bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini semakin meningkat serta
dampak era globalisasi telah mengubah perilaku konsumen dan pelaku usaha.
Perusahaan tidak saja harus piawai dalam efisiensi, tetapi juga harus dapat
melaksanakan manajemen yang efektif dalam lingkungan yang berubah dengan
cepat [1]. Hal ini untuk menjawab tantangan dunia usaha yang semakin kompetitif
dengan
munculnya
perusahaan-perusahaan
pesaing.
Dihadapkan
dengan
kenyataan yang tidak menyenangkan ini, perusahaan dipaksa untuk merumuskan
strategi mereka. Kemampuan untuk bersaing menjadi langkah positif menuju ke
tahap pertumbuhan berikutnya.
PT. Guwatirta Sejahtera produsen air minum dalam kemasan merek “Utra”
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang distribusi air minum dalam
kemasan yang dirintis sejak tahun 2001. Hingga saat ini, PT. Guwatirta Sejahtera
memiliki lebih dari 5.000 pelanggan dengan mempercayai kualitas dan harga yang
bersaing lebih murah dengan harga air minum lainnya. Agar dapat bersaing
dengan perusahaan sejenis PT. Guwatirta Sejahtera harus mempunyai suatu
perencanaan strategis sistem informasi, untuk dapat mencapai tujuan perusahaan
dalam keunggulan bersaing. Dengan peranan sistem informasi dan teknologi
(SI/TI) yang memadai akan membantu para pelaksana perusahaan dalam kegiatan
pemasaran dan penjualan produk air minum dalam kemasan (AMDK) serta
bidang administrasi perusahaan untuk mampu memberikan pelayanan yang
terbaik terhadap pelanggan.
Perubahan tren masyarakat yang mulai bergeser menuju hidup yang lebih
sehat dengan menginginkan air minum yang higienis dan memiliki kandungan
yang baik bagi tubuh merupakan peluang bisnis yang masih terbuka. Untuk
menjawab tantantan tersebut perusahaan melakukan pemetaan terhadap beberapa
aspek seperti bagaimana proses bisnis yang sedang dijalani sekarang?, kemudian
1
siapa target konsumennya?, bagaimana distribusinya? bagaimana cara untuk
mempertahankan hubungan dengan pelanggan?. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka dibutuhkan sebuah model bisnis untuk menggambarkan proses
bisnis secara lengkap.
Sistem informasi dan komunikasi yang efektif merupakan hal yang penting
bagi keberhasilan suatu organisasi [2]. Fungsi IS/IT yang dikembangkan harus
sesuai dengan tujuan bisnis [3]. Strategi IS/IT saling ketergantungan dengan
strategi bisnis untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif atas dasar strategi
cost leadership, diferensiasi produk dan pangsa pasar [4]. Perusahaan harus dapat
melakukan inovasi terhadap bisnisnya secara responsif terhadap perubahan.
Keberhasilan inovasi tersebut sangat bergantung pada seberapa sesuai model
bisnis yang dimiliki perusahaan dengan kebutuhan konsumen dan kondisi
persaingan [5].
Model bisnis adalah metode dalam melakukan bisnis dimana perusahaan
akan mendapatkan pendapatan untuk dapat bertahan. Model ini menjelaskan
bagaimana perusahaan menempatkan posisinya dalam rantai nilai [6].
Inovasi model bisnis dapat memberikan peluang yang signifikan baik selama
periode pertumbuhan ekonomi yang cepat dan pada saat terjadi gejolak.
Perusahaan harus jeli memilih jenis yang tepat dari model bisnis mengingat
lingkungan ekonomi dan peluang pasar yang muncul, dan untuk mengatasi
serangkaian faktor internal yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk
mengejar perubahan yang diperlukan [7].
Sebuah model bisnis yang dinamis dapat dan harus mampu melaksanakan
dua hal yaitu sifat statis (untuk menjamin kelancaran kegiatan yang ada) dan
karakteristik yang fleksibel (sehingga menjadi reseptif terhadap perubahan
lingkungan). Kerangka yang diusulkan telah menjembatani jurang antara kegiatan
inovasi perusahaan dan implikasi terkait untuk model bisnisnya [5].
Keputusan penggunaan sebuah model bisnis tidak dapat dilakukan dengan
mudah. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan dianalisis, baik dari faktor
2
internal maupun eksternal perusahaan.
Business Model Canvas (BMC) adalah salah satu alat yang dibuat untuk
membantu perusahaan melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang
atau akan jalani. Melalui BMC perusahaan seakan melihat bisnis dari gambaran
besar namun tetap lengkap dan mendetail apa saja elemen-elemen kunci yang
terkait dengan bisnis. Dengan demikian perusahaan bisa melihat gambaran utuh
yang sangat membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis.
Evaluasi terhadap satu demi satu elemen-elemen kunci akan memudahkan analisis
terhadap apa yang kurang tepat, dan pada akhirnya perusahaan dapat mengambil
langkah untuk mencapai tujuan bisnis [8].
Alasan penggunaan BMC adalah untuk memudahkan/ membantu para
pemilik perusahaan serta profesionalnya dalam menggagas bisnis di tingkat
abstrak & kemudian mengujinya ditingkat nyata. Setelah itu, strategi bisnis
disusun untuk membuat perusahaan berbeda secara strategis terhadap pesaingpesaingnya. Empat manfaat yang dimiliki BMC, yaitu [9]:
1.
Terkait dengan komponen-komponennya, BMC memudahkan para perencana
dan pengambil keputusan di perusahaan melihat hubungan logis antara
komponen-komponen dalam bisnisnya, sehingga dapat dihasilkan nilai bagi
konsumen dan nilai bagi perusahaan. Bila ternyata konsumen lebih memilih
pesaing dibandingkan produk yang ditawarkan, perusahaan perlu melihat
kembali target pasar, kebutuhan dan proposisi nilai saat ini dibandingkan
dengan pesaing. Hal ini juga terkait dengan sumber daya - sumber daya yang
dimiliki serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
2.
BMC dapat dipakai untuk membantu menguji konsistensi hubungan antar
komponennya. Seberapa besar kemampuan perusahaan menggunakan
komponen dari model bisnis (sumber daya kunci, proses kunci, proposisi nilai
konsumen dan formula laba) secara konsisten.
3.
BMC dapat digunakan untuk membantu menguji pasar dan asumsi yang
digunakan ketika mengembangkan bisnis.
3
4.
BMC dapat dipakai untuk menunjukkan seberapa radikal suatu perubahan
dilakukan dan konsekuensinya.
Untuk
mendukung
strategi
bisnis
dalam
mendapatkan
dan
mempertahankan keunggulannya, dibutuhkan strategi SI/TI [9]. Salah satu metode
untuk merencanakan strategi SI/TI adalah versi Ward-Peppard. Perumusan metode
Ward-Peppard dilakukan dengan cara menganalisis kondisi investasi SI/TI dimasa
lalu yang kurang bermanfaat bagi tujuan bisnis organisasi dalam menangkap
peluang bisnis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif bagi suatu organisasi
[10].
Portofolio aplikasi merupakan salah satu bagian dari Perencanaan Strategis
SI/TI, dimana didalamnya terangkum pemetaan sistem informasi dan potensi
aplikasi yang muncul setelah dilakukan berbagai analisis terkait strategic
framework. Imbas dari organisasi yang memiliki portofolio aplikasi adalah
bertambahnya business value dari organisasi. Value disini adalah benefits/costs,
dimana biaya-biaya bisa dimimalkan melalui pengurangan atau eliminasi
aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, sedangkan benefits bisa
dimaksimalkan apabila melakukan aktivitas yang memberikan nilai tambah,
pengembangan aplikasi-aplikasi yang berkualitas tinggi dan responsif terhadap
kebutuhan bisnis [11]. Untuk mencapai portofolio aplikasi yang baik kebutuhan
bisnis perlu didefinisikan dan investasi harus dipreoritaskan [12].
Matrix McFarlan merupakan salah satu dari portofolio aplikasi tradisional
yang membagi aplikasi menjadi empat bagian yaitu Strategic, High Potentioal, Key
Operational, Support. Matrix McFarlan digunakan untuk mengetahui kunci strategis
dari aplikasi yang direkomendasikan [13].
Analisis portofolio SI/TI perlu dilakukan agar keputusan penggunaan
sebuah model bisnis dalam bisnis dinyatakan cocok dan sesuai dengan
karakteristik perusahaan. Analisis portofolio aplikasi adalah tindakan untuk
menganalisis keseluruhan aplikasi perusahaan, baik yang ada saat ini, potensial
ataupun yang masih direncanakan [14].
Melalui analisis portofolio diharapkan kemudahan penggolongan sehingga
4
memudahkan untuk memanage aplikasi, melihat kontribusi aplikasi kepada bisnis,
dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk strategi implementasi TI setiap
aplikasi. Hal ini yang membuat penulis tertarik dalam menganalisis dan menyusun
model bisnis untuk PT. Guwatirta Sejahtera agar mampu mengatasi kondisi
persaingan di masa depan serta sanggup merespon perubahan lingkungan bisnis.
Hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk Tesis atau karya akhir yang berjudul
“Analisis Portofolio Aplikasi dengan Business Model Canvas pada Produsen Air
Minum Dalam Kemasan “Utra” PT. Guwatirta Sejahtera.”
1.2
Perumusan Masalah
Bagi PT. Guwatirta Sejahtera, memiliki strategis bisnis saja tidak cukup
untuk menghadapi persaingan. Strategis bisnis yang dituangkan dalam cetak biru
Business Plan harus pula dilengkapi dengan portofolio aplikasi. Melalui
portofolio aplikasi diharapkan dapat memudahkan penggolongan aplikasi,
memudahkan untuk memanage aplikasi, melihat kontribusi aplikasi kepada bisnis,
dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk strategi implementasi TI setiap aplikasi
dan membuat para manajer bisnis merasa bahwa aplikasi-aplikasi komputer
adalah bagian integral dari diri mereka. Sehingga dirumuskan perlunya analisis
kebutuhan aplikasi yang digunakan untuk mendukung strategi bisnis PT.
Guwatirta Sejahtera dengan pemetaan portofolio aplikasi menggunakan BMC.
1.3
Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya membahas tentang perencanaan strategis IS/IT pada
unit otonom yang khusus mengelola gedung perkantoran dari perusahaan induk
PT.Krakatau Steel [11]. Dilakukan dengan menggunakan analisis lingkungan
bisnis, analisis lingkungan IS/IT, serta analisis kekuatan bersaing dan analisis
SWOT, keadaan eksisting dari unit otonom ABC akan diteliti sehingga akan
menghasilkan portofolio aplikasi kondisi sekarang. Kemudian dilanjutkan analisis
balanced scorecard, analisis critical success factors, serta analisis value chain
untuk mencari kebutuhan IS/IT mendatang yang akan menghasilkan portofolio
aplikasi bagi unit otonom ABC. Dari hasil analisis-analisis tersebut, didapatkan
5
potensi aplikasi dari masing-masing analisis sejumlah 15 aplikasi. Kemudian dari
masing-masing aplikasi dilakukan pemetaan kedalam portofolio aplikasi
McFarlan, dan didapatkan hasil bahwa 2 buah aplikasi masuk dalam kuadran
strategic, 2 buah aplikasi masuk dalam kuadran high potential, 5 buah aplikasi
masuk dalam kuadran key operational, dan 6 buah aplikasi masuk dalam kuadran
support.
Penelitian selanjutnya membahas portofolio aplikasi pada sektor
pemerintahan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Perencanaan strategi
menggunakan kerangka Ward-Peppard dengan menganalisis portofolio aplikasi
untuk Dinas ABC dalam menangani dan menyelesaikan permasalahan
pengembangan aplikasi dinas tersebut. Metode yang digunakan adalah dimulai
dengan studi literatur, survei, analisis internal bisnis, analisis eksternal bisnis,
analisis internal SI/TI, analisis eksternal SI/TI, Balanced Scorecard dan Critical
Success Factor (CSF) serta analisis tupoksi, metode MC Farlan, serta pemetaan
aplikasi. Dari Hasil analisis Internal SI/TI didapatkan 14 aplikasi yang dibutuhkan
dinas yang diharapkan dapat membantu pelaksanaan pekerjaan. Hasil matriks Mc
Farlan di dapatkan 1 aplikasi yang termasuk aplikasi strategis, 1 aplikasi yang
termasuk aplikasi perencanaan dan analisis, 1 aplikasi yang termasuk aplikasi
monitoring dan kontrol, 5 aplikasi yang termasuk aplikasi transaksi dan 7 aplikasi
yang termasuk aplikasi pendukung operasional [15].
Penelitian selanjutnya memfokuskan pada analisis perbandingan portofolio
aplikasi menggunakan BSC, SWOT dan CSF di UNISDA Lamongan [16]. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) Analisis portofolio menggunakan BSC
(Balanced Scorecard) dan CSF (Critical Success Factors) merupakan teknik yang
paling baik untuk digunakan. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kesesuaian
kebutuhan aplikasi dengan tujuan bisnis di UNISDA Lamongan lebih banyak dari
SWOT; 2) Banyaknya jumlah kebutuhan aplikasi yang didapatkan dari hasil
analisis belum tentu merupakan teknik analisis terbaik, karena tergantung dari
kesesuaiannya dengan tujuan TI standar COBIT.
Penelitian selanjutnya membahas mengenai strategi bisnis dengan
6
Business Model Canvas. Strategi Pengembangan bisnis dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui gambaran model bisnis dan mengetahui strategi bisnis yang
sesuai serta disarakan untuk diterapkan. Analisis dilakukan dengan SWOT pada
tiap building blok pada BMC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran
model bisnis Hotel Prima Gaya saat ini sudah baik jika ditinjau dari aspek-aspek
BMC. Strategi yang disarankan adalah memberikan fasilitas-fasilitas tambahan
dengan memanfaatkan sumber daya fisik yang ada untuk menambah pendapatan
dan menjangkau pelanggan baru [17]. Lain halnya dengan penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui skema garis besar strategi perusahaan dengan
memetakan bisnis salon mobil dalam Business Model Canvas dan melihat
kelayakan bisnis dari sisi finansial. Penelitian ini dilakukan dengan Analisis area
revenue stream (pendapatan) dan cost structure (biaya) pada Business Model
Canvas yang telah dibuat. Hasilnya Business Model Canvas dapat menjadi tools
yang sederhana guna menghasilkan alternatif strategi perusahaan yang berujung
pada kelayakan finansial. Beberapa faktor yang sebaiknya ditambahkan dalam
analisis finansial adalah EBITDA, Gross Margin, Break Event Point, Quantity
Critical Point, Security Margin dan Sales Cost Cooficient [18].
Perbedaan terhadap tinjauan pustaka terdahulu adalah penelitian ini
melakukan studi kebutuhan aplikasi yang menghasilkan portofolio aplikasi yang
kemudian dipetakan pada BMC. Penelitian diawali dari memotret kondisi
perusahaan saat ini, diikuti dengan analisis internal dan external perusahaan.
Fokus penelitian adalah menggali kebutuhan aplikasi terhadap BMC, oleh sebab
itu dilakukan dengan cara merumuskan kebutuhan aplikasi terhadap sembilan
segmen pada model bisnis canvas. Aplikasi yang muncul setelah dilakukan
beberapa jenis analisis akan dikelompokkan dengan Metode McFarlan sehingga
menghasilkan portofolio aplikasi. Potensi aplikasi yang muncul dikategorikan
sesuai dengan proses bisnis yang ada dalam BMC.
7
1.4
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta aplikasi apa saja yang
dibutuhkan untuk mendukung strategi bisnis PT.Guatirta Sejahtera dengan
mengintegrasikan metode Ward-Peppard dengan Business Model Canvas.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan penerapan bisnis
menggunakan peta BMC oleh pelaku bisnis air minum dalam kemasan dengan
aplikasi pendukung.
.
8
Download