JST Kesehatan, Juli 2011, Vol.1 No. 2 : 165 – 172

advertisement
JST Kesehatan, Juli 2011, Vol.1 No. 2 : 165 – 172
ISSN 2252-5416
POLIMORFISME GEN VITAMIN D RECEPTOR
PADA PENDERITA PERIODONTITIS KRONIS
Polymorphisms of Vitamin D Receptor Gene in Chronic Periodontitis Patients
Nurlindah Hamrun1, Mochammad Hatta2
1
2
Department of Oral Biology, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University, Makassar.
Department of Microbiology, Molecular Biology and Immunology Laboratory, Faculty of
Medicine, Hasanuddin University, Makassar
(Email: [email protected])
ABSTRAK
Penyakit periodontal merupakan penyakit multifaktor yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara faktor lingkungan seperti patogen periodontal dan pertahanan tubuh. Perkembangan penyakit
periodontal umumnya memiliki mekanisme patologis yang melibatkan gangguan hemostatis tulang.
Polimorfisme genetik pada gen Vitamin D Receptor (VDR) berhubungan dengan homeostatis tulang
dan penyakit hilangnya tulang adalah tanda utama dari penyakit periodontal, sehingga dapat diduga
bahwa kemungkinan penyakit periodontal memiliki faktor risiko genetik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui adanya polimorfisme gen VDR pada penderita periodontitis kronis. Suatu
studi cross sectional pada populasi suku Bugis Makassar, dilakukan sebagai rancangan penelitian.
Pemeriksaan klinis yang meliputi pencatatan kedalaman probing dan pengukuran resorpsi tulang
dilakukan terhadap 81 pasien periodontitis kronis. Kelompok kontrol, adalah pasien yang tidak
menderita periodontitis kronis juga sebanyak 81 orang. DNA diisolasi dari leukosit perifer dengan
menggunakan suatu peralatan ekstraksi DNA . Polimorfisme ditentukan berdasarkan restriksi
endonuklease gen VDR yang diperiksa dengan metode RFLP-PCR (restriction fragment length
polymorphism-Polymerase Chain Reaction). Hasil penelitian menyimpulkan, polimorfisme gen
Vitamin D Reseptor ditemukan pada penderita periodontitis kronis dengan frekuensi genotipe
86.4% genotipe TT, 12.4% dengan genotipe Tt, dan 1.2% genotipe tt .
Kata Kunci : vitamin D reseptor, periodontitis kronis, polimorfisme
ABSTRACT
Periodontal disease is a multifactorial disease that caused by an imbalance between environmental
factors such as pathogens periodontal and host defenses. The progression of periodontal disease
generally has a pathological mechanism that involved a homeostatic bone disorder. Genetic
polymorphisms in the vitamin D receptor (VDR) gene that associated with bone homeostatic and
bone loss diseases are the mayor signs of periodontal disease, so that it can be assumed that
periodontal disease had genetic risk factor. The purpose of this study was to investigate the VDR
gene polymorphisms on patients with chronic periodontitis. A cross sectional study design was
performed of Bugis Makassar population. Clinical examination that involved probing depth
recording and bone resorption measurements were done on 81 adults subjects. The control group,
were patients who did not suffer from chronic periodontitis as well as 81 adults subjects. DNA was
isolated from peripheral leukocytes using a DNA extraction equipment. Polymorphism was
determined by restriction endonuclease VDR gene were examined using PCR-RFLP method
(restriction fragment length polymorphism-polymerase chain reaction). It can be concluded that
Vitamin D receptor gene polymorphisms found in patients with chronic periodontitis with genotype
frequencies of TT genotype 86.4%, 12.4% with Tt genotype, and 1.2% tt genotype.
Keywords: vitamin D receptor, chronic periodontitis, polymorphism
165
Nurlinda Hamrun, Mochammad Hatta
ISSN 2252-5416
tulang alveolar. Pada pemeriksaan klinis
terdapat peningkatan kedalaman probing,
perdarahan saat probing, kemerahan, dan
pembengkakan gingiva (Fedi PF,
Vernino AR, 2000). Periodontitis kronis
adalah tipe periodontitis yang biasanya
berjalan lambat, terjadi pada usia 35
tahun
keatas.
Kehilangan
tulang
berkembang lambat dan didominasi oleh
bentuk horizontal. Periodontitis kronis
disebabkan oleh inflamasi intra oral
setelah infeksi dengan bakteri tertentu
dan meningkatnya resorpsi tulang
alveolar yang menyokong gigi (Tachi Y,
Shimpuku H, 2003).
Vitamin D receptor (VDR) adalah
salah satu bentuk dari nuclear receptor
yang
berperan
sebagai
regulator
transkripsi dan dapat terjadi pada
berbagai tipe sel. Gen VDR terletak pada
kromosom 12 q, memiliki 14 exon, 6
diantaranya terletak pada regio 5’ yang
tidak ditranslasi(1a-1f) (Brito JRB,
2004). Gen VDR (OMIM601769)
mempunyai efek dalam metabolisme
mineral dan densitas mineral tulang.
Regio 3’ untranslated dari gen VDR
meliputi suatu kluster polimorfisme pada
BsmI, ApaI, TaqI. Jika polimorfisme gen
VDR mempengaruhi derajat atau fungsi
VDR, maka polimorfisme ini dapat
berperan terhadap patogenesis penyakit
periodontal dan penyakit sistemik lain
yang berhubungan dengan jaringan
tulang (Gunes S, 2008).
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa polimorfisme gen VDR dapat
menjadi komponen genetik dan genotipe
yang
dapat
memberi
petunjuk
kecenderungan massa tulang yang
rendah. Kebanyakan aksi vitamin D
menggunakan kontrol transkripsional
melalui gen target oleh VDR, reseptor
nuklear, dan anggota superfamili reseptor
hormon nuklear. VDR berperan sebagai
1,25(OH)2D3 inducible transcriptional
factor dan dapat terjadi pada berbagai
tipe sel. Mengingat perkembangan
penyakit periodontal dan osteoporosis
yang umumnya memiliki mekanisme
patologis yang melibatkan gangguan
LATAR BELAKANG
Penyakit periodontal adalah salah
satu penyakit yang banyak terdapat
dalam masyarakat dan merupakan
masalah masyarakat di negara maju
maupun negara berkembang. Data yang
dikumpulkan WHO di 35 negara,
menunjukkan prevalensi yang cukup
tinggi yaitu lebih dari 75% pada orang
yang berumur 35-44 tahun di 7 negara,
dan 40-47% di 13 negara serta prevalensi
yang sedang atau kurang dari 40% di 15
negara. Dari hasil laporan yang diterima
Direktorat Kesehatan Gigi, menunjukkan
gambaran
prevalensi
penyakit
periodontal yang meningkat usia 34-44
tahun yaitu sekitar 77,91% - 87,10% (CN
Taize, 2006, Situmorang N , 2005).
Penyakit periodontal dapat didefinisikan sebagai proses patologis yang
mengenai jaringan periodontal. Telah
diketahui bahwa penyakit periodontal
merupakan penyakit multifaktor yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara faktor lingkungan seperti patogen
periodontal dan pertahanan tubuh.
Walaupun faktor-faktor lain dapat
mempengaruhi jaringan periodontal,
penyebab utama penyakit periodontal
adalah mikroorganisme yang berkolonisasi dipermukaan gigi (plak bakteri dan
produk – produk yang dihasilkannya).
Beberapa kelainan sistemik misalnya
faktor genetik, nutrional, hormonal dan
hematologi dapat berpengaruh buruk
terhadap jaringan periodontal. tetapi
faktor sistemik semata tanpa adanya plak
bakteri tidak dapat menjadi pencetus
terjadinya
periodontitis.
Walaupun
demikian sudah banyak bukti yang
menunjukkan bahwa faktor – faktor
sistemik dapat memodifikasi respons
jaringan terhadap iritasi bakteri dan
mempengaruhi
perkembangan serta
keparahan penyakit periodontal dan
responnya terhadap perawatan. (Fedi PF,
Vernino AR, 2000 )
Periodontitis kronis adalah inflamasi
jaringan periodontal yang ditandai
dengan migrasi epitel jungsional ke
apikal, kehilangan perlekatan dan puncak
166
vitamin D reseptor, periodontitis kronis, polimorfisme
hemostatis tulang, maka diduga bahwa
mereka mungkin memiliki faktor risiko
genetik. Perkembangan penyakit yang
spesifik dapat dipengaruhi oleh gen
multipel dengan elemen lingkungan yang
mana
pada
penyakit
periodontal
berhubungan dengan bakteri oral (Brito
JRB, 2004). Penelitian mengindikasikan
bahwa osteopenia dengan kehilangan
tulang alveolar dan kehilangan attachment
klinis serta kehilangan gigi, memberikan
dukungan yang lebih lanjut untuk konsep
bahwa gen-gen yang terlibat dalam
homestatis
tulang sistemik
dapat
memiliki
peranan
penting
dalam
munculnya penyakit periodontal.
Dalam literatur tentang periodontitis,
polimorfisme gen VDR dilaporkan
berkaitan dengan insidens periodontitis
onset dini (EOP) dan periodontitis onset
dini
yang
terlokalisir
(L-EOP).
Polimorfisme gen reseptor VDR, yang
dianggap mengatur metabolisme tulang,
menarik perhatian sebagai salah satu
faktor risiko osteoporosis (Tachi Y,
2003). Tachi dkk (2003), melaporkan
bahwa
terdapat
hubungan antara
polimorfisme taqI dengan kejadian
periodontitis kronis pada populasi China
dan Jepang. De Brito dkk (2004), dan
Brett (2005) melaporkan hubungan antara
polimorfisme pada taqI dan bsmI gen
VDR dengan periodontitis kronis pada
populasi Brazil.
Keterkaitan antara polimorfisme gen
VDR dengan periodontitis kronis adalah
berbeda-beda
dalam
studi
yang
dilaksanakan dalam berbagai kelompok
populasi. Keanekaragaman masyarakat
dalam populasi, ras , faktor lingkungan
geografis dan etnik adalah faktor yang
mungkin berpengaruh, karena efek
genetik mungkin berbeda dari etnik yang
berbeda (Naito M, Miyaki K, 2007).
Kami bermaksud untuk meneliti
apakah polimorfisme gen VDR yang
diketahui melalui enzim restriksi,
didapatkan pada pasien periodontitis
kronis. Untuk tujuan ini kami melakukan
suatu studi cross sectional pada populasi
di Makassar.
ISSN 2252-5416
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
observasional dengan menggunakan
rancangan cross sectional.
B. Kriteria Subyek
- Berusia 25 - 60 tahun
- Tidak menderita diabetes,hepatitis
atau HIV
- Tidak merokok
- Tidak mengkonsumsi obat anti
inflamasi / pil KB
- Tidak hamil / menyusui / memakai
suntikan KB
- Suku Bugis Makassar
- Bersedia mengikuti
prosedur
penelitian.
C. Prosedur Kerja :
Sebelum pengambilan subyek penelitian,
dilakukan anamnesa lengkap terhadap
subyek dan format isian mengenai umur,
suku, jenis kelamin, pekerjaan, status
kesehatan serta obat-obatan yang
digunakan. Menerangkan kepada setiap
subyek penelitian tujuan dan tahap-tahap
penelitian dan menandatangani informed
concent ( pernyataan persetujuan).
1. Pemeriksaan klinis :
Penilaian
dilakukan
berdasarkan
parameter klinis:
- Kedalaman poket (PPD:Probing
pocket depth) : jarak dari free gingival
margin ke dasar poket (mm).
- Hilangnya perlekatan jaringan (CAL:
Clinical attachment loss) : jarak dari
cemento enemel junction ke dasar
poket. Nilai terbesar diambil, dari 6
permukaan gigi yang diperiksa: MB,
midB, DB, ML, midL, dan DL
2. Pemeriksaan PCR (Polymerase
Chain Reaction)
Pemeriksaan PCR meliputi ekstraksi dan
pemurnian DNA, amplifikasi pada mesin
PCR sebanyak 32 siklus dengan suhu
94ºC, annealing selama 1,5 menit pada
suhu 59ºC dan extension selama 2 menit
pada suhu 72ºC. Setelah selesai 30 siklus,
kemudian diikuti dengan pemanasan pada
suhu 72ºC selama 7 menit. Restriction
167
Nurlinda Hamrun, Mochammad Hatta
ISSN 2252-5416
Fragment Length Polymorphism-PCR
(RFLP-PCR)
dilakukan
untuk
merestriksi untaian DNA yang telah
diamplifikasi
oleh
mesin
PCR.
Polimorfisme gen VDR akan dideteksi
pada exon 9 dengan menggunakan primer
spesifik TaqI :
5’-CAGAGCATGGACAGGGAGCAA3’ dan 5’-GCAACTCCTCATGGCTGAG
GTCTC-3’5 µl hasil amplifikasi PCR dan
2 µl loading buffer dicampur dan
dimasukkan ke dalam
cetakan gel
agarose 1,5% yang sudah diberi Etidium
Bromida. Agar gel direndam pada wadah
yang berisi buffer TBE. Selanjutnya
elektroforesis dijalankan selama 1 jam
dengan tegangan konstan 80 Volt.
Setelah proses elektroforesis selesai, gel
diangkat untuk diamati di bawah sinar
UV. Hasil pengamatan setiap pita
fragmen DNA, ditentukan posisinya
dalam bp (basepair) berdasarkan jarak
pita-pita marker/ladder. Pita-pita fragmen
pada jarak yang berbeda dari sampel
menandakan perbedaan dari gen VDR
yang polimorfisme dan yang tidak
polimorfisme. Semua yang dihasilkan
dari perbedaan ini ditandai dengan huruf
”t” (terdapat daerah restriksi) atau huruf
”T’ (tidak terdapat daerah restriksi).
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
1. Gambaran Umum
Penelitian dilakukan di bagian
Periodontologi Rumah Sakit Gigi dan
Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas
Hasanuddin,
Makassar.
Kelompok subyek terdiri dari 81 pasien
yang terdiagnosa periodontitis kronis
terdiri dari 14 laki-laki dan 67 perempun.
Kelompok kontrol 81 pasien yang tidak
menderita periodontitis kronis yang
terdiri dari 38 laki-laki dan 43
perempuan.
Pernyataan persetujuan
secara tertulis dan lisan diperoleh dari
seluruh subyek yang berpedoman pada
Persetujuan Komisi Etik Fakultas
kedokteran Universitas Hasanuddin, No:
0189/H.04.8.4.5.31/PP36-KOMETIK/
2010.
Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian
Parameter
Umur (tahun)
Tinggi Badan (cm)
Berat Badan (kg)
IMT (kg/m)2
Edentulous
Karies
OHI-s
PPD (mm)
CAL (mm)
Kasus (n=81)
Rerata
SB
38,90
9,24
155,53
6,55
55,46
6,45
22,47
2,90
2,48
2,69
2,17
2,3
2,63
0,96
4,54
1,27
3,02
1,48
Kontrol (n=81)
Rerata
SB
37,61
11,82
157,33
7,33
56,19
9,22
23,18
3,40
1,06
1,07
2,04
1,69
2,29
0,69
-
Keterangan: SB=Simpang Baku, IMT= Indeks Massa Tubuh, OHI-S= Oral Hygiene Indeks
Simplified, PPD= Probing Pocket Depth, CAL= Clinical Attachment Loss, - : tidak dinlai.
168
vitamin D reseptor, periodontitis kronis, polimorfisme
Tabel 1 menunjukkan bahwa
kelompok penderita periodontitis kronis
mempunyai rata-rata OHI-s, kedalaman
poket (PPD), resesi gingiva (CAL), yang
cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan
laporan penelitian sebelumnya yang
menunjukkan peranan OHI-s (Oral
higiene indeks-score),dan karies terhadap
terjadinya
periodontitis
kronis.
Edentulous
menunjukkan
riwayat
kehilangan gigi yang juga mencerminkan
tingkat karies tinggi atau OHI-s yang
buruk. Haake SK (2004) menulis bahwa
penyebab
primer
dari
penyakit
periodontal adalah iritasi bakteri karena
plak. Sebagian besar penyakit periodontal
inflamatif disebabkan oleh infeksi
bakteri. Penyebab utama penyakit
periodontal adalah mikroorganisme yang
berkolonisasi dipermukaan gigi (plak
bakteri
dan
produk-produk
yang
dihasilkannya). Akumulasi plak berkaitan
dengan bakteri yang jumlahnya makin
meningkat. Namun, keberadaan bakteri,
tidak cukup untuk memulai terjadinya
penyakit. Adanya kepekaan imunitas
inang terhadap kejadian penyakit pada
jaringan periodontal berperan dalam
mengawali terjadinya inflamasi pada
jaringan periodontal (Haake SK, 2004).
Umur rata-rata pada kelompok
penderita periodontitis kronis adalah pada
38,90 tahun (sb 9,24). Penelitian
epidemiologi
membuktikan
bahwa
insiden penyakit periodontal meningkat
seiring dengan bertambahnya usia.
Bergstrom J, Keilani H. 2006,
melaporkan pertambahan usia sebagai
faktor
risiko
terjadinya
penyakit
periodontal karena penuaan dikaitkan
dengan perubahan jaringan periodontal,
yang secara teoritis dapat mengubah
respons hospes . Sebagai contoh,
kepadatan
tulang
berkurang
dan
terjadinya
penurunan
kemampuan
penyembuhan karena proses metabolik
melambat secara fisiologis. Menurut
Taize C (2004) pada penelitiannya
tentang faktor yang berhubungan dengan
periodontitis di populasi pedesaan
melaporkan
bahwa
prevalensi
ISSN 2252-5416
periodontitis meningkat dengan usia
(12,4% untuk kelompok usia 20-30
tahun, 46,9% dan 31,3% secara berurutan
untuk kelompok usia 41-50 tahun dan 5169 tahun) dan prevalensi ini diperkirakan
3 kali lebih tinggi pada individu berusia
30 tahun atau lebih.
2. Frekuensi genotipe gen Vitamin D
Reseptor (VDR)
DNA diisolasi dari darah perifer
pasien periodontitis dengan menggunakan suatu peralatan ekstraksi DNA. Uji
PCR (Polymerase Chain Reaction)
dilakukan pada 162 sampel darah perifer.
Polimorfisme di tentukan berdasarkan
restriksi endonuklease Taq 1 pada exon 9
gen VDR yang diperiksa dengan metode
RFLP (restrictied fragment length
polymorphism).
Polimorfisme gen VDR memberikan
3 bentuk genotipe yaitu genotipe TT (1
band), tt (2 band) dan Tt (3 band). Pada
gambar di atas (Gambar 1 & 2), tampak
bahwa tidak ada daerah restriksi pada
posisi genotipe TT (1398 bp), sedangkan
pada genotipe Tt tampak adanya daerah
restriksi yaitu pada posisi 946 bp, 452 bp
dan 1398 bp. Pada genotipe tt tampak 2
daerah restriksi yaitu pada posisi 946 bp
dan 452 bp.
Pada kelompok kasus, genotipe TT
(86.4%) lebih banyak ditemukan
dibanding genotipe Tt (12.3%) dan tt
(1.2%). Sedangkan pada kelompok
kontrol ditemukan genotipe TT (98.8%),
Tt (1.2%) dan genotipe tt tidak ada yang
ditemukan.
Dengan ditemukannya 3 macam
variasi genotipe gen VDR pada
kelompok
penelitian
membuktikan
bahwa polimorfisme gen VDR terdapat
pada penderita periodontitis kronis
(p=0,005). De Brito (2004) melaporkan
bahwa vitamin D mempengaruhi
perkembangan penyakit periodontal
melalui efek imunomodulator dan
densitas mineral tulang. Dietrich dkk
(2004), melaporkan hubungan terbalik
yang bermakna secara statistik antara
konsentrasi serum 25(OH)D3 dengan
penyakit
periodontal.
Vitamin D
169
Nurlinda Hamrun, Mochammad Hatta
ISSN 2252-5416
mempunyai peranan penting dalam
pembentukan dan pemeliharaan tulang
dan beberapa penelitian epidemiologi
telah melaporkan hubungan positif antara
osteoporosis atau densitas tulang yang
rendah dan kehilangan tulang alveolar
dan gigi, mengatakan bahwa kualitas
tulang yang lemah adalah faktor risiko
untuk
perkembangan
periodontitis.
Penemuan terbaru menyatakan bahwa
kehilangan tulang alveolar pada penyakit
periodontal lebih tinggi pada penderita
osteoporosis (Naito M, 2007).
VDR terlibat dalam berbagai proses
seperti dalam metabolism tulang dan
pengaturan respon imun, dimana
fungsinya sebagai Vitamin D3 faktor
penentu transkripsi. Ada beberapa
polimorphisme telah diidentifikasi dalam
gen VDR, sebagian besar diidentifikasi
oleh variasi bialel pada tempat enzim
restriksi
dengan
metode
RFLPs
efektif dalam menyebabkan periodontitis
kronis. Temuan ini dapat diambil untuk
mendukung anggapan ini.
Penelitian mengindikasikan bahwa
kehilangan tulang alveolar dan kehilangan attachment klinis serta kehilangan
gigi, memberikan dukungan yang lebih
lanjut untuk konsep bahwa gen-gen yang
terlibat dalam homestatis tulang sistemik
dapat memiliki peranan penting dalam
penyebaran penyakit periodontal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Polimorfisme gen Vitamin D
Reseptor terdapat pada penderita
periodontitis kronis
2. Pemeriksaan RFLP-PCR terhadap
81 sampel periodontitis kronis
sebagai berikut: 10 sampel (12.4%)
dengan genotipe Tt, 1 sampel (1.2%)
genotipe tt dan 70 sampel (86.4%)
genotipe TT.
(restriction fragment length polimorphisms)
pada gen VDR yaitu Tru9, TaqI, BsmI,
EcoRV, Apal, dan Fokl. Semua RFLPs
ini kecuali Fokl pada exon 2, terletak di
antara exon 8 dan 9. (Naito M, 2007).
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa polimorfisme gen VDR dapat
menjadi komponen genetik dan genotipe
yang
dapat
memberi
petunjuk
kecenderungan massa tulang yang
rendah.
Dalam
literatur
tentang
periodontitis, polimorfisme gen VDR
dilaporkan berkaitan dengan insidens
periodontitis onset dini (EOP) dan
periodontitis onset dini yang terlokalisir
(L-EOP). Tachi dkk(2003), menyatakan
bahwa
terdapat
hubungan antara
polimorfisme TaqI dengan kejadian
periodontitis kronis pada populasi China
dan Jepang. De Brito dkk(2004), dan
Brett (2005) melaporkan hubungan antara
polimorfisme taqI dan bsmI gen VDR
dengan periodontitis kronis dipopulasi
Brazil.
Polimorfisme TaqI pada gen VDR
dapat memiliki pengaruh pada fungsi
imun maupun resorpsi tulang. Kemungkinan pengaruh pada resorpsi tulang dan
fungsi imun berkontribusi secara lebih
Saran
Untuk mengetahui jenis variasi atau
penyimpangan
dari
urutan
basa
nukleotida , perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut dengan teknik sequencing.
DAFTAR PUSTAKA
Al Attas SA. 2007. The effect of sociodemographic factors on the oral
health knowledge, attitude and
behavior in a female population.
Saudi Dental Journal J., 19 (1), pp
27-36.
Amaliya, Timmerman MF, Abbas F, Van
der Weijden GA, dkk. 2007. Java
project on periodontal diseases ; the
relationship between vitamin C and
the severity og periodontitis. J Clin
Periodontol., 34, pp 299-304.
Brett PM, Zygogianni P, Griffiths GS,
dkk. 2005. Functional Gene
Polymorphisms in Aggressive and
Chronic Periodontitis. J Dent Res.,
84, pp1194-1153.
Carranza FA, Jr.
Periodontology,
170
2002. Clinical
9th ed., WB
vitamin D reseptor, periodontitis kronis, polimorfisme
ISSN 2252-5416
Saunders Co Philadelphia, London,
Toronto, Monteral, Sydney, Tokyo,
pp 426-500.
Manson JD, Eley BM. 2004. Outline of
Periodontics , Alih bahasa Anastasia
S, Hipocrates., pp 44-80.
De Brito Junior RB, Scarel-Caminaga
RMS, Trevillato PC, dkk. 2004.
Polymorphisms in the Vitamin D
Receptor Gene are Associated With
Periodontal. J. Periodontol., 75, pp
1090-1095.
Naito M, Miyaki K, Zhang L, dkk. 2007.
Association Between Vitamin D
Receptor Gene Haplotypes and
Chronic
Periodontitis
Among
Japanese Men. International Journal
of Medical Sciences., pp 216-222.
Dietrich T, Joshipura KJ, DawsonHughes B, dkk. 2004. Association
between Serum Concentrations of
25-hydroxyvitamin
D3
and
Periodontal Disease in the US
Population. Am J Clin Nutr., 80, pp
108-113
Shimpuku H, Ohura K. 2001. Association
of
Interleukin-1
Gene
Polymorphisms
With
Adult
Periodontitis in Japanese. Journal of
Osaka Dental University 35., pp 99104
Situmorang N. 2005. Dampak Karies
Gigi dan Penyakit Periodontal
terhadap Kualitas Hidup. Majalah
Kedokteran Gigi. FKG Unair. Edisi
Khusus Temu Ilmiah Nasional.
ISSN:0852-9027., pp 359-364.
Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. 2004.
The periodontic Syllabus . Alih
Bahasa Amaliya, Penerbit Buku
Kedokteran EGC., pp 13-29.
Gunes S, Sumer AP, Keles GC, Kara N,
Koprulu, Bagci H, Bek Y. 2008.
Analysis of Vitamin D Receptor
Gene Polymorphisms in Patients
with Chronic Periodontitis. Indian J
Med Res 127., pp 58-64.
Taize MNC, Maria C. 2006. Factors
Related to Periodontal Disease in a
Rural Population. Brazilian Oral
Research. Sao paulo vol 20 no 3., pp
74-88.
Koren R. 2006. VDR Defects; the story
of hereditary resistance to vitamin
D. Pediat. Endocr. Rev.Suppl., pp
470-475
Tachi Y, Shimpuku H, Nosaka Y, dkk.
2003. Vitamin D Receptor Gene
Polymorphism is Associated with
Chronic Periodontitis. Life Sci 73.,
pp 3313-21.
Liu T Phillip, Krutzik SR, Modlin RL,.
2007. Therapeutic Impilcation of
TLR and VDR Partenership.
TRENDS in Molecular Medicine.,
pp 13-18.
William OB, Boucher BJ, Prahl JM, et al.
2002. Vitamin D Receptor (VDR)
mRNA and VDR Protein Levels in
Relation to Vitamin D status, Insulin
Secretory Capacity and VDR
Genotype in Bangladeshi Asians. J.
Diabetic, Vol 51., pp 87-98.
171
Nurlinda Hamrun, Mochammad Hatta
ISSN 2252-5416
Lampiran :
Gambar 1. Salah satu hasil pemeriksaan RFLP PCR kelompok kasus
Gambar 2. Salah satu hasil RFLP-PCR pada kelompok control
100.0%
98.8%
86.4%
Frekuensi
80.0%
60.0%
Kasus
40.0%
12.3%
1.2%
20.0%
Kontrol
1.2%
0.0%
0.0%
TT
Tt
tt
Genotipe
Gambar 3. Frekuensi genotipe gen Vitamin D Reseptor (VDR) pada kelompok kasus
dan kontrol
172
Download