PGM 2009: 32(1): 3744 Gambamn konsumsimakanandan status anemia Sri Prihatini, dkk GAMBARAN KONSUMSI MAKANAN DAN STATUS ANEMIA IBU HAMlL SAMPEL PENELlTlAN SUMMIT (THE SUPPLEMENTATION WlTH MULTIPLE MICRONUTRIENTS INTERVENTION TRIAL) Dl LOMBOK (FOOD CONSUMPTION AND ANAEMIA STATUS ON PREGNANT WOMAN SAMPLE STUDY SUMMIT (THE SUPPLEMENTATION WlTH MULTIPLE MICRONUTRIENTS INTERVENTION TRIAL) IN LOMBOK) Sri ~rihatini',Abas Basuni~ahari',Susy ~ebayang,dan IswIdahnI ' ABSTRACT Background: Infonnatin on consumption panem is key to the analysis of trial results such as the SUMMIT (supplementation multiple micronutrients intervention trial) as consumption modifies the outcome of intervention. It is therefore important to prove that nutrient consumption is comparable between the two groups (iron folate vs. multiple micronutrient) in the SUMMIT trial. Objectives: to analyse food consumption and anemia status of pregnant women at enrolment to both groups in the SUMMIT trial. Methods: This paper analysed consumption data of 16,111 pregnant women in the SUMMIT cohort that was collected prior to supplementation. As many as 7722 of the samples belong to the iron folate (IFO) group and 8389 belong to women who received multiple micronutrients. Data was collected by trained field data collector using the 1 x 24 hr recall method. Around the same time of the recall, data of haemoglobln levei were taken with Hemocue. Nutrient consumption status was assessed usina the 2004 Indonesian recommended dailv allowance (RDAI. , Calculation of the nutrient comp&ition was dine with ~utiisoftsoftware. ihedifferen'ce and relation between consumption and anemia status between the two groups were determined using Chi-square and T-test. Results: The average consumption of macronutrient and micronutrient in the samples were only around 50% of RDA. Around 80% of the samples were energy deficient and around 75% were protein deficient (c70% RDA). Hemoglobin level of those enrolled in the first trimester was 11.7 (gIdL), which was higher compared to those enrolled in the second (10.9 gldL) and third trimester (10.5gldL). The proportion of anemic women enrolled in the first trimester was lower compared to those enrolled in the second and third trimester. Conclusions: Pregnant women in Lombok consumed macro and micronutrient far less than recommended. Both the IF0 and MMN group of the cohort were comparable in terms of nutrient consumption. Recommendations: Because nutrient consumption of pregnant women was far lower than the RDA, both macro and micronutrient consumption of pregnant women need to be addressed in order to improve maternal nutritional status. The programmatic implication is that maternal micronutrient supplementation needs to be combined with macronutrient intervention in order to obtain its optimal outcome. [Penel Glzl Makan 2009;32(1): 37-44] ~ ~ ~~ ~ Key words: pregnant women, energy and protein consumption, anemia PENDAHULUAN i negara negara berkembang seperti Indonesia, pada umumnya program suplementasi gizi pada wanita hamil lebih ditujukan pada suplementasi besi dan asam Folat yang merupakan salah satu upaya dalam menurunkan prevalensi 2004 telah Anemia. Pada tahun 2000 dilakukan penelitian tentang Pengaruh D - ' Pu$iEarg Gizi dm Makanan, Badan Litbang Kesehatan, Dspkes RI SUMMIT lnrbble of Dwebpmenl 'Poltekes NTB LomW Pemberian Suplementasi Muki Micro Nutrient pada lbu Hamil terhadap Kehilangan Janin (Fetal Loss) dan Kematian Bayi atau dikenal dengan program SUMMIT (The Supplementation with Multiple Micronutrients Intervention Trial). PGM 2W9: 32(1): 37-44 Gambaran konsumsi &anan Penelitian dilakukan di Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasii peneliian ini menunjukkan adanya penurunan angka keamtian bayi sebesar 18% pada ibu yang mengonsumsi Multi Micro Nutrient (MMN) dibandingkan dengan ibu yang mengonsumsi I F 0 (Iron Folat) (RR = 0,82. 95% CI 0,70 0.95, p=0,010). Ibu dengan status gizi kurang (LILa < 23.5 cm) atau anemia (Hb < 110 glL) pada saat awal intervensi, memiliki penurunan kematian bayi sebesar 25% (RR = 0,75,95% Ci 0 5 2 0.90, p=0,00021) dan 38% (RR = 0,62, 95% CI 0.49 0.78, p=O,OOOl). Pada peneliian penelitian yang benifat intewensi, informasi mengenai konsumsi makanan sangat penting. Gambaran konsumsi makanan pada masing-masing kelompok penelitian m e ~ p a k a n dasar penting daiam melakukan anaiisis data terutama yang menyangkut efek intewensi tehadap outcomenya. Pada saat ini data konsumsi makanan yang dikumpulkan melalui kegiatan penelitian program SUMMIT tersebut belum diolah seperti halnya dengan variabel-variabel lainnya. Di dalam suatu penelitian intewensi, variabel karaktaristik sampei perlu dikaji homogenitasnya agar efek intewensi yang diberikan tidak banyak dipenga~hioleh variabel karakteristik itu sendiri. Dalam ha1 ini salah satu variabel karakteristik yang perlu dianalisis adalah asupan dan tingkat kecukupan zat gizinya. Dalam penelitian SUMMIT ini yang perlu dibuktikan adalah apakah konsumsi zat gizi sebagai salah satu varibel karakeristik sampel homogen antara kedua kelompok penelitian, yaitu kelompok yang diberi lron Folate (IFO) dan kelompok yang diberi Multi Micro Nutrient (MMN). Analisis data konsumsi zat gizi m e ~ p a k a nsalah satu bagian analisis data SUMMIT yang tujuannya adalah untuk membuktikan homogenitas asupan dan tingkat kecukupan konsumsi zat gizi pada sampel. Dari tulisan ini selain dapat diketahui homogenitas asupan zat gizi ibu hamil pada saat masuk menjadi sampel penelitian SUMMIT pada kedua kelompok penelitian, juga sekaligus memberikan gambaran asupan zat gizi dan tingkat kecukupannya pada ibu hamil di Lombok. - - - TUJUAN 1. Menguji homogenitas asupan dan tingkat kecukupan zat gizi pada ibu hamil sampel peneliian SUMMIT. 2. dan status anemia Sri Prihatini, dkk Memperoieh garnbaran asupan energi dan protein seita zat gizi mikro dan status anemia pada ibu hamil di Lombok. METODE Data konsumsi makanan yang digunakan dalam analisis adalah bagian "The dari data penelitian Supplementation with Multiple Micmnutrlents lnterventlon Trial (SUMMIT)". Sampel atau responden dalarn penelitian ini adalah ibu hamil dari beragai usia kehamiian Penelitian diiaksanakan di Lombok propinsi Nusa Tenggara Barat muiai tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Pada program penelitian SUMMIT. sampel ibu hamil dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok diberi lron Folate (IFO) sebagai kelompok kontroi dan kelompok yang diberi multiple micro nutrient (MMN) sebagai kelompok intervensi. Jumlah seluruh sampel ibu hamil dalam penelitian ini adalah sebanyak 31290 ibu hamil yang terdiri dari 15486 ibu hamil mendapat I F 0 dan 15804 mendapat MMN. Sebanyak 262 bidan terlibat dalam pendistribusian suplemen ini. Data yang dianalisis pada tulisan ini adalah data konsumsi makanan dan kadar Haemoglobin ibu pada saat ibu hamil masuk menjadi sampel penelitian sebelum intervensi. Data konsumsi makanan pada ibu hamil dikumpulkan dengan metode recall 1 x 24 jam dan kadar Haemoglobin dikumpulkan menggunakan alat Hemoque. Untuk memperoleh jumlah asupan zat gizi (energy, protein dan micro nutrient) pada ibu hamil, data konsumsi makanan diolah menggunakan program Nutrisofl yang dikembangkan oleh Puslitbang Gizi dan Makanan. Data yang diolah dalam analisis ini adalah sampel yang datanya telah memenuhi syarat yang digunakan dalam analisis variabel lainnya. Jumlah sampel ibu hamil yang mempunyai data konsumsi pada saat masuk menjadi sampel penelitian sebelum dibersihkan adalah hanya 17.195 sampel. Setelah dilakukan pembersihan data (cleaning data) yaitu dengan mengeiualltan Sampel yang mempunyai data konsumsi energi <500 Kkal atau > 3000 Kkal, tidak mempunyai data kadar Haemogiobin, tidak mempunyai data usia kehamilan maka diperoleh sebanyak 16111 sampel yag dapat dilakukan analisis data konsumsinya. FGM 2009: 32(1): 3744 Sri Prihatinl,dkk Gmbm konsumsi rnskmn dan sfelus anemia Selanjutnya untuk mengetahui kecukupan zat gizi nya, asupan zat gizi yang dipemleh dibandingkan dengan angka kecukupan zat gzi Yang dianiurkan untuk ibu hamil berdasarkan angka kecukupan gizi Yang dianiurkan untuk Indonesia tahun 2004. . Kemudian SamPel dikelompokkan meniadi dua kelompok yaitu kelompok < 70% AKG (defisit) dan >= 70% AKG (baik) untuk kecukupan energi maupun protein. Data IainnYa Yang dianalisis adalah kadar Haemoglobin ibu hamil. Status anemia dikelompokkan men~adi dua kelomPfJk Yaitu kelomPok anemia dengan kadar Haemoglobine < 110 glL dan tidak anemia >= 110 glL. Untuk mengetahui homogenitas asupan zat gizi pads kedua kelompok penelitian dilakukan uji T-Test. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kecukupan energy dan protein dan status anemia pada kedua kelompok dilakukan uji Chi-Sguare. HASIL ~ ~ ~ k t ~ r l ~ t i k ~ ~ ~ ~ l Jumlah seluruh ibu hamil yang menjadi sampel dalam penelitian SUMMIT adalah sebanyak 31.290 ibu. Namun hanya sebanyak 16.111 sampel ibu hamil yang daoat ,~~dilakukan analisis data konsumsi makanannya pada saat ibu masuk menjadi sampel. Sebaaian besar samwl ibu hamil terlihat maGh berusia m ~ d a ' ~ a i berumur tu antara 20 sampai 34 tahun , bahkan sekitar 13% b e ~ s i akurang dari 20 tahun. Hanya sekitar 12% yang berusia > 35 tahun. Dari sampel tersebut diantaranya sebanyak 3.155 ibu termasuk pada usia kehamilan trimester pertama, 5.947 ibu termasuk trimester kedua dan 7.009 ibu termasuk dalam trimester ketiga. Lebih dari 40% sampel ibu hamil penelitian ini mempunyai usia kehamilan pada trimester 3. Tabel 1 Karakteristlk Sampel Ibu Hamil menurut Kelompok Perlakuan Karakteristik sampel N Kelompok Perlakuan I F 0 (%) MMN (%) 3721 24,9 26,2 Trimester 1 3155 19.6 19.6 Trimester 2 5947 37,6 36.3 Trimester 3 7009 42,6 441 -- - Umur lbu (tahun) c 20 Tahun 20-24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun >35 tahun Usla kehamilan saat menjadi sampel Asupan Zat Glzi Menurut Usla Kehamllan Saat Menjadl Sampel Pada Tabel 2. disajikan rata-rata asupan energi, protein dan zat gizi mikro ibu menurut usia kehamilan saat masuk menjadi sampel. Sampel dengan usia kehamilan trimester pertama mempunyai rata-rata konsumsi energi, protein dan beberapa zat gizi mikro lebih tinggi dari sampel dengan usia kehamilan trimester 2 dan 3. Pada Tabel 3. disajikan rata-rata kecukupan energi, protein dan zat gizi mikro saat masuk menjadi sampel menurut usia kehamilan. Bila rata-rata konsumsi zat gizi dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk ibu hamil temyata konsumsi eflergi, protein dan zat gizi mikro sangat rendah yaitu masih kurang dari 70% AKG. Kecuaii untuk rata-rata konsumsi vitamin A terlihat lebih dari 100 Oh AKG. PGM 2fN9; 32(1): 3 7 4 Sri Plihatlni,dkk Gambanrn konsumsl makenanan den stetus anemia Rerate Asupan Energi, Protein dan Zat Glzi Mikro menurut Usia Kehamilan (Trimester) Saat Menjadl Sampel Usia Kehamilan Zat Gizi Trimester 1 N=3155 rerata %AKG Trimester 2 N=5947 rerata Trimester 3 N=7009 %AKG rerata %AKG Energi (kkal) Protein (gram) Vitamin A Vitamin C (mg) Riboflavin Vitamin B 12 Asam Folat Kalsium Phosphor Magnesium Besi (mg) Zinc Asupan Zat G b i menurut Kelompok Perlakuan Pada tabel 3. disajikan rata-rata konsumsi zat gizi ibu menurut kelompok perlakuan. Secara statistik terdapat perbedaan bermakna pada konsumsi energi, yaitu konsumsi energi kelompok M M N terlihat lebih besar dibandingkan kelompok IFO. Namun demikian perbedaan hanya sekitar 12 Kkal, secara biologis tidak berpengaruh terhadap keadaan kesehatan seseorang. Sedangkan konsumsi protein dan zat gizi mikro lainnya tidak berbeda secara bermakna pada kedua kelompok perlakuan. Tabel 3 Rerata Konsumsi Energi, Protein dan Zat Gizi Mikro menurut Kelompok Perlakuan Saat menjadi Sampel MMN n = 8389 Zat Gizi Energi Protein Vitamin A Vitamin C Riboflavin Vitamin 8 12 Asam Folat Kalsium Phosphor Magnesium Besi Zinc rerata % AKG rerata X AKG 1118 36.9 1211 48,O 0.5 0,8 162 251 521 211 8.4 4.5 53,2 55,l 151.4 56.5 342 34.1 27.1 28,4 86,8 70,6 32.4 39.3 1130 37.1 1189 47.4 03 03 161 248 527 214 82 4.5 53,8 55,3 148,6 55.8 343 34.8 26.9 26,l 87.8 71-4 31-8 39.3 p- value 0,037' 0.698 0.215 0,442 0,330 0.643 0.539 0,552 0,115 0,170 0.370 0.942 Srl Prihatini, dkk PGM 2009: 32(1): 3744 Kecukupan konsumsi energi maupun protein pada kedua kelompok perlakuan terlihat sangat rendah yaitu sekitar 50% AKG. Demikian juga dengan konsumsi rat gizi mlkro lainnya masih terlihat kurang dari 50% AKG, kecuali untuk phosfor, dan magnesium. Tlngkat Kecukupan Konsumrl Energl dan Proteln Menurut Kelompok Perlakuan dan Usla Kehamllan Tingkat kecukupan energi maupun protein dikelompokkan menjadi dua yaitu .---. keiompok dengan tingkat konsumsi <70% AKG (deflslt) dan konsumsi >=70% AKG (cukup). Secara keselumhan sekiar 80% sampel mengalami defisit energi dan sekitar 75% defisit protein baik pada sampel dengan usia kehamilan trimester satu, dua maupun tlga. Secara statistik tidak ada perbedaan bermakna antara sampel yang mengalami defisit energi maupun protein pada kelompok IF0 maupun MMN, baik pada sampel dengan usia kehamilan pada trimester pertama, kedua maupun ketiga (Tabel 4, 5). 7 Proporsl Ibu Hamll menurut Kecukupan Energl dan Kelompok Perlakuan Saat menjadi Sampel Kecukupan E n e g l KELOMPOK IF0 p-value MMN Trimester 1 < 70% AKG >= 70% AKG Trimester 2 < 70% AKG >= 70% AKG Trimester 3 < 70% AKG >= 70% AKG Proporsl Ibu Hamll Menurut Kecukupan Protein dan Kelompok Perlakuan Saat Menjadi Sampel Kecukupan Protein KELOMPOK IF0 n Trimester 1 < 70% AKG >= 70% AKG Trimester 2 < 70% AKG >= 70% AKG Trimester 3 < 70% AKG >= 70% AKG p-value MMN % n % 0.599 PGM 2009; 32(1): 37.44 Gambamn konsumslmekanan dan sfalvs anemia Kadar Haemoglobln dan Status Anemla Pads Ibu Hamil Secara keseluruhan rerata kadar Haemoglobin (Hb) ibu dengan usia kehamilan trimester pertama terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan kadar Hb ibu dengan usia kehamilan trimester dua dan tiga Kaciar Hb terlihat semakin rendah Sfi Prih&ni, dkk pada sampel dengan usia kehamilan trimester dua dan tiga. Ibu hamil yamg mengalami anemia, sebesar 26.1% pada usia kehamilan trimester pertama, 48,4% trimester kedua dan 60,3% pada trimester ketiga. Secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara status anemia dengan usia kehamilan (Tabel 6). Tabel 6 Rerata Kadar Hb dan Status Anemia Menurut Usla Kehamilan Saat menjadi Sampel Usia Kehamilan Trimester 1 N 16111 Rerata Kadar Hb Anemia Tidak Anemia 3155 Trimester 2 Trimester 3 Chi-Square = 0,124; df = 2;p=0,000 'p<0,05 BAHASAN Rekruitmen sampel ibu hamil dalam program penelitian SUMMIT dilakukan secara terus menerus atau tidak pada satu saat dan usia kehamilan tidak dibatasi pada saat ibu direkrut. Oleh karena itu ibu hamil yang menjadi sampel dalam analisis ini memiliki usia kehamilan yang berbeda. yaitu 3.155 ibu masuk pada saat usia kehamilan trimester pertama. 5.947 ibu masuk pada trimester dua dan 7.009 ibu masuk pada saat trimester tiga. Secara teori semakin tua usia kehamilan semakin meningkat kebutuhan zat giznya. Hal ini menjadi penting bagi program penelitian SUMMIT untuk mengevaluasi atau mengkaji apakah keadaan konsumsi ibu hamii yang masuk pada trimester satu, dua maupun tiga, tidak berbeda antara kelompok yang mendapat I F 0 dan MMN. Analisis data konsumsi makanan menunjukkan bahwa secara umum zat gizi yang dikonsumsi oleh kelompok MMN dan kelompok IF0 tidak berbeda secara statistik kecuali energi. Namun demikian perbedaan konsumsi energi hanya sekitar 12 Kkal atau setara dengan sekitar 3 gram beras yang secara biologis tidak banyak berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Disamping itu dari analisis lainnya ditunjukkan pula bahwa tidak terdapat perbedaan sebaran ibu hamii yang defisit energi maupun protein antara kelompok IF0 dan MMN baik pada ibu hamil yang masuk jadi sampel di usia kehamilan trimester satu, trimester dua maupun trimester tiga. Dilihat dari rata-rata konsumsi energi dan protein pada saat masuk rnenjadi sampel di usia kehamilan trimester satu, dua dan tiga juga secara umum tidak berbeda bemakna. Dernikian pula bila dilihat dari proporsi ibu yang masuk pada usia kehamilan trimester satu, dua dan tiga tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok IF0 dan MMN. Dengan demikian bahwa keadaan konsumsi r a t gizi sampel program penelitian SUMMIT antara kelompok IF0 dan MMN dapat disimpulkan tidak berbeda (homogen). Secara keseluruhan prevalensi anemia pada sampel penelitian SUMMIT sekitar 49,2%, lebih tinggi dari angka prevalensi anemia pada ibu hamil secara nasional hasil Suwei Kesehatan Rumahpngga (SKRT) tahun 2001 yaitu 40,1% . Status anemia ibu hamil berkaitan dengan usia kehamilan, ha1 ini dapat terlihat dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang anemia pada saat menjadi sampel di usia kehamilan trimester satu lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang masuk pada usia kehamilan trimester dua dan tiga PGM 2M)9; 32(1): 3744 Gemberan kmsumsi makanan dan M . Hal ini juga ditunjang dari rata-rata kadar Hb dalam darah pada ibu hamil yang masuk di usia kehamilan trimeseter satu lebih tinggi dibandingkan pada trimester dua dan tiga, berturut turut 11,7 mg%, 1O,9 mg% dan 10.5 mgoh. Anemia pada ibu hamil umumnya terjadi terutama pada trimester kedua hingga ketiga. Selama kehamilan ibu hamil sampai saat melahirkan membutuhkan zat besi sekitar 1000 mg, atau dua kali lipat kebutuhan dibandingkan pada saat tidak hamil. 4,5 Kejadian anemia yang cukup tinggi tersebut diatas, kemungkinan berkaitan dengan rendahnya asupan energi dan protein yaitu hanya sekitar 50% AKG dan rata-rata asupan zat gizi mikro yang berperan dalam pembentukan sel darah merah seperti zat besi, Asam Folat, vitamin 812 hanya sekitar 30% AKG. Keadaan konsumsi pada ibu hamii yang sangat rendah ini ternyata juga ditemukan dari hasil penelitian di Sulawesi yang menunjukkan bahwa asupan energy ratarata ibu hamil hanya 42% AKG dan asupan protein adalah 72% AKG. Asupan zat gzi mikro juga sangat rendah yaitu 15% untuk Fe dan 14% untuk Zn dan ditemukan sebesar 42% ibu hamil menderita anemia5 Hasil analisis data SUSENAS 1995 mengenai pola konsumsi rumahtangga di lndonesia menunjukkan bahwa lebih dari 50% rumahtangga di lndonesia sangat jarang mengkonsumsi daging segar. Konsumsi buah segar pada tingkat nasional adalah seminggu sekali, kecuali di propinsi Sumatera Barat dan Bali buah segar dikonsumsi 2-5 kali seminggu. Frekuensi konsumsi protein hewani yang sangat rendah terutama daging dan konsumsi buah segar yang jarang maka rumahtangga lndonesia mempunyai risiko kekurangan besi karena penyerapan besi dari sayuran tanpa heme dari daging dan tanpa vitamin C akan sangat rendah Dari pembahasan di atas. menunjukkan bahwa untuk meningkatkan status gizi ibu selama kehamilan harus diperhatikan dua ha1 penting yaitu konsumsi zat gizi makro dan mikronya karena masih jauh dari pemenuhan angka kecukupan yang dianjurkan. Hasil yang kurang optimal pada program penelitian SUMMIT dalam ha1 perbaikan status gizi ibu hamil (status anemia) kemungkinan karena yang diberikan hanya zat gizi mikronya saja, sedangkan zat gizi makronya tidak diperhatikan. lmplikasinya '. s anemia Sri Prihalini,dkk bagi program perbaikan gizi ibu hamil selain diberikan zat gizi mikro juga hams diperhatikan kecukupan zat gizi makronya. KESIMPULAN Dan hasil analisis data konsumsi makanan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. 2. 3. Secara keseluruhan, rata rata konsumsi zat gizi makm maupun mikro pada sampel ibu hamil di Lombok masih jauh dari kecukupan yang dianjurkan, yaitu rata- rata hanya sekitar 50% AKG, dan sekitar 80% sampel ibu hamil berada pada tingkat defisit energi dan sekitar 75% sampel defisit protein (< 70% AKG). Tidak terdapat perbedaan bermakna keadaan konsumsi zat gizi sampel program penelitian SUMMIT antara kelompok IF0 dan kelompok MMN. Jadi keadaan konsumsi zat gizi sampel homogen pada kedua kelompok penelitian. Secara keselu~han prevalensi anemia pada sampel sekitar 49,256. Rata-rata kadar Hb darah pada ibu hamil yang masuk di usia kehamilan trimeseter satu lebih tinggi dibandingkan pada trimester dua dan tiga. Demikian juga proporsi ibu hamil yang anemia di usia kehamilan trimester satu lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang masuk pada usia kehamilan trimester dua dan tiga. SARAN Dalam upaya meningkatkan status gizi ibu selama kehamilan perlu diperhatikan konsumsi zat gizi makm dan mikronya, karena pada umumnya konsumsi zat gizi ibu hamil masih jauh dari kebutuhan konsumsi yang dianjurkan. lmplikasinya bagi program perbaikan gizi ibu hamil selain diberikan zat gizi mikro juga harus diperhatikan kecukupan zat gizi makronya. UCAPAN TERIMA KASlH Terima kasih kami sampaikan kepada Anuraj Shankar dari HKI atas kepercayaan yang diberikan. Terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak, khususnya tim penelitian SUMMIT dan tim PGM 2009; 32(1):3 7 4 Gembmn konsurnsl makenen dan status anemia analisis data, yang telah membantu serta memberikan informasi, arahan dan kritik . RUJUKAN Shankar A.H., Jahari A.B., Sebayang 1. SK, Aditawarman and Apriatini M. Effect of maternal multiple micronutrient supplementation on fetal loss and infant death in Iridonesia: A Duble Blind ClusterRandomised Trial. The Lancet 2008;371: 215 -227. 2. Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia. Proceding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIIi. 2004. 3. Tim Sunrei Kesehatan Nasional. Studi kesehatan ibu dan anak. Laporan Sunrei Kesehatan Rumah Tangga 2001. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2001. 4. 5. 6. 7. Sri Prihetinl, dkk McPhail. The Prevalence and causes of nutritional iron deficiency anemia. In: Fomon SJ and S1otkin.S. Nutritional Anemia. Nestle Nutrition Workshop Series 1992;30: 1-12 Hal1berg.L. Iron balance in pregnancy. In: vitamine and Minerals in Pregnancy and Lactation. Ediied Berger.H. New York: Raven Press, 1988: 115-127. Hadju,V,dkk. Nutritional status of mothers from poor families who recieved food supplementation during pregnancy in Sulawesi, Indonesia. Jima 2002;3(2): 318-325 Sumarno I, Latinulu S. dan Edwi Saraswati . Pola Konsumsi Makanan Rumahtangga Indonesia. Gizi lndon 1997:22:39-6.