HATI - Momentum Christian Literature

advertisement
H A T I
yang
DIPERSEMBAHKAN
kepada
ALLAH
SINCLAIR B. FERGUSON
E
PENERBIT MOMENTUM
2002
Copyright © momentum.or.id
Hati yang Dipersembahkan kepada Allah
(A Heart for God)
Oleh: Sinclair B. Ferguson
Penerjemah: Hendry Ongkowidjojo
Tata Letak: Jeffry
Desain Sampul: Bing Fei
Editor Umum: Solomon Yo
Copyright © 1987 by Sinclair B. Ferguson
Originally published in English under the title,
A Heart for God
by The Banner Of Truth Trust,
3 Murrayfield Road, Edinburgh, EH12 6EL, Scotland.
ISBN: 0 85151 502 9
All rights reserved
Hak cipta terbitan bahasa Indonesia pada
Penerbit Momentum (Momentum Christian Literature)
Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia.
Copyright © 2002
Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275
e-mail: [email protected]
Perpustakaan LRII: Katalog dalam Terbitan (KDT)
Ferguson, Sinclair B.,
Hati yang dipersembahkan kepada Allah / Sinclair B. Ferguson,
terj. oleh Hendry Ongkowidjojo
– cet.1 – Surabaya: Momentum, 2002.
xiv + 157 hlm.; 14 cm.
ISBN 979-8131-29-0
1. Kehidupan Kristen - Praktis
2002
2. Anugerah - Kekristenan
248.4 (dc20)
Cetakan pertama: November 2002
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis
dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi atau kebutuhan nonkomersial dengan
jumlah tidak sampai satu bab.
Copyright © momentum.or.id
Daftar Isi
Prakata Penerbit
ix
Prakata Penulis
xi
Kata Pengantar
xiii
Bab 1
Bertumbuh dalam Pengenalan akan Allah
1
Bab 2
Allah Tritunggal
13
Bab 3
Pencipta Langit dan Bumi
27
Bab 4
Tuhan Perjanjian
41
Bab 5
Allah Yang Mahahadir
57
Bab 6
Sang Juruselamat
73
Bab 7
Hikmat Allah
87
Bab 8
Yang Mahakudus Allah Israel
101
Bab 9
Pemelihara yang Setia
117
Bab 10
Mari Kita Menyembah Allah
133
Bab 11
Ingatlah akan Tuhan
145
Copyright © momentum.or.id
KATA PENGANTAR
ejak saya kecil, tak ada yang lebih membuat saya terpesona daripada pengenalan akan Allah: Siapakah Allah itu? Dapatkah
Allah diketahui? Jika Ia dapat diketahui, bagaimana kita dapat menemukan-Nya? Saat ini, setelah sekian tahun berlalu, saya sadar
bahwa semua pertanyaan ini bukanlah pertanyaan yang kekanak-kanakan; itu semua adalah pertanyaan terpenting di alam semesta ini.
Lebih dari itu, mereka terletak di jantung iman Kristen. Orang Kristen hari ini tidak selalu melihat sejelas yang seharusnya. Mungkin
hal ini menjelaskan mengapa kita tidak menjadi yang seharusnya
kita menjadi, baik di dalam penyembahan kita di gereja atau di
dalam kesaksian kita di dunia. Saya berharap agar halaman demi
halaman berikut ini dapat menolong Anda memiliki hidup yang
lebih berpusat pada Allah.
Untuk Alasan ini, Hati yang Dipersembahkan kepada Allah, diorientasikan ke arah penggalian Alkitab. Hanya jika kata-kata Kristus tinggal di dalam kita dan jika kita tetap tinggal di dalam Dia,
baru kita dapat dilepaskan dari Kekristenan tanpa akar yang begitu
mewarnai zaman kita. Saat kata-kata-Nya mempengaruhi kita, kita
mulai berbuah dan membuktikan bahwa kita adalah murid-muridNya (Yoh. 15:5-8). Hanya di saat firman Allah mempengaruhi cara
kita berpikir, hidup, dan merasa, maka barulah kita dapat membangun hati yang dicirikan oleh ketaatan kepada Allah dan dipenuhi
dengan kasih kepada-Nya.
S
Copyright © momentum.or.id
xiv HATI YANG DIPE RSEMBAHKAN KEPADA
ALLAH
Saat saya mengirimkan buku ini, saya merasa gelisah dan sekaligus penuh harap. Saya merasa gelisah karena begitu luas dan mulianya apa yang saya bahas di sini, dan karena saya sangat sadar betapa
saya tidak cukup layak untuk menulis tentang Allah yang kepadaNya saya datang untuk mengasihi dan yang saya kenal sampai derajat tertentu. Saya juga penuh harap karena saya mencoba untuk
menghadirkan pengajaran yang diberikan kepada kita di dalam Alkitab, dan saya sungguh rindu agar Ia mau memakai buku saya ini
untuk menolong Anda mengenal Dia. Saya berharap agar Anda
membacanya dengan disertai doa, dan dengan hasrat yang semakin
bertambah untuk bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah."
Sinclair B. Ferguson
Westminster Theological Seminary
Philadelphia, Pennsylvania.
Copyright © momentum.or.id
Satu
BERTUMBUH DALAM
PENGENALAN AKAN ALLAH
pakah hal yang paling penting di dunia bagi setiap orang Kristen? Hal yang paling penting bagi orang Kristen selama berada
di dalam dunia ialah bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
Pengenalan akan Allah adalah pusat dari keselamatan kita dan
dari semua pengalaman kerohanian kita yang benar. Kita diciptakan
untuk mengenal Allah. Dalam Alkitab, pengenalan akan Allah hampir setara dengan keselamatan itu sendiri. Yesus sendiri berkata bahwa hidup yang kekal atau keselamatan berarti pengenalan akan
Allah, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal
Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh. 17:3). Menjadi seorang Kristen
bukanlah pengalaman yang tanpa otak, tetapi mencakup pula hikmat
dan pengertian. Menjadi seorang Kristen berarti sebuah hubungan
yang begitu dekat dan intim dengan Allah Pencipta Langit dan
Bumi.
Yang melatarbelakangi perkataan Yesus di atas ialah janji yang
sudah diberikan oleh Allah beberapa abad sebelumnya. Hal ini dapat
kita lihat dari Yeremia 24:7 yang berbunyi, “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN.”
Dan penggenapan dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh janji
itu dapat kita lihat pada bagian selanjutnya dari kitab Yeremia,
“Tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudara-
A
Copyright © momentum.or.id
2
HATI YANG DIPE RSEMBAHKAN KEPADA
ALLAH
nya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua,
besar kecil, akan mengenal Aku” (Yer. 31:34). Nabi Yesaya juga
berkata kepada kita bahwa pengenalan akan Allah akan menandai
pemerintahan Sang Penebus yang dijanjikan, Yesus Kristus. “Sebab
seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut
yang menutupi dasarnya” (Yes. 11:9). Alangkah indahnya! Ini semua meringkaskan apa yang Alkitab mau katakan mengenai maksud
kedatangan Yesus: Memungkinkan kita untuk mengenal Allah.
Pengenalan akan Allah merupakan pusat bagi semua pengertian
yang benar dalam hidup Kekristenan kita. Seseorang mungkin dapat
menjadi Kristen dan tetap tidak mengerti akan banyak hal di dunia
ini. Tetapi adalah mustahil bagi seseorang untuk menjadi Kristen
tanpa mengetahui apa-apa tentang Allah. Pada puncaknya, Amsal
9:10 mengatakan, “Mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.”
Meski hari ini kita telah berhasil membuat terobosan ilmu pengetahuan, akan tetapi pengenalan kita akan Allah mungkin begitu sedikit
hari ini. Itulah sebabnya masa kita ini begitu diwarnai oleh kelangkaan pengertian, apresiasi, dan pengertian yang sangat sempit akan
waktu.
Alkitab berulang kali mengajarkan bahwa pengenalan akan Allah
merupakan pencegahan yang ampuh terhadap dosa. Yesaya membagikan hal ini ketika ia meratapi bangsa Israel dan pemberontakannya. Ia mengatakan, “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi
umat-Ku tidak memahaminya” (Yes. 1:3). Akar penyebab dari kemerosotan rohaniah mereka ialah kurangnya pengenalan akan Allah.
Ketika seseorang mengenal Allah dan bertumbuh dalam hubungan yang akrab dengan-Nya, maka hidupnya akan ditandai dengan
integritas dan ia akan dapat dipercaya. Apa yang ada di bibirnya
akan sama dengan apa yang ada di hatinya. Singkatnya, hidupnya
akan kudus. Tetapi zaman ini terlalu takut terhadap kekudusan.
Bahkan gereja pun mulai takut terhadap kekudusan. Dan hal yang
Copyright © momentum.or.id
Bertumbuh dalam Pengenalan akan Allah
3
sama juga terjadi dalam kehidupan kita. Mengapa? Karena “kadar”
pengenalan kita akan-Nya begitu kurang dari yang semestinya. Bila
kita sungguh mengenal Dia, maka itu akan secara otomatis tercermin dalam kehidupan kita.
Pengenalan akan Allah penting pula bagi pertumbuhan kita. Di
bagian pembukaan suratnya yang kedua, Rasul Petrus membicarakan hal yang sangat menentukan ini. Dia mendesak rekan-rekannya
supaya bertumbuh secara rohani dan berharap agar mereka dilimpahi kasih karunia dan damai sejahtera “melalui pengenalan akan
Allah.” Dia berkata kepada mereka bahwa kuasa Allah telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang kita perlukan untuk
menjalani hidup ini sebagai orang Kristen, yaitu melalui pengenalan
kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib (2Ptr. 1:2-3). Rasul Paulus juga mengemukakan hal
yang sama ketika ia menulis surat kepada jemaat Kolose. Bertumbuh, mempunyai kaitan khusus dengan “bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah” (Kol. 1:10).
Kesalahan kita ialah kita sering menetapkan aturan main sendiri
tentang bagaimana seharusnya kehidupan Kristen itu. Betapa beraninya kita! Padahal Allah sudah berkata bahwa jika kita mau bertumbuh sebagai orang Kristen, maka pertama-tama kita harus bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
*
*
*
Pengenalan akan Allah merupakan hak istimewa kita yang terbesar.
Coba dengarkan lagi apa yang Yeremia katakan, “Beginilah firman
TUHAN: ‘Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang
mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia
memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, se-
Copyright © momentum.or.id
4
HATI YANG DIPE RSEMBAHKAN KEPADA
ALLAH
muanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN’” (Yer. 9:23-24).
Pernyataan ini keluar dari orang yang sama yang sebelumnya berkata, “Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata …” (Yer. 9:1). Yeremia bukanlah teolog atau penulis menara gading! Di sini kita melihat seorang yang begitu berduka oleh karena
pemberontakan bangsanya, yang melihat segala sesuatu melalui mata seorang yang terasing dari segala macam pergaulan, kecuali dalam pergaulan dengan Allah. Ia tidak berhenti di permukaan, tetapi
terus menuju pada pokok permasalahannya. Tak ada gunanya kita
memiliki segala bijaksana dunia, atau keperkasaan seorang pria, atau
kekayaan, atau ketenaran atau apa pun juga, jika semua itu tidak disertai dengan pengenalan akan Allah. Dengan tegas Yeremia menurunkan segala hal yang oleh kebanyakan kita “diimpikan siang-malam” itu, pada posisi yang seharusnya (pada tempat yang benar-benar bawah). Hidup hanya benar-benar layak untuk dibanggakan jika
pusatnya adalah pengenalan akan Allah, yang mengontrol segenap
aspirasi kita. Inilah hal yang layak untuk dimegahkan.
Apakah yang Anda dan saya bangga-banggakan? Apakah yang
selalu menjadi topik pembicaraan kita dan yang memenuhi hati dan
pikiran. Pernahkah kita sadar bahwa pengenalan akan Allah merupakan harta terpendam yang paling berharga dan merupakan hak istimewa terbesar yang bisa kita miliki? Jika belum, maka kita begitu
picik dalam hal rohani. Kita telah menjual hak asasi kita sebagai
orang Kristen demi “semangkuk sup kacang merah,” dan pengalaman sejati yang seharusnya kita nikmati sebagai orang Kristen akan
menjadi begitu dangkal, “aneh-aneh” dan keluar dari “rel” yang telah ditetapkan bagi kita.
Malangnya, banyak aspek dari kehidupan Kristen kita benar-benar sudah terjangkit “rabun” rohani yang kronis. Hal ini tampak jelas dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam hubungan kita dengan
sesama, dalam begitu minimnya dampak yang dapat kita berikan pada dunia, dan mungkin yang paling nyata; dalam penyembahan kita.
Copyright © momentum.or.id
Download