1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini, teknologi berkembang semakin pesat. Masyarakat di berbagai daerah, baik perkotaan maupun pedesaan sudah dapat menikmati dampak dari kemajuan teknologi. Teknologi mempermudah kehidupan masyarakat pada era globalisasi. Masyarakat dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain dari berbagai daerah, bahkan berbagai negara dan penyebaran informasi dapat dilakukan dengan cepat ke berbagai penjuru dunia. Salah satu teknologi yang digunakan secara luas di seluruh dunia adalah teknologi internet. Melalui internet masyarakat bisa mengakses informasi yang diperlukan dari seluruh pelosok dunia. Selain untuk memenuhi kebutuhan akan informasi, internet juga menjadi media untuk membentuk komunitas-komunitas pertemanan, sehingga orang-orang dari berbagai negara dapat menjalin hubungan pertemanan tanpa harus bertemu secara langsung, tetapi melalui media intenet. Beberapa komunitas yang sangat terkenal di dunia adalah friendster, facebook, twitter, dan termasuk Kaskus The Largest Indonesian Community, yang merupakan salah satu forum yang dibuat oleh orang Indonesia. Kaskus merupakan akronim dari Kasak Kusuk, bermula dari sekadar hobi dari komunitas kecil yang kemudian berkembang hingga saat ini, sehingga menjadi sebuah forum komunitas dunia „maya‟ (sebutan bagi dunia internet) terbesar di Indonesia (VIVAnews.com, 2010) 1 2 Gambar 1. Tampilan awal komunitas Kaskus Kaskus didirikan pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda asal Indonesia yang sedang melanjutkan pendidikan di Seattle, Amerika Serikat. Situs ini dikelola oleh PT Darta Media Indonesia. Anggotanya yang berjumlah lebih dari 2.000.000 orang, tidak hanya berdomisili di Indonesia, namun tersebar juga di beberapa negara lainnya. Pengguna Kaskus umumnya berasal dari kalangan remaja hingga dewasa. Menurut Wikipedia.org Kaskus dikunjungi oleh sedikitnya 600.000 orang, dengan jumlah page view (nilai rata-rata jumlah halaman yang dilihat oleh pengunjung) melebihi 15.000.000 setiap harinya. Hingga saat ini Kaskus sudah mempunyai lebih dari 200 juta thread (informasi dalam sebuah forum di internet mengenai topik tertentu). 3 Menurut Alexa.com, pada bulan September 2010 Kaskus berada di peringkat 257 dunia dan menduduki peringkat 6 situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Kaskus juga memiliki Kaskus Radio yang merupakan sebuah Radio Internet Indonesia. Kaskus Radio yang biasa disingkat KR memliki lebih dari 20 penyiar. Radio yang memutar lagu selama 24 jam ini juga memutar lagu dari berbagai bahasa: Inggris, Mandarin, Jepang, Korea, dan masih banyak lagi. Setiap hari anggota komunitas Kaskus, yang disebut dengan kaskuser semakin bertambah. Kaskuser memiliki tingkatan pangkat tertentu sesuai dengan jumlah post (komentar dalam sebuah thread) yang dibuat, antara lain newbie (anggota baru dengan jumlah postingan 0-99), kaskuser (100-499), aktivis kaskus (500-749), kaskus holic (750-999), kaskus addict (1.000-3.999), kaskus maniak (4.000-9.999), kaskus geek (10.000-24.999), kaskus freak (25.00049.999), dan made in kaskus (>50.000). Dalam berkomunikasi, para kaskuser menggunakan ragam bahasa tertentu yang berbeda dengan bahasa sehari-hari. Ragam bahasa ini merupakan campuran dari berbagai bahasa, misalnya bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa-bahasa daerah, ditambah beberapa istilah baru yang digunakan untuk menyatakan suatu hal. Misalnya dari sistem sapaan dalam ragam bahasa Kaskus (RBK), para kaskuser tidak menggunakan sapaan aku dan kamu atau elo dan gue, melainkan menggunakan ane (untuk menyatakan saya) dan agan (untuk menyatakan kamu). Sapaan ini merupakan sapaan khas dari bahasa Arab dan Sunda, yang digunakan oleh semua kaskuser walaupun tidak berasal dari kedua etnis tersebut. Dalam percakapan sehari-hari, bahasa Indonesia masih menjadi bahasa utama karena 4 sebagian besar anggota adalah penutur bahasa Indonesia. Namun, bahasa Indonesia yang digunakan bukanlah bahasa Indonesia baku, melainkan bahasa percakapan tidak resmi yang digunakan oleh orang Indonesia pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari. Selain itu, terdapat beberapa istilah dari bahasa Inggris dan beberapa bahasa asing lainnya, serta istilah-istilah baru yang diciptakan oleh para kaskuser untuk menyatakan ungkapan tertentu, misalnya bagi orang yang mem-post pertama kali mendapat julukan “TS”, sedangkan yang membalas posting pertama kali mendapat julukan “Pertamax”. Karena ragam bahasa ini merupakan gabungan dari beberapa bahasa, maka tak jarang dalam berkomunikasi sehari-hari para kaskuser mengganti (switching) bahasa dari bahasa satu ke bahasa lain. Pada dasarnya, RBK merupakan bagian dari bahasa gaul atau prokem atau slang yang memiliki kesan santai dan tidak kaku. Hal tersebut tercermin dalam kosakata dan struktur bahasanya yang tidak resmi. Hermanto (dalam Mastuti, 2008: 70) menyatakan bahwa bahasa gaul termasuk salah satu variasi bahasa yang digunakan masyarakat, terutama dari kalangan selebritas dan kalangan muda sebagai bahasa santai dalam komunikasi sehari-hari untuk menambah rasa keakraban dan keintiman di antara mereka. Penggunaan bahasa gaul atau prokem memiliki banyak kemenarikan jika dicermati secara mendalam. Secara gramatikal, RBK memiliki stuktur ujaran yang berbeda dengan bahasa Indonesia baku. Misalnya dalam kalimat “Ane kagak tahu gan.” Kalimat tersebut tidak menggunakan kata-kata bahasa Indonesia yang baku (Saya tidak tahu). Kata Sapaan saya diganti dengan ane yang merupakan sapaan khas antar kaskuser, lalu kata tidak diganti dengan bentuk tidak baku kagak, serta adanya penambahan kata sapaan gan yang merujuk pada kaskuser 5 lainnya. Di samping contoh di atas, masih banyak lagi strukrur RBK yang sangat menarik untuk diteliti. Selain menggunakan bahasa lisan yang ditulis melalui komentar-komentar pada tiap thread, kaskuser juga menggunakan beberapa emoticon yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui gambar-gambar menarik. Misalnya berupa gambar seseorang yang menaiki bajaj dengan tulisan :ngacir. Emoticon ini tentunya memiliki makna secara semantis yang perlu dikaji secara mendalam. Seluruh fenomena kebahasaan di atas menunjukkan bahwa komunitas Kaskus merupakan ranah pembentukan bahasa baru sehingga RBK sangat menarik untuk diteliti. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dirumuskan sejumlah permasalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah struktur leksikal RBK? 2. Bagaimanakah proses pemaknaan leksikal RBK? 3. Bagaimanakah tipe-tipe emoticon pada RBK? 4. Makna apa sajakah yang terkandung dalam simbol-simbol emoticon yang digunakan oleh para kaskuser untuk mengekspresikan perasaan? 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memerikan karakteristik RBK yang mencakup analisis bentuk dan makna. Penelitian ini diarahkan pada penggambaran secara empiris bahwa karakteristik suatu kelompok tutur dapat 6 dipahami, dicermati, dan ditelusuri melalui bahasa yang digunakan, dalam hal ini RBK. Secara khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan struktur leksikal RBK. 2. Menjelaskan proses pemaknaan leksikal RBK. 3. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan simbol-simbol emoticon dalam RBK. 4. Mengungkap makna simbol-simbol emoticon yang digunakan oleh para kaskuser untuk mengekspresikan perasaan secara semantis. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini bertujuan untuk memberi kontribusi bagi bidang linguistik dalam penemuan ranah pembentukan bahasa baru. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi media untuk meningkatkan kemampuan menganalisis masalah atau fenomena sosial dalam bidang kebahasaan dengan kajian semantik. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberi acuan kepada para kaskuser pemula agar dapat berkomunikasi dengan RBK. Sebagai komunitas terbesar di Indonesia, sudah barang tentu setiap harinya anggota baru Kaskus selalu bertambah. Oleh karena itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mempelajari RBK. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Pada bagian ini diuraikan beberapa penelitian serta tulisan yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Manik (2004) dalam sebuah thesis yang berjudul Kajian Semantik Pada Bahasa Gaul membahas tentang bahasa yang digunakan oleh kaum remaja dan anak-anak muda dalam bergaul sehari-hari. Data penelitian itu diambil dari majalah Aneka Yess dan Gaul edisi Agustus-Oktober 2003 dan juga rekaman percakapan dengan narasumber waria. Manik menggunakan pemaknaan Geoffrey Leech dalam mengkaji data bahasa gaul. Data berupa kata dan kalimat dalam bahasa gaul diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Manik membagi bahasa gaul menjadi dua bagian, yaitu bahasa gaul umum dan bahasa gaul khusus. Bahasa gaul umum adalah bahasa gaul yang banyak dipakai di sinetron, iklan, majalah yang masih dapat dimengerti oleh orang-orang yang bukan pengujarnya. Bahasa gaul khusus, adalah bahasa gaul yang dipakai oleh kalangan tertentu seperti waria, artis, dan orang tertentu lainya. Hasil analisis data diperoleh 23,3% pemaknaan stilistika, 20,3% pemaknaan konotasi, 17,5% pemaknaan tematik, 13,6% pemaknaan afektif, 11,7% pemaknaan konseptual, 10,7% pemaknaan kolokatif, dan 2,9% pemaknaan refleksi. Dari analisis penciptaan kata dalam bahasa gaul umum diperoleh 39,2% penciptaan kata metafora, 29,1% penciptaan kata bahasa asing, 7 8 18,3% penciptaan kata bahasa daerah, 9,2% penciptaan kata singkatan, dan 4,2% penciptaan kata anomali. Keunggulan penelitian Manik (2004) adalah hasil penelitian dalam bentuk persentase, sehingga pembaca dapat benar-benar melihat perbedaan pemaknaan dan penciptaan kata dalam ragam bahasa gaul yang diteliti. Namun, terdapat pembahasan dalam penelitian ini yang perlu dikaji lebih lanjut adalah mengenai pemisahan antara bahasa gaul umum dan khusus. Menurut Manik, bahasa gaul umum banyak dipakai di sinetron, iklan, majalah yang masih dapat dimengerti oleh orang-orang yang bukan pengujarnya, sedangkan bahasa gaul khusus, dipakai oleh kalangan tertentu seperti waria, artis, dan orang tertentu lainya. Pemisahan ini tidak perlu dilakukan karena pada dasarnya semua bahasa gaul merupakan bahasa rahasia yang digunakan oleh kalangan tertentu, hanya saja ada beberapa kata yang sudah dikenal secara luas dan ada yang masih jarang digunakan. Sudana (2007) dalam tesis berjudul Telaah Struktur dan Makna Ragam Bahasa Gaul memaparkan tentang struktur kata dan proses pembentukannya dalam ragam bahasa gaul yang digunakan dalam pergaulan remaja sehari-hari. Dalam penelitian ini, Sudana menggunakan teori bentuk bahasa untuk menganalisis struktur kata bahasa gaul dan teori tindak ujaran untuk menganalisis maksud dan makna ujaran dalam bahasa gaul. Ditemukan bahwa dalam bahasa gaul terdapat berbagai bentuk kata, mulai dari bentuk yang perubahannya beraturan hingga bentuk yang tidak beraturan. Penulis mengklasifikasikan bentukbentuk kata menjadi bentuk berpola 1, bentuk berpola 2, bentuk mendekati pola 1, bentuk mendekati pola dua, dan seterusnya. Pembahasannya juga mencakup tingkat frasa dan kalimat yang meliputi pola kalimat yang digunakan dalam ragam 9 bahasa gaul. Pada bagian ini, dianalisis berbagai bentuk kalimat dalam bahasa gaul, diantaranya bentuk pernyataan, perintah, dan kalimat Tanya. Dalam menganalisis makna ujaran, peneliti menggunakan teori Speech Act dari Austin. Dari ketiga jenis speech act yaitu locutionary act, illocutionary act, dan perlocutionary act, diperoleh hasil bahwa sebagian besar ujaran dalam bahasa gaul mengandung makna ilokusi, yaitu dalam mengujarkan sesuatu, pembicara bahasa gaul memiliki maksud tertentu secara tersirat. Keunggulan penelitian Sudana yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, adalah pengklasifikasian kata bahasa gaul secara mendalam, sehingga hasilnya pun disajikan dengan lebih terstruktur. Dalam sebuah penelitian yang berjudul Ragam Bahasa Tidak Resmi Dalam Lagu Project Pop (2009), Woodrich memaparkan tentang ragam bahasa yang digunakan dalam lirik-lirik lagu yang dinyanyikan oleh Project Pop, sebuah kelompok vokal dari Indonesia. Dalam penelitian ini dipaparkan bahwa secara keseluruhan, ragam bahasa tidak resmi adalah ragam bahasa yang tidak sesuai dengan bahasa yang baik dan benar. Beberapa petanda ragam bahasa tidak resmi berikut: 1. Tidak menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten 2. Tidak menggunakan imbuhan secara lengkap 3. Tidak menggunakan kata ganti resmi 4. Tidak menggunakan kata baku 5. Tidak menggunakan EYD 6. Menggunakan kata dan unsur kedaerahan lain (Praptomo, 2009) 10 Misalnya, kalimat dalam ragam bahasa resmi berbunyi “Kakak saya kemarin malam pergi ke pasar untuk menjual singkong,” sedangkan kalimat dengan arti yang sama dalam ragam bahasa tidak resmi bisa berbunyi “Abang gue maren malem ke pasar tuk dodolan singkong.” Berdasarkan analisis tiga buah lagu Project Pop, diperoleh hasil antara lain bahwa bahasa tidak resmi ini juga terdapat pada lagu-lagu populer, misalnya lagu Project Pop. Bahasa tidak resmi ini digunakan dalam lagu-lagu tersebut untuk berbagai alasan. Pertama, bahasa tidak resmi seperti bahasa gaul digunakan karena target pendengar lagu tersebut adalah golongan remaja yang dipandang sering menggunakan bahasa gaul. Oleh karena itu, istilah-istilah bahasa gaul digunakan agar lagu menjadi lebih komersil atau mudah diterima masyarakat. Alasan kedua merupakan alasan artistik, yaitu untuk menjaga irama dan rima. Beat suatu lagu sangat penting bagi keberhasilan lagu itu sendiri. Apabila sekelompok penyanyi menggunakan bahasa yang baik dan benar lagu mereka cenderung terlalu kaku, dengan demikian digunakanlah bahasa tidak resmi, untuk keindahan lagu tersebut. Penelitian ini memaparkan ulasan yang baik mengenai setiap lagu yang dianalisis, namun tidak begitu mendalam. Penulis hanya memaparkan bentukbentuk tidak resmi pada setiap lagu tanpa menyebutkan pada bagian mana bentuk tidak resmi tersebut digunakan, apakah pada bait pertama, kedua, atau reff. Sehingga pembaca yang tidak mengetahui lirik lagu tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahami setiap ulasan yang diberikan. Penelitian Siregar (2010), merupakan sebuah tesis yang berjudul: Bahasa Gaul pada Kalangan Waria di Jalan Gadjah Mada Medan: Tinjauan 11 Sosiolonguistik. Penelitian itu bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa gaul pada kalangan waria di Jalan Gadjah Mada Medan, yang dikaji berdasarkan teori sosiolinguistik dan semantik struktural. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik rekam dan cetak. Objek analisis adalah bahasa waria dari sudut deskripsi semantik, struktur leksikal, selanjutnya karakteristik bahasa gaul waria. Temuan penelitian itu menunjukkan bahwa bahasa gaul di kalangan waria diciptakan sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi antarkelompok mereka. Bahasa gaul waria di Jalan Gadjah Mada tidak hanya berpedoman pada kamus waria, yang berarti bahasa yang digunakannya adalah bahasa yang diciptakan sendiri. Bahasa waria juga memiliki hubungan makna dengan bahasa Indonesia. Terdapat pembentukan katakata baru yang dapat menciptakan perubahan makna. Selanjutnya, penelitian tentang bahasa di kalangan waria, berbeda dengan bahasa yang digunakan waria di Jalan Gadjah Mada Medan. Berdasarkan hasil analisis data deskripsi semantik bahasa gaul waria diperoleh hasil penelitian bahwa bahasa yang digunakan waria dalam berkomunikasi terdapat kaitan makna sinonim, antonim, dan perubahan makna. Sedangkan struktur leksikal memiliki pola tertentu, yaitu gejala bahasa seperti penambahan suku kata, penghilangan suku kata, serta pembentukan kata-kata baru secara teratur dan tidak teratur. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis karakteristik bahasa yang digunakan bersifat atbitrer, dan diperoleh ciri yang unik dan tidak berpedoman pada kamus Debby Sehertian. Bahasa waria hanya memiliki beberapa ratus kata dan penggunaan bahasa waria ini meliputi bidangbidang tertentu. 12 Keunggulan penelitian Siregar (2010) yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah pembahasan tentang deskripsi semantik kata-kata baru yang terbentuk dalam pergaulan waria. Munculnya makna baru dari tiap bentuk perubahan yang terjadi dalam ragam bahasa waria, dijadikan dasar dalam penelitian ini bahwa ada makna baru yang terbentuk dalam setiap bentuk baru RBK. 2.2 Konsep 2.2.1 Variasi Bahasa Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan kegiatan interaksi sosial dalam masyarakat atau kelompok yang sangat beragam. Seluruh interaksi sosial tersebut menimbulkan adanya variasi bahasa yang disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Menurut Pateda (1987: 52) dalam variasi bahasa setidaknya terdapat tiga hal, yaitu pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa yang dapat dianalis secara deskriptif, dan pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut dipergunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi. Di samping itu, variasi bahasa dapat dilihat dari enam segi, yaitu tempat, waktu, pemakai, situasi, dialek yang dihubungkan dengan sapaan, status, dan pemakaiannya/ragam. Kridalaksana (1984: 142) mengemukakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan. Jadi, ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaianya, yang timbul menurut situasi dan fungsi yang memungkinkan variasi topik adanya tersebut. Ragam bahasa menurut 13 pembicaraan mengacu pada pemakaian bahasa dalam bidang tertentu, seperti, bidang jurnalistik (persuratkabaran), kesusastraan, dan pemerintahan. Ragam bahasa menurut hubungan pelaku dalam pembicaraan atau gaya penuturan menunjuk pada situasi formal atau informal. Medium pembicaraan atau cara pengungkapan dapat berupa sarana atau cara pemakaian bahasa, misalnya bahasa lisan dan bahasa tulis. Masing-masing ragam bahasa memiliki ciri-ciri tertentu, sehingga ragam yang satu berbeda dengan ragam yang lain. 2.2.2 Bahasa Prokem Prokem merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Tiap-tiap komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa, ini untuk memberikan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan). Namun, belakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Saat ini, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria). Menurut Sahertian (2003) bahasa ini pada mulanya berasal dari bahasa percakapan yang biasa digunakan kalangan-kalangan tertentu, seperti 14 homoseksual, dan waria. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Ragam Bahasa Gaul merupakan ragam bahasa informal yang senantiasa berkembang di masyarakat remaja Indonesia. Ragam bahasa ini berperan serta dalam memberdayakan bahasa-bahasa yang sudah ada, baik bahasa daerah, bahasa nasional, maupun bahasa internasional, sehingga dapat dijadikan sebuah ragam bahasa yang unik dan kreatif. Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain. Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakainnya pun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkungan kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada. Jadi, kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah tidak perlu dirisaukan karena bahasa itu masing-masing akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan fungsi dan keperluannya masing-masing. Sebagai bagian dari bahasa gaul atau prokem, bahasa kaskus juga memiliki karakteristik seperti di atas. Namun, bahasa kaskus juga memiliki berbagai kosakata baru yang sangat tidak lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari. Dalam artian 15 hanya digunakan dalam komunitas Kaskus atau antarsesama anggota komunitas Kaskus (Kaskuser). Oleh karena itu, struktur bahasanya pun tentu saja lebih khas dibandingkan bahasa gaul lainnya. Pembahasan mengenai karakteristik bahasa kaskus inilah yang juga akan dikaji secara mendalam dalam studI ini. 2.2.3 Bahasa Plesetan Bahasa plesetan sudah menjadi bagian dari ragam Bahasa Indonesia meskipun masih banyak orang yang tidak menyadarinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan bahwa pleset atau memeleset berarti „tidak mengenai sasaran atau tidak mengenai yang dituju‟. Jadi, menurut Sibarani (2004) plesetan adalah sesuatu yang diplesetkan atau sesuatu yang digelincirkan sehingga tidak sesuai dengan sasaran yang sebenarnya atau tidak mengenai yang seharusnya dituju. Bahasa plesetan memperlihatkan pertambahan makna karena sebuah kata yang diplesetkan diberi makna baru dengan cara memperlakukan kata yang diplesetkan itu sebagai akronim dan kemudian diberi kepanjangannya. Pada umumnya, bahasa plesetan bersifat kontekstual sehingga berfungsi untuk mengungkapkan pola pikir dan perasaan penutur bahasa yang bersangkutan. Berdasarkan tingkat kebahasaannya, Sibarani (2004) membagi plesetan bahasa menjadi 7 jenis, antara lain: 1) Plesetan Fonologis (bunyi) yaitu plesetan sebuah fonem atau lebih dalam leksikon. Plesetan semacam ini pada umumnya digunakan untuk memperolokolok atau mengejek orang lain. Contoh: Robert diplesetkan menjadi Robek. 2) Plesetan Grafis (huruf) yaitu plesetan gabungan huruf dengan menjadikannya sebagai singkatan. Contoh: ABCD diplesetkan menjadi ABRI Bukan Cepak Doang. Hasil akhir plesetan ini hampir sama dengan singkatan atau akronim. Namun, perbedaannya terletak pada proses pembentukannya. Singkatan pada 16 umumnya dibentuk setelah ada bentuk yang panjangnya sehingga dibentuk menjadi singkatan atau akronim, contohnya: Sekolah Menengah Atas disingkat menjadi SMA. Namun, plesetan pada umumnya gabungan hurufnya telah lebih dahulu ada atau diciptakan kemudian diberi kepanjangan. Misalnya MBA menjadi Married By Accident. 3) Plesetan Morfemis (Leksikon) yaitu plesetan sebuah kata dengan cara menjadikan atau menganggapnya sebagai singkatan berupa akronim. Misalnya, nama Agus diplesetkan menjadi Agak GUndul Sedikit. 4) Plesetan Frasal (Kelompok Kata) yakni plesetan kelompok kata seperti plesetan tipe kedua dengan menjadikannya singkatan berupa akronim. Misalnya, frase Botol Lampu diplesetkan menjadi BOdoh TOLol LAMbat PUla. 5) Plesetan Kalimat (Ekspresi) yaitu plesetan sebuah kalimat dengan cara mengikuti struktur dan intonasi kalimat, tetapi mengubah kata-katanya sehingga mengubah makna keseluruhan struktur tersebut. Misalnya, teks lagu “Ayo Maju Maju” diplesetkan menjadi “Tidak Maju Maju.” 6) Plesetan Ideologis (Semantis) yaitu plesetan sebuah ide menjadi ide lain dengan bentuk linguistik yang sama. Misalnya, ide masing-masing frase hidup tak hidup, pandangan hidup, pegangan hidup diplesetkan menjadi dipandang saja sudah hidup atau dipegang baru hidup. 7) Plesetan Diskursi (Wacana) yaitu plesetan sebuah cerita atau bentuk linguistik naratif yang sengaja digunakan untuk memutarbalikkan fakta atau kenyataan yang sebenarnya. 17 2.2.4 Emoticon Emoticon (bahasa Indonesia: ikon emosi) adalah sebuah simbol atau kombinasi dari simbol-simbol yang biasanya digunakan untuk menggambarkan ekspresi wajah manusia yang mengandung emosi atau perasaan dalam bentuk pesan atau tulisan. Secara etimologi, kata “emoticon” merupakan gabungan dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu emotion, yang berarti emosi, dan icon, yang berarti simbol. Menurut Wolf (2009), emoticon menggunakan beberapa karakter untuk menampilkan perasaan alami seseorang. Emoticon biasa digunakan pada teks pesan singkat, e-mail, maupun pada forum-forum internet, seperti chat-rooms maupun blog. Emoticon diciptakan sebagai kompensasi dari ketidakmampuan penyampaian nada suara, ekspresi muka, maupun gestur badan dalam komunikasi tertulis. Oleh karena itulah, emoticon menjembatani pemisah antara pesan tulisan dengan percakapan tatap muka dengan memberikan gambaran kepada pembaca tentang apa yang dimaksudkan oleh penulis dengan menampilkan gambar ekspresi wajah. Emoticon menempati peran penting dalam komunikasi online, karena emoticon dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk menghindari kesalahan penginterpretasian pesan. Berikut ini adalah beberapa contoh emoticon yang sering digunakan dalam komunikasi online. Gambar 2. Contoh emoticon 18 2.3 Kerangka Teori 2.3.1 Tata Bahasa Peristilahan Di dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Pusat Bahasa, 2007) disebutkan bahwa istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambing dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang dihasilkannya. Pembentukan istilah di dalam bahasa Indonesia dapat melalui beberapa proses antara lain: 1. Pemantapan Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan pandit Indonesia, seperti bhinneka tunggal ika, batik, banjar, sawer, gunungan, dan pamor, telah lama diterima secara luas sehingga dapat dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi. 2. Penerjemahan Penerjemahan dapat dibagi dua, yakni penerjemahan langsung dan dengan perekaan. Pada penerjemahan langsung istilah Indonesia dibentuk lewat penerjemahan berdasarkan kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan. Misalnya, Supermarket = pasar swalayan Adakalanya upaya pemadanan istilah asing perlu dilakukan dengan menciptakan isti-lah baru. Istilah factoring, misalnya, sulit diterjemahkan atau diserap secara utuh, sehingga maknanya diperoleh melalui perekaan. 3. Penyerapan Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah bahasa Indonesia 19 4. Gabungan antara penerjemahan dan penyerapan Istilah bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan menerjemahkan dan menyerap istilah asing sekaligus. 5. Perekaciptaan istilah Istilah baru untuk mengungkapkan konsep itu dapat direkacipta sesuai dengan lingkungan dan corak bidang kegiatannya. Dari kelima proses di atas, terdapat tiga proses yang digunakan untuk menganalisis struktur dalam proses pembentukan RBK, yakni penerjemahan, penyerapan, dan perekaciptaan istilah. Istilah dapat berupa bentuk dasar, bentuk berafiks, bentuk ulang, bentuk majemuk, bentuk analogi, hasil metanalisis, singkatan, akronim. 1. Istilah bentuk dasar Istilah bentuk dasar dipilih di antara kelas kata utama, seperti nomina, verba, adjektiva,dan numeralia. 2. Istilah bentuk berafiks Istilah bentuk berafiks disusun dari bentuk dasar dengan penambahan prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks seturut kaidah pementukan kata bahasa Indonesia. 3. Istilah bentuk ulang Istilah bentuk ulang dapat berupa ulangan bentuk dasar seutuhnya atau sebagiannya dengan atau tanpa pengimbuhan dan pengubahan bunyi. 4. Istilah bentuk majemuk Istilah bentuk majemuk atau kompositum merupakan hasil penggabungan dua bentuk atau lebih, yang menjadi satuan leksikal baru. 20 5. Istilah bentuk analogi Istilah bentuk analogi bertolak dari pola bentuk istilah yang sudah ada, seperti berdasarkan pola bentuk pegulat, tata bahasa, juru tulis, pramugari, dengan pola analogi pada istilah tersebut dibentuk berbagai istilah lain. 6. Istilah hasil metanalisis Istilah hasil metanalisis terbentuk melalui analisis unsur yang keliru. 7. Istilah bentuk singkatan Istilah bentuk singkatan ialah bentuk yang penulisannya dipendekkan menurut tiga cara: a. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang dilisankan sesuai dengan bentuk istilah lengkapnya. Misalnya, cm yang dilisankan sentimeter b. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang lazim dilisankan huruf demi huruf. Misalnya, DDT (diklorodifeniltrikloroetana) yang dilisankan de-de-te c. Istilah yang sebagian unsurnya ditanggalkan. Misalnya : Ekspres yang berasal dari kereta api ekpres , info yang berasal dari informasi. 8. Istilah bentuk akronim Istilah bentuk akronim ialah istilah pemendekan bentuk majemuk yang berupa gabungan huruf awal suku kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf awal dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. 21 2.3.2 Semantik Sebagai Kajian Makna Semantik merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang makna, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Lyons (1995) mendefinisikan semantik sebagai penyelidikan tentang makna. Lyons menjelaskan makna sebagai ide atau konsep yang dapat dipindahkan dari pikiran penutur kepada pikiran pendengar yang bisa menghasilakan satu bahasa atau bahasa lainnya. Menurut Palmer (1981:1), Semantik dinyatakan sebagai: “the technical term used to refer to the study of meaning and since meaning is a part of language, semantics is a part of linguistics” yang berarti bahwa Semantik adalah terminologi teknis yang mengacu pada studi tentang makna dan karena makna adalah bagian dari bahasa, maka semantik adalah bagian dari Linguistik. 2.3.2.1 Semantik Leksikal Semantik leksikal menyangkut makna leksikal. Bidang yang meneliti semantik leksikal menurut asas-asasnya disebut Leksikologi. Makna leksikal dapat juga diartikan makna yang sesuai dengan acuannya, makna yang sesuai dengan hasil observasi panca indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Menurut Lyons (1977) „The noun „lexeme‟ is of course related to the words „lexical‟ and „lexicon‟, (we can think of „lexicon‟ as having the same meaning as vocabulary or dictionary)‟, yang berarti bahwa „leksem‟ berhubungan dengan kata „leksikal‟ dan „leksikon‟, dimana leksikon itu sendiri mengacu pada makna yang terdapat di dalam kamus. Dalam semantik leksikal diselidiki makna yang ada pada leksem-leksem dari suatu bahasa. Oleh karena itu, makna yang ada pada leksem-leksem itu disebut makna leksikal. Leksem adalah istilah-istilah yang lazim digunakan dalam studi semantik untuk menyebutkan satuan bahasa 22 bermakna. Istilah leksem ini kurang lebih dapat dipadankan dengan istilah kata yang lazim digunakan dalam studi morfologi dan sintaksis dan yang lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal bebas terkecil. Secara leksikologis, semantik leksikal mencakup pokok-pokok sebagai berikut: 1. Makna dan referensi Makna leksikal lazimnya dipandang sebagai sifat kata sebagai unsur leksikal. Misalnya kata „roti‟ memiliki makna tertentu, namun selain itu kata „roti‟ juga memiliki sifat tertentu yaitu referensi (kemampuan „roti‟ mengacu pada makanan tertentu. Yang diacu disebut dengan „referen‟. 2. Denotasi dan konotasi Denotasi adalah referensi terhadap sesuatu yang ekstralingual menurut makna yang bersangkutan. Sedangkan konotasi adalah arti yang muncul pada penutur akibat penilaian afektif dan emosional. Misalnya denotasi kata penjara adalah kemampuan kata tersebut untuk bereferensi pada sebuah penjara, sedangkan makna konotasinya bersifat negatif karena penghuni penjara tidak dapat bertindak sesuai kehendaknya sendiri. 3. Analisis ekstensiol dan intensiol Makna ekstensiol adalah makna pragmatis. Menurut makna ekstensiol, kata X mengacu pada hal-hal yang bersifat ekstralingual, misalnya kata „perabot‟ mengacu pada perabot yang bermacam-macam. Menurut makna intensional kata X terdiri atas sifat-sifat semantik tertentu, misalnya kata „perabot‟ secara intensional mengandung unsur semantik sebagai perlengkapan rumah tangga. 23 4. Analisis Komponensial Dalam setiap bahasa, banyak kata tidak memiliki maknanya sendiri-sendiri, lepas dari makna kata lainnya, tetapi memiliki makna yang berperanan hanya karena memiliki hubungan dengan kata-kata lainnya. Analisis ini menggunakan asas pembeda yang kita temukan dalam fonologi, yang artinya identitas fonem adalah identitas pembeda. Namun, asas pembeda ini juga berlaku dalam menganalisis hubungan kata-kata secara semantis, yaitu di dalam kelompok unsur-unsur leksikal tertentu. 5. Makna dan Pemakaian Analisis ini membedakan antara makna (leksikal) atau disebut juga sebagai makna harfiah atau kanonik, dengan pemakaiannya sebagai makna nonkanonik. Contoh dari pemakaian nonkanonik adalah metafora dan metonimi. 6. Sinonim, Antonim, Homonim, Hiponim (1) Dua istilah atau lebih yang maknanya sama atau mirip, tetapi bentuknya berlainan, disebut sinonim. Di antara istilah sinonim itu salah satunya ditentukan sebagai istilah baku atau yang diutamakan. Misalnya : gulma sebagai padanan weed lebih baik daripada tumbuhan pengganggu (2) Antonim adalah dua kata yang maknanya berlawanan, misalnya besar dan kecil. (3) Istilah homonim berupa dua istilah, atau lebih, yang sama ejaan dan lafalnya, tetapi maknanya berbeda, karena asalnya berlainan. Istilah homonim 24 dapat dibedakan menjadi homograf dan homofon. Istilah homograf ialah istilah yang sama ejaannya, tetapi berbeda lafalnya. Misalnya : teras „inti‟ dengan teras 'lantai datar di muka rumah' Istilah homofon ialah istilah yang sama lafalnya, tetapi berbeda ejaannya. Misalnya : bank „tempat menyimpan uang‟ dengan bang „sapaan untuk kakak laki-laki‟ (4) Istilah hiponim ialah bentuk yang maknanya terangkum dalam hipernim, atau superordinatnya yang mempunyai makna yang lebih luas. Kata mawar,melati, cempaka, misalnya, masing-masing disebut hiponim terhadap kata bunga yang menjadi hipernim atau superordinatnya. 2.3.2.2 Makna Figuratif Makna kiasan (figurative meaning, tranfered meaning) adalah pemakaian leksem dengan makna yang tidak sebenarnya. Sebagai contoh frasa ‟mahkota wanita‟ tidak dimaknai sebagai sebuah benda yang dipakai seorang wanita di atas kepalanya yang merupakan lambang kekuasaan seorang pemimpin dan berhiaskan emas atau permata, namun frasa ini dimaknai sebagai „rambut wanita‟. Abrams (1981:63) menyatakan bahwa bahasa figuratif atau kiasan merupakan penyimpangan dari bahasa yang digunakan sehari-hari, penyimpangan dari bahasa baku atau standar, penyimpangan makna, dan penyimpangan susunan (rangkaian) kata-kata supaya memperoleh efek tertentu atau makna khusus. Bahasa figuratif sebenarnya adalah gaya bahasa kiasan. Bahasa kiasan atau figure of speech atau oleh Kridalaksana disebut sebagai figure of rhetoric atau rhetorical 25 figure yaitu alat untuk memperluas makna kata atau kelompok kata untuk memperoleh efek tertentu dengan membandingkan atau membagi serta mengasosiasikan dua hal. 1) Metafora Metafora, mengandung unsur-unsur yang kadang-kadang tidak disebutkan secara eksplisit. Definisi metafora menurut Beekman dan Callow (1974) adalah suatu perbandingan yang implisit. Gaya metafora melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang lain. Metafora sebagai pembanding langsung tidak menggunakan kata-kata seperti dan lain-lain, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Salah satu unsur yang dibandingkan, yaitu citra, memiliki sejumlah komponen makna dan biasanya hanya satu dari komponen makna tersebut yang relevan dan juga dimiliki oleh unsur kedua, yaitu topik. Beekman dan Callow menjelaskan bahwa metafora terdiri atas tiga bagian, yaitu (a) topik, yaitu benda atau hal yang dibicarakan; (b) citra, yaitu bagian metaforis dari majas tersebut yang digunakan untuk mendeskripsikan topik dalam rangka perbandingan; (c) titik kemiripan, yaitu bagian yang memperlihatkan persamaan antara topik dan citra. Ketiga bagian yang menyusun metafora tersebut tidak selalu disebutkan secara eksplisit. Adakalanya, salah satu dari ketiga bagian itu, yaitu topik, sebagian dari citra, atau titik kemiripannya implisit, seperti yang terlihat dalam contoh di bawah ini: He is also Baldwin‟s legal eagle „ Dia juga elang dalam urusan hukum Baldwin‟ 26 Topik metafora pada contoh di atas adalah he „dia‟, sedangkan citranya adalah eagle „elang‟. Akan tetapi, titik kemiripan yang menunjukkan dalam hal apa he „dia‟ dan eagle „elang‟ tidak disebutkan secara eksplisit. Untuk mengetahui titik kemiripan ini diperlukan pengetahuan tentang konteks tempat metafora tersebut terdapat, pemahaman terhadap makna simbol „elang‟ dalam masyarakat dan unsur implisit lainnya. Senada dengan Beekman dan Callow, Parera (2004:119) mengatakan salah satu unsur metafora adalah kemiripan dan kesamaan tanggapan pancaindra. Struktur metafora utama yang utama ialah (1) topik yang dibicarakan; (2) citra atau topik kedua; (3) titik kemiripan atau kesamaan. Hubungan antara topik atau citra dapat bersifat objektif dan emotif. Berdasarkan pilihan citra yang dipakai oleh pemakai bahasa dan para penulis di pelbagai bahasa, pilihan citra oleh Parera (2004:119) dibedakan atas empat kelompok, yakni (1) metafora bercitra antropomorfik, (2) metafora bercitra hewan, (3) metafora bercitra abstrak ke konkret, (4) metafora bercitra sinestesia atau pertukaran tanggapan/persepsi indra. 1. Metafora bercitra antropomorfik merupakan satu gejala semesta. Para pemakai bahasa ingin membandingkan kemiripan pengalaman dengan apa yang terdapat pada dirinya atau tubuh mereka sendiri. Metafora antropomorfik dalam banyak bahasa dapat dicontohkan dengan mulut botol, jantung kota, bahu jalan, dan lain-lain. 2. Metafora bercitra hewan, biasanya digunakan oleh pemakai bahasa untuk menggambarkan satu kondisi atau kenyataan di alam sesuai pengalaman pemakai bahasa. Metafora dengan unsur binatang cenderung dikenakan pada tanaman, misalnya kumis kucing, lidah buaya, kuping gajah. Metafora dengan 27 unsur binatang juga dikenakan pada manusia dengan citra humor, ironi, peyoratif, atau citra konotasi yang luar biasa, misalnya, fable dalam Fabel MMM yang dikutip oleh Parera terdapat nama-nama seperti Mr. Badak bin Badak, Profesor Keledai, dan terdapat pula Majelis Pemerintah Rimba (MPR), dan lain-lain. Dalam metafora bercitra hewan diungkapkan oleh Parera (2004:120) bahwa manusia disamakan dengan sejumlah takterbatas binatang misalnya dengan anjing, babi, kerbau, singa, buaya, dst., sehingga dalam bahasa Indonesia kita mengenal peribahasa “Seperti kerbau dicocok hidung”, ungkapan “buaya darat”, dan ungkapan makian ”anjing, lu”, dan seterusnya. 3. Metafora bercitra abstrak ke konkret, adalah mengalihkan ungkapan-ungkapan yang abstrak ke ungkapan yang lebih konkret. Seringkali pengalihan ungkapan itu masih bersifat transparan tetapi dalam beberapa kasus penelusuran etimologi perlu dipertimbangkan untuk memenuhi metafora tertentu. Dicontohkan oleh Parera, secepat kilat „satu kecepatan yang luar biasa‟, moncong senjata „ujung senjata‟, dan lain-lain. 4. Metafora bercitra sinestesia, merupakan salah satu tipe metafora berdasarkan pengalihan indra, pengalihan dari satu indra ke indra yang lain. Dalam ungkapan sehari-hari orang sering mendengar ungkapan “enak didengar” untuk musik walaupun makna enak selalu dikatkan dengan indra rasa; “sedap dipandang mata” merupakan pengalihan dari indra rasa ke indra lihat. 2) Metonimi Kata metonimi berasal dari kata Yunani meta yang berarti „menunjukkan perubahan‟ dan onoma yang berarti „nama‟. Dengan demikian, metonimi adalah 28 suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Hubungan itu dapat berupa penemu untuk hasil penemuan, pemilik untuk barang yang dimiliki, akibat untuk sebab, sebab untuk akibat, isi untuk menyatakan kulitnya, dan sebagainya. Metonimi disebut oleh Keraf (1992:142) sebagai bagian dari sinekdoke. Sinekdoke dibagi menjadi dua yaitu pars pro toto: pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek, dan totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian. Parera (2004:121) menyebut metonimi sebagai hubungan kemaknaan. Berbeda halnya dengan metafora, metonimi muncul dengan kata-kata yang telah diketahui dan saling berhubungan. Metonimi merupakan sebutan pengganti untuk sebuah objek atau perbuatan dengan atribut yang melekat pada objek atau perbuatan yang bersangkutan. Misalnya, “rokok kretek” dikatakan “belikan saya kretek”. Metonimi menurut Parera (2004:121-122) dapat dikelompokkan bedasarkan atribut yang mendasarinya, misalnya metonimi dengan relasi tempat, relasi waktu, relasi atribut (pars prototo), metonimi berelasi penemu atau pencipta, dan metonimi berdasarkan perbuatan. 1. Metonimi berdasarkan atribut tempat, dicontohkan oleh Parera seperti “Pasar Blok M” disingkat “Blok M”sebagai singkatan nama bioskop yang terkenal di tempat tersebut pada masa tertentu, yakni “bioskop Majestik”. Di tahun 60-an di Jakarta Pusat terdapat gedung bioskop megah dengan nama “Metropole” dan tahun 80-an diganti dengan nama “Megaria”. Tiap-tiap daerah dikenal 29 dengan ciri atribut yang menonjol dan pada umumnya penduduk akan menyebutkan daerah tersebut berdasarkan ciri atribut yang terkenal. 2. Metonimi berdasarkan atribut waktu, contohnya “Datanglah setelah magrib”, “Subuh nanti kita berangkat”. Waktu Shalat bagi umat Islam seperti Magrib dan Subuh atau Misa bagi orang kristiani biasanya dipakai sebagai ukuran dan pembagian waktu di Indonesia. 3. Metonimi berdasarkan unsur bagian untuk seluruhnya atau disebut tipe pars pro toto. Contohnya, Militer atau tentara Nasional Indonesia (TNI) dikenal dengan sebutan “baju hijau”, kelompok pasukan tentara Angkatan Darat yang khusus disebut dengan “Baret Merah”. 4. Metonimi berdasarkan penemu dan pencipta, dicontohkan oleh Parera sebagai bentuk penyebutan penemu sesuatu. Misalnya, jika seorang ahli fisika mengatakan “satu ampere adalah aliran listrik yang satu volt dapat mengirim melali satu ohm”, maka ia telah menyebut tiga tokoh utama dalam bidang ilmunya, yakni Andre Ampere (orang Prancis), Count Alssandro Volta (orang Italia), dan George Simon Ohm (orang Jerman). 2.3.2.3 Teori Semiotik Charles Sanders Peirce Peirce (1931-58) mengemukakan sebuah model triadik yang terdiri dari: (1)representamen; (2)interpretant; (3) object. Representamen merupakan bentuk yang diambil oleh suatu tanda (beberapa teori juga menyebutnya sebagai „perantara tanda‟. Interpretant merupakan makna dari tanda. Object adalah sesuatu yang diwakili oleh representamen yang berkaitan dengan acuan. Object 30 dapat berupa representasi mental (ada dalam pikiran), dapat juga berupa sesuatu yang nyata di luar tanda. Ketiga elemen dalam model triadik Peirce merupakan elemen yang esensial. Tanda merupakan sebuah kesatuan dari apa yang diwakili (objek), bagaimana tanda itu diwakili (representamen), dan bagaimana tanda tersebut diinterpretasikan (interpretant). Model Peirce diilustrasikan seperti pada Gambar 3 berikut ini: interpretant representamen objek Gambar 3. Segitiga Semiotik Peirce Bentuk segitiga Peirce merupakan bentuk tripod atau kaki tiga dengan puncak di tengah-tengahnya. Garis putus-putus yang terdapat di dasarnya mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan langsung secara semantis antara perantara tanda dan acuan. Disini ditekankan bahwa terdapat perbedaan antara tanda dan perantara tanda (yang selanjutnya menjadi signifier oleh Saussure dan representamen oleh Peirce). Tanda lebih dari sekadar perantara tanda. Istilah tanda seringkali digunakan secara bebas sehingga perbedaan ini tidak selalu terlihat. Namun secara umum, signifier atau representamen merupakan bentuk dimana tanda tersebut muncul, sedangkan tanda merupakan perangkat makna secara keseluruhan. Interaksi antara representamen, objek, dan interpretant ini disebut oleh Peirce sebagai semiosis. 31 Pemilihan teori semiotik Peirce dalam penelitian ini adalah karena Peirce melihat tanda tidak sebagai suatu struktur, tetapi sebagai suatu proses pemaknaan tanda yang disebutnya semiosis. Semiosis merupakan proses tiga tahap dan dapat terus berlanjut. Artinya, interpretant, pada gilirannya dapat menjadi representamen, dan seterusnya. Peirce menyatakan bahwa proses semiosis tidak terbatas, bergantung pada pengalaman. Berikut ini uraian proses semiosis. 1. pencerapan representamen (R) yang dilihat oleh manusia (ini yang disebut dengan “ tanda”). 2. perujukan representamen pada objek (O) yang merupakan konsep yang dikenal oleh pemakai tanda. 3. penafsiran makna/interpretant (I) oleh pemakai tanda, setelah representamen dikaitkan dengan objek. Tanda menurut Peirce terdiri atas Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). 1. Simbol merupakan tanda yang mengacu pada objek yang ditentukan melalui ketetapan hukum, umumnya berhubungan dengan kesepakatan umum yang menyebabkan simbol tersebut mengacu pada sebuah objek. Simbol juga diinterpretasikan berdasarkan aturan maupun hubungan yang bersumber dari kebiasaan. 2. Ikon mewakili objeknya berdasarkan persamaan. Ikon menyerupai objek yang diwakilinya. Tidak seperti indeks, ikon tidak memiliki hubungan dinamis dengan objek yang diwakilinya. 32 3. Indeks berhubungan dengan objek. Indeks mengarahkan tujuan pada objeknya dengan dorongan tak kasat mata. Apabila ikon berdasarkan pada kesamaan, indeks berdasarkan pada hubungan sebab-akibat. Acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. 2.3.2.4 Tindak Ilokusi Studi mengenai tindak tutur pertama kali dicetuskan oleh Austin (1962), dalam bukunya How to Do Things with Words yang kemudian dilanjutkan oleh muridnya J.R Searle. Austin pada dasarnya memandang bahwa manusia, dengan menggunakan bahasa dapat melakukan tindakan-tindakan yang disebut tindak tutur (speech Act). Searle (1969) dalam Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language menyatakan bahwa dalam berbicara manusia manampilkan tindak tutur, antara lain membuat pernyataan, memberi perintah, bertanya, berjanji, dan lain sebagainya. Tindak tutur merupakan unit terkecil dari sebuah komunikasi. Unit tersebut bukanlah simbol, kata, maupun kalimat, atau bahkan tanda dari simbol, kata, dan kalimat itu sendiri, melainkan lebih sebagai penampilan dari simbol, kata, maupun kalimat tersebut sebagai sebuah tindak tutur. 33 Austin (1978:101) membedakan adanya tiga macam tindak tutur, yakni lokusi, ilokusi dan perlokusi. 1. Lokusi mengaitkan suatu topik dengan suatu keterangan dalam suatu ungkapan (subjek-predikat). 2. Ilokusi yaitu tindakan mengucapkan suatu pernyataan, tawaran, pertanyaan, dan sebagainya. 3. Perlokusi yaitu hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan itu pada petutur sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan ungkapan. Searle (1979:39) memandang bahwa tindak ilokusi merupakan unit terkecil dari komunikasi linguistik. Oleh karena itu, teori mengenai tindak ilokusi yang dikemukakan oleh Searle digunakan untuk menganalisis fungsi dari emoticon RBK. Searle membedakan adanya lima macam tindak ilokusi, yakni tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi. 1. Tindak ilokusi asertif ialah ilokusi yang menyatakan kebenaran, misalnya: menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan. 2. Tindak ilokusi direktif ialah ilokusi yang menghasilkan efek berupa tindakan yang dilakukan oleh petutur, misalnya: memesan, memerintah, memohon, menuntut, dan memberi nasihat. 3. Tindak ilokusi komisif ialah ilokusi yang membuat penutur terikat pada suatu tindakan di masa mendatang, misalnya: menjanjikan, menawarkan, dan berkaul. 4. Tindak ilokusi ekspresif ialah ilokusi yang mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap yang tersirat dalam ilokusi, misalnya: mengucapkan 34 terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, dan mengucapkan belasungkawa. 5. Tindak ilokusi deklarasi ialah ilokusi yang keberhasilan pelaksanannya mengakibatkan kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya: memecat, mengundurkan diri, membaptis, menamai, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/membuang, serta mengangkat pegawai. 35 2.4 Model Penelitian PENELITIAN RAGAM BAHASA KASKUS LEKSIKAL EMOTICON STRUKTUR MAKNA TIPE MAKNA Proses Pembentukan Istilah (Pusat Bahasa, 2007) Semantik Leksikal (Lyons, 1977), Metafora (Beekman & Callow, 1974), Metonimi (Parera, 2004) Komponen Semiotik (Peirce, 1931), Tindak Ilokusi (Searle, 1979) Triadik (Peirce, 1931) TEMUAN SIMPULAN Gambar 4. Model Penelitian 36 Gambar di atas menunjukkan bahwa penelitian tentang RBK berakar dari leksikal dan emoticon yang dianalisis struktur dan tipe serta makna yang terkandung di dalamnya. Dalam tataran leksikal, data diidentifikasikan dan diklasifikasikan terlebih dahulu berdasarkan struktur dalam proses pembentukannya, kemudian dilanjutkan dengan analisis makna yang meliputi proses pemaknaan secara leksikal RBK. Selanjutnya, emoticon RBK diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai makna-makna yang terkandung dalam simbol-simbol emoticon yang digunakan oleh para kaskuser untuk mengekspresikan perasaan 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penulisan mencakup sumber data, jenis data, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan teknik penyajian analisis data. 3.1 Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena peneliti merupakan alat utama pengumpul data dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan pada media internet. Di samping itu, pengumpulan data dilakukan secara deskriptif, dan data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar dan bukan angka, serta penelitian juga dilakukan dengan pengambilan sampel secara purpusif. Data yang digunakan sebagai sampel merupakan kata-kata yang hanya ditemukan di dalam komunitas Kaskus dan tidak ditemukan pada komunitas lainnya. 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah ragam bahasa yang digunakan oleh komunitas kaskus yang diperoleh dari www.kaskus.us dan m.kaskus.us. Data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata dalam RBK yang diambil dari thread dan posting-an yang dibuat oleh para Kaskuser, serta berbagai emotikon yang digunakan dalam komunitas Kaskus. Sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa posting-an mengenai Kamus Besar Bahasa Kaskus yang dibuat oleh beberapa kaskuser sebagai acuan mengenai arti dari kata-kata dalam 37 38 RBK. Pemilihan data berupa kata dan emoticon ini dikarenakan komunitas Kaskus menunjukan karakteristik yang khas dalam penggunaan kata-kata serta emoticon baru yang tidak dikenal secara luas, bahkan sangat berbeda dengan bahasa prokem pada umumnya. Pengambilan data dilakukan dari bulan Januari hingga Mei 2011 dari dua forum besar di dalam komunitas Kaskus, yakni The Lounge dan Forum Jual Beli karena kedua forum tersebut merupakan forumforum yang paling banyak dikunjungi oleh Kaskuser setiap harinya. Menurut poling yang dilakukan pada tanggal 25 Maret 2011 di salah satu thread Kaskus, diperoleh data bahwa The Lounge merupakan forum dengan Traffic Posting (jumlah posting-an yang diunggah) paling tinggi, sedangkan Forum Jual Beli menempati Page View (jumlah halaman yang dibuka) paling tinggi. 3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan adalah metode simak dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan berupa teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Menurut Mahsun (2007), apabila peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis, dalam penyadapan itu peneliti hanya dapat menggunakan teknik catat sebagai gandengan teknik simak bebas libat cakap. Sebelum penyimakan, dilakukan teknik screen capture (pengambilan data dengan memfoto tampilan yang muncul pada layar komputer). Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Sejumlah thread beserta seluruh posting-an dalam www.kaskus.us dan m.kaskus.us diambil dengan teknik screen capture. Inilah yang merupakan korpus data dalam penelitian RBK. 39 2. Dari korpus data tersebut dilakukan penyimakan dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan simak bebas libat cakap, maksudnya peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para informannya. Data diidentifikasi untuk menentukan kata-kata dan emoticon yang digunakan sebagai objek penelitian ini. 3. Setelah proses identifikasi, dilanjutkan dengan prosees klasifikasi data. Datadata yang telah teridentifikasi dikelompokan berdasarkan kesamaan bentuk dan ciri-ciri yang dimiliki tiap-tiap kata dengan teknik lanjutan catat. 3.4 Metode dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode padan dengan teknik pilah dan teknik parafrase (Sudaryanto, 1993). Teknik analisis datanya melalui tahap-tahap di bawah ini: 1. Data berupa kata RBK yang telah dikumpulkan dan diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori dianalisis bentuk leksikalnya, termasuk struktur pembentukan katanya yang dianalisis dengan teknik parafrase yaitu menjelaskan prosesnya sesuai dengan kesepadanan antara kata dengan artinya yang diperoleh dari kamus besar bahasa kaskus. 2. Setelah itu dilanjutkan dengan analisis makna leksikal. Dalam analisis ini dibandingkan kosakata bentuk plesetan yang ada dalam RBK dengan artinya yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Kaskus (KBBK). Setelah itu, barulah dilakukan analisis mengenai pembentukan makna leksikal kata tersebut, misalnya kata „sedot‟ dalam Ragam Bahasa Kaskus merupakan kata 40 lain dari download. Proses pemerolehan makna inilah yang dianalisis dalam penelitian ini. 3. Dan yang dianalisis selanjutnya adalah data berupa emoticon yang banyak digunakan dalam komunitas Kaskus. Seluruh data emoticon yang telah diklasifikasikan dianalisis menggunakan teori Semiotik Charles Sanders Peirce. 3.5 Metode dan Teknik Penyajian Analisis Data Hasil analisis disajikan dengan cara formal (menyajikan hasil dengan perumusan lambang, tabel, daftar kosakata, dan sebagainya, serta cara informal (dengan memberikan uraian atau paparan untuk memperjelas hasil analisis). 41 BAB IV STRUKTUR DAN PROSES PEMAKNAAN LEKSIKAL RBK 4.1 Struktur Leksikal RBK Ragam Bahasa Kaskus (RBK) merupakan bagian dari bahasa prokem atau bahasa slang. Bahasa Slang oleh Kridalaksana (1982:156) dirumuskan sebagai ragam bahasa yang tidak resmi digunakan oleh kaum remaja, serta waria atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern sebagai usaha agar orang di luar kelompoknya tidak mengerti, berupa kosa kata yang serba baru dan berubah-ubah. Sebagai bagian dari bahasa prokem atau slang, RBK berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para kaskuser. Selain itu, dengan menggunakan RBK, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain. Bagi para kaskuser pemula, penggunaan RBK tentunya menjadi tantangan tersendiri saat mulai memasuki komunitas Kaskus. Pada awalnya, kesulitan memahami istilah-istilah yang digunakan di Kaskus seringkali dialami oleh anggota baru yang dikenal dengan newbie ini. Beberapa thread tentang daftar kata RBK yang menyerupai kamus pun dibuat oleh beberapa orang kaskuser untuk membantu para newbie dalam berkomunikasi. Namun, kamus ini tidak sama seperti kamus lainnya yang diterbitkan secara resmi kemudian dipasarkan, karena hanya berupa daftar kata yang dibuat oleh kaskuser dan diplesetkan sebagai Kamus Besar Bahasa Kaskus (KBBK). Kosakata dalam RBK diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan para kaskuser. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya dan disesuaikan dengan topik 41 42 pembicaraan. Terdapat berbagai forum di dalam komunitas Kaskus dengan topik yang berbeda-beda, namun yang dipilih sebagai sumber data di dalam penelitian ini adalah The Lounge dan Forum Jual Beli. Kedua forum ini merupakan forum yang paling banyak dikunjungi setiap harinya sehingga penggunaan berbagai istilah RBK juga banyak ditemui. Di samping itu, The Lounge merupakan forum yang membahas tentang gosip serta berbagai jenis informasi mulai dari informasi mengenai gaya hidup, tren terbaru, hingga berita-berita terkini dari para kaskuser. Keanekaragaman berita di dalam The Lounge menyebabkan istilah-istilah yang digunakan juga lebih bervariasi. RBK memiliki perbendaharaan kata dengan struktur yang beraneka ragam. Dalam subbab ini dibahas mengenai struktur-struktur leksikal yang terdapat dalam RBK. 4.1.1 Singkatan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) singkatan adalah hasil menyingkat atau memendekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf (misalnya, DPR, KKN, yth., dsb., dan hlm.). Fungsi penggunaan singkatan di dalam komunitas Kaskus adalah untuk meminimalisasi penggunaan kata dalam berkomunikasi antarsesama kaskuser. Tabel 4.1 RBK Singkatan No Singkatan Arti Kategori S1 1 ASAP As Soon As Possible 2 BB Buka-bukaan 43 3 BRP Bad Reputation Point 4 COD Cash On Delivery 5 DP Disturbing Picture 6 FJB Forum Jual Beli 7 KBBK Kamus Besar Bahasa Kaskus 8 TBC Turut Berduka Cita Kategori S2 9 BB+17 Buka-bukaan 17 Tahun Keatas 10 FR2 Forum Roda Dua 11 F2F Face To Face 12 H2H Hearth To Hearth 13 J4F Just For Fun Kategori S3 14 BnB Bet and Bookies 55 BP Berita dan Politik 16 CCPB Cara Curang dan Program Bajakan 17 KSP Kritik Saran dan Pertanyaan 18 OANC Outdoor Adventure and Nature Club Kategori S4 19 BNWOT Brand New Without Tag 20 BW Bandwidth 21 BWK Bandwidth Killer 22 DL Download 44 Tabel 4.1 di atas menunjukkan RBK bentuk singkatan yang sering digunakan di dalam komunitas Kaskus. Singkatan tersebut diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan struktur dan proses pembentukannya. 1. Kategori S1 Singkatan-singkatan yang diklasifikasikan ke dalam kategori S1 memiliki struktur yang sama dengan singkatan pada umumnya, dibentuk dengan menuliskan huruf awal dari tiap-tiap kata penyusunan. Berikut ini merupakan contoh penggunaan singkatan kategori S1 di dalam komunitas Kaskus. (L1) VicVenz (Kaskus Addict) Ahirnya jadi HT pertama ane. „Akhirnya menjadi Hot Tread pertama Saya.‟ HT merupakan singkatan yang sering digunakan di dalam komunitas Kaskus, dan merupakan kepanjangan dari Hot Thread. Istilah ini diberikan kepada thread yang berhasil masuk ke dalam halaman utama Kaskus dan biasanya dipilih oleh para staff Kaskus berdasarkan kepopuleran dari thread tersebut. (L2) Sahabat2ku (Kaskus Addict) Terus TS jawabannya apa? „Lalu Thread Starter jawabannya apa?‟ TS merupakan singkatan dari Thread Starter dan digunakan untuk menyebutkan seseorang yang mem-post thread untuk pertama kalinya. Pada kedua contoh di atas dapat dilihat bahwa singkatan pada kategori S1 dibentuk dengan menggunakan huruf awal dari seluruh kata penyusunnya. Contoh lainya, 45 ASAP = As Soon As Possible COD = Cash On Delivery FJB = Forum Jual Beli. 2. Kategori S2 Kategori S2 merupakan kelompok singkatan dengan struktur berbeda dengan singkatan pada kategori S1. Singkatan jenis ini tidak hanya melibatkan huruf pertama dari tiap-tiap kata pembentuknya, melainkan juga menggunakan angka dengan berbagai informasi yang terkandung di dalamnya. (L3) Catroch (Kaskus Addict) Maaf gan, rada BB+17 „Maaf juragan, agak Buka-bukaan 17 tahun ke atas.‟ BB+17 merupakan singkatan dari Buka-bukaan 17 tahun ke atas. Singkatan ini digunakan untuk menyatakan konten di dalam Kaskus yang diperuntukkan bagi Kaskuser yang berusia 17 tahun atau lebih. (L4) Charize (Aktivis Kaskus) Salah forum gan, harusnya di FR2 „Salah forum juragan, harusnya di Forum Roda Dua.‟ FR2 merupakan singkatan dari Forum Roda Dua. Berbeda dengan angka pada BB+17 yang menunjukan umur, angka pada singkatan FR2 menunjukan jumlah, roda pada kendaraan bermotor. Forum ini merupakan tempat bagi Kaskuser yang menyukai otomotif khususnya kendaraan roda dua untuk saling bertukar informasi tentang motor, dimulai dari keunggulan dan kekurangan dari motor tertentu, suku cadang, hingga modifikasi motor. 46 (L5) Dwisuli (Kaskus Addict) Mending diomongin F2F aja gan.. „Lebih baik dibicarakan Face to Face saja juragan.‟ (L6) addictlover86 (Kaskuser) Kalo mo curhat di forum H2H gan… „Kalau mau curhat di forum Heart to Heart juragan.‟ Angka 2 pada singkatan yang terdapat pada kedua contoh di atas tidak menunjukkan umur maupun jumlah. Angka ini merupakan bentuk singkat dari kata „to‟ dalam bahasa Inggris. F2F = Face to Face H2H = Heart to Heart Penggunaaan angka 2 sebagai pengganti dari „to‟ disebabkan persamaan pelafalan 2 dalam bahasa Inggris [tu:] dengan „to‟ [tu:]. (L6) surya.astina86 (Kaskus Addict) Hahaha J4F gan.. „Hahaha Just For Fun juragan.‟ Sama seperti kedua singkatan di atas, angka pada 4 pada singkatan ini juga merupakan bentuk singkat dari kata bahasa Inggris „for‟. J4F berarti Just For Fun. Pelafalan angka 4 dalam bahasa Inggris [f:(r)] memiliki kemiripan dengan pelafalan kata „for‟ [fә(r)], sehinggan 4 digunakan sebagai pengganti dari „for‟. 3. Kategori S3 Singkatan yang termasuk ke dalam kategori S3 merupakan singkatan yang bentuk panjangnya mengandung kata sambung „dan‟ maupun „and‟ dalam singkatan yang berbahasa Inggris. Walaupun kelima singkatan tersebut memiliki ciri yang sama, namun terdapat perbedaan struktur dalam proses 47 pembentukannya. Sebagian besar singkatan tersebut mengalami pelesapan huruf awal dari kata sambung „dan‟ maupun „and‟ dari bentuk panjangnya, misalnya , (L7) Maleng (Kaskus Holic) kekny ni repost dri forum BP gan… „Sepertinya ini repost dari forum Berita dan Politik gan.‟ (L8) BoanDevlane (Kaskus Addict) ane sering liat d OANC tuh. lbh lengkap disono.. „Saya sering lihat di Outdoor Adventure and Nature Club tuh. Lebih lengkap disana‟ BP = Berita dan Politik OANC = Outdoor Adventure and Nature Club Apabila mengikuti kaidah singkatan pada umumnya yang menuliskan huruf awal dari tiap-tiap kata penyusunnya, „Berita dan Politik‟ seharusnya disingkat BDP, namun dalam hal ini huruf awal dari kata sambung „dan‟ dilesapkan sehingga menjadi BP. Begitu pula dengan kata sambung „and‟ pada singkatan yang berbahasa Inggris. Pada singkatan yang lain ditemukan pula bahwa kata sambung „and‟ tidak dilesapkan huruf awalnya, namun digantikan dengan sebuah konsonan tunggal seperti pada contoh di bawah ini, (L9) tHe LoSeR (Kaskus Addict) dlo Forum BnB menjadi salah satu andalan di Kaskus.. „Dulu Forum Bet and Bookies menjadi salah satu andalan di Kaskus.‟ BnB merupakan singkatan dari Bet and Bookies. Kata sambung „and‟ digantikan dengan fonem /n/. Pemilihan fonem ini karena terdapat kemiripan pelafalan antara /and/ dan /n/, yakni [әn] dan [en]. 48 4. Kategori S4 Pada kategori S4 terdapat empat singkatan dimana kata maupun salah satu kata penyusunnya disingkat dengan dua huruf sekaligus. Pada dasarnya kata-kata tersebut merupakan gabungan dua kata yang menimbulkan makna baru, sehingga singkatannya diperoleh dengan menulis huruf awal dari kata-kata penyusun gabungan kata tersebut. (L10) gadingfly (Aktivis Kaskus) link DL nya mana gan? ud ga sabar ni… „Link Download-nya di mana juragan? Sudah tidak sabar nih.‟ DL merupakan singkatan dari kata Download. Down bermakna „ke bawah atau turun‟ dan load yang bermakna „membawa‟. Gabungan keduanya membentuk download dan menimbilkan makna baru yakni menyalin data ke komputer. Singkatan DL debentuk dengan menuliskan huruf awal dari Down dan Load. Contoh lainnya, BNWOT = Brand New WithOut Tag BW = BandWidth Di samping keempat kategori di atas, beberapa singkatan dalam RBK juga berhomonim dengan singkatan yang sudah dikenal di masyarakat. Homonim merupakan dua istilah atau lebih yang ejaan dan lafalnya sama namun maknanya berbeda. Kata-kata yang berhomonin tersebut disajikan pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Singkatan yang Berhomonim No Homonim Makna RBK Makna Sehari-hari 1 BB Buka-bukaan Blackberry 49 2 DP Disturbing Picture Down Payment 3 FBI Fans Bang Ipul Federal Bureau Investigation 4 JK Just Kidding Jusuf Kalla 5 RS Roy Suryo Rumah Sakit 6 SP Surat Pembaca Surat Peringatan 7 TBC Turut Berduka Cita Tuberculosis 8 WTS Want To Sell Wanita Tuna Susila 4.1.2 Akronim Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008), akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Tabel 4.3 Akronim No Akronim Arti Kategori A1 1 Alay Anak Layangan 2 Copas Copy Paste 3 Delon Derita Loe Nyet 4 Formil Forum Militer 5 Forsup Forum Supranatural 6 Gajebo Ga Jelas Bo 7 Hode Hoax Detected 50 8 Japri Jalur Pribadi 9 Kaskus Kasak Kusuk 10 Kopdar Kopi Darat 11 Maho Manusia Homo 12 Nocan Nomor Cantik 13 Ongkir Ongkos Kirim 14 Rekber Rekening Bersama Kategori A2 15 Fovie Forum Movie Kategori A3 16 Cacat Calon Cantik 17 Milis Mailing List 18 Perpakin Persatuan Pertamax Indonesia Kategori A4 19 PertamaX Pertama Kali Tabel 4.3 memuat tentang akronim-akronim yang digunakan di dalam komunitas Kaskus. Sama halnya dengan singkatan, akronim RBK juga diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. 1. Kategori A1 Akronim yang diklasifikasikan ke dalam kategori A1 dibentuk dengan menggabungkan huruf, suku kata awal, ataupun bagian awal dari kata-kata 51 penyusunnya. Berikut ini merupakan beberapa contoh penggunaan akronim di dalam komunitas Kaskus. (L11) addictlover86 (kaskuser) Ongkirnya brapa gan? „Ongkos kirimnya berapa juragan?‟ Ongkir merupakan akronim dari ‟Ongkos Kirim‟. Dalam hal ini akronim dibentuk dengan menggabungkan suku kata awal dari setiap kata penyusunnya. Contoh lainnya, Copas = Copy Paste Formil = Forum Militer Kaskus = Kasak Kusuk Di samping menggunakan suku kata awal dari kata penyusunnya, beberapa akronim hanya menggunakan huruf awal dari salah satu kata penyusunnya. (L12) Frustate (Kaskus Addict) Hahaha delon… kasian deh lu gan… „Hahaha Derita lo nyet.. Kasihan deh kamu juragan.‟ Di dalam RBK delon memiliki kepanjangan „derita lo nyet‟. Dalam hal ini terdapat satu kata yang diambil huruf awalnya saja, bukan suku kata awalnya. Hal ini berkaitan dengan kecenderungan Kaskuser dalam membentuk kata-kata baru yang sederhana dan mudah diingat. Delon merupakan nama salah seorang penyanyi pria yang terkenal di Indonesia, sehingga kata ini sudah sangat familiar di telinga masyarakat. (L13) wedocare (Kaskus Donator) ni anak beda tipis antara alay ama maho.. „Ini anak beda tipis antara Anak Layangan sama maho.‟ 52 Alay merupakan akronim dari Anak Layangan. Berbeda dengan Delon, akronim ini dibentuk dengan menggabungkan huruf awal dari kata pertama dan tiga huruf awal kata kedua. Pemilihan Alay dibandingkan Anla (dengan menggabungkan suku kata awal kata penyusunnya) juga berkaitan dengan kecenderungan kaskuser dalam membentuk kata baru yang lebih santai dan mudah diingat. 2. Kategori A2 Akronim pada kategori A2 pada dasarnya merupakan pengecualian dari kategori A1. Berikut ini merupakan contoh penggunaan akronim jenis ini di dalam Kaskus. (L14) DamnBusteR (Kaskus Maniac) kmaren ane liat link ny di fovie tuh.. „Kemarin saya lihat linknya di Forum Movie tuh.‟ Fovie merupakan akronim dari Forum Movie. Dalam hal ini akronim dibentuk tidah hanya menggunakan bagian awal, melainkan juga dengan bagian akhir dari salah satu kata penyusunnya. 3. Kategori A3 Kategori ini merupakan akronim yang dibentuk tidak hanya menggunakan suku kata dari kata penyusunnya, namun juga bagian dari kata tersebut yang diambil secara acak. (L15) Ultima (Kaskus Addict) Gile ne cew, cacat nie gan „Gila ini cewek, calon cantik nih juragan.‟ Dalam RBK cacat merupakan akronim yang berarti „calon cantik‟. Dalam hal ini bagian dari kata kedua diambil secara acak atau tidak berurutan. 53 Hal ini bertujuan untuk membentuk kata baru yang berhomonim dengan kata bahasa Indonesia sehingga familiar di telinga orang Indonesia. Dalam bahasa Indonesia cacat berarti „tidak sempurna‟. Di samping bertujuan untuk membentuk homonim, pembentukan akronim kategori A3 ini juga bertujuan untuk menyederhanakan pelafalan agar lebih mudah diucapkan, yakni: Perpakin = Persatuan Pertamax Indonesia Milis = Mailing List 4. Kategori A4 Akronim yang diklasifikasikan ke dalam kategori A4 ini memiliki keunikan tersendiri, yakni menggunakan sebuah simbol untuk menggantikan salah satu kata penyusunnya. (L16) ramozeven (kaskuser) PertamaX diamankan. „(Gelar) „Pertama Kali‟ diamankan.‟ PertamaX merupakan akronim dari „Pertama Kali‟. Dalam hal ini kata „kali‟ digantikan dengan simbol „X‟ yang merupakan salah satu tanda penghitungan untuk mengalikan sebuah bilangan dengan bilangan lainnya (dibaca „kali‟). Namun sebagai sebuah akronim, PertamaX dilafalkan sama seperti pertamax yang dalam bahasa Indonesia berarti salah satu jenis bahan bakar kendaraan bermotor. 4.1.3 RBK Bentuk Ringkas 54 Bahasa dalam Ragam Bahasa Kaskus juga didominasi oleh pemakaian bentuk ringkas. Pemakaian bentuk ringkas ini berkaitan dengan kecenderungan mengurangi sebanyak-banyaknya aktivitas mental dan fisik dalam berbahasa, namun tidak mengurangi kejelasan informasi yang disampaikan (Martinet dalam Hoed, 1977:3). Tabel 4.4 RBK Bentuk Ringkas No Bentuk Ringkas Bentuk Asli Kategori R1 1 Admin Administrator 2 Bro Brother 3 Donat Donator 4 Id Identitas 5 Mov Movie 6 Re Reply 7 Req Request 8 Sis Sister 9 Sob Sobat Kategori R2 10 Agan Juragan 11 Gan Juragan Kategori R3 12 Fwd Forward 13 Img Image 55 Kategori R4 14 Aq Aku 15 Gw Gue Bentuk-bentuk ringkas ini dibentuk dengan meringkas atau menyingkat bentuk aslinya. Di samping mengurangi aktivitas berbicara, bentuk ringkas juga digunakan untuk mengurangi aktivitas menulis, karena pada dasarnya RBK merupakan salah satu bentuk bahasa lisan yang ditulis atau dalam hal ini secara spesifik diketik pada layar komputer. Bentuk ringkas RBK juga dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. 1. Kategori R1 Bentuk ringkas dengan kategori R1 dibentuk melalui penggunaan bagian awal dan pelesapan bagian akhir kata aslinya. (L17) Fishing (Kaskus Addict) Coba tanya admin aja gan.. „Coba tanya administrator saja gan.‟ Admin merupakan bentuk ringkas dari administrator. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa kata administrator dibagi menjadi dua bagian, namun yang digunakan hanya setengah bagian awalnya, sedangkan setengah bagian akhirnya dilesapkan. Bentuk ringkas jenis ini bertujuan untuk mengurangi aktivitas berbicara, namun tidak mempengaruhi makna dari suatu informasi yang disampaikan. Contoh lainnya yakni: Donat = Donator 56 Re = Reply. 2. Kategori R2 Bentuk ringkas kategori R2 merupakan kebalikan dari kategori R1. Jika pada kategori satu bagian yang digunakan adalah bagian awal, pada jenis ini bagian yang digunakan adalah bagian akhir, sedangkan bagian awalnya dilesapkan. (L18) bukhori354 (kaskuser) Satu lagi gan jangan lupa berdoa. „Satu lagi juragan, jangan lupa berdoa.‟ Bentuk asli dari gan maupun agan adalah juragan. Fungsi dari bentuk ringkas kategori ini sama seperti pada kategori R1. 3. Kategori R3 Kategori R3 meliputi bentuk ringkas yang dibentuk melalui penghilangan seluruh huruf vokal dari bentuk aslinya (L19) dasaRRR (Kaskus Addict) Img-nya kagak nongol gan… „Image-nya tidak kelihatan gan.‟ Img merupakan bentuk ringkas dari kata image. Dalam peringkasan ini semua huruf vokal dari bentuk aslinya dihilangkan. Pada contoh lain bahkan tidak hanya seluruh vokal yang dihilangkan, melainkan juga beberapa konsonan. (L20) Apaan.donk (Kaskus Holic) Jangan lupa difwd ya.. „Jangan lupa diforward ya.‟ 57 Fwd merupakan bentuk ringkas dari forward dengan menghilangkan seluruh vokal serta dua konsonan (r) yang sering tidak dilafalkan dalam bahasa Ingrgis. Pembentukan bentuk ringkas kategori 3 ini hanya bertujuan untuk mengurangi aktivitas menulis karena dalam pelafalannya bentuk ringkas ini tetap dilafalkan seperti bentuk aslinya. 4. Kategori R4 Bentuk ringkas pada kategori R4 dibentuk dengan mengganti dua fonem menjadi fonem tunggal. (L21) videvat (Kaskus Holic) Gw lihat, ini perkimpoian ga lebih dari "Money Talks" „Saya lihat, perkawinan ini tidak lebih dari Money Talks.‟ Gw merupakan bentuk ringkas dari gue. Dalam hal ini gabungan dua fonem /ue/ digantikan dengan fonem tunggal /w/ karena kemiripan pelafalan (/w/ dilapalkan /we/. Contoh lainnya yakni: Aq = aku Fonem /q/ dalam bahasa Inggris dilafalkan [kju:] juga memiliki kemiripan dengan pelafalan [ku]. 4.1.4 RBK Bentuk Plesetan Plesetan merupakan bentuk dalam situasi tidak resmi yang pembentukannya menggunakan lambang dan istilah tertentu yang tentu saja ingin memaknakan sesuatu. Plesetan mengutamakan atau memanfaatkan secara maksimal pembentukan berbagai pernyataan dan aneka makna secara “sewenangwenang” karena memiliki kaitan dengan pertanda-makna-realitas empirik. Secara 58 garis besar, bentuk Plesetan dalam RBK diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yakni: (1)Plesetan Sebagian; (2) Plesetan Total. 4.1.4.1 Plesetan Sebagian Plesetan jenis ini dibentuk dengan memplesetkan sebuah kata menjadi kata baru dengan tetap menggunakan sebagian dari bentuk aslinya. Tabel 4.5 Plesetan Sebagian No Kata Bentuk Asli Kategori PS1 1 Dobol Double Post 2 Lebay Lebih 3 Maintenis Maintenance 4 Mikocok Microsoft 5 Repsol Repost 6 Sotoy Sok tahu Kategori PS2 7 Kamsud Maksud 8 Sotosop Photoshop Kategori PS3 9 Mimin Admin 10 Momod Moderator Kategori PS4 11 Boneng Bener 12 Prikitiw Preview 59 Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 12 plesetan sebagian yang diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan bagian bentuk asli yang masih dipertahankan. 1. Kategori PS1 Dalam kategori ini, pola pembentukan plesetannya adalah dengan mempertahankan sebagian bentuk awal kata. (L22) Couzar (Kaskus Addict) Server lagi maintenis, jadi terganggu gan.. „Server lagi maintenance, jadi terganggu juragan.‟ (L23) falrylea (Kaskus Addict) Repsol ni gan.. basi.. „Repost ini juragan, basi.‟ Pada kedua contoh di atas dapat dilihat bahwa plesetan sebagian dibentuk dengan mempertahankan sebagian bentuk awalnya, Maintenis = maintenance Repsol = repost, sedangkan bagian akhirnya diplesetkan sehingga membentuk kata baru yang terdengar lucu dan mudah diingat. 2. Kategori PS2 Jika pada kategori PS1 yang dipertahankan adalah sebagian bentuk awalnya, pada kategori ini yang dipertahankan adalah sebagian bentuk akhir dari bentuk aslinya. (L24) cyberheart (Aktivis Kaskus) Wah2 ini beneran apa sotosop neh? „Wah, ini benar apa photoshop nih?‟ 60 Satosop merupakan plesetan sebagian dari Photoshop, dengan mempertahankan sebagian bentuk akhirnya dan disertai penyederhanaan pelafalan yakni penggantian fonem /sh/ dengan /s/. 3. Kategori PS3 Pada kategori ini, plesetan sebagian dibentuk melalui pengulangan sebagian dari bentuk asli kata tersebut. (L25) AlvaClipton.Jr (Kaskus Addict) Terima Kasih mimin, momod, & kaskuser. „Terima Kasih administrator, moderator, dan kaskuser.‟ Mimin = Admin Momod= Moderator Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa terjadi pengulangan sebagian bentuk asli katanya, baik bagian awal maupun bagian akhirnya. 4. Kategori PS4 Kategori ini merupakan plesetan sebagian yang pembentukannya tidak teratur. Bagian yang dipertahankan diambil secara acak dari huruf-huruf penyusun bentuk aslinya. (L26) surya.astina (Kaskus Addict) Ah yang boneng gan? „Ah yang bener juragan?‟ Boneng merupakan plesetan dari „bener‟. Bagian-bagian yang dicetak tebal merupakan bagian yang dipertahankan dari bentuk aslinya. Contoh lainnya yakni: Prikitiw = Preview 61 4.1.4.2. Plesetan Total Plesetan ini merupakan bentuk plesetan yang tidak mengambil bagian bentuk aslinya. Plesetan merupakan bentuk dalam situasi tidak resmi yang pembentukannya menggunakan lambang dan istilah tertentu yang tentu saja ingin memaknakan sesuatu. Dengan kata lain, bentuk yang baru sangat berbeda dengan bentuk aslinya. Tabel 4.6. Plesetan Total No Plesetan Arti 1 Cendol reputasi bagus 2 Bata Merah reputasi buruk 3 Klonengan hasil kopian 4 Kimpoi kawin 5 Sedot download 6 Kulkas control panel 7 Afgan sadis 8 Dejavu thread yang diulang 9 Dodol lambat, lemot, jelek 10 Hansip lapor penyalahgunaan 11 Kolor ijo cendol 12 Ijo-ijo cendol Plesetan-plesetan pada tabel 4.6 di atas mengutamakan atau memanfaatkan secara maksimal pembentukan berbagai pernyataan dan aneka makna secara “sewenang-wenang” karena memiliki kaitan dengan pertanda-makna-realitas 62 empirik. Misalnya hasil kopian diplesetken menjadi klonengan (berasal dari kata cloning) yang secara biologis berarti membuat kembaran suatu makhluk hidup dengan menggunakan DNA-nya. Contoh pemakaiannya dalam RBK: (L27) HeRosHima (Kaskus Addict) Yang ngasi cendol sertakan ID ente gan. „Yang mamberi reputasi bagus sertakan ID kamu juragan.‟ 4.1.5 RBK Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan Tabel 4.7 RBK Yang Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan No Kata Arti 1 Bukmak Bookmark 2 Donlot-donlod Download 3 Inpo - inpoh Info 4 Mantab Mantap 5 Nais – naiz Nice 6 Nubi Newbie 7 Tengkyu Thank you Kata-kata pada tabel 4.7 di atas dibentuk dengan menyederhanakan pengucapan dari kata-kata aslinya, yang pada umumnya berasal dari bahasa Inggris. Tujuan dari penyederhanaan ini adalah untuk lebih mempermudah dalam pengucapannya, misalnya: Kata donlot lebih mudah diucapkan daripada kata download [dan‟lәd] Kata tengkyu lebih mudah diucapkan daripada thank you [ŋkju:] 63 Di samping untuk mempermudah pengucapan, penyederhanaan ini juga bertujuan untuk mengurangi aktivitas menulis, karena RBK merupakan salah satu bentuk bahasa lisan yang diketik pada layar komputer, contohnya: nubi = newbie bukmak = bookmark Contoh pemakaian bentuk ini dalam RBK: (L28) nyepultura (Kaskus Addict) Nais info. „Nice info.‟ (L29) newbiewell (Auto Banned) Btw bukmak dulu ah mungkin ada update lagi tah. „By the way bookmark dulu ah mungkin ada update lagi.‟ 4.1.8 RBK Bentuk Campuran Bentuk campuran merupakan kata-kata RBK yang proses pembentukannya melalui lebih dari satu tahap. a. Anak yang norak Anak Layangan plesetan Alay akronim Kata alay merupakan bentuk campuran yang terbentuk dari bentuk plesetan dan akronim. Pembentukan kata alay melalui proses pemlesetan „anak yang norak‟ menjadi anak layangan. Selanjutnya Anak Layangan dibentuk menjadi akronim, yakni Alay. b. Mailing List Mailis akronim Milis penyederhanaan pelafalan Milis terbentuk melalui dua proses, yakni akronim dan penyederhanaan pelafalan. Mailing List dibentuk menjadi akronim Mailis yang selanjutnya mengalami penyederhanaan pelafalan menjadi Milis. 64 c. Administrator Admin peringkasan Mimin pengulangan bag.akhir Mimin juga terbentuk melalui dua tahapan proses. Kata administrator diringkas menjadi admin, selanjutnya diplesetkan (mengalami pengulangan bagian akhir) sehingga menjadi mimin. 4.2 Proses Pemaknaan Leksikal Leksikal dalam RBK memiliki makna yang beraneka ragam. Beberapa makna merupakan makna literal atau makna sesungguhnya, namun tidak sedikit pula yang mengandung makna nonliteral. Dengan kata lain, terdapat makna kiasan yang berbeda dengan makna asli kata tersebut. Menurut Lyons (1977) „leksem‟ berhubungan dengan kata „leksikal‟ dan „leksikon‟, dimana leksikon itu sendiri mengacu pada makna yang terdapat di dalam kamus. Jadi, untuk mengetahui makna leksikal sebuah leksem atau kata dapat dilakukan dengan melihat makna dari kata tersebut di dalam kamus. Begitu pula dengan RBK, sebagian besar proses pemaknaan leksikalnya melalui proses pengembalian ke bentuk panjang maupun bentuk asli dari kata tersebut yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Kaskus, sehingga maknanya dapat terlihat. BRP = Bad Reputation Point (Poin reputasi buruk) Alay = Anak Layangan Admin =Administrator. Repsol = Repost Bukmak= Bookmark Namun, terdapat beberapa kata yang setelah dikembalikan ke bentuk panjang maupun bentuk aslinya masih harus diamati secara mendalam karena mengandung 65 makna berkonotasi negatif yang biasanya digunakan untuk mengejek atau mengolok-olok, di antaranya: 1. Delon seperti pada contoh (L12) merrupakan akronim dari „derita lo nyet‟. Kata „nyet‟ pada bentuk ini memiliki konotasi negatif karena merupakan bentuk ringkas dari kata “monyet”, sehingga memiliki kesan kasar dan tidak sopan karena menyebutkan manusia dengan sapaan binatang. 2. (L30) yamino (Kaskus Maniac) Nie barang OC gan, tapi mirip bgt aslinya.. „Ini barang original Cina juragan, tapi mirip sekali dengan aslinya.‟ OC berarti Ori Cina, merupakan barang palsu yang hampir sama dengan bentuk aslinya. Bentuk ini juga mengandung konotasi negatif karena dalam hal ini Cina dianggap sebagai negara penghasil barang-barang palsu. 3. (L31) thedmk (Kaskuser) Mereka kepergok lagi kimpoi ya?? „Mereka kepergok sedang kawin ya?‟ Menurut kamusgaul.com kimpoi berasal dari Bahasa Batak yang artinya “kawin atau menikah”. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kimpoi dan kawin adalah dua kata yang bersinonim. Namun, dalam penggunaannya dalam RBK kata kimpoi mengalami perubahan makna yang disebut dengan peyorasi yaitu makna kata yang menurun. Kata kimpoi dengan makna sebenarnya adalah kawin atau menikah, dalam RBK memiliki nilai rasa yang negatif, yaitu diartikan sebagai melakukan hubungan seksual di luar pernikahan atau lebih dikenal dengan kawin di luar nikah. 66 Di samping proses pemaknaan di atas, beberapa kata di dalam RBK yang sebagian besar merupakan bentuk plesetan mengalami proses pemaknaan yang tidak sederhana. Dalam RBK makna kata bentuk ini dalam sangat berbeda dengan makna sebenarnya yang dikenal oleh masyarakat secara luas. Proses pemaknaannya dapat dibagi menjadi dua, yakni bentuk yang menggunakan gaya bahasa metafora dan metonimi. 4.2.1 Bahasa Figuratif Pada RBK Abrams (1981:63) menyatakan bahwa bahasa figuratif atau kiasan merupakan penyimpangan dari bahasa yang digunakan sehari-hari, penyimpangan dari bahasa baku atau standar, penyimpangan makna, dan penyimpangan susunan (rangkaian) kata-kata supaya memperoleh efek tertentu atau makna khusus. Bahasa figuratif pada RBK dibagi menjadi dua, yakni metafora dan metonimi. 4.2.1.1 Metafora Beekman dan Callow (1974) menyatakan metafora sebagai suatu perbandingan yang implisit dan terdiri atas tiga bagian, yaitu (a) topik, yaitu benda atau hal yang dibicarakan; (b) citra, yaitu bagian metaforis dari majas tersebut yang digunakan untuk mendeskripsikan topik dalam rangka perbandingan; (c) titik kemiripan, yaitu bagian yang memperlihatkan persamaan antara topik dan citra. Berikut ini merupakan kata-kata yang menggunakan gaya bahasa metafora beserta contoh dan pembahasannya. (L32) yls22 (Kaskuser) Wah alay lo gan.. „Wah anak layangan kamu juragan.‟ 67 Dalam RBK alay merupakan akronim dari anak layangan yang berarti orang yang kampungan. Gaya bahasa ini termasuk ke dalam metafora yang mengandung unsur-unsur yang kadang-kadang tidak disebutkan secara eksplisit. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Beekman dan Callow (1974) bahwa metafora terdiri atas tiga bagian, yaitu topik, citra, dan titik kemiripan, maka proses pemaknaannya dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Topik: orang yang norak atau kampungan b. Citra: anak layangan c. Titik Kemiripan antara topik dan citra terletak pada layangan itu sendiri. Layangan merupakan permainan yang banyak dimainkan anak-anak, khususnya di daerah pedesaan maupun pinggiran kota atau kampung. Oleh karena itu orang yang senang bertingkah laku norak atau kampungan diidentikan dengan anak layangan. (L33) Momodlemon (Kaskuser) Nocan nie gan, makany harganya mahal.. „Nomor cantik nie juragan, makanya harganya mahal.‟ Di dalam RBK, nocan merupakan akronim dari nomor cantik, yakni nomor telepon dengan kombinasi angka yang bagus. Gaya bahasa ini merupakan mertafora dengan proses pemaknaan sebagai berikut: a. Topik: nomor dengan kombinasi angka yang bagus b. Citra: nomor cantik c. Titik Kemiripan antara topik dan citra terletak pada kesamaan keduanya dalam menarik perhatian banyak orang. Nomor yang 68 memiliki kombinasi angka bagus tentu membuat pembeli tertarik untuk memilikinya karena dapat mempermudah dalam mengingat nomor tersebut. Sama halnya dengan kata cantik yang umumnya mengacu pada perempuan cantik, juga mampu membuat orangorang tertarik untuk mendekati, bahkan memilikinya. (L34) Baracuda212 (Kaskus Addict) Jangan lupa :cendol donk gan „Jangan lupa reputasi bagus dong juragan.‟ Dalam RBK Cendol merupakan sebutan bagi kotak kecil berwarna hijau yang berfungsi untuk memberi reputasi bagus kepada seseorang di Kaskus. Makna ini merupakan makna figuratif atau makna kiasan yaitu pemakaian leksem dengan makna yang tidak sebenarnya. Cendol yang dikenal sehari-hari merupakan minuman khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras yang diberi pewarna berwarna hijau dan dicetak melalui saringan khusus, sehingga berbentuk buliran, disajikan dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Gaya bahasa ini termasuk ke dalam metafora yang mengandung unsur-unsur yang kadang-kadang tidak disebutkan secara eksplisit. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Beekman dan Callow (1974) bahwa metafora terdiri atas tiga bagian, yaitu topik, citra, dan titik kemiripan, maka proses pemaknaannya dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Topik: kotak kecil berwarna hijau yang biasanya tercantum di bawah ID Kaskuser untuk memberi reputasi bagus. 69 b. Citra: Cendol, minuman tradisional Indonesia yang berwarna hijau dan memiliki rasa yang manis dan gurih c. Titik Kemiripan antara topik dan citra terletak pada warna hijau dan sama-sama memiliki kesan bagus. Cendol berupa kotak kecil berwarna hijau yang dimiliki oleh para kaskuser dan menunjukkan reputasi bagus. Semakin banyak cendol yang dimiliki, berarti semakin bagus pula reputasinya di mata kaskuser yang lain. Sama halnya dengan minuman cendol yang memiliki kesan bagus dalam hal rasa, yakni manis dan gurih. (L35) addict.lover86 (Kaskuser) Jangan di :bata ya gan „Jangan diberi reputasi buruk ya juragan.‟ Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Dalam RBK bata memiliki makna yang berbeda, yaitu kotak kecil berwarna merah seperti bata untuk memberi reputasi jelek kepada seseorang di Kaskus. Makna ini juga merupakan makna figuratif atau kiasan dengan menggunakan gaya bahasa metafora. Apabila dianalisis dengan teori Beekman dan Callow (1974) tentang topik, citra, dan tingkat kemiripan, maka proses pemaknaannya adalah sebagai berikut: a. Topik: kotak kecil berwarna merah yang biasanya tercantum di bawah ID Kaskuser untuk memberi reputasi jelek. b. Citra: Batu bata, bahan material yang terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan. 70 c. Titik Kemiripan antara topik dan citra terletak pada warna merah dan sama-sama menimbulkan kesan jelek dan perasaan sedih. Bata berupa kotak kecil berwarna merah yang dimiliki oleh para kaskuser, menunjukkan reputasi jelek. Setiap kaskuser yang menerima bata berupa kotak merah pasti merasa sedih karena dianggap memiliki reputasi yang jelek, sama halnya dengan perasaan sedih yang dialami seseorang apabila dilempari dengan batu bata. (L36) Wanx.wanx (Kaskus Holic) Klonengan nie gan… Parah lo.. „Hasil kopian nie juragan. Parah kamu.‟ Kata klonengan berasal dari kata kloning yang dalam bidang ilmu biologi merupakan proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik. Dalam RBK kloningan (hasil dari proses kloning) merupakan bentuk plesetan dari hasil kopian (sesuatu yang diperoleh dengan mengopi bentuk aslinya. Proses pemaknaan gaya bahasa metafora ini dengan menggunakan teori Beekman dan Callow (1974) adalah sebagai berikut: a. Topik: Hasil kopian b. Citra: Klonengan c. Tingkat Kemiripannya terletak pada proses dan hasil. Dalam kloning dilakukan aktivitas menyalin berkas DNA atau gen, sel atau organisme, mirip dengan aktivitas meng-kopi suatu teks atau sumber. Keduanya juga memiliki kemiripan dalam hasil dimana 71 keduanya menghasilkan bentuk yang identik atau sama seperti aslinya. (L37) pamanusu (Aktivis Kaskus) Sedot terus gan, nih ane kasih link yang laen.. „Download terus juragan, ini Saya berikan link yang lain.‟ Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) sedot atau menyedot artinya menghisap atau menghirup. Dalam RBK sedot merupakan kata yang digunakan untuk menyebutkan istilah download yang berarti menyalin data ke komputer. Gaya bahasa ini termasuk pula dalam metafora dengan proses pemaknaan sebagai berikut: a. Topik: download b. Citra: sedot c. Titik kemiripannya terletak pada inti dari aktivitas download dan sedot itu sendiri. Kedua kata itu mengandung makna memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. Download menyatakan proses pemindahan data dari internet ke komputer, sedangkan sedot; misalnya dalam frasa “menyedot debu” menyatakan proses memindahkan debu dari lantai ke vacuum cleaner. (L38) dimaspriyono (Kaskuser) ga nyangka kulkas ane banyak bgt kiriman ijo2ny… „Tidak sangka control panel Saya banyak sekali kiriman cendolnya (reputasi bagus).‟ 72 Kulkas atau lemari es adalah sebuah alat rumah tangga listrik yang menggunakan refrigerasi (proses pendingin) untuk menolong pengawetan makanan. Kata ini merupakan bentuk plesetan dari control panel, yang merupakan tempat untuk melihat BRP ataupun GRP yang telah diterima. Proses pemaknaan gaya bahasa metaforanya adalah: a. Topik: control panel b. Citra: kulkas c. Titik kemiripan antara kedua kata tersebut terletak pada fungsinya. Dalam komunitas Kaskus control panel berfungsi sebagai tempat melihat BRP ataupun GRP dari tiap-tiap member. Dengan kata lain, control panel merupakan tempat untuk “menyimpan” poinpoin mengenai reputasi baik ataupun buruk dari kaskuser. Dalam hal ini terdapat kemiripan fungsi antara control panel dengan kulkas yang juga sebagai tempat penyimpanan, yakni penyimpanan makanan. (L39) MomodAsli (Kaskus Addict) Wahh dejavu nie gan.. „Wah thread yang diulang ini juragan.‟ Déjà vu adalah sebuah frasa Perancis dan artinya secara harafiah adalah „pernah lihat‟. Maksudnya, mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Dalam RBK kata Dejavu digunakan untuk menyatakan kata repost atau thread yang diulang. Gaya bahasa ini tergolong metafora dengan proses pemaknaan sebagai berikut: 73 a. Topik: repost (thread yang diulang) b. Citra: Dejavu c. Titik kemiripan antara keduanya terletak pada maknanya. Apabila seorang kaskuser mengulang kembali thread yang telah dibuat oleh kaskuser lainya, maka besar kemungkinan beberapa orang sudah pernah melihat thread itu sebelumnya dari orang yang berbeda. Pada umumnya kaskuser akan memberikan komentar bahwa thread itu merupakan repost. Makna repost ini memiliki kemiripan dengan makna kata Déjà vu yang dalam bahasa Perancis memilik arti secara harafiah adalah „pernah lihat‟. (L40) Charize (Aktivis Kaskus) Provider nie koneksi dodol bro.. „Provider ini koneksi lambat brother.‟ Dodol adalah sejenis makanan yang dikategorikan dalam jenis makanan manis yang terbuat dari santan kelapa, tepung beras, gula pasir, gula merah dan garam. Untuk membuat dodol yang bermutu tinggi cukup sulit karena proses pembuatannya yang lama dan membutuhkan keahlian. Dalam RBK, dodol digunakan untuk menyatakan lambat, „lemot‟ (lemah), jelek, misalnya dalam menyebutkan koneksi internet yang lambat biasa digunakan istilah „koneksi dodol‟. Proses pemaknaan gaya bahasa metafora ini adalah sebagai berikut: a. Topik: lambat, „lemot‟ (lemah), jelek b. Citra: dodol 74 c. Titik kemiripan kedua kata tersebut dapat dilihat dari pencitraan berikut; dodol diidentikan dengan lambat karena proses pembuatannya memakan waktu yang lama jadi tidak dapat dilakukan dalam tempo yang cepat. Disamping itu tekstur dodol yang cenderung lembek diidentikan dengan kata „lemot‟ atau lemah dan memakannya pun memerlukan waktu yang lama karena seringkali lengket di tangan maupun di gigi, sehingga proses memakannya menjadi lebih lambat dibandingkan memakan kuekue yang lain. Dalam hal bentuk, dodol merupakan makanan tradisional yang tentu saja bentuknya tidak semenarik kue-kue modern lainnya. Bagi sebagian orang ini menimbulkan citra jelek (tidak menarik). Dari pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa kata dodol juga mengalami perumahan makna yang menurun. Dodol yang selama ini dikenal sebagi makanan tradisional Indonesia yang harus dijaga keberadaannya, berubah makna menjadi lambat, lemot, dan jelek yang memiliki nilai rasa negatif. (L41) Bata.Super (Kaskuser) Kalo lo ga terima, hansip aja ke admin.. „Kalau kamu tidak terima, lapor penyalahgunaan saja ke admin.‟ Hansip adalah adalah kependekan dari Pertahanan Sipil. Hansip dibentuk di setiap desa, anggotanya diangkat dari masyarakat. dan bertanggung jawab atas hal-hal yang terkait dengan keamanan dan keteraturan dan harus membantu rakyat di pedesaan dalam kondisi darurat. Dalam RBK, kata Hansip digunakan untuk 75 menyatakan lapor penyalahgunaan apabila terdapat kaskuser yang melanggar aturan dalam komunitas Kaskus. Gaya bahasa ini juga termasuk ke dalam metafora dengan proses pemaknaan sebagi berikut: a. Topik: lapor penyalahgunaan b. Citra: Hansip c. Tititk kemiripannya terletak pada tugas dari Hansip itu sendiri yaitu menjaga kemanan lingkungan dan juga menerima laporan masyarakat apabila terjadi peristiwa yang meresahkan masyarkat. Citra inilah yang melandasi penggunaan kata Hansip untuk menyatakan lapor penyalahgunaan dalam RBK. (L42) Weqi (Kaskus Addict) Jangan lupa dikasi kolor ijo ya gan.. „Jangan lupa diberi cendol (reputasi baik) ya juragan.‟ Kolor ijo merupakan bentuk plesetan dari kata cendol. Dalam dunia nyata, fenomena kolor ijo terjadi beberapa tahun yang lalu, dimana terdapat isu mengenai makhluk yang meresahkan masyarakat dengan ciri-ciri menggunakan kolor ijo dan selalu menyerang para wanita. Proses pemaknaan kedua kata tersebut yang juga tergolong metafora adalah sebagai berikut: a. Topik: cendol (kotak kecil berwarna hijau seperti cendol untuk memberi reputasi bagus kepada seseorang di Kaskus). b. Citra: kolor ijo c. Titik kemiripannya terletak pada warna. Kolor ijo adalah sesosok makhluk yang menggunakan celana kolor berwarna hijau sama 76 seperti warna pada cendol. Oleh karena itu, saat isu kolor ijo merebak, kaskuser juga mengidentikan kolor ijo sebagai cendol karena terdapat persamaan warna antara keduanya. 4.2.1.2 Metonimi Metonimi adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Hubungan itu dapat berupa penemu untuk hasil penemuan, pemilik untuk barang yang dimiliki, akibat untuk sebab, sebab untuk akibat, isi untuk menyatakan kulitnya, dan sebagainya. Parera (2004:121) menyebut metonimi sebagai hubungan kemaknaan. Metonimi merupakan sebutan pengganti untuk sebuah objek atau perbuatan dengan atribut yang melekat pada objek atau perbuatan yang bersangkutan. Dari keseluruhan leksikal RBK, hanya terdapat dua kata yang menggunakan gaya bahasa metonimi. (L43) yls22 (Kaskus Donatur) Afgan bgt cerita ente… „Sadis sekali cerita kamu.‟ Afgan merupakan seorang penyanyi pria yang terkenal dari Indonesia yang memiliki nama lengkap Afgansyah Reza. Afgan memiliki tiga buah album dengan lagu-lagu yang terkenal antara lain Terima Kasih Cinta, Sadis, dan Padamu Kubersujud. Dalam RBK, kata Afgan merupakan bentuk plesetan dari kata sadis, yang merupakan judul dari salah satu lagu yang dinyanyikannya. Gaya bahasa ini termasuk ke dalam metonimi yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian makna yang sangat erat. 77 Parera (2004:121-122) mengelompokkan metonimi bedasarkan atribut yang mendasarinya, misalnya metonimi dengan relasi tempat, relasi waktu, relasi atribut (pars prototo), metonimi berelasi penemu atau pencipta, dan metonimi berdasarkan perbuatan. Berdasarkan pengelompokan di atas, penggunaan kata Afgan sebagai bentuk plesetan dari kata sadis termasuk ke dalam metonimi berdasarkan penemu atau pencipta. (L44) Fishing (Kaskus Addict) Ane demen nie yang ijo-ijo.. „Saya suka nih cendol hijau.‟ Dalam RBK kata Ijo-ijo juga digunakan untuk menyatakan cendol. Menurut teori yang dikemukakan oleh Parera (2004) gaya bahasa ini termasuk ke dalam metonimi dan berdasarkan pengelompokan Parera tergolong ke dalam pars pro toto (menyatakan unsur bagian untuk keseluruhannya). Dalam hal ini bagian warna dari cendol yakni ijo (hijau) digunakan untuk menyatakan cendol secara keseluruhan. 78 BAB V TIPE DAN MAKNA EMOTICON DALAM RBK Emoticon merupakan ekspresi tekstual yang mewakili suasana hati atau ekspresi wajah dari penulisnya. Dalam komunitas Kaskus, emoticon menempati peranan yang sangat penting karena dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk menghindari kesalahan penginterpretasian pesan. Selain digunakan untuk mengekspresikan berbagai mimik wajah, emosi, gestur tubuh, maupun pesan tertentu, emoticon juga digunakan untuk membuat pesan agar lebih menarik dengan tampilan yang bervariasi, baik dalam hal bentuk maupun warna, seperti pada contoh di bawah ini: Gambar 5. Kalimat Dengan Paduan Verbal dan Emoticon 78 79 5.1 Tipe-Tipe Emoticon RBK 5.1.1 Emoticon Berdasarkan Ukuran Secara garis besar, emoticon dalam RBK dibagi ke dalam dua tipe, yakni emoticon berukuran kecil dan emoticon berukuran besar. Perbedaan dari kedua tipe tersebut terletak pada ukuran serta bagian anggota tubuh yang digunakan sebagai media ekspresi. Emoticon berukuran kecil hanya menggunakan anggota badan bagian kepala karena di dalamnya terdapat wajah yang mampu mengekspresikan berbagai perasaan. Emoticon berukuran besar tidak hanya menggunakan bagian kepala, tetapi juga terdapat bagian tubuh, baik secara keseluruhan maupun hanya setengah bagian, dan juga disertai beberapa atribut yang membuat emoticon ini menjadi lebih menarik. 5.1.1.1 Emoticon Kaskus Berukuran Kecil Emoticon pada tabel H di bawah ini merupakan emoticon berukuran kecil yang digunakan dalam komunitas Kaskus. Tabel 5.1 Emoticon Kaskus Berukuran Kecil No Emoticon Kecil Kode 1 :love 2 :nolove 3 :) 4 :D 5 :( 6 : malu 80 7 :mad: 8 :siul: 9 :kissing 10 : genit 11 :cool: 12 :kaget 13 :peace 14 :shutup: 15 :p 16 :bingung 17 :hammer: Tabel 5.1 di atas menunjukan emoticon berukuran kecil yang digunakan di dalam komunitas Kaskus beserta kode yang digunakan untuk mengakses emoticon tersebut. Pemberian kode dilakukan dengan dua cara, yakni: a. Menggunakan tanda baca atau huruf yang menyerupai tanda yang terdapat pada emoticon, misalnya „)’ menyerupai tanda pada emoticon , atau huruf D menyerupai tanda pada emoticon (mulut yang terbuka). b. Menggunakan kata yang mewakili emoticon tersebut, misalnya :nolove (tidak cinta) untuk mewakili . 81 Berdasarkan teori semiosis yang dikemukakan oleh Peirce (1931), makna dari emoticon-emoticon di atas dapat dianalisis dengan memperhatikan interaksi antara representamen, objek, dan interpretannya. (EK1) edansuro (newbie) cieee, bau cinta mulu ni kekny.. „Cieh, bau cinta melulu ni sepertinya. :love.‟ Menurut konsep Peirce, Representamen ( R ) pada semiosis di atas membawa sebuah simbol „hati‟. Tanda tersebut mengacu pada objek (O) „hati‟ sebagai bagian dari diri manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan berbagai perasaan, terutama perasaan cinta. Oleh karena itu, emoticon di atas mengandung interpretant (I) perasaan cinta yang ditunjukkan oleh pengguna tanda. (EK2) TaMaArthe (Kaskuser) gara2 ini ane diputusin ma cew ane gan.. „Gara-gara ini saya diputusin sama pacar saya juragan. :nolove.‟ Emoticon di atas berhubungan dengan contoh (EK1). Simbol pada R merupakan simbol hati dengan garis di tengah-tengah, dan merujuk pada O hati yang retak atau hati yang terbelah menjadi dua, sehingga ditafsirkan (I) sebagai perasaan patah hati yang disampaikan oleh pengguna tanda. (EK3) prabuanom07 (Aktivis Kaskus) tengkyu inpoh ny gan „Thank you infonya juragan :)‟ 82 R pada semiosis di atas membawa sebuah simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke atas. Simbol tersebut mengacu pada objek wajah tersenyum, dan diinterpretasikan menjadi perasaan bahagia pengguna tanda yang diekspresikan melalui senyuman (I). (EK4) Alfankaskuser (Kaskus Maniac) Au ah lap „Au ah gelap :D‟ Emoticon ini merupakan perkembangan dari emoticon pada contoh (EK3). Pada R, terdapat simbol setengah lingkaran dengan garis-garis di dalamnya. Simbol ini mengacu pada O senyuman dengan gigi yang terlihat, dan diinterpretasikan pula menjadi sebuah kebahagian yang lebih besar yang diekspresikan dengan tertawa (I). (EK5) rimbarwks (Kaskus Addict) Cerita lo sedih amet gan „Cerita kamu sedih sekali gan :(.‟ R pada emoticon di atas, membawa indeks air mata mengalir yang merujuk pada O kesedihan. Apabila dikaitkan antara R dan O, maka emoticon di atas menunjukan pengguna tanda sedang menangis (I). (EK6) dasa RRR (Kaskus Addict) Ane juga sebenernya kayak gt gan.. jadi „Saya juga sebenarnya seperti itu juragan, jadi :malu.‟ R di atas membawa simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke atas, ikon mata terpejam, dan indeks pipi memerah. Simbol dan ikon tersebut mengacu pada O 83 senyum yang ditutup-tutupi, sedangkan indeks pipi memerah merupakan akibat yang muncul dari senyuman yang tidak diekspresikan secara lepas. Jika dikaitkan R dan O, maka terbentuk I yaitu perasaan malu pengguna tanda dalam mengekspresikan kebahagiaan. (EK7) couzar (Kaskus Addict) Jangan komentar Sara bro „Jangan komentar Sara brother :mad:‟ R di atas membawa simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke bawah, ikon mata melotot, dan indeks wajah berwarna merah. Simbol mulut ditekuk ke bawah mengacu pada objek kesedihan maupun kekecewaan, sedangkan ikon mata melotot dan wajah merah merujuk pada objek kekecewaan yang memuncak. Oleh karena itu, I menunjukan pengguna tanda merasa marah karena sesuatu hal. (EK8) miya (Kaskus Addict) Lagunya emg keren sih.. „Lagunya memang keren sih.. :siul:‟ R di atas membawa simbol not balok serta ikon mulut yang didorong ke depan. Simbol dan ikon tersebut merujuk pada O musik yang keluar dari mulut, sehingga I menunjukkan pengguna tanda sedang bersiul. (EK9) nanda.oke (Newbie) Thx ya atas masukannya membantu bgt.. „Thank you ya atas masukannya :kissing: membantu sekali.‟ 84 R di atas mengandung ikon bibir berwarna merah yang merujuk pada O ciuman, sehingga diinterpretasikan sebagai ciuman yang diberikan pengguna tanda karena merasa senang akan sesuatu yang diberikan oleh penerima tanda. (EK10) Trikoo (Kaskus Addict) Ini baru namanya cew cantik „Ini baru namanya cewek cantik :genit.‟ R pada emoticon di atas membawa simbol hati pada kedua mata, serta indeks bibir terbuka hingga meneteskan air liur. Simbol hati merujuk pada O cinta, sedangkan indeksnya merujuk pada persaaan menginginkan yang teramat sangat, sehingga mengandung I bahwa pengguna tanda benar-benar menginginkan seseorang yang dicintai, bahkan sering disebut dengan istilah „genit‟ yang berarti menunjukan perhatian yang berlebihan kepada seseorang yang dicintai. (EK11) deya.dlg (kaskuser) Klo gw sih aja gan „Kalau Saya sih :cool: saja juragan.‟ R di atas membawa ikon kacamata hitam di atas bibir dan indeks bibir tersungging miring. Ikon kacamata hitam merujuk pada O menutup mata dan bibir tersungging miring merujuk pada O senyum yang dibuat-buat. Sehingga, emoticon tersebut diinterpretasikan sebagai sikap pengguna tanda yang menutup mata dengan tersenyum palsu seolah-olah tidak memperhatikan situasi di sekitarnya. 85 (EK12) yamino (Kaskus Maniac) yang boneng gan ?? „Yang bener juragan :kaget?‟ Ikon mulut terbuka dan indeks mata melotot pada R merujuk pada O wajah terguncang, sehingga menunjukan bahwa pengguna tanda kaget karena guncangan perasaan yang terjadi secara tiba-tiba. (EK13) bl4ckbox (Kaskus Addict) Ngelindur kali lo gan „Ngelindur mungkin kamu juragan :peace:‟ R di atas membawa simbol dua jari serta ikon mata terpejam dan mulut tersenyum lebar. Simbol dua jari merujuk pada O perdamaian, sedangkan ikon mata terpejam disertai mulut tersenyum lebar merujuk pada senyuman dengan rasa sungkan. Oleh karena itu, emoticon di atas diinterpretasikan sebagai rasa sungkan pengguna tanda karena melakukan suatu kekeliruan sehingga meminta perdamaian melalui simbol tangan. (EK14) ramada27 (Kaskuser) Sebenernya nie msh rahasia gan.. „Sebenarnya ini masih rahasia juragan :shutup:‟ R membawa simbol tanda silang yang menutupi mulut, yang merujuk pada objek larangan. Apabila R dan O dikaitkan maka terbentuk I yaitu larangan berbicara. (EK15) Little.Bojan (Kaskus Addict) Ente ngigo kali gan „Kamu mengigau mungkin juragan :p‟ 86 R membawa ikon lidah di depan mulut dan salah satu mata tertutup, yang merujuk pada O tindakan jahil dengan menjulurkan lidah disertai kerlingan mata, sehingga dapat diinterpretasikan sebagai ejekan jahil dari si pengguna tanda. (EK16) barapati (Kaskus Addict) Maksud lo apaan gan?? Ane jadi baca thread nie „Maksud kamu apa juragan? Saya jadi :bingung membaca thread ini.‟ R pada emoticon di atas membawa simbol „?‟ dan ikon wajah dengan mata melotot dan mulut dibulatkan, yang mengacu pada O pertanyaan. Oleh karena itu, emoticon di atas bermakna bahwa pengguna tanda bingung atau bertanya-tanya mengenai suatu hal. (EK17) jonny.bng (Kaskus Holic) Wah parah bgt kebiasaan lo bro „Wah parah sekali kebiasaan kamu brother :hammer.‟ R pada emoticon di atas membawa simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke bawah dengan bola mata berputar-putar yang merujuk pada O kesal serta ikon palu di atas kepala yang merujuk pada O memukul diri. Apabila dikaitkan antara R dan O maka dapat ditafsirkan maknanya sebagai sindiran dari pengguna tanda karena kesal kepada seseorang atau suatu hal, dan saking kesalnya sampai-sampai ingin memukul kepala sendiri dengan menggunakan palu. 87 5.1.1.2 Emoticon Kaskus Berukuran Besar Emoticon Kaskus tipe ini juga merupakan emoticon khas yang hanya digunakan dalam komunitas Kaskus. Beberapa bentuk memiliki kesamaan makna dengan beberapa emoticon kecil, namun memiliki ukuran lebih besar serta penampilan lebih menarik. Tabel 5.2 Emoticon Kaskus Berukuran Besar No Emoticon Besar Kode 1 :berduka 2 :bingung 3 :capede 4 :hammer 5 :jempol 6 :jempol2 7 :malu 8 :maho 9 :najis 88 10 :peluk 11 :rate5 12 :cendol 13 :batamerah 14 :ck 15 :ilovekaskus 16 :shakehand2 17 :sorry 18 :marah 19 :iloveindonesia 20 :ngakak 21 :takut 89 22 :kimpoi 23 :ngacir2 24 :ngacir 25 :travel Berdasarkan teori semiosis yang dikemukakan oleh Peirce (1931), makna dari emoticon-emoticon di atas dapat dianalisis dengan memperhatikan interaksi antara representamen, objek, dan interpretannya. (EB1) crusher (Kaskuser) Ane turut ya gan.. „Saya turut :berduka ya juragan.‟ R pada emoticon di atas mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke bawah yang merujuk pada O kesedihan, juga terdapat ikon warna hitam. Dalam budaya Indonesia warna hitam merupakan warna yang merujuk pada O kematian, selain itu terdapat indeks berupa bunga yang telah layu yang merujuk pada O peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang tumbuh atau hidup menjadi layu (mati). Jadi, emoticon di atas bermakna bahwa pengguna tanda berduka karena sesuatu hal (I). 90 (EB2) barracuda212 (Kaskus Addict) telpon? siapa yang telpon? „Telepon? :bingung siapa yang telepon? Emoticon ini memiliki persamaan dengan yang telah dibahas sebelumnya. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran yang diperbesar, namun makna yang disampaikan tetap sama. (EB3) Playboyo (Kaskus Addict) Lebay bgt sie lo „(Ber-)lebihan sekali sih kamu :capek deh.‟ R emoticon di atas membawa ikon tangan yang diletakkan di samping kening dan ikon keringat yang menetes. Kedua ikon tersebut merujuk pada O ungkapan „capek deh‟ yang sangat terkenal di kalangan anak muda. Apabila dikaitkan antara R dan O maka I adalah pengguna tanda merasa kesal atau bosan terhadap sesuatu sehingga menggunakan emoticon di atas untuk menyampaikan „capek deh!!” (EB4) bat.man (Kaskus Holic) Parah bgt komentar lo gan „Parah sekali komentar kamu juragan :hammer.‟ Emoticon jenis ini memiliki persamaan makna dengan , namun dilengkapi dengan ikon lidah yang keluar dari mulut dan merujuk pada O mencibir dengan menjulurkan lidah. Hal tersebut semakin mempertegas makna dari emoticon ini, 91 yakni berupa sindiran karena kesal kepada seseorang ataupun suatu hal, dan karena kesalnya sampai-sampai ingin memukul kepala sendiri dengan palu. (EB5) Ultima (Kaskus Addict) Ane kasi buat lo gan.. „Saya berikan :dua jempol untuk kamu juragan.‟ (EB6) addictlover86 (Kaskuser) Fotonya keren bgt gan „Fotonya keren sekali juragan :jempol.‟ Pada R kedua emoticon di atas terdapat simbol jempol yang merujuk pada O baik atau bagus. Jadi, kedua emoticon di atas diinterpretasikan menjadi reputasi bagus yang diberikan oleh pengguna tanda kepada kaskuser yang menerimanya. (EB7) wanx.wanx (Kaskus Holic) Sorry gan ternyata repost „Sorry juragan ternyata repost :malu.‟ Emoticon ini memiliki persamaan makna dengan contoh dalam ukuran yang lebih besar. (EB8) Bata.Super (Kaskuser) iiiihhh dasar maho „Iihh dasar manusia homo :maho.‟ , tetapi disajikan 92 R pada emoticon di atas membawa ikon laki-laki berkepala botak dengan bulu mata lentik seperti bulu mata palsu dan lipstik yang sering dipakai oleh para perempuan. Ikon ini merujuk pada O laki-laki yang bergaya seperti perempuan, sehingga diinterpretasikan seorang laki-laki homoseksual atau penyuka sesama jenis yang di dalam komunitas Kaskus disebut dengan nama maho . (EB9) Apaan.donk (Kaskus Holic) Ueeekkksss gw gan „Ueekksss :najis Saya juragan.‟ Pada emoticon tersebut terdapat ikon manusia homoseksual yang divusialisasikan sedang memuntahkan sesuatu. Visualisasi muntah tersebut merupakan sebuah indeks yang mengacu pada O jijik. Oleh karena itu, I dari emoticon di atas adalah pengguna tanda merasa jijik ataupun najis (kata yang sering digunakan di dalam komunitas Kaskus) karena perilaku homoseksual yang cenderung dianggap tidak normal serta dianggap sesuatu yang kotor atau dosa karena tidak sesuai dengan ajaran agama. (EB10) belinda999 (newbie) Anak Smash emang kerreennn kok „Anak Smash memang keren kok :peluk.‟ Pada emoticon di atas terdapat simbol „hati‟ yang merujuk pada O cinta serta ikon seseorang berupa rambut panjang serta warna pink yang merujuk pada O dengan 93 perempuan. Di samping itu, terdapat visualisasi berupa dua tangan yang disilangkan di depan dada, yang merupakan indeks pelukan yang muncul dari adanya perasaan cinta tersebut. Jadi, emoticon ini diinterpretasikan sebagai „pelukan‟ untuk mengekspresikan perasaan cinta yang ingin disampaikan oleh pengguna tanda. (EB11) BasistCupu (Kaskus Addict) Jangan lupa kasi ya „Jangan lupa beri :rate bintang lima ya.‟ R pada emoticon di atas mengandung sebuah simbol yang dalam komunitas Kaskus disepakati sebagai salah satu sarana untuk memberikan reputasi bagus terhadap sebuah post, yakni simbol bintang. Di dalam RBK simbol bintang merujuk pada O reputasi bagus terhadap post yang dibuat oleh kaskuser. Semakin banyak simbol bintang yang diberikan semakin bagus reputasi post tersebut. Oleh karena itu, emoticon di atas diinterpretasikan menjadi reputasi sangat bangus karena di dalamnya terdapat simbol lima bintang yang merupakan jumlah maksimal yang dapat diberikan oleh seorang kaskuser. (EB12) suya.astina (Kaskus Addict) Gw kasi buat lo gan.. „Saya beri :cendol untuk kamu juragan.‟ 94 Pada emoticon di atas terdapat sebuah visualisasi seseorang yang memegang mangkok berisi cendol berwarna hijau. R pada emoticon di atas mengandung sebuah ikon cendol yang merujuk pada O reputasi bagus kepada seseorang di Kaskus. Oleh karena itu, emoticon tersebut diinterpretasikan menjadi reputasi bagus yang diberikan oleh seorang pengguna tanda kepada penerima tanda. Namun, dalam konteks kalimat tertentu seperti contoh berikut ini, (EB13) Baracuda212 (Kaskus Addict) Jangan lupa nya donk…. „Jangan lupa :cendolnya dong.‟ emoticon ini dapat juga diinterpretasikan sebagai sebuah permintaan cendol (reputasi bagus) yang disampaikan oleh seorang kaskuser kepada seluruh kaskuser yang membaca dan mengomentari thread yang dibuatnya. (EB14) pratama.88 (Kaskuser) Jangan komentar sara gan, ntr lo di „Jangan komentar sara juragan, nanti kamu dibata.‟ Visualisasi dalam emoticon di atas seseorang yang memegang bata merah. R pada emoticon di atas membawa ikon sebuah bata merah yang merujuk pada O reputasi buruk kepada seseorang di Kaskus. Di samping itu, terdapat visualisasi wajah geram dengan mata melotot dan gigi yang terlihat ingin menggigit. Visualisasi tersebut merupakan indeks yang merujuk pada O kemarahan. Oleh karena itu, emoticon tersebut diinterpretasikan menjadi reputasi buruk yang diberikan sebagai akibat dari kemarahan pengguna tanda atas kesalahan yang 95 dibuat oleh penerima tanda. Namun sama halnya seperti cendol, dalam konteks kalimat tertentu seperti contoh di bawah ini, (EB15) super.band (Kaskuser) Tolong jangan di ya gan.. „Tolong jangan dibata ya juragan.‟ emoticon ini dapat juga diinterpretasikan sebagai sebuah penolakan terhadap bata (reputasi buruk) yang disampaikan oleh seorang kaskuser kepada kaskuser lainnya. (EB 16) addictlover86 (Kaskuser) Biarpun bnyak yang niru pokonya tetep … „Biarpun banyak yang meniru pokoknya tetap :aku cinta Kaskus.‟ (EB17) assistant.101 (Kaskus Addict) Kaskus emg kerrreennn „Kaskus memang keren :cinta Kaskus.‟ R pada kedua emoticon di atas membawa simbol „hati‟ yang merujuk pada O cinta serta ikon „kaskus‟ yang merujuk pada komunitas Kaskus. Oleh karena itu, I dari kedua emoticon tersebut menunjukan pengguna tanda ingin menunjukan rasa cintanya kepada komunitas Kaskus. 96 (EB18) Frustate (Kaskus Addict) senang berbisnis dg ente bos.. „Senang berbisnis dengan kamu bos :bersalaman.‟ R pada emoticon di atas membawa ikon dua orang manusia yang berhadapan dengan tangan saling menggenggam yang merujuk pada O bersalaman, dan dapat diinterpretasikan pengguna tanda bersalaman untuk berkenalan maupun membuat kesepakatan dengan orang lain di Kaskus. (EB19) nana.margaret (Newbie) Sorry gan ane kagak paham.. „Sorry juragan :maaf Saya tidak paham.‟ Selain mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke bawah yang merujuk pada O kesedihan, R pada emoticon ini juga berisi indeks seseorang yang menunduk sambil mengusap mata yang merujuk pada O penyesalan atau rasa bersalah. Jadi, emoticon ini diinterpretasikan sebagai rasa penyesalan dan permintaan maaf dari pengguna tanda. (EB20) catroch (Kaskus Addict) Komentar ente bikin banyak org tuh „Komentar kamu bikin :marah banyak orang tuh.‟ 97 Emoticon ini memiliki persamaan makna dengan namun disajikan dalam bentuk yang lebih besar. (EB21) risma.cute (Newbiw) Bangga jadi org Indonesia gan „Bangga jadi orang Indonesia juragan :aku cinta Indonesia.‟ R pada emoticon di atas membawa simbol „hati‟ yang merujuk pada O cinta serta ikon „bendera Merah Putih yang merujuk pada O Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, I atas emoticon tersebut adalah bahwa pengguna tanda ingin menunjukkan rasa cintanya kepada negara Republik Indonesia. (EB22) Adinata.Bali (Aktivis Kaskus) Ente ngelindur kali gan „Kamu ngelindur mungkin juragan :tertawa ngakak.‟ Makna dari emoticon ini sama seperti emoticon ukuran yang lebih besar (EB23) Zikry.Z.Ashar (Kaskus Maniac) Hiii ane gan „Hii :takut Saya juragan.‟ namun disajikan dalam 98 R di atas membawa ikon seseorang dengan mata melotot, gigi terkatup rapat, serta tangan memeluk tubuh yang bergetar. Ikon ini merujuk pada O seseorang yang ketakutan. Jadi, makna dari emoticon tersebut adalah pengguna tanda sedang ketakutan karena sesuatu hal. (EB24) tarzan.23 (Kaskus Addict) Wah akhirnya mreka merit juga.. Congratz aja.. „Wah akhirnya mereka menikah juga.. :kawin. Congratulation saja.‟ Pada emoticon di atas, selain simbol wajah tersenyum, terdapat pula ikon laki-laki dan perempuan. Ikon laki-laki ditunjukkan melalui struktur tubuh dengan kepala botak, menggunakan jas berwarna hitam, serta dasi kupu-kupu. Sedangkan ikon perempuan ditunjukkan melalui rambut panjang serta model pakaian yang digunakan. Di samping itu, terdapat ikon gaun putih dan kerudung serta indeks pasangan yang saling berpelukan yang merujuk O pernikahan. Jadi, emoticon di atas diinterpretasikan sebagai pernikahan sepasang kekasih yang berbahagia. (EB25) dwisuli (Kaskus Addict) Mending ane kabur aja ah… „Lebih baik Saya kabur saja ah.. :ngacir‟ (EB26) saras.cute24 (Newbie) Happy ending nie ye.. Cuitt cuitttt „Happy ending nih ye.. Cuit cuit :ngacir.‟ 99 R pada kedua emoticon di atas membawa ikon manusia serta ikon bajaj dan sepeda motor yang merujuk pada O menggunakan kendaraan bermotor, jadi I pada kedua emoticon tersebut menunjukkan bahwa pengguna tanda ingin melarikan diri dari percakapan maupun forum yang sedang diikuti. (EB28) yurike.pras (Kaskuser) Wah nie tempat yang assikk bgt. „Wah ini tempat :berlibur yang asyik sekali.‟ R pada emoticon di atas membawa ikon seorang manusia membawa ransel yang merujuk pada O bepergian. Jadi, dengan emoticon ini, pengguna tanda ingin menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan bepergian atau liburan. 5.1.2 Emoticon Berdasarkan Fungsi Berdasarkan fungsinya di dalam contoh-contoh beserta pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, emoticon RBK dapat dibedakan menjadi emoticon yang berfungsi sebagai pangganti unsur verbal dan emoticon yang berfungsi sebagai penegas. Masing-masing emoticon tersebut kemudian diklasifikasikan lagi berdasarkan fungsi tindak ilokusi yang ditampilkan. 1. Pengganti Unsur Verbal Emoticon yang berfungsi sebagai pengganti unsur verbal dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini: Ane juga sebenernya kayak gt gan.. jadi „Saya juga sebenarnya seperti itu juragan, jadi :malu.‟ 100 Contoh di atas berisi emoticon yang berfungsi sebagai pengganti unsur verbal „malu‟, jadi melalui pemakaian emoticon tersebut pengguna tanda ingin menyampaikan „malu‟ tanpa menggunakan kata-kata. Jika dilihat secara lengkap tanpa emoticon, pesan yang ingin disampaikan adalah Ane juga sebenernya kayak gt gan.. jadi malu. Contoh lainnya yakni: Ane turut ya gan.. „Saya turut :berduka ya juragan.‟ Pada contoh di atas emoticon yang berfungsi sebagai pengganti unsur verbal „berduka‟, jadi melalui pemakaian emoticon tersebut pengguna tanda ingin menyampaikan ungkapan turut „berduka‟. Jika dilihat secara lengkap tanpa emoticon, pesan yang ingin disampaikan adalah Ane turut berduka ya gan.. Berdasarkan teori tindak ilokusi yang dikemukakan oleh Searle (1979), emoticon yang berfungsi sebagai pengganti unsur verbal dapat dibagi menjadi: a. Tindak ilokusi asertif Ane juga sebenernya kayak gt gan.. jadi „Saya juga sebenarnya seperti itu juragan, jadi :malu.‟ Tindak ilokusi asertif yang ditampilkan melalui emoticon di atas menyatakan kebenaran mengenai rasa malu yang dialaminya. Ueeekkksss gw gan „Ueekksss :najis Saya juragan.‟ 101 Melalui penggunaaan emoticon pada contoh di atas, pengguna tanda menampilkan tindak ilokusi asertif yaitu mengemukakan pendapat bahwa pengguna tanda merasa jijik terhadap suatu hal. b. Tindak ilokusi direktif Ngelindur kali lo gan „Ngelindur mungkin kamu juragan :peace:‟ Melalui emoticon di atas, pengguna tanda menampilkan tindak ilokusi direktif yakni memohon perdamaikan kepada penerima tanda. c. Tindak ilokusi komisif Biarpun bnyak yang niru pokonya tetep … „Biarpun banyak yang meniru pokoknya tetap :aku cinta Kaskus.‟ Tindak ilokusi komisif yang ditampilkan melalui emoticon di atas menyatakan janji pengguna tanda akan selalu cinta terhadap komunitas Kaskus, sehingga walaupun banyak komunitas baru yang bermunculan, namun pengguna tanda akan tetap memilih Kaskus. d. Tindak ilokusi ekspresif Ane turut ya gan.. „Saya turut :berduka ya juragan.‟ Emoticon pada kalimat di atas menampilkan tindak ilokusi ekspresif yang mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap yang tersirat dalam ilokusi, dimana pengguna tanda mengucapkan belasungkawa kepada penerima tanda. Tindak ilokusi deklarasi tidak ditemukan pada emoticon pengganti unsur verbal. 102 2. Penegas Selain sebagai pengganti unsur verbal, emoticon RBK juga berfungsi sebagi penegasan, dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini: Cerita lo sedih amat gan „Cerita kamu sedih sekali juragan :(.‟ Emoticon di atas berfungsi menegaskan perasaan sedih yang dirasakan oleh pengguna tanda. Sebenernya nie msh rahasia gan.. „Sebenarnya ini masih rahasia juragan :shutup.‟ Unsur „rahasia‟ pada kalimat di atas ditegaskan dengan adanya emoticon kecil dengan simbol mulut ditutup dengan lakban yang mengandung makna larangan berbicara karena kerahasiaan suatu hal. iiiihhh dasar maho „Iihh dasar manusia homo :maho.‟ Emoticon bermakna laki-laki yang bergaya seperti perempuan atau lebih dikenal dengan homoseksual dan berfungsi menegaskan ungkapan maho yang ditulis sebelumnya. senang berbisnis dg ente bos.. „Senang berbisnis dengan kamu bos :bersalaman.‟ Emoticon di atas berarti bersalaman dan berfungsi sebagai penegas dari kata deal yang berarti „sepakat‟. Berdasarkan teori tindak ilokusi yang dikemukakan oleh Searle (1979), emoticon yang berfungsi sebagai penegas dapat dibagi menjadi: 103 a. Tindak ilokusi asertif gara2 ini ane diputusin ma cew ane gan.. „Gara-gara ini saya diputusin sama pacar saya juragan. :nolove.‟ Tindak ilokusi asertif yang ditampilkan melalui emoticon di atas menyatakan kebenaran bahwa pengguna tanda sedang patah hati. b. Tindak ilokusi direktif Sorry gan ane kagak paham.. „Sorry juragan :maaf Saya tidak paham.‟ Melalui emoticon di atas, pengguna tanda menampilkan tindak ilokusi direktif yakni memohon maaf kepada penerima tanda untuk menegaskan uangkapan “Sorry” yang diucapkan sebelumnya. c. Tindak ilokusi komisif Bangga jadi org Indonesia gan „Bangga jadi orang Indonesia juragan :aku cinta Indonesia.‟ Emoticon di atas menampilkan tindak ilokusi komisif yakni, menyatakan janji pengguna tanda akan selalu cinta terhadap Indonesia dan selalu bangga menjadi orang Indonesia. d. Tindak ilokusi ekspresif Jangan komentar Sara bro „Jangan komentar Sara brother :mad:‟ Emoticon pada kalimat di atas menampilkan tindak ilokusi ekspresif yang mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap yang tersirat 104 dalam ilokusi, dimana pengguna tanda mengecam penerima tanda karena mengeluarkan komentar berbau sara. Fotonya keren bgt gan „Fotonya keren sekali juragan :jempol.‟ Emoticon di atas menampilkan tindak ilokusi ekspresif yakni memuji penerima tanda atas hasil foto yang bagus. Tindak ilokusi deklarasi juga tidak ditemukan pada emoticon yang berfungsi sebagai penegas. 5.1.3 Emoticon Berdasarkan Komponen 1. Emoticon Kecil Berdasarkan komponen yang terdapat pada Representamen, emoticon berukuran kecil dapat dikelompokkan menjadi: 1. Emoticon dengan Simbol, contohnya: mengandung simbol hati. mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke atas. 2. Emoticon dengan Ikon, contohnya: mengandung ikon bibir berwarna merah. mengandung ikon lidah yang dijulurkan. 3. Emoticon dengan Indeks mengandung indeks air mata mengalir. 4. Emoticon dengan Simbol dan Ikon 105 mengandung simbol not balok dan ikon mulut yang didorong ke depan. mengandung simbol dua jari dan ikon mata terpejam dan mulut tersenyum lebar. mengandung simbol „?‟ dan ikon wajah dengan mata melotot. 5. Emoticon dengan Simbol dan Indeks mengandung simbol hati dan indek mulut yang terbuka dan meneteskan air lur. 6. Emoticon dengan Ikon dan Indeks mengandung ikon kacamata hitam dan indeks bibir tersungging miring. mengandung ikon mulut terbuka dan indeks mata melotot. 7. Emoticon dengan Simbol, Ikon, dan Indeks mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya tertarik ke atas, ikon mata terpejam, dan indek pipi memerah. mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya tertarik ke bawah, ikon mata melotot, dan indeks wajah berwarna merah. 2. Emoticon Besar Berdasarkan komponen yang terdapat pada Representamen, emoticon berukuran besar dapat dikelompokkan menjadi: 1. Emoticon dengan Simbol, contohnya: mengandung simbol jempol. 106 mengandung simbol bintang. 2. Emoticon dengan Ikon, contohnya: mengandung ikon tangan di samping kening dan keringat yang menetes. mengandung ikon laki-laki berbulu mata lentik dan bibir dihiasi lipstick. 3. Emoticon dengan indeks Tidak ditemukan emoticon besar yang hanya mengandung indeks di dalam RBK 4. Emoticon dengan Simbol dan Ikon mengandung simbol hati dan ikon „Kaskus‟. mengandung simbol hati dan ikon bendera Merah Putih. 5. Emoticon dengan Simbol dan Indeks mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke bawah dan indeks wajah menunduk sambil mengusap-usap mata. 6. Emoticon dengan Ikon dan Indeks mengandung ikon laki-laki homoseksual dan indeks muntah. 107 mengandung ikon bata merah dan indeks mata melotot dan gigi terlihat ingin menggigit. 7. Emoticon dengan Simbol, Ikon, dan Indeks mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke bawah, ikon warna hitam, dan indeks bunga yang telah layu. mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya tertarik ke atas, ikon mata terpejam, dan indek pipi memerah. 5.4 Makna-Makna yang Terkandung Dalam Emoticon RBK Beranjak dari keseluruhan analisis mengenai tipe-tipe emoticon di atas beserta proses pemaknaannya berdasarkan teori triadik Peirce, maka secara garis besar terdapat beberapa makna yang terkandung dalam emoticon RBK 1. Cinta Cinta merupakan perasaan suka maupun kasih sayang yang ditunjukkan kepada orang lain. Cinta dapat diungkapkan melaui berbagai cara, baik lisan maupun tertulis. Dalam RBK terdapat beberapa emoticon yang menunjukkan ekspresi cinta ini, dan kesemuanya memiliki ciri khas berupa lambang hati. Namun „hati‟ yang dimaksud dalam hal ini bukanlah organ tubuh manusia, melainkan sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan berbagai perasaan, terutama perasaan cinta. Oleh karena itu, setiap emoticon yang menggunakan tanda ini 108 diinterpretasikan sebagai ungkapan yang berhubungan dengan perasaan cinta rasa cinta, diantaranya: a. Cinta Perasaan jatuh cinta diekspresikan melalui emoticon yang mengacu pada „hati‟ sebagai simbol universal untuk mengungkapkan perasaan cinta. b. Tidak ada cinta atau patah hati Patah hati diekspresikan melalui emoticon . Emoticon ini mengandung makna „hati‟ yang terbelah menjadi dua. Cinta yang dulunya bersemi telah hancur menjadi kepingan-kepingan kecil, sehingga memerlukan usaha keras untuk menyatukannya kembali seperti semula. c. Cinta kepada Indonesia Rasa cinta kepada Negara Indonesia diekspresikan melalui emoticon Terdapat simbol hati yang melambangkan rasa cinta serta bendera Merah Putih yang berkibar melambangkan kejayaan Indonesia. Emoticon ini digunakan oleh kaskuser sebagai ungkapan rasa bangga terhadap Negara Indonesia tercinta atas keindahan alamnya maupun prestasi yang ditorehkan Indonesia di dunia Internasional. d. Cinta kepada Kaskus Terdapat dua emoticon yang bermakna cinta kepada Kaskus, yakni dan dimana di dalamnya terdapat simbol hati sebagai perlambang rasa cinta dan disertai logo dari Komunitas Kaskus. Penggunaan emoticon-emoticon tersebut sebagai ungkapan rasa bangga 109 para kaskuser sebagai anggota komunitas Kaskus yang memberikan berbagai informasi menarik dan aktual dari berbagai belahan dunia. Di samping itu komunitas Kaskus juga memberikan berbagai ruang kepada para anggotanya untuk berinteraksi dengan anggota yang lain sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. e. „Pelukan‟ dan „ciuman‟ untuk mengekspresikan perasaan cinta Rasa cinta tidak hanya diungkapkan melaui kata-kata, tetapi juga melaui tindankan secara fisik, baik berupa pelukan dan ciuman. Pelukan diekspresikan melalui emoticon yang menggambarkan dengan jelas gerakan tangan seperti memeluk dan disertai simbol hati yang menegaskan perasaan cinta yang melandasi pelukan tersebut. Ciuman diekspresikan melalui emoticon dengan memberi penekanan pada bibir sebagai bagian tubuh yang digunakan untuk mencium seseorang. f. Mendambakan seseorang yang dicintai Perasaan cinta yang sangat dalam membuat seseorang benar-benar ingin memiliki seseorang yang dicintai. Perasaan ini diekspresikan melalui emoticon yang digambarkan meneteskan air liur sebagai bentuk ekspresi sangat menginginkan sesuatu. 2. Kebahagiaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), bahagia merupakan keadaan atau perasaan tenang dan tenteram, bebas dari segala hal yang menyusahkan. Kebahagiaan bisa disebabkan oleh banyak faktor dan dapat 110 diekspresikan melalui berbagai cara. Beberapa emoticon yang menunjukkan kebahagiann antara lain: a. Rasa bahagia Rasa bahagia dapat diekspresikan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan tersenyum. Senyuman diespresikan melaui emoticon merupakan cara paling sederhana untuk mengekspresikan perasaan bahagia. b. Tertawa Selain tersenyum, tertawa juga merupakan salah satu cara mengekspresikan kebahagiaan. Perbedaan antara keduanya adalah jika tersenyum hanya menggunakan gerakan bibir dengan sudut-sudut yang ditarik ke atas, tertawa memperlihatkan bibir terbuka sehingga gigi-gigi terlihat dan disertai dengan suara tawa. Emoticon-emoticon di dalam RBK yang mengekspresikan tertawa adalah dan . c. Rasa bahagia dari sebuah pernikahan Rasa bahagia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pernikahan. Seperti pada emoticon mengekspresikan perasaan bahagia yang dialami kedua mempelai yang melangsungkan kebahagiaan. d. Rasa bahagia yang ditutup-tutupi atau malu-malu Kadang kala rasa bahagia tidak dapat diekspresikan secara bebas. Seseorang mungkin menutupi rasa bahagia yang dirasakan sehingga 111 menimbulkan rona merah di pipi seperti yang tampak pada kedua emoticon RBK berikut ini, dan . 3. Kesedihan Sedih merupakan perasaan yang berlawanan dengan bahagia. Sama halnya dengan perasaan bahagia, kesedihan juga disebabkan oleh berbagai faktor. Di dalam RBK terdapat beberapa emoticon yang bermakna kesedihan antara lain: a. Menangis Salah satu bentuk ekspresi kesedihan adalah tangisan. Menangis seperti pada emoticon menyebabkan keluarnya air mata dan kadang kala disertai dengan suara isakan. b. Berduka Kesedihan dapat timbul karena berbagai faktor, salah satunya adalah berduka, yang disebabkan oleh meninggalnya seseorang yang dikenal atau dicintai. Emoticon yang mengekspresikan „berduka‟ adalah yang menggambarkan kesedihan dan dipertegas dengan warna hitam dan bunga layu yang menggambarkan kematian. c. Kesedihan akibat rasa penyesalan Kesedihan juga dapat timbul dari adanya rasa penyesalan atau rasa bersalah kepada seseorang yang pernah disakiti. Kesedihan ini diekspresikan melalui emoticon . 112 4. Reputasi Baik Dalam komunitas Kaskus, para kaskuser seringkali memberikan reputasi baik bagi setiap post yang dianggap berkualitas. Terdapat beberapa cara yang diekspresikan melaui emoticon untuk memberikan reputasi baik antarsesama kaskuser. a. Satu atau dua jempol Saat seseorang mengacungkan jempol berarti memberikan apresiasi bagus terhadap suatu hal. Sama halnya dengan komunitas Kaskus, para kaskuser memberikan emoticon dan untuk memberikan reputasi bagus terhadap sebuah post yang dianggap menarik atau bermanfaat. b. Bintang lima Emoticon bermakna reputasi bagus dengan „bintang lima‟ yang merupakan level tertinggi dalam tingkat kebaikan sebuah thread maupun post. Pada dasarnya konsep „bintang lima‟ ini juga dikenal dalam kehidupan sehari-hari, yang biasa digunakan untuk menyatakan hotel dengan kualitas dan fasilitas terbaik. 113 c. Cendol Di dalam komunitas Kaskus cendol merupakan tanda reputasi bagus yang dimiliki setiap Kaskuser. Emoticon RBK yang bermakna cendol yaitu 5. Reputasi Buruk Selain reputasi bagus, dalam RBK juga terdapat emoticon yang menunjukan reputasi buruk, yakni bata merah yang menunjukan poin reputasi buruk seorang kaskuser 7. Sindiran Beberapa emoticon dalam RBK juga digunakan untuk menyampaikan sindiran, antara lain: a. Manusia homoseksual Emoticon menggambarkan sosok laki-laki berkepala botak namun menggunakan bergaya seperti perempuan. Hal ini mengandung makna sindiran akan keberadaan manusia homoseksual yang dianggap sebagai perilaku menyimpang di dalam masyarakat Indonesia. b. Capek deh! Capek deh! merupakan sebuah ungkapan yang populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai bentuk sindiran karena merasa kesal 114 ataupun bosan dengan tingkah laku kaskuser lainnya. Ungkapan ini diekspresikan melalui emoticon dengan menggambarkan gerakan tangan yang khas yang biasa dilakukan bersamaan dengan ungkapan tersebut, yakni gerakan tangan menyentuh kening dengan ekspresi wajah seperti pada emoticon di atas. c. Hammer Emoticon dan mengandung makna memukul kepala sendiri dengan palu sebagai bentuk kekesalan yang sangat besar kepada kaskuser lainnya. Hal ini juga mengandung makna sindiran bagi para kaskuser yang melakukan sesuatu yang sangat tidak masuk akal. d. Najis Pada awalnya emoticon bermakna sindiran karena merasa najis atau jijik akan keberadaan kaum homoseksual di kalangan masyarakat. Namun pada perkembangan selanjutnya, emoticon ini digunakan untuk mengekspresikan perasaan „jijik‟ terhadap berbagai hal yang tidak disukai oleh Kaskuser. 7. Aktivitas Mental Beberapa emoticon dalam RBK juga digunakan untuk menyatakan beberapa aktivitas kaskuser secara mental, di antaranya: 115 a. Marah Marah merupakan salah satu aktivitas mental yang timbul karena adanya perubahan emosi secara signifikan akibat rasa tidak senang terhadap suatu hal. Perasaan marah yang dialami seseorang diekspresikan melalui raut muka geram dan disertai dengan wajah yang memerah seperti yang digambarkan melalui emoticon RBK dan . b. Bingung Aktivitas mental lainnya yang juga diwakili oleh emoticon RBK yaitu bingung, yang berarti merasa kurang jelas atau kurang mengerti tentang sesuatu. Emoticon yang menggambarkannya yakni dan . c. Takut Takut merupakan perasaan ngeri dalam menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana. Seseorang yang ketakutan biasanya gemetar dengan raut muka seperti pada emoticon RBK berikut ini: d. Kaget Kaget adalah aktivitas perasaan dimana seseorang merasa terperanjat atau terkejut karena sesuatu hal. Ciri utama aktivitas ini adalah mata melotot seperti pada emoticon ini. 116 e. Cuek atau tidak peduli Cuek merupakan perasaan yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Seseorang yang cuek seakan-akan menutup mata dari permasalahan yang terjadi di dekatnya. Aktivitas ini diekspresikan melalui emoticon . 8. Aktivitas Fisik Di samping aktivitas mental, beberapa akivitas fisik kaskuser juga diekspresikan ke dalam emoticon, antara lain. a. Bersiul Bersiul berarti menggerak-gerakan mulut dengan menghirup atau menghembuskan udara sehingga mengeluarkan suara yang berirama. Dalam RBK bersiul diekspresikan emoticon ini. b. Meminta perdamaian Banyak cara yang dilakukan oleh seseorang untuk meminta perdamaian, salah satunya adalah dengan memberi tanda dengan telunjuk dan jari tengah yang dikembangkan, seperti pada emoticon . c. Tidak berbicara Emoticon ini mengandung makna tidak berbicara karena menggambarkan mulut yang ditutup dengan lakban sehingga tidak mampu mengeluarkan satu patah kata pun. 117 d. Mengejek Mengejek berarti mengolok-olok atau mempermainkan seseorang dengan tingkah laku tertentu, salah satunya dengan menjulurkan lidah dan mengerlingkan mata seperti pada emoticon . e. Bersalaman Bersalaman adalah aktivitas dimana dua orang saling berjabat tangan. Aktivitas ini biasa dilakukan untuk menandai perkenalan, keramahtamahan maupun kesepakat, seperti tampak pada emoticon RBK berikut ini: f. Kabur Kabur berarti melarikan diri tanpa pamit dari pekerjaan, keluarga, dan lain sebagainya. Emoticon dan bermakna kabur karena mengandung ikon kendaraan bermotor yang menggambarkan alat transportasi untuk melarikan diri. g. Berlibur Berlibur adalah berkunjung ke suatu tempat untuk melepaskan penat dan kelelahan. Seseorang yang berlibur biasa membawa berbagai perlatan yang dikemas dalam sebuah tas besar seperti dieskpresikan melalui emoticon . 118 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Ragam Bahasa Kaskus merupakan jenis ragam bahasa prokem dan memiliki banyak perbendaharaan kata dengan struktur yang beranekaa ragam serta berbagai emoticon yang digunakan oleh para kaskuser dalam mengekspresikan perasaan. Kesimpulan dari hasil penelitiian ini terkait dengan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut. 1. Leksikal-leksikal RBK dapat diklasifikasikan ke dalam lima bentuk yakni Singkatan, Akronim, RBK Bentuk Ringkas, RBK Bentuk Plesetan (Plesetan Sebagian dan Plesetan Total), RBK Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan, dan RBK Bentuk Campuran. Masing-masing bentuk diklasifikasikan kembali ke dalam beberapa kategori berdasarkan struktur dan proses pembentukannya. 2. Proses pemaknaan secara leksikal RBK sebagian besar melalui proses pengembalian kata-kata RBK ke bentuk panjang maupun bentuk aslinya. Namun, terdapat beberapa kata yang setelah dikembalikan ke bentuk panjang maupun bentuk aslinya masih harus diamati secara mendalam karena mengandung makna berkonotasi negatif yang biasanya digunakan untuk mengejek atau mengolok-olok. Di samping itu, terdapat beberapa bentuk yang tidak hanya memiliki makna literal, tetapi juga mengandung makna figuratif yang berbeda dengan makna aslinya. Bahasa figuratif 118 119 RBK dibagi menjadi dua, yakni menggunakan gaya bahasa metafora dan metonimi. 3. Secara garis besar, emoticon RBK dikelompokkan berdasarkan ukuran menjadi dua, yakni, Emoticon Kaskus Berukuran Kecil dan Emoticon Kaskus Berukuran Besar. Kemudian berdasarkan fungsinya dalam kalimat, emoticon-emoticon tersebut dapat diklasifikasikan lagi menjadi emoticon yang berfungsi sebagai pengganti unsur verbal dan penegas. Berdasarkan komponen yang dimiliki, emoticon RBK dapat diklasifikasikan menjadi emoticon yang mengandung (a) Simbol, (b) Ikon, (c) Indeks, (d)Simbol dan Ikon, (e) Simbol dan Indeks, (f) Ikon dan Indeks (g) Simbol, Ikon, dan Indeks. Namun, pada emoticon berukuran besar tidak ditemukan emoticon yang hanya mengandng indeks. 4. Setelah memperhatikan keterkaitan antara Representamen, Objek, dan Interpretan, maka secara umum makna yang terkandung dalam emoticon RBK adalah cinta, kebahagiaan, kesedihan, reputasi baik, reputasi buruk, sindiran, aktivitas mental, serta aktivitas fisik. 6.2 Saran Penelitian ini mengkaji bentuk dan makna dari leksikal dan emoticon yang digunakan di dalam komunitas Kaskus. Ditemukan bahwa, pada beberapa bentuk terjadi penyederhanaan pelafalan yang berkaitan dengan perubahan bunyi. Oleh karena itu, diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya mampu mengkaji perubahan bunyi RBK tersebut secara lebih mendalam. 120 DAFTAR PUSTAKA Abrams, M.H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt Rinehart and Winston. Austin, J.L. 1962. How To Do Thing With Words. Oxford : Clarendon. Beekman, John and John C. Callow. 1974. Translating the Word of God, with Scripture and topical indexes. Grand Rapids: Zondervan. Bloomfield, L. 1933. Language. New York: Holt-Rinehardt and Winston. Chaer, Abdul. 1989. Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chandler, Daniel. 2007. Semiotics:The Basics.Second Edition. New York: Routledge. de Groot, A.W. 1962. Inleiding tot de Algemene Taalwetenschap. Groningen: J.B Wolters. Dixon, R.M.W. 2005. A Language Consists of Words and Grammar. Oxford: Oxford University Press. Fromkin, Victorial A. (ed.). 2000. Linguistics. Massachussett: Blackwell. Heryanto, Ariel. 1995. “Pelecehan dan Kesewenang-Wenangan Berbahasa Plesetan dalam Kajian Bahasa dan Polotik di Indonesia.” Makalah PELLBA . Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya. Hockett, Ch.F. 1958. A Course in Modern Linguistics. New York: the Macmillan and Co. http://m.kaskus.us/ http://www.e-li.orglmain/pdf/pdf-269.pdf. diunduh tanggal 23 Maret 2010 jam 11.00 http://www.kaskus.us/ Keraf, Gorys.1994. Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia. 121 Lyons, John. 1977. Semantics. Volume I. Cambridge: Cambridge University Press. Mahsun, M.S. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Manik, Sondang. 2004. Pengkajian Semantik Pada Bahasa Gaul. Medan: USU Press. Nida, E.A. 1949. Morphology: The Descriptif Analysis of Words. Ann Arbour: The University of Michigen Press. Palmer.1981. Semantics. Sydney:Cambridge University Press. Parera, Djos Daniel. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga. Peirce, Charles Sanders (1931–58) Collected Papers (8 vols: vol. 1, Principles of Philosophy, ed. Charles Hartshorne and Paul Weiss, 1931; vol. 2, Elements of Logic, ed. Charles Hartshorne and Paul Weiss, 1932; vol. 3, Exact Logic (Published Papers), ed. Charles Hartshorne and Paul Weiss, 1933; vol. 4, The Simplest Mathematics; ed. Charles Hartshorne and Paul Weiss, 1933; vol. 5, Pragmatism and Pragmaticism, ed. Charles Hartshorne and Paul Weiss, 1934; vol. 6, Scientific Metaphysics ed. Charles Hartshorne and Paul Weiss, 1935; vol. 7, Science and Philosophy, ed. William A. Burks, 1958; vol. 8, 2 8 6 B I B L I O G R A P H Y Reviews, Correspondence and Bibliography, ed. William A. Burks, 1958). Cambridge, MA: Harvard University Press. Pradopo, Rahmat Djoko. 1994. Stilistika dalam Buletin Humaniora No.1 tahun 1994.Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM. Pusat Bahasa, 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Bahasa, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ramlan, M. 1980. Ilmu Bahasa Indonesia: Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: UP Karyono. Reichling, AJBN. 1935. Het Woord, een Studie Omtrent de Grondslag van Taal en Talgebruik. Zwolle: W.E.J. Tjenk Willingk. Riasa. 2001. Ranah Bahasa Remaja; KIPBIPA IV. Denpasar: IALF Bali. Ridwan, T.A. 2003. Buku Kerja Kebahasaan. Medan: USU Press. Sahertian, Debby. 1999. Kamus Bahasa Gaul. Jakarta: PT. Sinar Harapan. 122 Searle, John R. 1977. Speech Acts, An Essay In The Philosophy of Language. New York : Cambridge University Press. Searle (Ed.). 1979. The Philosophy of Language. Oxford: Oxford University Press. Sibarani, Robert. 2004. Linguistik Antropologi. Medan: Penerbit Poda. Siregar, Eva Tuti Harja. 2010. Bahasa Gaul pada Kalangan Waria di Jalan Gadjah Mada Medan: Tinjauan Sosiolonguistik. Medan: USU Press Sudana, I Wayan. 2007. Telaah Struktur dan Makna Ragam Bahasa Gaul. Denpasar: Universitas Udayana. Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Ullmann, Stephen. 1977. Semantics, An Introduction to the Science of Meaning. Diadaptasi oleh Sumarsono menjadi Pengantar Semantik.2007. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Verhaar, J.W.M. 1999. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Wolf, Alecia. 2009. Emotional Expression Online: Gender Differences in Emoticon Use. Texas: The University of Texas. Woodrich, Christopher Allen. 2009. Ragam Bahasa Tidak Resmi Dalam Lagu Project Pop. Yogjakarta: Universitas Sanata Dharma 123 LAMPIRAN DAFTAR LEKSIKAL 1. Singkatan No Singkatan Arti 1 AFAIK As Far As I Know 2 AFK Away From Keyboard 3 AKA As Known As 4 AKTB Akses Kaskus Tanpa Banner 5 ASAP As Soon As Possible 6 ASL Age, Sex, Location 7 BB Buka-bukaan 8 BB+17 Buka-bukaan 17 Tahun Keatas 9 BnB Bet and Bookies 10 BNIB Brand New In Box 11 BNWOT Brand New Without Tag 12 BNWT Brand New With Tag 13 BP Berita dan Politik 14 BRB Be Right Back 15 BRP Bad Reputation Point 16 BSH Barisan Sakit Hati 124 17 BTW By The Way 18 BW Bandwidth 19 BWK Bandwidth Killer 20 CCPB Cara Curang dan Program Bajakan 21 CFV Call For Votes 22 CMIIW Correct Me If I‟m Wrong 23 COD Cash On Delivery 24 CP Control Panel 25 CYSTG Can You Solve This Game 26 DC Debate Club 27 DL Download 28 DP Disturbing Picture 29 DPMP Digital Photography Manual Photography 30 EF English Forum 31 F2F Face To Face 32 FAQ Frequently Asked Question 33 FBI Fans Bang Ipul 34 FJ Forum Jokes 35 FJB Forum Jual Beli 36 FR Field Report 37 FR2 Forum Roda Dua 125 38 FU Factory Unlocked 39 FYEO For Your Eyes Only 40 FYI For Your Information 41 GPP Ga Pa Pa 42 GRP Good Reputation Point 43 H2H Hearth To Hearth 44 HT Hot Thread 45 ID Identitas 46 IGO Indonesian Girls Only 47 IMHO In My Humble Opinion 48 IOW In Other Words 49 IRL In Real Life 50 IYKWIM If You Know What I Mean 51 J4F Just For Fun 52 JK Just Kidding 53 KBBK Kamus Besar Bahasa Kaskus 54 KSP Kritik Saran dan Pertanyaan 55 LOL Laughing Out Loud 56 MYOB Mind Your Own Business 57 NP Now Playing 58 OANC Outdoor Adventure and Nature Club 126 59 OC Ori Cina 60 OL On Line 61 OOT Out Of Topic 62 PARSI Persatuan Anti Repost Seluruh Indonesia 63 PI Personal Insult 64 PM Private Message 65 ROTFL Rolling On The Floor Laughing 66 RP Reputation Point 67 RS Roy Suryo 68 SP Surat Pembaca 69 SPS Speed Posting Society 70 SU Software Unlocked 71 TBC Turut Berduka Cita 72 TFS Thanks For Share 73 TIA Thanks In Advance 74 TKP Tempat Kejadian Perkara 75 TS Thread Starter 76 WTA Want To Ask 77 WTB Want To Buy 78 WTH What The Hell 79 WTK Want To Know 127 80 WTS Want To Sell 81 WTT Want To Trade 82 YM Yahoo! Messenger 2. Akronim No Akronim Arti 1 Alay Anak Layangan 2 Copas Copy Paste 3 Delon Derita Loe Nyet 4 Formil Forum Militer 5 Forsup Forum Supranatural 6 Gajebo Ga Jelas Bo 7 Hode Hoax Detected 8 Japri Jalur Pribadi 9 Kaskus Kasak Kusuk 10 Kopdar Kopi Darat 11 Maho Manusia Homo 12 Nocan Nomor Cantik 128 13 Ongkir Ongkos Kirim 14 Rekber Rekening Bersama 15 Fovie Forum Movie 16 Cacat Calon Cantik 17 Milis Mailing List 18 Perpakin Persatuan Pertamax Indonesia 19 PertamaX Pertama Kali 3. RBK Bentuk Ringkas No Bentuk Ringkas Bentuk Asli 1 Admin Administrator 2 Bro Brother 3 Donat Donator 4 Id Identitas 5 Mov Movie 6 Re Reply 7 Req Request 8 Sis Sister 129 9 Sob Sobat 10 Agan Juragan 11 Gan Juragan 12 Fwd Forward 13 Img Image 14 Aq Aku 15 Gw Gue 4. Plesetan Sebagian No Kata Bentuk Asli 1 Dobol Double Post 2 Lebay Lebih 3 Maintenis Maintenance 4 Mikocok Microsoft 5 Repsol Repost 6 Sotoy Sok tahu 7 Kamsud Maksud 8 Sotosop Photoshop 130 9 Mimin Admin 10 Momod Moderator 11 Boneng Bener 12 Prikitiw Preview 5. Plesetan Total No Plesetan Arti 1 Cendol reputasi bagus 2 Bata Merah reputasi buruk 3 Klonengan hasil kopian 4 Kimpoi kawin 5 Sedot download 6 Kulkas control panel 7 Afgan sadis 8 Dejavu thread yang diulang 9 Dodol lambat, lemot, jelek 10 Hansip lapor penyalahgunaan 11 Kolor ijo cendol 131 12 Ijo-ijo cendol 6. RBK Yang Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan No Kata Arti 1 Bukmak Bookmark 2 Donlot-donlod Download 3 Inpo - inpoh Info 4 Mantab Mantap 5 Nais – naiz Nice 6 Nubi Newbie 7 Tengkyu Thank you 132 TESIS RAGAM BAHASA KASKUS NI MADE DHIANARI NIM 0990161008 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI LINGUISTIK MURNI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 133 TESIS RAGAM BAHASA KASKUS OLEH NI MADE DHIANARI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 134 RAGAM BAHASA KASKUS Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana NI MADE DHIANARI NIM 0990161008 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI LINGUISTIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 i 135 Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 4 AGUSTUS 2011 Pembimbing I, Pembimbing II Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. NIP 19590917 198403 2 002 Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S. NIP 19560806 198303 2 001 Mengetahui Ketua Program Studi Magister Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum NIP 19620310 198503 1 005 ii Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K) NIP 19590215 198510 2 001 136 PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 3 Agustus 2011 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No.: 1367/UN14.4/HK/2011, Tanggal 29 Juli 2011 Ketua : Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. Sekretaris : Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S. Anggota : 1. Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A. 2. Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S. 3. Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum. iii 137 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat dan tuntunan-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. selaku Pembimbing I dan Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S. selaku Pembimbing II atas bimbingan, saran, dan masukan yang diberikan sehingga penyelesaian tesis ini dapat berjalan dengan sangat lancar. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. Made Bakta, Sp.PD (KHOM), selaku Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.P (K) selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, dan Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Udayana, atas fasilitas dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan Magister Linguistik di Universitas Udayana. Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum., selaku Ketua Program Magister Linguistik Universitas Udayana, Pembimbing Akademik penulis, serta para dosen pengajar, atas segala ilmu, pengalaman, bimbingan dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan sebagai karyasiswa Magister Linguistik di Universitas Udayana. Terima kasih setinggi-tingginya juga penulis sampaikan kepada Bapak I Ketut Ebuh, S.Sos, Ibu I Gusti Ayu Supadmini, Bapak I Nyoman Sadra, S.S., dan Ibu Nyoman Adi Triani, S.E. atas segala dukungan dan bantuan dalam urusan akademik perkuliahan. iv 138 Kepada keluarga tercinta, Bapak (I Made Kuasa, S.Pd), Ibu (Nyoman Suarti), Kakak (I Putu Wiratama), serta I Gede Surya Cahyadi, S.S., penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala perhatian, dukungan, dan doa tiada henti yang senantiasa diberikan selama proses pengerjaan tesis ini. Terakhir, kepada teman-teman Linguistik Murni ‟09, terima kasih karena telah memberi penulis dua tahun penuh pengalaman menarik, dan terima kasih karena sudah menjadi kawan seperjuangan penulis selama menjadi karyasiswa di Magister Linguistik di Universitas Udayana. Denpasar, 4 Agustus 2011 Ni Made Dhianari v 139 ABSTRAK Ragam Bahasa Kaskus (RBK) merupakan jenis ragam bahasa prokem yang digunakan di dalam komunitas Kaskus yang dikenal dengan nama The Largest Indonesian Community. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan mengklasifikasikan struktur leksikal RBK; (2)menjelaskan proses pemaknaan leksikal RBK; (3)mengidentifikasi dan mengklasifikasikan simbol-simbol emoticon dalam RBK; (4)mengungkap makna simbol-simbol emoticon yang digunakan oleh para kaskuser untuk mengekspresikan perasaan secara semantis. Data-data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teori Tata Bahasa Peristilahan (Pusat Bahasa, 2007), Tindak Ilokusi (Searle, 1979), teori Semantik sebagai kajian makna yang meliputi teori semantik leksikal (Lyon 1995 dan Verhaar, 1999), Teori Makna Figuratif, yakni Metafor dan Metonimi (Beekman dan Callow, 1974 serta Parera, 2004), Teori Semiotik (Peirce, 1931). Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Leksikal RBK dapat dibagi menjadi (1) singkatan; (2) akronim; (3) RBK bentuk ringkas; (4) RBK bentuk plesetan, yakni plesetan sebagian dan plesetan total; (5) RBK yang mengalami penyederhanaan pelafalan; (6)RBK bentuk campuran. Tiap-tiap bentuk diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan struktur dan proses pembentukannya. Ditemukan bahwa terdapat beberapa kata yang mengandung makna berkonotasi negatif dan biasanya digunakan untuk mengejek atau mengolok-olok serta beberapa bentuk bahasa figuratif yang dikelompokkan menjadi dua yaitu metafora dan metonimi. Emoticon RBK dikelompokkan berdasarkan ukuran, yakni (1a) emoticon Kaskus berukuran kecil; (1b) emoticon Kaskus berukuran besar yang dianalisis menggunakan teori triadik Peirce; berdasarkan fungsi diklasifikasikan menjadi (2a) sebagai pengganti unsur verbal dan (2b) sebagai penegas yang kemudian diklasifikasikan lagi berdasarkan teori tindak ilokusi Searle; berdasarkan komponen diklasifikasikan menjadi emoticon yang mengandung (3a) Simbol, (3b) Simbol dan Ikon, (3c) Simbol dan Indeks, (3d) Ikon dan Indeks, serta (3e) Simbol, Ikon, dan Indeks. Secara umum makna yang terkandung dalam emoticon RBK adalah (1) cinta; (2) kebahagiaan; (3) kesedihan; (4) reputasi baik; (5) reputasi buruk; (6) sindiran; (7) aktivitas mental; dan (8) aktivitas fisik. Kata Kunci: Bahasa Kaskus, Plesetan, Emoticon, Semiotik, Metafora, Metonimi. vi 140 ABSTRACT Kaskus Language Variety is a language used in the community known as Kaskus, The Largest Indonesian Community. The purpose of this study were (1) identify and classify RBK lexical structure, (2) describe the process of lexical meaning of RBK, (3) identify and classify the emoticon symbols in RBK; (4) uncover the meaning of emoticons used by the kaskuser to express feelings semantically. The data in this study were analyzed using the theory grammatical terminology (Pusat Bahasa, 2007), Illocutionary Act (Searle 1979), the theory of semantics as the study of meaning that includes the theory of lexical semantics (Lyon, 1977), Figurative theory, namely metaphor and metonymy (Beekman and Callow, 1974 and Parera, 2004), Theory of Semiotics (Peirce, 1931 ). The approach used in this study is a qualitative approach and the tapping method was used in data collection. RBK lexical items can be divided into (1) abbreviations, (2) acronyms (3) RBK brief forms, (4) RBK form of a play (Plesetan), Plesetan on a part and Plesetan on Total, (5) RBK all experiencing simplification pronunciation, (6) RBK mixture forms. Each of these forms are classified into several categories based on the structure and process. It was found that there are some words that once returned to the long or original form had to be observed in detail because it implies a negative connotation that is usually used to mock or ridicule and there are some forms which not only has a literal meaning, but also contain a figurative meaning that is different from its original meaning. They are grouped into two namely metaphor and metonymy. Emoticon RBK grouped by size i.e, (1a) small emoticons, (1b) large emoticons, which are analyzed using the triadic theory of Peirce; classified by function into (2a) instead of verbal elements and (2b) as confirmation that then classified again according to Searle‟s illocutionay act theory; classified by the components into (3a) symbol, (3b) Symbols and Icons, (3c) Symbols and Index, (3d) Icon and Index, and (3e) Symbols, Icons, and index. In general, the meaning contained in RBK emoticons are (1) love, (2) happiness, (3) grief (4) good reputation; (5) bad reputation, (6) innuendo; (7) mental activity; and (8 ) physical activity. Keywords: Language Kaskus, Plesetan, Emoticon, Semiotics, Metaphor, Metonymy. vii 141 DAFTAR ISI Halaman PRASYARAT GELAR ........................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS.......................................................... iii KATA PENGANTAR……. ................................................................................. iv ABSTRAK.. ...........................................................................................................vi ABSTRACT ..........................................................................................................vii DAFTAR ISI ........................................................................................................viii DAFTAR TABEL...................................................................................................xi DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.......................................................xiii DAFTAR ISTILAH..............................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1 1.1 Latar Belakang...................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................6 1.4.1 Manfaat Teoritis...........................................................................................6 1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................................6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN..........................................................................................................7 2.1 Kajian Pustaka....................................................................................................7 viii 142 2.2 Konsep..............................................................................................................12 2.2.1 Variasi Bahasa............................................................................................12 2.2.2 Bahasa Prokem...........................................................................................13 2.2.3 Bahasa Plesetan..........................................................................................15 2.2.4 Emoticon....................................................................................................17 2.3 Kerangka Teori.................................................................................................18 2.3.1 Tata Peristilahan Bahasa Indonesia............................................................18 2.3.2 Semantik Sebagai Kajian Makna...............................................................21 2.3.2.1 Semantik Leksikal..........................................................................21 2.3.2.2 Makna Figuratif .............................................................................24 2.3.2.3 Teori Semiotik Charles Sanders Peirce..........................................29 2.3.2.4 Tindak Ilokusi................................................................................32 2.4 Model Penelitian..............................................................................................35 BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................37 3.1 Pendekatan Penelitian......................................................................................37 3.2 Jenis dan Sumber Data.....................................................................................37 3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data...........................................................38 3.4 Metode dan Teknik Analisis Data....................................................................39 3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data..........................................40 BAB IV STRUKTUR DAN PROSES PEMAKNAAN LEKSIAL RBK.......................................................................................................................41 4.1 Struktur Leksikal RBK………………….………………………..………….41 4.1.1 Singkatan…………………………….……………………………….…42 4.1.2 Akronim………………………………...……………………………….49 ix 143 4.1.3 RBK Bentuk Ringkas……………………...…………………………...54 4.1.4 RBK Bentuk Plesetan………………………….………………………..57 4.1.4.1 Plesetan Sebagian……………………………...…….…………...58 4.1.4.2 Plesetan Total……………………………...……………………..61 4.1.5 RBK Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan…………….……….62 4.1.6 RBK Bentuk Campuran………………………………………………...63 4.2 Proses Pemaknaan Leksikal RBK…………………………………………...64 4.2.1 Bahasa Figuratif Pada RBK......................................................................66 4.2.1.1 Metafora……………...………………...………………..…...…..66 4.2.1.2 Metonimi………………………………………………………....76 BAB V TIPE DAN MAKNA EMOTICON RBK…………………………..…..78 5.1 Tipe-Tipe Emoticon RBK................................................................................79 5.1.1 Berdasarkan Ukuran.................................................................................79 5.1.1.1 Emoticon Berukuran Kecil…………………………………….....79 5.1.1.2 Emoticon Berukuran Besar…...……………………..…………...87 5.1.2 Berdasarkan Fungsi....................................................………………….99 5.1.3 Klasifikasi Komponen…………...……………….................................104 5.4 Makna-Makna Yang Terkandung Dalam Emoticon RBK…………...…......107 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN…………….…………………………….123 6.1 Simpulan………………………………………………………………........118 6.2 Saran………………………………………..…………………………….…119 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................120 LAMPIRAN……………....................................................................................123 x 144 DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Singkatan………………………………………………………...……42 Tabel 4.2 Singkatan yang Berhomonim.................................................................49 Tabel 4.3 Akronim……………...………………………………………………..49 Tabel 4.4 RBK Bentuk Ringkas…….…………………………………………...54 Tabel 4.5 Plesetan Sebagian……….……….........................................................58 Tabel 4.6 Plesetan Total...............................................…………………………..61 Tabel4.7. RBK Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan…………………...62 Tabel 5.1 Emoticon Kaskus Berukuran Kecil……………………………………79 Tabel 5.2 Emoticon Kaskus Berukuran Besar……………………………………87 xi 145 DAFTAR GAMBAR Gambar1.Tampilan Awal Komunitas Kaskus…………………………….……..2 Gambar 2. Contoh Emoticon…………………………………………………...17 Gambar 3. Bagan Semiotik Pierce………..…………………………….………30 Gambar 4. Model Penelitian……………………………………….……………35 Gambar 5. Kalimat Dengan Paduan Verbal dan Emoticon…………………….78 xii 146 DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG DAFTAR SINGKATAN A1-A4 : Kategori Akronim 1-4 EB1-EB25 : Contoh emoticon besar di dalam kalimat EK1-EK17 : Contoh emoticon kecil di dalam kalimat I : Interpretant KBBI : Kamus Besar Bahasa Indoneia KBBK : Kamus Besar Bahasa Kaskus L1-L44 : Contoh leksikal di dalam kalimat O : Objek PS1-PS4 : Kategori Plesetan Sebagian 1-4 R : Representamen R1-R4 : Kategori Bentuk Ringkas 1-4 RBK : Ragam Bahasa Kaskus S1-S4 :Kategori Singkatan 1-4 DAFTAR LAMBANG // : untuk mengapit tanda bunyi fonemis [] : untuk mengapit tanda bunyi fonetis () : untuk mengapit singkatan contoh xiii 147 DAFTAR ISTILAH Ane : aku (Bahasa Arab) Banned ID : ID yang dilarang masuk karena kesalahan tertentu Blog : merupakan singkatan dari web blog adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Bookmark : tanda situs atau halaman yang akan disimpan Chat-room : ruang atau lokasi tempat berkumpulnya suatu komunitas secara online untuk berdialog satu dengan lainnya. Download : menyalin data ke komputer E-mail : pesan atau surat secara elektronik, baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar, yang dikirimkan ke satu alamat ke alamat lain di jaringan internet. Emoticon : ikon emosi Forward : meneruskan thread Gathering : kumpul bersama anggota Hoax : bisa juga berita bohong Junk : post yang tidak bermutu Junker : oknum pelaku junk Juragan (Sunda): panggilan kepada sesama anggota kaskus xiv 148 Kaskuser : anggota komunitas Kaskus Maintenance : pemeliharaan server kaskus Offline : tidak terhubung dalam jaringan Online : sedang terhubung dalam jaringan Page view : nilai rata-rata jumlah halaman yang dilihat oleh pengunjung Post : mengirim atau me-reply Post/Posting : komentar dalam sebuah thread Reply : menjawab sebuah thread Repost : thread yang diulang Slang : istilah lain dari bahasa gaul atau prokem Thread : halaman berisi suatu topik yang dibuat oleh seorang kaskuser xv