acara pemusnahan pakaian bekas.
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
41
DAERAH KE DAERAH
FOTO-FOTO DOK. KPPBC KUALA LANGSA
BERSAMA-SAMA. Seluruh pejabat daerah Langsa secara bersama-sama
menyulutkan api untuk memusnahkan pakaian bekas illegal. (Sebelah
Kanan) api membakar pakaian bekas.
Sunardi, pakaian bekas merupakan barang yang termasuk
kategori larangan dan pembatasan, untuk itu importasinya
juga dilarang. Dari tegahan tersebut, setelah dilakukan
penyidikan dan penyelidikan, akhirnya KPPBC Kuala Langsa
menetapkan menjadi milik negara berdasarkan Surat Menteri
Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara Nomor: S-344/MK.6/
2007 tanggal 29 Nopember 2007.
“Dari keputusan tersebut, dan berdasarkan Surat
Direktur Penindakan dan Penyidikan (P2) Nomor: S-1176/
BC.5/2007 tanggal 6 Desember 2007, kami melakukan
pemusnahan pakaian bekas dengan cara dibakar. Acara
pemusnahan kami laksanakan di areal persiapan kawasan industri Langsa, Desa Kuala Langsa, Kecamatan
Langsa Barat, Nanggroe Aceh Darussalam,” ujar Unang
Sunardi.
Masih menurut Unang, sebenarnya pemusnahan ini
sempat mengalami hambatan, karena dari pihak masyarakat maupun pihak pemda setempat, menginginkan
pakaian bekas tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat
sekitar. Dengan melakukan pendekatan secara persuasif
selama kurang lebih satu tahun, serta dibantu oleh pihak
Dinas Kesehatan Langsa yang menerangkan akibat yang
akan ditimbulkan jika menggunakan pakaian bekas,
masyarakat dan instansi terkait akhirnya dapat memahami dan menerima sekaligus mendukung pemusnahan pakaian bekas tersebut.
Acara pemusnahan yang berlangsung pada 17 Juli
2008 mendapat sambutan yang cukup baik dari seluruh
lapisan masyarakat dan pejabat pemerintah daerah. Hal
ini dapat dilihat dari para undangan yang hadir, yaitu Wali
Kota Langsa, Drs. Zulkifli Zainon, Komandan Kodim
0104 Langsa-Aceh Timur, Letkol. Bambang S, Kapolres
Langsa yang diwakili oleh Wakapolres Langsa, Kompol.
Joko Heri, Kepala Kejaksaan Negeri Langsa, Raja, SH,
Ketua Pengadilan Negeri Langsa, Suwono, SH, dan Komando Distrik Militer 0104 Langsa-Aceh Timur.
Acara pemusnahan ini juga dihadiri Kepala Bidang P2
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC) Nanggroe Aceh Darussalam, Tjoek Martono, Kepala Seksi Penindakan, Kurnia Saktiyono, Kepala Seksi
Penyidikan, Ardiyanto, dan seluruh pegawai di lingkungan
KPPBC Tipe B Kuala Langsa.
Dalam sambutannya, Wali Kota mengucapkan rasa terima kasihnya kepada KPPBC Kuala Langsa, karena telah berhasil menggagalkan upaya penyelundupan barang larangan
dan pembatasan berupa pakaian bekas, yang ternyata bukan
saja memiliki dampak kerugian negara, tapi juga dampak penyebaran penyakit yang berasal dari pakaian bekas tersebut.
“Kami berharap KPPBC Kuala Langsa dapat terus
42
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
SAMBUTAN. Wali KotaLangsa, Zulkifli Zainon saat memberikan
sambutan yang intinya berterimakasih atas kinerja KPPBC Kuala Langsa
yang berhasil menegah pakaian bekas.
menjaga wilayah Langsa dan sekitarnya dari kegiatan penyelundupan, karena penyelundupan yang masuk ke
wilayah kami tentunya akan sangat berpengaruh buruk,
bukan hanya pada perekonomian tapi juga berpengaruh
buruk pada masyarakat Langsa,” ujar Wali Kota.
Sementara itu Kepala KPPBC Kuala Langsa dalam
sambutannya berharap agar barang-barang yang merupakan larangan dan pembatasan yang masuk ke wilayah
Langsa dapat ditegah oleh seluruh aparat penegak
hukum, dengan tetap berpegang pada peraturan yang
berlaku.
“Pemusnahan ini juga merupakan contoh kepada masyarakat untuk mau membantu petugas bea cukai dalam
memberantas upaya penyelundupan. Dan menggunakan
pakaian bekas tanpa diketahui asalnya, tentunya akan
mengundang berbagai penyakit yang dibawa dari negara
asal pakaian tersebut,” ungkap Unang Sunardi.
Pemusnahan yang mendapat pengamanan secara
ketat oleh Kepolisian Resor Langsa, diawali dengan
penandatanganan berita acara pemusnahan oleh Kepala
KPPBC Kuala Langsa dengan Wali Kota Kuala Langsa,
dilanjutkan dengan penyulutan api secara bersama-sama
oleh seluruh undangan. adi/ahmad naudin
O P I N I
Oleh :
Bambang Agus Warjoko
PENGAWASAN
INTERNAL
KITE
D
irektorat Jenderal Bea dan Cukai adalah unit instansi
yang melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen
Keuangan di bidang Kepabeanan dan Cukai, berdasarkan peraturan/keputusan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan. Tugas tersebut selanjutnya dapat dirinci,
yaitu melaksanakan Penerimaan Negara (revenue collector), menjadi institusi penyedia berbagai layanan kepabeanan dalam rangka memperlancar arus barang (industrial assistant), menciptakan
suasana yang kondusif bagi perdagangan dan investasi (trade
facilitator), dan melindungi masyarakat dari produk-produk yang
membahayakan moral dan kesehatan (community protector).
Implementasi fungsi industrial assistant dan trade facilitator, salah
satunya adalah penyediaan fasilitas KITE (Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor). Dasar hukum penyediaan fasilitas KITE adalah, Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003, tanggal 31 Desember
2003, dan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP205/BC/2003, tanggal 31 Desember 2003.
Meski kebanyakan orang menggunakan terminologi “pelayanan”,
namun sesungguhnya kedua keputusan tersebut telah mengamanatkan “pengawasan”, mengingat tugas yang diemban Bea dan Cukai
adalah tugas “Pemeriksaan dan Pengawasan. Pada Keputusan Menteri Nomor 580/KMK.04/2003, pasal 19, 20, 21 dan Keputusan Dirjen
Nomor 205/BC/2003, pasal 37, 38 .
Kata “pelayanan” berorientasi pada terpenuhinya kepuasan pihak
yang dilayani. Sebuah perusahaan yang ingin memuaskan
konsumennya (Consumer Satisfaction), selalu akan berusaha mencari
dan melayani apa yang menjadi kebutuhan konsumen. Bukan hal
yang tidak mungkin, policy (aturan) yang selama ini dijalankan bilamana perlu akan diubah, demi tercapainya kepuasan pelanggan.
Sedangkan “pengawasan”, berorientasi pada terpenuhinya peraturan/ketentuan yang ada. Dengan demikian pada aktivitas pengawasan, akan lebih mengedepankan dipatuhinya sebuah peraturan/ketentuan dibanding kepuasan pihak yang dilayani.
Menurut hemat penulis, pengawasan atas Fasilitas KITE, selama
ini telah dilaksanakan oleh unit Penindakan dan Penyidikan, unit Fasilitas KITE, dan unit Audit. Ketiga lapis pengawasan tersebut, dalam
rangka terciptanya kepatuhan terhadap peraturan, mengamankan
hak-hak Negara, dengan cara mengupayakan para pengguna Fasilitas KITE memahami ketentuan, dan untuk selanjutnya mematuhinya.
Unit KITE bukanlah unit pengawas, namun berdasarkan pengamatan atas praktek selama ini, sesungguhnya pada praktek tersebut
terkandung aktivitas pengawasan yang dilaksanakan oleh unit KITE,
yang dapat penulis uraikan sebagai berikut:
NIPER (Nomor Induk Perusahaan)
Berdasarkan KEP-205/BC/2003, Bab II, bagi perusahaan yang
akan menggunakan/memanfaatkan Fasilitas KITE, diwajibkan
mengajukan DIPER (Daftar Induk Perusahaan). Bilamana DIPER
diterima, NIPER (Nomor Induk Perusahaan) akan diterbitkan,
kemudian disampaikan kepada perusahaan pengaju. Atas dasar
NIPER tersebut, perusahaan dapat mengajukan Fasilitas KITE.
Sisi Pengawasan
1. Berdasar praktek selama ini, sebelum NIPER diterbitkan, atas
DIPER yang diterima, unit KITE akan melakukan penelitian
kebenaran pengisian DIPER dan dokumen yang dilampirkan.
Selanjutnya akan dilakukan verifikasi lapangan atas data-data yang
terdapat pada DIPER. Menyadari NIPER, adalah dasar pemberian
fasilitas, dengan berbagai kemungkinan risiko di kemudian hari, verifikasi lapangan membutuhkan kecermatan, kewaspadaan dalam
rangka menyatakan DIPER diterima. Verifikasi lapangan atas DIPER,
menyangkut lokasi (kantor, pabrik, gudang), kapasitas produksi,
proses produksi dan hal lain yang dianggap perlu. Hal ini adalah
dalam rangka penilaian performance perusahaan. Bilamana DIPER
diterima, selanjutnya Kantor Wilayah akan menerbitkan NIPER;
2. Terhadap perusahaan yang telah mempunyai NIPER, secara berkala dilakukan penelitian administrasi/penelitian lapangan. Ini
dilaksanakan dalam rangka pemutakhiran DIPER. Dengan demikian manakala terjadi perubahan data, dapat segera dilaksanakan
tindakan seperlunya (rekomendasi ke unit Audit, unit P2). Praktek
ini terbukti telah membantu unit KITE mengetahui lebih dini
adanya perubahan data. Hal ini sebagaimana telah diamanatkan
KEP-205/BC/2003 pasal 38;
3. Berkaitan dengan NIPER, unit KITE Kanwil Bea dan Cukai Jawa
Barat, telah melakukan :
- Penerbitan NIPER atas DIPER yang layak diterima;
- Pencabutan NIPER atas hasil penelitian administrasi/
penelitian lapangan.
PENERBITAN SK FASILITAS PEMBEBASAN
Surat Keputusan (SK) Fasilitas Pembebasan serta PPN dan
PPnBM tidak dipungut adalah Surat Keputusan yang diberikan kepada
perusahaan pengaju, yang berisi rencana importasi, baik mengenai
nama bahan maupun kuantitasnya. Artinya nantinya perusahaan
dapat melakukan importasi, hanya terbatas pada jenis dan jumlah
kuntitas bahan yang tercantum pada SK.
Sisi Pengawasan
1. Berdasarkan permohonan yang diajukan oleh perusahaan (selfassesment), unit KITE akan melakukan penelitian terhadap isi
permohonan dan dokumen lampiran pendukungnya ;
2. Penelitian atas permohonan menyangkut, kebenaran pengisian
formulir, nomor HS dan konsisitensi terhadap DIPER. Dengan
melihat DIPER, dapat diketahui apakah jenis bahan, penanggung
jawab, kapasitas produksi sesuai dengan DIPER. Selain sales
contract, kapasitas produksi pada DIPER, akan menjadi pertimbangan jumlah kuantitas pada SK.
PENERBITAN STTJ (Surat Tanda Terima Jaminan)
Berdasarkan SK Fasilitas Pembebasan, bilamana importasi akan
dilaksanakan, maka perusahaan wajib menyampaikan jaminan sejumlah
nilai BM dan/atau cukai serta PPN dan PPnBM yang tercantum pada
PIB. Bilamana jaminan diterima, maka akan diterbitkan STTJ, yang nantinya berfungsi sebagai bukti bahwa Pungutan Negara sebuah PIB telah
dijaminkan, sehingga bahan/barang dapat dikeluarkan dari pelabuhan.
Berdasarkan KEP-205/BC/2003, pasal 9, jaminan dapat berupa
jaminan bank yang diterbitkan oleh Bank Devisa, Custom Bonds atau
Surety Bonds yang diterbitkan oleh Asuransi yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan, dan Surat Sanggup Bayar (SSB). Jangka waktu
berlakunya jaminan diatur pada pada pasal 11, KEP-205/BC/2003.
Perusahaan pengguna SSB, adalah perusahaan yang telah memenuhi syarat berdasarkan pasal 10 KEP-205/BC/2003. Dengan
demikian selama sebuah perusahaan masih berstatus pengguna SSB,
maka selama itu pula perusahaan tersebut berhak atas penggunaan
SSB. Oleh karena itu, pada lembar SSB tidak terdapat jangka
waktu masa berlakunya. Masa berlakunya berakhir, manakala hak
penggunaan SSB tersebut telah dicabut.
Secara tersirat hal tersebut juga terdapat pada pasal 28 (3) KEP205/BC/2003, yaitu ketika sebuah laporan pertanggungjawaban (BCLKT01) telah diterima, maka jaminan dapat diganti dengan jaminan
bank atau custom bonds dengan nilai yang lebih rendah (setelah
dikurangi sejumlah nilai yang telah dilaporkan). Pada pasal 28 (3)
tidak disebutkan penggantian SSB, hal tersebut menyiratkan bahwa
pada sebuah SSB tidak terdapat jangka waktu masa berlakunya.
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
43
Sisi Pengawasan
1. Terhadap jaminan yang disampaikan perusahaan, unit KITE akan
melakukan penelitian terhadap kebenaran perhitungan Pungutan
Negara, hal ini menyangkut tarif dan Nomor HS. Penelitian juga
mencakup uraian barang yang terdapat pada PIB, apakah sesuai
dengan SK Fasilitas Pembebasan atau tidak. Kuantitas suatu
jenis bahan/barang pada PIB yang diajukan, akan dihitung secara
kumulatif, dengan demikian akan terhindar adanya importasi yang
melebihi kuantitas yang tercantum pada SK;
2. Bilamana PIB dan jaminan dianggap telah benar/sesuai, maka
disket yang berisi data PIB perusahaan pengaju akan diloading ke
dalam komputer KITE. Nantinya data tersebut akan dimanfaatkan
oleh aplikasi KITE, pada saat perusahaan yang bersangkutan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban;
3. Monitoring PIB 12 bulan. Aktivitas ini dilaksanakan dalam rangka
terpenuhinya, ketentuan pasal 13 dan 15, KEP-205/BC/2003.
2.
3.
4.
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN FASILITAS (BCL-KT01)
Laporan Pertanggungjawaban Fasilitas (BCL-KT01), adalah
laporan yang harus disampaikan perusahaan pengguna fasilitas KITE,
atas Fasilitas Pembebasan bahan baku yang telah diterimanya.
Pertanggungjawaban atas bahan asal impor tersebut dapat berupa
Ekspor, Penyerahan ke KB, Pembayaran sisa bahan dan Pemusnahan sisa hasil produksi yang rusak.
Berdasarkan pasal 13, 18 KEP-205/BC/2003, importasi bahan/
barang dengan fasilitas KITE wajib dipertanggungjawabkan/diselesaikan
dalam tempo 12 bulan sejak tanggal pendaftaran PIB, kecuali terhadap
perusahaan yang mempunyai masa produksi lebih dari 12 bulan dapat
diberi pengecualian oleh Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri
Keuangan. Artinya dalam kurun waktu itulah, perusahaan pengguna
fasilitas KITE diperkenankan untuk mempertanggungjawabkan
importasinya. Pelanggaran atas ketentuan tersebut diatur pada pasal 15.
Pasal 21 KEP-205/BC/2003, mewajibkan perusahaan untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban minimal tiap 6 (Enam) bulan sekali, namun demikian bilamana kita cermati KEP-205/BC/2003,
pada pasal-pasal berikutnya tidak terdapat sanksi atas pelanggaran
ketentuan tersebut. Hal ini berbeda dengan ketentuan pasal 13 dan
18. Dengan demikian sulit, atau bahkan tidak mungkin memberi
sanksi atas pelanggaran ketentuan pasal 21, mengingat tidak
terdapat ketentuan yang mengaturnya. Akibatnya unit KITE berpandangan sepanjang PIB tidak melewati 12 bulan, akan menerima
(tidak memberi sanksi) laporan pertanggungjawaban yang disampaikan, meski telah melewati masa 6 bulan.
Sisi Pengawasan
1. Penyelesaian BCL-KT01 (disampaikan dengan hardcopy dan
softcopy), dimulai dengan pemeriksaan validitas isi laporan melalui
aplikasi KITE. Aplikasi akan memeriksa konsistensi isi laporan
dengan data PIB yang pernah diloading, pada saat perusahaan
menyampaikan jaminan. Proses ini memeriksa apakah Nomor
PIB, tanggal PIB, satuan barang, No. HS yang tercantum pada
BCL-KT01, sesuai dengan data PIB hasil loading (sudah ada pada
database KITE). Manakala BCL-KT01 yang disampaikan perusahaan, terjadi ketidaksesuaian satu digit saja, maka proses penyelesaian secara aplikasi tidak dapat dilanjutkan. Hal ini selanjutnya
harus diperbaiki lagi oleh perusahaan, dan dimulai lagi dengan
loading data BCL-KT01. Aplikasi mensyaratkan data PIB pada
BCL-KT01 harus sama dengan data PIB yang telah dijaminkan.
Hal ini menurut hemat penulis, adalah bentuk pengamanan yang
telah disiapkan oleh aplikasi KITE.
Penyelesaian BCL-KT01 dengan aplikasi KITE, sesungguhnya
adalah proses pengambilan keputusan dengan dibantu oleh
komputer (decision support system). Namun demikian manfaat/
kehandalan sebuah aplikasi, sangat ditentukan oleh
validitas data yang diolah. Manakala data yang diolah tidak
valid, maka penggunaan komputer dengan tujuan lebih cepat
dalam pengambilan keputusan, menjadi tidak tercapai.
Berdasarkan pengalaman, sebagian besar BCL-KT01 yang pernah
diselesaikan penulis, 90% tidak langsung valid. Kesalahan ini dilakukan oleh perusahaan. Manakala terjadi kesalahan, unit KITE tidak dapat merubah, mengingat pelaporan bersifat self-assesment.
Kesimpulan penulis, penyampaian BCL-KT01 oleh perusahaan
44
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
5.
pengguna KITE, belum memberi kontribusi yang cukup dalam
rangka penyelesaian BCL-KT01;
Penelitian selanjutnya adalah lampiran-lampiran yang terdapat
pada BCL-KT01. Penelitian berkenaan dengan keaslian (bilamana
disyaratkan oleh ketentuan), kronologis urutan tanggal pada satu
set dokumen pertanggungjawaban termasuk penelitian apakah PIB
yang dilaporkan melebihi 12 bulan atau tidak, jumlah pembayaran
Pungutan Negara, denda dan bunga pada dokumen SSPCP;
Penelitian atas relevansi bahan baku terhadap barang jadi.
Artinya akan diteliti apakah bahan baku yang dilaporkan secara
rasional memang berkaitan dan layak dipergunakan terhadap
barang jadi yang dilaporkan;
Penelitian atas rasio berat kumulatif barang ekspor dibanding
berat kumulatif bahan baku. Lazimnya bobot barang jadi lebih
berat dibanding bahan bakunya, hal ini dimungkinkan, manakala
barang jadi tersebut terdapat kandungan bahan lokal. Namun
demikian tentunya terdapat kekecualian atas kondisi tersebut.
Pendeknya, ingin diketahui dalam satu barang jadi, apakah jumlah
bahan baku yang dipergunakan rasional atau tidak;
Penelitian atas rasio nilai kumulatif barang ekspor dibanding nilai
kumulatif bahan baku. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah (added value), yang terdapat
pada sebuah BCL-KT01. Tentunya, manakala nilai kumulatif
ekspor lebih kecil dibanding nilai kumulatif bahan baku, unit KITE
akan konfirmasi terhadap perusahaan pengaju BCL-KT01, untuk
mendapat penjelasan seperlunya. Jawaban yang diperoleh, akan
menentukan apakah sebuah BCL-KT01 dapat diterima atau tidak.
(Catatan : butir 3 s.d. butir 6, tidak diatur dalam KEP-205/BC/
2003, hal tersebut dilaksanakan dalam rangka pengawasan atas
laporan pertanggungjawaban fasilitas, dan meningkatkan
kualitas pemeriksaan BCL-KT01).
REKOMENDASI
Dalam rangka meningkatkan kualitas Pengawasan Internal KITE,
penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Hendaknya aplikasi KITE dirancang mampu mendeteksi perusahaan pengguna KITE yang tidak aktif selama 12 bulan, semenjak NIPER diterbitkan atau 12 bulan semenjak importasi
terakhir atau eksportasi terakhir, dan aplikasi secara otomatis
mencetak surat pencabutan NIPER. Hal ini dalam rangka
membantu unit KITE yang pada saat ini melakukannya secara
manual dan demi terpenuhinya ketentuan pasal 5 (3a);
2. Untuk menghindari adanya importasi yang melebihi kuantitas pada
SK, hendaknya aplikasi KITE, dirancang untuk mampu mendeteksi saldo jenis bahan pada sebuah SK. Sehingga manakala sebuah
PIB yang memuat jenis barang tertentu diajukan, secara otomatis
aplikasi meneliti saldo kuantitas jenis bahan tersebut pada SK yang
dirujuk, bilamana saldo tidak cukup, STTJ tidak akan tercetak;
3. Monitoring PIB 12 bulan hendaknya dilakukan secara aplikasi.
Dengan demikian manakala aplikasi KITE menemukan sebuah
PIB telah lebih 12 bulan, langsung akan tercetak surat penagihan,
dan NIPER tersebut juga terblokir;
4. Hendaknya aplikasi KITE, dirancang mampu menghitung nilai
tambah (added value) pada sebuah BCL-KT01, yang nantinya
dapat dihitung kumulatif untuk NIPER tertentu, dan pada akhirnya
dapat dihitung kumulatif untuk seluruh NIPER;
5. Dalam rangka terpenuhinya ketentuan pasal 21 KEP-205/BC/
2003, yang mewajibkan perusahaan untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban minimal tiap 6 (enam) bulan
sekali, yang tidak disertai dengan pasal-pasal yang mengatur
pelanggarannya, hendaknya segera dipikirkan jalan keluarnya,
sehingga tidak menyulitkan unit KITE, selaku pihak yang melaksanakan ketentuan tersebut.
Menurut hemat penulis pengawasan internal KITE mempunyai
kontribusi dan membantu tugas pengawasan yang selama ini telah
dilakukan oleh unit Penindakan dan Penyidikan, maupun unit Audit.
Demikian yang penulis ketahui, semoga bermanfaat, khususnya
buat penulis, dan umumnya buat pembaca.
Penulis adalah Pelaksana Bidang Fasilitas Kepabeanan
pada Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat
O P I N I
Oleh :
Sumardiono
SEPUTAR
FASILITAS
KITE
pengajuan skep fasilitas yang begitu penting bagi pemeriksa di
KITE dan auditor, ternyata belum terdapat dasar hukumnya baik
dalam Kep Dirjen Nomor: KEP-205/BC/2003 maupun Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 580/KMK.04/2003.
Oleh karena itu, persyaratan-persyaratan yang memang
harus dilampirkan dalam pengajuan skep fasilitas seharusnya
dimasukkan dalam ketentuan yang mengatur fasilitas KITE. KITE
juga harus menyimpan data konversi tersebut dengan baik agar
saat diperlukan data tersebut mudah untuk didapatkan. Karena
kadangkala perusahaan mempunyai beberapa data konversi dan
yang diberikan kepada pihak yang membutuhkan sesuai
kepentingannya (tentunya yang menguntungkan perusahaan).
PENGAJUAN LAPORAN EKSPOR
Dalam laporan ekspor/BCL-KT01 yang disampaikan perusahaan terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitu
pertama, menurut hemat penulis selama ini banyak perusahaan
yang melaporkan laporan ekspor (BCL-KT01 untuk laporan
penggunaan barang dan/atau bahan asal impor yang mendapat
pembebasan BM dan/atau Cukai serta PPN dan PPnBM tidak
dipungut asal ekspor) tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Dalam laporan ekspor, pemakaian bahan baku umumnya
asilitas KITE oleh beberapa penulis telah dibahas di masenantiasa dilaporkan 100% habis terpakai, padahal terdapat sisa
jalah ini, bahkan dalam edisi bulan Maret lalu Fasilitas
bahan baku dan bahan baku yang rusak (waste). Karena sisa baKITE menjadi topik utama. Opini dari beberapa penulis
han baku dan bahan baku yang rusak ikut dilaporkan dalam
tersebut diharapkan dapat membuka cakrawala
laporan ekspor, maka saat laporan ekspor disetujui oleh KITE
pengetahuan pegawai bea cukai dan dapat memberikan
(terbit SPPJ), maka sudah tidak ada saldo bahan baku lagi yang
masukan yang positif bagi tim yang ditunjuk untuk mengadakan
harus dipertanggungjawabkan perusahaan (menurut KITE), maka
penyempurnaan peraturan atas fasilitas KITE. Tentunya, berbagai
jaminan pun dikembalikan ke perusahaan.
pendapat itu perlu dikaji dan ditelaah lebih mendalam untuk pePadahal, realita di perusahaan masih ada fisik atas sisa banyempurnaan fasilitas ini.
han baku dan bahan baku yang rusak. Sesuai aturan dalam Kep
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin memberikan pendaDirjen, seharusnya perusahaan melakukan laporan tersendiri atas
pat seputar fasilitas KITE dengan harapan ada manfaatnya bagi
penyelesaian sisa bahan baku dan bahan baku yang rusak yaitu:
Tim penyempurna peraturan KITE, pegawai bea cukai (khusus1. Apabila dijual, perusahaan membuat laporan BCL-KT01
nya bagi pegawai yang terlibat langsung dalam pemberian
untuk laporan penggunaan barang dan/atau bahan asal impor
fasilitas KITE dan juga bagi Auditor), maupun bagi pelaku bisnis
yang mendapat pembebasan BM dan/atau Cukai serta PPN
(pengusaha).
dan PPnBM tidak dipungut asal penjualan hasil produksi yang
rusak, bahan baku yang rusak, hasil produksi sampingan,
PENGAJUAN SKEP FASILITAS PEMBEBASAN
sisa hasil produksi ke DPIL.
Fasilitas Pembebasan (pembebasan bea masuk dan/atau
2. Apabila dimusnahkan, perusahaan membuat
cukai serta PPN dan PPnBM tidak dipungut) dapat
laporan BCL-KT01 untuk laporan penggunaan
dinikmati oleh perusahaan (importir, produsen dan
barang dan/atau bahan asal impor yang mendaeksportir) tentunya terlebih dahulu dengan mengajupat pembebasan BM dan/atau Cukai serta PPN
kan permohonan Skep Pembebasan (BCF-KT01)
PENATAUSAHAAN
dan PPnBM tidak dipungut asal pemusnahan
kepada Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai. Dalam
JAMINAN
DI
KITE
hasil produksi yang rusak, bahan baku yang rupengajuan skep pembebasan ini salah satu syarat
sak, hasil produksi sampingan, sisa hasil proyang harus dilampirkan perusahaan adalah melamHARUS
duksi ke DPIL.
pirkan daftar konversi. Daftar konversi pemakaian
DILAKUKAN
bahan baku menjadi lampiran yang sangat penting
3. Apabila sisa bahan baku diselesaikan dengan cara
bagi pemeriksa di KITE karena digunakan untuk
membayar saldo yang masih harus dipertanggungSEBAIK MUNGKIN
menghitung besarnya jumlah bahan baku yang akan
jawabkan, perusahaan membuat laporan BCLdiberikan kepada perusahaan.
KT01 untuk laporan penyelesaian bahan baku asal
Kalau ditelaah lebih lanjut, sebenarnya data konimpor yang belum diselesaikan ekspornya.
versi bagi KITE tidak hanya untuk pemberian persetujuan skep
Pada umumnya atas pemakain bahan baku mesti terdapat
fasilitas KITE yang diminta perusahaan, namun juga penting bagi
sisa bahan baku dan bahan baku yang rusak, maka KITE dapat
pemeriksa laporan ekspor/BCL-KT01. Bagi pemeriksa (desk
meminta data tersebut (prosentase waste) saat pengajuan skep.
audit), data konversi tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk
Penulis pernah mendapati perusahaan yang telah melaporkan
menguji kebenaran/kewajaran laporan ekspor perusahaan. KITE
seluruh penggunaan bahan baku dalam laporan ekspornya dan
hendaknya tidak serta merta menyetujui Laporan Ekspor yang
karena terdapat ada sisa bahan baku dan bahan baku yang rudibuat perusahaan dengan alasan self assessment. Pemeriksa
sak, maka perusahaan melakukan pemusnahan atas sisa bahan
seharusnya menilai kewajaran laporan ekspor perusahaan
baku dan bahan baku yang rusak sesuai prosedur (membuat
dengan menggunakan data konversi yang diajukan perusahaan
dokumen BC 2.4, pemusnahan disaksikan pejabat Bea dan
saat pengajuan skep. Selama ini, KITE “terlalu” mengandalkan
Cukai dari KPPBC yang mengawasi dan dibuatkan berita acara
proses audit untuk menguji kebenaran laporan ekspor. Padahal
pemusnahan).
terdapat perusahaan yang belum diaudit oleh bidang audit,
Setelah itu, perusahaan melaporkan pemusnahan ke KITE
namun sudah tidak aktif (tutup) atau karena sesuatu hal data-data
dengan membuat laporan BCL-KT01 untuk laporan penggunaan
tersebut hilang (akibat kebakaran/kebanjiran/pergantian pegawai
barang dan/atau bahan asal impor yang mendapat pembebasan
dan arsip perusahaan tidak bagus, serta sebab lainnya).
BM dan/atau Cukai serta PPN dan PPnBM tidak dipungut asal
Selain itu, bagi bidang audit data konversi tersebut mutlak
pemusnahan hasil produksi yang rusak, bahan baku yang rusak,
diperlukan untuk menghitung kewajaran pemakaian bahan baku
hasil produksi sampingan, sisa hasil produksi ke DPIL. Setelah
(mutasi bahan baku) dan menghitung tagihan jika terdapat selisih
beberapa lama, laporan ekspor perusahaan disetujui semuanya
kurang barang jadi atau penjualan lokal barang jadi.
(jaminan bank dikembalikan seluruhnya karena tidak ada lagi salNamun demikian, kewajiban melampirkan daftar konversi saat
do yang harus dipertanggungjawabkan). Selanjutnya atas laporan
F
“
”
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
45
O P I N I
Kalau nilai ekspor diberitahukan fee atas jasa pengerjaan dipemusnahan yang sudah diterima oleh KITE, perusahaan diminta
tambah nilai barang impor (dibuat dua invoice; satu untuk
untuk mencabut laporan tersebut karena sudah tidak terdapat
kepentingan Bea dan Cukai/fee ditambah nilai bahan baku, satu
saldo yang harus dipertanggungjawabkan.
invoice untuk penerima barang di luar negeri/nilai fee saja), maka
Atas kasus tersebut, perusahaan ‘jujur’ dalam melakukan pedata ekspor Indonesia tidak akan sesuai dengan riel devisa yang
nyelesaian atas sisa bahan baku dan bahan baku yang rusak,
akan diterima bahkan untuk uji nilai transaksi atas barang ekspor
namun tidak ‘jujur’ dalam laporan ekspornya. Dengan adanya kepada saat dilakukan audit pun kedapatan tidak akan sesuai.
salahan laporan ekspor seperti itu, dalam aturan KITE belum
Untuk itu, menurut hemat penulis perlu ada aturan khusus yang
terdapat sanksi administrasi yang seharusnya dikenakan kepada
mengatur tentang perusahaan yang hanya menerima upah/jasa
perusahaan. Dalam SPPJ memang terdapat klausul bahwa jika
pengerjaan tanpa membeli bahan baku impor.
terdapat kesalahan dalam laporan ekspor (laporan ekspor lebih
Kelima, adanya kesalahan input data pada PEB seringkali
besar dari yang seharusnya), perusahaan diwajibkan membayar
KITE atau perusahaan meminta bidang audit untuk melakukan
BM dan/atau Cukai, PPN/PPnBM ditambah denda 100% BM dan
audit sehingga PEB tersebut dapat dipakai untuk mempertangsanksi bunga 2%.
gungjawabkan fasilitas yang diterima atau untuk meminta haknya
Menurut hemat penulis, sanksi tersebut dapat dikenakan bagi
(fasilitas pengembalian).
perusahaan yang salah dalam laporan ekspor dan tidak ada
Sebenarnya dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 145/
dokumen BC 2.4, pemusnahan tanpa disaksikan pejabat Bea dan
PMK.04/2007 tentang Ketentuan Kepabeanan dibidang Ekspor
Cukai dari KPPBC yang mengawasi dan tanpa ada berita acara
telah jelas aturannya yaitu terhadap kesalahan pemberitahuan
pemusnahannya.
pabean ekspor berupa jenis/kategori ekspor dan /atau jenis fasiliKedua, untuk menguji kebenaran/kewajaran laporan ekspor
tas yang diminta tidak dapat dilakukan perubahan. Jika aturan
(BCL-KT01) dan menghindarkan terjadinya laporan pemakaian
dalam PMK seperti itu, adakah aturan yang sederajat atau yang
bahan baku yang senantiasa habis 100% (tanpa ada waste),
lebih tinggi hirarkinya yang memungkinkan bidang audit dapat
hendaknya pemeriksa di KITE menggunakan data konversi yang
merekomendasikan dilakukannya updating atas data/kesalahan
dilampirkan perusahaan saat pengajuan SKEP. Jika mekanisme
PEB.
tersebut tidak dilakukan, maka akan ditemukan kuMenurut hemat penulis, belum/tidak ada aturan
antitas pemakaian bahan baku yang berbeda-beda
hasil audit dapat meng-updating kesalahan PEB
dalam setiap laporan ekspor meskipun jenis barang
sehingga permohonan dari perusahaan untuk mejadinya sama.
UNTUK
makai PEB yang salah dapat langsung ditolak oleh
Mengingat format laporan ekspor di BCL-KT01
MENGAMANKAN KITE. Lain halnya, jika ada ketentuan bahwa audit
tidak dapat ditrasir satu barang jadi menggunakan
dapat merevisi atas kesalahan PEB, maka audit dajenis bahan baku apa saja dan dalam jumlah
HAK-HAK
pat dijadikan sebagai jalan keluarnya.
berapa sebagaimana dalam laporan BCL-KT02 (faNEGARA, KITE
silitas pengembalian), maka pemeriksa di KITE mau
tidak mau untuk menguji kebenaran/kewajaran
HARUS SEGERA PERHITUNGAN SANKSI ATAS PENJUALAN LOKAL
laporan ekspor/BCL-KT01 dengan menggunakan
Dalam Kep. Dirjen dan Kep. Menkeu diatur
MEREKAPITULASI tentang penjualan lokal atas fasilitas KITE yang
data konversi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
disertai syarat pada dokumen laporan ekspor diserdiberitahukan sesuai prosedur (menggunakan
PERUSAHAAN
takan detail barang jadi (spek dan tipe) dan dalam
dokumen BC 2.4 dan maksimal 25% dari jumlah
PENERIMA
data konversi juga diuraikan secara detail.
ekspor/penyerahan ke KB), perusahaan wajib
Ketiga, dalam Kep. Dirjen dan Kep. Menkeu
membayar BM, Cukai, PPN/PPnBM dan sanksi
FASILITAS
DAN
juga disebutkan bahwa Laporan Ekspor/BCL-KT01
bunga 2% dan jika penjualan lebih besar dari 25%,
JUGA PENJAMIN maka selain membayar BM, Cukai, PPN/PPnBM,
sekurang-kurangnya 6 bulan sekali, namun jika hal
tersebut tidak dilakukan perusahaan ternyata tidak
bunga 2% ditambah dengan denda sebesar 100%
YANG TIDAK
terdapat sanksi yang mengaturnya. Jadi kewajiban
dari Bea Masuk.
MELUNASI
hanya kewajiban tanpa ada sanksi bagi
Namun jika penjualan lokal tidak diberitahupelanggarnya. Oleh karena itu, hendaknya setiap
kan sesuai prosedur (tanpa dokumen BC 2.4)
KEWAJIBANNYA
aturan yang dilanggar jika tidak ditaati seyogyanya
dan jumlahnya lebih dari 25%, menurut hemat
ada sanksinya.
penulis belum ada aturan yang mengaturnya.
Keempat, diantara parameter yang dipakai oleh
Kalau penjualan lokal diketahui saat audit dan
KITE untuk menyetujui atau menolak laporan ekspor adalah detim audit menganggap sebagai selisih kurang barang jadi,
ngan membandingkan nilai ekspor dengan nilai impor atau memmaka perusahaan hanya dikenai sanksi membayar BM, Cubandingkan berat barang ekspor dengan berat barang impor. Nilai
kai, PPN/PPnBM dan denda 100% dari BM tanpa ada bunga.
ekspor atau berat barang ekspor harus lebih besar atau minimal
Menurut hemat penulis, seharusnya ada aturan yang memuat
sama dengan nilai/berat impor. Perbandingan nilai ekspor dengan
sanksi atas selisih kurang barang jadi karena penjualan lokal
nilai impor tidak menjadi masalah tatkala barang impor
tanpa diberitahukan lebih berat sanksinya daripada yang
merupakan hasil pembelian perusahaan. Namun bagi perusahamemberitahukan.
an yang hanya mendapatkan ‘fee’ atas jasa pengolahan bahan
baku menjadi barang jadi dan pada PEB nilai ekspor yang diberiSANKSI 12 BULAN BELUM EKSPOR
tahukan hanya jasanya, maka syarat tersebut tidak dapat
Atas PIB jatuh tempo (PIB lebih dari 12 bulan belum didipenuhi oleh perusahaan sehingga dapat mempengaruhi proses
ekspor), maka yang dilakukan KITE sesuai aturan yang ada
persetujuan laporan ekspornya.
adalah menerbitkan surat pemberitahuan/tagihan PIB >12
Belum lagi kalau semua komponen bahan bakunya berasal
bulan dan melakukan protek atas pelayanan perusahaan.
Menurut hemat penulis, seharusnya atas PIB jatuh tempo
dari impor (PIB Fasilitas) dan terdapat waste, maka berat baaturannya disamakan dengan monitoring jaminan yaitu dilarang ekspor pun akan lebih kecil dari berat barang/bahan baku
kukan pencairan jaminan yang ada di KITE. Karena kalau
impor. Semestinya parameter perbandingan berat dan nilai
diterbitkan surat pemberitahuan/tagihan PIB >12 bulan dan
dapat digunakan jika barang impor merupakan hasil pembelian
perusahaan tidak mau melunasi tagihan tersebut, sanksinya
dan barang jadi berasal dari bahan baku impor (fasilitas KITE)
hanya protek fasilitas di KITE. Sedangkan pelayanan atas
dan impor bayar serta mengandung komponen bahan baku
ekspor impor tetap dilayani.
lokal. Jika memang perusahaan tidak melakukan pembelian
Jika atas PIB jatuh tempo dilakukan pencairan jaminan, sebahan baku maka parameter tersebut tidak harus dipaksakan
mestinya pihak yang berkewajiban membayar atas tagihan
karena kenyataannya terdapat beberapa perusahaan yang
sebesar nilai yang dijaminkan (BM dan PPN/PPnBM) adalah penmemang hanya menerima fee ‘ongkos jahit’ baik untuk perjaminnya (bank devisa/perusahaan asuransi) bukan perusahaan.
usahaan penerima fasilitas KITE ataupun Kawasan Berikat.
“
”
46
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
Disinilah fungsi penjamin, dia bertanggungjawab atas pihak yang
KITE tidak perlu menunggu PIB lewat waktu 12 bulan tetapi
dijaminnya, jangan sampai terjadi pencairan jaminan dilakukan
dilakukan saat perusahaan tidak melakukan perpanjangan
oleh KITE ditujukan kepada penjamin tetapi pihak penjamin tidak
jaminan banknya.
mau bertanggungjawab atas kewajibannya.
Oleh karena itu, penatausahaan jaminan di KITE harus dilaNamun sepengetahuan penulis, selama ini setiap pencairkukan sebaik mungkin, jangan sampai terjadi pencairan jaminan
an yang dilakukan oleh KITE kepada penjamin, pihak
yang seharusnya dilakukan belum dilakukan dan dilakukan setepenjamin memberitahukan perihal pencairan tersebut kepada
lah jaminan tidak berlaku.
perusahaan penerima fasilitas KITE dan yang melakukan
Permasalahan belum terealisasinya penerimaan negara dari
pembayaran adalah pihak perusahaan bukan penjamin. Mepencairan jaminan dan tagihan PIB jatuh tempo, seharusnya
mang dalam tagihan KITE selain ada BM dan PPN/PPnBM
dapat diminimalkan dengan mengadakan koordinasi antara KITE
terdapat pula sanksi bunga 2% dari pungutan sehingga kalau
dengan KPPBC yang mengawasi. Setiap penerbitan Surat
jaminan dicairkan hanya dapat menutup Bea Masuk dan
Keputusan Pencairan Jaminan dan Surat Pemberitahuan/Tagihan
PPN/PPnBM. Untuk masalah sanksi bunga 2%, perlu ada
PIB Jatuh Tempo, KITE memberikan tembusan ke KPPBC yang
aturan yang menyebutkan bahwa KITE dapat menerbitkan
mengawasi, jika belum dilunasi oleh perusahaan KPPBC dapat
surat pemberitahuan/tagihan atas sanksi bunga kepada perumenerbitkan surat paksa dan mengusulkan pemblokiran pelayansahaan.
an kepabeanan secara nasional.
Dengan dilakukan pencairan jaminan kepada penjamin
Bagi perusahaan yang dalam waktu 12 bulan belum meladan pihak yang bertanggungjawab penjamin, tidak terdapat
kukan realisasi ekspor diwajibkan membayar BM, Cukai, PPN
lagi tagihan/pencairan jaminan yang tidak dapat terealisasi
dan PPnBM yang terutang serta bunga sebesar 2% dari
(minimal untuk Bea Masuk dan PPN/PPnBM pasti terbayar).
pungutan yang seharusnya dibayar setiap bulan maksimal 24
Persoalan yang selama ini dihadapi oleh KITE adalah KITE
bulan, dengan catatan barang masih ada dalam persediaan.
tidak punya senjata/power untuk menerbitkan surat paksa
Jika barang tidak berada dalam persediaan/tidak dapat diperbaik kepada penjamin maupun kepada perusahaan yang
tanggungjawabkan, maka kewajiban perusahaan adalah
tidak melunasi tagihan/pencairan yang dilakumembayar BM ditambah denda 100% dari BM
kan oleh KITE. Sehingga terdapat banyak penserta membayar PPN dan PPnBM ditambah sankcairan/surat pemberitahuan tagihan yang tidak
si sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
tertagih. Fasilitas KITE adalah fasilitas yang
Permasalahannya, bagaimana kalau tariff BM
MENURUT
diberikan oleh DJBC, seharusnya perlakuan teratas barang tersebut 0%, apakah total kewajiban
HEMAT PENULIS, yang harus dibayar lebih kecil daripada perusahahadap pelanggar fasilitas KITE yang tidak
melunasi kewajibannya dalam batas waktu terSANKSI DAPAT an yang barangnya masih terdapat dalam
tentu seharusnya diperla kukan sama dengan
persediaan ataukah ada sanksi administrasi yang
DIKENAKAN
SPKPBM.
dapat dikenakan. Untuk memberikan rasa
Jika aturan atas PIB jatuh tempo masih tetap
keadilan, perlu ada aturan atau penegasan yang
BAGI
dengan menerbitkan surat pemberitahuan/
mengatur pengenaan sanksi administrasi tersePERUSAHAAN but.
tagihan PIB >12 bulan (sesuai aturan yang ada)
dan perusahaan tidak melunasi tagihan tersebut,
Dalam Kep. Dirjen dan KMK disebutkan ekspor
YANG SALAH
seharusnya sanksinya adalah tidak hanya protek
barang atau penyerahan barang hasil produksi ke
DALAM
atas pelayanan fasilitas di KITE saja tetapi atas
kawasan berikat harus terlaksana dalam jangka wakseluruh pelayanan dibidang kepabeanan tidak
tu 12 bulan sejak tanggal pendaftaran PIB, namun
LAPORAN
dilayani (dilakukan blokir secara nasional) dan
jika tidak terlaksana maka pengusaha wajib
EKSPOR DAN
dapat diterbitkan surat paksa melalui KPPBC
membayar BM, Cukai, PPN dan PPnBM serta bunga
Untuk mengamankan hak-hak negara, KITE
2% sepanjang barang masih ada dalam persediaan.
TIDAK ADA
harus segera merekapitulasi perusahaan peneriPermasalahannya adalah jika perusahaan sudah
DOKUMEN
ma fasilitas dan juga penjamin yang tidak melumerealisasikan ekspor (PEB) dalam waktu 12 bulan,
nasi kewajibannya. Atas perusahaan penerima
namun belum membuat laporan ekspor/BCL-KT01
BC
2.4
...
fasilitas, KITE harus sesegera mungkin minta
ke KITE apakah perusahaan juga tetap diwajibkan
bidang audit untuk melakukan audit agar hak-hak
membayar BM, PPN/PPnBM serta bunga 2% ataunegara dapat diselamatkan karena perusahaan
kah pengertian antara belum terealiasi ekspor dan
tersebut ‘tenang-tenang saja’ atas protek yang dilakukan
belum adanya laporan ekspor dianggap hal yang berbeda.
KITE. Hal tersebut terjadi karena perusahaan sudah tidak
Menurut hemat penulis perlu ada penyempurnaan atas
aktif lagi menggunakan fasilitas KITE. Untuk penjamin
aturan tersebut yaitu pengenaan sanksi membayar BM,
yang tidak memenuhi kewajibannya, harus dikenakan sanksi
Cukai, PPN dan PPnBM serta bunga 2% dikenakan kepada
yang tegas (tidak sekedar di black list tidak dapat ditunjuk
perusahaan jika dalam waktu 12 bulan belum menyampaikan
sebagai penjamin).
laporan ekspor ke KITE. Karena kalau aturannya masih
Penyebab lain pencairan jaminan tidak dapat direalisasiseperti saat ini, maka SK Pencairan Jaminan atau Surat
kan adalah pencairan dilakukan setelah masa berlaku jaminPemberitahuan Tagihan PIB Jatuh Tempo yang diterbit oleh
an telah habis (out of date). Sebagaimana diketahui, periode
KITE akan tidak ada artinya jika perusahaan menyampaikan
jaminan ada yang masa berlakunya 6 bulan dan 1 tahun.
dokumen ekspor atau dokumen penyerahan ke Kawasan
Atas jaminan yang masa berlakunya 6 bulan dan sudah jatuh
Berikat, meskipun mekanisme pembuktian ekspor atau
tempo (perusahaan belum membuat laporan ekspor atas PIB
penyerahan ke kawasan berikat menggunakan bahan baku
tersebut serta perusahaan belum memperpanjang jaminan
fasilitas KITE belum diatur.
tersebut), maka KITE akan melakukan protek/tidak memberiDemikian juga jika atas hasil audit memang dapat dibuktikan pelayanan apapun kepada perusahaan penerima fasikan bahwa realisasi ekspor/penyerahan ke kawasan berikat
litas sampai perusahaan memperpanjangnya.
menggunakan bahan baku eks fasilitas KITE, maka akan ada
Proses pencairan oleh KITE tidak dilakukan pada saat
pembatalan SK Pencairan Jaminan/Tagihan PIB Jatuh Tempo
bersamaan dengan protek tetapi menunggu PIB lewat waktu
bahkan tidak menutup kemungkinan munculnya rekomendasi
12 Bulan, akibatnya pencairan yang dilakukan oleh KITE
perusahaan dapat melakukan restitusi jika perusahaan/
sudah melewati batas waktu pencairan (untuk jaminan bank
penjamin telah melunasi/membayar tagihan tersebut.
maksimal 1 bulan sejak tanggal jatuh tempo dan untuk
Demikian diantara hal-hal yang perlu menjadi perhatian
customs bond 3 bulan sejak tanggal jatuh tempo) sehingga
kita semua dan perlu segera diadakan penyempurnaan atas
penjamin pun tidak bersedia mencairkan jaminan yang
aturan KITE sehingga tidak timbul kerugian negara. Wallahu
mintakan pencairan tersebut. Seharusnya, pencairan oleh
a’lamu Penulis adalah Auditor pada Kanwil Jakarta
“
”
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
47
KEPABEANAN
RAKOR SKA DAN DBH. Untuk menyempurnakan kebijakan tentang DBH dan pemahaman SKA oleh petugas di lapangan, Direktorat Teknis Kepabeanan
menyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan seluruh Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai.
RAPAT KOORDINASI
IMPLEMENTASI SKEMA
PREFERENSI TARIF
Masih minimnya pengetahuan petugas
bea cukai di lapangan akan dokumen
surat keterangan asal (SKA) atau certificate of origin, dan kurangnya
kegiatan updating database harga oleh
DJBC, menyebabkan penentuan nilai
pabean oleh pejabat bea cukai tidak
memiliki kesamaan antara pejabat yang
satu dengan yang lainnya.
U
ntuk menyempurnakan pengetahuan petugas akan SKA
dan database harga, Direktorat Teknis Kepabeanan
mengadakan rapat koordinasi dengan Kepala Bidang
Kepabeanan dan Cukai diseluruh Indonsia. Rapat yang
dipimpin langsung oleh Direktur Teknis Kepabeanan,
Agung Kuswandono,
berlangsung di ruang rapat
Mentri Keuangan Kantor
Pusat Diretorat Jenderal Bea
dan Cukai (DJBC) pada 29
Agustus 2008.
Dalam rapat tersebut dibahas dua tema yaitu, SKA dalam
skema preferensi tarif, dan
penyusunan dan pemuktahiran
database harga (DBH). Pada
sesi SKA, materi disampaikan
oleh Kepala Seksi Klasifikasi,
Bambang Untung, yang
memaparkan mengenai SKA
terkait dengan adanya kebijakan kerjasama antara negara
AGUNG KUSWANDONO. Saat ini masih Asean khususnya dalam hal
banyak pengguna jasa yang bermain- tarif bea masuk, seperti Asean
CEPT for AFTA, Asean-China
main dengan nilai pabean.
48
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
FTA, Asean-Korea FTA, dan Indonesia-Japan Economic Partnership
Agreement (IJ-EPA).
SURAT KETERANGAN ASAL BARANG
Menurut Bambang Untung, SKA adalah dokumen yang secara sah semata-mata memberikan penjelasan tentang negara asal
barang yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk memberikan fasilitas preferensi tariff bea masuk. SKA juga berkaitan
langsung dengan penetapan tarif dalam rangka impor barang.
Dalam hal hasil penelitian bea dan cukai tidak diragukan kebenarannya maka preferensi tarif diberikan.
“Ada empat jenis SKA, yaitu Form D untuk Asean-CEPT, Form E
untuk Asean-China FTA, Form AK untuk Asean-Korea FTA, dan Form
JIEPA untuk Indonesia-Japan EPA. Sementara itu, dari masingmasing SKA tersebut menurut operational certification procedures for
the rules of origin, memiliki perbedaan yang cukup signifikan namun
mudah untuk dikenali,” ujar Bambang.
Perbedaan tersebut adalah, pada Form D, ukuran kertas A4,
bahasa Inggris, lembar asli ultra violet, lembar ketiga orange, nomor
referensi terdapat pada kanan atas Form, terdapat 12 kolom isian.
Pada Form E, ukuran kertas A4, bahasa Inggris, lembar asli warna
beige, lembar ketiga light green, nomor referensi terletak pada kanan
atas Form, terdapat 12 kolom isian. Pada Form AK, ukuran kertas A4,
bahasa Inggris, lembar asli
FOTO-FOTO WBC/ATS
warna putih, nomor referensi
terletak pada kanan atas Form,
terdapat 13 kolom isian. Dan
pada Form JIEPA, ukuran kertas A4, warna putih kotor (krem
muda), logo dengan tulisan
EPA Japan-Indonesia, dan nomor referensi di kanan atas
Form, terdapat 10 kolom isian.
DATA BASE HARGA
Sementara itu untuk sesi
penyusunan dan pemuktahiran
database harga (DBH), materi
disampaikan oleh Kepala Subdirektorat Nilai Pabean, Fajar
Donny. Dalam pemaparannya
dijelaskan mengenai perlunya
pemutakhiran database karena
BAMBANG UNTUNG. Ada empat jenis
SKA yang dikenal saat ini, yaitu Form D,
Form E, Form AK, dan Form JIEPA.
dalam rangka uji kewajaran nilai pabean, sering kali tidak ditemukan
data pembanding. Selain itu, masih kurangnya data dengan uraian
jenis dan klasifikasi barang yang lengkap pada sistem aplikasi impor
(SAI) yang dapat dijadikan sumber untuk pemutakhiran dan pengayaan DBH.
“Untuk itu perlu adanya data harga yang lengkap untuk pelaksanaan penetapan nilai pabean dalam rangka audit kepabeanan.
Karena, DBH memiliki dua fungsi. Pertama DBH I, sebagai parameter dalam pengujian kewajaran pemberitahuan nilai pabean,
dan sebagai data yang tersedia yang dapat dipakai sebagai dasar
penetapan nilai pabean berdasarkan dalam satu metode VI.
Kedua DBH II, sebagai test value, dan sebagai salah satu sumber
data DBH I,” ujar fajar Donny.
Lebih lanjut Fajar Donny menjelaskan, untuk saat ini sebenarnya
kondisi yang diinginkan terhadap database harga adalah, DBH II dapat
disusun dan dimutakhirkan secara periodik, serta DBH II dapat dijadikan tools untuk test value. Selain itu DBH II merupakan salah satu
sumber data untuk penetapan nilai pabean, dan DBH II dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk penyusunan DBH I.
Ketika ditemui WBC, Direktur Teknis Kepabeanan, Agung Kuswandono, menyatakan DJBC memiliki tiga tugas pokok dalam
pelayanan, yaitu klasifikasi barang, nilai pabean dan sisdur kepabeanan. Untuk itu Direktorat Teknis akan selalu berkoordinasi baik internal
maupun eksternal, untuk menyamakan visi yang ada, sehingga segala
kendala di lapangan dapat terselesaikan dengan baik.
“Yang perlu diberdayakan saat ini adalah teman-teman di
lapangan, untuk itu kami melakukan rapat koordinasi dengan para
Kabid Kepabeaan dan Cukai seluruh Indonesia, untuk melihat
sejauh mana masalah yang mereka hadapi di lapangan dan
bagaimana pemahaman mereka terhadap kebijakan saat ini yang
begitu banyaknya,” ujar Agung Kuswandono.
KENDALA DI LAPANGAN
Masih menurut Agung Kuswandono, saat ini rapat kordinasi
menitikberatkan pada SKA dan DBH, karena belum lama ini ada
suatu permasalahan di lapangan yang cukup serius dan memiliki
dampak yang cukup luas terkait dengan SKA, dan setelah diteliti
ternyata memang perangkat kebijakan pendukungnya yang belum ada.
Untuk itu pada rapat koordinasi kali ini, Direktorat Teknis Kepabeanan meminta masukan dari seluruh Kabid Kepabeanan dan Cukai
karena merekalah yang tahu sesungguhnya kondisi di lapangan, baik
yang terkait dengan SKA maupun DBH.
“Jadi saat ini ada dua aspek, yaitu aspek reaksi dengan adanya keluhan itu, dan aspek antisipasi. Nah, dari sini kami bisa
melihat dari mana sebenarnya kesalahan itu berasal, apakah berasal dari pihak kami, atau pihak pengusaha, atau dari
pelaksanaannya di lapangan. Dengan rakor ini kami harap dapat
menemukan titik terang akan permasalahan SKA dan DBH,”
“Saat ini masih banyak pengguna jasa yang bermain-main dengan
nilai pabean, untuk itu yang penting saat ini adalah membuat berlaku
jujur dan kepatuhan terhadap peraturan, jadi update nilai pabean sebenarnya adalah tools untuk uji
kewajaran. Namun, yang harus
digarisbawahi adalah pengguna jasa harus jujur dalam nilai
pabean dan harus tahu cara
menghitungnya, karena nilai pabean tidak sama dengan harga,”
ungkap Agung Kuswandono.
Dengan dilaksanakannya
rakor tentang SKA dan DBH
ini, Direktorat Teknis Kepabeanan berharap, akan ada
kesamaan pemahaman dan
visi terhadap kebijakan SKA
dan DBH, serta pemecahan
permasalahan di lapangan
yang tentunya didukung dengan peraturan yang lebih
FAJAR DONNY. Perlu adanya data
mencapai sasaran dari segala harga yang lengkap untuk
persoalan di lapangan. adi
pelaksanaan penetapan nilai pabean.
TARIF
IKLAN
A. B e r w a r n a ( F C )
Ukuran
(Cm)
1 x Edisi
Tarif
(Rp)
6 x Edisi
Tarif/edisi
Rp)
12 x Edisi
Total
(Rp)
Tarif/edisi
(Rp)
Total
(Rp)
Cover II
(Hal Dalam 6.000.000,depan)
5.500.000,- 33.000.000,- 5.000.000,-
60.000.000,-
Cover III
(Hal dalam 5.000.000,Belakang
4.500.000,- 27.000.000,- 4.000.000,-
48.000.000,-
Cover IV
(Hal
7.000.000,Belakang)
6.500.000,- 39.000.000,- 6.000.000,-
72.000.000,-
1 Hal
(21 x 28)
4.500.000,-
4.250.000,- 25.500.000,- 4.000.000,-
48.000.000,-
1/2 Hal
(12 x 18)
3.500.000,-
3.250.000,- 19.500.000,- 3.000.000,-
36.000.000,-
1/4 hal
(8,5 x 12)
2.500.000,-
2.250.000,- 13.500.000,- 2.000.000,-
24.000.000,-
B. H i t a m P u t i h ( B W )
Ukuran
(Cm)
1 x Edisi
tarif
(Rp)
12 x Edisi
6 x Edisi
Tarif/edisi
(Rp)
Total
(Rp)
Tarif/edisi
(Rp)
Total (Rp)
1 Hal
(21 x 28)
3.500.000,- 3.250.000,- 19.500.000,-
3.000.000,-
36.000.000,-
1/2 Hal
(12 x 18)
2.500.000,- 2.250.000,- 13.500.000,-
2.000.000,-
24.000.000,-
1/4 hal
1.500.000,- 1.250.000,- 7.500.000,(8,5 x 12)
1.000.000,-
12.000.000,-
Materi iklan disediakan dan diserahkan pemasang paling lambat
tanggal 15 untuk penerbitan bulan berikutnya ke alamat redaksi
dan pembayaran bisa ditransfer ke rekening Warta Bea Cukai
sesuai pada kolom redaksi.
Informasi hubungi :
K i t t y , t e l p (021) 47865608, 47860504 fax (021) 4892353
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
49
MITRA
WBC/ATS
SERING DIKELUHKAN. Kasubdit Nilai Pabean saat menjelaskan kepada para peserta temu wicara mengenai penetapan nilai pabean oleh pejabat bea
cukai, yang saat ini masih sering dikeluhkan oleh pihak importir dan PPJK.
TEMU WICARA
ASAKINDO
TENTANG NOTUL DALAM
PELAYANAN KEPABEANAN
Pelayanan kepabeanan tentang
penetapan nota pembetulan (Notul) yang
akhirnya menerbitkan surat pemberitahuan kekurangan pembayaran bea
masuk (SPKPBM) oleh pejabat bea cukai
sering dikeluhkan oleh masyarakat importir. Untuk menjawab keluhan itu Asosiasi Pengusaha Pengurus Jasa Kepabeanan Indonesia (ASAKINDO) mengadakan temu wicara antar anggotanya.
K
egiatan yang berlangsung di auditorium gedung Asosiasi PT. Kredit Indonesia (Askrindo) Jakarta ini,
dilaksanakan pada 28 Agustus 2008 dengan menghadirkan pembicara dari Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai (DJBC), yaitu Kepala Subdirektorat Nilai Pabean,
Direktorat Teknis Kepabeanan, Fajar Donny, Kepala Subdirektorat Manajemen Risiko, Direktorat IKC, Hermiyana, dan Kepala
Seksi Kepabeanan dan Cukai KPPBC Bontang, Anang Bagus
Giarto. Acara ini dipandu oleh Jonker Hamonangan selaku Ketua DPW Asakindo Jakarta.
Pada temu wicara kali ini juga sekaligus mensosialisasikan Peraturan Pemerintah Nomor: 28 tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi
Administrasi Berupa Denda di Bidang Kepabeanan, yang saat ini
sering dikeluhkan baik oleh importir maupun oleh PPJK selaku pengurus barang impor maupun ekspor.
Dari sesi tanya jawab yang berlangsung pada temu wicara,
umumnya para anggota mengeluhkan adanya perbedaan penetapan
nilai pabean antara pejabat yang satu dengan pejabat yang lainnya,
padahal menurut importir, barang yang diimpor baik jenis maupun
jumlahnya selalu sama.
Menurut Jonker Hamonangan, Notul menjadi penghambat proses
pengeluaran barang, karena jika terjadi penetapan jalur merah,
seharusnya surat pemberitahuan pengeluaran barang (SPPB) dapat
50
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
keluar dalam waktu 24 jam setelah laporan hasil pemeriksaan diterima, jika jumlah dan jenis barang yang diberitahukan sesuai, serta nilai
transaksi yang diberitahukan dapat diterima sebagai nilai pabean.
Kenyataannya, yang sering terjadi bukan SPPB yang terbit melainkan Notul dengan penetapan kesalahan klasifikasi barang sehingga kurang tambah bayar bea masuk dan pajak impor lainnya.”Dengan
dikeluarkannya Notul maka menjadi hambatan dan tertundanya
proses pengeluaran barang, sementara argo biaya gudang berjalan
seiring waktu kita membuat bank garansi atau customs bond yang
memerlukan waktu 2 hari,” ujar Jonker.
Sementara itu dengan dikenakannya Notul, maka kegiatan customs bond pun menjadi terhambat. Hal ini disampaikan oleh Kepala
Bagian Surety & Customs Bond, PT. Askrindo, Pudji Santoso. Menurutnya, panjangnya birokrasi pembukaan blokir yang dikeluarkan oleh
bea cukai, mengakibatkan Askrindo tidak dapat menerbitkan customs
bond untuk client lainnya, padahal penjaminannya telah dibayarkan
oleh Askrindo.
“Kami berharap, jangan karena satu importir yang sedikit telat
pencairan jaminannya, langsung terjadi pemblokiran, karena kami juga
ada prosedur yang harus dilalui,”
Menanggapi banyaknya keluhan akan penetapan nilai pabean
oleh Pejabat Funfsional Pemeriksa Dokumen (PFPD) menurut
Hermiyana, penetapan kebijakan yang telah dikeluarkan saat ini memang berkaitan dengan peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2008.
Untuk itu, acara ini sekaligus mensosialisasikannya dengan harapan
dapat menjembatani persoalan yang terjadi di lapangan.
“Kritikan yang diberikan oleh Asakindo merupakan masukan bagi
kami, karena tanpa peran mereka kami pun tidak dapat melakukan
apa-apa. Sejauh ini dari pertanyaan yang kami terima umumnya tentang keluhan nilai pabean, namun itu tidak serta merta kami jatuhkan
kepada pihak PFPD, disini kami berusaha memahami dan melihat
seberapa jauh pengetahuan dan kejujuran mereka (pengguna jasa)
dalam penetapan nilai paben sehingga pihak bea cukai dapat menentukan nilai bea masuknya,” papar Hermiyana.
Masih menurut Hermiyana, untuk masukan yang diberikan pihak
asosiasi kepada DJBC, selanjutnya akan disampaikan kepada tim
yang telah ditunjuk untuk menetapkan kebijakan nilai pabean yang
sebentar lagi akan dikeluarkan.
Para peserta temu wicara terlihat antusias dalam menyampaikan
keluhan maupun masukannya kepada DJBC, hal ini menggambarkan
masih perlunya komunikasi yang lebih intensif antara DJBC dengan
pengguna jasa dalam hal sosialisasi kebijakan dalam pelaksanaan
kegiatan ekspor-impor. Dengan komunikasi diharapkan adanya
pemahaman yang cukup baik dari pihak penguna jasa akan segala
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. adi
INFO PEGAWAI
P E G A W A I
P E N S I U N
T. M. T. 0 1 O K T O B E R 2 0 0 8
NO
N
A
M
A
NIP
GOL
J A B A T A N
K E D U D U K A N
1
Drs. Soegito
060044378
IV/b
Kasubdit Aneka Cukai
Direktorat Cukai
2
Drs. Murjady
060044466
IV/b
Kasubdit Penyuluhan
dan Publikasi
Direktorat PPKC
3
Drs. Amin Shofwan
060044464
IV/b
K e pa l a B a g i a n U m u m
d a n K e pa t u h a n I n t e r n a l
Kanwil Jawa Timur II
4
Drs. Surendro Suprijadi, M.M.
060035493
IV/b
Kepala Kantor
KPPBC Tipe A3 Bandar Lampung
5
Soesilo
060035377
IV/a
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A4 Tarakan
6
Kaseger Christian
060050133
III/d
Kasi Fasilitas
Kanwil DJBC Sumut
7
Zulkifli
060041669
III/d
Kasi Kepabeanan dan Cukai I
KPPBC Tipe A2 Bekasi
8
Samsul Mu’arif
060035992
III/d
Kasi P2
Kanwil Jawa Timur I
9
Ilham Hudaja
060041489
III/d
Kasubbag Kepegawaian
Kanwil Jawa Timur II
10
A.M. Sukardi
0600400249 III/b
P e l a k s a n a
Direktorat Audit
11
Prawoto
060046286
III/b
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A2 Bekasi
12
Endjun Djumaeni
060041499
III/b
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A3 Surakarta
13
Suparman
030159792
III/b
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A2 Bekasi
14
Nursyiwan
060040276
III/b
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A1 Soekarno Hatta
15
Abdullah
060041498
III/b
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A2 Jakarta
16
Wawan Djanuri
060043220
III/b
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A2 Bekasi
17
Abdul Aziz
060045643
III/b
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A2 Tangerang
18
Wasidi
060041168
III/b
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A2 Tangerang
19
Ato Subandi
060041127
III/b
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A2 Bekasi
20
R. Agus Soemarsono
060050207
III/b
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A2 Bekasi
21
Firman Pandiangan
060046578
III/a
K o r l a k Ad m I m p o r
KPPBC Tipe A3 Pekanbaru
22
Sri Haryono
060051401
III/a
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A2 Bekasi
23
Mulyadi Rachmadialis Achmad
060052078
III/a
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A2 Bekasi
24
Nirwan
060045273
III/a
P e l a k s a n a
Pangsarops Tipe A TBK
25
Marjam Musa
060052310
II/d
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A4 Gorontalo
26
Eddy Winarno
060049046
II/c
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe B Tulung Agung
27
Muh. Kasim Thalib
060057814
II/c
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A3 Makassar
28
Djasri
060057497
II/c
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe B Sambu Belakang
Padang
29
Soenarto
060040257
II/c
P e l a k s a n a
Kanwil DJBC Jakarta
30
Ngaidi
060041166
II/b
P e l a k s a n a
Kanwil Jakarta
31
Wilter Madellu
060058654
II/a
P e l a k s a n a
KPPBC Tipe A4 Bitung
32
Asmara Dewi
060045286
II/a
P e l a k s a n a
Kanwil DJBC Kep. Riau
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
51
INFO PEGAWAI
FOTO-FOTO WBC/ATS
WAKIL PRESIDEN, JUSUF KALLA. Memberikan sambutan pada acara
penganugrahan birokrasi award 2008
BIROKRASI
AWARD 2008
UNTUK DIRJEN BEA CUKAI
Delapan Direktur Jendral (Dirjen)
dan Deputi penerima Birokrasi Award
dinilai memiliki dua kriteria unggul yaitu
integritas, dan berkompeten.
B
ertempat di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 11 September
2008 dilaksanakan penganugrahan Birokrasi Award yang
diselenggarakan oleh Institute Reformasi Birokrasi Indo
Post-Jawa Post Group (IRB-IPJP).
Ada delapan tokoh yang dianugrahi Birokrasi Award karena dinilai memiliki dua kriteria unggul sebagai birokrat. Kriteria
birokrat berintegritas didasarkan pada lima parameter, yang pertama
Negarawan (statesmanship). Berikutnya, seorang Dirjen atau
pemangku jabatan tertinggi pada tingkat departemen haruslah memiliki pemikiran jangka panjang (visionary), bukan pemikiran jangka pendek. Kemudian seorang Dirjen haruslah berpegang teguh pada prinsip
(integrity), memiliki kepemimpinan (leadership), dan mampu jadi pejabat/staf yang baik bagi pimpinannya (followership).
Sementara itu untuk kriteria kompetensi, didasarkan pada tiga kategori yaitu kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi
sosial.
Penerima Birokrasi Award untuk kategori kenegarawanan atau
statesmanship diberikan kepada Massnellyarti Hilman, Deputi Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup. Kategori
visionary atau berpikir ke depan diberikan kepada Basuki Yusuf
52
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
Iskandar, Dirjen Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan
Informatika. Sedangkan Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi menerima penghargaan dengan kategori Kompetensi Teknis.
Kategori integrity diberikan kepada Herry Soetanto, Dirjen Kerja
Sama Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan.
Kategori leadership diraih Herry Purnomo, Dirjen Perbendaharaan
Departemen Keuangan. Dan, kategori followership diraih I Nyoman
Kandun, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Departemen Kesehatan.
Sedangkan, Agoes Widjanarko, Sekjen Departemen Pekerjaan
Umum, untuk kategori kompetensi manajerial. Dan, yang terakhir,
kategori kompetensi sosial diraih Benny Wachyudi, Dirjen Industri Agro
dan Kimia Departemen Perindustrian.
Acara penganugrahan ini disaksikan oleh Wakil Presiden RI,
Jusuf Kalla yang juga dilibatkan sebagai Tim Penilai Akhir. Hadir pula
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud M.D., Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Taufiq Effendi, Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud,
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar, Wakil Gubernur DKI Jakarta
Prijanto, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, mantan Mendagri
Soerjadi Soedirdja, para pejabat eselon I dari seluruh Departemen,
dan pemimpin media massa di Jakarta.
Dalam sambutannya Wapres mengatakan bangga dan berterima
kasih bahwa di tengah kritik kepada pejabat dan anggota DPR, masih
banyak birokrat yang patut mendapatkan penghargaan karena kinerjanya. Ia mengharapkan para pejabat yang menerima penghargaan
untuk terus meningkatkan kinerja dan pelayanan pada masyarakat.
“Penghargaan ini bukan titik akhir dari kinerja para pejabat eselon
I, upaya mereka untuk dapat merebut atau mempertahankan penghargaan ini haruslah melalui perjalanan yang panjang dengan berbagai
kendala yang siap menghadapi mereka. Untuk itu, sebagai seorang
birokrat sudah sepantasnya mereka dapat membuka diri untuk
menerima masukan dan kritikan, sehingga apa yang selama ini masih
menjadi hambatan bagi masyarakat dapat dicari solusinya dengan
baik,”ujar Wapres.
“Birokrasi memiliki satu musuh laten, yakni dirinya sendiri. Ham-
FOTO BERSAMA. Dirjen Bea Cukai, Anwar Suprijadi bersama Wapres dan Mentri BUMN beserta tujuh dirjen dari beberapa Instansi lainnya usai menerima
penghargaan dalam Birokrasi award
batan internal inilah penyebab birokrat terlambat menyelesaikan
masalah, takut mengambil keputusan, serta gemar memperpanjang
penerbitan izin,” demikian ia menilai.
Sementara itu Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi, yang ditemui WBC seusai penganugrahan mengatakan, penganugrahan ini
sebenarnya bukan hasil karya dirinya semata, semua ini adalah hasil
karya dari seluruh pegawai di lingkungan DJBC. Untuk itu, seharusnya
merekalah yang pantas untuk menerima ini.
“Saya ini hanyalah sebagai motivator dan pendorong bagi kinerja
bea cukai, jika ternyata saya terpilih pada birokrasi award ini, maka
yang pantas menerimanya adalah seluruh pegawai bea cukai. Mereka
inilah yang bekerja dengan gigih dalam menjalankan kebijakan maupun melaksanakan segala peraturan titipan dari seluruh departemen,”
tandas Dirjen.
“Untuk kedepan nanti saya berharap bea cukai dapat mempertahankan penghargaan ini, baik pengganti saya maupun seluruh
pegawai bea cukai,memelihara tentunya lebih sulit daripada memperebutkan, karena memlihara reputasi adalah tantangan yang sangat
berat, dan mempertahankannya dapat dilihat dengan cara bagaimana
kita merawat reputasi ini,” lanjutnya.
PENGHARGAAN SETIAP TAHUN
Penerima penghargaan ini sudah dinilai melalui studi yang memakan waktu lebih dari satu tahun oleh IRB-IPJP dan dilakukan secara
metodis dan sistematis. Mulai perumusan konsep, sampling untuk uji
konsep, verifikasi dan clustering (konfigurasi), diskusi kelompok terarah (focus group discussion), hingga deteksi tipologi pejabat eselon I
tingkat pusat yang dianggap bisa mewakili. Selain itu, beberapa kegiatan juga dilakukan guna menunjang objektifitas penilaian lembaga ini
yaitu seperti diskusi dengan para ahli dan praktisi, seminar untuk pimpinan atau pejabat daerah, serta kampanye publik tentang reformasi
birokrasi.
Didalam IRB-IPJP terdapat Steering Committee IRB yang terdiri
atas Siti Nurbaya (Sekjen Dewan Perwakilan Daerah), Hardijanto (mantan Kepala Badan Kepegawaian Negara), Son Diamar (mantan tena-
ga ahli Menteri PPN/Bappenas bidang desentralisasi dan otonomi daerah), dan Mohammad Jafar Hafsah (mantan Dirjen Bina Produksi
Tanaman Pangan Departemen Pertanian). Pelibatan Wapres sebagai
Tim Penilai Akhir merefleksikan tanggung jawab atas salah satu fungsi
politik eksekutif, yaitu kepemimpinan birokrasi dan kegiatan pengawasan.
CEO Indo Post dan Jawa Post, Dahlan Iskan, sebagai penggagas
IRB-IPJP yang didirikan pada tanggal 7 Maret 2007 menjelaskan, ide
Pemberian Birokrasi award ini dari diskusi yang terus menerus agar
bisa memberikan optimisme pada pemerintah untuk memajukan negara.
“Bahwa sebuah negara akan maju sekali kalau seluruh unsur masyarakatnya sudah dewasa. Rakyat sudah dewasa, media sudah
dewasa, pengusaha sudah dewasa namun ada yang belum dewasa
yaitu parpol dan birokrasi, jangan sampai salah satu dari unsur tersebut menghambat negara menjadi maju,” demikian menurut Dahlan.
Penghargaan ini rencananya akan tetap diadakan setiap tahunnya
guna mendapatkan negarawan-negarawan yang memiliki pemikiran
jangka panjang tanpa intervensi dari parpol. Tahun ini penilaian baru
diberikan pada dirjen-dirjen dilingkungan kementrian yang strategis
yang menyangkut kepentingan ekonomi dan kepentingan rakyat banyak.
“Belum efektifnya reformasi birokrasi khususnya pada pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat,menyebabkan masyarakat
beranggapan birokrasi sebagai penyebab utama dari berbagai kesulitan bangsa ini. Untuk itu, menjadi sangat penting adanya suatu
gambaran konkret dan objektif atas persoalan-persoalan di lingkungan
birokrasi Indonesia,”ujar Dahlan.
“Alasan mengapa penghargaan birokrasi ini hanya diberikan pada
Dirjen bukan Sekjen atau Irjen, karena sekjen atau irjen adalah tangan
kiri dan kanan Menteri. Sedangkan Dirjen adalah pejabat yang betulbetul secara operasional menerapkan kebijaksanaan pemerintah untuk kepentingan rakyat,” imbuh Dahlan.
Di masa mendatang IRB berupaya untuk membuat Dirjen layaknya CEO dalam suatu perusahaan sehingga memiliki integritas, kemampuan yang tinggi dan yang ada dibenaknya adalah
kepentingan rakyat bukan kepentingan menterinya yang membawa kepentingan partai. ip
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
53
RUANG KESEHATAN
TETAP FIT
DAN AKTIF
Anda
Anda Bertanya
Bertanya
DokterMenjawab
Menjawab
Dokter
Menjawab
Dokter
DIASUH OLEH PARA DOKTER
DI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC
DI BULAN PUASA
Rukun Islam mensyaratkan umat Islam
agar berpuasa sebulan penuh di bulan
Ramadhan. Sebagai muslim tentu kita
akan berupaya untuk memenuhi
kewajiban tersebut. Dan sebagai
karyawan yang harus tetap bekerja di
kantor dengan beban kerja yang relatif
sama, maka kita dituntut untuk selalu fit
dan aktif selama Ramadhan ini.
menyebabkan rasa kantuk yang lebih berat dan hal ini jelas
akan mempengaruhi efektifitas pekerjaan kita.
Faktor lain yang juga turut mendukung vitalitas tubuh selama puasa adalah cara memilih dan mengolah makanan
yang tidak menggunakan zat pengawet. Makanan segar akan
banyak membantu tubuh agar tetap fit. Buah dan sayur
dalam porsi yang banyak dan bervariasi, sangat dianjurkan.
JANGAN DIPENGARUHI OLEH RITME
Kendati ritme kantor berubah di bulan puasa, jangan
mengubah kebiasaan, misalnya menunda pekerjaan dengan
alasan bahwa pagi hari masih mengantuk oleh karena jam
tidur berkurang akibat harus bangun makan sahur. Semakin
adahal rasa ngantuk, lapar, haus dan lemas menjadi
siang kita memulai pekerjaan, yang ada justru rasa lelah dan
gejala yang sangat umum dialami pada orang yang
lapar. Enam sampai tujuh jam setelah makan, rasa lapar
sedang berpuasa. Apalagi jika teringat sabda Nabi
akan mulai muncul. Jika kita baru mulai bekerja pada pukul 9
kita Muhammad saw “ tidur orang yang berpuasa
pagi dan di saat yang sama rasa lapar mulai menyerang,
pada saat Ramadhan termasuk ibadah “, rasanya
sudah pasti malaspun meyergap.
kita ingin segera pulang dan tidur siang di rumah. Tetapi tunSemakin siang, metabolisme tubuh semakin turun, mututan profesionalisme membuat kita bertahan di kantor dan
tidak ada alasan untuk tidak menyelesaikan tulai lemas, lesu, makin lapar dan makin haus.
gas dan pekerjaan.
Jika kondisi ini mulai terasa, laksanakan shoBanyak cara bisa dilakukan agar kondisi balat dhuhur, yang kebetulan bertepatan waktudan kita tetap sehat dan segar selama berpuasa.
dengan saat istirahat. Air wudhu yang kita
BANYAK ORANG nya
Waktu dan frekwensi makan memang berubah
usapkan akan membuat rasa segar di tubuh
dari tiga kali, pagi – siang – malam, menjadi ha- SALAH PERSEPSI kita. Bagaimana jika rasa kantuk sangat berat
nya dua kali, dini hari dan malam hari.
dan tidak tertahankan lagi ? Pejamkan mata
TENTANG
Perubahan ini pasti mempengaruhi nafsu makan
dan upayakan tertidur selama 5 – 10 menit.
kita tetapi satu hal yang harus diingat bahwa maDengan kualitas tidur yang baik, meskipun
SUPLEMEN.
kanan yang kita konsumsi harus tetap memenuhi
hanya 5 – 10 menit mampu menghilangkan kanMEREKA
syarat kesehatan, empat sehat lima sempurna
tuk yang menyerang.
sehingga semua zat yang dibutuhkan tubuh
BERANGGAPAN
tercukupi. Dengan memenuhi kebutuhan zat gizi
PERLUKAH SUPLEMEN ?
SUPLEMEN
makro dan mikro, maka keluhan-keluhan nganSuplemen adalah makanan ( bukan obat lho!
tuk, lemas, lapar, gemetar, keringat dingin, pu) yang mengandung zat gizi dan non gizi dalam
MAMPU
sing, dan lain-lain dapat diminimalisir.
kapsul, tablet, bubuk, atau cairan yang
MENGGANTIKAN bentuk
berfungsi sebagai pelengkap kekurangan zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh guna menjaga
MAKAN SECUKUPNYA
MAKANAN
tubuh agar tetap prima. Suplemen hanya
Rasulullah tidak pernah makan hingga kePOKOK, DAN INI vitalitas
makanan pelengkap dan bukan pengganti (subnyang. Beliau selalu berhenti sebelumnya untuk
memberi ruang bagi air dan udara didalam lamJELAS KELIRU. stitusi) makanan sehari-hari.
Banyak orang salah persepsi tentang suplebung. Dari contoh tersebut terlihat bahwa Rasul
men. Mereka beranggapan suplemen mampu
kita selalu makan secukupnya, sekedar untuk
menggantikan makanan pokok, dan ini jelas kememenuhi kebutuhan tubuh agar dapat berfungsi
liru. Sebagai makanan tambahan / pelengkap, tentunya harus
dengan baik. Dia tidak pernah mengikuti hawa nafsu meski
benar-benar dikonsumsi dalam kondisi dan indikasi yang
makanan yang terhidang sangat menggugah selera.
tepat, sesuai kondisi tubuh seseorang. Bila makanan yang
Lambung manusia hanya berukuran sekepalan tangan, dapat
kita makan sudah memenuhi prinsip empat sehat lima semdibayangkan betapa kita akan mendzaliminya jika makan sepurna, maka penambahan suplemen tentu tidak dianjurkan,
cara berlebihan. Hipocrates, bapak kedokteran dunia mengakarena kebutuhan gizi sudah terpenuhi. Sebaliknya, jika
takan makan makanan yang merugikan tetapi jumlahnya
kecukupan zat gizi kita tidak terpenuhi, misalnya sedang sakit
sedikit masih lebih baik daripada makan makanan sehat tapi
atau nafsu makan turun, maka konsumsi suplemen patut diterlalu banyak.
pertimbangkan.
Mengapa harus secukupnya ? oleh karena organ pencerJangan tergiur iklan yang terlalu gencar di media cetak
naan hanya mampu bekerja optimal selama 4 jam saja, jika
maupun elektronik. Selama ini iklan suplemen di berbagai
terlalu banyak makanan dalam lambung menimbulkan resiko
media menderung mengajarkan hal yang salah.
tidak semua makanan tersebut dicerna dengan baik, akibatDigambarkan bahwa suplemen adalah makanan pengganti
nya terjadi pembusukan dan hal ini berdampak tidak baik
dengan berbagai kandungan zat gizi yang dibutuhkan tubuh,
bagi tubuh. Disamping itu, proses pencernaan memerlukan
ini tidak benar, suplemen hanya pelengkap. Apalagi jika
oksigen dalam jumlah yang cukup, maka selama proses itu
disebutkan bahwa kalau tidak mengkonsumsi suplemen
berlangsung, sebagian besar oksigen terkonsentrasi di organ
tersebut, orang akan jatuh sakit. Jadi, harus pandai memilih
pencernaan. Asupan oksigen di organ lainnya menjadi sedikit
sesuai kebutuhan tubuh anda. Selamat berpuasa !
berkurang. Berkurangnya oksigen di otak menimbulkan
keluhan mengantuk pada mata. Jadi, makan berlebihan akan
dr. S . Anggapratiwi, MKes, Poliklinik Kantor Pusat DJBC
P
“
”
54
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
RUANG INTERAKSI
DENDAM
Oleh: Ratna Sugeng
DALAM KEHIDUPAN YANG INDAH
ada anarki meski beda pendapat. Indah sekali bila orang tersenyum satu
sama lain, menyapa dalam ketulusan,
membantu yang tak berdaya dengan
ikhlas.
Dendam tak hanya tampil dalam
bentuk kekerasan fisik, kekerasan
seksual ataupun kekerasan verbal,
tetapi juga tampil dalam berbagai bentuk pemilihan filosofi hidup, cita-cita,
dan perilaku sehari-hari. Dendam ternyata dapat dikonversi menjadi
pikiran, perasaan, dan perilaku positif.
MANUSIA DAN PENGALAMAN
HIDUPNYA
Manusia lahir membawa bakat-bakat dan ciri-ciri khusus yang lekat
pada kromosomnya. Artinya, ia mendapat tanda genetik yang diturunkan
dari orangtua kandungnya atau disebut juga orangtua biologisnya. Bakat
dan ciri ini berkembang terangsang
oleh bentuk interaksi individu selama
menjalani kehidupan. Rangsangan
pertama datang dari interaksi orangtua yang mengasuhnya, yang tak
selalu orangtua biologis.
Tokoh-tokoh psikologi perkembangan mengatakan, kontak pola asuh
INDAH SEKALI bila orang tersenyum satu sama lain, menyapa dalam ketulusan
berinteraksi dengan ciri dan bakat sangat intens sejak bayi baru lahir sampai balita. Balita (bawah lima tahun) merupakan kesempatan
Jika seseorang dibesarkan dengan
emas pembentukan fondasi kepribadian seorang manusia.
cara menyenangkan, ia akan membuat
Fondasi kepribadian adalah landasan bertumbuhnya kepersepsi menyenangkan
pribadian yang kemudian dibangun oleh cara diri bersikap
atas dunia dan orang sekitarnya
dan berperilaku di masyarakatnya. Dimulai dari interaksi
orang-orang di rumah, kehidupan bertetangga, teman-teman
dan guru di sekolah, sepanjang jalan tempatnya bermain atau
emasuki bulan Ramadhan orang-orang yang berberkontak dengan orang-orang lain, dewasa maupun kanakiman mempunyai kewajiban berpuasa,
kanak .
sebagaimana diwajibkan pada orang-orang di era
Anak yang cengeng atau memiliki hal yang tidak sesuai
sebelumnya Dalam puasa dimaksudkan mengodengan pertumbuhan anak pada umumnya, seperti cepat
songkan diri dari segenap dendam, purbasangka,
marah, akan banyak diganggu keusilan, geregetan, bahkan
iri, dengki dan semua hal yang merusak diri secara mental
kekerasan dari ringan sampai berat. Anak yang lucu akan
emosional serta fisik.
mengundang banyak canda dan interaksinya lebih banyak
Penelitian kedokteran di banyak negara dan sumber memmenyenangkan. Anak yang kurang beruntung, misalnya anak
buktikan dendam yang tersimpan dalam diri memunculkan
laki keperempuanan atau sebaliknya, lebih banyak diolokgejalanya melalui beberapa penyakit fisik dan gangguan
olok, diejek, suatu kekerasan verbal atau mungkin reaksi
kesehatan jiwa. Gangguan kesehatan jiwa misalnya,
anak akan menimbulkan kekerasan seksual. Beranjak dewagangguan tidur, gangguan cemas, reaksi panik, depresi dan
sa makin berinteraksi dengan lingkungan atas dasar pengamasih banyak lagi. Sementara gangguan fisik menjelma
lamannya.
menjadi penyakit fisik yang bersumber pada suasana mental
Setiap orangtua menginginkan pertumbuhan dan perkememosional seperti kambuhnya sakit maag, asma, darah
bangan anaknya optimal. Ciri dan bakat tertentu adalah
tinggi, kelelahan, nyeri otot meski tidak bekerja dengan otot,
anugerah yang sudah lekat dengan diri. Orangtua berkewadsb.
jiban memberi asuhan yang mengembangkan ciri dan bakat
Di Jakarta kita temui banyak spanduk atau banner bertuke arah positif dengan tulus tanpa banyak kejengkelan dan
liskan “Damai Itu Indah”. Bayangkan kehidupan damai dimadendam masa lalu orangtua sendiri atau dendam akibat
na tak ada dendam, syak wasangka, sakit hati yang
hubungan tak harmonis dengan pasangan atau keluarga.
berakibat pembunuhan diri dan pembunuhan orang lain, tak
M
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
55
RUANG INTERAKSI
Jika seseorang dibesarkan dengan cara menyenangkan,
ia akan membuat persepsi menyenangkan atas dunia dan
orang sekitarnya, suatu daya tahan mental yang siap bertahan atas banyak tantangan hidup.
DENDAM POSITIF
dari modelling perilaku dan sikap orang yang mengasuh
anak.
Sebagai contoh, seorang ayah melarang anaknya merokok, namun sebenarnya ia mengajari anaknya merokok.
Setiap kali rokoknya habis, ia menugaskan anaknya membeli
rokok dan ia merokok didepan anaknya. Maka tidaklah pelak,
anaknya menjadikan model dirinya untuk merokok.
Menyaksikan tayangan Kick Andy, 7 Agustus 2008, kita
akan lihat dendam dialihkan ke arah positif. Dua orang ibu
DENDAM MERUGIKAN
kakak beradik tidak disekolahkan orangtuanya, dan diminta
orangtuanya untuk bekerja membantu ekonomi keluarga seDendam dapat merugikan untuk jangka panjang seperti
lepas mereka dari SR (sekarang disebut SD). Dendam tidak
apa yang dialami oleh teman-teman saya sebagai berikut :
disekolahkan, membuat ibu bakul jamu tradisional yang
sehari-hari berkeliling bersepeda di Jakarta, bertekad bulat
Seorang dalam posisi jabatan cukup baik sebagai direktur
menyekolahkan anaknya setingi-tingginya. Dua orang
salah satu institusi, sebut saja Bapak Amat, begitu marahnya
anaknya lulus S2, seorang diantaranya sekolah di salah satu
pada seorang direktur dari institusi lainnya, sebut saja Ibu
universitas di Jepang. Bukan hanya dua ibu ini, dalam
Lika, atas urusan pekerjaan. Kemarahannya meledak-ledak
tayangan tersebut beberapa keluarga sederhana, tukang jual
diluar arena pertemuan dan dendamnya sangat besar pada
air keliling dan tukang bakso, mampu memberikan pendidikibu Lika. Peristiwa ini terjadi beberapa tahun lalu. Kemudian
an sarjana bagi anak-anaknya.
karir Ibu Lika meningkat dan dipindahkan menjadi atasan
Meski para orangtua ini marah tidak diberi pendidikan seBapak Amat. Dapat anda bayangkan apa perasaan Bapak
kolah yang cukup, nampaknya mereka dibesarkan dalam
Amat, meski Ibu Lika tidak pernah menunjukkan sikap persuasana kerja keras bersama dalam pengertian berupaya
musuhan. Bapak Amat kemudian berhenti dari pekerjaannya.
menggapai sukses dengan penuh pengertian dari
kedua orangtua yang membesarkannya. Karena itu
Teman saya sangat membenci seorang kawan yang
dendam mereka dimodifikasi melalui pengalaman
kita beri nama Badu. Begitu bencinya sehingga
sepanjang hidupnya sehingga tampillah dalam benmenyapapun ia tak sudi. Seiring berjalannya waktu,
DENDAM
tuk mendorong dan mengupayakan generasi
teman saya menjadi kerepotan ketika anaknya jatuh
TERNYATA cinta dan minta dilamarkan anak Bapak Badu. Luar
berikutnya menjadi lebih berpendidikan jauh daripada orangtua asalnya.
biasa, iapun mengusir anaknya dan tak pernah meDAPAT
restui pernikahan anaknya sampai beranak pinak.
“
DENDAM NEGATIF
DIKONVERSI
Masih berkisar pada tayangan televisi yang diMENGARAHKAN DENDAM
MENJADI
warnai cerita pembunuhan oleh mereka yang
Mengingat dendam negatif begitu merugikan
PIKIRAN,
tertangkap aparat keamanan. Seorang terpidana
secara lahiriah maupun batiniah, fisik maupun
mati di wilayah Banyumas dikatakan mudah tersingmental, maka tips dibawah ini mungkin dapat memPERASAAN, bantu
gung, dendam yang amat kuat untuk menghabisi
:
orang lain sampai seorang teman satu selnya pun
DAN
dibunuh. Nampaknya dendamnya diarahkan ke arah
Jika panca indera kita menangkap sesuatu terPERILAKU 1. utama
mengakhiri kehidupan orang lain karena
mata dan telinga, dan kita tersinggung
kemarahannya yang dahsyat akibat dendam yang
olehnya, tanyakan pada diri sendiri perasaan
POSITIF
tidak dapat dipadamkan dan tidak dialihkan pada
apa yang ada pada diri kita atas rangsangan
cara menghadapi tantangan secara lebih dapat ditepenglihatan atau pendengaran tadi. Rasa marah,
rima masyarakat.
iri, benci, tersaingi dan seterusnya. Nilailah seDendam negatif juga dilampiaskan seorang ibu tiri dengan
cara jujur, karena hanya anda yang tahu.
2. Pikirkan apa yang anda akan lakukan untuk melampiasmengakhiri kematian anak suaminya di suatu wilayah di Jakannya. Mencela, marah, melakukan aktivitas kekerasan
wa Tengah. Dendam juga ditumpahkan seorang teman kerja
fisik atau kata-kata ?
yang mati-matian menghambat laju karir teman lainnya di3. Timbang untung ruginya tindakan yang akan anda lampitempat saya pernah bekerja.
askan. Lega dihati namun berurusan dengan hukum masyarakat?
MENGALIHKAN DENDAM
4. Timbang untung-ruginya jika tidak dilampiaskan. TerhamSetiap orang pernah sakit hati, dan bertekad membalasbat energi dendam keluar dan hati makin sakit ? Energi
kan dendamnya dengan berbagai cara dan kemampuan serta
dendam membakar dan menimbulkan nyeri dada, lamkeberaniannya. Energi dendam ini oleh Freud disebut
bung, sesak nafas ?
sebagai menghancurkan atau menumbuhkan kehidupan. Pe5. Jika butir 3 dan 4 tetap merugikan dampaknya bagi
milihan ke arah menumbuhkan atau mematikan terletak pada
masa depan anda, pikirkan memodifikasi dendam danurani dan bakat. Bakat sulit digantikan namun dapat diarahlam bentuk memilih aktivitas yang membuat anda
kan.
menonjol, yang membuat anda sukses. Dendam negaSeorang dengan bakat aggresivitas kuat, ada keingintif diarahkan menjadi hal yang positif. Tersenyumlah
an menjagal, dapat dialihkan melalui pengasuhan, pendidan bertekadlah untuk memiliki kelebihan di bidang
dikan, dan tuntunan menjadi dokter bedah misalnya. Seyang anda minati
orang dengan aggresivitas kuat ingin mengalahkan orang
6. Kesuksesan anda adalah perujudan kemenangan melalain melalui perdebatan, dapat diarahkan untuk menjadi
wan dendam.
seorang pengacara, politikus, sutradara film horor, penulis novel kriminal. Mereka dengan kekuatan besar
melawan dengan ototnya dapat diarahkan menjadi petinju
SIMPULAN
dan olahraga lainnya.
Ajaran mengosongkan diri dari dendam negatif, memNurani dapat dibangun melalui contoh model perilaku
bawa manusia kembali pada kejadiannya yang fitri. Puasa
orangtua pengasuh. Orangtua dapat membentuk anak,
membawa kita pada perubahan berpikir cerdas, bertindak
sebab ia sehari-hari ditiru gerak-geriknya oleh anak. Mestepat, menuju kemajuan.
ki ia mengajarkan hal positif bila gerak-geriknya ke arah
Selamat Idul Fitri.
negatif maka anak dapat meniru negatifnya. Nurani tak
Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater,
dibentuk dari ajaran nasehat saja, ia lebih banyak diambil
pertanyaan ataupun konsultasi bisa melalui [email protected]
”
56
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
PERISTIWA
FOTO-FOTO WBC/ADI
RANTING KHUSUS. Setelah Armed TNI AD menjadi ranting khusus Inkado, kini Infantri
TNI AD bergabung dengan Inkado dan menjadi ranting khusus yang kedua di Pulau Jawa.
INKADO JAWA BARAT
GELAR
KEJURDA
Indonesia Karate-Do (Inkado) korda
Jawa Barat (Jabar) mengadakan seleksi
untuk para atletnya dengan mengadakan
Kejuaraan Daerah (Kejurda).
P
ersiapan sebagai tuan rumah pada Kejurda Inkado wilayah
barat tahun 2009, sejak kini telah dilaksanakan oleh korda
Jabar, khususnya persiapan para atlet yang akan mewakili
korda Jabar. Salah satu persiapan yang dilakukan adalah
dengan mengadakan kejurda Inkado Jabar yang berlangsung pada 24 Agustus 2008, di Aula Ateleri Medan (ARMED) TNI AD,
Bekasi Jabar.
Kejurda yang diikuti oleh 250 atlet dari 12 ranting yang tergabung
dalam korda Jabar, mempertandingkan seluruh kelas mulai dari kelas
pra-pemula hingga kelas senior, baik kata, kadet maupun komite.
Kejurda yang berlangsung selama satu hari ini, dibuka oleh Ketua Dewan Guru Inkado, GA. Pesik.
Menurut Ketua Inkado Korda Jabar, Agustinus Djoko P, yang juga sebagai Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2) Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Belawan, Kejurda ini merupakan seleksi tahap awal untuk kejurwil, sedangkan
seleksi tahap keduanya akan dilaksanakan pada awal tahun depan
dengan bentuk kejurda juga.
“Inkado Korda Jabar tahun 2009 mendapat kehormatan sebagai
tuan rumah pada event Kejurwil Barat Inkado. Dan, Jabar selama dua
kali Kejurwil keluar sebagai juara umum. Untuk itu, kami berupaya
mempertahankan gelar tersebut dengan menurunkan atlet-atlet terbaik kami yang merupakan hasil dari seleksi kejurda ini,” papar Agustinus.
Dari hasil kejurda Inkado korda Jabar tersebut, keluar sebagai juara umum adalah ranting Depok dengan memperoleh 5
medali emas, 3 perak, dan 5 perunggu. Disusul kemudian ranting
Pondok Gede dengan 4 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Dan pada posisi ketiga diraih oleh ranting GKN Bandung dengan 3 emas,
5 perak, dan 1 perunggu.
SELEKSI. Untuk mempertahankan gelar juara umum, Inkado korda
Jabar mengadakan seleksi dengan ketat melalui kejurda.
“Kalau dilihat dari jalannya pertandingan baik pemula
maupun senior, mereka memang masih memerlukan latihan
yang cukup banyak lagi, namun saya menilai saat ini mereka
sudah menyumbangkan kemampuannya semaksimal mungkin, dan nanti sebelum kejurwil dimulai, kami akan mempertajam lagi kemampuan mereka,” ujar Agustinus.
RANTING KHUSUS
Sementara itu pada 31 Agustus 2008, Pengurus Besar
Inkado mengadakan latihan bersama antara korda DKI Jaya
dengan korda Jabar, sekaligus meresmikan ranting Infantri
TNI AD sebagai ranting khusus. Acara yang berlangsung di
lapangan Infantri TNI AD Bumi Serpong Damai, Banten, dihadiri oleh Ketua Umum Inkado, Yoris, Ketua Dewan Guru
Inkado, GA. Pesik, Ketua Bidang Pembinaan Inkado/Ketua
Korda DKI, Maman Anurachman, yang juga sebagai Kasubdit
Intelijen Direktorat P2 DJBC, Ketua korda Jabar, Agustinus
Djoko P, dan beberapa anggota dewan guru dan pengurus
Inkado lainnya.
Menurut Maman Anurachman, ranting khusus ini
merupakan ranting kedua TNI AD untuk Pulau Jawa setelah
ranting Armed di Bekasi. Dengan ranting khusus Infantri ini,
diharapkan pembinaan Inkado akan semakin baik lagi, dan
dapat melahirkan atlet-atlet karate dari TNI AD.
“Saat ini jumlah anggota Inkado seluruh Indonesia sudah
mencapai 3 juta anggota, dengan jumlah itu Inkado berharap
dapat melahirkan atlet-atlet nasional yang mampu bertanding
baik pada event nasional maupun event internasional. Dan,
untuk membuktikan itu, saat ini kami sedang konsentrasi
untuk persiapan event Kasad Cup yang akan berlangsung di
Jakarta, dan kami berencana menurunkan sebanyak 20 atlet
terbaik kami,” kata Maman Anurachman. adi
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
57
RENUNGAN ROHANI
HIKMAH DIBALIK SILAT
“Barang siapa suka silaturahim maka
akan diluaskan rizkinya dan
dipanjangkan sebutan baiknya, maka
hendaklah ia menghubungi kerabatnya
(rahimnya)”. (HR Bukhari).
P
ada sepuluh pertama bulan suci Ramadhan digambarkan dengan hari-hari yang penuh rahmat. Puluhan keduanya digambarkan hari-hari yang penuh
dengan ampunan (maghfirah) dan puluhan ketiga
terakhir, sebagai hari-hari yang akan melepaskan
orang yang puasa dari azab api neraka. Oleh karena ini, mari
kita bersyukur kepada Allah terhadap segala rahamt-Nya itu,
dengan puasa yang lebih berkualitas, sehingga kita semua
mendapatkan janji-janji Allah yang Maha Besar itu.
ARTI SILATURAHIM
Silaturahim artinya menyambung (tali) rahim, atau tali kasih sayang, diantara
kita para hamba Allah.
Tampaknya kasih
sayang itu berawal dari
Allah. Firman Allah dalam hadits Qudsi menyatakan : “Akulah
Allah, Akulah rahman,
Aku ciptakan rahim itu
dan Aku ambil ia dari
nama-Ku. Maka barang
siapa menghubunginya,
pastilah Aku akan
menghubunginya. Dan
barang siapa memutuskan perhubungan dengan Ku niscaya Allah
akan memutuskan
hubungan dengan dirinya”. (HR. Bukhari
Muslim).
Ketika kita saling
menjalin hubungan baik antara satu dengan
lainnya, maka lahirlah
rasa kasih sayang,
keinginan saling membantu, serta saling sesama. Apalagi jika itu
dilakukan semata-mata karena kerelaan (ridha) Allah semata, maka Allah akan memberikan rahmat kepada mereka, lebih banyak dari kebaikan yang diberikan oleh mereka terhadap
sesamanya.
SILATURAHIM SEBAGAI TANDA KEIMANAN
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah ia memuliakan
tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian hendaklah ia menghubungi silaturahim. Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,
hendaklah ia berkata yang baik atau berdiam diri saja”. (HR.
Bukhari Muslim).
Mengingat tali persaudaraan itu bagian dari iman dan
mungkin karena kasih sayang itu berawal dari nama dan sifat
Allah, maka Allah sayang kepada kita, sehingga kitapun sa58
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
yang kepada kepada kerabat dan saudara kita. Dengan demikian, hidup kita penuh kasih dan sayang. Itulah tanda-tanda orang-orang yang beriman.
Jika setiap muslim mencintai saudaranya yang seagama,
maka kasih sayang Allah akan memancar di tengah-tengah
umat ini. Sebaliknya, jika yang terwujud adalah kebencian
dan permusuhan, tentulah kehidupan kita dipenuhi dengan
kesulitan, tantangan dan hambatan-hambatan. Itulah yang
digambarkan Allah dalam al-Quran sebagai kehidupan yang
terkutuk. Firman Allah SWT menyatakan : “Orang-orang yang
merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan
memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dengan mengadakan kerusakan di bumi. Orangorang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk”. (QS. 13:25).
Secara garis besar, umat ini akan mengalami kesulitan
yang disebabkan oleh menjauhkan diri dari ajaran Allah.
Rahmat Allah itu turun kepada hamba-Nya yang patuh. Sebaliknya kutukan Allah turun kepada mereka yang menentangNya, termasuk mengabaikan hubungan silaturahim.
Silaturahim sering
dipahami sebagai
usaha seseorang untuk
berbuat kebajikan
terhadap kerabat atau
keluarga, baik dalam
bentuk memenuhi hajat
dan keperluan mereka,
maupun dalam
menghadapi berbagai
kejahatan yang
menimpa kaum kerabat
tersebut.
APLIKASI SILATURAHIM
DALAM MASYARAKAT
Sesungguhnya, rasa kasih sayang itu
sudah ditanam oleh
Allah dalam dada setiap insan. Seperti
kasih sayang seorang
ibu terhadap anakanak yang dilahirkannya. Bahkan kasih
sayang seekor induk
terhadap anak-anaknya juga tercurah pada anak-anak mereka.
Maka ketika seseorang mencintai kerabat dan saudaranya, maka kecintaan itu tidaklah lahir karena direkayasa
atau karena kepura-puraan.
Kita akan memandang aneh jika ada orang yang membenci orang tua atau saudara-saudaranya sendiri, kecuali
ada hal-hal tertentu yang luar biasa telah terjadi diantara mereka.
Kasih sayang kepada keluarga, kerabat atau famili
merupakan kewajiban yang harus diwujudkan oleh setiap
orang beriman. Mereka yang lebih dekat kepada kita lebih
besar haknya dari yang jauh. Baik yang menyangkut
dengan kewajiban memberi nafkah atau memperhatikan
hal-ihwalnya, maupun dalam hal memaafkan kesalahankesalahan mereka. Memutuskan silaturahim dengan
mereka dapat membawa akibat kepada kemurkaan Allah.
INFO PERATURAN
TURAHIM
Dalam hubungannya dengan kerabat, Nabi SAW bersabda :” Rahim itu kayu yang rimbun, barangsiapa menghubunginya Akupun akan menghubunginya. Barang siapa
yang memutuskannya, Akupun akan memutuskannya”.
Dalam hadits ini kelihatannya kasih sayang di antara
anggota keluarga, terutama di antara mereka yang mampu dan mereka yang kurang mampu. Hal ini diumpamakan bagaikan tempat berteduh di sebuah pohon yang
rimbun. Yang kaya dapat membantu yang miskin, dengan
harta bendanya. Ini bagaikan pohon yang memberikan
kerimbunan untuk tempat berteduh. Sebaliknya yang miskin dapat menolong mereka yang kaya dengan kasih
sayang mereka. Ini bagaikan pohon yang dipelihara dan
dijaga oleh mereka yang berlindung di bawahnya, agar
tidak ditebang orang atau dirusakkan kerimbunannya.
Begitu besarnya hak kerabat kepada kita, sehingga
dapat digambarkan dalam hadits berikut : “Allah tidak
menerima amalan sedekah seseorang, jika yang bersangkutan mempunyai kerabat yang lebih membutuhkan
bantuan sedekahnya itu. Demi Allah yang nyawaku ada
dalam genggamannya, sungguh Allah tidak akan meliha
mereka pada hari kiamat”. (HR.al-Daruquthni).
Dalam hidup ini kita harus memilih mana yang perlu
dan wajib dan mana yang tidak wajib. Misalnya, kita lebih
mendahulukan membantu saudara yang sakit di pembaringannya daripada memberi hidayah kepada seseorang
yang lain karena prestasinya. Jika setiap orang kaya dan
mampu memperhatikan kerabatnya masing-masing maka
akan banyak orang miskin yang terlepas dari kesengsaraan hidup ini.
Demikian juga jika setiap orang miskin merasa cukup
dengan apa yang dianugerahkan Allah kepada mereka,
maka kejahatan manusia yang tidak puas dngan apa
yang dimilikinya akan berkurang. Bukankah sebagian
besar dari koruptor itu didasari oleh sikpa dan rasa tidak
cukup dengan gaji dan pendapatannya yang diperoleh
secara halal.
Dalam hadits lain Nabi menyatakan bahwa orang yang
menghubungi silaturahim akan dilimpahkan riski kepadanya dan dipanjangkan sebutannya (nama akan harum).
Oleh karenanya, Nabi meminta agar kita mempererat tali
silaturahim. “Barang siapa suka silaturahim maka akan
diluaskan riszkinya dan dipanjangkan sebutan baiknya,
maka hendaklah ia menghubungi kerabatnya (rahimnya)”.
(HR Bukhari).
Kasih sayang itu tidak hanya kepada kerabat dekat
yang mempunyai hubungan darah dan keluarga semata,
tetapi juga kepada semua kaum muslimin. Bahkan, terhadap seluruh umat manusia yang bukan muslim sekalipun
kita harus bersilaturahim. Sebab mencintai sesama
makhluk Allah dalam bentuk kasih sayang merupakan
bahagian dari keimanan. “Tiada sekali-kali kamu beriman
hingga kamu saling mengasihi. Para sahabat menjawab :
Ya Rasulullah semua kami rahim penuh kasih sayang”.
Nabi menjawab “Yang saya kehendaki adalah, bukan
kasih saying kamu kepada sahabatnya, tetapi yang saya
kehendaki adalah kasih sayang kamu kepada manusia
pada umumnya”.
Demikianlah, sekelumit ajaran Allah tentang silaturahim
yang diajarkan Allah kepada Nabi-Nya Muhammad SAW
yang kemudian kita menerimanya dari para guru dan
pendidik. Semoga Allah mengizinkan kita memasuki kehidupan Islam secara lebih mantap. Selamat Hari Raya
Idhul Fitri 1429 Hijriah, Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon
Maaf Lahir dan Bathin.
DR. H. Mukhtar Aziz, MA. Titian Dakwah
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
59
P R O F I L
UNTUNG BASUKI, SE
KEPALA BAGIAN KEUANGAN KANTOR PUSAT DJBC
MENJALANKAN
AMANAH
DENGAN
TANGGUNG
JAWAB
Baginya setiap pekerjaan pasti ada
risikonya, apapun itu, bahkan sekecil
apapun, namun sebuah pekerjaan adalah
amanah yang memang semestinya
dilakukan dengan suka hati.
U
ntung Basuki yang lahir di Purwokerto, Jawa Tengah pada 28 Mei 1970 merupakan anak ke-6 dari
tujuh bersaudara pasangan Muslim dan Sri
Hardijati. Mengaku menghabiskan masa kecil hingga beranjak dewasa di kota kelahirannya, menjadikan ia sebagai sosok yang sederhana. Makanya, ketika WBC
ingin mewawancarai untuk profil, ia merasa tidak ada hal
khusus yang bisa diceritakan. Ia menjalani masa kecil
layaknya anak-anak seusianya yang jika pulang sekolah lalu
bermain dengan teman sebayanya sama seperti yang dialami
anak-anak lainnya ketika itu.
“Saya enggak neko-neko karena merasa anak pegawai
negeri, apalagi kami keluarga besar, jadi bagaimana saya
bisa menjalankan tugas sebagai anak yang tidak mau
mengecewakan dan bikin susah orang tua saya,” ujarnya
mengawali pembicaraan.
Ayahnya yang berprofesi sebagai guru dan kemudian
menjadi penilik sekolah berpedoman bahwa pendidikan adalah bekal utama bagi ketujuh anaknya. Sang ayah membebaskan ketujuh anaknya untuk memilih sekolah sesuai
dengan minat dan bakatnya masing-masing, asalkan ketujuh
anaknya bisa bersekolah di sekolah negeri.
Begitupun ketika Untung, demikian panggilannya, memilih
untuk merantau ke Jakarta selepas SMA, kedua orang tuanya
mendukung segala keinginan anaknya selama hal itu dirasa
untuk kebaikan dan masa depan anaknya. Untung, yang baru
saja menamatkan pendidikan di SMA Negeri 2 Purwokerto,
berpikiran praktis saja, bahwa orang tuanya, terutama ayahnya sang kepala keluarga usianya sudah semakin tua meski
ketika Untung lulus SMA, ayahnya belum pensiun. Namun
Untung lebih tertarik untuk melanjutkan kuliah yang memiliki
program ikatan dinas dengan tujuan tidak ingin membebani
kedua orang tuanya dalam hal biaya kuliah.
“Lulus SMA pikiran saya praktis saja, saya berpikir orang
tua sudah tua, makanya saya memilih untuk masuk ikatan
dinas saja. Saya masuk program diploma di Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara (STAN) Prodip Keuangan Spesialisasi Bea
dan Cukai,” ujar Untung.
Menceritakan kembali menjelang keberangkatannya ke
Jakarta tahun 1989 untuk coba peruntungan melalui tes
ikatan dinas, Untung mengaku kalau ia hanya diajak kawannya yang memiliki kerabat yang tinggal di Jakarta tepatnya di
Blok S Jakarta Selatan. “Sebelumnya saya sama sekali
belum berpikiran akan meneruskan pendidikan kemana, na-
60
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
manya juga baru lulus, lalu ada teman yang mengajak saya
ke Jakarta untuk coba-coba daftar ke STAN-Prodip Keuangan. Berangkatlah kami, waktu itu empat orang termasuk saya
mendaftarkan diri untuk tes masuk STAN-Prodip Keuangan di
jalan Purnawarman, Kebayoran Baru. Jadi tidak jauh dari
Blok S rumah tempat kami menumpang.”
Setelah segala persyaratan terpenuhi, tibalah waktu untuk
melaksanakan tes penerimaan mahasiswa baru STAN-Prodip
Keuangan. Tes ketika itu dilaksanakan di Stadion Utama
Senayan. Melihat antusias para peserta yang memadati kursi
stadion, timbul perasaan gamang dan tidak yakin kalau
dirinya akan diterima di STAN-Prodip Keuangan mengingat
begitu ketatnya persaingan. Begitu juga yang dirasakan oleh
ketiga temannya yang sama-sama berangkat dari
Purwokerto. Beberapa waktu kemudian tibalah pengumuman
hasil saringan penerimaan mahasiswa STAN-Prodip Keuangan. Antara percaya dan tidak percaya, diantara keempat
rombongan dari Purwokerto itu hanya Untung yang diterima
di STAN-Prodip Keuangan.
“Saya yang justru semula mendaftar ke STAN-Prodip Keuangan karena ajakan teman saya dan hanya ikut-ikutan saja
malah keterima, Alhamdulillah akhirnya saya masuk STANProdip Keuangan dan masuk ikatan dinas,” kenang Untung.
Diterima sebagai mahasiswa ikatan dinas di STAN-Prodip
Keuangan merupakan anugerah tidak terkira bagi Untung
yang diberikan oleh Allah, dan anugerah itu baginya
merupakan suatu amanah yang harus dijaga dan dijalankan
dengan penuh tanggung jawab. “Artinya kalau saya meraih
sarjana tidak cukup hanya sekedar lulus ujian dan membuat
skripsi, tetapi kelulusannya haruslah dengan proses belajar
yang benar. Di sinilah, amanah menuntut kesejatian, bukan
hanya esensinya tetapi juga prosedurnya,” ujar Untung yang
menyukai berbagai jenis bacaan, terutama bertema memotivasi diri.
Sebagai anak perantauan tentunya perjuangannya tidak
selalu mulus. Sempat tinggal di rumah keluarga kakak
iparnya dan bermodal kiriman dari orang tua sebesar Rp. 30
ribu sebulan,Untung menjalani hari-harinya sebagai
mahasiswa yang serius dalam menimba ilmu. Ia tidak mau
menyia-nyiakan kesempatan sekalipun dengan segala
keterbatasan terutama untuk biaya hidup. Setelah memasuki
semester dua, ia pun mendapat uang saku dari tempatnya
berkuliah, maka hidup mandiri mulai ia jalani yaitu dengan
mengontrak sebuah rumah yang dekat dengan kampus.
Dengan bekal tekad yang tinggi dan komitmen yang kuat
untuk tetap memberikan yang terbaik dan tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, Untung akhirnya berhasil
menyelesaikan pendidikan, tepatnya pada tahun 1992 ia lulus
dari Prodip III Keuangan Spesialisasi Bea dan Cukai
Angkatan V.
MENJADI PNS
Lulus kuliah praktis ia akan mengabdi sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang siap ditempatkan dimana saja sesuai
dengan janji dan sumpah pegawai negeri sipil. Dan sesuai
dengan pendidikan ikatan dinas Untung mendapat
penempatan pertamanya di Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai (DJBC) pada Direktorat Pabean sebagai pelaksana dimana ketika itu TL Yousuf menjabat sebagai Direktur Pabean hingga tahun 1998. Pada tahun inilah ia mengikuti pendidikan ekstension untuk S1-nya di Universitas Indonesia (UI) yang diselesaikannya pada tahun 1997.
“Tahun 1997 tepatnya bulan April saya diwisuda, sebelum
bulan Oktober langsung ada Diklat Penyesuaian Ijasah (DPI)
saya pun langsung mendapat pangkat III/a per 1 Oktober
2007 barangkali itu salah satu keberuntungan saya, “ imbuh
Untung yang juga pernah terlibat dalam tim pembuatan Buku
Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).
Tahun 1998 ia dipindahkan sebagai pelaksana pada Direktorat Fasilitas Kepabeanan hingga tahun 1998. Lalu pada
tahun 1999, Untung dipindahkan ke Kantor Pelayanan Bea
dan Cukai Tipe A Bandar Lampung sebagai Kepala Subseksi
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
61
P R O F I L
dalam bidang tersebut tetapi belum tentu untuk bidang yang
lain. Makanya kalau kita mempelajari berbagai bidang justru
akan menambah wawasan kita. Semua saya pikir ada manfaatnya, sekecil apapun pekerjaan itu,” imbuh Untung yang
terhitung mulai 1 Agustus 2008 menjabat sebagai Kepala
Bagian Keuangan pada Sekretariat DJBC.
MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI AMANAH
BERSAMA KELUARGA. Dari pernikahanUntung Basuki-Alfita
Yustrianingtyas, mereka telah dikaruniai sepasang anak, M Alif Wijdani
(8) dan Syafiqa Nuraini (5).
Kepabeanan IV dan pada tahun 2000 sebagai Kepala Subseksi Hanggar I masih di kantor yang sama hingga tahun
2002.
Dari Bandar Lampung tepatnya tahun 2002, Untung mendapat promosi eselon IV sebagai Kepala Subbagian Pembakuan Prestasi dan Sarana Kerja pada Bagian Organisasi dan
Tatalaksana Sekretariat DJBC. Tahun 2003 tepatnya di bulan
Desember ia mendapat penempatan sebagai Pejabat
Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD) di Tanjung Priok.
Tahun 2005, ditugaskan ke Makassar, sebagai Kepala
Subbagian Kepegawaian Kanwil DJBC Makassar. Januari
tahun 2007 mendapat promosi eselon III sebagai Kepala
Bidang Kepabeanan dan Cukai di Kanwil DJBC Jawa Timur II
yang berkedudukan di Malang.
Tak lama kemudian pada Juni 2007, ditugaskan kembali
ke Makassar sebagai Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kanwil DJBC Sulawesi. Meski belum pernah
berkecimpung di bidang P2 tetapi Untung menjalankan tugas
itu sebagai amanah dengan sebaik-baiknya, begitupun
sewaktu ditugaskan di Kanwil Jawa Timur II, ia lebih banyak
berkecimpung di bidang cukai.
Dari perjalanan karirnya sebagai pegawai Bea dan Cukai
terlihat bahwa Untung telah mengalami penempatan dibeberapa tempat khususnya di luar Jakarta. Tentunya banyak
pengalaman yang bisa ia ceritakan, namun ketika WBC
mewawancarainya ia lebih suka menceritakan tentang prinsip
dalam bekerja dan filosofinya dalam menjalani hidup.
“Prinsipnya saya banyak belajar, cari peraturannya. Kalau saya hanya stuck pada satu bidang bisa jadi kita capable
62
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
Bagi Untung, sebuah pekerjaan takkan berarti banyak
bagi kita kalau hanya sekedar sebagai mengisi waktu atau
hanya sekedar aktifitas penunggu waktu gajian.
Pekerjaan adalah langkah awal untuk berpikir lebih dewasa, karena kita akan bersentuhan dengan banyak orang
untuk menyelesaikannya. “Rasa sosial, empati, kejujuran
akan selalu dituntut dari kita. Dan hanya diri kita sendiri yang
bisa memutuskan, apa langkah yang terbaik untuk pekerjaan
kita. Karena pekerjaan adalah amanah maka sebaiknya kita
mencintai setiap pekerjaan kita dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.”
Begitu juga jabatan, merupakan sebuah amanah yang
harus dipegang teguh. Dengan didasari keikhlasan dan
tanggung jawab, semua pekerjaan pasti bisa dinikmati dan
ada hikmahnya. Terkait dengan amanah dan pekerjaannya
tersebut, Untung mengaku tidak lepas dari bantuan dan kerja
sama dengan teman kerjanya.
Kendati pekerjaannya cukup padat dan menyita waktu,
Untung berusaha membagi waktu antara kepentingan
keluarga dengan pekerjaannya. Sebab itu, di saat hari libur
Sabtu-Minggu, ia berusaha menghabiskan waktu bersama
keluarga apakah itu menghabiskan waktu libur dengan
berjalan-jalan atau mengunjungi toko buku. Kecuali kalau ada
pekerjaan yang mendesak untuk diselesaikan, hari libur pun
terpaksa dihabiskan untuk kesibukan kerja.
Untung menikah pada tahun 1999 dengan Alfita
Yustrianingtyas gadis kelahiran Jember yang tinggal di Solo,
Jawa Tengah. Pertemuannya dengan Alfita, demikian
panggilannya, terjadi ketika Alfita yang seorang mahasiswi
jurusan Komunikasi dari Universitas Negeri Sebelas Maret,
sedang melakukan praktek kerja di sebuah harian di Jakarta.
Pertemuan Untung dan Alfita kemudian berlanjut sampai ke
pelaminan dan kini mereka telah dikaruniai sepasang anak,
M Alif Wijdani (8) yang kini duduk di kelas tiga sekolah dasar
dan Syafiqa Nuraini (5) yang sudah duduk di bangku TK-B.
FOTO-FOTO DOK. PRIBADI
KETIKA MENGIKUTI OUTBOUND LEADERSHIPTRAINING, di Kopeng Jawa
Tengah, April 2008 lalu.
Disetiap penempatan tugas terutama di luar
Jakarta, Untung selalu memboyong keluarganya.
Hal itu dilakukannya semata-mata karena Untung
selalu ingin melihat perkembangan anak-anaknya
dari waktu ke waktu. Disamping itu, Untung
merupakan tipikal orang yang selalu merindukan
keluarganya (home sick) dan ingin selalu cepat
berkumpul dengan keluarga sepulangnya dari bekerja.
Dalam menjalankan hidup , Untung berpedoman menjalani kehidupan ini seperti air mengalir,
apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Hidup ini ibarat berada dalam aliran air
sungai , pada saatnya nanti akan bermuara dan
berhenti. Tugas manusia hanya menerima hidup
sebagai kesempatan dan melaluinya dengan kemampuan dan kehendak yang terbatas, baik saat
aliran “deras atau tenang” untuk sampai kepada
“kebenaran”.
“Manusia itu tinggal menjalani, adanya musibah maupun kejayaan itu sudah hukumnya, dilalui PESERTA TRAINING Course Harmonized System & Classification Japan Customs .
saja. Toh roda kehidupan itu ada yang memutar
(Untung Basuki baris belakang nomor 4 dari kanan)
dan masih berputar, sedangkan air mengalir bisa
dimaknai tempat kita hidup, yaitu bumi atau dunia. Semua itu
nyak diberi kesempatan oleh DJBC tempatnya ia mengabdi
berjalan seiring berubahnya waktu, bahkan mungkin juga temsebagai aparatur negara, keinginannya khususnya untuk
pat. Ini kehendak Allah yang tidak bisa kita campuri, semua
kemajuan organisasi ini pastinya sama dengan yang lainnya,
diciptakan dengan batas waktu. Kita tidak bisa mengembaliyaitu agar DJBC bisa bekerja sesuai dengan fungsi, visi dan
kan atau mengurangi bahkan menambah waktu yang sarat
misinya. Untung, sesuai dengan namanya, merasa beruntung
dengan peristiwa dan warna,”demikian mengenai filosofinya.
dan bersyukur sekali dengan apa yang telah ia dapatkan
Selain dengan keluarga, kata Untung, ia juga berusaha
selama ini, karena sudah banyak diberikan kesempatan dan
memberikan loyalitas yang tinggi kepada atasannya. Tidak
peluang mengembangkan diri oleh DJBC.
hanya itu, ia juga melakukan pendekatan dengan sesama te“Karena itu malu rasanya saya kalau sering-sering meminta
man kerja di kantor. “Mereka sering meminta masukan tentang
dan menuntut pada DJBC, karena sudah banyak kemudahan
pekerjaan. Saya juga sering belajar dari mereka. Termasuk
diberikan organisasi ini kepada saya. Untuk itu bentuk pengabdidari yang lebih senior, semua ilmunya bisa diserap. Soalnya,
an saya sesuai amanah yang diberikan pada saya saat ini
bagaimana pekerjaan bisa berjalan dengan baik, kalau kita
sebagai Kabag Keuangan, saya ingin sebisa mungkin membantu
tidak melakukan koordinasi. Sedangkan staf-staf saya anggap
organisasi ini sesuai kapasitas, misalnya kebutuhan mengenai
sebagai partner dalam bekerja. Bahkan dengan penampilan
anggaran, kalau memang butuh efisiensi, ya akan kita efisienkan,
saya yang irit (awet muda.red) ini, keuntungannya barangkali
tetapi kalau memang butuh dana yang cepat yang nantinya
membuat setiap orang terutama staf saya mudah
butuh alokasi anggaran yang tepat, ya bagaimana caranya kita
menganggap saya sebagai teman, jadi tidak terlalu formal.”
bisa mengadakannya sesuai dengan anggaran pemerintah secaSebagai pegawai yang merasa telah dibesarkan dan bara prosedur yang telah ada,” tandas Untung. ris
SAAT MENGIKUTI PERTEMUAN WCO Regional Seminar On The Revised Kyoto Convention (22-26 September 2003) di Jakarta. (Untung Basuki baris
ketiga nomor dua dari kiri).
EDISI 407 OKTOBER 2008
WARTA BEA CUKAI
63
PENGAWASAN
FOTO-FOTO WBC/KY
KALUNG dan gelang titanium serta HP ilegal ketika
diperlihatkan Kasi P2 KPPBC SH, Eko Darmanto.
BARANG-BARANG ILLEGAL tersebut dikemas ke dalam beberapa karton dan dikirim
menggunakan jasa EMS.
RIBUAN KALUNG
DAN GELANG TITANIUM
DISITA
Petugas Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe
A1 Soekarno Hatta berhasil menegah
ribuan gelang dan kalung magnet
berbahan titanium yang berfungsi sebagai alat kesehatan, serta puluhan HP
ilegal. Hasil tegahan tersebut diperlihatkan kepada pers pada 28 Agustus
2008 di KPPBC Soekarno Hatta.
P
etugas menahan 2100 gelang dan 1150 kalung yang dikemas ke dalam beberapa karton dan dikirimkan dari
Hongkong melalui Kantor Pos Bandara Soekarno Hatta (SH)
dengan menggunakan jasa express mail service (EMS).
Pengiriman ribuan kalung dan gelang ini dalam dokumen
hanya diberitahukan sebagai shackle (alat penyangga) dengan nama
penerima Ar yang berdomisili di Pluit Timur, Jakarta Utara.
Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan KPPBC Soekarno Hatta,
Eko Darmanto mengatakan, menurut perkiraan harga kalung yang ditegah tersebut di pasaran bebas berkisar Rp. 1,5 juta, sedangkan gelang
mencapai Rp. 1 juta. Dengan demikian nilai keseluruhan barang
mencapai kurang lebih Rp. 3,825 milyar, dan berdasarkan asumsi nilai
tersebut, maka bea masuk (BM) dan pajak dalam rangka impor (PDRI)
yang seharusnya dibayar si pemilik barang mencapai Rp. 1,3 milyar.
“Kami menduga pengirim sengaja menghindarkan diri dari
kewajiban membayar bea masuk dan pajak-pajak,” ujar Eko. Ia juga
menyatakan bahwa penyitaan barang impor berupa gelang titanium itu
baru pertama kali di bandara Soekarno Hatta.
Selain gelang dan kalung, dari hasil operasi selama seminggu sebelumnya, petugas juga berhasil menegah telepon seluler (HP) merek
Nokia tipe N95 sebanyak 90 buah. Puluhan HP yang diberitahukan
sebagai adaptor, dikirimkan dari Singapura juga dengan menggunakan jasa EMS, dengan nama penerima AS, J dan S yang berdomisili
di Jakarta Pusat.
Harga total HP tersebut diperkirakan mencapai Rp. 450 juta, sehingga bea masuk (BM) dan pajak dalam rangka impor (PDRI) yang
64
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
harus dibayar pemilik bayar sekitar Rp. 100 juta, dan juga harus memenuhi peraturan larangan pembatasan.
“Kalau gelang dan kalung itu kita bicara penerimaan negara, sedangkan HP itu kita bicara larangan pembatasan. Impor telepon
selular hanya boleh dilakukan oleh badan hukum yang sudah memiliki
izin dari instansi tertentu,” tutur Eko.
Dengan adanya peningkatan terhadap pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan KPPBC Soekarno Hatta, diharapkan penerimaan negara dari sektor bea masuk dan pajak dalam rangka impor dapat
meningkat. ky
PELUANG BISNIS
PEGAWAI / KELUARGA / MITRA /
KOPERASI PEGAWAI
DI SELURUH INDONESIA
MENJADI DISTRIBUTOR :
u Kalung Kesehatan Biofir
u Pulsa Isi Ulang
u Propolis Gold dan Melia Biyang
Mudah
bergabungnya
Murah
biayanya
Banyak
manfaatnya,
Besar
keuntungannya
Layanan Kami :
l Bebas ongkos kirim
ke seluruh Indonesia
l Konsultasi dan
panduan Online
l Iklan Online di http://
iklan.guskun.com
l Domain dan Hosting
murah di http://
hosting.guskun.com
http://www.guskun.com
[email protected]
id YM : gus5kun
Hp 08988818201
PENGAWASAN
FOTO-FOTO WBC/KY
KALUNG dan gelang titanium serta HP ilegal ketika
diperlihatkan Kasi P2 KPPBC SH, Eko Darmanto.
BARANG-BARANG ILLEGAL tersebut dikemas ke dalam beberapa karton dan dikirim
menggunakan jasa EMS.
RIBUAN KALUNG
DAN GELANG TITANIUM
DISITA
Petugas Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe
A1 Soekarno Hatta berhasil menegah
ribuan gelang dan kalung magnet
berbahan titanium yang berfungsi sebagai alat kesehatan, serta puluhan HP
ilegal. Hasil tegahan tersebut diperlihatkan kepada pers pada 28 Agustus
2008 di KPPBC Soekarno Hatta.
P
etugas menahan 2100 gelang dan 1150 kalung yang dikemas ke dalam beberapa karton dan dikirimkan dari
Hongkong melalui Kantor Pos Bandara Soekarno Hatta (SH)
dengan menggunakan jasa express mail service (EMS).
Pengiriman ribuan kalung dan gelang ini dalam dokumen
hanya diberitahukan sebagai shackle (alat penyangga) dengan nama
penerima Ar yang berdomisili di Pluit Timur, Jakarta Utara.
Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan KPPBC Soekarno Hatta,
Eko Darmanto mengatakan, menurut perkiraan harga kalung yang ditegah tersebut di pasaran bebas berkisar Rp. 1,5 juta, sedangkan gelang
mencapai Rp. 1 juta. Dengan demikian nilai keseluruhan barang
mencapai kurang lebih Rp. 3,825 milyar, dan berdasarkan asumsi nilai
tersebut, maka bea masuk (BM) dan pajak dalam rangka impor (PDRI)
yang seharusnya dibayar si pemilik barang mencapai Rp. 1,3 milyar.
“Kami menduga pengirim sengaja menghindarkan diri dari
kewajiban membayar bea masuk dan pajak-pajak,” ujar Eko. Ia juga
menyatakan bahwa penyitaan barang impor berupa gelang titanium itu
baru pertama kali di bandara Soekarno Hatta.
Selain gelang dan kalung, dari hasil operasi selama seminggu sebelumnya, petugas juga berhasil menegah telepon seluler (HP) merek
Nokia tipe N95 sebanyak 90 buah. Puluhan HP yang diberitahukan
sebagai adaptor, dikirimkan dari Singapura juga dengan menggunakan jasa EMS, dengan nama penerima AS, J dan S yang berdomisili
di Jakarta Pusat.
Harga total HP tersebut diperkirakan mencapai Rp. 450 juta, sehingga bea masuk (BM) dan pajak dalam rangka impor (PDRI) yang
64
WARTA BEA CUKAI
EDISI 407 OKTOBER 2008
harus dibayar pemilik bayar sekitar Rp. 100 juta, dan juga harus memenuhi peraturan larangan pembatasan.
“Kalau gelang dan kalung itu kita bicara penerimaan negara, sedangkan HP itu kita bicara larangan pembatasan. Impor telepon
selular hanya boleh dilakukan oleh badan hukum yang sudah memiliki
izin dari instansi tertentu,” tutur Eko.
Dengan adanya peningkatan terhadap pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan KPPBC Soekarno Hatta, diharapkan penerimaan negara dari sektor bea masuk dan pajak dalam rangka impor dapat
meningkat. ky
PELUANG BISNIS
PEGAWAI / KELUARGA / MITRA /
KOPERASI PEGAWAI
DI SELURUH INDONESIA
MENJADI DISTRIBUTOR :
u Kalung Kesehatan Biofir, kalung ajaib, bukan magic,
bukan mistis. Efektif membantu penderita berbagai
penyakit.
u Pulsa Isi Ulang dari bonus pulsa, menjadikan HP
anda sebagai mesin isi ulang pulsa. Merubah biaya
komunikasi menjadi potensi pendapatan.
Mudah
bergabungnya
Murah
biayanya
Banyak
manfaatnya
Besar
keuntungannya
Layanan Kami :
l Bebas ongkos kirim ke
seluruh Indonesia
l Konsultasi dan
panduan Online
l Iklan Online di http://
iklan.guskun.com
l Domain dan Hosting
murah di http://
hosting.guskun.com
http://www.guskun.com
[email protected]
id YM : gu5kun
Hp 08988818201
Download