BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan penelitian jenis experimental laboratorik
dengan menggunakan sampel rimpang lempuyang wangi sebagai objek penelitian,
menggunakan metode difusi cakram.
3.2 Tempat, Waktu, Objek Penelitian, Tehnik Pengumpulan Data
3.2.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo tanggal 3 Juli sampai 6 Juli
2012.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah sari lempuyang wangi.
3.2.3 Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
peneliti mengadakan observasi langsung pada objek yang diteliti di Laboratorium,
yaitu dengan mengukur zona hambat setiap sari lempuyang wangi yang dibuat
dalam beberapa pengenceran untuk melihat daya hambat bakteri Staphylococcus
aureus.
3.3 Cara Penelitian
3.3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
autoclave (all america), cawan petri, elenmayer, gelas ukur (iwaki pyrex), blender,
incubator (memmert), pinset,timbangan digital (radwng), penangas (ika C-mag
Hs7), batang pengaduk, jarum inokulasi, dispo, penggaris, gunting, gelas kimia,
spatula, shaker (GFL), oven (memmert), pembakar bunsen.
3.3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
lempuyang wangi, bakteri Staphylococcus aureus, aluminium foil, alkohol 70%,
tissu, aquades steril, Nutrien Broth (NB), Nutrien Agar (NA), kertas cakram, kertas
label, dan spritus.
3.3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Tahap Persiapan
1. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan cara, disterilisasi mencuci semua alat-alat yang
akan digunakan sampai bersih kemudian dikeringkan. Setelah itu alat-alat
dibungkus dengan menggunakan alluminium foil dan selanjutnya dimasukkan
kedalam oven pada suhu 1750 C selama 2 jam.
2. Pembuatan Medium Agar
Menimbang NA sebanyak 0,9 gram kemudian dilarutkan dalam 45 ml
aquades steril pada gelas kimia, selanjutnya dipanaskan di atas penangas dan
diaduk secara perlahan-lahan. Setelah NA larut semua kemudian diangkat dan
dituangkan ke dalam erlenmeyer dan ditutup deungan menggunakan aluminium
foil, lalu disterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C selama 15 menit.
3. Pembuatan Stok Suspensi Bakteri
Media NB dibuat dengan cara melarutkan 0,325 gram bubuk media NB
dalam 25 ml aquades dalam gelas kimia. Larutan dipanaskan sampai bubuk media
NB benar-benar larut, kemudian dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf
selama 15 menit pada suhu 1210 C. Pembuatan suspensi bakteri dilakukan untuk
perbanyakan stok, dengan cara menginokulasi 1 ose biakan kedalam 25 ml
Nutrien Broth (NB). Kultur bakteri dalam media NB selanjutnya digoyanggoyang menggunakan shaker dengan kecepatan putaran 120 rpm selama 24 jam.
Kultur bakteri yang semula jernih akan menjadi keruh yang menunjukkan adanya
pertumbuhan bakteri setelah masa inkubasi.
3.3.2 Prosedur Inti
1. Pembuatan Sari lempuyang wangi
Pada tahap pembuatan sari lempuyang wangi ini, pertama-tama lempuyang
wangi dikupas kemudian di cuci sampai bersih. Setelah bersih lempuyang wangi
dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah itu, dilakukan penyaringan
terhadap jus lempuyang wangi untuk mendapatkan sari lempuyang wangi.
Kemudian sari yang telah diperoleh diukur sampai volume 12,5 ml. Selanjutnya
dibagi menjadi lima konsentrasi, yaitu 0,05 ml perasan lempuyang wangi
dicampur dengan 0,95 ml alkohol sehingga menghasilkan sari dengan konsentrasi
5%, kemudian 0,15 ml sari lempuyang wangi dicampur dengan 0,85 ml alkohol
sehingga menghasilkan sari dengan konsentrasi 15%, selanjutnya 0,25 ml sari
lempuyang wangi dicampur dengan 0,75 ml alkohol sehingga menghasilkan sari
dengan konsentrasi 25%, kemudian 0,35 ml sari lempuyang wangi dicampur
dengan 0,65 ml alkohol sehingga menghasilkan sari dengan konsentrasi 35%, dan
0,45 ml sari lempuyang wangi dicampur dengan 0,55 ml alkohol sehingga
menghasilkan sari dengan konsetrasi 45%.
2. Penyiapan Media Pertumbuhan Bakteri
Penyiapan media pertumbuhan bakteri menggunakan metode pour plate
yaitu, diambil 1 ml suspensi bakteri dengan menggunakan dispo, dan dimasukkan
kedalam cawan petri, kemudian diambil 15 ml nutrien agar (NA) steril yang telah
dipanaskan hingga mencair dan didinginkan hingga suhu mencapai 45 0 C dan
dituangkan kedalam cawan petri yang telah terisi suspensi bakteri. Selama
penuangan medium, tutup cawan tidak boleh dibuka terlalu lebar untuk
menghindari kontaminasi dari luar. Setelah penuangan medium, cawan petri
segera digerakkan secara melingkar atau seperti angka delapan di atas meja secara
hati-hati untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata. Selanjutnya setelah
agar memadat uji daya hambat sari lempuyang wangi terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dapat dilakukan dengan cara uji difusi cakram (disk
difussion test).
3. Uji Daya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi
Cakram
Kertas cakram dengan ukuran diameter masing-masing 6 mm ditetesi
dengan sari lempuyang wangi yang telah dibuat dalam 5 konsentrasi yaitu (5 %,
15%, 25%, 35%, dan 45%), selanjutnya diuapakan selama ± 20 menit untuk
menguapkan pelarut alkohol. Kemudian kertas cakram diletakkan diatas media
bakteri dengan pinset. Dilakukan inkubasi pada suhu pertumbuhan optimum
Staphylococcus aureus yang berkisar antara 35-370 C selama 24 jam. Setelah
proses inkubasi, diukur diameter zona hambat yang terbentuk dengan
menggunakan penggaris milimeter.
3.3.3 Analisis Data
Adapun analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif
kuantitatif
yaitu
dengan
menjelaskan
hasil
yang
diperoleh
serta
mengelompokkannya dalam karateristik atau sifat variabel (kuat, sedang, lemah,
atau tidak ada) :
Tabel 1 : Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri
(Messley & Norrel, 1996)
> 20 mm
Respon hambatan
pertumbuhan
Kuat
16-20 mm
Sedang
10-15 mm
Lemah
0
Tidak ada
Diameter Zona terang
Download