51 BAB IV ALKOHOL, FENOL, TIOL DAN ETER 4.1. Tujuan Perkuliahan Dalam kegiatan pembelajaran ini Anda akan mempelajari gambaran umum tentang alkohol, fenol, tiol dan eter, yang meliputi rumus umum, tata nama, sifat fisika, perbedaan antara alkohol, fenol, tiol dan eter, sumber terdapatnya, manfaat, kegunaan, dan dampak penggunaannya terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan agar Anda memiliki sikap yang penuh pertimbangan moral dalam memanfaatkan senyawa alkohol, fenol, tiol dan eter dalam kehidupan sehari-hari: memiliki kesadaran lingkungan yang baik sebagai individu dan sebagai warga masyarakat sehingga mampu menjadi panutan bagi orang lain dalam memanfaatkan senyawa alkohol, fenol, tiol dan eter. Melalui pembelajaran ini, Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang alkohol, fenol, tiol dan eter. 2. Memberi nama alkohol, fenol, tiol dan eter sesuai sistem IUPAC. 3. Menjelaskan sifat fisika dari alkohol, fenol, tiol dan eter. 4. Menjelaskan kegunaan alkohol, fenol, tiol dan eter dalam kehidupan sehari-hari. 5. Menjelaskan efek negatif dari penggunaan beberapa senyawa alkohol, fenol, tiol dan eter makhluk hidup dan lingkungan. 6. Memiliki sikap dan perilaku yang pro lingkungan dalam mengaplikasikan senyawa alkohol, fenol, tiol dan eter dalam kehidupan sehari-hari. 4.2. Uraian Materi. 4.2.1. Alkohol. a. Rumus Umum. Gugus fungsi alkohol terdiri dari atom C yang berikatan pada gugus -OH. Rumus umumnya adalah R-OH. Alkohol dinamakan berdasarkan nama hidrokarbon induk, dimana akhiran –ana diganti dengan akhiran -ol. Sebagai 52 bila 1 atom –H diganti dengan gugus -OH, contoh, senyawa etana, C2H6, dinamakan etanol, C2H5OH. Bila atom hidrogen pada cincin aromatik digantikan oleh gugus hidroksil (Gambar 4.1), senyawa yang dihasilkan dikenal sebagai fenol. Berdasarkan struktur dapat dilihat seakan-akan alkohol dan fenol sebagai turunan dari air di mana satu atom H telah digantikan oleh sebuah gugus organik. Air Alkohol Fenol Gambar 4.1. Perbandingan Struktur Molekul Air, Alkohol dan Fenol. Gugus hidroksil dalam alkohol atau fenol secara kovalen terikat pada atom karbon, tetapi, ikatan O-H cukup polar. Atom oksigen memiliki dua pasang elektron bebas dan sudut ikatan C-O-H hampir 104,5°. Adanya gugus alkil atau aril yang terikat pada –OH mengubah sifat gugus ROH. Alkohol merupakan asam sangat lemah bahkan dianggap sebagai senyawa netral sedangkan fenol bersifat asam lemah. Banyak sifat alkohol tergantung pada kedudukan dimana gugus -OH berada, apakah terikat pada atom C primer, sekunder atau tersier (Gambar 4.2.). Alkohol primer Alkohol sekunder Alkohol tersier Gambar 4.2. Struktur Molekul Alkohol Primer, Sekunder dan Tersier. 53 b. Tata Nama Alkohol. Nama sistematis alkohol terdiri dari nama induk ditambah akhir -ol. Sebuah angka numerik ditambahkan di awal untuk menunjukkan posisi gugus OH yang melekat pada rantai induk. Metanol (Etil alkohol) 1-Propanol (Propil alkohol), alkohol primer 2-Propanol 2-metil-2-butanol isopropil alkohol 2-Pentil alkohol Alkohol sekunder Alkohol tersier Produk komersial alkohol dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3. Alkohol Laboratorium dan Alkohol Denaturat. Sumber: • http://www.njuskalo.hr/sve-ostalo/metanol-oglas-9404503, • http://kryzysowo.pl/uwazajcie-na-czeskie-podrobki-z-metanolem/ - 54 Latihan: Senyawa alkohol yang memiliki empat buah atom C, memiliki 4 macam bentuk isomer. Berdasarkan kedudukan posisi –OH. Identifikasi jenis alkohol yang dapat dibentuk. Tuliskan rumus struktur dan nama senyawanya. Solusi: 1-Butanol 2-Butanol Butil alkohol butil alkohol sekunder 2-Metil-1-propanol 2-Metil-2-propanol Isobutil alkohol Butil alkohol tersier c. Senyawa Poliol. Dikenal juga ada senyawa polihidroksi alkohol atau disebut juga dengan nama “poli-ol”, yaitu senyawa alkohol yang mengandung gugus –OH lebih dari satu. Beberapa senyawa polihidroksi alkohol penting adalah: 1,2-Etanadiol Etilen glikol 1,2-Propanadiol Propilen glikol 1,2,3-propanadiol Gliserin atau gliserol Etilen glikol merupakan komponen utama dalam bahan antibeku permanen. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam kosmetik. 55 a. Bahan anti beku b. Kosmetik-Gliserin Gambar 4.4. Produk Komersial Etilen Glikol dan Gliserol Sebagai Bahan Material untuk Anti Beku (anti freeze) dan Kosmetik. Sumber: http://www.truckinweb.com/tech/1009tr_2004_gmc_sierra_maintenance/p hoto_14.html dan http://www.ebay.com/itm/3x-Glysolid-Glycerin-SkinCream-Allantoin-3x3-4oz-100ml-Original-Germany-/231355355372 d. Sifat Fisika. Gugus hidroksil, -OH cukup polar, sedangkan gugus alkil, R bersifat nonpolar. Sifat alkohol tergantung pada dua faktor: (1) jumlah gugus hidroksil per molekul dan (2) ukuran molekul nonpolar. Bagian non polar Bagian polar Alkohol dengan berat molekul rendah larut dalam air dalam semua proporsi. Kelarutan mulai menurun mulai dari butill alkohol. Kelarutan dalam air menurun dengan cepat dengan meningkatnya berat molekul. Hal ini karena bagian nonpolar molekul tersebut jauh lebih besar. Banyak alkohol polihidrat sangat larut dalam air karena mengandung dua atau lebih gugus –OH, jadi jumlah molekul polarnya lebih banyak per molekul. Tabel 3.1. menunjukkan data kecendrungan 56 titik didih alkohol. Kesimpulan apa yang dapat Anda ambil dari data pada tabel 3.1. Tabel 3.1: Sifat fisika dari Alkohol. e. Kegunaan Alkohol Alkohol adalah reagen laboratorium yang penting, dan merupakan gugus fungsi yang banyak terdapat dalam biomolekul, termasuk karbohidrat, sterol, dan beberapa amino asam. a) Metanol, CH3OH, alkohol yang paling sederhana sebelumnya diproduksi melalui proses distilasi kayu, sehingga disebut alkohol kayu. Sekarang diproduksi dari karbon monoksida dan hidrogen. Metanol sangat beracun dan menyebabkan kebutaan permanen. Metanol juga dapat digunakan sebagai bahan bakar, terutama untuk mobil balap "formula". b) Etanol, CH3CH2OH, adalah cairan tak berwarna dan tidak berbau , nama lainnya dikenal sebagai etil alkohol atau alkohol gandum, dapat diperoleh dari hasil fermentasi karbohidrat. Etanol banyak digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan kimia organik lainnya. Etanol merupakan senyawa alkohol yang popular, senyawa ini telah dikonsumsi sebagai minuman yang memabukkan sejak zaman kuno 57 sampai hari ini, Etanol dapat diproduksi dari fermentasi karbohidrat (gula dan pati). Minuman yang dihasilkan tergantung pada bahan awal dan proses fermentasi: scotch (gandum), bourbon (jagung), anggur merah anggur (anggur dan kulit anggur), dan anggur chablis (anggur tanpa kulit merah). Persamaan berikut merangkum proses fermentasi: Gula (Glukosa) Etanol (Etil alkohol) Gambar 4.5. Reaksi Fermentasi Minuman beralkohol tercatat memiliki kandungan persentasi alkohol yang berbeda-beda. Anggur, mengandung 12-13% alkohol karena ragi yang menghasilkan etanol mati pada konsentrasi etanol mencapai 12-13%. Untuk menghasilkan bourbon atau scotch dengan konsentrasi alkohol 4045% etanol, produk fermentasi asli harus disuling. Di Amerika penjualan dan penggunaan etanol murni (100% ethanol) diatur oleh pemerintah federal. Untuk mencegah penggunaan ilegal etanol murni, didenaturasi dengan penambahan agen denaturasi, proses ini menjadikannya tidak layak untuk diminum tapi cocok untuk aplikasi laboratorium. c) 2-Propanol, (isopropil alkohol-IPA): merupakan cairan yang tidak berwarna, sedikit berbau, dan beracun jika tertelan, senyawa ini disebut juga alkohol gosok, karena pasien dengan demam tinggi sering diolesi dengan 2-propanol ini untuk menurunkan suhu tubuh. Tetapi sekarang tindakan ini tidak lazim lagi digunakan. 2-Propanol juga digunakan sebagai desinfektan, bahan astrigent, pelarut industri, dan bahan baku dalam sintesis kimia organik. Sekarang Food and Drug Asociation Amerika (FDA), merekomendasikan alkohol ini sebagai pelarut untuk mengekstrak lemak edible. Hasil kajian ditemukan bahwa penggunaan 58 IPA sebagai pelarut minyak dan lemak less toxic dan lebih aman dibandingkan n-heksana (JAOCS, 1989: 783) d) 1,2-etanadiol (Etilen glikol), merupakan cairan yang memiliki rasa manis tetapi sangat beracun. Digunakan sebagai bahan antibeku untuk mobil. Bila ditambahkan ke air dalam radiator, zat terlarut etilen glikol menurunkan titik beku dan meningkatkan titik didih air. e) 1,2,3-Propanatriol (gliserol), merupakan cairan kental yang tidak beracun, sangat larut dalam air dan banyak digunakan dalam kosmetik, farmasi, dan pelumas. Gliserol diperoleh sebagai produk sampingan dari hidrolisis lemak. 4.2.2. Fenol Fenol merupakan senyawa alkohol, dimana gugus hidroksil terikat pada cincin benzena (Gambar 4.5). Seperti halnya alkohol, fenol adalah senyawa polar. Fenol sederhana agak larut dalam air. Kebanyakan fenol berbentuk padatan pada suhu 25°C. Fenol hanya sedikit larut dalam air kecuali mengandung gugus fungsional lain yang dapat berinteraksi dengan air.Senyawa ini bisa ditemukan dalam perasa dan aroma (memiliki rasa mint dan gurih) dan digunakan sebagai pengawet (butillated hidroksitoluen, BHT). Contoh senyawa fenol dapat dilihat pada Gambar 4.6. berikut: Timol (Mint) Carvacrol (Savory) Hidroksi Toluena Terbutilasi (BHT) Gambar 4.6. Beberapa Contoh Senyawa Fenol yang Banyak Dipergunakan dalam Kehidupan Sehari-Hari. 59 BHT digunakan sebagai pengawet makanan. Fenol juga banyak digunakan dalam perawatan kesehatan sebagai germisida. Bahkan, karbol, larutan encer fenol, digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Pertama sekali Joseph Lister menggunakan senyawa ini untuk mengurangi infeksi pasca operasi. Dia menggunakan karbol untuk mengoles luka bedah dan "mensterilkan" peralatan operasi. Turunan lainnya fenol yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan termasuk heksaklorofen, heksilresorsinol, dan o-fenilfenol. Struktur senyawa ini adalah sebagai berikut: Gambar 4.7. Beberapa Senyawa Fenol yang Dipergunakan sebagai Desinfektan Latihan 1. Identifikasilah, manakah yang termasuk alkohol primer, sekunder, tersier atau turunan fenol dari senyawa berikut ini: 60 4.2.3. Eter. a. Rumus Umum. Ketika membaca "eter" Anda pasti teringat akan bahan anestesi terkenal, dietil eter. Eter banyak digunakan sebagi pelarut dan pemberi rasa dingin. Eter adalah senyawa organik, dimana atom O terikat pada dua gugus karbon. Alkohol dan eter dianggap turunan dari air. Pada alkohol satu atom H digantikan oleh gugus organik, sedangkan pada eter kedua atom H digantikan oleh gugus organik. Lebih jelas perhatikan Gambar 4.8. air alkohol eter Gambar 4.8. Perbandingan Rumus Struktur Air, Alkohol dan Eter. Alkohol dan eter merupakan isomer fungsional, keduanya memiliki rumus umum yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Kesamaannya hanya struktural, namun, karena eter hanya sedikit polar dan memiliki sifat kimia yang kurang reaktif. Bahkan, sifat fisik etera mirip dengan sifat dari alkana yang sepadan dengannya. Misalnya, CH3OCH3 dan CH3CH2CH3. b. Sifat Fisika Ikatan C-O dari eter-eter adalah polar, sehingga eter termasuk molekul polar (Gambar 4.8.). Namun, eter tidak membentuk ikatan hidrogen satu sama lain karena tidak ada gugus -OH. Oleh karena itu eter memiliki titik didih lebih rendah daripada alkohol yang memiliki berat molekul yang sama, tetapi titik didih 61 eter lebih tinggi dari alkana dengan berat molekul yang sama. Lihatlah perbandingannya pada Gambar 4.9. berikut: Gambar 4.9. Perbandingan Sifat Fisika Alkana, Eter dan Alkohol Terdapat tiga jenis eter: eter alifatik, eter aromatik, dan eter campuran. Dapat dilihat pada Gambar 4.10. berikut. Metoksimetana Metoksi-etana Dimetileter Metiletileter metoksibenzene metil fenil eter Fenoksibenzena Difenil eter Gambar 4.10. Jenis-Jenis Eter Dietil eter adalah cairan mendidih sangat rendah (td 35 °C). Dimetil eter adalah gas yang digunakan sebagai refrigerant. Eter alifatik dengan berat molekul yang lebih tinggi merupakan cairan, sedangkan eter aromatik berbentuk cairan dan padatan. Bahkan eter dengan berat molekul rendah hanya sedikit larut dalam air. Dietil eter adalah pelarut yang sangat baik untuk senyawa organik, yang banyak digunakan untuk mengekstrak organik senyawa dari tanaman dan sumbersumber alam lainnya. c. Tata Nama. Dalam sistem penamaan IUPAC, gugus fungsi eter disebut sebagai gugus alkoksi. Ini analog dengan nama hidroksi untuk gugus -OH. Jadi CH3-O adalah metoksi, CH3CH2-O- adalah etoksi, dan seterusnya. Dalam sistem tatanama, penamaan eter dengan cara menempatkan kedua gugus alkil yang terikat pada 62 oksigen eter sebagai awalan di depan kata eter. Nama-nama dari dua kelompok dapat ditempatkan sesuai abjad atau berdasarkan ukuran (dari yang lebih kecil menuju ke yang lebih besar), seperti yang terlihat dalam contoh berikut: Gambar 4.11. Contoh Beberapa Macam Eter Eter bersifat inert, tidak bereaksi dengan zat pereduksi atau basa dalam kondisi normal. Namun, eter sangat mudah menguap dan mudah terbakar (mudah teroksidasi di udara) dan karenanya harus selalu diperlakukan dengan hati-hati. Eter dapat dibuat melalui reaksi dehidrasi alkohol, seperti yang ditunjukkan pada reaksi umum berikut. Reaksi berlangsung dalam kondisi asam dan pada suhu tinggi. Gambar 4.12. Reaksi Pembentukan Eter Melalui dehidrasi Alkohol d. Kegunaan Eter. Dietil eter adalah anestesi umum yang pertama kali diperkenalkan oleh dokter gigi Dr. William Morton pada tahun 1800-an. Dietil eter berfungsi sebagai anestesi yang berinteraksi dengan sistem saraf pusat dengan cara mengganggu transmisi impuls saraf, sehingga menghasilkan efek analgesia, persepsi rasa sakit berkurang. Eter terhalogenasi juga lazim digunakan sebagai anestesi umum. Eter terhalogenasi tidak mudah terbakar dibandingkan dietil eter sehingga lebih mudah 63 disimpan dan lebih aman bekerja dengannya. Contohnya adalah penthrana dan enthrana (kedua-duannya merupakan nama dagang). Gambar 4.13. Contoh Eter Terhalogenasi 4.2.4. Tiol. a. Rumus Umum Tiol adalah senyawa yang mengandung gugus sulfohidril (-SH). Tiol memiliki struktur yang mirip dengan struktur alkohol, dimana atom O pada alkohol diganti dengan S pada tiol. Tiol seperti halnya senyawa belerang lainnya memiliki aroma memuakkan. Tiol dapat ditemui dalam gas yang dikeluarkan oleh sigung belang (sejenis musang), gas ini dilepaskan sebagai upaya defensive. Sigung/musang belang banyak terdapat di Amerika Utara. Senyawa tiol juga dapat ditemukan pada bawang merah dan bawang putih. b. Tata Nama. Dalam aturan tata nama IUPAC penamaan tiol mirip dengan penamaan alkohol, bedanya adalah nama lengkap dari alkana dipertahankan. Akhiran -thiol mengikuti nama senyawa induk. 64 Gambar 4.14. Contoh Cara Penamaan Senyawa Tiol c. Kegunaan Asam amino sistein adalah salah satu senyawa tiol yang memiliki peran penting dari banyak protein. British Anti-Lewisite (BAL) adalah dithiol yang digunakan sebagai penangkal keracunan merkuri. Pada saat menjelang berakhirnya perang dunia I, digunakan Lewisite sebagai penangkal gas beracun yang digunakan sebagai senjata perang. Tetapi pada saat Perang Dunia II, Lewisite tidak poluler lagi, karena penemuan BAL, senyawa ini bekerja efektif dan murah. Dua kelompok thiol dari BAL membentuk kompleks yang larut dalam air dengan merkuri (atau dengan arsenik di Lewisite) yang kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Koenzim A adalah senyawa tiol yang berfungsi sebagai "pembawa" gugus asetil (CH3CO-) dalam reaksi biokimia. Koenzim A memainkan peran utama dalam metabolisme. Bila gugus asetat dua melekat pada koenzim A, produk ini disebut asetil koenzim A (asetil CoA). Ikatan antara koenzim A dan gugus asetil 65 merupakan ikatan tioester yang memiliki energi tinggi. energi ikat inilah sebagai sumber energi yang berperan dalam reaksi biokimia lainnya. Gambar 4.15. Struktur Ko-Enzim A (Asetil Ko-A). 4.3. Latihan Soal 1. Berilah nama umum dan nama IUPAC. dari senyawa berikut: 2. Urutkan senyawa-senyawa berikut berdasarkan kenaikan titik didih, dimulai dari titik didih terendah ke titik didih tertinggi: 66 3. Mengapa alkohol memiliki titik didih lebih tinggi daripada alkane dengan jumlah atom C yang sama. Mengapa alkohol yang bentuk molekulnya kecil mudah larut dalam air sedangkan yang berat molekul lebih besar lebih sukar larut dalam air? 4. Apa yang dimaksud dengan denaturasi alkohol? mengapa alkohol didenaturasi? 5. Apakah kegunaan dari metanol, etanol dan iso-propil alkohol? 6. Mengapa produk fermentasi hanya bisa menghasilkan alkohol dengan kadar 12-13%. Bagaimana caranya untuk membuat Scotch? 7. Manakah dari senyawa berikut yang termasuk alkohol primer, sekunder dan tersier: a. 2-metil-2-butanol. b. 1,2-dimetilsikloheksanol. c. 2,3,4-trimetilsiklopentanol. d. 3,3-dimetil-2-pentanol. 8. Berikan nama IUPAC untuk senyawa aromatic berikut: 67 9. Buatlah daftar nama dan struktur beberapa senyawa fenol yang biasa digunakan sebagai antiseptik atau disinfektan. Mengapa fenol yang digunakan untuk desinfektan harus larutan encer? 10. Gambarkan semua rumus struktur yang mungkin untuk alkohol dan eter dari senyawa dengan rumus molekul C4H10O. Berilah nama IUPAC untuk senyawa tersebut. 11. Kita telah mengetahui bahwa alkohol mampu berikatan hidrogen dengan sesama molekul alkohol lainnya. Ikatan hidrogen juga mungkin antara molekul alkohol dan molekul air atau antara molekul alkohol dan molekul eter, namun molekul eter tidak berikatan hidrogen dengan sesama molekul eter lainnya. Jelaskan mengapa demikian? 12. Jelaskan bagaimana caranya British Anti-Lewisite (BAL) bertindak sebagai penawar untuk keracunan merkuri. 13. Berikan nama IUPAC. untuk masing-masing senyawa tiol berikut: 68 14. Sebutkan minimal dua senyawa tiol yang bermanfaat bagi makhluk hidup. 4.3.1. Perspektif Nilai karakter Kesadaran Lingkungan dari Alkohol, Fenol, Tiol dan eter 1. Pemanis Industri kimia makanan telah menginvestasikan miliaran dolar dalam sintesis pengganti gula. Pasti Anda pernah mendengar nama seperti aspartam (equal atau nutrasweet) dan sakarin (sweet & low) karena senyawa ini paling umum digunakan sebagai pemanis non-nutritif di seluruh dunia. Kita juga pasti sering membeli produk: termasuk permen, minuman ringan, dan permen karet, yang katanya "bebas gula." tapi apakah benar demikian? Anda pasti akan terkejut, ternyata produk-produk tadi tidak bebas dari kalori. Hasil penyelidikan pada label gizi dapat mengungkapkan bahwa produk ini mengandung sorbitol, mannitol, atau turunannya yang termasuk kelompok senyawa yang disebut gula alkohol, atau poliol. Gula alkohol yang ditemukan dalam banyak makanan, termasuk buahbuahan, sayuran, dan jamur. Lain yang dibuat oleh hidrogenasi atau fermentasi karbohidrat dari gandum atau jagung. Tapi semua adalah produk alami. Dibandingkan dengan sukrosa, mereka berkisar di manis dari sekitar setengah sampai hampir sama; mereka juga memiliki lebih sedikit kalori per gram dari sukrosa (sekitar sepertiga sampai setengah kalori). Poliol juga menyebabkan sensasi dingin di mulut. Pendinginan ini disebabkan oleh reaksi endoterm pelarutan gula, efek ini memiliki efek untuk positif dapat menyegarkan napas. 69 menyegarkan permen dan gusi. Tahukan Anda apa dampak aspartame dan sorbitol terhadap lingkungan dan kesehatan? Mana yang akan Anda pilih? Cermatlah dalam memilih produk yang dikonsumsi. Cermatlah memperhatikan komposisi label gisi pada saat memilih produk. 2. Alkohol Etanol telah digunakan secara luas sebagai minuman, obat, dan pelarut dalam banyak sediaan farmasi. Fakta umum yang sering membayangi bahwa etanol adalah zat beracun (apalagi kalau alcohol produk oplosan). Apa ya? alkohol oplosan? pelajari resikonya? Baca link ini: http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/12/12/nggxfs-mirasoplosan-lebih-mematikan. Konsumsi etanol dikaitkan dengan berbagai efek jangka panjang, termasuk sirosis hati, kematian sel-sel otak, dan alkoholism. Alkohol yang dikonsumsi oleh ibu bisa bahkan mempengaruhi perkembangan normal anaknya yang belum lahir dan mengakibatkan sindrom alkohol pada janin. Untuk alasan ini, pastikan obat batuk dan flu dalam bentuk bebas alkohol. Pengendara kendaraan bermotor harus bebas dari pengaruh alkohol. Untuk menguji apakah seseorang dalam pengaruh alkohol atau tidak. Dapat dilakukan tes "breathalyzer". Mereka yang positif hasil tes breathalyzer dapat dilanjutkan dengan uji darah untuk hasil yang lebih akurat. Reaksi Uji alkohol melalui hasil pernafasan: oranye kekuning-kuningan hijau Tahukan Anda? alkohol juga bisa mencemarkan lingkungan? Coba pelajari bagaimana dampak pabrik gula terhadap pelimpahan alkohol dalam saluran air. Apa yang akan Anda lakukan atas fenomena produksi molase dari limbah ampas tebu pada pabrik gula? Apakah Anda punya ide untuk pemanfaatan 70 limbah ini menjadi produk yang bernilai ekonomis dan juga dapat mencegah rusaknya lingkungan? Baca link berikut: • http://www.kompasiana.com/pramaditya/dampak-limbah-industri-gulaterhadap-lingkungan_551b5125813311e5169de688; • https://sustainablemovement.wordpress.com/2012/12/10/pengolahanlimbah-pada-pg-madukismo-lembah-hijau-multi-farm-pt-kepurunpawana-dan-joglo-tani/ 3. Fenol Fenol atau asam karbolat, atau benzenol, adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Lebih lanjut silakan kunjungi laman ini: • http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150529173547-25556592/bahaya-mematikan-senyawa-fenol-pada-lumpur-lapindo/. Salah satu aktivitas senyawa fenol terdapat di dalam limbah cair buangan industri pulp kertas sebagai senyawa toksik dan sumber pencemaran lingkungan. Fenol merupakan antiseptik dagang triklorofenol, atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Senyawa fenol juga dapat ditemukan di perairan. Keberadaan fenol bisa menjadi sumber pencemaran yang membahayakan kehidupan manusia maupun hewan air. Sumber yang memiliki kemungkinan terbesar terpapar fenol adalah manufaktur dan lokasi limbah berbahaya. Itu sebabnya, orang-orang yang tinggal di dekat tempat pembuangan sampah, lokasi limbah berbahaya, atau tanaman yang memproduksi fenol adalah populasi yang paling mungkin terkena. Fenol dapat masuk ke dalam tubuh ketika seseorang mengonsumsi minuman atau makanan yang terkontaminasi, atau menelan makanan yang mengandung fenol. Fenol yang terpapar di kulit dengan mudah akan menembus kulit dan masuk ke dalam tubuh. Fenol juga masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru ketika seseorang bernapas di udara atau menghirup asap tembakau yang mengandung fenol. Jika seseorang terpapar udara yang mengandung fenol, maka fenol dapat masuk ke 71 dalam tubuh melalui kulit dan paru-paru. Fenol dapat mencapai organ di dalam tubuh dan menyebabkan efek samping yang merugikan. Kisaran normal fenol di dalam urine individu yang terpapar adalah 0,5 – 80 miligram fenol per liter urine. Sejumlah efek pada manusia akibat menghirup fenol di udara telah dilaporkan. Efek jangka pendek di antaranya adalah iritasi pernapasan, sakit kepala, dan mata terbakar. Sementara itu, efek kronis paparan tingkat tinggi fenol adalah kelemahan, nyeri otot, anoreksia, penurunan berat badan, dan kelelahan. Efek paparan tingkat rendah jangka panjang termasuk di antaranya meningkatnya kanker pernapasan, penyakit jantung, dan efek pada sistem kekebalan tubuh. Paparan tingkat rendah fenol yang terjadi secara berulang-ulang dapat menyebabkan diare dan sariawan pada manusia. Menelan fenol dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian. Efek fenol melalui paparan kulit dapat menyebabkan kerusakan hati, diare, urin berwarna gelap, dan kerusakan sel darah merah. Kulit yang terpapar relatif dalam jumlah kecil konsentrasi fenol dapat mengakibatkan kematian pada manusia. Belum diketahui apakah fenol dapat menyebabkan kanker pada manusia. Namun, kanker telah terbukti terjadi pada tikus ketika fenol diaplikasikan pada kulit beberapa kali setiap minggu sepanjang hidup tikus. Nah… setelah Anda tahu hal ini, bagaimana Anda akan memberlakukan cairan karbol dalam rumah tangga? 4. Kisah Silent Spring Pernahkan Anda membaca kisah dalam Novel yang ditulis oleh Rachel Carson, yang memperingatkan tentang meluasnya penggunaan pestisida DDT dalam bukunya Silent Spring (1962). Kunjungi Link berikut: • https://abrar4lesson4tutorial4ever.wordpress.com/2010/02/20/pengertiandan-dampak-ddt-dichloro-diphenyl-trichloroethane-dalam-kehidupan/ • http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/mengenang-rachel-carsonyang-mengingatkan-bahaya-pestisida. 72 • http://lovesunset90.blogspot.co.id/2010/11/silent-spring.html 73 Amati lingkungan di sekitar Anda, masihkan anda menikmati kicauan burung di pagi hari? atau jangan-jangan silent spring sudah berada dalam kehidupan kita saat ini. Apa yang perlu Anda lakukan? 5. Bahan Pendingin. Efek pemanasan global, suhu bumi semakin panas dan akibatnya ketergantungan orang-orang terhadap pendingin ruangan (AC) juga semakin tinggi. Anda tentu sudah tahu kalau pendingin ruangan banyak menggunakan gas 74 senyawa kloro flouro karbon. Gas pendingin juga dipergunakan pada kulkas. AC mungkin tidak dimiliki oleh semua keluarga tapi lemari pendingin (kulkas) sudah menjadi kebutuhan primer rumah tangga. Anda perlu memahami bagaimana pemanfaatan dan perawatan kulkas yang baik dan benar supaya tidak meperparah kerusakan lingkungan. Untuk lebih memahami tentang bahan kimia pendingin http://informasitips.com/penyebab-pemanasan-global-global-warming silakan buka link berikut: • http://www.kompasiana.com/marsida./ac-pendinginatau_551b49c7a333114721b65e24 • http://industri22dias.blogspot.co.id/2013/05/bahaya-refrigerant-r22-freonterhadap.html • https://ulincool.wordpress.com/2009/12/23/4/ Setelah membaca informasi-informasi yang di sediakan di atas, bagaimana rencana Anda selanjutnya? 6. Bahan Kimia POPs Bahan kimia ini, hampir tidak dapat kita hindari dalam kehidupan seharihari. Jumlahnya mungkin kecil (trace) tapi persistent. banyak yang tidak menyadarinya. Bukankah setiap hari kita bersentuhan langsung dengan lingkungan yang mengandung: cat, asbes, plitur, bahan dari mika, granit, pengharum ruangan, dan lain-lain. Itu semuanya adalah senyawa POPs. Apakah Anda sudah menyadari keberadaan senyawa POPs. Mau tahu lebih lanjut bukalah link berikut: • http://www.menlh.go.id/jenis-bahan-pencemar-organik-yang-persistenpops/ • http://www.kompasiana.com/pauluslondo/pops-racun-senyap-di-sekitarkita_5510a0b5a33311b52dba9245 75 • http://www.kaskus.co.id/thread/52bae112a4cb17df048b4647/bahaya-catterhadap-tubuh/ • http://properti.kompas.com/read/2009/09/03/15405275/Mengapa.Cat.Bisa. Berbahaya. • https://ceeta.wordpress.com/2013/06/23/radon-karsinogenik-di-sekitarkita/ Sudahkan Anda membaca Link di atas. Informasi-informasi yang disediakan di dalamnya semoga menambah wawasan Anda kalau hidup kita sekarang ini dikepung oleh bahan-bahan kimia POPs yang efeknya akumulatif dan beresiko besar untuk manusia dan lingkungan. Apa yang bisa Anda lakukan? lakukanlah sekarang..saat ini juga! 4.3.2. Referensi Denniston, K.J., dan Joseph J. T., 2003, Organic and Biochemistry, 4-th Edition, New York, The McGrawn-Hill Companies. McMurry, J., 2012, Organic Chemistry, 8-th Edition, Canada: Brooks/Cole Cengage Learning. diakses di www.cengage.com/global pada tanggal 21 desember 2013 Silberberg, M.S., 2010, Principles of General Chemistry, second edition, New York, The McGrawn-Hill Education. Shah, J.K. and T.K.Venkatsen, 1989, Aqoueos Isopropyl Alcohol for Extraction of The Fatty Acids From Oils, 66, 6: 783-791. Whitten, K. W.,Raymond, E.D., M.Larry P., George, G. S., 2010, Chemistry, Ninth Edition, Canada, Brooks/Cole, Cengage Learning. diakses di www.cengage.com/global pada tanggal 10 Juli 2014 http://www.rtv.co.id/read/news/342/33-orang-tewas-akibat-minuman-kerasoplosan (berita tentang keracunan alkohol oplosan yang merenggut nyawa. http://www.tempo.co/read/news/2014/08/27/058602711/Keracunan-MirasOplosan-Tiga-Warga-Garut-Tewas http://eprints.undip.ac.id/44704/ 76 http://green.kompasiana.com/polusi/2013/01/02/dampak-limbah-industri-gulaterhadap-lingkungan-521670.html http://www.aktual.co/jakartaraya/limbah-detergen-pencemar-utama-sungai-dijakarta-barat http://stopstyrofoaming.blogdetik.com/2011/05/05/dampak-dari-styrofoam/ http://www.slideshare.net/erviafifah/bahaya-styrofoam-terhadap-kesehatan-danlingkungan https://dyahernawati.wordpress.com/2014/01/10/bahan-kimia-kehidupan/ http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2010/12/23/limbah-mercury-ancamkesehatan-masyarakat-aceh-326964.html http://www.academia.edu/4394523/Dampak_Negatif_Penggunaan_Zat_Aditif_pa da_Makanan http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/12/11/jangan-terpukau-olehsebutan-antioksidan-515220.html http://www.tipscaraterbaik.com/bahan-kimia-berbahaya-didalam-kosmetik.html https://greenmommyshop.wordpress.com/2011/07/02/daftar-bahan-berbahayapada-kosmetik-dan-produk-perawatan-tubuh/ http://green.kompasiana.com/polusi/2013/06/05/fukushimas-mutan-bufferly-anddarwono-hyphotesa-565988.html BAB V ALDEHID AND KETON 5.1. Tujuan Perkuliahan Dalam kegiatan perkuliahan ini Anda akan mempelajari gambaran umum tentang aldehid dan keton, yang meliputi rumus umum, tata nama, sifat fisika, perbedaan antara aldehid dan keton, sumber terdapatnya, manfaat, kegunaan, dan dampak penggunaannya terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan agar Anda memiliki sikap yang penuh pertimbangan moral dalam memanfaatkan senyawa aldehid dan keton dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kesadaran lingkungan yang baik sebagai individu dan sebagai warga masyarakat sehingga mampu menjadi panutan bagi orang lain dalam memanfaatkan senyawa aldehid dan keton. Melalui pembelajaran ini, Anda diharapkan dapat: 1. Menggambarkan struktur dan mendiskusikan sifat fisika dari aldehid dan keton. 2. Memberi nama aldehid dan keton sesuai sistem IUPAC. 3. Menjelaskan kegunaan aldehid dan keton dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menjelaskan efek negatif dari penggunaan beberapa senyawa aldehid dan keton terhadap makhluk hidup dan lingkungan. 5. Memiliki sikap dan perilaku yang pro lingkungan dalam mengaplikasikan senyawa aldehid dan keton dalam kehidupan sehari-hari. 6. Membuat daftar senyawa aldehid dan keton dari bahan alam dan sintetis yang memiliki efek terhadap kesehatan, dan lingkungan serta menjelaskan pentingnya senyawa tersebut. 7. Menunjukkan perilaku sehari-hari yang sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki dalam bentuk laporan jurnal. 8. Memberikan pertimbangan moral pro lingkungan yang bijaksana terhadap fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 9. Merencanakan kegiatan yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan 77 5.2. Uraian Materi Perkuliahan 5.2.1. Struktur Kimia Aldehid dan Keton Gugus karbonil terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom oksigen melalui ikatan ganda. Gambar 5.1. Gugus Fungsi Karbonil Senyawa yang mengandung gugus karbonil disebut senyawa karbonil. Kelompok ini mencakup aldehid dan keton dibahas dalam bab ini, serta asam karboksilat dan amida dibahas dalam Bab 6 dan Bab 7. Gambar 5.2. Rumus Umum Aldehid, Keton, Asam Karboksilat dan Amida Pembahasan tentang aldehid dan keton dilakukan bersama-sama karena keduanya memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang mirip. Perbedaannya terdapat pada lokasi gugus karbonil dalam rantai karbon (Gambar 5.1). Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil, . Pada aldehida, setidaknya satu H atom terikat pada gugus karbonil. Keton memiliki dua atom karbon terikat pada gugus karbonil. Rumus struktur molekul formaldehida (aldehida sederhana) dan aseton (keton yang paling sederhana) ditunjukkan pada Gambar 5.3. 78 Gambar 5.3: (a) Model Formaldehida, HCHO, Aldehida Paling Sederhana. Gambar 5.3: (b) Model Aseton, CH3COCH3, Keton Paling Sederhana. Penulisan rumus umum dari aldehid dan keton dapat dilihat di bawah ini: aldehid alifatis keton aromatis aldehid aromatis keton alifatis keton campuran Gambar 5.4. Perbedaan Gugus Fungsi Aldehid dan Keton Formaldehida telah lama digunakan sebagai desinfektan dan sebagai pengawet (cairan pembalseman) untuk spesimen biologi. Kegunaan utamanya adalah dalam produksi plastik dan pengikat untuk kayu lapis. Banyak bahan alami yang penting merupakan senyawa aldehid dan keton. Contohnya hormon seks, beberapa vitamin, kamper, dan perasa yang dapat diekstrak dari kacang almond dan kayu manis. Aldehida 79 mengandung ikatan ganda, sehingga termasuk senyawa yang sangat reaktif. Senyawa aaldehid merupakan senyawa penting dalam sintesis organik, khususnya dalam reaksi perpanjangan rantai karbon. a. Sifat Fisika Aldehid and keton merupakan senyawa polar karena keduanya memiliki gugus karbonil yang sifatnya polar. dan Gambar 5.5. Kepolaran Gugus Karbonil Karena atraksi dipol-dipol antara molekul, titik didih keduanya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon atau eter yang memiliki jumlah atom karbon sama atau berat molekul setara. Perhatikanlah data pada contoh di bawah ini. Gambar 5.6. Perbadingan Titik Didih Berbagai Gugus Karbonil 80 Gambar 5.7. (a) Ikatan Hidrogen antara Gugus Karbonil Aldehida atau Keton dan Air. (b) Interaksi Polar antara Kelompok Karbonil Aldehida atau Keton. Aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antarmolekul air (Gambar 5.2). Sehingga, aldehid dan keton dengan jumlah atom C lima atau lebih sedikit atom karbon cukup larut dalam air. Namun, bila panjang rantai karbon meningkat, senyawa menjadi kurang polar. Aldehid dan keton dengan senyawa yang lebih besar larut dalam pelarut organik nonpolar. Latihan: 1. Manakah dari pasangan senyawa berikut yang lebih larut dalam air? 2. Manakah dari pasangan senyawa berikut memiliki titik didih yang lebih tinggi? 81 b. Tatanama IUPAC dan Nama Umum. Dalam sistem IUPAC penamaan aldehid mengikuti aturan berikut: • Tentukan senyawa induk, yaitu, rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus karbonil. • Ganti -ana akhir dari alkana induknya dengan -al. • Beri nomor rantai, penomoran dimulai dari karbon karbonil sebagai atom karbon nomor 1. Jumlah dan nama semua substituen seperti biasa. Tidak ada nomor yang digunakan untuk posisi gugus karbonil karena selalu di ujung rantai induk. Oleh karena itu, harus karbon 1. Beberapa contoh dapat dilihat berikut (nama umum dituliskan dalam kurung). 82 Gambar 5.8. Penamaan Umum Aldehida. Nama-nama umum dari lima aldehida pertama disajikan pada Tabel 5.1. Dalam sistem umum nomenklatur, aldehida diganti diberi nama sebagai turunan dari senyawa induk rantai lurus (lihat Tabel 5.1.). Huruf Yunani digunakan untuk menunjukkan posisi substituen. Atom karbon terikat pada gugus karbonil adalah α-karbon, berikutnya adalah β-karbon, dan sebagainya. Tabel 5.1. Beberapa Senyawa Aldehid 2-Metilpentanal (α-metillvaleraldehida) 3-Metilpentanal (β-metilvaleraldehida) Gambar 5.9. Penamaan Umum dan IUPAC Aldehida 83 Perhatikan penamaan aldehid dari rumus terkondensasi berikut. Nama Induk Posisi gugus karbonil Pentana (Nama umum: valeraldehida) Karbon nomor 1 (harus) Butana (Nama umum butiraldehida) Karbon nomor 1 (harus) Substituen γ-bromo β-metil Nama γ-bromovaleraldehida β-metilbutiraldehida Latihan : 1. Gunakan sistem IUPAC dan sistem tata nama umum untuk penamaan masing- masing senyawa berikut. 2. Tuliskan struktur terkondensasi dari masing-masing senyawa berikut. a. 3-Metilnonanal. b. β-Bromovaleraldehida. c. 4-Fluoroheksanal. 84 d. α,β-Dimetilbutiraldehida. c. Penamaan Keton Aturan untuk penamaan keton dalam nomenklatur IUPAC analog dengan penamaan aldehida. Pada keton, akhir -ana dari alkana induk diganti dengan akhiran –on dari keluarga keton, dan lokasi karbon karbonil ditunjukkan dengan angka. Perhatikan contoh berikut: Propanon Tidak perlu disebutkan “keton’ Propanon Tidak perlu diberi nomor Metil etil keton 4-Oktanon bukan 5-oktanon Butil propil keton Contoh 2: Namai keton dari rumus struktur terkondensasi berikut. Gambar 5.10. Penamaan Keton Jawaban: 85 Senyawa induk Oktana, menjadi oktanon Pentana, menjadi pentanon Posisi gugus karbonil Karbon-2 (bukan Karbon-7) Karbon-3 Substituen 6-etil Tidak ada Nama 6-etil-2-oktanon 3-pentanon Nama- umum keton diturunkan dari penamaan kelompok alkil yang terikat pada karbon karbonil. Ini digunakan sebagai awalan diikuti oleh kata keton. Gugus alkil dapat disusun menurut abjad atau menurut ukuran (lebih kecil untuk lebih besar). Contoh 3: Beri nama keton dari rumus terkondensasi berikut. Gugus alkil Propil dan metil Etil dan pentil Nama Metil propil keton Etil pentil keton Karena ada dua gugus terikat pada atom karbon karbonil, pada keton terdapat satu atom C lebih panjang dari pada aldehida dengan nama umum yang sama. Perhatikan contoh berikut, metil butil keton memiliki enam karbon, tetapi β-Methylbutyraldehyde hanya memiliki lima. β-metilbutiraldehida Metil butil keton 86 Hal ini karena karbon karbonil pada aldehida termasuk dalam nama rantai induk, butiraldehid. Atom karbon karbonil karbon pada keton tidak termasuk dalam nama rantai induk. Latihan: 1. Gunakan sistem tatamana IUPAC untuk penamaan masing-masing senyawa berikut. 1. Tuliskan rumus struktur terkondensasi untuk masing-masing senyawa berikut. a. Metil isopropil keton (Apakah nama IUPAC untuk senyawa ini?) a. 4-Heptanon. b. 2-Fluorosikoheksanon c. Heksakloroaseton (Apakah nama IUPAC untuk senyawa ini?) d. Kegunaan Aldehid – Keton Metanal (formaldehida) adalah gas (td 21oC). Secara komersial dikenal dengan formalin. Formalin telah digunakan sebagai pengawet untuk jaringan dan sebagai cairan pembalseman dan aplikasi klinis lainnya. Bahan ini sekarang popular disalah gunakan dan telah menjadi hal yang mengkhawatirkan. 87 Gambar 5.11: Penggunaan Boraks dan Formalin dalam Makanan (Sumber: www.praktikumbiologi.com) http://www.riaunews.com/beritautama/hati-hati-ada-tiga-jenis-bahan-makananmengandung-borak-di-pasar-rumbai/ Etanal (asetaldehida) dihasilkan dari etanol di hati, melalui reaksi oksidasi yang dikatalisisis oleh enzim dehidrogenase. The etanal yang dihasilkan dalam reaksi ini bertanggung jawab untuk gejala mabuk. 88 Propanon (aseton), merupakan keton paling sederhana, adalah pelarut yang penting dan serbaguna untuk senyawa organik. Aseton memiliki kemampuan untuk melarutkan senyawa organik dan juga larut dengan air. Akibatnya, ia memiliki beberapa aplikasi industri dan digunakan sebagai pelarut dalam perekat, cat, larutan pembersih, cat kuku, dan nail polish remover. Propanon mudah terbakar dan karenanya harus ditangani dengan benar sesuai. Butanone, keton dengan empat karbon, juga merupakan pelarut industri yang penting. Gambar 5.12: Nail Polish Remover (Pembersih Kuteks) Sumber: • http://www.lillyandme12.com/2012_07_01_archive.html#.VPcr7S4T1Xk, • http://blackcatnails.com/diy-gentle-glycerin-acetone-nail-polish-remover/ Banyak aldehida dan keton diproduksi dalam industri sebagai makanan dan aroma bahan kimia, bahan obat, dan bahan kimia pertanian. Keduanya sangat penting untuk industri makanan, digunakan sebagai zat aditif alami dan buatan pada makanan. Vanillin, 89 komponen utama vanili alami, ditunjukkan pada Gambar 5.14. Aroma vanili sintetis dibuat dari adalah larutan encer vanili sintetis dilarutkan dalam etanol. gambar 14.4. juga menunjukkan beberapa contoh senyawa kimia penting dari aldehida dan keton. Gambar 5.13. Senyawa Aroma Almond Gambar 5.14. Senyawa Aroma Vanili Gambar 5.15. Senyawa Aroma Kayu Manis Gambar 5.16. Senyawa Aroma Serai 90 Gambar 5.17. Senyawa Aroma Berry 5.3. Gambar 5.18. Senyawa Aroma Jamur Latihan Soal 1. Aseton, merupakan senyawa keton sederhana yang sering digunakan sebagai pelarut industri untuk banyak produk berbasis organik seperti sebagai perekat dan cat. Aseton sering dianggap sebagai " pelarut universal”, karena dapat melarutkan begitu banyak bahan yang beragam. Mengapa Aseton dapat menjadi pelarut yang baik? 2. Jelaskan secara singkat mengapa aldehid dan keton sederhana (yang mengandung kurang dari lima atom karbon) menunjukkan kelarutan yang cukup baik dalam air. 3. Gambarkan ikatan hidrogen antarmolekul antara etanal dan air. 4. Gambarkan interaksi yang terjadi antara molekul aseton. 5. Mengapa alkohol memiliki titik didih lebih tinggi dari aldehida atau keton yang memiliki berat molekul sebanding? 91 6. Mengapa hidrokarbon memiliki titik didih lebih rendah dari aldehida atau keton dengan berat molekul sebanding? 7. Gambarkan masing-masing senyawa berikut dengan menggunakan rumus struktur lengkap a. Metanal. b. 7,8-Dibromooktanal. c. Aseton. d. Hidroksietanal. 8. Gambarkan struktur molekul terkondensasi dari senyawa berikut: a. 3-Kloro-2-pentanon. a. Benzaldehida. b. 4-Bromo-3-heksanon. c. 2-Klorosikloheksanon. 9. Gunakan sistem tatanama IUPAC untuk penamaan nama senyawa berikut: 92 10. Gunakan sistem tatanama IUPAC untuk penamaan nama senyawa berikut: 11. Gambarkan struktur molekul dari senyawa berikut: a. 3-hidroksibutanal. b. 2-Metilpentanal. c. 4-Bromoheksanal. d. 3-Iodopentanal. e. 2-Hidroksi-3-metilpentanal. 12. Gambarkan struktur molekul dari senyawa berikut: a. Dimetil keton. b. Metil propil keton. c. Etil butil keton. d. Diisopropil keton. 13. Mengapa keton merupakan pelarut yang baik untuk banyak senyawa organik? 14. Buatlah daftar kegunaan senyawa formaldehid. 15. Etanal diproduksi oleh oksidasi etanol. Dari mana reaksi ini terjadi di dalam tubuh? 93 16. Tulislah minimal 5 senyawa senyawa aldehid dan minimal 5 senyawa keton yang digunakan sebagai bahan kimia makanan atau aroma. 5.4. Perspektif Nilai Karakter Kesadaran Lingkungan dari Senyawa Aldehid Keton 1. Formalin Bahan kimia yang paling popular dalam kelompok senyawa aldehid keton dan turunannya adalah formalin. Ingin tahu lebih detail tentang formalin. Silakan buka link berikut: • https://translate.google.co.id/translate?hl=en&sl=id&u=http://chanif.lecture.ub.ac. id/files/2012/04/MENGENAL-BAHAYA-FORMALIN.doc&prev=search • http://www.erfolgkimia.com/2013/06/bahaya-formalin-dan-pencegahan.html Sebagai mahasiswa yang telah belajar kimia organik, apa yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi korban penggunaan atau konsumsi formalin pada masyarakat awam? Apakah Anda tertarik untuk terlibat berperan membantu meng-edukasi orang lain? 2. Pewarna, Perasa Makanan Sintetik. Bukalah Link berikut: • https://informasisehat.wordpress.com/2009/05/21/bahaya-zat-pewarna-padamakanan/ 3. Bahan material bangunan. Selain itu ada beberapa bahan pelarut yang banyak dipergunakan dalam pembuatan berbagai material bangunan. Ada yang perlu Anda pahami agar lebih waspapa dalam memilih bahan material, Anda juga perlu menyadari bahaya penggunaan obat nyamuk (pestisida/herbisida). Bacalah informasi yang disediakan pada link berikut: • https://klinikanakonline.com/2010/08/27/waspadai-bahaya-pencemaran-timbalsaat-renovasi-rumah/ 94 • http://halosehat.com/farmasi/obat/8-bahaya-obat-nyamuk-bakar-dan-semprotdari-bahan-pembuatannya • https://usitani.wordpress.com/2009/02/26/dampak-negatif-penggunaan-pestisida/ • http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150707132118-255-64896/hindaribahaya-klorin-ylki-sarankan-penggunaan-pembalut-kain/ Bersikaplah lebih bijaksana setelah Anda mengetahui banyak hal. Masa depan bumi ada di tangan kita semua. 5.5. Referensi Denniston, K.J., dan Joseph J. T., 2003, Organic and Biochemistry, 4-th Edition, New York, The McGrawn-Hill Companies. McMurry, J., 2012, Organic Chemistry, 8-th Edition, Canada: Brooks/Cole Cengage Learning. diakses di www.cengage.com/global pada tanggal 21 desember 2013 Silberberg, M.S., 2010, Principles of General Chemistry, second edition, New York, The McGrawn-Hill Education. Whitten, K. W.,Raymond, E.D., M.Larry P., George, G. S., 2010, Chemistry, Ninth Edition, Canada, Brooks/Cole, Cengage Learning. diakses di www.cengage.com/global pada tanggal 10 Juli 2014 http://bioindustries.co.id/zat-zat-kimia-berbahaya-dalam-cat-3064/ http://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/139/BAHAN-BERBAHAYAYANG-DILARANG-UNTUK-PANGAN.html http://www.enviro.bppt.go.id/sipop/B3/Formalin/Formalin.htm http://www.smartdetoxsynergy.com/tag/racun-di-rumah/ http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/waspadai-bahan-bahankimia-berbahaya-di-sekitar-kita-bagian-i/ http://www.enviro.bppt.go.id/sipop/tentangpops.htm http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/toxics/Air/Sebelas-bahan-kimiaberbahaya/ 95 http://nasional.kompas.com/read/2009/02/03/15403717/ri.akan.ratifikasi.konvensi.stockh olm http://www.sharemyeyes.com/2013/05/penanggulangan-dampak-pencemaran.html http://www.rudyct.com/dethh/9.ddt.abad.21.htm 96