JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN KUDUS DIFFERENCE KNOWLEDGE OF TEENS FREE SEX IN URBAN AND RURAL IN SENIOR HIGH SCHOOL DISTRICT KUDUS KUDARTI, S.SiT,1, TH. CATUR WULAN S, SST2, DAN IKA SARI K, SST3 1,2,3 AKBID Mardi Rahayu Kudus [email protected],[email protected],[email protected] ABSTRACT Adolescence is a time of transition between childhood and adulthood that begins at the time the sexual maturity between the ages of 11 or 12 years to 20 years. This change is shown in the development of the sexual organs of perfection genetalia organ function and the growth of secondary research was an observational study with cross sectional approach. Sampling technique was used with random cluster sampling. Analysis data is a comparative test using independent t test to determine differences in averaged between one group and another group not interconnected. Processing data is performed by univariate and multivariate analysis. As a result of this study showed that the students' knowledge about sex in senior high school Canisius of 83.42 and 81.26 of the Canisius High School, so we can see the difference between the two high school knowledge was 2, 16. And when viewed from the p value of the test two high school proficiency level shows that p value of 0.000. This value indicates less than 0.05, so it can be concluded that there is a difference between knowledge of Canisius as a sample of high school students in urban high school and high school students as a sample Canisius High School in the rural district of Kudus. Keywords: knowledge, Teen, free sex. ABSTRAK Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun . Perubahan ini ditunjukan dari perkembangan organ seksual menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ genetalia sekunder Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah dengan cluster random sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji komparatif dengan menggunakan uji t test independen untuk mengetahui perbedaan nila rata-rata antara satu kelompok dengan kelompok lainnya tidak saling berhubungan. Pengolahan data dilakukan dengan analisa univariate dan multivariate.Penelitian ini didapatkan hasilnya bahwa pengetahuan siswa tentang seks bebas di SMA Masehi sebesar 83,42 persen dan di SMA Kanisius sebesar 81,26 persen, 1 sehingga dapat dilihat selisih pengetahuan antara kedua SMA tersebut adalah 2, 16 persen. Bila dilihat dari nilai p value uji beda antara dua SMA tesebut menunjukan bahwa p value sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara pengetahuan siswa SMA Masehi sebagai sample SMA perkotaan dan siswa SMA Kanisius sebagai sample SMA pedesaan di Kabupaten Kudus. Kata kunci : pengetahuan, remaja, seks bebas. nyimpangan remaja yaitu dengan melakukan seks bebas sebelum adanya PENDAHULUAN Masa seksual masa ikatan pernikahan. Kurangnya pema- peralihan antara masa kanak-kanak dan haman tentang perilaku seksual pada masa dewasa yang dimulai pada saat masa remaja sangat merugikan bagi terjadinya kematangan seksual antara remaja sendiri termasuk keluarganya, usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 sebab pada masa remaja ini remaja tahun (Marheni A, 2004). Perubahan mengalami perkembangan yang penting ditunjukan dari perkembangan organ yaitu seksual organ seksual. Kurangnya pemahaman ini genetalia sekunder. Hal ini menjadikan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor remaja sangat dekat dengan perma- yaitu adat istiadat, budaya, agama, dan salahan seputar seksual (Hastutik RBK, kurangnya informasi dari sumber yang 2012). Laporan Planned Parenthood benar (Pangkahila A. 2004). sampai merupakan tumbuhnya Federation of America Inc (PPAF) 2004 Di kognitif, emosi, Kabupaten sosial Kudus dan tercatat tentang penilaian 1038 remaja berumur penduduk yang memiliki usia 10-19 13 tahun sampai dengan 17 tahun tahun sebanyak 135.846 orang yang terhadap hubungan di luar nikah adalah tersebar di 9 Kecamatan, 123 Desa dan 16 % dari remaja mengatakan sikap 9 Kelurahan. Sebagian besar usia setuju dalam melakukan hubungan seks tersebut memiliki tingkat pendidikan di luar nikah, sedang 43% mengatakan SMP dan SMA sederajat. Di Kabupaten tidak setuju melakukan hubungan seks Kudus sendiri terdapat 17 SMA dengan di luar nikah (Soetjiningsih dalam jumlah siswa sebanyak 9.836 orang, 29 Hastutik RBK, 2012). MA dengan jumlah siswa sebanyak Akibat perilaku remaja saat ber- 9.781 dan 25 SMK dengan jumlah pacaran tersebut terkadang tejadi pe- siswa sebanyak 10.848 orang. 2 Berdasarkan data diatas maka (Riduwan, 2010 dan Hidayat AAA, penyusun tertarik untuk mengadakan 2007). penelitian yang berjudul “Perbedaan HASIL DAN BAHASAN pengetahuan remaja tentang seks bebas Responden penelitian adalah seorang pada SMA perkotaan dan pedesaan di remaja yang sedang menempuh studi di Kabupaten Kudus” tingkat sekolah menengah atas kelas X METODE PENELITIAN – XII. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dengan metode pendekatan 1. Karakteristik responden di SMA observasional cross Masehi jumlah sample yaitu 138 sectional siswa yang tersebar di masing- yaitu setiap subyek penelitian hanya masing tingkatan kelas. diobservasi sekali saja dalam waktu a. Berdasarkan karakteristik umur bersamaan antara resiko atau paparan Tabel 5.1 dengan efek (Hidayat A, 2007). Analisa Distribusi frekuensi responden yang digunakan adalah uji komparatif berdasarkan umur dengan tujuan untuk membandingkan Umur (membedakan) dua variabel (data) ter- 14 Tahun 5 4% dapat kesamaan/ perbedaan. Uji statistik 15 Tahun 49 36% yang digunakan adalah uji t (t-tes) 16 Tahun 46 33% independent t-test, yang bertujuan untuk 17 Tahun 34 25% mengetahui perbedaan nila rata-rata 18 Tahun 3 2% antara satu kelompok dengan kelompok 19 Tahun 1 1% Total 138 100% lainnya tidak saling berhubungan. Prosentase Sumber : data primer (Riduwan, 2010 dan Riwidikdo, 2007). Teknik yang digunakan adalah Frekuensi b. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin dengan cluster random sampling yaitu Tabel 5.2 suatu cara pengambilan sample bila Distribusi frekuensi responden obyek yang diteliti atau sumber datanya berdasarkan jenis kelamin luas atau besar yakni populasinya Umur heterogen dan terdiri atas kelompok Laki-laki 58 42% Perempuan 80 58% Total 138 100% yang masing-masing heterogen. 3 Frekuensi Prosentase c. Berdasarkan sumber informasi b. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin Tabel 5.3 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi berdasarkan jenis kelamin Sumber Informasi Umur Frekuensi Prosentase Media Frekuensi Prosentase Laki-laki 46 37% Perempuan 78 63% Total 124 100% Cetak 72 17% Televisi 99 23% Teman 79 18% Orang Tua 78 18% Tabel 5.6 Internet 97 22% Distribusi frekuensi responden c. Berdasarkan sumber informasi Lainnya berdasarkan sumber informasi (Guru, Sumber radio) 7 2% Total 432 100% 2. Karakteristik responden di Frekuensi Prosentase Informasi Media SMA Cetak 59 15% Kanisius (Keluarga) jumlah sample Televisi 90 23% yaitu 124 siswa yang tersebar di Teman 66 17% masing-masing tingkatan kelas. Orang Tua 72 18% Tabel 5.4 Internet 89 23% Distribusi frekuensi responden Lainnya berdasarkan umur (Guru) 16 4% Total 392 100% a. Berdasarkan karakteristik umur Umur Frekuensi Prosentase 14 tahun 6 5% 15 tahun 38 31% A. Hasil Nilai Pengetahuan 16 tahun 43 35% 1. Di SMA Masehi Kudus 17 tahun 31 25% 18 tahun 6 5% Total 124 100% Sumber : data primer 4 Tabel 5.7 Dari pengolahan uji normalitas data Distribusi frekuensi nilai pengetahuan dengan uji one sample kolmosgorov responden smirnov, menunjukkan bahwa nilai Interval Nilai 0-25 Frekuensi Prosentase 0 0% 26-50 0 0% 51-75 16 12% 76-100 122 88% Total 138 100% signifikan di SMA Masehi dan SMA Kanisius dibandingkan dengan nilai α = 0,05 menunjukkan angka yang lebih besar sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data terdistribusi normal (p > 0,05). D. Analisis Data 2. Di SMA Kanisius Kudus Data penelitian yang diperoleh dari Tabel 5.8 hasil Distribusi frekuensi nilai pengetahuan penelitian menggunakan responden dianalisis dengan statistik dengan uji menggunakan independent t-test. Hasil Interval Frekuensi Prosentase Nilai 0-25 0 0% perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.10 : 26-50 0 0% Tabel 5.10 51-75 36 29% Hasil analisa data dengan 76-100 88 71% Total 124 100% menggunakan independent t-test B. Uji Normalitas Data Dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui bahwa data terdistribusi Asal Sekolah Mean P Value SMA Masehi 83,42 0.000 SMA 81,26 Kanisius normal atau tidak. Tabel 5.9 Dari tabel 5.10 dapat disimpulkan Uji normalitas data bahwa Asal Sekolah SMA antara 0.060 Terdistribusi sebagai sampel SMA perkotaan dan normal siswa SMA Kanisius sebagai sampel pengetahuan siswa SMA Masehi SMA pedesaan di Kabupaten Kudus. Kudus Kanisius perbedaan Keterangan Masehi SMA ada P value 0.092 Terdistribusi normal 5 SIMPULAN SARAN Ada perbedaan antara pengetahuan Pihak siswa SMA perkotaan dan siswa SMA informasi mengenai perubahan fisik pedesaan maupun psikis pada remaja tentang seks tentang seks bebas di Kabupaten Kudus. sekolah harus memberikan bebas. DAFTAR PUSTAKA Anton. 2007. Dalam Hastutik RBK. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Seks Pra Nikah. Diambil dalam : http://ejournal.dinkesjatengprov.go.id/dokument/2012_1/ARTIKEL/HUBUNGAN% 20TINGKAT%20PENGETAHUAN%20REMAJA%20TENTANG%20KESEHATA N%20REPRODUKSI%20DENGAN%20SIKAP%20TERHADAP%20SEKS%20PR A%20NIKAH.pdf BAPPEDA dan BPS Kab Kudus. 2012. Kudus dalam Angka (Kudus in figures) 2011/2012. Diambil dari : http://www.kuduskab.go.id/pdf/dda2012.pdf Desmita 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : Rosda Karya Farid. 2005. Dalam Hastutik RBK. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Seks Pra Nikah. Diambil dalam : http://ejournal.dinkesjatengprov.go.id/dokument/2012_1/ARTIKEL/HUBUNGAN% 20TINGKAT%20PENGETAHUAN%20REMAJA%20TENTANG%20KESEHATA N%20REPRODUKSI%20DENGAN%20SIKAP%20TERHADAP%20SEKS%20PR A%20NIKAH.pdf Hastutik RBK. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Seks Pra Nikah. Diambil dalam : http://ejournal.dinkesjatengprov.go.id/dokument/2012_1/ARTIKEL/HUBUNGAN% 20TINGKAT%20PENGETAHUAN%20REMAJA%20TENTANG%20KESEHATA N%20REPRODUKSI%20DENGAN%20SIKAP%20TERHADAP%20SEKS%20PR A%20NIKAH.pdf Hidayat AA. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Hidayat AAA. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Kartini Kartono. 2007. Perkembangan Psikologi Anak. Jakarta: Erlangga. Machfoedz, Ircham. 2007. Metode Penelitian.Yogyakarta: Fitramaya. Manuaba, 2008, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan, EGC, Jakarta. Marheni A. Perkembangan Psikososial dan keperibadian Remaja. Di dalam Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Cetakan 1. Jakarta : Sagung Seto Meliono, Irmayanti dkk.2007.MPKT modul 1, Jakarta: lembaga Penerbitan FE UI Notoatmodjo S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 6 Notoatmodjo S. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Pangkahila A. Perilaku Seksual Remaja. Di dalam Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Cetakan 1. Jakarta : Sagung Seto PemerintahKabupaten Kudus. 2012. Kondisi Bidang pendidikan di Kabupaten Kudus diambil dengan alamat : http://www.kuduskab.go.id/data.php Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta Riwidikdo H. 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press Soetjiningsih. 2004. Dalam Hastutik RBK. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Seks Pra Nikah. Diambil dalam : http://ejournal.dinkesjatengprov.go.id/dokument/2012_1/ARTIKEL/HUBUNGAN% 20TINGKAT%20PENGETAHUAN%20REMAJA%20TENTANG%20KESEHATA N%20REPRODUKSI%20DENGAN%20SIKAP%20TERHADAP%20SEKS%20PR A%20NIKAH.pdf UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 7