JST Kesehatan, Juli 2011, Vol.1 No. 2 : 165 – 172 ISSN 2252-5416 POLIMORFISME GEN VITAMIN D RECEPTOR PADA PENDERITA PERIODONTITIS KRONIS Polymorphisms of Vitamin D Receptor Gene in Chronic Periodontitis Patients Nurlindah Hamrun1, Mochammad Hatta2 1 2 Department of Oral Biology, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University, Makassar. Department of Microbiology, Molecular Biology and Immunology Laboratory, Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar (Email: [email protected]) ABSTRAK Penyakit periodontal merupakan penyakit multifaktor yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor lingkungan seperti patogen periodontal dan pertahanan tubuh. Perkembangan penyakit periodontal umumnya memiliki mekanisme patologis yang melibatkan gangguan hemostatis tulang. Polimorfisme genetik pada gen Vitamin D Receptor (VDR) berhubungan dengan homeostatis tulang dan penyakit hilangnya tulang adalah tanda utama dari penyakit periodontal, sehingga dapat diduga bahwa kemungkinan penyakit periodontal memiliki faktor risiko genetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya polimorfisme gen VDR pada penderita periodontitis kronis. Suatu studi cross sectional pada populasi suku Bugis Makassar, dilakukan sebagai rancangan penelitian. Pemeriksaan klinis yang meliputi pencatatan kedalaman probing dan pengukuran resorpsi tulang dilakukan terhadap 81 pasien periodontitis kronis. Kelompok kontrol, adalah pasien yang tidak menderita periodontitis kronis juga sebanyak 81 orang. DNA diisolasi dari leukosit perifer dengan menggunakan suatu peralatan ekstraksi DNA . Polimorfisme ditentukan berdasarkan restriksi endonuklease gen VDR yang diperiksa dengan metode RFLP-PCR (restriction fragment length polymorphism-Polymerase Chain Reaction). Hasil penelitian menyimpulkan, polimorfisme gen Vitamin D Reseptor ditemukan pada penderita periodontitis kronis dengan frekuensi genotipe 86.4% genotipe TT, 12.4% dengan genotipe Tt, dan 1.2% genotipe tt . Kata Kunci : vitamin D reseptor, periodontitis kronis, polimorfisme ABSTRACT Periodontal disease is a multifactorial disease that caused by an imbalance between environmental factors such as pathogens periodontal and host defenses. The progression of periodontal disease generally has a pathological mechanism that involved a homeostatic bone disorder. Genetic polymorphisms in the vitamin D receptor (VDR) gene that associated with bone homeostatic and bone loss diseases are the mayor signs of periodontal disease, so that it can be assumed that periodontal disease had genetic risk factor. The purpose of this study was to investigate the VDR gene polymorphisms on patients with chronic periodontitis. A cross sectional study design was performed of Bugis Makassar population. Clinical examination that involved probing depth recording and bone resorption measurements were done on 81 adults subjects. The control group, were patients who did not suffer from chronic periodontitis as well as 81 adults subjects. DNA was isolated from peripheral leukocytes using a DNA extraction equipment. Polymorphism was determined by restriction endonuclease VDR gene were examined using PCR-RFLP method (restriction fragment length polymorphism-polymerase chain reaction). It can be concluded that Vitamin D receptor gene polymorphisms found in patients with chronic periodontitis with genotype frequencies of TT genotype 86.4%, 12.4% with Tt genotype, and 1.2% tt genotype. Keywords: vitamin D receptor, chronic periodontitis, polymorphism 165 Nurlinda Hamrun, Mochammad Hatta ISSN 2252-5416 tulang alveolar. Pada pemeriksaan klinis terdapat peningkatan kedalaman probing, perdarahan saat probing, kemerahan, dan pembengkakan gingiva (Fedi PF, Vernino AR, 2000). Periodontitis kronis adalah tipe periodontitis yang biasanya berjalan lambat, terjadi pada usia 35 tahun keatas. Kehilangan tulang berkembang lambat dan didominasi oleh bentuk horizontal. Periodontitis kronis disebabkan oleh inflamasi intra oral setelah infeksi dengan bakteri tertentu dan meningkatnya resorpsi tulang alveolar yang menyokong gigi (Tachi Y, Shimpuku H, 2003). Vitamin D receptor (VDR) adalah salah satu bentuk dari nuclear receptor yang berperan sebagai regulator transkripsi dan dapat terjadi pada berbagai tipe sel. Gen VDR terletak pada kromosom 12 q, memiliki 14 exon, 6 diantaranya terletak pada regio 5’ yang tidak ditranslasi(1a-1f) (Brito JRB, 2004). Gen VDR (OMIM601769) mempunyai efek dalam metabolisme mineral dan densitas mineral tulang. Regio 3’ untranslated dari gen VDR meliputi suatu kluster polimorfisme pada BsmI, ApaI, TaqI. Jika polimorfisme gen VDR mempengaruhi derajat atau fungsi VDR, maka polimorfisme ini dapat berperan terhadap patogenesis penyakit periodontal dan penyakit sistemik lain yang berhubungan dengan jaringan tulang (Gunes S, 2008). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa polimorfisme gen VDR dapat menjadi komponen genetik dan genotipe yang dapat memberi petunjuk kecenderungan massa tulang yang rendah. Kebanyakan aksi vitamin D menggunakan kontrol transkripsional melalui gen target oleh VDR, reseptor nuklear, dan anggota superfamili reseptor hormon nuklear. VDR berperan sebagai 1,25(OH)2D3 inducible transcriptional factor dan dapat terjadi pada berbagai tipe sel. Mengingat perkembangan penyakit periodontal dan osteoporosis yang umumnya memiliki mekanisme patologis yang melibatkan gangguan LATAR BELAKANG Penyakit periodontal adalah salah satu penyakit yang banyak terdapat dalam masyarakat dan merupakan masalah masyarakat di negara maju maupun negara berkembang. Data yang dikumpulkan WHO di 35 negara, menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi yaitu lebih dari 75% pada orang yang berumur 35-44 tahun di 7 negara, dan 40-47% di 13 negara serta prevalensi yang sedang atau kurang dari 40% di 15 negara. Dari hasil laporan yang diterima Direktorat Kesehatan Gigi, menunjukkan gambaran prevalensi penyakit periodontal yang meningkat usia 34-44 tahun yaitu sekitar 77,91% - 87,10% (CN Taize, 2006, Situmorang N , 2005). Penyakit periodontal dapat didefinisikan sebagai proses patologis yang mengenai jaringan periodontal. Telah diketahui bahwa penyakit periodontal merupakan penyakit multifaktor yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor lingkungan seperti patogen periodontal dan pertahanan tubuh. Walaupun faktor-faktor lain dapat mempengaruhi jaringan periodontal, penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi dipermukaan gigi (plak bakteri dan produk – produk yang dihasilkannya). Beberapa kelainan sistemik misalnya faktor genetik, nutrional, hormonal dan hematologi dapat berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal. tetapi faktor sistemik semata tanpa adanya plak bakteri tidak dapat menjadi pencetus terjadinya periodontitis. Walaupun demikian sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa faktor – faktor sistemik dapat memodifikasi respons jaringan terhadap iritasi bakteri dan mempengaruhi perkembangan serta keparahan penyakit periodontal dan responnya terhadap perawatan. (Fedi PF, Vernino AR, 2000 ) Periodontitis kronis adalah inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan migrasi epitel jungsional ke apikal, kehilangan perlekatan dan puncak 166 vitamin D reseptor, periodontitis kronis, polimorfisme hemostatis tulang, maka diduga bahwa mereka mungkin memiliki faktor risiko genetik. Perkembangan penyakit yang spesifik dapat dipengaruhi oleh gen multipel dengan elemen lingkungan yang mana pada penyakit periodontal berhubungan dengan bakteri oral (Brito JRB, 2004). Penelitian mengindikasikan bahwa osteopenia dengan kehilangan tulang alveolar dan kehilangan attachment klinis serta kehilangan gigi, memberikan dukungan yang lebih lanjut untuk konsep bahwa gen-gen yang terlibat dalam homestatis tulang sistemik dapat memiliki peranan penting dalam munculnya penyakit periodontal. Dalam literatur tentang periodontitis, polimorfisme gen VDR dilaporkan berkaitan dengan insidens periodontitis onset dini (EOP) dan periodontitis onset dini yang terlokalisir (L-EOP). Polimorfisme gen reseptor VDR, yang dianggap mengatur metabolisme tulang, menarik perhatian sebagai salah satu faktor risiko osteoporosis (Tachi Y, 2003). Tachi dkk (2003), melaporkan bahwa terdapat hubungan antara polimorfisme taqI dengan kejadian periodontitis kronis pada populasi China dan Jepang. De Brito dkk (2004), dan Brett (2005) melaporkan hubungan antara polimorfisme pada taqI dan bsmI gen VDR dengan periodontitis kronis pada populasi Brazil. Keterkaitan antara polimorfisme gen VDR dengan periodontitis kronis adalah berbeda-beda dalam studi yang dilaksanakan dalam berbagai kelompok populasi. Keanekaragaman masyarakat dalam populasi, ras , faktor lingkungan geografis dan etnik adalah faktor yang mungkin berpengaruh, karena efek genetik mungkin berbeda dari etnik yang berbeda (Naito M, Miyaki K, 2007). Kami bermaksud untuk meneliti apakah polimorfisme gen VDR yang diketahui melalui enzim restriksi, didapatkan pada pasien periodontitis kronis. Untuk tujuan ini kami melakukan suatu studi cross sectional pada populasi di Makassar. ISSN 2252-5416 METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional. B. Kriteria Subyek - Berusia 25 - 60 tahun - Tidak menderita diabetes,hepatitis atau HIV - Tidak merokok - Tidak mengkonsumsi obat anti inflamasi / pil KB - Tidak hamil / menyusui / memakai suntikan KB - Suku Bugis Makassar - Bersedia mengikuti prosedur penelitian. C. Prosedur Kerja : Sebelum pengambilan subyek penelitian, dilakukan anamnesa lengkap terhadap subyek dan format isian mengenai umur, suku, jenis kelamin, pekerjaan, status kesehatan serta obat-obatan yang digunakan. Menerangkan kepada setiap subyek penelitian tujuan dan tahap-tahap penelitian dan menandatangani informed concent ( pernyataan persetujuan). 1. Pemeriksaan klinis : Penilaian dilakukan berdasarkan parameter klinis: - Kedalaman poket (PPD:Probing pocket depth) : jarak dari free gingival margin ke dasar poket (mm). - Hilangnya perlekatan jaringan (CAL: Clinical attachment loss) : jarak dari cemento enemel junction ke dasar poket. Nilai terbesar diambil, dari 6 permukaan gigi yang diperiksa: MB, midB, DB, ML, midL, dan DL 2. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) Pemeriksaan PCR meliputi ekstraksi dan pemurnian DNA, amplifikasi pada mesin PCR sebanyak 32 siklus dengan suhu 94ºC, annealing selama 1,5 menit pada suhu 59ºC dan extension selama 2 menit pada suhu 72ºC. Setelah selesai 30 siklus, kemudian diikuti dengan pemanasan pada suhu 72ºC selama 7 menit. Restriction 167 Nurlinda Hamrun, Mochammad Hatta ISSN 2252-5416 Fragment Length Polymorphism-PCR (RFLP-PCR) dilakukan untuk merestriksi untaian DNA yang telah diamplifikasi oleh mesin PCR. Polimorfisme gen VDR akan dideteksi pada exon 9 dengan menggunakan primer spesifik TaqI : 5’-CAGAGCATGGACAGGGAGCAA3’ dan 5’-GCAACTCCTCATGGCTGAG GTCTC-3’5 µl hasil amplifikasi PCR dan 2 µl loading buffer dicampur dan dimasukkan ke dalam cetakan gel agarose 1,5% yang sudah diberi Etidium Bromida. Agar gel direndam pada wadah yang berisi buffer TBE. Selanjutnya elektroforesis dijalankan selama 1 jam dengan tegangan konstan 80 Volt. Setelah proses elektroforesis selesai, gel diangkat untuk diamati di bawah sinar UV. Hasil pengamatan setiap pita fragmen DNA, ditentukan posisinya dalam bp (basepair) berdasarkan jarak pita-pita marker/ladder. Pita-pita fragmen pada jarak yang berbeda dari sampel menandakan perbedaan dari gen VDR yang polimorfisme dan yang tidak polimorfisme. Semua yang dihasilkan dari perbedaan ini ditandai dengan huruf ”t” (terdapat daerah restriksi) atau huruf ”T’ (tidak terdapat daerah restriksi). HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1. Gambaran Umum Penelitian dilakukan di bagian Periodontologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Makassar. Kelompok subyek terdiri dari 81 pasien yang terdiagnosa periodontitis kronis terdiri dari 14 laki-laki dan 67 perempun. Kelompok kontrol 81 pasien yang tidak menderita periodontitis kronis yang terdiri dari 38 laki-laki dan 43 perempuan. Pernyataan persetujuan secara tertulis dan lisan diperoleh dari seluruh subyek yang berpedoman pada Persetujuan Komisi Etik Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin, No: 0189/H.04.8.4.5.31/PP36-KOMETIK/ 2010. Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian Parameter Umur (tahun) Tinggi Badan (cm) Berat Badan (kg) IMT (kg/m)2 Edentulous Karies OHI-s PPD (mm) CAL (mm) Kasus (n=81) Rerata SB 38,90 9,24 155,53 6,55 55,46 6,45 22,47 2,90 2,48 2,69 2,17 2,3 2,63 0,96 4,54 1,27 3,02 1,48 Kontrol (n=81) Rerata SB 37,61 11,82 157,33 7,33 56,19 9,22 23,18 3,40 1,06 1,07 2,04 1,69 2,29 0,69 - Keterangan: SB=Simpang Baku, IMT= Indeks Massa Tubuh, OHI-S= Oral Hygiene Indeks Simplified, PPD= Probing Pocket Depth, CAL= Clinical Attachment Loss, - : tidak dinlai. 168 vitamin D reseptor, periodontitis kronis, polimorfisme Tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok penderita periodontitis kronis mempunyai rata-rata OHI-s, kedalaman poket (PPD), resesi gingiva (CAL), yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan laporan penelitian sebelumnya yang menunjukkan peranan OHI-s (Oral higiene indeks-score),dan karies terhadap terjadinya periodontitis kronis. Edentulous menunjukkan riwayat kehilangan gigi yang juga mencerminkan tingkat karies tinggi atau OHI-s yang buruk. Haake SK (2004) menulis bahwa penyebab primer dari penyakit periodontal adalah iritasi bakteri karena plak. Sebagian besar penyakit periodontal inflamatif disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi dipermukaan gigi (plak bakteri dan produk-produk yang dihasilkannya). Akumulasi plak berkaitan dengan bakteri yang jumlahnya makin meningkat. Namun, keberadaan bakteri, tidak cukup untuk memulai terjadinya penyakit. Adanya kepekaan imunitas inang terhadap kejadian penyakit pada jaringan periodontal berperan dalam mengawali terjadinya inflamasi pada jaringan periodontal (Haake SK, 2004). Umur rata-rata pada kelompok penderita periodontitis kronis adalah pada 38,90 tahun (sb 9,24). Penelitian epidemiologi membuktikan bahwa insiden penyakit periodontal meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Bergstrom J, Keilani H. 2006, melaporkan pertambahan usia sebagai faktor risiko terjadinya penyakit periodontal karena penuaan dikaitkan dengan perubahan jaringan periodontal, yang secara teoritis dapat mengubah respons hospes . Sebagai contoh, kepadatan tulang berkurang dan terjadinya penurunan kemampuan penyembuhan karena proses metabolik melambat secara fisiologis. Menurut Taize C (2004) pada penelitiannya tentang faktor yang berhubungan dengan periodontitis di populasi pedesaan melaporkan bahwa prevalensi ISSN 2252-5416 periodontitis meningkat dengan usia (12,4% untuk kelompok usia 20-30 tahun, 46,9% dan 31,3% secara berurutan untuk kelompok usia 41-50 tahun dan 5169 tahun) dan prevalensi ini diperkirakan 3 kali lebih tinggi pada individu berusia 30 tahun atau lebih. 2. Frekuensi genotipe gen Vitamin D Reseptor (VDR) DNA diisolasi dari darah perifer pasien periodontitis dengan menggunakan suatu peralatan ekstraksi DNA. Uji PCR (Polymerase Chain Reaction) dilakukan pada 162 sampel darah perifer. Polimorfisme di tentukan berdasarkan restriksi endonuklease Taq 1 pada exon 9 gen VDR yang diperiksa dengan metode RFLP (restrictied fragment length polymorphism). Polimorfisme gen VDR memberikan 3 bentuk genotipe yaitu genotipe TT (1 band), tt (2 band) dan Tt (3 band). Pada gambar di atas (Gambar 1 & 2), tampak bahwa tidak ada daerah restriksi pada posisi genotipe TT (1398 bp), sedangkan pada genotipe Tt tampak adanya daerah restriksi yaitu pada posisi 946 bp, 452 bp dan 1398 bp. Pada genotipe tt tampak 2 daerah restriksi yaitu pada posisi 946 bp dan 452 bp. Pada kelompok kasus, genotipe TT (86.4%) lebih banyak ditemukan dibanding genotipe Tt (12.3%) dan tt (1.2%). Sedangkan pada kelompok kontrol ditemukan genotipe TT (98.8%), Tt (1.2%) dan genotipe tt tidak ada yang ditemukan. Dengan ditemukannya 3 macam variasi genotipe gen VDR pada kelompok penelitian membuktikan bahwa polimorfisme gen VDR terdapat pada penderita periodontitis kronis (p=0,005). De Brito (2004) melaporkan bahwa vitamin D mempengaruhi perkembangan penyakit periodontal melalui efek imunomodulator dan densitas mineral tulang. Dietrich dkk (2004), melaporkan hubungan terbalik yang bermakna secara statistik antara konsentrasi serum 25(OH)D3 dengan penyakit periodontal. Vitamin D 169 Nurlinda Hamrun, Mochammad Hatta ISSN 2252-5416 mempunyai peranan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang dan beberapa penelitian epidemiologi telah melaporkan hubungan positif antara osteoporosis atau densitas tulang yang rendah dan kehilangan tulang alveolar dan gigi, mengatakan bahwa kualitas tulang yang lemah adalah faktor risiko untuk perkembangan periodontitis. Penemuan terbaru menyatakan bahwa kehilangan tulang alveolar pada penyakit periodontal lebih tinggi pada penderita osteoporosis (Naito M, 2007). VDR terlibat dalam berbagai proses seperti dalam metabolism tulang dan pengaturan respon imun, dimana fungsinya sebagai Vitamin D3 faktor penentu transkripsi. Ada beberapa polimorphisme telah diidentifikasi dalam gen VDR, sebagian besar diidentifikasi oleh variasi bialel pada tempat enzim restriksi dengan metode RFLPs efektif dalam menyebabkan periodontitis kronis. Temuan ini dapat diambil untuk mendukung anggapan ini. Penelitian mengindikasikan bahwa kehilangan tulang alveolar dan kehilangan attachment klinis serta kehilangan gigi, memberikan dukungan yang lebih lanjut untuk konsep bahwa gen-gen yang terlibat dalam homestatis tulang sistemik dapat memiliki peranan penting dalam penyebaran penyakit periodontal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Polimorfisme gen Vitamin D Reseptor terdapat pada penderita periodontitis kronis 2. Pemeriksaan RFLP-PCR terhadap 81 sampel periodontitis kronis sebagai berikut: 10 sampel (12.4%) dengan genotipe Tt, 1 sampel (1.2%) genotipe tt dan 70 sampel (86.4%) genotipe TT. (restriction fragment length polimorphisms) pada gen VDR yaitu Tru9, TaqI, BsmI, EcoRV, Apal, dan Fokl. Semua RFLPs ini kecuali Fokl pada exon 2, terletak di antara exon 8 dan 9. (Naito M, 2007). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa polimorfisme gen VDR dapat menjadi komponen genetik dan genotipe yang dapat memberi petunjuk kecenderungan massa tulang yang rendah. Dalam literatur tentang periodontitis, polimorfisme gen VDR dilaporkan berkaitan dengan insidens periodontitis onset dini (EOP) dan periodontitis onset dini yang terlokalisir (L-EOP). Tachi dkk(2003), menyatakan bahwa terdapat hubungan antara polimorfisme TaqI dengan kejadian periodontitis kronis pada populasi China dan Jepang. De Brito dkk(2004), dan Brett (2005) melaporkan hubungan antara polimorfisme taqI dan bsmI gen VDR dengan periodontitis kronis dipopulasi Brazil. Polimorfisme TaqI pada gen VDR dapat memiliki pengaruh pada fungsi imun maupun resorpsi tulang. Kemungkinan pengaruh pada resorpsi tulang dan fungsi imun berkontribusi secara lebih Saran Untuk mengetahui jenis variasi atau penyimpangan dari urutan basa nukleotida , perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan teknik sequencing. DAFTAR PUSTAKA Al Attas SA. 2007. The effect of sociodemographic factors on the oral health knowledge, attitude and behavior in a female population. Saudi Dental Journal J., 19 (1), pp 27-36. Amaliya, Timmerman MF, Abbas F, Van der Weijden GA, dkk. 2007. Java project on periodontal diseases ; the relationship between vitamin C and the severity og periodontitis. J Clin Periodontol., 34, pp 299-304. Brett PM, Zygogianni P, Griffiths GS, dkk. 2005. Functional Gene Polymorphisms in Aggressive and Chronic Periodontitis. J Dent Res., 84, pp1194-1153. Carranza FA, Jr. Periodontology, 170 2002. Clinical 9th ed., WB vitamin D reseptor, periodontitis kronis, polimorfisme ISSN 2252-5416 Saunders Co Philadelphia, London, Toronto, Monteral, Sydney, Tokyo, pp 426-500. Manson JD, Eley BM. 2004. Outline of Periodontics , Alih bahasa Anastasia S, Hipocrates., pp 44-80. De Brito Junior RB, Scarel-Caminaga RMS, Trevillato PC, dkk. 2004. Polymorphisms in the Vitamin D Receptor Gene are Associated With Periodontal. J. Periodontol., 75, pp 1090-1095. Naito M, Miyaki K, Zhang L, dkk. 2007. Association Between Vitamin D Receptor Gene Haplotypes and Chronic Periodontitis Among Japanese Men. International Journal of Medical Sciences., pp 216-222. Dietrich T, Joshipura KJ, DawsonHughes B, dkk. 2004. Association between Serum Concentrations of 25-hydroxyvitamin D3 and Periodontal Disease in the US Population. Am J Clin Nutr., 80, pp 108-113 Shimpuku H, Ohura K. 2001. Association of Interleukin-1 Gene Polymorphisms With Adult Periodontitis in Japanese. Journal of Osaka Dental University 35., pp 99104 Situmorang N. 2005. Dampak Karies Gigi dan Penyakit Periodontal terhadap Kualitas Hidup. Majalah Kedokteran Gigi. FKG Unair. Edisi Khusus Temu Ilmiah Nasional. ISSN:0852-9027., pp 359-364. Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. 2004. The periodontic Syllabus . Alih Bahasa Amaliya, Penerbit Buku Kedokteran EGC., pp 13-29. Gunes S, Sumer AP, Keles GC, Kara N, Koprulu, Bagci H, Bek Y. 2008. Analysis of Vitamin D Receptor Gene Polymorphisms in Patients with Chronic Periodontitis. Indian J Med Res 127., pp 58-64. Taize MNC, Maria C. 2006. Factors Related to Periodontal Disease in a Rural Population. Brazilian Oral Research. Sao paulo vol 20 no 3., pp 74-88. Koren R. 2006. VDR Defects; the story of hereditary resistance to vitamin D. Pediat. Endocr. Rev.Suppl., pp 470-475 Tachi Y, Shimpuku H, Nosaka Y, dkk. 2003. Vitamin D Receptor Gene Polymorphism is Associated with Chronic Periodontitis. Life Sci 73., pp 3313-21. Liu T Phillip, Krutzik SR, Modlin RL,. 2007. Therapeutic Impilcation of TLR and VDR Partenership. TRENDS in Molecular Medicine., pp 13-18. William OB, Boucher BJ, Prahl JM, et al. 2002. Vitamin D Receptor (VDR) mRNA and VDR Protein Levels in Relation to Vitamin D status, Insulin Secretory Capacity and VDR Genotype in Bangladeshi Asians. J. Diabetic, Vol 51., pp 87-98. 171 Nurlinda Hamrun, Mochammad Hatta ISSN 2252-5416 Lampiran : Gambar 1. Salah satu hasil pemeriksaan RFLP PCR kelompok kasus Gambar 2. Salah satu hasil RFLP-PCR pada kelompok control 100.0% 98.8% 86.4% Frekuensi 80.0% 60.0% Kasus 40.0% 12.3% 1.2% 20.0% Kontrol 1.2% 0.0% 0.0% TT Tt tt Genotipe Gambar 3. Frekuensi genotipe gen Vitamin D Reseptor (VDR) pada kelompok kasus dan kontrol 172