4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Produksi Usaha tani atau

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Produksi
Usaha tani atau proses produksi merupakan subsistem agrobisnis yang
berfungsi untuk menghasilkan output primer dengan kapasitas produksi
berdasarkan skala usaha yang telah ditetapkan. Output primer merupakan
produk yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/ usaha tani, berupa
bahan mentah yang belum diolah menjadi barang setengah jadi maupun
barang jadi (Kanna, 2005). Produksi adalah kegiatan menambah faedah (atau
kegunaan) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah faedah suatu
benda dengan mengubah sifat dan bentuknya, dinamakan produksi barang.
Sedangkan kegiatan menambah faedah suatu benda tanpa mengubahnya,
dinamakan produksi jasa (Alam, 2008).
Proses produksi merupakan cara, metode dan teknik untuk menciptakan
atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya
produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada. Sistem produksi
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Proses Produksi Terus-Menerus
Proses produksi ini berlangsung secara continue tidak memerlukan
waktu set up yang lama karena proses ini memproduksi secara terusmenerus untuk jenis produk yang sama. Beberapa karakteristik dari proses
produksi yang terus-menerus yaitu: produk yang dihasilkan dalam jumlah
besar, menggunakan sistem atau cara urutan pengerjaan, apabila salah satu
mesin rusak
maka proses produksi akan berhenti, mesin-mesin yang
dipakai dalam proses produksi bersifat khusus untuk menghasilkan
produk, dan persediaan bahan baku dan bahan dalam proses lebih rendah
dibandingkan dengan proses terputus.
4
5
2. Proses Produksi Terputus
Proses produksi terputus ini memerlukan total waktu set up yang
lebih lama karena proses ini memproduksi berbagai spesifikasi barang
sesuai pesanan, sehingga adanya pergantian jenis barang yang diproduksi
akan membutuhkan kegiatan set up yang berbeda. Beberapa karakteristik
proses produksi terputus yaitu produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil,
menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan fungsi
dalam proses produksi, mesin-mesin yang dipakai proses produksi bersifat
umum, proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan
dan persediaan bahan baku biasanya tinggi (Nasution, 2008).
B. Minuman Instan
Minuman instan merupakan minuman dalam bentuk serbuk siap seduh
yang menyegarkan dan menyehatkan, mudah untuk dikonsumsi dan tahan
lama dalam penyiapannya. Ekstraksi adalah penguraian zat-zat berkhasiat
atau zat aktif dibagian tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada
umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut dalam pelarut
organic. Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan hewan terdapat didalam
sel namun sel tanaman dan hewan berbeda begitu pula ketebalan sel masingmasing berbeda, sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu
dalam mengekstraksinya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam sel tanaman
adalah pelarut organic akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam
rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut
organic tersebut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dan pelarut organic diluar sel, maka larutan terpakat akan
berdistribusi keluar sel dan proses ini terulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif didalam sel dan diluar sel
(Anetha 2012).
Metode yang digunakan pada pembuatan adalah dengan metode
kristalisasi. Metode kristalisasi adalah proses terbentuknya kristal padat yang
berasal dari suatu larutan yang homogen. Kristal-kristal dapat terbentuk
apabila uap dari partikel yang sedang mengalami sublimasi menjadi dingin.
6
Dimana metode ini memanfaatkan sifat gula pasir/ sukrosa. Sukorsa adalah
kelompok zat yang mengandung sepuluh unit mono sakarida, sukrosa
memiliki rumus kimia C12H22O11. Sifat gula pasir (sukrosa) yaitu apabila gula
pasir (sukrosa) dicairkan, sukrosa dapat kembali membentuk kristal. Secara
umum, mekanisme kristalisasi terjadi saat sukrosa yang dipanaskan akan
mencair dan bercampur dengan bahan lainnya. Saat air menguap, maka
sukrosa tersebut akan membentuk kembali menjadi butiran-butiran padat.
Sifat sukrosa di pengaruhi oleh pH. Apabila pH larutan rendah (asam) maka
proses kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan menjadi liat. Oleh karena
itu, semua bahan pangan yang akan dijadikan serbuk harus memiliki pH yang
tidak asam. Penelitian menunjukkan bahwa pH optimum yang dapat
menghasilkan produk sekitar 6,7 sampai 6,8 (Ayustaningawrno, 2014).
Minuman serbuk instan dari berbagi produk seperti jahe, kunyit, kopi,
dan sebagainya, sudah banyak ditemukan. Dengan model dibuat serbuk instan
manis, maka 1) mutu produk dapat terjaga, 2) tidak mudah terkotori, 3) tidak
mudah terjangkiti penyakit, dan 4) produk tanpa pengawet. Dari sisi
pemakaian, serbuk instan sangat mudah dibuat minuman hanya cukup
menambahkan dengan air panas atau dingin, hal ini merupakan daya tarik
masyarakat untuk mengkonsumsinya. Melalui proses pengolahan tertentu,
minuman serbuk instan tidak akan mempengaruhi khasiat yang terkandung
dalam bahan tersebut, sehingga baik untuk kesehatan badan (Rengga, 2009).
C. Bahan Baku
1. Temu Kunci
Berdasarkan taksonomi tumbuhan, temukunci digolongkan ke dalam
divisi Magnoliophyta, kelas Liliopsida, ordo Zingiberales, familia
Zingiberaceae, genus Boesenbergia, dan spesies Boesenbergia pandurata.
Nama lainnya, yaitu Boesenbergia rotunda dan Kaempferia pandurata
(Kardono, 2003).
Tanaman temu kunci termasuk jenis tanaman menahun, memiliki
tinggi 30-80 cm, daun pada pucuk tiga-lima berdiri tegak dan tiga tidak
berhelai daun, tersebar, bergerigi danda, sangat harum jika dimemarkan,
7
jorong-lanset melebar 12-50 cm x 5-17 cm, hijau tua, tidak berambut.
Pertulangan daun sejajar dan ada bintik-bintik putih padat di bagian
bawah. Pelepah kemerah-merahan, tidak berdiri tegak, panjang 9- 19 cm
yang bersama-sama membentuk batang semu pendek. Batang semu
membentuk rimpang, kuning keputih-putihan. akar serabut, putih
kekuning-kuningan, berumbi dan berdaging 5-30 cm x 0.5-2 cm, warna
dan aromanya sama dengan rimpang (Munir, 2001).
Temu kunci (Boesenbergia pandurata roxb) banyak tumbuh liar di
hutan jati ini pada dasarnya biasa tumbuh di sembarang tempat asal tidak
tergenang air dan tidak terkena panas langsung. Perbanyakan tumbuhan ini
dapat dilakukan dengan penanaman rimpang yang sudah tua dan memiliki
anak tunas. Selain itu dapat juga dilakukan dengan memisahkan anakan
dari tumbuhan dewasa. Temu kunci rasanya manis getir dan aromanya
khas menyegarkan, bisa dijadikan bumbu bening dan minuman instan
(Harmanto, 2007).
Secara umum, masyarakat menggunakan rimpang temu kunci sebagai
peluruh dahak atau untuk menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah
nafsu makan, menyembuhkan sariawan, bumbu masak, dan pemacu
keluarnya Air Susu Ibu (ASI). Minyak atsiri rimpang temu kunci
(Boesenbergia pandurata) juga berefek pada pertumbuhan Entamoeba
coli, Staphyllococus aureus dan Candida albicans; selain itu dapat berefek
pada pelarutan batu ginjal kalsium secara in vitro. Perasan dan infusa
rimpang temu kunci memiliki daya analgetik dan antipiretik. Di samping
itu dapat mempunyai efek abortivum, resorpsi dan berpengaruh pada berat
janin tikus. Ekstrak rimpang yang larut dalam etanol dan aseton berefek
sebagai antioksidan pada percobaan dengan minyak ikan sehingga mampu
menghambat proses ketengikan. Dari penelitian lain diperoleh informasi
bahwa ekstrak rimpang temu kunci dapat menghambat bakteri isolat
penyakit Orf (Ektima kontagiosa) (Plantus, 2008).
Setiap 100 g rimpang yang dapat dimakan kira-kira mengandung air
12 g, protein 20 g, nitrogen 3,2 gram, gula 12 g, zat larut 80% etanol 52 g,
8
zat larut air 21 gram, abu 6 g. Unsur pokok rimpang dan akar temu kunci
mengandung
flavon
dan
flavonon
(pinostrobin,
alpinetin
dan
pinosembrin), monoterpenoid (geranedial dan neral) dan calkone
(kardamonin). Kandungan minyak atsiri rimpang dan akarnya berkisar dari
1-3 % bobot kering, 0,2-0,5% bobot segar. Kandungan minyak atsiri terdiri
atas senyawa utama 1,8-sineol (18-41%), kamfor (13%), d-borneol (9,2%),
d-pinena (4,1%), zingiberena (2,7%), kurkumin (0,9%) dan zeodarina
(0,7%) (Munir, 2001).
2. Lempuyang
Menurut Siswadi (2006), tanaman lempuyang diklasifikasi sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber aromaticum Val.
Lempuyang yang mempunyai nama latin Zingiber aromaticum ini
termasuk dalam tanaman dimanfaatkan rimpangnya. Sebagian masyarakat
juga menyebutnya lempunyang wangi dan terkenal sebai jamu tradisional
dengan nama Jamu Cabe Punyang. Dilihat dari segi manfaat dan khasiat,
lempuyang ini sangat baik dikonsumsi bagi semua umur ( Nisa’, 2013).
Rimpang lempuyang mengandung minyak atsiri limonen dan
zerumbon. Zat-zat tersebut berkhasiat sebagai anti kejang, penghangat
tubuh, penambah nafsu makan, tonikum, penambah darah, serta obat untuk
menyembuhkan rematik, batu empedu, batuk rejam dan cacingan
(Muhlisah, 1999 ). Hasil analisis ekstrak rimpang lempuyang dengan
GCMS oleh Sri Wahyuni, Nurliani Bermawie, dan Natalini Nova Kristina
(2013) menunjukkan bahwa sekitar 50 komponen terdeteksi. Zerumbone
merupakan komponen utama lempuyang dengan nilai sebesar 36–49%.
9
Komponen utama zerumbone dan acetic acid terdapat di semua aksesi.
Komponen utama lainnya di antaranya adalah alpha humulene, humulene
oxide, beta-eudesmol, beta-selinene, linalool, 12-oxabicyclo, caryophilene
oxide, 3-octadecyne, hexadecanoic acid, dan 3-octyne 5-methyl.
Komposisi komponen utama antar aksesi berbeda senada dengan aroma
wangi yang ditimbulkan pada lempuyang. Sebanyak tujuh nomor aksesi
yang mempunyai keunggulan produksi lebih dari 15 t/ha, mutu minyak
atsiri lebih dari 1% dan zerumbone 40%. Lempuyang jenis ini mempunyai
daya anti-bakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Ekstrak rimpang mampu membunuh cancing tambang pada anjing. Selain
itu, lempuyang ini dapat dijadikan sebagai obat asma, merangsang nafsu
makan, mengurangi rasa nyeri pada lambung, pembersih darah, pereda
kejang, penyakit kuning, radang sendi, kolera, anemia, malaria, penyakit
syaraf, nyeri perut, cacingan serta masuk angin ( Pengobatan, 2014).
Menurut DRS. H. Arief Hariana (2008) menjelaskan bahwa,
lempuyang meliki rasa pahit dan aromatik. Beberapa bahan kimia yang
terkandung dalam lempunyang di antaranya minyak atsiri seperti limonen
dan zerumben. Efek farmakologis lempuyang di antaranya untuk
antikejang dan penghilang rasa sakit (analgesik), asma, bengkak pada kaki
setelah melahirkan, cacingan, kolera, kurang darah (anemia), influensa,
malaria,
masuk
angin,
muntah-muntah,
penambah
nafsu
makan
(stomachica), nyeri perut, reumatik, radang lambung (gastritis), sesak
nafas, sembelit (constipatio), TBC, urat saraf lemah, wasir, serta obat
gosok untuk penghangat badan.
3. Gula
Gula dalam pengertian sehari-hari adalah gula pasir yang diperoleh
dari tanaman tebu atau bit. Gula pasir mengandung 99,9% sakrosa murni.
Sakarosa adalah gula tebu atau gula bit yang telah dibersihkan
(Saparinto, 2006). Gula digunakan sebagai pemberi rasa manis dan
pengawet yaitu dalam konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dengan cara menurunkan akivitas air dari bahan.
10
Aktivitas air yang rendah dapat menghambat tumbuhnya mikroorganisme
sehingga memperpanjang masa simpan bahan (Ayustaningwarno, 2014).
Menurut Kumalaningsih et al (2005), gula pasir dikenal sebagai
bubuk sweeterner yaitu bahan pemanis yang biasanya digunakan dalam
jumlah banyak. Gula pasir mempunyai sifat sedikit higroskopis dan mudah
larut dalam air. Semakin tinggi suhu yang digunakan, maka kelarutan
semakin besar. Kristal sukrosa yang berhubungan langsung dengan udara
dapat menyerap uap air sampai 1 % dari berat sukrosa.
Selain berwarna putih bersih, di pasaran sesekali kita masih bisa
menemukan gula pasir yang berwarna kecoklatan, karena tidak mengalami
proses pemutihan. Biasanya pada labelnya tertulis raw sugar. Meskipun
masih lebih kaya nutrisi, kandungan sukrosa dalam “ gula mentah” ini
masih dominan. Karena itu, gula jenis ini sama bahayanya dengan gula
pasir putih bagi kesehatan. Masih sejenis dengan gula pasir, ada lagi
brown sugar yang berwarna kecoklatan. Brown sugar adalah gula pasir
yang juga telah dicampur dengan mollase (Harry, 2007).
D. Pemasaran
Pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktifitas yang
dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value
creating activities) yang memungkinkan siapa saja yang melakukannya
bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi atas
kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keiklasan sesuai dengan proses yang
berprinsip pada akad bermuamalah islami atau perjanjian transaksi bisnis
dalam islam. Pemasaran dalam fiqih islam disebut wakalah atau perwakilan.
Wakalah atau wikalah yang berarti penyerahan, pendelegasian, atau
pemberian mandat. Wakalah dapat juga didefinisikan sebagai penyerahan dari
seseorang (pihak pertama/ pemberi perwakilan) apa yang boleh dilakukan
sendiri dan dapat mewakilkannya kepada pihak lain (pihak kedua)untuk
melakukannya semasa ia (pihak pertama) masih hidup (Amrin, 2007).
Dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut bauran
pemasaran
(marketing
mix)
mempunyai
peranan
penting
dalam
11
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan
dan keberhasilan pemasaran produk maupun jasa dipasar. Bauran pemasaran
adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan yakni produk (product), struktur harga (price),
kegiatan promosi (promotion) dan sistem distribusi (place).
Perangkat atau alat dari bauran pemasaran yaitu:
1.
Produk (Product)
Harus ada penawaran yang nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk
didalamnya kualitas produk, desain produk, karakteristik produk, merk
dan kemasan produk.
2.
Harga (Price)
Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya
harus sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran
tersebut, nilai kepada pelanggan, supaya pembeli tidak beralih kepada
pesaing.
3.
Distribusi (Place)
Berbagai aktivitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan
dapat diakses oleh pasar sasarannya.
4.
Promosi (Promotion)
Berbagai
aktivitas
perusahaan
untuk
mengkomunikasikan
dan
mempromosikan produknya kepada pasar sasarannya.
Bauran pemasaran ini merupakan titik sentral terjadinya kegiatan pemasaran.
Tanpa adanya alat- alat pemasaran tersebut, maka tidak akan terjadi kegiatan
pemasaran (Kotler 2000).
Pemasaran merupakan proses kegiatan dari produsen ke tangan
konsumen. Karena merupakan suatu proses kegiatan, kapan kegiatan tersebut
dapat dilakukan dan bagaimana caranya. Pasar dapat diartikan sebagai tempat
bertemunya penjual dan pembeli. Pasar adalah daerah dimana didalamnya
terdapat penawaran dan permintaan yang bertemu untuk membentuk harga.
Hubungan antara pemasaran dan pasar sangatlah erat, karena pasar
merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli, sedangkan pemasaran
12
merupakan kegiatan bagaimana agar produksi terjual dan dapat memuaskan
keinginan pembeli sehingga pembeli akan membeli produk perusahaan yang
sama setelah mereka merasa cocok dan puas akan produk yang bersangkutan
(Chasanah, 2013).
Download