GAMBARAN KONSUMSI MAKANAN DAN

advertisement
PGM 2009: 32(1): 3744
Gambamn konsumsimakanandan status anemia
Sri Prihatini, dkk
GAMBARAN KONSUMSI MAKANAN DAN STATUS ANEMIA IBU HAMlL
SAMPEL PENELlTlAN SUMMIT (THE SUPPLEMENTATION WlTH MULTIPLE
MICRONUTRIENTS INTERVENTION TRIAL) Dl LOMBOK
(FOOD CONSUMPTION AND ANAEMIA STATUS ON PREGNANT WOMAN
SAMPLE STUDY SUMMIT (THE SUPPLEMENTATION WlTH MULTIPLE
MICRONUTRIENTS INTERVENTION TRIAL) IN LOMBOK)
Sri ~rihatini',Abas Basuni~ahari',Susy ~ebayang,dan IswIdahnI
'
ABSTRACT
Background: Infonnatin on consumption panem is key to the analysis of trial results such
as the SUMMIT (supplementation multiple micronutrients intervention trial) as consumption
modifies the outcome of intervention. It is therefore important to prove that nutrient
consumption is comparable between the two groups (iron folate vs. multiple micronutrient) in
the SUMMIT trial. Objectives: to analyse food consumption and anemia status of pregnant
women at enrolment to both groups in the SUMMIT trial. Methods: This paper analysed
consumption data of 16,111 pregnant women in the SUMMIT cohort that was collected prior
to supplementation. As many as 7722 of the samples belong to the iron folate (IFO) group
and 8389 belong to women who received multiple micronutrients. Data was collected by
trained field data collector using the 1 x 24 hr recall method. Around the same time of the
recall, data of haemoglobln levei were taken with Hemocue. Nutrient consumption status was
assessed usina the 2004 Indonesian recommended dailv allowance (RDAI.
, Calculation of the
nutrient comp&ition was dine with ~utiisoftsoftware. ihedifferen'ce and relation between
consumption and anemia status between the two groups were determined using Chi-square
and T-test. Results: The average consumption of macronutrient and micronutrient in the
samples were only around 50% of RDA. Around 80% of the samples were energy deficient
and around 75% were protein deficient (c70% RDA). Hemoglobin level of those enrolled in
the first trimester was 11.7 (gIdL), which was higher compared to those enrolled in the second
(10.9 gldL) and third trimester (10.5gldL). The proportion of anemic women enrolled in the
first trimester was lower compared to those enrolled in the second and third trimester.
Conclusions: Pregnant women in Lombok consumed macro and micronutrient far less than
recommended. Both the IF0 and MMN group of the cohort were comparable in terms of
nutrient consumption. Recommendations: Because nutrient consumption of pregnant
women was far lower than the RDA, both macro and micronutrient consumption of pregnant
women need to be addressed in order to improve maternal nutritional status. The
programmatic implication is that maternal micronutrient supplementation needs to be
combined with macronutrient intervention in order to obtain its optimal outcome. [Penel Glzl
Makan 2009;32(1): 37-44]
~
~
~~
~
Key words: pregnant women, energy and protein consumption, anemia
PENDAHULUAN
i negara negara berkembang seperti
Indonesia, pada umumnya program
suplementasi gizi pada wanita hamil
lebih ditujukan pada suplementasi besi dan
asam Folat yang merupakan salah satu
upaya dalam menurunkan prevalensi
2004 telah
Anemia. Pada tahun 2000
dilakukan penelitian tentang Pengaruh
D
-
' Pu$iEarg Gizi dm Makanan, Badan Litbang Kesehatan, Dspkes RI
SUMMIT lnrbble of Dwebpmenl
'Poltekes NTB LomW
Pemberian Suplementasi Muki Micro
Nutrient pada lbu Hamil terhadap
Kehilangan Janin (Fetal Loss) dan
Kematian Bayi atau dikenal dengan
program SUMMIT (The Supplementation
with Multiple Micronutrients Intervention
Trial).
PGM 2W9: 32(1): 37-44
Gambaran konsumsi &anan
Penelitian dilakukan di Lombok Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Hasii peneliian ini
menunjukkan adanya penurunan angka
keamtian bayi sebesar 18% pada ibu yang
mengonsumsi Multi Micro Nutrient (MMN)
dibandingkan
dengan
ibu
yang
mengonsumsi I F 0 (Iron Folat) (RR = 0,82.
95% CI 0,70 0.95, p=0,010). Ibu dengan
status gizi kurang (LILa < 23.5 cm) atau
anemia (Hb < 110 glL) pada saat awal
intervensi, memiliki penurunan kematian
bayi sebesar 25% (RR = 0,75,95% Ci 0 5 2
0.90, p=0,00021) dan 38% (RR = 0,62,
95% CI 0.49 0.78, p=O,OOOl).
Pada peneliian penelitian yang
benifat intewensi, informasi mengenai
konsumsi makanan sangat penting.
Gambaran konsumsi makanan pada
masing-masing
kelompok
penelitian
m e ~ p a k a n dasar
penting
daiam
melakukan anaiisis data terutama yang
menyangkut efek intewensi tehadap
outcomenya. Pada saat ini data konsumsi
makanan yang dikumpulkan melalui
kegiatan penelitian program SUMMIT
tersebut belum diolah seperti halnya
dengan variabel-variabel lainnya.
Di dalam suatu penelitian intewensi,
variabel karaktaristik sampei perlu dikaji
homogenitasnya agar efek intewensi yang
diberikan tidak banyak dipenga~hioleh
variabel karakteristik itu sendiri. Dalam ha1
ini salah satu variabel karakteristik yang
perlu dianalisis adalah asupan dan tingkat
kecukupan zat gizinya. Dalam penelitian
SUMMIT ini yang perlu dibuktikan adalah
apakah konsumsi zat gizi sebagai salah
satu varibel karakeristik sampel homogen
antara kedua kelompok penelitian, yaitu
kelompok yang diberi lron Folate (IFO) dan
kelompok yang diberi Multi Micro Nutrient
(MMN).
Analisis data konsumsi zat gizi
m e ~ p a k a nsalah satu bagian analisis data
SUMMIT yang tujuannya adalah untuk
membuktikan homogenitas asupan dan
tingkat kecukupan konsumsi zat gizi pada
sampel. Dari tulisan ini selain dapat
diketahui homogenitas asupan zat gizi ibu
hamil pada saat masuk menjadi sampel
penelitian SUMMIT pada kedua kelompok
penelitian, juga sekaligus memberikan
gambaran asupan zat gizi dan tingkat
kecukupannya pada ibu hamil di Lombok.
-
-
-
TUJUAN
1.
Menguji homogenitas asupan dan
tingkat kecukupan zat gizi pada ibu
hamil sampel peneliian SUMMIT.
2.
dan status anemia
Sri Prihatini, dkk
Memperoieh garnbaran asupan
energi dan protein seita zat gizi
mikro dan status anemia pada ibu
hamil di Lombok.
METODE
Data konsumsi makanan yang
digunakan dalam analisis adalah bagian
"The
dari
data
penelitian
Supplementation
with
Multiple
Micmnutrlents
lnterventlon
Trial
(SUMMIT)". Sampel atau responden dalarn
penelitian ini adalah ibu hamil dari beragai
usia kehamiian Penelitian diiaksanakan di
Lombok propinsi Nusa Tenggara Barat
muiai tahun 2000 sampai dengan tahun
2004. Pada program penelitian SUMMIT.
sampel ibu hamil dikelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu kelompok diberi lron
Folate (IFO) sebagai kelompok kontroi dan
kelompok yang diberi multiple micro
nutrient
(MMN)
sebagai
kelompok
intervensi. Jumlah seluruh sampel ibu
hamil dalam penelitian ini adalah sebanyak
31290 ibu hamil yang terdiri dari 15486 ibu
hamil mendapat I F 0 dan 15804 mendapat
MMN. Sebanyak 262 bidan terlibat dalam
pendistribusian suplemen ini.
Data yang dianalisis pada tulisan ini
adalah data konsumsi makanan dan kadar
Haemoglobin ibu pada saat ibu hamil
masuk menjadi sampel penelitian sebelum
intervensi. Data konsumsi makanan pada
ibu hamil dikumpulkan dengan metode
recall 1 x 24 jam dan kadar Haemoglobin
dikumpulkan menggunakan alat Hemoque.
Untuk memperoleh jumlah asupan
zat gizi (energy, protein dan micro nutrient)
pada ibu hamil, data konsumsi makanan
diolah menggunakan program Nutrisofl
yang dikembangkan oleh Puslitbang Gizi
dan Makanan. Data yang diolah dalam
analisis ini adalah sampel yang datanya
telah memenuhi syarat yang digunakan
dalam analisis variabel lainnya. Jumlah
sampel ibu hamil yang mempunyai data
konsumsi pada saat masuk menjadi
sampel penelitian sebelum dibersihkan
adalah hanya 17.195 sampel. Setelah
dilakukan pembersihan data (cleaning
data) yaitu dengan mengeiualltan Sampel
yang mempunyai data konsumsi energi
<500 Kkal atau > 3000 Kkal, tidak
mempunyai data kadar Haemogiobin, tidak
mempunyai data usia kehamilan maka
diperoleh sebanyak 16111 sampel yag
dapat dilakukan analisis data konsumsinya.
FGM 2009: 32(1): 3744
Sri Prihatinl,dkk
Gmbm konsumsi rnskmn dan sfelus anemia
Selanjutnya
untuk
mengetahui
kecukupan zat gizi nya, asupan zat gizi
yang dipemleh dibandingkan dengan
angka kecukupan zat gzi Yang dianiurkan
untuk ibu hamil berdasarkan angka
kecukupan gizi
Yang dianiurkan
untuk Indonesia tahun 2004. . Kemudian
SamPel dikelompokkan meniadi dua
kelompok yaitu kelompok < 70% AKG
(defisit) dan >= 70% AKG (baik) untuk
kecukupan energi maupun protein.
Data IainnYa Yang dianalisis adalah
kadar Haemoglobin ibu hamil. Status
anemia dikelompokkan men~adi dua
kelomPfJk Yaitu kelomPok anemia dengan
kadar Haemoglobine < 110 glL dan tidak
anemia >= 110 glL.
Untuk mengetahui homogenitas
asupan zat gizi pads kedua kelompok
penelitian dilakukan uji T-Test. Untuk
mengetahui perbedaan tingkat kecukupan
energy dan protein dan status anemia pada
kedua kelompok dilakukan uji Chi-Sguare.
HASIL
~ ~ ~ k t ~ r l ~ t i k ~ ~ ~ ~ l
Jumlah seluruh ibu hamil yang
menjadi sampel dalam penelitian SUMMIT
adalah sebanyak 31.290 ibu. Namun hanya
sebanyak 16.111 sampel ibu hamil yang
daoat
,~~dilakukan analisis data konsumsi
makanannya pada saat ibu masuk menjadi
sampel.
Sebaaian besar samwl ibu hamil
terlihat maGh berusia m ~ d a ' ~ a i berumur
tu
antara 20 sampai 34 tahun , bahkan sekitar
13% b e ~ s i akurang dari 20 tahun. Hanya
sekitar 12% yang berusia > 35 tahun. Dari
sampel tersebut diantaranya sebanyak
3.155 ibu termasuk pada usia kehamilan
trimester pertama, 5.947 ibu termasuk
trimester kedua dan 7.009 ibu termasuk
dalam trimester ketiga. Lebih dari 40%
sampel ibu hamil
penelitian ini
mempunyai usia kehamilan pada trimester
3.
Tabel 1
Karakteristlk Sampel Ibu Hamil menurut Kelompok Perlakuan
Karakteristik sampel
N
Kelompok Perlakuan
I F 0 (%)
MMN (%)
3721
24,9
26,2
Trimester 1
3155
19.6
19.6
Trimester 2
5947
37,6
36.3
Trimester 3
7009
42,6
441
-- -
Umur lbu (tahun)
c 20 Tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-34 tahun
>35 tahun
Usla kehamilan saat menjadi sampel
Asupan Zat Glzi Menurut Usla
Kehamllan Saat Menjadl Sampel
Pada Tabel 2. disajikan rata-rata
asupan energi, protein dan zat gizi mikro
ibu menurut usia kehamilan saat masuk
menjadi sampel. Sampel dengan usia
kehamilan trimester pertama mempunyai
rata-rata konsumsi energi, protein dan
beberapa zat gizi mikro lebih tinggi dari
sampel dengan usia kehamilan trimester 2
dan 3.
Pada Tabel 3. disajikan rata-rata
kecukupan energi, protein dan zat gizi
mikro saat masuk menjadi sampel menurut
usia kehamilan. Bila rata-rata konsumsi zat
gizi
dibandingkan
dengan
angka
kecukupan gizi yang dianjurkan untuk ibu
hamil temyata konsumsi eflergi, protein
dan zat gizi mikro sangat rendah yaitu
masih kurang dari 70% AKG. Kecuaii untuk
rata-rata konsumsi vitamin A terlihat lebih
dari 100 Oh AKG.
PGM 2fN9; 32(1): 3 7 4
Sri Plihatlni,dkk
Gambanrn konsumsl makenanan den stetus anemia
Rerate Asupan Energi, Protein dan Zat Glzi Mikro
menurut Usia Kehamilan (Trimester) Saat Menjadl Sampel
Usia Kehamilan
Zat Gizi
Trimester 1
N=3155
rerata
%AKG
Trimester 2
N=5947
rerata
Trimester 3
N=7009
%AKG
rerata
%AKG
Energi (kkal)
Protein (gram)
Vitamin A
Vitamin C (mg)
Riboflavin
Vitamin B 12
Asam Folat
Kalsium
Phosphor
Magnesium
Besi (mg)
Zinc
Asupan Zat G b i menurut Kelompok
Perlakuan
Pada tabel 3. disajikan rata-rata
konsumsi zat gizi ibu menurut kelompok
perlakuan. Secara statistik terdapat
perbedaan bermakna pada konsumsi
energi, yaitu konsumsi energi kelompok
M M N terlihat lebih besar dibandingkan
kelompok
IFO.
Namun
demikian
perbedaan hanya sekitar 12 Kkal, secara
biologis tidak berpengaruh terhadap
keadaan
kesehatan
seseorang.
Sedangkan konsumsi protein dan zat gizi
mikro lainnya tidak berbeda secara
bermakna
pada
kedua
kelompok
perlakuan.
Tabel 3
Rerata Konsumsi Energi, Protein dan Zat Gizi Mikro
menurut Kelompok Perlakuan Saat menjadi Sampel
MMN
n = 8389
Zat Gizi
Energi
Protein
Vitamin A
Vitamin C
Riboflavin
Vitamin 8 12
Asam Folat
Kalsium
Phosphor
Magnesium
Besi
Zinc
rerata
% AKG
rerata
X AKG
1118
36.9
1211
48,O
0.5
0,8
162
251
521
211
8.4
4.5
53,2
55,l
151.4
56.5
342
34.1
27.1
28,4
86,8
70,6
32.4
39.3
1130
37.1
1189
47.4
03
03
161
248
527
214
82
4.5
53,8
55,3
148,6
55.8
343
34.8
26.9
26,l
87.8
71-4
31-8
39.3
p- value
0,037'
0.698
0.215
0,442
0,330
0.643
0.539
0,552
0,115
0,170
0.370
0.942
Srl Prihatini, dkk
PGM 2009: 32(1): 3744
Kecukupan konsumsi energi maupun
protein pada kedua kelompok perlakuan
terlihat sangat rendah yaitu sekitar 50%
AKG. Demikian juga dengan konsumsi rat
gizi mlkro lainnya masih terlihat kurang dari
50% AKG, kecuali untuk phosfor, dan
magnesium.
Tlngkat Kecukupan Konsumrl Energl
dan
Proteln
Menurut
Kelompok
Perlakuan dan Usla Kehamllan
Tingkat kecukupan energi maupun
protein dikelompokkan menjadi dua yaitu
.---.
keiompok dengan tingkat konsumsi <70%
AKG (deflslt) dan konsumsi >=70% AKG
(cukup). Secara keselumhan sekiar 80%
sampel mengalami defisit energi dan
sekitar 75% defisit protein baik pada
sampel dengan usia kehamilan trimester
satu, dua maupun tlga. Secara statistik
tidak ada perbedaan bermakna antara
sampel yang mengalami defisit energi
maupun protein pada kelompok IF0
maupun MMN, baik pada sampel dengan
usia kehamilan pada trimester pertama,
kedua maupun ketiga (Tabel 4, 5).
7
Proporsl Ibu Hamll menurut Kecukupan Energl dan
Kelompok Perlakuan Saat menjadi Sampel
Kecukupan E n e g l
KELOMPOK
IF0
p-value
MMN
Trimester 1
< 70% AKG
>= 70% AKG
Trimester 2
< 70% AKG
>= 70% AKG
Trimester 3
< 70% AKG
>= 70% AKG
Proporsl Ibu Hamll Menurut Kecukupan Protein dan
Kelompok Perlakuan Saat Menjadi Sampel
Kecukupan Protein
KELOMPOK
IF0
n
Trimester 1
< 70% AKG
>= 70% AKG
Trimester 2
< 70% AKG
>= 70% AKG
Trimester 3
< 70% AKG
>= 70% AKG
p-value
MMN
%
n
%
0.599
PGM 2009; 32(1): 37.44
Gambamn konsumslmekanan dan sfalvs anemia
Kadar Haemoglobln dan Status Anemla
Pads Ibu Hamil
Secara keseluruhan rerata kadar
Haemoglobin (Hb) ibu dengan usia
kehamilan trimester pertama terlihat lebih
tinggi dibandingkan dengan kadar Hb ibu
dengan usia kehamilan trimester dua dan
tiga Kaciar Hb terlihat semakin rendah
Sfi Prih&ni, dkk
pada sampel dengan usia kehamilan
trimester dua dan tiga. Ibu hamil yamg
mengalami anemia, sebesar 26.1% pada
usia kehamilan trimester pertama, 48,4%
trimester kedua dan 60,3% pada trimester
ketiga. Secara statistik terdapat perbedaan
bermakna antara status anemia dengan
usia kehamilan (Tabel 6).
Tabel 6
Rerata Kadar Hb dan Status Anemia Menurut Usla Kehamilan Saat menjadi Sampel
Usia Kehamilan
Trimester 1
N
16111
Rerata Kadar
Hb
Anemia
Tidak
Anemia
3155
Trimester 2
Trimester 3
Chi-Square = 0,124; df = 2;p=0,000
'p<0,05
BAHASAN
Rekruitmen sampel ibu hamil dalam
program penelitian SUMMIT dilakukan
secara terus menerus atau tidak pada satu
saat dan usia kehamilan tidak dibatasi
pada saat ibu direkrut. Oleh karena itu ibu
hamil yang menjadi sampel dalam analisis
ini memiliki usia kehamilan yang berbeda.
yaitu 3.155 ibu masuk pada saat usia
kehamilan trimester pertama. 5.947 ibu
masuk pada trimester dua dan 7.009 ibu
masuk pada saat trimester tiga. Secara
teori semakin tua usia kehamilan semakin
meningkat kebutuhan zat giznya. Hal ini
menjadi penting bagi program penelitian
SUMMIT
untuk
mengevaluasi atau
mengkaji apakah keadaan konsumsi ibu
hamii yang masuk pada trimester satu, dua
maupun tiga, tidak berbeda antara
kelompok yang mendapat I F 0 dan MMN.
Analisis data konsumsi makanan
menunjukkan bahwa secara umum zat gizi
yang dikonsumsi oleh kelompok MMN dan
kelompok IF0 tidak berbeda secara
statistik kecuali energi. Namun demikian
perbedaan konsumsi energi hanya sekitar
12 Kkal atau setara dengan sekitar 3 gram
beras yang secara biologis tidak banyak
berpengaruh
terhadap
kesehatan
seseorang.
Disamping itu dari analisis lainnya
ditunjukkan pula bahwa tidak terdapat
perbedaan sebaran ibu hamii yang defisit
energi maupun protein antara kelompok
IF0 dan MMN baik pada ibu hamil yang
masuk jadi sampel di usia kehamilan
trimester satu, trimester dua maupun
trimester tiga. Dilihat dari rata-rata
konsumsi energi dan protein pada saat
masuk rnenjadi sampel di usia kehamilan
trimester satu, dua dan tiga juga secara
umum tidak berbeda bemakna.
Dernikian pula bila dilihat dari
proporsi ibu yang masuk pada usia
kehamilan trimester satu, dua dan tiga
tidak terdapat perbedaan bermakna antara
kelompok IF0 dan MMN. Dengan demikian
bahwa keadaan konsumsi r a t gizi sampel
program penelitian SUMMIT antara
kelompok IF0 dan MMN dapat disimpulkan
tidak berbeda (homogen).
Secara
keseluruhan
prevalensi
anemia pada sampel penelitian SUMMIT
sekitar 49,2%, lebih tinggi dari angka
prevalensi anemia pada ibu hamil secara
nasional
hasil
Suwei
Kesehatan
Rumahpngga (SKRT) tahun 2001 yaitu
40,1% .
Status anemia ibu hamil berkaitan
dengan usia kehamilan, ha1 ini dapat
terlihat
dari
hasil
analisis
yang
menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil
yang anemia pada saat menjadi sampel di
usia kehamilan trimester satu lebih rendah
dibandingkan dengan mereka yang masuk
pada usia kehamilan trimester dua dan tiga
PGM 2M)9; 32(1): 3744
Gemberan kmsumsi makanan dan M
. Hal ini juga ditunjang dari rata-rata kadar
Hb dalam darah pada ibu hamil yang
masuk di usia kehamilan trimeseter satu
lebih tinggi dibandingkan pada trimester
dua dan tiga, berturut turut 11,7 mg%, 1O,9
mg% dan 10.5 mgoh. Anemia pada ibu
hamil umumnya terjadi terutama pada
trimester kedua hingga ketiga. Selama
kehamilan ibu hamil sampai saat
melahirkan membutuhkan zat besi sekitar
1000 mg, atau dua kali lipat kebutuhan
dibandingkan pada saat tidak hamil. 4,5
Kejadian anemia yang cukup tinggi
tersebut diatas, kemungkinan berkaitan
dengan rendahnya asupan energi dan
protein yaitu hanya sekitar 50% AKG dan
rata-rata asupan zat gizi mikro yang
berperan dalam pembentukan sel darah
merah seperti zat besi, Asam Folat, vitamin
812 hanya sekitar 30% AKG. Keadaan
konsumsi pada ibu hamii yang sangat
rendah ini ternyata juga ditemukan dari
hasil penelitian di Sulawesi yang
menunjukkan bahwa asupan energy ratarata ibu hamil hanya 42% AKG dan asupan
protein adalah 72% AKG. Asupan zat gzi
mikro juga sangat rendah yaitu 15% untuk
Fe dan 14% untuk Zn dan ditemukan
sebesar 42% ibu hamil menderita anemia5
Hasil analisis data SUSENAS 1995
mengenai pola konsumsi rumahtangga di
lndonesia menunjukkan bahwa lebih dari
50% rumahtangga di lndonesia sangat
jarang mengkonsumsi daging segar.
Konsumsi buah segar pada tingkat
nasional adalah seminggu sekali, kecuali di
propinsi Sumatera Barat dan Bali buah
segar dikonsumsi 2-5 kali seminggu.
Frekuensi konsumsi protein hewani yang
sangat rendah terutama daging dan
konsumsi buah segar yang jarang maka
rumahtangga lndonesia mempunyai risiko
kekurangan besi karena penyerapan besi
dari sayuran tanpa heme dari daging dan
tanpa vitamin C akan sangat rendah
Dari
pembahasan
di
atas.
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan
status gizi ibu selama kehamilan harus
diperhatikan dua ha1 penting yaitu
konsumsi zat gizi makro dan mikronya
karena masih jauh dari pemenuhan angka
kecukupan yang dianjurkan. Hasil yang
kurang optimal pada program penelitian
SUMMIT dalam ha1 perbaikan status gizi
ibu hamil (status anemia) kemungkinan
karena yang diberikan hanya zat gizi
mikronya saja, sedangkan zat gizi
makronya tidak diperhatikan. lmplikasinya
'.
s anemia
Sri Prihalini,dkk
bagi program perbaikan gizi ibu hamil
selain diberikan zat gizi mikro juga hams
diperhatikan kecukupan zat gizi makronya.
KESIMPULAN
Dan hasil analisis data konsumsi
makanan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
2.
3.
Secara keseluruhan, rata rata
konsumsi zat gizi makm maupun
mikro pada sampel ibu hamil di
Lombok masih jauh dari kecukupan
yang dianjurkan, yaitu rata- rata
hanya sekitar 50% AKG, dan sekitar
80% sampel ibu hamil berada pada
tingkat defisit energi dan sekitar 75%
sampel defisit protein (< 70% AKG).
Tidak terdapat perbedaan bermakna
keadaan konsumsi zat gizi sampel
program penelitian SUMMIT antara
kelompok IF0 dan kelompok MMN.
Jadi keadaan konsumsi zat gizi
sampel homogen pada kedua
kelompok penelitian.
Secara
keselu~han prevalensi
anemia pada sampel sekitar 49,256.
Rata-rata kadar Hb darah pada ibu
hamil yang masuk di usia kehamilan
trimeseter
satu
lebih
tinggi
dibandingkan pada trimester dua dan
tiga. Demikian juga proporsi ibu
hamil yang anemia di usia kehamilan
trimester
satu
lebih
rendah
dibandingkan dengan mereka yang
masuk pada usia kehamilan trimester
dua dan tiga.
SARAN
Dalam upaya meningkatkan status
gizi
ibu selama
kehamilan perlu
diperhatikan konsumsi zat gizi makm dan
mikronya,
karena
pada
umumnya
konsumsi zat gizi ibu hamil masih jauh dari
kebutuhan konsumsi yang dianjurkan.
lmplikasinya bagi program perbaikan gizi
ibu hamil selain diberikan zat gizi mikro
juga harus diperhatikan kecukupan zat gizi
makronya.
UCAPAN TERIMA KASlH
Terima kasih kami sampaikan
kepada Anuraj Shankar dari HKI atas
kepercayaan yang diberikan. Terima kasih
juga kami sampaikan kepada semua pihak,
khususnya tim penelitian SUMMIT dan tim
PGM 2009; 32(1):3 7 4
Gembmn konsurnsl makenen dan status anemia
analisis data, yang telah membantu serta
memberikan informasi, arahan dan kritik .
RUJUKAN
Shankar A.H., Jahari A.B., Sebayang
1.
SK, Aditawarman and Apriatini M.
Effect
of
maternal
multiple
micronutrient supplementation on
fetal loss and infant death in
Iridonesia: A Duble Blind ClusterRandomised Trial. The Lancet
2008;371: 215 -227.
2.
Lembaga
llmu
Pengetahuan
Indonesia. Proceding Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi VIIi.
2004.
3.
Tim Sunrei Kesehatan Nasional.
Studi kesehatan ibu dan anak.
Laporan Sunrei Kesehatan Rumah
Tangga 2001. Jakarta: Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan. 2001.
4.
5.
6.
7.
Sri Prihetinl, dkk
McPhail. The Prevalence and causes
of nutritional iron deficiency anemia.
In: Fomon SJ and S1otkin.S.
Nutritional Anemia. Nestle Nutrition
Workshop Series 1992;30: 1-12
Hal1berg.L.
Iron
balance
in
pregnancy. In: vitamine and Minerals
in Pregnancy and Lactation. Ediied
Berger.H. New York: Raven Press,
1988: 115-127.
Hadju,V,dkk. Nutritional status of
mothers from poor families who
recieved food
supplementation
during pregnancy in Sulawesi,
Indonesia. Jima 2002;3(2): 318-325
Sumarno I, Latinulu S. dan Edwi
Saraswati . Pola Konsumsi Makanan
Rumahtangga Indonesia. Gizi lndon
1997:22:39-6.
Download