PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SIMBOL

advertisement
PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SIMBOL-SIMBOL BUDAYA
ORGANISASI
(Studi Deskriptif tentang Pemahaman Karyawan terhadap Simbol-Simbol Budaya
Organisasi di PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
Medan)
Martaria Agustina Hutasoit
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya
Organisasi (Studi Deskriptif tentang Pemahaman Karyawan terhadap Simbol-Simbol
Budaya Organisasi di PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
Medan). Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah simbol-simbol
budaya organisasi yang ada di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
dan bagaimanakah para karyawan memahami simbol-simbol budaya organisasi tersebut.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi simbol-simbol budaya organisasi berupa
simbol fisik, simbol perilaku dan simbol verbal dan mengetahui pemahaman karyawan
terhadap simbol-simbol tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Komunikasi Organisasi dan Budaya Organisasi. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci tanpa
menjelaskan hubungan antar variabel. Populasi penelitian yakni karyawan PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang berjumlah 110 orang. Penarikan
sampel menggunakan rumus Arikunto dengan menetapkan 25% dari jumlah populasi
yang ada, sehingga diperoleh sampel sebanyak 28 orang. Teknik penarikan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling, metode simple random
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dua cara, yakni studi lapangan dan
studi kepustakaan. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis tabel tunggal dengan menggunakan piranti lunak SPSS versi 13.0. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman karyawan terhadap simbol-simbol
budaya organisasi yaitu simbol fisik, simbol perilaku dan simbol verbal telah dipahami
dengan baik, karyawan turut berperan aktif dalam rancangan kerja perusahaan dan dapat
meningkatkan kinerja bekerja sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara
maksimal.
Kata kunci: Simbol Fisik, Simbol Perilaku, Simbol Verbal.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan
koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Organisasi memiliki
tiga unsur dasar, yaitu orang-orang atau sekumpulan orang, kerjasama dan tujuan yang
ingin dicapai. Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan
1
kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan
mendayagunakan sumber-sumber yang dimiliki.
Organisasi didirikan manusia disebabkan karena kesamaan kepentingan, baik
dalam rangka mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara berkelanjutan
untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain di dalam organisasi, para anggotanya
bermaksud mencapai tujuan yang sama.
Setiap organisasi memiliki budaya. Pada hakikatnya budaya merupakan faktor
terpenting dalam menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Organisasi pada dasarnya terdiri atas kelompok-kelompok yang saling berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Ketika seseorang berpindah dari satu
perusahaan ke perusahaan yang lain, atau bahkan dari satu departemen ke departeman
yang lain di perusahaan yang sama, akan merasakan perbedaan diantara kedua
lingkungan tersebut. Usaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda
ini melibatkan pembelajaran mengenai nilai baru, pemrosesan informasi dengan cara
baru, dan bekerja dengan serangkaian norma, adat dan ritual yang telah terbentuk.
Budaya organisasi/budaya perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan
asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku
dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan. Nilai adalah apa yang diyakini bagi
orang-orang dalam berperilaku dalam organisasi. Norma adalah aturan yang tidak
tertulis dalam mengatur perilaku seseorang. Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi
nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota, menjiwai orang per orang di
dalam organisasi.
Salah satu wujud dari budaya organisasi sebagai fenomena yang dapat dilihat,
didengar dan dirasakan ketika seseorang berinteraksi dalam suatu organisasi ialah
simbol-simbol yang terdiri dari logo, slogan, upacara-upacara, cerita-cerita yang sering
disampaikan orang dalam organisasi tersebut. Anggota organisasi menciptakan,
menggunakan dan menafsirkan simbol setiap hari. Berbagai simbol menjadi hal penting
bagi budaya perusahaan, sebab simbol mencakup tindakan, rutinitas dan percakapan di
dalam organisasi. Sejauh mana simbol-simbol ini efektif bergantung tidak hanya pada
individu-individu di luar organisasi yang menafsirkannya tetapi pada bagaimana
karyawan perusahaan mempraktikkannya.
Berangkat dari latar belakang tersebut, maka peneliti merasa tertarik melakukan
penelitian untuk mengetahui pemahaman karyawan terhadap simbol-simbol budaya
organisasi berupa simbol fisik, perilaku dan verbal serta mengidentifikasi simbol-simbol
apa saja yang ada di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Medan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengajukan
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah simbol-simbol budaya organisasi yang ada di PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara?
2. Bagaimanakah para karyawan memahami simbol-simbol budaya organisasi tersebut?
2
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol budaya organisasi
berupa simbol fisik, simbol perilaku dan simbol verbal di PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Medan.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman karyawan terhadap simbol
fisik, simbol perilaku dan simbol verbal di PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara.
URAIAN TEORITIS
Komunikasi Organisasi
Secara umum komunikasi organisasi dapat diartikan sebagai suatu roses
pertukaran ataupun pengiriman informasi di dalam organisasi untuk mencapai tujuan
bersama. Arni Muhammad menyebutkan komponen komunikasi organisasi merupakan
kunci dari komunikasi organisasi yang terdiri dari tujuh komponen yaitu:
1.Proses
2. Pesan
3. Jaringan
4. Keadaan saling tergantung
5.Hubungan
6. Lingkungan
7. Ketidakpastian
(Muhammad, 2009:68-74)
Selain komponen komunikasi organisasi kunci dari komunikasi organisasi,
setiap organisasi mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya.
Karakteristik organisasi secara umum menurut Muhammad sebagai berikut:
1. Dinamis, organisasi terus-menerus mengalami perubahan karena selalu menghadapi
tantangan baru dari lingkungannya dan perlu menyesuaikan diri.
2. Organisasi memerlukan informasi untuk hidup, tanpa informasi organisasi tidak dapat
jalan.
3. Mempunyai tujuan yang hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organisasi
sehingga diharapkan mendukung pencapaian tujuan organisasi melalui partisipasi.
4. Terstruktur, struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja dan
mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan proses produksi (Muhammad,
2009: 29).
Budaya Organisasi
Kehidupan sebuah organisasi tidak terlepas dari ikatan budaya organisasi yang
melekat dalam sebuah organisasi tersebut. Budaya dapat membentuk perilaku dan
tindakan karyawan dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, nilai-nilai budaya
yang ada dalam organisasi perlu ditanamkan sejak dini pada diri setiap anggota. Nilainilai tersebut tidak terbentuk dan terjadi secara instan, tetapi terus berjalan seumur
hidup. Edgar Schein mendefinisikan budaya organisasi sebagai berikut: suatu pola dari
3
asumsi dasar – yang diciptakan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat belajar
menghadapai masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal – yang berjalan cukup
baik untuk dianggap valid dan oleh karena itu, untuk diajarkan kepada anggota baru
sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan berperasaan sehubungan
dengan masalah yang dihadapi (Kreitner dan Kinicki, 2005:82).
Lewis yang dikutip oleh Octa Melia Jalal (dalam Ardana, 2008:172)
mengelompokkan budaya organisasi ini menjadi empat:
1. Simbol-simbol terdiri dari logo, slogan, upacara-upacara, cerita-cerita yang sering
disampaikan orang dalam organisasi tersebut.
2. Proses, merupakan metode organisasi untuk melaksanakan tugasnya, seperti jalur
pertanggungjawaban, desain pekerjaan, strategi manajemen dalam mengambil
keputusan, jalur komunikasi resmi, dan peraturan-peraturan tentang pertemuan.
3. Format, merupakan benda-benda yang bisa langsung observasi, seperti desain
bangunan, tata letak ruang, furniture, dokumen-dokumen resmi, pidato-pidato.
4. Perilaku, merupakan manifestasi simbol-simbol, proses dan format yang ada di
organisasi.
Pembentukan dan penanaman nilai dalam setiap diri para anggota organisasi
terjadi melalui proses penyerapan, imprinting, modelling, penggodokan,
membandingkan dan sosialisasi. Proses ini bisa samar, bisa kuat, bisa konsisten ataupun
inkonsisten. Semakin samar dan inkonsisten, semakin tidak jelaslah nilai-nilai yang
berakar pada individu. Lingkungan kerja ataupun masyarakat dengan budaya yang
masih kuat dengan sendirinya merupakan tempat setiap para anggota organisasi dengan
mudah melakukan modelling, imprinting, dan penguatan dengan subur.
Esensi kehidupan organisasi dapat ditemukan pada budaya yang dimiliki oleh
organisasi yang bersangkutan. Dalam hal ini kata “budaya” sendiri tidak mengacu pada
hal-hal seperti suku, etnis atau latar belakang budaya seseorang, namun menurut
Pacanowsky dan Trujillo, budaya adalah cara hidup dalam organisasi (a way of living).
Budaya organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional psikologis (West dan
Turner, 2008:316). Budaya organisasi juga mencakup semua simbol (tindakan, rutinitas,
percakapan dan seterusnya) dan makna-makna yang dilekatkan oleh anggota organisasi
pada simbol-simbol ini.
Terdapat tiga asumsi yang mengarahkan teori budaya organisasi yang
dikemukan oleh Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo.
1. Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang
dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman
yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi.
2. Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi.
Berbagai simbol menjadi hal penting bagi budaya perusahaan.Simbol-simbol itu
seperti yang diungkapkan oleh Pacanowsky dan Trujillo dalam tabel berikut ini:
4
Simbol Budaya Organisasi
Kategori Umum
Tipe/Contoh Spesifik
Simbol Fisik
Seni/desain/logo
Bangunan/dekorasi
Pakaian/penampilan
Benda/material
Simbol Perilaku
Upacara/ritual
Tradisi/kebiasaaan
Penghargaan/hukuman
Simbol Verbal
Anekdot/lelucon
Jargon/nama/nama sebutan
Penjelasan
Kisah/mitos/sejarah
metafora
Sumber: West dan Turner, 2007: 320
3. Budaya bervariasi dalam organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan
dalam budaya ini juga beragam.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi aktual secara rinci, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi yang
berlaku (Rakhmat, 2004:25). Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti apa saja
simbol budaya organisasi yang ada di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara Medan dan untuk mengetahui pemahaman karyawan terhadap simbolsimbol budaya organisasi tersebut.
Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini, terdapat di PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara Jl. Brigjend Katamso KM 5,5 No 30 Titi Kuning, Medan Telp
(061) 789026.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, Medan sebanyak 110 orang.
Sampel
Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Arikunto
jika jumlah populasi dibawah 500, maka diambil total sampel 10-15 % atau 20-25%.
(Arikunto, 1998:120), dan peneliti mengambil total sampel 25% dari jumlah populasi
sehingga didapat total sampel sebanyak 28 responden.
5
Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan Probability Sampling yaitu teknik
sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Metode yang akan digunakan ialah simple
random sampling yaitu dengan cara undian, peneliti menulis atau memberi nomor pada
seluruh anggota populasi, lalu mengundinya (merandom/mengacak) sampai
mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan (Kriyantono, 2006:154-155).
Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research). Studi kepustakaan dilakukan
melalui buku-buku, jurnal, internet yang berkaitan dengan masalah penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research). Dalam hal ini, penelitian lapangan
dilakukan melalui Kuesioner.
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyerderhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dipersentasekan (Singarimbun, 1995:263). Dalam penelitian ini,
analisis data dilakukan dengan analisa tabel tunggal, yaitu suatu analisis yang dilakukan
dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan
atas dasar frekuensi dan presentasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari analisis tabel tunggal yang telah dilakukan hasil
penelitian indikator simbol fisik yang ada di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara banyak responden berpendapat bahwa karyawan memahami dengan baik
dan mengetahui apa saja yang ada ataupun yang termasuk dalam simbol budaya
organisasi tersebut. Simbol fisik seperti logo ataupun slogan perusahaan no suap, no
korupsi, no grativikasi; bekerja, bekerja, bekerja; telah mereka ketahui dan pahami.
sebanyak 26 responden (92,9%) bahwa slogan tersebut merupakan suatu acuan nilainilai yang mendasari mereka dalam bekerja, baik itu di dalam perusahaan ataupun di
luar dari perusahaan.
Tidak hanya kata-kata ataupun kalimat yang tertera pada slogan tersebut, makna
yang terkandung dari warna, gambar dan logo perusahaan juga merupakan acuan
karyawan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara dalam bekerja,
yaitu pencerahan bagi kehidupan dan semangat yang menyala serta keberanian dalam
menghadapi tantangan dan memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat.
Dari hasil penelitian indikator simbol perilaku yang ada di PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara banyak responden menyatakan bahwa
penghargaan dan hukuman merupakan tolak ukur karyawan dalam bekerja. Dengan
adanya penghargaan, karyawan termotivasi untuk memberikan hasil yang maksimal dan
yang terbaik, karena dengan adanya penghargaan tersebut pengembangan diri dan
6
penghasilan lebih diperoleh. Hukuman yang diberlakukan oleh PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara membuat para karyawan berhati-hati dalam
menggunakan inventaris perusahaan. Adanya tradisi yang dilaksanakan pada PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara membuat keakraban dan terjalinnya
silahturahmi antar sesama karyawan yang mengakibatkan saling mengenal satu dengan
yang lain.
Dari hasil penelitian indikator simbol verbal yang ada di PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara responden menyatakan anekdot, lelucon serta
cerita-cerita lucu dan mengesankan lainnya membuat keakraban dengan yang lain,
sehingga karyawan merasakan tidak adanya jarak yang terlalu jauh dengan karyawan
lainnya. Simbol verbal ini juga memegang peranan penting bagi karyawan PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, sebab karyawan merasa mereka
memiliki peranan penting bagi perusahaan dimana mereka bekerja.
Budaya organisasi merupakan sistem nilai yang diyakini dan dapat dipelajari,
dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus menerus. Budaya organisasi juga
berfungsi sebagai perekat, pemersatu, identitas, citra, brand, pemacu-pemicu
(motivator), pengembangan yang berbeda dengan organisasi lain yang dapat dipelajari
dan diwariskan kepada generasi berikutnya, dan dapat dijadikan acuan perilaku manusia
dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target yang
ditetapkan.
Mengetahui dan mengucapkan adalah sebuah proses pembentukan pemahaman
yang membentuk budaya organisasi dalam diri ataupun jiwa setiap para anggota
organisasi. Pembentukan budaya ini tidak terjadi begitu saja dalam waktu yang relatif
singkat. Diperlukan berbagai upaya-upaya yang terstruktur dan berkesinambungan agar
budaya yang dimiliki tiap organisasi dapat dipahami para anggota organisasi. Budaya
organisasi diciptakan dan ditegakkan oleh pendiri ataupun manajemen puncak dalam
setiap organisasi. Tindakan pendiri ataupun manajemen puncak mempunyai dampak
yang berarti pada budaya yang diciptakan dalam lingkungan organisasi.
Lewat apa yang mereka katakan, bagaimana mereka berperilaku serta hal-hal
kecil lainnya memberi teladan bagi para anggota organisasi. Tiba di kantor lebih awal
sebelum jam kerja dimulai serta pulang setelah semua pekerjaan selesai dan memastikan
karyawan lainnya juga menyelesaikan pekerjaannya pada hari itu. Bertegur sapa dan
bertutur kata yang baik dan sopan yang dapat memotivasi dan membangkitkan gairah
dalam bekerja setiap hari. Mentaati semua peraturan yang telah disepakati bersama,
meminta maaf manakala terpaksa melanggar disiplin dan peraturan yang disepakati.
Lambang-lambang dan perilaku seperti ini membuat kehidupan organisasi berlangsung.
Layaknya metafora jaring laba-laba dalam budaya organisasi, bagaimana jaring itu
memungkinkan sekaligus membatasi gerakan laba-laba.
Apabila teladan para pendiri serta manajemen puncak tersebut dilakukan secara
konsisten maka dalam jangka panjang akan memperkuat kebiasaan dan seterusnya
secara serentak kebiasaan itu akan menjadi sesuatu yang disepakati oleh semua anggota
7
organisasi dan saat itulah terjadi pembentukan dan pemahaman karyawan tentang
budaya organisasi dimana mereka bekerja.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis,
maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut :
1. Adanya pemahaman karyawan dalam budaya organisasi berupa simbol fisik dapat
menguntungkan perusahaan sebab para karyawan dapat bekerja sesuai dengan
makna slogan dan makna dari logo perusahaan. Fasilitas-fasilitas yang disedikan
oleh perusahaan memegang peranan penting bagi karyawan yang menyebabkan
karyawan dapat bekerja secara optimal dan maksimal. Para karyawan juga turut
berperan aktif dalam rancangan kerja seperti rapat dan tari-tarian dalam acara
pisah sambut manajer/pejabar baru dalam perusahaan.
2. Pemahaman karyawan terhadap simbol perilaku budaya organisasi yang menjadi
ciri bagaimana anggota-anggota organisasi berperilaku dalam sebagian besar
waktunya di perusahaan, terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, telah dipahami dengan baik bahwa hal itu membentuk jiwa dan diri
mereka dalam berperilaku baik di dalam ataupun di luar perusahaan. Penghargaan
dan hukuman membuat para karyawan di PT. PLN Medan membuka peluang
untuk menciptakan rasa memiliki serta meningkatkan kinerja bekerja dan tidak
merusak nama baik perusahaan.
3. Pemahaman karyawan terhadap simbol verbal budaya organisasi yang berupa
nilai-nilai, norma-norma dan kepercayaan yang diyakini anggota-anggota
organisasi telah dipahami dengan baik. Adanya anekdot dan cerita-cerita lelucon
antar sesama karyawan membuat karyawan merasa lebih tenang dan nyaman
dalam bekerja sebab merasa tidak adanya jarak yang jauh antar sesama karyawan
yang lain walau berbeda-beda jabatan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
SARAN
Saran responden penelitian
1. Pimpinan ataupun manajemen puncak diharapkan menjadi sosok pribadi dalam
memberi sikap teladan pada karyawan yang ada di perusahaan sehingga apa yang
mereka lihat dan dengar dapat menguatkan pemahaman akan makna budaya
organisasi yang ada dalam perusahaan.
2. Karyawan diharapkan dapat lebih memahami bahwa mereka telah berpartisipasi
dalam setiap kegiatan dan tradisi yang ada dalam perusahaan dan dapat lebih lagi
termotivasi dalam menggali potensi-potensi lain yang mereka miliki selain dalam
bidang akademi yang dapat menunjang karir dan akan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup organisasi.
3. pemahaman karyawan terhadap simbol budaya organisasi yang ada pada PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara telah dipahami dengan baik
8
namun karena suatu organisasi bersifat dinamis maka ada baiknya pimpinan
ataupun manajemen puncak selalu berupaya bertindak lebih kreatif guna
memperoleh karyawan yang semakin bermutu.
Saran dalam Kaitan Akademik
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pemahaman karyawan terhadap simbolsimbol budaya organisasi. Secara akademis penelitian ini dapat memberikan masukan
dan menambah bahan penelitian, bahan referensi, serta sumber bacaan di kalangan
mahasiswa khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen
Ilmu Komunikasi. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat berlanjut dalam penelitian
mengenai simbol-simbol budaya organisasi pada suatu organisasi.
Saran dalam Kaitan Praktis
Secara praktis dapat menjadi masukan bagi pihak PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara Medan khususnya tentang simbol-simbol budaya organisasi
yang ada pada perusahaan dengan melakukan penyeleksian karyawan baru, sosialisasi
dan penempatan serta penguasan kerja yang tepat sehingga budaya organisasi yang
sudah terbentuk dapat dipertahankan dan dipahami dan menjiwai seluruh karyawan.
DAFTAR REFERENSI
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Ivancevich, John M dkk. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi Ketujuh
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kreitner, Robert., & Angelo Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi Buku 1 Edisi 5. Jakarta:
Salemba Empat.
Krisyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nawawi, Hadari. 2001. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Pace, Wayne., & Faules, Don F. 2010. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. Editor: Dedy Mulyana. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian komunikasi: dilengkapi contoh analisis
statistik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survai Edisi Revisi.
Jakarta: Pustaka LP3S Indonesia.
Sobirin, Achmad. 2007.Budaya Organisasi: Pengertian, makna dan aplikasinya dalam
kehidupan organisasi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wahjono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
9
West, Richard & Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan
Aplikasi Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.
Sumber lain:
repository.unhas.ac.id
eprints.undip.ac.id
repository.usu.ac.id
10
Download