1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan setiap manusia, yang berarti bahwa setiap manusia berhak untuk mendapatkannya dan diharapkan untuk berkembang didalamnya. Setiap warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, hak untuk mendapatkan pendidikan diatur dengan tegas dalam konstitusi yaitu dalam BAB XIII Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945yang mengatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Karena pada dasarnya suatu pendidikan itu penting bagi setiap orang maka setiap orang mendapatkan hak yang sama dalam hal mendapatkan fasilitas pendidikan. Dalam sistem pendidikan nasional terdapat beberapa jenis pendidikan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Menurut pasal 1 angka 11 UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pengertian pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dengan adanya regulasi pemerintah yang mewajibkan 2 setiap orang wajib belajar 9 tahun, maka setiap orang diwajibkan untuk mengenyam pendidikan 9 tahun yang mana dari tingkatan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, dimana kita ketahui sekarang ini program pemerintah akan dicangkan mengenai program wajib belajar 12 tahun dari Sekolah dasar hingga Sekolah Menengah akhir pada pendidikan formalnya. Pengertian pendidikan non formal menurut pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal dapat ditempuh dalam berbagai cara yang salah satu contohnya adalah dengan mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah. Hal ini sudah tidak asing lagi bagi telinga setiap orang, yang mana orang mengikuti pendidikan non formal ini adalah untuk menambah ilmu mereka yang tidak semua diajarkan disekolah formal yang mereka setiap hari dapatkan. Sebagai salah satu contohnya seseorang ingin menambah pengetahuan mereka dalam menguasi bahasa asing yang salah satu contohnya adalah bahasa Inggris yang pada dasarnya tidak begitu banyak jam pelajaran disekolah formal untuk mengajarkan bahasa asing untuknya. Seseorang tersebut memutuskan untuk mengikuti bimbingan belajar bahasa Inggris pada suatu lembaga bimbingan bahasa Inggris, yang pada kedudukannya orang tersebut adalah menjadi konsumen daripada lembaga bimbingan belajar yang menyediakan jasa pengajaran bahasa Inggris. 3 Dalam pencapaiannya pada pemenuhan pendidikan tidak sedikit manusia yang rela untuk menambah waktu belajarnya, mulai dari belajar sendiri, belajar kelompok, ataupun belajar dengan menggunakan jasa bimbingan belajar. Banyaknya lembaga bimbingan belajar yang menjamur di Indonesia terutama di Kota Yogyakarta ini sudah sangat banyak. Dimulai dari lembaga bimbingan belajar dari tingkatan TK,SD,SMP,SMA, Perguruan Tinggi dan bahkan untuk khalayak umum. Seperti Lembaga Bimbingan belajar bahasa Inggris. Seseorang yang menjadi pengguna jasa bimbingan belajar bahasa Inggris tersebut pada suatu waktu baik sendiri ataupun secara berkelompok bersama orang lain, dalam keadaan apapun pasti akan menjadi konsumen suatu produk atau jasa tertentu.Salah satunya adalah menjadi konsumen lembaga bimbingan belajar bahasa Inggris. Pengguna bimbingan belajar bahasa inggris yang menjadi konsumen ini mempunyai banyak pilihan untuk menambah kemampuan berbahasa Inggris. Salah satunya adalah dengan memilih lembaga bimbingan belajar bahasa Inggris English Cafe yang mempunyai banyak cabang dan berkantor pusat di Bento Cafe Jalan Nologaten Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Bagi seseorang yang ingin memanfaatkan lembaga bimbingan belajar dapat datang ke kantor Lembaga Bimbingan Belajar English Cafe ini. Bagi mereka yang belum mendaftar maka dipersilahkan untuk mendaftar dahulu pada jam kantor dan di Kantor Pusat Lembaga Bimbingan Belajar ini. Terdapat berbagai paket dan level yang disediakan 4 Lembaga Bimbingan Belajar ini terhadap para konsumennya. Dalam hal ini para konsumen oleh pihak lembaga bimbingan belajar biasa disebut member, jadi konsumen yang mendaftar pada lembaga bimbingan ini disebut sebagai member. Lembaga bimbingan belajar English Cafe menawarkan program bimbingan belajar dengan konsep cafe, yaitu pihak English Cafe mengadakan kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris di sebuah cafe bukan seperti halnya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas seperti lembaga bimbingan belajar lainnya, dimana English Cafe mengedepankan teknik pembelajaran daily talk, yaitu pembelajaran bahasa Inggris dengan biasa berkomunikasi bahasa Inggris setiap hari. English Cafe dalam penawarannya kepada calon konsumen atau calon member yang ingin bergabung dengan English Cafe memberikan jaminan dalam setiap program yang diselenggarakan yaitu garansi mengulang seumur hidup. Garansi seumur hidup yang dijanjikan oleh pihak English Cafe ini tertuang dalam perjanjian standar yang dibuat oleh pihak English Cafe yang harus disetujui oleh calon konsumen. Perjanjian standar yang dibuat oleh pihak English Cafe tersebut terdapat klausula yang memberikan garansi untuk mengulang seumur hidup bagi konsumen atau member yang memanfaatkan jasa bimbingan belajar bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh pihak English Cafe. Dalam keadaan yang seperti ini banyak calon konsumen yang ingin memanfaatkan jasa yang disediakan oleh English Cafe, terlebih dengan 5 adanya klausula “gratis mengulang seumur hidup” dalam perjanjian standar yang harus disetujui oleh calon konsumen. Keadaan yang seperti inilah yang menunjukkan adanya kelemahan setiap konsumen yang ingin memanfaatkan jasa dari pihak English Cafe, terlebih dalam keadaan bagaimanapun juga konsumen adalah pihak yang mempunyai kedudukan ekonomis lebih lemah dibandingkan dengan pelaku usaha serta tidak mempunyai kedudukan yang aman. Oleh karena itu secara fundamental konsumen membutuhkan perlindungan hukum. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (untuk selanjutnya disingkat KUHPerdata) mengatur mengenai perjanjian dalam pasal 1313 dengan memberikan pengertian perjanjian yaitu, „suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih‟. Melihat dari pengertian perjanjian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perjanjian penggunaan jasa pengajaran atau bimbingan belajar ini lahir karena pihak konsemen mengikatkan dirinya kepada pihak English Cafe yang mana memanfaatkan jasa pengajaran yang ditawarkan oleh pihak English Cafe, serta konsumen yang memanfaatkan jasa pengejaran bahasa Inggris ini membutuhkan suatu perlindungan hukum. Pengertian perlindungan hukum dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Para ahli mendefinisikan arti dari perlindungan hukum sebagai berikut : 1. Satjipto Raharjo mendefinisikan perlindungan hukum yaitu memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang 6 lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.1 2. Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subjek hukum berdasarkan ketentuan dari kesewenangan.2 3. Perlindungan hukum menurut CST Kansil adalah penyempitan arti dari perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan yang diberikan oleh hukum, terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia serta lingkungannya. Sebagai subjek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan suatu tindakan hukum.3 Dari berbagai pengertian mengenai definisi dari perlindungan hukum diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa perlingan hukum adalah berbagai peraturan yang mengatur hak atas suatu ketentraman kepada seseorang dengan berbagai bentuk upaya untuk mewujudkannya. Dilihat dari undang-undang yang secara khusus mengatur mengenai perlindungan konsumen yaitu Undang-Undang Nomor8Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, undang-undang perlindungan konsumen ini memberikan definisi yang berbeda mengenai perlindungan 1 Satjipto Raharjo, Penyelenggaraan Keadilan dalam Masyarakat yang Sedang Berubah. Jurnal Masalah Hukum. 1993. Hlm.74 2 Philipus M. Hadjon. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia. (surabaya: Bina Ilmu. 1987). Hlm. 25 3 CST Kansil. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka. 1989). Hlm 102 7 hukum dengan mengaitkan pengertian perlindungan hukum dengan perlindungan konsumen yang tertuang dalam pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa : “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”. Selain pengertian diatas Undang-Undang Perlindungan Konsumen memberikan pengertian dari konsumen itu sendiri. Pengertian konsumen berdasarkan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”. Dimana ada konsumen pasti akan selalu ada produsen atau didalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen disebut sebagai pelaku usaha. Pengertian pelaku usaha diatur didalam Pasal 1 ayat (3) UndangUndang Perlindungan Konsumen yang menyebutkan : “pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang Ekonomi”. 8 Pada penulisan hukum ini penulis membahas mengenai perlindungan hukum konsumen terhadap klausul “gratis mengulang kembali seumur hidup” dalam perjanjian jasa pengajaran Bahasa Inggris. Perlindungan terhadap konsumen diatur didalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Penulisan hukum ini membahas tentang perlindungan hukum antara pengguna jasa bimbingan bahasa Inggris dengan pihak lembaga bimbingan belajar. Mengingat meskipun sudah ada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen namun dalam prakteknya masih banyak terdapat ketimbangan-ketimpangan dan kedudukan yang tidak seimbang antara konsumen dengan produsen. Hal inilah yang penulis bahas baik dalam hak dan kewajiban maupun tanggung jawab pengguna jasa dan penyedia jasa. Adapun dalam perjanjian standar yang harus diisi dan disetujui oeleh pengguna jasa bimbingan belajar secara garis besar sama dengan bimbingan belajar yang lainnya, namun ada klausul perjanjian yang menyebutkan bahwa pengguna jasa bimbingan akan mendapatkan fasilitas “gratis mengulang seumur hidup”. Hal ini lah yang penulis kaji. Mengingat lemahnya kedudukan konsumen yang dalam hal ini sebagai pengguna jasa dibandingkan dengan produsen yang disebut juga penyedia jasa bimbingan belajar yang relatif kuat dalam banyak hal, maka pembahasan perlindungan hukum akan selalu terasa sangat aktual dan selalu penting untuk dikaji 9 Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka penulis menulis penelitian untuk penulisan hukum dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BAHASA INGGRIS ENGLISH CAFE “ B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tanggung jawab Engilsh Cafe terhadap klaim member yang mengulang bimbingan belajar? 2. Bagaimana kedudukan hukum klausul perjanjian gratis mengulang seumur hidup dalam perjanjian standar bimbingan belajar bahasa Inggris English Cafe? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada latar belakang penelitian ini, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Subjektif Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan memperoleh data yang akurat yang berhubungan dengan objek yang diteliti sebagai bahan dasar penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Universitas Gadjah Mada 2. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui dan mengkaji tanggung jawab English Cafe terhadap klaim member yang mengulang bimbingan belajar. 10 b. Untuk mengetahui dan mengkaji akibat hukum terhadap klausul perjanjian gratis mengulang seumur hidup pada perjanjian standard bimbingan belajar bahasa Inggris English Cafe. D. Manfaat Penelitian Penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang: 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi ilmu hukum khususnya Hukum Perdata, terutama yang terkait dengan perlindungan hukum pengguna jasa pengajaran dalam hal bimbingan bahasa Inggris yang kini telah beredar dan digunakan secara luas dalam praktek bisnis dalam dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis Penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan diharapkan menjadi gambaran sekaligus pengetahuan dari segi yuridis mengenai perlindungan hukum dalam perjanjain jasa pengajaran Bahasa Inggris di English Cafe Yogyakarta. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan selama proses penelitian di Perpustkaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 11 penelitian menyangkut tentang perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa pengajaran bahasa Inggris belum ditemukan penelitian khusus mengenai judul yang penulis angkat dalam penulisan hukum ini. Penulis hanya menemukan beberapa penelitian yang pernah dilakukan hampir sama namun berbeda subjek, objek, dan lingkup yang diteliti dengan penulian hukum ini, yaitu : 1. Pelaksanaan Perjanjian Pinjam Pakai Buku Antara Perpustakaan Universitas Gadjah Mada dengan Anggotanya. Oleh Ayub Diharja pada tahun 2012 yang menitikberatkan pada pelaksanaan perjanjian pinjam pakai buku di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada dengan Anggotanya.4 Penelitian yang dilakukan oleh Ayub Diharja adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk wanprestasi dalam perjanjian pinjammeminjam buku di perpustakaan Universitas Gadjah Mada serta cara penyelesaian sengketa pinjam pakai buku yang terjadi antara Perpustakaan Universitas Gajah Mada dengan anggotanya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayub Diharja adalah bahwa bentukbentuk wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian pinjam pakai buku antara Perpustakaan Universitas Gadjah Mada dengan anggotanya meliputi pengembalian yang tidak tepat waktu, perusakan buku, penghilangan buku, serta cara penyelesaian sengketa pinjam buku 4 Ayub Diharja, 2012, Pelaksanaan Perjanjian Pinjam Pakai Buku antara Perpustakaan Universitas Gadjah Mada dengan Anggotanya, Skirpsi Program Sarjana, Fakultas Hukum Universitas Gajdah Mada. 12 antara perpustakaan Universitas Gajah Mada dengan anggotanya adalah dengan membayar denda Rp.1000,00 setiap buku per hari dan dikalkulasikan, penggantian buku yang dihilangkan, serta perbaikan buku yang dikembalikan dalam keadaan rusak. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada penelitian ini lebih menitikberatkan pada perlindungan hukum terhadap klausula perjanjian gratis mengulang seumur hidup pada perjanjian standar yang disetujui oleh penguna jasa bimbingan belajar Bahasa Inggris English Cafe. Selain berbeda fokus utama penelitian, perbedaan juga terdapat pada objek perjanjian, yaitu pada penelitian tersebut objek perjanjian pinjam pakainya berupa buku sedangkan penelitian penulis berupa objek jasa pengajaran Bahas Inggris. 2. Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Pinjam Pakai Sepeda Kampus di Lingkungan Universitas Gadjah Mada. Oleh Drajat Wicaksono pada tahun 2013 yang menitikberatkan pada apasaja bentuk perlindungan hukum dalam perjanjian pinjam pakai sepeda kampus di lingkungan UGM.5 Masalah yang terjadi adalah perjanjian pinjam pakai yang terjadi tidak selalu sejalan dengan apa yang diperjanjikan, pihak peminjam tidak selalu mengembalikan sepeda dengan tepat waktu kepada pihak penyedia sepeda kampus di llingkungan Universitas Gadjah Mada. Berbagai 5 Drajat wicaksono, 2013, Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Pinjam Pakai Sepeda Kampus di Lingkungan Universitas Gadjah Mada, Skirpsi Program Sarjan Hukum, Universitas Gadjah Mada, 13 permasalahan yang terjadi dalam perjanjian pinjam pakai sepeda kampus yaitu seperti ban yang kempes, sepeda yang hampir rusak diselesaikan secara kekeluargaan oleh pihak pengguna layanan sepeda kampus. Perbedaan Dengan Penelitian yang dilakukan penulis adalah penulis meneliti tentang Perlingungan Hukum bagi pengguna Jasa Pengajaran Bahasa Inggris yang lebih menitikberatkan pada bentuk perlindungan hukum terhadap klausula perjanjian gratis mengulang seumur hidup pada perjanjian standar yang disetujui oleh penguna jasa bimbingan belajar Bahasa Inggris English Cafe. Dilihat dari jenis perjanjian serta objek perjanjian dalam penelitian sebelumnya yaitu perjanjian berupa barang telah memiliki perbedaan dengan penelitian penulis, diman dalam penelitian penulis menitikberatkan pada perlindungan hukum dalam perjanjian jasa pengajaran bahasa Inggris yang objeknya adalah Jasa. Penelitian ini secara khusus penulis arahkan pada pelaksanaan perjanjian jasa pengajaran bahasa inggris antar english Cafe dengan konsumen di Yogyakarta dan perlindungan hukum konsumen terhadap klausul perjanjian yang berbunyi : “gratis mengulang seumur hidup” serta penyelesaian jika terjadi sengketa antara konsumen dengan English Cafe. Adapun tema yang penulis angkat belum pernah penulis temukan, dengan demikian tema yang penulis angkat dapat dianggap layak untuk diteliti, namun apabila diluar sepengetahuan penulis masih terdapat penelitian 14 yang serupa, maka penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitianpenelitian yang telah dilakukan.