versi publik 1 komisi pengawas persaingan usaha republik

advertisement
VERSI PUBLIK
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
NOMOR 11/KPPU/PDPT/V/2013
TENTANG
PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN SAHAM (AKUISISI)
SAHAM PT BALI PERKASASUKSES DAN PT SUMBER AIR MAS PRATAMA OLEH
PT AGUNG PODOMORO LAND TBK
I.
LATAR BELAKANG
Berdasarkan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
57
Tahun
2010
tentang
Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham
Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat (PP No. 57 Tahun 2010) jo. Peraturan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha Nomor 3 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 13 Tahun 2010
tentang Pedoman Pelaksanaan tentang Penggabungan atau Peleburan Badan
Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan
Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaigan Usaha Tidak Sehat (Perkom No. 3
Tahun 2012), pada tanggal 23 Oktober 2012 Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (Komisi) telah menerima Pemberitahuan dari PT Agung Podomoro Land
Tbk atas pengambilalihan saham (akuisisi) perusahaan PT Bali Perkasasukses
dan PT Sumber Air Mas Pratama, Pada tanggal 15 Januari 2013 dokumen
Pemberitahuan dinyatakan lengkap dan terhitung tanggal tersebut, Komisi
melakukan
Penilaian
dengan
mengeluarkan
Surat
Keputusan
Nomor
15/KPPU/Kep/I/2013.
II.
PARA PIHAK
2.1.
Badan Usaha Pengambilalih: PT Agung Podomoro Land, Tbk (APLN)
APLN merupakan suatu perseroan yang berkedudukan di Jakarta
Barat, didirikan dan menjalankan kegiatan usaha menurut dan
berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan Republik
1
VERSI PUBLIK
Indonesia. Perseroan ini didirikan pada tanggal 30 Juli 2004 dengan
nama PT Tiara Metropolitan Jaya dan mendapatkan status badan
hukumnya berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor C-21538.HT.01.01.TH.2004 tanggal
26 Agustus 2004 dan dengan Akta Nomor 1 tanggal 2 Agustus 2010
dibuat dihadapan Yulia, S.H. Notaris di Jakarta, disetujui Menteri
Hukum dan HAM RI dengan Surat Keputusannya Nomor AHU
39219.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 9 Agustus 2010 berganti nama
menjadi PT Agung Podomoro Land Tbk. APLN berusaha dalam bidang
pembangunan
dan
pengembangan,
investasi,
perdagangan,
perindustrian, jasa dan angkutan.
Berikut adalah nilai aset dan nilai penjualan APLN selama 3 (tiga)
tahun terakhir:
Nilai
2009
2010
2011
Rp.855.952.717.759
Rp.1.938.719.002.217
Rp.3.824.099.115.993
Rp.4.442.174.006.774
Rp.7.753.456.798.340
Rp.10.787.265.542.397
Penjualan
Nilai Aset
Berikut adalah komposisi kepemilikan saham APLN:
No
Pemegang Saham
1.
PT Jaya Lestari Persada
14,68%
2.
PT Indofica
47,29%
3.
PT Simfoni Gema Lestari
5,07%
4.
Trihatma K. Haliman
3,03%
5.
Masyarakat
2.2.
Komposisi Kepemilikan
29,93%
Badan Usaha yang Diambilalih
2.2.1. PT Bali Perkasasukses (PT BPS)
PT BPS merupakan perseroan yang didirikan berdasarkan Akta
Pendirian Nomor 155 tanggal 10 Oktober 1989 dan memperoleh
status badan hukum pada tanggal 29 Maret 1990 berdasarkan
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C21795 HT.01.01.TH.90. PT BPS berkedudukan di Bali dan
beralamat di Dyana Pura, Lingkungan Seminyak Kabupaten
Badung Bali. PT BPS telah beberapa kali mengalami perubahan
2
VERSI PUBLIK
anggaran dasar, perubahan terakhir dengan Akta Notaris S.P.
Yulia, S.H. Nomor 99 tanggal 19 Desember 2012.
Berdasarkan Akta No. 60 tanggal 27 Agustus 2012 yang telah
memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan HAM RI dengan
Surat Keputusannya Nomor AHU-45944.AH.01.02. Tahun 2012
tanggal 29 Agustus 2012, maksud dan tujuan PT BPS adalah
berusaha
dalam
bidang
perhotelan,
dan
untuk
mencapai
maksud dan tujuan tersebut PT BPS dapat melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut:
a.
Menyediakan kamar tempat menginap;
b.
Menyediakan tempat dan pelayanan makan dan minum;
c.
Melayani pencucian pakaian/binatu;
d.
Menyediakan fasilitas akomodasi dan pelayanan lain, yang
diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan usaha hotel.
Pada saat ini PT BPS memiliki lahan seluas 4,5 Ha di daerah
Seminyak Bali yang akan dikembangkan menjadi proyek hotel
bintang lima dengan 258 kamar dan 20 unit villa.
Berikut adalah nilai aset PT BPS selama 3 (tiga) tahun terakhir:
2009
Nilai Aset
2010
2011
Rp.165.302.232.174 Rp.165.285.007.717 Rp.172.767.783.260
Berikut adalah komposisi kepemilikan saham PT BPS sebelum
pengambilalihan:
No.
Pemegang Saham
1.
Bugle Press Corporation
2.
Wiehan Zainal Arifin Lesmana
Komposisi Kepemilikan
99,99%
0,01%
Berikut adalah komposisi kepemilikan saham PT BPS setelah
pengambilalihan:
No
Pemegang Saham
Komposisi Kepemilikan
1.
PT Agung Podomoro Land Tbk
51%
2.
PT Binamitra Satria Raya
29%
3.
Arief Prijatna
10%
4.
PT Regis Energi Indonesia
10%
3
VERSI PUBLIK
2.2.2. PT Sumber Air Mas Pratama (PT SAMP)
PT SAMP merupakan perseroan yang didirikan berdasarkan Akta
Pendirian Nomor 99 tanggal 21 Mei 1985 dan memperoleh status
badan hukum pada tanggal 3 Oktober 1985 berdasarkan
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C26288 HT.01.01.TH.85. PT SAMP berkedudukan di Jakarta dan
beralamat di Jalan Gajah Mada Nomor 3-5 Komplek Duta Merlin
Blok B-20, Kelurahan Petojo Utara Jakarta. PT SAMP telah
beberapa kali mengalami perubahan anggaran dasar, perubahan
terakhir dengan Akta Notaris Emmy Halim, S.H. Nomor 58
tanggal 10 Desember 2012. Berdasarkan Akta No. 60 Tanggal 15
Agustus 2008, dibuat oleh Mutiara Hartanto, S.H., Notaris di
Jakarta, maksud dan tujuan PT SAMP adalah berusaha dalam
bidang
perdagangan,
mencapai
maksud
pembangunan,
dan
tujuan
dan
industri.
tersebut
PT
Untuk
SAMP
dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a.
Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan termasuk
ekspor,
impor,
lokal,
antar
pulau
(interinsuler)
dan
bertindak sebagai supplier, leveransir, distributor, grossier,
perwakilan, keagenan baik dari dalam maupun luar negeri
untuk segala macam barang yang dapat diperdagangkan,
baik untuk perhitungan sendiri maupun untuk perhitungan
orang/badan lain secara komisi;
b.
Menjalankan
usaha-usaha
di
bidang
pembangunan
bertindak sebagai pengembang, pemborong pada umumnya
(general contraktor), jalan, jembatan, landasan, dermaga,
bendungan, pertamanan, lapangan, termasuk penggalian,
pengerukan,
pengurugan
tanah,
pembuatan
saluran-
saluran irigasi, pemasangan instalasi listrik, diesel, air, gas,
telekomunikasi, sarana- prasarana jaringan telekomunikasi
serta usaha-usaha lain dalam bidang teknik sipil dan
pembangunan;
c.
Menjalankan usaha-usaha dalam bidang industri antara
lain industri wood working dan furniture (meubel), industri
kerajinan tangan, industri mesin-mesin, industri peralatan
rumah tangga, industri manufacturing dan fabrikasi, bahan
makanan dan minuman, industri spare part kendaraan
bermotor, industri karoseri dan perakitan kendaraan.
4
VERSI PUBLIK
Saat ini PT SAMP memilki lahan seluas 342 Ha di Desa
Wanasari, Wanakerta dan Margamulya Kec. Teluk Jambe Timur,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Berdasarkan rencana, di atas
lahan tersebut akan dibangun kawasan industri.
Berikut adalah nilai aset PT SAMP selama 3 (tiga) tahun terakhir:
2009
Nilai Aset
Rp.26.817.012.255
2010
Rp.26.800.854.975
2011
Rp.26.782.861.782
Berikut adalah komposisi kepemilikan saham PT SAMP sebelum
pengambilalihan:
No.
Pemegang Saham
Komposisi Kepemilikan
1.
Tommy Kartawinata
71%
2.
Arief Prijatna
18%
3.
Walujo Susanto
11%
Berikut adalah komposisi kepemilikan saham PT SAMP setelah
pengambilalihan:
No.
Pemegang Saham
Komposisi Kepemilikan
1.
PT Agung Podomoro Land Tbk
55%
2.
PT Indo Proper Jaya
29%
3.
PT Berlian Agung Pratama
4.
Tommy Kartawinata
14,4%
1,6%
III. KRITERIA PEMBERITAHUAN
3.1. Berdasarkan Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.10-34580 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bali Perkasasukses
diketahui bahwa Pengambilalihan PT BPS oleh APLN berlaku efektif
secara hukum pada tanggal 24 September 2012;
3.2. Berdasarkan Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.10-37237 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Sumber Air Mas Pratama
diketahui bahwa Pengambilalihan PT SAMP oleh APLN berlaku efektif
secara hukum pada tanggal 17 Oktober 2012;
3.3. Pengambilalihan saham yang dilakukan oleh APLN terhadap PT BPS dan
PT SAMP tidak dilakukan antar perusahaan yang terafiliasi;
5
VERSI PUBLIK
3.4. Nilai aset dan penjualan gabungan hasil pengambilalihan saham yang
dihitung berdasarkan laporan keuangan tahun 2011 adalah sebagai
berikut:
a.
Nilai
aset
gabungan
antara
APLN
dan
PT
BPS
adalah
Rp.10.960.033.325.657 (Sepuluh Triliun Sembilan Ratus Enam
Puluh Miliar Tiga Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Dua Puluh Lima Ribu
Enam Ratus Lima Puluh Tujuh Rupiah);
Bahwa dengan demikian, batasan nilai pengambilalihan saham
PT BTS oleh APLN dari nilai aset terpenuhi.
b.
Nilai aset gabungan antara APLN dengan
PT SAMP adalah
Rp.10.814.048.404.179 (Sepuluh Triliun Delapan Ratus Empat
Belas Miliar Empat Puluh Delapan Juta Empat Ratus Empat Ribu
Seratus Tujuh Puluh Sembilan Rupiah);
Bahwa dengan demikian, batasan nilai pengambilalihan saham
PT SAMP oleh APLN dari nilai aset terpenuhi.
IV. TENTANG TRANSAKSI
4.1. APLN mengambilalih 51% saham PT BPS dengan membeli 15.300
lembar saham milik Bugle Press Corporation dengan nilai transaksi
sebesar Rp.15.300.000.000,- (Lima Belas Miliar Tiga Ratus Juta
Rupiah);
4.2. APLN mengambilalih 55% saham PT SAMP dengan membeli 1.375
lembar saham milik Tommy Kartawinata dengan nilai transaksi sebesar
Rp.13.750.000.000,- (Tiga Belas Miliar Tujuh Ratus Lima Puluh Juta
Rupiah);
V.
SKEMA AKUISISI
Skema kepemilikan badan usaha APLN setelah pengambilalihan saham
adalah sebagai berikut:
PT Indofica
47,29%
Trihatma K.
Haliman
PT Jaya Lestari
Persada
14,68%
PT Simfoni
Gema Lestari
3,03%
Masyarakat
5,07%
29,93%
PT Agung Podomoro Land, Tbk
99,82%
PT Kencana
Unggul
Sukses
75%
80%
PT Intersatria
Budi Karya
Pratama
99,98%
PT
Central
Indah
Palace
PT Agung
Kencana
Sukses
51%
55%
PT
Baliperkasa
Sukses
PT Sumber
Air Mas
Pratama
60%
PT Arah
Sejahtera
Abadi
99,99%
PT Cipta
Pesona Karya
58,84%
PT Briliant
Sakti Persada
99,90%
PT Putra
Adhi Prima
35%
PT Citra
Gemilang
Nusantara
99,90%
PT Karya
Gemilang
Perkasa
25,50%
PT Manggala
Gelora
Perkasa
80%
PT Alam
Hijau Teduh
99,90%
PT Buana
Surya
Makmur
99,93%
PT Tiara
Metropolitan
Indah
70%
PT Kharisma
Bhakti
Sejahtera
51%
PT Central
Cipta
Bersama
90%
PT Pesona
Gerbang
Karawang
51%
PT Tunas
Karya
Bersama
75%
51%
PT Griya
Pancaloka
51%
PT Sentral
Agung Indah
PT JKS
Realty
65%
PT
Pandega
Citraniaga
6
VERSI PUBLIK
VI. TENTANG ALASAN PENGAMBILALIHAN SAHAM
6.1. Alasan APLN mengambilalih saham PT BPS yang memiliki lahan seluas
4,5 Ha di daerah Seminyak, Bali adalah dalam rangka mengembangkan
dan mewujudkan strategi APLN untuk meningkatkan pendapatan
berulang perusahaan dengan membangun hotel di atas lahan tersebut.
6.2. Alasan APLN mengambilalih saham PT SAMP yang memiliki lahan
seluas 342 Ha di Kab. Karawang, Jawa Barat adalah dalam rangka
mengembangkan APLN dan menampung investor di bidang kawasan
industri dengan membangun kawasan industri di atas lahan tersebut.
VII. TENTANG PASAR BERSANGKUTAN
7.1. Tentang Produk APLN
Berikut merupakan gambaran umum produk APLN beserta anak
perusahannya berdasarkan Prospektus Tahun 2012:
No.
1.
2.
3.
4.
Proyek
Central Park
Senayan City
6.
Lindeteves
Trade Center
8.
Kuningan
City
Green Bay
Pluit
Total
Area
Dapat
Dijual
(m2)
Total
Area
Dapat
Disewa
Tahun
Penyelesaian
188,077
31,000
105,800
80,000
404,877
0
0
78,663
64,148
142,811
125,428
0
0
0
125,428
2009
2011
2011
2011
29,473
27,210
0
2010
127,155
89,343
0
2011
Mall
Apartemen
Perkantoran
Subtotal
195,912
118,006
21,093
45,963
185,062
146,342
0
0
0
0
0
76,066
15,635
42,402
134,103
2008
2006
2008
2008
Mall
Apartemen
Perkantoran
Subtotal
Mall
Apartemen
Kios
189,157
86,533
94,272
63,022
243,827
86,965
471,313
7,071
57,670
0
69,274
31,907
101,181
0
388,916
6,828
20,293
55,045
0
29,070
84,115
50,049
0
0
2005
2011
2012
2012
15,718
0
15,718
Garden
Shopping
Arcade
Royal
Mediterania
Garden
Mediterania
Garden
Residences 2
5.
7.
Mall
Hotel
Apartemen
Perkantoran
Subtotal
Total
Luas Area
(m2)
Proyek akan
2013*
2014*
2014*
2014*
7
VERSI PUBLIK
datang
9.
Festival City
Link
10.
Green Lake
Sunter
11.
The Lavande
12.
Gading Nias
13.
14.
15.
16.
Grand
Taruma
Green
Permata
Emporium
Pluit
Amaris Hotel
Thamrin City
Podomoro
City
17.
Extension**
18.
Metro Park
Residences**
Subtotal
Mall
Hotel &
Convention
Centre
Subtotal
Perumahan
Rumah Toko
Apartemen
Subtotal
Rusunami
Apartemen
Subtotal
Perumahan
Mall
Hotel
SOHO
Mall
Proyek akan
datang
Subtotal
Apartemen
Kios
Subtotal
Vimala
Hilss**
Keterangan:
* Perkiraan tahun penyelesaian
** Tahap perencanaan awal
19.
581,067
81,393
395,744
0
65,767
50,555
16,946
98,339
14,896
12,960
116,445
144,301
56,921
236,440
29,875
266,315
0
0
11,010
6,293
70,463
87,766
43,395
176,607
21,730
198,337
0
50,555
0
0
0
0
0
0
0
0
475,574
341,573
80,810
59,551
0
2013*
114,619
0
62,737
2008
4,640
0
0
2011
75,980
50,760
60,983
0
0
39,563
2015*
2015*
46,430
173,170
72,974
4,254
77,228
38,329
99,312
61,491
1,203
62,694
0
39,563
0
0
0
2015*
848,000
0
0
2017*
2011
2011
2013*
2013*
2013*
2010
2010
2011
2015*
2014*
2014*
Melalui anak perusahannya yaitu PT Pesona Gerbang Karawang (PT
PGK), APLN telah memiliki lahan seluas 40 Ha di Karawang yang
dikembangkan menjadi Perumahan Grand Taruma Karawang dengan
jumlah ruko dan rumah sebanyak 1.397 unit.
1
Kemudian, melalui anak
perusahaannya yang lain yaitu PT Griya Pancaloka (PT GPL), APLN
memiliki lahan seluas 7,6 Ha yang dikembangkan menjadi hotel bintang
lima di Nusa Dua, Bali dengan jumlah kamar dan villa sebanyak 415 unit
dengan operator Sofitel (Accor Group).
2
Ruko 211 unit dan rumah 1.186 unit.
Sofitel, Pullman, MGallery, Novotel, Suite Novotel, Mercure, Ibis, Ibis Styles, Ibis Budget, HotelF1,
dan Thalassa Sea & Spa.
1
2
8
VERSI PUBLIK
7.2. Tentang Produk PT BPS
Lahan seluas 4,5 Ha di daerah Seminyak Bali milik PT BPS akan
dikembangkan menjadi proyek hotel bintang 5 (lima). Berikut rencana
pengembangannya:
Luas lahan
: 47.430 m2
Luas bangunan
: 35.130 m2
Total parkir
: 1.570 m2
Total unit
: 258 kamar hotel dan 20 unit villa
Periode
: Maret 2013 – Juni 2014
pembangunan
Operator hotel
: Indigo (Indigo Group)
7.3. Tentang Produk PT SAMP
Lahan seluas 342 Ha di Kabupaten Karawang milik PT SAMP akan
dikembangkan
menjadi
kawasan
industri.
Berikut
rencana
pengembangannya:
Luas lahan
: 342 Ha
Luas kapling
: 220 Ha
Total unit
: 130 unit
Rencana
: 3 tahap
pembangunan
- Tahap 1: 85 Ha
- Tahap 2: 60 Ha
- Tahap 3: 75 Ha
Konfigurasi produk:
Penggunaan
Type of Development
Kapling A
Kapling B
Kapling C
Kapling D
Fasilitas
umum
Pengelolaan
air limbah
Pengelolaan
air bersih
Jalan
Jalur hijau
Total
1 Ha
1,5 Ha
2 Ha
2,5 Ha
Public fasilities
Kapling/Lots
Jumlah
Luas (Ha)
(unit)
40
40
30
45
30
60
30
75
51,3
Waste wáter
treatment plant
Wáter treatment
plant
Roads
Green
area/open space
130
Prosentase
(%)
11,7
13,16
17,54
21,93%
15
1.2
0,35
1.2
0,35
50,7
18,13
14,67
5,3
342
100
9
VERSI PUBLIK
7.4. Tentang Industri Hotel di Bali
Bali memiliki lebih banyak potensi daya tarik wisata dibandingkan
potensi daerah lainnya di Indonesia. Jumlah wisatawan yang datang
berkunjung ke Indonesia terbesar melalui pintu masuk bandara Ngurah
Rai Bali, kemudian bandara Soekarno Hatta (Jakarta) dan Batam. Pada
tahun 2007 lalu, jumlah wisatawan asing yang datang melalui bandara
Ngurah Rai tercatat sebanyak 1,74 juta orang dan terus bertambah
menjadi 2,90 juta orang pada tahun 2012 lalu dengan pertumbuhan
rata-rata 10,9% per tahun. Sedangkan kontribusinya sudah diatas 36%
sejak tiga tahun terakhir (2010-2012) terhadap total jumlah wisatawan
asing yang datang ke Indonesia.
3
Dengan banyaknya jumlah wisatawan
yang datang berkunjung, maka permintaan akan hotel di Bali meningkat.
Berikut adalah perkembangan jumlah kamar hotel berbintang menurut
Kabupaten/Kota di Bali.
Jumlah Kamar Hotel Bintang Menurut Kabupaten/Kota Di Prov. Bali
2007-2011
Kabupaten /
Kota
(1)
Kelas Hotel
Jumlah
Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang
5
4
3
2
1
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
0
0
51
0
70
121
2. Tabanan
326
0
34
0
0
360
3. Badung
8 583
5 490
2 168
732
604
17 577
4. Gianyar
306
199
17
0
0
522
5. Klungkung
0
0
35
0
22
57
6. B a n g l i
0
0
0
0
0
0
7. Karangasem
33
139
114
14
0
300
8. Buleleng
32
91
228
128
70
549
9. Denpasar
1 189
968
568
466
117
3 308
2011
10 469
6 887
3 215
1 340
883
22 794
2010
10 462
6 064
2 485
1 676
446
21 133
2009
8 977
5 349
2 299
1 782
277
18 684
2008
9 880
3 938
3 405
2 449
568
20 240
1. Jembrana
Jumlah:
2007
9 306
3 923
3 354
2 079
283
18 945
Sumber: Bali Dalam Angka 2012 dalam Data dan Informasi Hotel
Bintang di Provinsi Bali, 2013.
3
Data dan Informasi Hotel Bintang di Provinsi Bali, 2013.
10
VERSI PUBLIK
Data tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa Industri hotel
di Bali mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.
7.5. Tentang Kawasan Industri di Kabupaten Karawang
Pemerintah pusat memiliki rencana untuk menjadikan Kab. Karawang
sebagai kawasan industri komprehensif yang berbasis otomotif, mesin,
dan elektronika 4, sehingga tidak mengherankan banyak investor yang
datang dan berinvestasi.
Luas wilayah Kab. Karawang adalah 1.753,27 Km2 atau 175.327 Ha dan
dari luas tersebut, 13.756,358 Ha atau sebesar 7,84% dikembangkan
menjadi kawasan industri yang terdiri atas:
-
Kawasan Industri Khusus seluas 3.138,758 Ha (terdiri atas 5
kawasan di Kecamatan Cikampek);
-
Kawasan Industri seluas 5.500 Ha di Kecamatan Telukjambe Barat,
Telukjambe Timur, Ciampel, dan Cikampek;
-
Zona Industri seluas 5.117,6 Ha (Kecamatan Telukjambe Barat,
Telukjambe
Timur,
Klari,
Cikampek,
Karawang,
Purwasari,
Pangkalan, dan Rengasdengklok).
Pengembangan kawasan industri di Kab. Karawang dialokasikan pada
bagian selatan. Kawasan industri yang relatif berkembang diantaranya
adalah: Kota Industri di bagian timur (Kota Bukit Indah City, Kecamatan
Cikampek), Kawasan Industri
(Kecamatan Telukjambe Timur dan
Pangkalan), dan Zona Industri (Kecamatan Telukjambe Timur, Klari,
Cikampek, dan Karawang).
5
Berikut adalah nama operator kawasan industri di Kab. Karawang:
1.
PT Mitra Karawang Jaya;
2.
PT Hutan Pertiwi Lestari;
3.
PT Pupuk Kujang;
4.
PT Maligi Permata Industrial Estate;
5.
PT Surya Cipta Swadaya;
6.
PT Karawang Jabar Industrial Estate;
6
http://poskota.co.id/berita-terkini/2011/05/28/menperin-pemerintah-jadikan-karawang-sebagaikawasan-industri (22 April 2013).
5 Sumber: Booklet Karawang 2011 http://www.karawangkab.go.id/2013-02-15-03-29-32/2013-0214-08-42-13/karawang-part-3.html (18 April 2013).
6 Bappeda Kab. Karawang dalam Booklet Karawang 2011.
4
11
VERSI PUBLIK
7.
PT Hab & Son;
8.
PT Karawang Tata Bina;
9.
PT Sumber Airmas Pratama;
10. PT Rasindo Perkasa;
11. PT Pradi Dana Anugrah;
12. PT Daya Kencanasia;
13. PT Indotaisei Indah Development;
14. PT Mandala Pratama Permai;
15. PT Canggih Bersaudara Muliajaya;
16. PT Bintang Puspita Dwikarya;
17. PT Persada Nusa Makmurindo;
18. PT Sejati Buana Jaya Darma.
7.6. Tentang Pasar Produk dan Pasar Geografis
1.
Dalam menentukan pasar produk Komisi mengacu kepada Peraturan
Komisi Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Penerapan Pasal 1
Angka 10 Tentang Pasar Bersangkutan Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat (Pedoman Pasar Bersangkutan);
2.
Berdasarkan pedoman tersebut Komisi menganalisis unsur-unsur
sebagai berikut:
a.
Indikator Harga: harga produk yang berbeda-beda secara
signifikan mengindikasikan pasar produk yang terpisah dan
tidak saling substitusi;
b.
Karakteristik dan Kegunaan Produk: produk yang memiliki
karakteristik
dan
kegunaan
yang
berbeda
tidak
saling
mensubstitusi produk lainnya.
3.
Dilihat dari indikator harga, karakteristik, dan kegunaan dari hotel
bintang 5 yang akan dikembangkan oleh PT BPS, maka hotel bintang
5 ini hanya memiliki harga, karakteristik, kegunaan, dan fasilitas
yang sama dengan hotel bintang 5 yang lain, namun tidak menutup
kemungkinan bagi konsumen untuk memilih hotel bintang 4 sebagai
pengganti/substitusi dari hotel bintang 5.
4.
Dari segi geografis, hotel bintang 5 yang akan dikembangkan oleh
PT BPS terletak di Seminyak, Badung, Bali. Berdasarkan perspektif
konsumen, biaya transportasi, lama perjalanan, serta suasana
tempat/lingkungan sekitar hotel menjadi faktor signifikan dalam
12
VERSI PUBLIK
pemilihan hotel bintang 5 di Bali, konsumen tidak menganggap hotel
yang berada di wilayah Badung bersubstitusi dengan hotel lain di
luar wilayah tersebut.
5.
Berdasarkan analisis pasar produk dan pasar geografis, Komisi
menyimpulkan bahwa pasar bersangkutan untuk pengambilalihan
saham PT BPS oleh APLN adalah pasar hotel bintang 5 dan 4 di
wilayah Badung.
6.
Berdasarkan fakta, APLN belum memiliki lahan untuk kawasan
industri sebelumnya baik di Kab. Karawang ataupun di wilayah lain
di Indonesia. Dilihat dari indikator karakteristik, letak geografis, dan
peruntukkan dari kawasan industri, maka kawasan industri hanya
bersaing dengan kawasan industri yang lain di daerah sekitarnya,
oleh karena itu pasar bersangkutan untuk pengambilalihan saham
PT SAMP oleh APLN adalah pasar penguasaan lahan kawasan
industri di Kab. Karawang.
VIII. TENTANG PANGSA PASAR DAN KONSENTRASI PASAR
8.1. Nilai Konsentrasi Pasar
1.
Nilai konsentrasi pasar dapat menunjukkan tingkat persaingan
dalam suatu pasar/industri. Nilai konsentrasi dalam suatu pasar
dapat dihitung melalui Hirschman Herfindahl Index (HHI). HHI
dihitung
memperhatikan
jumlah
dan
pangsa
pasar
semua
perusahaan yang ada di pasar. HHI dapat dirumuskan sebagai
berikut:
HHI = Σ (Si)2 ,dimana S = pangsa pasar setiap perusahaan di suatu
pasar
Nilai HHI menghitung ukuran dan distribusi relatif dari perusahaan
yang ada di pasar dan mendekati nol ketika suatu pasar memiliki
perusahaan yang banyak dan memiliki pangsa pasar yang hampir
sama. Nilai HHI akan meningkat jika jumlah dari perusahaan di
suatu pasar berkurang, yang ditimbulkan oleh perbedaan pangsa
pasar diantara perusahaan yang menjadi semakin besar.
13
VERSI PUBLIK
2.
Pangsa pasar dari hotel milik PT BPS yang dihitung berdasarkan
perbandingan antara jumlah kamar dan villa yang dimiliki oleh
PT BPS dengan jumlah keseluruhan kamar dan villa untuk hotel
bintang 5 dan 4 yang ada di Badung tahun 2012 adalah 1,64%
dengan HHI industri sebesar 179 (HHI di bawah 1800).
3.
Perkom No. 3 Tahun 2012 menyatakan bahwa Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan Saham yang menghasilkan HHI
kurang dari 1800 tidak mengubah struktur pasar yang telah ada
sebelumnya dan menghilangkan kekhawatiran Komisi terhadap
dampak praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat pasca
penggabungan, peleburan dan pengambilalihan saham. Oleh karena
itu, tidak terdapat kekhawatiran adanya praktik monopoli atau
persaingan
usaha
tidak
sehat
yang
diakibatkan
oleh
pengambilalihan saham PT BPS oleh APLN.
4.
Untuk Penilaian atas pengambilalihan saham PT SAMP oleh APLN,
Komisi tidak memperoleh data penguasaan lahan oleh masingmasing pelaku usaha yang memiliki kawasan industri di Kab.
Karawang, sehingga pangsa penguasaan masing-masing pelaku
usaha yang memiliki kawasan industri di Kab. Karawang tidak
dapat
dihitung
dan
perhitungan
konsentrasi
pasar
dengan
pendekatan HHI ataupun Concentration Ratio (CR) tidak dapat
dilakukan.
5.
Namun, pangsa penguasaan lahan milik PT SAMP masih dapat
dilakukan dengan membandingkan penguasaan lahan kawasan
industri milik PT SAMP dengan luas lahan kawasan industri secara
keseluruhan di Kab. Karawang. Tabel berikut merupakan hasilnya:
6.
Luas Lahan
Kawasan Industri PT
SAMP
Luas Lahan Kawasan
Industri Secara
Keseluruhan di Kab.
Karawang
Prosentase
Pengusahaan Lahan
Kawasan Industri
oleh PT SAMP di Kab.
Karawang
342 Ha
13.756,358 Ha
2,5%
PT SAMP hanya menguasai 2,5% lahan kawasan industri di Kab.
Karawang. Jumlah tersebut dapat dikatakan kecil dan tidak
dominan sehingga tidak akan berdampak signifikan terhadap pasar
penguasaan lahan kawasan industri di Kab. Karawang secara
keseluruhan. Terlebih lagi terdapat 18 operator kawasan industri
14
VERSI PUBLIK
yang lain yang menjadi pesaing potensial bagi PT SAMP sehingga
perilaku anti persaingan sulit untuk dilakukan.
7.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Komisi meyakini bahwa tidak
terdapat kekhawatiran adanya praktik monopoli atau persaingan
usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh pengambilalihan saham
PT SAMP oleh APLN.
IX. KESIMPULAN
1.
Dalam Penilaian ini terdapat dua pasar bersangkutan, yaitu:
a.
Pasar
hotel
bintang
5
dan
4
di
wilayah
Badung
untuk
pengambilalihan saham PT BPS oleh APLN; dan
b.
Pasar penguasaan lahan kawasan industri di Kab. Karawang untuk
pengambilalihan saham PT SAMP oleh APLN.
2.
Berdasarkan hasil analisis, baik pengambilalihan saham PT BPS oleh
APLN maupun pengambilalihan saham PT SAMP oleh APLN sama-sama
menghasilkan kesimpulan tidak terdapat kekhawatiran adanya praktik
monopoli atau persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh
pengambilalihan saham.
3.
Bahwa Pendapat Komisi hanya terbatas pada proses Pengambilalihan
Saham PT Bali Perkasasukses dan PT Sumber Air Mas Pratama. Jika di
kemudian hari terdapat perilaku anti persaingan yang dilakukan baik
para pihak maupun anak perusahaannya maka perilaku tersebut tidak
dikecualikan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan atau Persaingan Usaha Tidak Sehat.
15
VERSI PUBLIK
X.
PENDAPAT
Berdasarkan kesimpulan di atas, Komisi berpendapat tidak adanya praktik
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh
Pengambilalihan Saham PT BPS dan PT SAMP oleh APLN.
Jakarta, 22 Mei 2013
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
Ketua,
ttd
Muhammad Nawir Messi
16
Download