UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT ASURANSI KESEHATAN KELOMPOK 1 : NUR RAHMA BATALIPU IRNA BANIAT FERIYAL UMAR ALHADAD ARIF KURNIAWAN PARADOKS : PEMISKINAN RAKYAT DAN PESTA MINYAK Sebelum tahun 2014 dimana jaminan kesehatan nasional atau yang sekarang ini kita kenal dengan sebutan JKN belum diterapkan, sakit bisa membuat rakyat jatuh miskin bahkan mati. Hal ini terjadi karena mahalnya biaya pengobatan baik jasa medis maupun obat-obatan. Juga karena bencana terkena penyakit berat tidak diketahui kapan datangnya. Sampai dengan tahun 2014 sekitar separuh penduduk Indonesia masih diujung tanduk tanpa jamianan kesehatan yang jelas. Sistem kesehatan di Indonesia sendiri dibangun atas dasar sistem kapitasi yang jelas berbeda dengan keinginan pendirian negeri dalam pembukaan UUD 45, dimana seharusnya NKRI dibangun untuk melindungi rakyat. Sebelum JKN difungsikan, rakyat tidak terlindungi dari jatuh miskin atau mati sekalipun. Bencana sakit besar dapat membuat rakyat menjual harta benda, masuk kedalam kehidupan miskin, dan bahkan bisa mati setelahnya. Solusi yang paling rasional dan realistis adalah membangun suatu sistem yang mampu membelikan layanan kesehatan yang dibutuhkan rakyat. Itulah sistem yang kini tengah beroperasi yang kita sebut dengan JKN. Sayangnya di Indonesia, masih banyak orang yang menilai sakit bukan bencana yang harus digotong atau ditanggung bersama. Bagi banyak sakit bukanlah suatu bencana sehingga tidak diperlukannya jaminan untuk menghadapinya. Selain itu, perhatian pemerintah akan jaminan kesehatanpun masih sangat kurang. Padahal rakyat yang sakit berat dan tidak tertolong sakitnya akan mati. Pemerintah lebih memilih prihatin terhadap harga bensi dan solar yang mahal. Dalam 10 tahun terakhir, pemerintah terus memberi perhatian pada harga BBM hingga memberikan subsidi sekitar Rp.3.000 Triliun. Padahal tanpa bensi rakyat tidak akan mati, tapi justru akan berhemat. Kesimpulan menggelitik yang dapat kita ambil adalah bangsa Indonesia kurang sensitif dalam hal menolong nyawa teman sebangsa yang sakit berat. Banyak dari kita mungkin salah menafsirkan bahwa sakit adalah takdir yang harus diterima tanpa perlu upaya penyembuhan. Padahal jelas dalam agama Islam yang merupakan mayoritas sekalipun menyebutkan bahwa setiap penyakit ada obatnya. Lantas mengapa kita tidak berupaya untuk menyembuhkan? HAK DAN KEWAJIBAN RAKYAT Sesuai dengan UU No.24/2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS), maka pada tanggal 1 Januari 2014 program JKN dimulai. Sejak perumusan dua tahun sebelumnya hingga saat ini kontroversi tentang JKN tidak pernah habis. Perbedaan pandangan tentang pendanaan dan manajemen menjadi topik utamanya. Banyak pendapat diberbagai media yang tidak setuju dengan JKN mendorong tidak patuhnya rakyat pada UU SJSN. Dalam demokrasi perbedaan pendapat jelas dihalalkan, namun disisi lain tidak berlakunya JKN akan membuat rakyat menjadi korban. Mirisnya, pihak yang tidak setuju akan program JKN tidak selalu memiliki solusi yang lebih baik sebagai penggantinya. Dalam beberapa edaran dikatakan, SJSN memalak uang rakyat dan tidak sesuai dengan UUD 45 serta bertentangan dengan ajaran islam. Indonesia merupakan negara dengan jumlah umat islam terbanyak di dunia. Sehingga segala kebijakan yang bertentangan dengan syariat islam akan menjadi gugatan. Namun perlu diketahui, islam mengajarkan untuk saling tolong-menolong (taawanuu) dan tolong-menolong tersebut harus saling mencukupi (takakful). Mekanisme asuransi sosial yang diusung JKN adalah gotong-royong atau tolong-menolong tersebut sejalan dengan ajaran islam. Konsep asuransi tersebut juga sejalan dengan konsep saling tolong-menolong dari agama lain, Kristen, Katolik, Hindu, Budha atau juga Yahudi. Tidak ada hak tanpa kewajiban. Rakyat berhak mendapat perlindungan dan jamianan dari negara, tetapi rakyat wajib membayar pajak, termasuk pajak jaminan sosial yang disebut iuran. Tidak ada yang gratis didunia ini. Semua penduduk punya hak dan kewajiban. Kewajiban dulu dilaksanakan baru timbul hak. Bahkan Tuhan juga memberi hak masuk surga setelah manusia melaksanakan kewajiban kita sebagai makhluk beragama. Maka hak kita sebagai warga negara yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan gratis setidaknya wajib membayar pajak. Di Indonesia, sistem pajak tidak dirancang untuk mendanai semua . sebagain lainnya diatur dalam UU, sehingga UU SJSN disusun dan mewajibkan semua berpenghasilan membayar iuran untuk kepentingan bersama dimasa depan. Itulah wujud kegotongroyongan, saling menolong, yang diajarkan semua agama.