JKN: Jalan Panjang Menuju Indonesia Sehat Pelaksanaan

advertisement
JKN: Jalan Panjang Menuju Indonesia Sehat
Pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional (JKN) sebagai bagian dari sistem jaminan
sosial nasional (SJSN) yang telah dimulai sejak 1 Januari 2014 diharapkan membawa pengaruh
positif bagi rakyat Indonesia karena dengan program JKN akses layanan kesehatan terbuka bagi
seluruh masyarakat. Untuk itu, sebagai mitra pemerintah IPMG mendukung sepenuhnya citacita ambisius tetapi mulia pemerintah untuk menyediakan layanan kesehatan yang adil dan
sesuai kebutuhan rakyatnya.
Akan tetapi IPMG melihat program JKN dirancang terfokus untuk penduduk tidak mampu yang
tidak memiliki jaminan layanan kesehatan dasar. Hal ini tentu sah sah saja. Melalui JKN,
pemerintah menjamin setiap orang memperoleh pengobatan yang mereka perlukan, termasuk
60% penduduk yang sudah memiliki asuransi kesehatan atau ditanggung pemerintah/daerah ,
termasuk masyarakat kelas menengah ke atas yang bisa dibayangkan akan memerlukan
pelayanan tambahan lebih dari layanan kesehatan dasar yang ditanggung oleh program JKN.
Hal tersebut kemudian menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat seperti, pelayanan
kesehatan seperti apa yang ditanggung oleh JKN? Apakah masyarakat bisa memilih obat-obatan,
rumah sakit (kelas rumah sakit dan kelas perawatan) dan jenis perawatan yang didapatkan?
Bagaimana dengan asuransi yang telah dimiliki oleh 60% penduduk Indonesia? Apakah mereka
yang sudah memiliki asuransi tetap berhak mendapatkan JKN? Apakah perlindungan yang
didapatkan dari JKN akan sama dengan perlindungan yang biasa mereka dapatkan? Pertanyaanpertanyaan seperti ini harus dijawab untuk memastikan bahwa JKN, yang bertujuan
memberikan pelayanan kesehatan yang adil dan sesuai bagi rakyat Indonesia, dapat memenuhi
fungsinya.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang adil, pemerintah perlu menyadari bahwa dalam
menerapkan program kesehatan universal perlu kerja sama pembiayaannya dengan pihak lain.
Metode pengobatan terbaik global (global best practices) telah membuktikan bahwa kemitraan
sektor publik dan swasta mutlak bagi keberhasilan inisiatif kesehatan apa pun. Pemerintah
sebaiknya memasukkan asuransi tambahan atau pembiayaan bersama (co-payment), baik untuk
manfaat medis maupun non-medis. Pengalaman membuktikan bahwa keterlibatan industri
asuransi kesehatan penting untuk menjamin bahwa semua penduduk memperoleh layanan
kesehatan yang mereka perlukan, termasuk akses ke obat-obatan dan pengobatan moderen.
Di Singapura, salah satu dari 3 negara dengan jaminan kesehatan terbaik menurut Bloomberg,
kerja sama dengan sektor swasta dapat membantu pemerintah menyediakan pilihan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan dasar dengan
pilihan tambahan dari perusahaan asuransi komersil. Hal ini telah diterapkan di berbagai negara
termasuk Korea Selatan. Bahkan, di Taiwan dan Korea Selatan perkembangan industri asuransi
komersil mendorong kemajuan industri pelayanan kesehatan, menjamin kelangsungan riset
obat dan perawatan, serta peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Tentu saja,
karena ini adalah persoalan yang menyangkut kepentingan rakyat banyak, pemerintah tetap
harus memiliki kontrol untuk mencegah penyalahgunaan sistem.
IPMG yakin program JKN dapat lebih mendorong kemajuan industri farmasi melalui perluasan
pasar untuk produk baru yang inovatif dan lebih baik guna memenuhi kebutuhan layanan
kesehatan nasional yang semakin meningkat. Namun, IPMG juga percaya bahwa kelangsungan
pertumbuhan industri farmasi di Indonesia hanya akan terjamin jika pemerintah
mengintegrasikan sistem yang sehat ke dalam program JKN yang menjamin akses pasien ke
produk farmasi inovatif terkini yang dibutuhkan dan tidak hanya generik.
IPMG sepenuhnya menyadari bahwa pemerintah menghadapi banyak tantangan terutama
pembiayaannya dalam melaksanakan program JKN. Namun, tantangan dapat diminimalisir jika
pemerintah bersedia berkomunikasi dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan
sektor kesehatan, seperti asosiasi rumah sakit, asosiasi dokter, asosiasi apoteker, organisasi
pasien, industri asuransi kesehatan dan industri farmasi. Dengan demikian, semua pihak
memperoleh informasi lengkap sehingga setiap pemangku kepentingan dapat memainkan peran
masing-masing untuk mendukung pemerintah mencapai keberhasilan pelaksanaan program
JKN.
Download