PENDAHULUAN Bali terkenal sebagai pulau dewata adalah nama salah satu provinsi di indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Bali terletak diantara pulau jawa dan pulau lombok, ibukota provinsinya adalah denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk bali adalah pemeluk agama hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi wisatawan jepang dan australia bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Bali berasal dari kata Bal dalam bahasa sansekerta berarti kekuatan, dan Bali berarti pengorbanan yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita. Bali mempunyai dua pahlawan nasional yaitu, I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik. Tempat-tempat penting di bali, di antaranya ubud sebagai pusat seni terletak di kabupaten Gianyar, sedangkan kuta, Sanur, Seminyak dan Nusa Dua adalah tempat yang menjadi tempat tujuan parawisata, baik wiasata pantai maupun tempat peristirahatan. Di Bali sebagian besar penduduknya menggunakan bahasa indonesia dan bahasa bali, selain itu bahasa inggris juga menjadi bahasa ketiga disana dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. 1 PEMBAHASAN A. Studi Masyarakat Indonesia Identifikasi adat istiadat masyarakat bali yang masih dilestarikan,, terutama laranganlarangan dan apa yang boleh?hal-hal yang tabu? Di bali masih banyak tempat-tempat yang disakralkan keberadaannya. Masyrakat bali masih sangat memegang teguh adat istiadat, mereka yang mayoritas beragama hindu ini tetap menjaga eksistensi keberadaan adat mereka meskipun daerah mereka sudah menjadi daerah pariwisata internasional. Banyak para wisatawan yang berwisata di pulau dewata ini mulai dari wisatawan domestik hingga wisatawan mancanegara, namun masyarakat bali tetap bisa menerapkan dan menjalankan adat istiadat mereka bahkan mereka malah memperkenalkan kebudayaan mereka itu kepada para wisatawan yang datang ke bali ini. Selain dari alam bali yang sangat indah masyarakat bali juga menjadikan kebudayaan dan adat istiadat mereka menjadi objek wisata yang bisa dikunjungi para wisatawan. Di bali banyak pura-pura tua yang di jadikan objek wisata walaupun itu adalah tempat beribadah bagi mereka akan tetapi untuk para wisatawan pura-pura itu menjadi tempat wisata. Meskipun masyrakat bali cukup terbuka terhadap kebudayaan mereka tapi semua objek-objek wisata disana tidak terlepas dari peraturan-peraturan yang tidak bisa di langgar dan harus di patuhi baik oleh masyarakat bali maupun oleh para wisatawan. Peraturan-peraturan yang tidak bisa dilarang di bali di sebut dengan Awig- Awig yang memiliki arti A = tidak, wig = nakal yang berarti tidak boleh nakal, nakal dalam artian disini tidak boleh melanggar aturan yang ada. Salah satu tempat yang menggunakan awig- awig itu adalah di objek wisata uluwatu. Di sana ada aturan wisatawan yang memakai pakaian di atas lutut di haruskan memakai selendang yang di pinjamkan di tempat itu,selain karena itu sudah aturannya mungkin juga karena norma kesopanan karna di Uluwatu ini terdapat pura yang disucikan oleh masyarakat bali. Selain itu ada juga aturan-aturan lain yang mereka miliki dan harus ditaati oleh wisatawan. Aturan yang pertama wanita yang sedang pada masa datang bulan atau menstruasi tidak diperkenankan masuk ke beberapa tempat yang disucikan baik untuk beribadah maupun berkunjung sepertii para wisatawan, tempat-tempat seperti kedalam pura 2 yang berada di uluwatu, pura yang di tanah lot, dan juga monumen perjuangan masyarakat bali. Kedua, pria yang di lingkungan keluarganya ada yang melahirkan tidak diperkenankan untuk beribadah atau pun memasuki tempat-tempat yang disucikan baik orang asli bali sendiri maupun wisatawan yang berkunjung. Ketiga, baru pulang dari melayat atau melihat yang meninggal baik wanita ataupun pria tidak bisa beribadah selama 3 hari begitu juga wisatawan tidak bisa berkunjung sebelum lewat 3 hari setelah melayat. Selain dari aturan-aturan diatas ada juga larangan yang di berikan kepada wisatawan yang datang ke bali dilarang mengambil pasir yang ada di pantai itu, karena pasir di pantai di bali di sakralkan oleh masyarakat bali di daerah tanah lot, pasir disana memang sangat unik berkilauan dan seperti ada mutiara-mutiara hitamnya. Wisatawan dianjurkan hanya melihatnya saja dan tidak diperkenankan untuk mengambilnya. Kalau ada yang nekat tetap mengambil pasir itu dipastikan akan terjadi sesuatu padanya. 3 B. Modal sosial Identifikasi modal sosial apa yang dimiliki masyrakat bali sehingga mereka bisa maju? Bali sebagai tempat wisata internasional sudah tentu banyak di kunjungi oleh wisatawan luar. Selain itu di Bali masyarakatnya mengembangkan wisata budaya dimana dalam mengembangkan wisata budaya diperlukannya modal sosial yang kuat dari masyarakat yang bersangkutan. Karena saat suatu budaya atau adat istiadat disuatu daerah dijadikan tempat wisata akan banyak wisatawan yang datang berwisata baik dari dalam maupun luar negeri. Wisatawan yang datang berkunjung ke bali pasti membawa pengaruh budaya dari wisatawan itu sendiri yang berkunjung ke daerah wisata. Masyarakat bali memiliki keterbukaan terhadap kebudayaan baru yang dibawa oleh para wisatawan asing. Meski adanya keterbukaan itu tidak berarti masyarakat bali sendiri tidak mempertahankan kebudayaan mereka sendiri. Masyarakat bali menjaga norma-norma dan nilai-nilai sosial yang telah lama mereka miliki dan menjadikannya sebagai modal sosial utama untuk pengembangan daerah wisata mereka. Di Bali masyarakatnya mampu mengelola objek wisata dan sekaligus mendapatkan manfaatnya. Masyarakat bali dalam mengembangkan pariwisatanya sangat memperhatikan modal sosial yang mereka miliki. Mereka tetap memegang teguh pada norma-norma dan nilai-nilai baik norma dan nilai agama maupun adat istiadat mereka. Hal ini tidak menjadi hambatan dalam mencapai keberhasilan wisata, malah menjadi daya tarik lebih bagi para wisatawan. Para wisatawan asing sangat tertarik melihat adat istiadat dan kebudayaan masyarakat bali dan mereka menghargainya. Dengan mdal sosial yang mereka miliki masyarakat bali mampu mendatangkan berbagai kebudayaan, mereka mengakomodasinya dengan tanpa banyak merubah kebudayaan dan adat istiadat yang telah mereka miliki. Modal sosial itu lah yang membuat pariwisata di bali menjadi maju dan terkenal dikalangan wisatawan domestik dan juga mancanegara. Mereka tetap menjalankan kebudayaan selaras dengan kehidupan budaya asing yang datang dari para wiasatawan. 4 C. Kemiskinan dan kriminalitas Stratifikasi masyrakat apa masih ada hingga sekarang? Apa benar kasta sudra masih miskin? Pada masyarakat hindu di bali, terjadi keslahan dan kekaburan dalam pemahamandan pemaknaan warna, kasta, dan wangsa yang berkepanjangan. Dalam agama hindu tidak dikenal istilah kasta. Istilah yang termuat dalam kitab suci weda adalah warna. Apabila kita mengacu pada kitab bhagavadgita, maka yangg dimaksud dengan warna adalah catur warna, yakni pembagian masyrakat menurut swadharma (profesi ) masing-masing orang. Sementara itu, yang muncul dalam kehidupan masyrakat bali adalah wangsa, yaitu sistem kekeluargaan yang diatur menurut garis keturunan. Wangsa tidak menunjukan stratifikasi sosial yang sifatnya vertikal (dalam arti ada satu wangsa yang lebih tinggi dari wangsa yang lain). Namun demikian, tidakj dapat dipungkiri bahwa masih ada warga masyarakat yang memiliki pandangan bahwa ada suatu wangsa yang di anggap lebih tinggi dari pada wangsa yang lain. Wiana (2000) menjelaskan perbedaan antara warna dan kasta. Warna merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan fungsi dan profesi. Dalam ajaran agama hindu dikenal adanya empat warna yaitu brahmana- orang-orang yang bertugas untuk memberikan pembinaan mental dan rohani serta spiritual, ksatria- orang orang yang bertugas untuk mengatur negara dan pemerintahan serta rakyatnya, waisya- orang yang bertugas untuk mengatur perekonomian dan sudra- orang yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan menjadi pelayanatau pembantu orang lain. Warna dan gelar serta namanya sama sekali tidak diturunkan atau diwariskan ke generasi berikutnya. Warna tidak bersifat statis , tetapi dinamis. Artinya , warna bisa berubah setiap saat sesuai dengan fungsi dan profesinya, sabagai contoh : seorang yang berasa dari golongan sudra karena ketekunannya dalam belajar dan bekerja berhasil menjadi seorang polosi atau tentara maka secara otomatis golongannya meningkat menjadi seorang ksatria yang bertugas untuk membela dan mempertahankan kedaulatan negara. Jadi dapat disimpul kan bahwa orang-orang yang berada di golongan sudra selamanya miskin dan berada do golongan sudra, mereka bisa saja berubah berdasarkan usaha dan keseriusan mereka untuk berubah menjadi lebih baik. 5 Kriminalitas di bali dilakukan oleh orang-orang balinya sendiri dan juga para pendatang. Tiap agama di dunia ini pasti melarang semua umatnya untuk berbuat jahat, meskipun dalam ajaran agamanya dilarang untuk berbuat kejahatan tetapi yang namanya manusia tidak akan luput dari kesalahan. seUntuk mereka yang melakukan kejahatan atau melanggar aturan yang ada pertama- pertama mereka akan di bawa ke ketua adat untuk diproses secara hukum adat jika secara hukum adat masalah itu belum juga selesai barulah orang yang bersangkutan di bawa ke kantor polisi dan di hukum menurutr hukum negara. Jadi sebenarnya hukuman untuk mereka yang ,melanggar aturan atau kejahatan itu lebih berat karena yang mereka dapat adalah dua hukuman baik dari hukum adat dan juga hukum negara. 6 D. Patologi sosial Apa masalah-masalah yang ada di masyrakat bali? Bali menjadi tujuan seluruh wisatawan domestik maupun mancanegara untuk di kunjungi. Selain karena keindahan alam , dan juga wisata kebudayaan yang membuat para wisatawan tertarik berkunjung bali juga menjadi surganya para turis asing untuk bersenangsenang. Diluar semua keindahan itu semua bali memiliki masalah-masalah sosial yang bermunculan. Bali itu sudah menjadi seperti diluar-luar negeri dimana bar-bar keberadaannya benar-benar terbuka di pinggir jalan, terutama di daerah legian kuta bali. Saat malam hari tiba, bar-bar itu baru dibuka berjejer sepanjang jalan , di depannya berdiri wanitawanita muda menggunakan pakaian minim mengundang orang-orang yang lewat agar mampir ke bar mereka. Wanita itu mungkin saja masih bersekolah karena kalau dilihat umurnya masih muda, atau mungkin dia bekerja seperti itu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Para pekerja bar seperti mereka sangat rentan terhadap pelecehan maupun kekerasan. Minuman keras di bali seperti bir di jual secara bebas di minimarket- minimarket, Selain itu di bali juga rentan terjadi masalah seks bebas, dimana di bali banyak di kunjungi oleh wisatawan dari mancanegara. Masalah lainnya adalah persebaran narkotika dan obatobat terlarang atau NARKOBA cukup banyak terjadi dibali. Semua masalah itu tidak bisa terlepas dari kehidupan di bali karena bali merupakan daerah wisata internasional. 7 E. Belajar dan pembelajaran Nilai apa yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas? Sepulangnya dari bali banyak nilai-nilai yang bisa diperoleh dan dapat di terapkan dalam pembelajaran di kelas, di antaranya di mana kita sebagai guru dapat mengajarkan kepada siswa betapa pentingnya menjaga budaya kita, di zaman globalisasi sekarang ini. Banyak pengaruh budaya luar yang masuk, kita harus bisa memilih-milih mana yang baik dan sesuai dengan kita dan mana yang bertentangan dengan adat dan tradisi kita. Keberadaan tempat wisata seperti bali yang bisa tetap mempertahankan kebudayaannya meski banyak kebudayaan baru yang dibawa oleh para turis yang datang kesana, patut kita jadikan sebuah pembelajaran penting dan berharga. Indonesia negara yang sangat potensial di bidang pariwisata, negara kita memiliki banyak tempat-tempat yang indah untuk di jadikan objek pariwisata. Sebisa mungkin tempat yang akan dijadikan tempat wisata itu mencontoh bali yang dapat menyelaraskan antara pariwisata dengan kebudayaan mereka yang sudah ada jauh sebelum Bali di jadikan objek wisata internasional. Bali pada awalnya tidak jauh berbeda dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia akan tetapi mereka mampu memberdayakan keadaan alam dan budaya mereka sehingga menjadi objek yang menarik bagi para wisatawan, mereka menanamkan kearifan lokal yang mereka miliki dalam mengembangkan pariwisatanya selain itu masyarakat Bali menanamkan dan mencerminkan kesopanan, keramahtamahan, dan keterbukaan kepada para turis yang datang ke sana, mereka tidak membatasi keberadaan mereka Dalam hal ini kita bisa menanamkan pentingnya mencintai kebudayaan sendiri dan melestarikannya di tengah era globalisasi yang bebas kepada para siswa melalui pembelajaran di dalam kelas. 8 KESIMPULAN Bali tempat wisata yang menjadi tujuan banyak para turis internasional. Di kalangan wisatawan luar, bali lebih terkenal dibandingkan indonesia sendiri sebagai negaranya, padahal Bali hanyalah sebuah pulau bagian dari indonesia yang berbentuk provinsi namun mereka mampu mengembangkan daerahnya menjadi objek wisata yang terkenal di seluruh mancanegara. Keindahan alam bali sudah tidak diragukan lagi oleh para wisatawan, keanekaragaman kebudayaannya pun menjadi daya tarik para wisatawan untuk berkunjung. Dalam pengembangan daerahnya Bali memang lebih terpusat pada sektor pariwisata. Masyarakatnya pun tetap menanamkan nilai-nilai dan norma-narma yang ada meski sudah banyak pengaruh luar yang datang ke pulau Dewata ini. Keberadaan areal wisata seperti di Bali di Indonesia harus di perbanyak karena tempat-tempat dengan alam yang indah dan tempat yang memiliki keunikan kebudayaan di Indonesia sangatlah banyak, tinggal bagaimana sumber daya manusia yang kita miliki mampu untuk mengembangkan daerahdaerah tersebut dan tidak hanya mementingkan keuntungan dengan melakukan berbagai cara tapi juga mempertahankan dan menjaga keindahan dan keunikan yang sudah ada di tempat itu. 9 DAFTAR PUSTAKA www.google.com http://wikipedia.org/wiki/sistem_kasta_bali http://wikipedia.org/wiki/Bali 10